BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rata-rata Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu
persalinan lama (1,8%), dan komplikasi abortus (1,6%). Besarnya AKI akibat
perdarahan salah satunya disebabkan karena anemia atau kekurangan zat besi
normal. Ibu hamil dinyatakan anemia jika hemoglobin (Hb) < 11 mg/L
sel penyusun darah merah (eritrosit) yang bertugas mengikat oksigen dari paru
sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita
anemia. Menurut Manuaba, dampak anemia pada ibu hamil antara lain
Menurut Fatmah tahun 2011, cara mengatasi kekurangan zat besi dalam
terjadinya anemia pada ibu hamil. Jumlah suplemen zat besi yang diberikan
sudah dilaksanakan melalui pemberian satu tablet besi setiap hari, pada
WHO (2008) kejadian anemia di dunia diperkirakan terjadi pada 41,8% ibu
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada
mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, konstipasi, dan kadang-kadang
Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor, protein hewani dan
dan fitrat dapat mengikat zat besi (Fe) sehingga mengurangi jumlah resapan
kelarutan dan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik
dikonsumsi pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi akan
lebih efektif diserap apabila lambung dalam keadaan asam (ph rendah).
dapat diartikan sebagai perilaku pasien yang menaati semua nasihat dan
petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis, seperti dokter dan
apoteker mengenai segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diukur dari ketepatan jumlah yang dikonsumsi, cara konsumsi, dan
beberapa faktor, yang menurut hasil penelitian Alifah tahun 2016 kepatuhan
baik akan berperilaku positif, dalam hal ini adalah perilaku untuk mencegah
karena keinginan untuk mencegah anemia dan menjaga kesehatan ibu hamil
4
B. Rumusan Masalah
muncul adalah:
hamil?
C. Tujuan
hamil?
D. Manfaat
1. Bagi Bidan
BAB II
TINJAUAN TEORI
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau
kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II (Pratami, 2014). Nilai
normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter
hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir
trimester pertama dan <10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga menjadi batas
bawah untuk menjadi penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai – nilai ini
kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang mendapat
suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada
minggu tersebut.
7
oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin -
g/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan
suatu hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defesiensi zat
besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya tidak
Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 –
7 mg/hari. Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu
antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan
masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab peningkatan ini belum
diketahui. Respon yang sama juga diketahui terjadi selama dan setelah
C. Penyebab
3. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan
kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam makanan yang konsumsi,
persalinan yang lalu, haid dan lain-lain, penyakit-penyakit kronis : TBC, Paru,
bahwa penyebab anemia pada ibu hamil adalah kurang zat besi, kurang
biasa disebut anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi adalah salah satu keadaan
D. Klasifikasi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi karena kekurangan zat
besi dalam darah. Pengobatannya dengan cara pemberian tablet Fe atau tablet
besi sesuai kebutuhan zat besi pada ibu hamil, tidak hamil, dan dalam laktasi
kehamilan dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR) dan resiko
keseluruh jaringan berkurang yang akan menyebabkan ibu hamil lebih mudah
2. Anemia Megaloblastik
Anemia ini terjadi karena kekurangan asam folat (pteryglutamic acid) dan
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
3. Anemia Hemolitik
yang lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat.
organ-organ vital.
4. Anemia Hipoplastik
E. Diagnosa
berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah yang lebih hebat dari kehailan
F. Manifestasi Klinis
Haribowo (2008) gejala klinis anemia dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu :
syndrome.Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul pada semua jenis
dibawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoxia organ target dan
d. Epitel : warna p;ucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun
G. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain;
bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi
sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml.
volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan
plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah
18%, dan hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat
pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melambaat.
H. Pathways
I. Komplikasi
hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi
lama, kala kedua yang lama hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali
Anemia yang terjadi pada ibu hamil juga membahayakan janin yang
beberapa resiko pada janin seperti kematian intra-uteri, berat badan lahir
infeksi pada bayi hingga kematian perinatal, atau tingkat inteligensi bayi
J. Penatalaksanaan
plasebo. Penelitian lain juga membuktikan pemberian zat besi oral harian
selama empat minggu memiliki hasil yang lebih baik dalam meningkatkan
zat besi oral sering kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit.
Sekitar 10-20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada dosis
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada
dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada reaksi dapat diberikan seluruh dosis
(Prawirohardjo, 2009).
penularan virus atau bakteri yang dapat membahayakan ibu dan janin
menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu
hamil tersebut.
17
2. Penatalaksanaan Dirumah
Selain pemberian zat besi dan asam folat, upaya yang perlu dilakukan
K. Pemeriksaan Diagnostik
berikut
a. Test penyaring : test ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
1) Kadar hemoglobin
feritin serum.
Hb.
kimia.
a. Faal ginjal
b. Faal endokrin
c. Asam urat
d. Faal hati
e. Biakan kuman
c. Pemeriksaan sitogenetik
19
4. Penatalaksanaan Terapi
3) Terapi kausal
BAB III
dari 258,14 – 683,9 per 100.000 kelahiran hidup diamati selama 7 tahun.
Berdasarkan data tersebut wanita yang meninggal berasal dari daerah pedesaan
sebanyak 92,8%. Bersalin tanpa tercatat oleh tenaga kesehatan sebesar 70,8%. Dan
berada di kelompok usia 21-30 tahun sebesar 78,5%. Perdarahan adalah penyebab
terbesar kematian ibu diikuti oleh eklamsia. Anemia adalah penyebab tidak
1. KASUS:
terakhir SD dan tinggal di pedesaan. Selain itu diketahui bahwa ibu tidak suka
air teh. Berdasarkan keluhan yang dirasakan Ny.S bahwa lemas, pusing, dan
tersebut sesuai dengan teori menurut Manuaba (2009) bahwa tanda gejala
anemia yaitu cepat lelah, mengantuk, sering pusing, nafsu makan menurun,
dan lingkar lengan atas : 24 cm. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan: wajah:
pucat, tidak odema; mata : simetris, konjungtiva pucat, sklera putih; mulut :
bibir kering, tidak ada caries gigi; pemeriksaan palpasi abdomen teraba 2 jari di
bawah px, janin tunggal, puki, presentasi kepala, TFU 30 cm, DJJ 136x/menit.
Analisa : Ny.S G1P0A0 usia 18 tahun hamil 36 minggu janin tunggal hidup
intra uterin, letak membujur, puki, presentasi kepala, U dengan anemia sedang.
cara meminum tablet penambah darah (Fe) yang baik dan benar, KIE tentang
nutrisi gizi seimbang untuk ibu hamil terutama memberikan KIE mengeai
makanan yang banyak mengandung zat besi, tanda bahaya persalinan dan
asuhan selama 3 minggu yaitu dari tanggal 08 Februari– 01 Maret 2015 dan
kadar Hb 7,9gr% dan pengecekan kadar Hb yang kedua pada tanggal 01 Maret
sebanyak 2 kolf, hal ini dikarenakan ibu kelelahan atau mengalami partus lama
saat bersalin.
24
2. PEMBAHASAN
Pathway:
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga
fisiologis dialami pada ibu hamil, akan tetapi pada kasus tertentu dapat berpotensi
terjadi anemia dan jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan banyak
25
dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain; kurang zat besi, kehilangan darah
menjadi salah satu pemicu terjadinya atonia uteri, karena jumlah oksigen yang
diikat dalam darah kurang. Sehingga jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun
kurang. Hal ini menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat
ibu hamil oleh tenaga kesehatan. Menurut Fatmah (2011), cara mengatasi
kekurangan zat besi dalam tubuh yaitu dengan mengkonsumsi 60-120 mg Fe per
hari dan meningkatkan asupan makanan sumber Fe. Pemberian tablet Fe merupakan
salah satu program pemerintah Indonesia untuk mencegah terjadinya anemia pada
ibu hamil. Jumlah suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan ialah
dilaksanakan melalui pemberian satu tablet besi setiap hari, pada kenyataannya
prevelensi anemia yang terjadi masih cukup tinggi. Menurut WHO (2008) kejadian
anemia di dunia diperkirakan terjadi pada 41,8% ibu hamil, dan setengahnya
disebabkan karena kekurangan zat besi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
26
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar
37,1%.
mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, konstipasi, dan kadang-kadang diare
Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor, protein hewani dan
fitrat dapat mengikat zat besi (Fe) sehingga mengurangi jumlah resapan (Arisman,
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi pada
saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi akan lebih efektif diserap
dipengaruhi oleh beberapa aspek, meliputi: aspek kognitif, afektif, dan konitif atau
perilaku.
Pada aspek kognitif, salah satu yang meningkatkan angka kejadian anemia
dalam kehamilan yaitu penduduk desa yang memiliki tingkat pendidikan atau
berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih makanan yang mengandung zat besi.
27
yang dilakukan oleh Lindung Purbadewi 2009 menunjukkan hasil bahwa ibu hamil
yang berpendidikan dasar lebih banyak yang mengalami anemia dibandingkan ibu
hamil yang berpendidikan menengah dan ibu hamil yang berpendidikan menengah
lebih banyak yang mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang
pendidikan ibu hamil maka semakin sedikit jumlah ibu hamil yang menderita
anemia. Ibu hamil yang berpendidikan tinggi lebih mampu berperilaku baik untuk
mencegah terjadinya anemia saat hamil dibanding ibu hamil yang berpendidikan
dasar. Melalui pendidikan, setiap ibu hamil dapat melatih daya pikir sehingga
anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Pengetahuan yang kurang tentang
seorang wanita pada saat hamil, akan berakibat pada kurang optimalnya perilaku
kesehatan ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia kehamilan. Ibu hamil yang
konsumsi makanan yang mengandung zat besi selama kehamilan yang dikarenakan
anemia kehamilan. Anemia disebabkan: kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi
dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak saat persalinan atau haid
yang lalu, dan penyakit kronik seperti : TB paru, cacing usus, dan malaria. Tingkat
28
kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe atau tablet zat besi oleh ibu hamil mempunyai
pengaruh terhadap kejadian anemia. Anemia kehamilan terjadi karena cara minum
tablet zat besi dengan menggunakan kopi atau teh yang bersifat mengikat zat besi,
Selain itu aspek kognitif lain yang dapat meningkatkan angka kejadian
anemia dalam kehamilan yaitu kurangnya informasi dari tenaga kesehatan, hal ini
didukung penelitian Soraya (2013) bahwa hubungan antara ibu hamil dengan
tablet Fe. Perhatian yang diberikan oleh tenaga medis seperti memberi pelayanan
kesehatan atau bidan memberikan KIE pentingnya mengonsumsi tablet Fe, cara
mengonsumsi tablet Fe yang baik dan benar, Anemia dan bahaya dari anemia
tersebut selama kehamilan. Pemberian KIE pada ibu hamil yang berpendidikan
rendah menggunakan cara berbeda dengan pemberian KIE yang dilakukan pada ibu
hamil yang berpendidikan tinggi. KIE tersebut tidak hanya diberikan secara lisan
tetapi juga dapat mengggunakan media lain yang lebih efektif sehingga lebih mudah
untuk dipahami seperti leaflet, video, dan lembar balik. Pemberian KIE secara lisan
keluarga maupun suami juga sangat berperan penting sehingga bidan juga perlu
29
untuk memberikan KIE mengenai pentingnya tablet fe bagi ibu hamil kepada suami
Pada aspek konatif, yang dapat meningkatkan angka kejadian anemia dalam
menaati semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis,
seperti dokter dan apoteker mengenai segala sesuatu yang harus dilakukan untuk
minum obat. Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah ketaatan ibu hamil
melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi yang
diukur dari ketepatan jumlah yang dikonsumsi, cara konsumsi, dan frekuensi
konsumsi zat besi per hari. Hasil penelitian Sulasmi (2016) juga menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
Fe dengan kejadian anemia ibu hamil, karena dengan ibu hamil patuh
Pemecahan masalah dalam aspek konatif diatas salah satunya adalah bidan
memberikan KIE tentang bahaya anemia sehingga klien tidak lagi menganggap
tablet Fe tidak perlu dikonsumsi secara teratur dan benar. Petugas kesehatan atau
bidan desa sebaiknya juga melakukan kunjungan rumah secara berkala untuk
benar terutama pada klien yang jarang melakukan ANC di pelayanan kesehatan.
30
Pada aspek afektif, yang dapat dapat meningkatkan angka kejadian anemia
dalam kehamilan yaitu kurangnya kesadaran diri ibu untuk mengkonsumsi tablet
Fe, kurangnya dukungan dan motivasi dari keluarga maupun petugas kesehatan.
Hal ini didukung penelitian Wiradyani (2011) bahwa keluarga berperan signifikan
mendukung ibu untuk mengonsumsi tablet Fe secara rutin. Ibu seringkali lupa untuk
minum tablet Fe secara rutin bahkan berhenti untuk mengonsumsinya bila tidak ada
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya Budiarni (2012) yang menunjukkan
hasil bahwa motivasi merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dan folat. Semakin tinggi motivasi semakin
yaitu, ibu hamil tersebut mengetahui dan sadar akan pentingnya konsumsi tablet Fe
mengingatkan dan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe. Petugas kesehatan atau bidan
melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga terutama suami dengan cara
memberikan KIE seberapa pentingnya manfaat tablet Fe untuk ibu hamil dan
bahaya jika ibu mengalami anemia sehingga keluarga/ suami sadar untuk selalu
DAFTAR PUSTAKA
Alifah, Nur Rizqi. 2013. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu
Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Gamping II.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/14541/NASKAH
%20PUBLIKASI_Penelitian.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses 21
Oktober 2017.
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Davies Teifion. 2009. ABC Kesehatan Mental; alih bahasa, Alifa Dimanti. Jakarta:
EGC.
Fatmah. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat/ Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.
Guyton AC. 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Alih bahasa oleh Dr. Petrus Andrianto.
Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemeba Medika.
32
Heltty. 2008. Pengaruh Jus Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin dan
Jumlah Sel Darah dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker
dengan Kemoterapi di RSUP Fatmawati Jakarta. Tesis. Jakarta: UI
Hidayat, A.A. 2014. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Proverawati & Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidan 1 Kehamilan. Jakarta: CV. Trns Info Media.
Tarwoto & Wasnidar. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media.
Tjay & Rahardja. 2013. Obat-Obat Penting Kasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya. Jakarta: PT. Gramedia.
Varney, H., Kriebs, JM.,Gegor, CL. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1.
Penerjemah Ana Lusiyana. Jakarta: EGC.