Pengajar: AKBP NENG DEWI, S.ST. Senin, 29 April 2019
Nama Siswa : Ani Fitriani, A.Md.Kep.
No. Siswa : 201904073440 Peleton :C DIKLATSAR CPNS GELOMBANG II T.A. 2019
PUSDIKMIN LEMDIKLAT POLRI
2019 1. Tindak pidana korupsi adalah kejahatan luar biasa yang sering dilakukan secara terencana dan sistematis dan merupakan pelanggaran terhadap hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas dan endemik, merusak sendi-sendi ekonomi nasonal, serta merendahkan martabat bangsa di forum internasional, sehingga pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa oleh karena itu penindakan terhadap pelaku tindak pidana korupsi harus diatur secara khusus. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur- unsur sebagai berikut : a. perbuatan melawan hukum b. penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, c. memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan d. merugikan keuangan negara atau perekonomian negara 2. Tindakan-tindakan Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang Merupakan Tindak Pidana Korupsi : a. memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan) b. penggelapan dalam jabatan, c. pemerasan dalam jabatan, d. ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/ penyelenggara negara), dan e. menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/ penyelenggara negara). 3. Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi diwujudkan dalam bentuk antara lain mencari, memperoleh, memberikan data atau informasi tentang tindak pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Peran serta tersebut masyarakat akan lebih bergairah untuk melaksanakan kontrol sosial terhadap tindak pidana korupsi. 4. Tindakan atau Kejadian yang Dapat Dikatakan Tindak Pidana Korupsi, antara lain : Pertama, perbuatan yang merugikan negara. Perbuatan yang merugikan negara, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara. Kedua, Suap. Dwi menjelaskan pengertian suap adalah semua bentuk tindakan pemberian uang atau menerima uang yang dilakukan oleh siapa pun baik itu perorangan atau badan hukum (korporasi). Ketiga, gratifikasi. Yang dimaksud dengan korupsi jenis ini adalah pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara. Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya. Keempat, penggelapan dalam jabatan. Kategori ini sering juga dimaksud sebagai penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah yang dengan kekuasaaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan merugikan negara. Kelima, pemerasan. Pemerasan adalah tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. Keenam, perbuatan curang. Menurut Dwi, perbuatan curang ini biasanya terjadi di proyek-proyek pemerintahan, seperti pemborong, pengawas proyek, dan lain-lain yang melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian barang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau keuangan negara. Ketujuh, benturan kepentingan dalam pengadaan. Pengadaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh instansi atau perusahaan.