Anda di halaman 1dari 13

I.

Acara Percobaan
Kesanggupan/Daya Tahan/Endurance Tubuh (Physical Fitness)

II. Tujuan Percobaan


Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan indeks kesanggupan tubuh terhadap
kesanggupan otot maupun kesanggupan kardiovaskulernya dengan cara (Harvard Step
Test, percobaan menahan nafas, percobaan lorenz, test lari 1.5 mile Cooper dan Cold
Pressor Test, Indeks Jantung).

III. Dasar Teori

Sistem peredaran darah manusia adalah sistem pokok dari seluruh sistem didalam
tubuh karena mengantarkan banyak zat guna kelangsungan seluruh sel-sel didalam tubuh
manusia. Beberapa zat yang diedarkan ke seluruh sel-sel tubuh adalah Oksigen, zat
mineral, bahan bakar dalam proses metabolisme sel, mineral dan vitamin yang
berdasarkan dari zat yang diserap oleh sistem pencernaan manusia.

Selain mengedarkankan zat-zat yang diperlukan sel dalam tubuh sistem peredaran
darah juga membawa kembali hasil metabolisme sel untuk dikeluarkan dari tubuh melalui
sistem ekskresi. Seluruh sel bahkan organ memerlukan peran dari sistem peredaran darah
ini dari sistem syaraf, sistem, pencernaan, sistem ekskresi, sistem gerak, sistem
reproduksi dan lain lain.

Sistem peredaran darah atau disebut juga sistem kardiovaskular. Ia juga


bertanggung jawab terhadap suhu dan pH dalam tubuh manusia. Sistem kardiovaskuler
dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem peredaran kecil (sirkulasi paru-paru) dan juga
sistem epredaran darah besar (sirkulasi sistemik).(1)

Pada sistem peredaran dari pembuluh balik masuk kedalam atrium kanan yang
berkontraksi dan memompanya ke dalam arteri pulmonalis. Arteri ini bercabang dua
untuk mengantarkan darahnya ke paru-paru kiri. Darah tidak sulit untuk memasuki
pembuluh-pembuluh darah yang mengalir ke paru-paru. Di dalam paru-paru setiap arteri
membelah menjadi arteriola dan akhirnya menjadi kapiler pulmonal yang mengitari di
dalam jaringan paru-paru untuk mengambil oksigen dan membuang karbondioksida.

Kemudian kapiler pulmonal bergabung menjadi pembuluh darah balik dan darah
dikembalikan ke jantung oleh empat pembuluh vena pulmonalis. Dan darahnya
dimasukkan ke dalam ventrikel kiri. Darah ini kemudian mengalir masuk kedalam atrium
kiri.. atrium ini berkontraksi dan darah dipompa masuk kedalam aorta, lalu dimulai
dengan peredaran darah besar.

Pada sistem peredaran darah besar darah meninggal atrium kiri jantung melalui
aorta, yaitu arteri terbesar dalam tubuh. Aorta ini bercabang menjadi arteri kecil yang
mengalirkan darah ke berbagai bagian tubuh. Arteri-arteri ini bercabang dan beranting
lebih kecil lagi sehingga sampai pada arteriola. Arteri-arteri ini mempunyai dinding yang
berotot yang menyempitkan salurannya dan menahan aliran darah. Fungsinya adalah
mempertahankan tekanan dalam arteri dan dengan jalan mengubah-ubah ukuran saluran
mengatur aliran darah dalam kapiler.

Dinding kapiler sangat tipis sehingga dapat dimunkinkan terjadinya pertukaran zat
antara plasma dan jaringan intestisial. Kemudian kapiler-kapiler ini bergabung dan
membentuk pembuluh yang lebih besaar yang disebut vena, kemudian bersatu menjadi
pembuluh darah balik atau vena, untuk mengantarkan darah kembali kejantung. Darah
yang berasal dari ventrikel kiri banyak mengandung oksigen. Darah ini melalui aorta dan
cabang-cabangnya beredar ke seluruh jaringan tubuh, kecuali paru-paru. Di dalam
jaringan, darah ini melepaskan oksigen dan mengambil zat-zat sisa seperti
karbondioksida, urea dan lain-lainnya, untuk selanjutnya diangkut ke alat pengeluaran.

Semua vena bersatu dan bersatu hingga terbentuk dua ve, yaitu vena kava inferior
yang mengumpulkan darah dari seluruh tubuh, dan ven kava superior yang
mengumpulkan darah dari kepala dan anggota gerak atas. Kedua pembuluh darah ini
menunjang isi dari ventrikel kanan jantung.
Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan fisik, masalah
kemampuan fisik merupakan faktor dasar bagi setiap aktifitas manusia. Maka untuk
melakukan setiap aktifitas sehari-hari, minimal harus mempunyai kemampuan fisik yang
selalu mendukung aktifitas tersebut.

Endurance/Daya Tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu


untuk bekerja dalam waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut dan masih memiliki cadangan tenaga untuk kegiatan
rutinsehari-hari. Para ahli memberikan defenisi atau pengertian tentang daya tahan, daya
tahan adalah suatu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang
lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut

Daya tahan otot adalah seberapa lama energy otot dapat bertahan untuk
beraktivitas terus-menerus tanpa jeda. Misalnya berapa lama otot dapat mengangkat
beban 20 kilogram tanpa berhenti. Itulah daya tahan otot. Tidak hanya mengangkat
dengan tangan saja. Tetapi mengankat beban dengan pundak, dengan kepala, dengan
punggung juga melibatkan daya tahan oto tubuh seseorang. Ketahanan seseorang dalam
melakukan aktivitas olah raga misalnya berjalan dan berlari juga melibatkan daya tahan
daya tahan otot seseorang yaitu otot kaki. Berbeda dengan kekuatan otot. Kekuatan otot
adalah seberapa besar kekuatan otot seseorang mampu mengangkat suatu beban.
Misalnya 20 kg, 40 kg, atau bahkan 100 kg. Jadi yang namanya daya tahan otot tidak
sama dengan kekuatan otot. Daya tahan otot dapat terjadi apabila didukung oleh Jantung
yang sehat, paru-paru, dan peredaran darah yang lancar.

Berikut ini adalah komponen dan unsur-unsur kebugaran jasmani yang terbagi
atas sepuluh jenis, di antaranya adalah:

1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan dapat dikatakan sebagai kondisi tubuh yang mampu
memepergunakan otot ketika dibebankan untuk menjalankan suatu aktivitas. Otot yang
kuat dapat diraih dengan latihan berat yang dilakukan secara rutin dan konsisten.
Salah satu cara untuk melatih kekuatan otot adalah dengan melakukan latihan
angkat beban. Beberapa bentuk latihan kebugaran jasmani lainnya untuk melatih
kekuatan otot adalah sebagai berikut:

a. Push-up, untuk melatih kekuatan otot lengan.


b. Sit-up, melatih kekuatan otot perut.
c. Squat-jump, melatih kekuatan tungkai dan oto perut.
2. Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan organ
tubuhnya seperti jantung, paru-paru, dan sebagainya secara efektif dan efisien untuk
melakukan aktivitas. Berbeda dengan kekuatan, daya tahan tubuh dapat dilatih dengan
latihan-latihan ringan seperti lari dan joging yang dilakukan secara rutin setidaknya
30 menit setiap harinya.

3. Daya Otot (Muscular Power)

Daya otot merupakan kemampuan seseorang dalam memanfaatkan kekuatan


maksimum dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Daya otot berkaitan dengan
sistem anaerobik dalam proses pemenuhan kebutuhan energi. Latihan kebugaran
jasmani yang dapat melatih kemampuan daya otot di antaranya adalah:

a. Vertical jump, untuk melatih daya ledak otot tungkai.


b. Front jump, untuk melatih kemampuan otot betis dan tungkai.
c. Side jump, melatih daya ledak otot tungkai dan paha.

4. Kecepatan (Speed)

Kecepatan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan


berkesinambungan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kemampuan ini sangat
diandalkan dalam olahraga yang membutuhkan kecepatan, seperti lari jarak pendek
100 dan 200 meter. Kekuatan otot tungkai juga sangat berpengaruh dalam melatih
kecepatan gerak tubuh manusia. Latihan utama yang dilakukan untuk meningkatkan
kecepatan adalah berlari 50-200 meter.

5. Daya Lentur (Flexibility)


Daya lentur merujuk pada efektivitas tubuh manusia dalam menyesuaikan diri
dengan gerakan atau aktivitas yang mengandalkan kelenturan tubuh. Contoh latihan
yang dapat melatih daya lentur adalah senam, yoga, dan renang.

6. Kelincahan (Agility)

Kelincahan merupakan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri


dengan posisi-posisi tubuh seperti dari depan ke belakang, atau dari kiri ke kanan.
Salah satu jenis olahraga yang mengandalkan kelincahan adalah bulu tangkis, dan
sepak bola. Beberapa jenis latihan fisik yang dapat melatih kelincahan di antaranya
adalah lari zig-zag dan naik-turun anak tangga.

7. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan


tubuh berbeda ke dalam satu gerakan yang efektif. Kemampuan koordinasi tubuh
dapat dilatih dengan cara memantulkan bola pada tembok dengan tangan kanan dan
menangkapnya kembali menggunakan tangan kiri. Intinya, latihan koordinasi
membutuhkan kemampuan gerak insting yang kuat sekaligus konsentrasi yang tinggi.

8. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mengendalikan organ dan


syaraf otot sehingga dapat mengendalikan gerakan tubuh dengan baik. Salah satu
cabang olahraga yang mengandalkan kemampuan keseimbangan adalah senam dan
loncat indah. Latihan-latihan fisik yang berguna untuk melatih keseimbangan di
antaranya adalah latihan sikap lilin, berjalan di atas balok kayu, dan berdiri dengan
tangan sebagai tumpuannya.

9. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan dalam mengendalikan gerakan sesuai dengan
sasaran. Sepak bola bowling, dan memanah merupakan cabang permainan olahraga
yang mengandalkan ketepatan. Beberapa latihan yang dapat dilakukan untuk melatih
ketepatan atau akurasi di antaranya adalah melempar bola pada keranjang atau sasaran
tertentu.

10. Reaksi (Reaction)

Reaksi merupakan kemampuan seseorang dalam menanggapi rangsangan


atau stimulus yang diberikan orang lain. Bentuk latihan kebugaran jasmani untuk
melatih ketepatan reaksi adalah lempar tangkap bola

IV. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat dan Bahan

a. Sphygmomanometer dan stetoskop

b. Ember Kecil berisi air es dan termometer

c. Pengukur Waktu (arloji/stopwatch)

d. Bangku Harvard

e. Metronom dengan frekuensi 120X / menit

2. Cara Kerja

A. Harvard Step Test

1) Orang Percobaan (OP) berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil


mendengarkan detakan metronom dengan frekuensi 120/menit.
2) OP menempatkan salah satu kakinya di bangku tepat pada suatu detakan
metronom.

3) Pada detakan berikutnya kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga orang


percobaan berdiri tegak diatas bangku.

4) Pada detakan ketiga keki yang pertama kali naik diturunkan.

5) Pada detakan keempat kaki yang masih diatas bangku diturunkan pula sehingga
OP berdiri tegak lagi di depan bangku.

6) Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak
lebih dari lima menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan
menggunakan stopwatch.

7) Segera setelah itu OP disuruh duduk. Hitung dan catatlah frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’ – 1’30”, dari 2’ –
2”30” dan dari 3’ – 3’30”.

8) Hitung indeks kesanggupan OP serta berikan penilaiannya menurut cara berikut:

a. Cara lambat:

Indeks kesanggupan badan =

Penilaian : Kurang dari 55 = kesanggupan kurang

55 – 64 = kesanggupan sedang

65 – 79 = kesanggupan cukup

80 – 89 = kesanggupan baik

Lebih dari 90 = kesanggupan sangat baik


b. Cara cepat

Indeks kesanggupan badan =

c. Dengan daftar

Lamanya Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 1,5 menit


Percobaan
40- 45- 50- 55- 60- 65- 70- 75- 80- 85- 90-
44 49 54 59 64 69 74 79 84 89

0 - 29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
030-059 20 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10

10 - 129 30 30 25 25 20 20 20 20 15 15 15
130-159 45 40 40 35 30 30 25 25 25 20 20

20 - 229 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25
230-259 70 65 60 55 50 45 40 40 35 35 35

30 - 329 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40
330-359 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45

40 - 429 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 55


430-459 125 110 100 90 85 75 70 65 60 60 5

50 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60

B. Percobaan menahan nafas

1) OP inspirasi dan ekspirasi sedalam-dalamnya sebanyak dua kali.


2) Kemudian OP melakukan inspirasi biasa dan dilanjutkan dengan menahan
nafas selama mungkin.

3) Tentukan lamanya OP itu dapat menahan nafas.

4) Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung rata-ratanya


Penilaian :
Kurang dari 50” = Kesanggupan kurang
Lebih dari 50” = Kesanggupan baik

C. Percobaan Lorentz

1) Tentukan denyut nadi setelah duduk selama lima menit.

2) OP melakukan kegiatan jongkok-berdiri 20 kali dengan lutut membuka keluar


selama 20 detik.

3) Setelah duduk kembali tentukan frekuensi nadi setelah menit pertama, kedua,
ketiga dst (cukup dihitung tiap 30”) sampai kembali pada frekuensi denyut nadi
semula.

Penilaian : Pemulihan setelah 2 menit = kesanggupan baik

2 – 3 menit = kesanggupan sedang

Lebih dari 3 menit = kesanggupan kurang

D. Test Lari 1,5 Mile Cooper

1) OP lari secepat – cepatnya dalam jaraj 1,5 mile

2) Catat waktu yang ditempuh dalam menit

3) Penilaian kesanggupan badan dilakukan dengan menggunakan daftar

Daftar Penilaian Test 1,5 Mile Cooper


Jenis UMUR
Kategori
Kelamin
13-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60

Pria >15:31 >16:01 >16:31 >17:31 >19:01 >20:01


Jelek
Sekali Wanita >18:31 >19:01 >19:31 >20:01 >20:31 >21:01

Pria 12:11-15:30 14:01-16:00 14:44-16:20 15:36-17:30 17:01-19:00 19:01-20:00


Jelek
Wanita 16:55-18:30 18:30-19:00 19:01-19:30 19:31-20:00 20:01-20:30 21:00-21:30

Pria 10:49-12:10 12:01-14:00 12:31-14:45 14:31-17:00 16:16-19:10


13:01-19:30
Sedang
17:31-19:30
Wanita 14:31-16:54 15:55-18:30 16:31-19:00 19:01-20:00 19:31-20:30

Pria 09:41-10:48 10:46-12:00 11:01-12:30 12:31-14:30 14:00-15:20


11.31-13:00
Baik
15:56-17:30
Wanita 12:30-14:30 13:31-15:54 14:31-16:30 16:31-19:03 17:31-19:30

Baik Pria 08:37-09:40 09:45-10:45 10:00-11:00 11:00-12:30 11:15-13:50


10.30-11:30
13:45-15:35
Sekali Wanita 11:50-12:29 12:30-13:30 13:00-14:30 14:30-16:30 16:31-17:30

Luar Pria <08:37 <09:45 <10:00 <10:30 <11:00 <11:30

Biasa Wanita <11:50 <12:30 <13:00 <13:45 <14:30 <16:30

E. Test Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressor Test).

1) OP berbaring telentang dengan tenang selama 20 menit.

2) Selama menungu pasanglah manset sphygmomanometer pada lengan atas OP.

3) Setelah OP terbaring selama 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5


menit sampai terdapat hasil yang sama setelah 3 kali berturut – turut (=tekanan
basal).
4) Tanpa membuka manset OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air es (± 4ºC)
sampai pergelangan tangan.

5) Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan


diastoliknya.

6) Catat hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada


pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mm Hg dan tekanan
diastolik lebih dari 15 mm Hg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan
Hiperreaktor. Bila kenaikkan tekanan darah OP masih dibawah angka – angka
tersebut diatas, maka OP termasuk golongan Hiporeaktor.

F. Hitung Luas Permukaan Tubuh Untuk Mengetahui Indeks Jantung

1) Ukur tinggi badan dan berat badan OP.

2) Tentukan luas permukaan tubuhnya dengan monogram, rumus.

3) Hitung indeks jantung bila diketahui rata – rata curah jantung orang dewasa 4,5 L.

Rumus LP = BB0,425 X TB0,725 X 71,84 cm2

(BB dalam Kg) dan (TB dalam Cm)

V. Hasil Percobaan

Hasil percobaan yang telah disahkan dosen/asisten terlampir

VI. Pembahasan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diatas dapat dilihat bahwa kesanggupan
daya tahan tubuh setiap individu berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi oleh faktor instrinsik
dan ekstrinsik yaitu pengaturan system peredaran darah, fisiologi sistem hormon, atau
kecepatan metabolisme seseorang. Kecepatan metabolisme tergantung pada kegiatan
seseorang atau faktor-faktor seperti ukuran tubuh, umur, jenis kelamin, iklim, jenis
pekerjaan.

Pada percobaan Harvard step test, percobaan menahan nafas, percobaan lorenz,
kesanggupan OP dapat dikelompokkan kedalam kesanggupan sedang. Hal ini disebabkan
pada saat melakukan percobaan dan setelahnya denyut jantung menjadi lebih cepat
karena melakukan aktivitas yang berat dan kecepatan metabolismenya akan berubah.
Kecepatan metabolisme diukur pada orang yang istirahat, tidur, sebelum makan dan
minum, pada malam hari, juga keadaan dimana pemasukan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida belum terganggu. Kecepatan metabolisme tergantung pada kegiatan
seseorang, apabila melakukan aktivitas yang berat kecepatan metabolisme meningkat.
Ketegangan saraf juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pernapasan dan
pekerjaan jantung. Fase istirahat diperlukan untuk mengembalikan denyut jantung pada
keadaan normal beberapa waktu setelah melakukan percobaan.

Pada percobaan test lari 1,5 mile Cooper dimana OP lari secepat-cepatnya dalam
waktu tertentu dengan jarak 1,5 mile. Dari percobaan ini OP memperoleh catatan waktu
11’ : 20” dengan nilai kesanggupan sedang. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kekuatan otot salah satunya yaitu umur dan jenis kelamin. Pada daya tahan
kardiovaskuler ditemukan, sejak usia anak – anak sampai umur 20 tahun, daya tahan
tersebut akan semakin menurun sejalan dengan semakin bertambahnya usia, namun
penurunan ini dapat berkurang, bila seseorang berolahraga secara teratur sejak dini.

Pada percobaan cold pressor test tekanan darah dipengaruhi oleh temperatur. Pada
percobaan ini OP termasuk dalam kategori hiporeaktor. Kapiler darah mempunyai tingkat
elastisitas yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi sirkulasi darah dalam tubuh.
Pergerakan cairan antara kapiler dan cairan intestinal terjadi dalam proses sirkulasi darah
yang menyebabkan adanya tekanan darah yang saling berlawanan yaitu tekanan
hidrostatik dan osmotik. Tetapi data yang ada kurang baik karena pada saat praktikum es
yang digunakan sudah mencair.

Pada percobaan indeks jantung OP mempunyai indeks jantung sebesar 3,08 L.


Nilai indeks jantung dipengaruhi oleh curah jantung dan luas permukaan tubuh. Pada
keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Bila tidak, akan terjadi penimbunan darah ditempat tertentu misalnya
penimbunan darah di paru-paru. Curah jantung setiap orang tidak sama, tergantung
keaktifan tubuh. Curah jantung akan meningkat saat bekerja berat, stres, dan akan
menurun saat tidur.

VII. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Setiap individu memiliki daya tahan tubuh yang berbeda-beda, hal itu
disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu ukuran tubuh,
umur, jenis kelamin, iklim, jenis pekerjaan. Kecepatan metabolisme juga
mempengaruhi kerja denyut jantung dalam mengatur pemasukan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida.

B. Saran

Dengan melakukan latihan-latihan seperti Harvard step test, percobaan


Lorenz, Percobaan menahan nafas, Berlari 1,5 mile Cooper, Cold Pressure Test,
Indeks jantung, dan latihan lainnya secara rutin maka kesanggupan otot dan jantung
akan terlatih dan tubuh akan sehat dengan diiringi dengan pola makan teratur dan
menu yang sehat.

VIII. Daftar Pustaka

Corwin, E.J., Buku Saku Patofisiologi, Subekti (Ed), Edisi 3, EGC, Jakarta, 2009

Guyton. C, Athur.1982.Fisiologi Kedokteran. Edisi 5. Jakarta : EGC Penerbit Buku


Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai