Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I
PROSEDUR PENYUSUNAN SKRIPSI

A. Pendahuluan
Seorang mahasiswa yang akan menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Amuntai diwajibkan membuat tugas akhir yaitu karya ilmiah
(skripsi) untuk memenuhi persyaratan penyelesaian studi. Melalui penyusunan karya
ilmiah (skripsi) seorang Sarjana STIA Amuntai diharapkan menguasai antara lain:
kaidah-kaidah ilmiah, pengetahuan dan metodologi sehingga mampu menemukan,
memahami, menjelaskan, menganalisis dan merumuskan temuan penelitian sesuai
bidang kajiannya.
Penyusunan skripsi disesuaikan dengan bidang konsentrasi atau mata kuliah pokok
yang dipilih oleh mahasiswa. Selama penyusunan skripsi mahasiswa harus berkonsultasi
dengan Pembimbing skripsi, namun bila ada kendala dapat berkonsultasi dengan Ketua
Program Studi atau pejabat yang ditunjuk.

B. Pengertian Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh seorang mahasiswa sarjana
(program strata 1) yang dihasilkan dari penelitiannya. Penulisan skripsi dimulai dengan
mengajukan masalah (problem). Yang dimaksud dengan ”problem” adalah suatu hal atau
pertanyaan yang harus dipecahkan atau diberi jawaban. Dengan perkataan lain
”problem” merupakan sebab akibat atau penggambaran peristiwa yang perlu dicari
pemecahannya (solusi) dan/atau pemaparan yang akan dideskripsikan, dianalisis,
dijelaskan, dijawab atau digambarkan dengan menggunakan data dari hasil penelitian
yang menggunakan metodologi penelitian tertentu.
Analisis/pembahasan skripsi didasarkan pada penelaahan pustaka, penelitian
lapangan atau terfokus pada materi tertentu dan pengetahuan yang dimiliki oleh yang
bersangkutan, baik yang diperoleh dalam pendidikan maupun hasil/buah pikiran
mahasiswa yang bersangkutan. Dengan demikian jenis penelitian di dalam penulisan
skripsi dapat bersifat eksploratif, deskriptif atau eksplanatif yang harus dilakukan dengan
analisis secara kuantitatif atau kualitatif.

C. Prosedur Pengajuan Skripsi


1
2

Mahasiswa Program Strata Satu (S1) yang telah mengumpulkan jumlah 125 sks
dengan IPK paling rendah sama dengan 2,75 dan lulus mata kuliah prasyarat yang telah
ditentukan (MPS dan MPA) serta telah menghadiri seminar proposal skripsi mahasiswa
lain yang dibuktikan dengan formulir kehadiran terlampir, maka mahasiswa tersebut
dapat mengajukan permohonan penyusunan skripsi melalui Ketua Program Studi/Ketua
Jurusan/Pejabat yang ditunjuk.
Tahap pertama, mahasiswa mengajukan judul sesuai tema yang ditentukan akademik
yang disertai dengan fenomena atau masalah pada objek penelitian kepada ketua Prodi.
Berdasarkan pengajuan tersebut, Ketua Prodi menunjuk dosen yang akan membimbing
mahasiswa dalam pembuatan proposal skripsi. Proposal skripsi yang dibuat mahasiswa
harus didasarkan pada bidang konsentrasi yang dikuasai, atau masih dalam tataran
kajian ilmu administrasi negara yang lebih luas, serta ketersediaan data dan merujuk
pada hasil konsultasi dengan pembimbing.
Proposal skripsi diajukan setelah mahasiswa yang bersangkutan melakukan
penjajagan mengenai kemungkinan realisasinya, misalnya dengan penjajagan mengenai
tersedianya teori atau kajian pustaka untuk menganalisis dan membahas topik penelitian
secara teoritik serta kemungkinan perolehan data yang diperlukan.
Tahap berikutnya mahasiswa melaksanakan seminar proposal dengan dihadiri dosen
pembimbing dan mahasiswa lainnya sebagai peserta. Jika saat seminar proposal skripsi
terjadi revisi, maka mahasiswa wajib merubahnya sesuai arahan dari pembimbing.
Selanjutnya di bawah arahan pembimbing, mahasiswa menyusun skripsi sampai selesai.
Penyusunan skrispsi dilakukan mahasiswa maksimal dalam waktu 2 (dua) semester.
Mahasiswa yang telah menyelesaikan penyusunan skripsi dan disetujui dosen
pembimbing bisa mengikuti ujian skripsi. Jika saat ujian skripsi ada masukan/saran
perbaikan dari dosen penguji, maka mahasiswa wajib merevisi naskah skripsinya.
Apabila pembimbing dalam situasi/kondisi tertentu tidak memungkinkan untuk
melaksanakan proses bimbingan maka Ketua Program Studi mengajukan penggantian
kepada Wakil Ketua I.
Untuk lebih jelasnya prosedur penyusunan skripsi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1
Flowchart Prosedur Penyusunan Skripsi
3

STIA Amuntai

Mahasiswa Mengajukan Penetapan Mahasiswa


Judul Sesuai Tema Yang Dosen melakukan
Ditentukan Akademik Pembimbing bimbingan
yang ditujukan kepada oleh Ketua terkait Judul
Kaprodi Prodi dan Proposal
Skripsi

Pelaksanaan
Perbaikan Proses
/Penyempurnaan Ujian Perbaikan Pelaksanaan
Bimbingan
Skripsi Skripsi Proposal Seminar
dan
Skripsi Proposal
Penyusunan
Skripsi
Skripsi

D. Sistematika Proposal Skripsi


Pengajuan proposal skripsi yang dimaksud di sini mencakup dua bagian, yaitu:
bagian awal dan bagian isi. Berikut ini pokok-pokok uraian yang dimuat dalam proposal
skripsi:
1. Bagian awal
Bagian awal proposal skripsi terdiri dari :
a. Halaman Judul Proposal Skripsi,
b. Halaman Persetujuan Proposal Skripsi,
c. Halaman Daftar Isi Proposal Skripsi.
2. Bagian isi
Bagian ini membahas ketentuan isi proposal skripsi namun secara substantif tetap
memberi ruang untuk menyelaraskan dengan keperluan penelitian. Pada bagian isi
dalam buku panduan ini, terdiri atas 3 (tiga) bab yaitu pendahuluan, landasan teori,
dan metode penelitian. (Penjelasan masing-masing bab dapat dilihat pada bab
berikutnya)

BAB II
SISTEMATIKA SKRIPSI
4

A. Bagian Awal Skripsi


1. Sampul skripsi
Warna sampul skripsi adalah hijau dengan bahan karton tebal dilapisi linen dan
selubung plastik transparan. Huruf-huruf pada sampul dicetak dengan tinta cetak warna
hitam. Urutan tulisan pada cover adalah: judul secara lengkap dengan huruf kapital,
diikuti tulisan SKRIPSI, kemudian diikuti dengan keterangan khusus sebagai berikut :
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada
Jurusan/ Program Studi, tulisan Oleh: diikuti nama mahasiswa, NPM, logo Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Amuntai, tulisan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
(STIA) Amuntai, tulisan AMUNTAI, tulisan TAHUN CETAK. Halaman ini juga
dicetak dengan komposisi huruf dan letak masing-masing bagian secara simetris
(Contoh lihat lampiran 1 )

2. Halaman Judul
Halaman judul sama dengan tengah halaman sampul, namun dicetak pada kertas
HVS putih dengan tinta cetak warna hitam. Urutan tulisan pada halaman judul sama
dengan sampul, yaitu : judul skripsi ditulis secara lengkap dengan huruf kapital seperti
tertulis pada halaman sampul, diikuti tulisan SKRIPSI, kemudian dilengkapi dengan
keterangan khusus sebagai berikut : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Jurusan/ Program Studi, tulisan Oleh : diikuti
nama mahasiswa, NPM, logo Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Amuntai,
tulisan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Amuntai, tulisan AMUNTAI, tulisan
TAHUN CETAK. Seperti halnya halaman sampul halaman ini juga dicetak dengan
komposisi huruf dan letak masing-masing bagian secara simetris. (Contoh lihat
lampiran 2 )

4
3. Halaman Persembahan (jika ada)
Halaman ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin mempersembahkan karyanya
kepada orang tertentu atau diisi kata–kata mutiara, cuplikan do’a, semboyan atau motto
yang diinginkan penulis. (Contoh lihat lampiran 3)
5

4. Surat Pernyataan Keaslian Skripsi


Halaman ini berisi pernyataan mahasiswa terkait dengan keaslian skripsi yang
merupakan hasil karya mahasiswa sendiri bukan hasil menjiplak atau plagiat. Surat
pernyataan ini ditanda tangani mahasiswa dengan materai 6000 rupiah. (Contoh lihat
lampiran 4)

5. Halaman Lembar Pengesahan


Merupakan halaman yang menyatakan bahwa skripsi dimaksud telah
dipertahankan dalam sidang skripsi dan dinyatakan lulus. Halaman ini berisi judul
skripsi, Nama, NPM mahasiswa, komisi penguji, dan pernyataan lulus dalam
mempertahankan skripsi. Halaman ini ditanda tangani oleh pembimbing I dan II, ketua
komisi penguji serta diketahui oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
Amuntai melalui tanda tangan yang dibubuhkan. Desain halaman lembar pengesahan
adalah tertentu dan disediakan oleh STIA Amuntai. (Contoh lihat lampiran 5 )

6. Halaman Berita Acara Ujian Mempertahankan Ujian Skripsi


Merupakan halaman yang memuat Surat Keputusan Ketua STIA Amuntai untuk
menguji skripsi yang dimaksud. Halaman ini berisi Nama mahasiswa, NPM, jurusan/
program studi, tempat ujian, waktu ujian, nilai, pernyataan kelulusan, ditanda tangani
oleh penguji I,II,III, dan mahasiswa bersangkutan, dan diketahui oleh Ketua STIA
Amuntai. (Contoh lihat lampiran 6 )

7. Abstrak
Abstrak merupakan ulasan singkat isi skripsi, tanpa tambahan penafsiran, kritik
maupun tanggapan penulisnya. Setiap skripsi harus mempunyai abstrak yang
membekali pembaca dengan inti tulisan yang bersangkutan, yang mencakup : (a)
masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya; (b) metode yang digunakan; (c)
hasil yang diperoleh; (d) saran. Abstrak ditulis tidak lebih dari 1 (satu) halaman.
Abstrak dibuat dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,
ditempatkan setelah halaman berita acara ujian skripsi, yang sedapat mungkin
digunakan kalimat aktif. Di dalam abstrak tidak boleh ada kutipan dari pustaka, jadi
6

merupakan hasil uraian murni dari penulis. Isi abstrak harus dapat dimengerti tanpa
harus melihat kembali pada materi karya ilmiah. (Contoh lihat lampiran 7 )

8. Halaman Kata Pengantar


Pada umumnya halaman ini memuat ucapan terima kasih penulis kepada pihak-
pihak tertentu yang telah membantunya selama menyusun penelitian ataupun
pendidikan. Kata pengantar juga memuat rasa syukur sehingga tulisan dapat disajikan,
uraian singkat proses penulisan serta mengantarkan kepada pembaca agar dapat
memahami isi tulisan, harapan penyempurnaan, manfaat bagi yang membutuhkan.
Harap diperhatikan nama, gelar, instansi harus dicetak secara benar. Judul KATA
PENGANTAR diketik simetris tanpa garis bawah dan titik di akhir kalimat. Pada akhir
kata pengantar di sebelah kanan bawah dicantumkan tanggal penulisan dan
kata”penulis”( Contoh lihat lampiran 8 )

9. Halaman Daftar Isi


Halaman daftar isi diketik pada halaman baru dan diberi judul daftar isi yang
diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas.
Pada Daftar Isi dimasukkan halaman-halaman ABSTRAK, KATA PENGANTAR,
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, yang diberi nomor dalam
angka Romawi kecil, diikuti dengan rincian bab-bab dan sub bab skripsi dengan
penomoran angka arab dan diakhiri dengan DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN.
Judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub bab dengan huruf kecil
kecuali huruf pertama tiap sub bab diketik dengan huruf besar. Baik judul bab ataupun
sub bab tidak diakhiri tanda titik. Nomor bab menggunakan angka romawi dan sub bab
menggunakan angka arab. Jarak pengetikan antara baris judul bab yang satu dengan
yang lain adalah dua spasi, sedangkan jarak spasi antara anak bab adalah satu spasi.
(Contoh lihat lampiran 9)
10. Halaman Daftar Tabel
Halaman daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar tabel : diketik dengan
huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Daftar tabel
memuat semua tabel yang disajikan dalam teks dan lampiran. Nomor tabel ditulis
dengan angka arab. Jarak pengetikan judul (teks) tabel yang lebih dari satu baris diketik
satu spasi dan jarak antar judul tabel dua spasi. Judul tabel dalam teks. Daftar isi
7

memberikan petunjuk kepada pembaca agar dapat dengan cepat mengetahui tabel apa
saja yang terdapat dalam skripsi berikut letak halamannya. (Contoh lihat lampiran 10)

11. Halaman Daftar Gambar


Halaman daftar gambar diketik pada halaman baru. Halaman daftar gambar
memuat nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman, baik gambar yang ada
dalam teks maupun dalam lampiran. Daftar gambar memberikan petunjuk kepada
pembaca agar dapat dengan cepat mengetahui gambar apa saja yang terdapat dalam
skripsi berikut letak halamannya. Cara pengetikan halaman daftar gambar dapat dilihat
pada lampiran 11.

B. Bagian Utama Skripsi


Bagian ini merupakan inti skripsi dapat disampaikan dalam bentuk yang berbeda,
tergantung dari jenis pendekatan penelitiannya. Dalam bagian ini tercantum teks yang
secara ilmiah memaparkan deskripsi fenomena yang menjadi objek kajian beserta
dimensi-dimensi spesifiknya, pengujian model penelitian, hasil-hasil yang diperoleh
dari penelitian tersebut serta pembahasan hasil penelitian. Penyajian disampaikan
secara lugas dan sistematis, menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah tata
bahasa yang berlaku. Peng-indonesia-an istilah mengikuti Pedoman Umum
Pembentukan Istilah, sedangkan ragam bahasa baku mengikuti Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jumlah bagian utama skripsi minimal 65 halaman.

C. Bagian Akhir Skripsi


Bagian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka mengacu pada Standar Application Manual Of The
American Psychological Asociation (APA). (Contoh lihat lampiran 12 )
2. Riwayat Hidup Penulis
Dalam riwayat hidup penulis, selain nama, tempat, dan tanggal lahir, juga
dicantumkan riwayat pendidikan dan pekerjaan penulis (jika telah bekerja). Oleh
karena skripsi merupakan karya tulis, hanya dicantumkan hal-hal yang perlu
diketahui serta berkaitan dengan bidang pekerjaan dan pendidikan penulis. (Contoh
lihat lampiran 13 )
3. Lampiran
8

Bagian ini diawali halaman kosong yang ditandai kata lampiran di tengah
bidang pengetikan. Halaman ini tidak diberi nomor, tetapi ikut dihitung. Dalam
lampiran disajikan keterangan-keterangan yang dianggap penting untuk skripsi, tetapi
akan menggangu kelancaran membaca bila dicantumkan di bagian utama skripsi.
4. Ralat (jika ada)
Apabila keseluruhan skripsi telah selesai diketik dan ternyata kemudian
terdapat beberapa kesalahan, maka dapat dibuat suatu ralat. Nmaun apabila pada satu
halaman terdapat lebih dari tiga ralat, maka halaman tersebut diganti seluruhnya.
Ralat dibuat di halaman tersendiri, tanpa diberi nomor halaman dan ditempatkan di
bagian akhir, yaitu sebelum halaman kulit sampul belakang.

D. Komposisi Jumlah Halaman


Komposisi jumlah halaman bab-bab skripsi dengan persentase sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan 15 %
Bab II Landasan Teori 25 %
Bab III Metode Penelitian 15 %
Bab IV Hasil dan Pembahasan 40 %
Bab V Penutup 5%

E. Sistematika Skripsi Pendekatan Kuantitatif


Mengingat bentuk kerangka skripsi beragam sesuai dengan pendekatan yang
digunakan, maka dalam penyusunan proposal dan skripsi perlu diperhatikan jenis
pendekatan yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Fokus Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II: Landasan Teori
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
2.2 Tinjauan Teoritis
2.3 Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis
BAB III : Metode Penelitian
3.1 Lokasi Penelitian
3.2 Pendekatan Penelitian
3.3 Tipe Penelitian
3.4 Populasi dan Sampel
3.5 Definisi Operasional Variabel
3.6 Instrumen Penelitian
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.8 Teknik Penentuan Skor
9

3.9 Uji Validitas dan reliabilitas


3.10 Teknik Analisis Data
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
BAB V : Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran

F. Sistematika Skripsi Pendekatan Kualitatif


Format penelitian kualitatif tidak terlalu baku, dan jumlah bab disesuaikan dengan
kebutuhan peneliti untuk memecahkan masalah. Walaupun demikian, untuk pendekatan
kualitatif antara lain dapat menggunakan format sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Fokus Penelitian
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II: Landasan Teori
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
2.2 Tinjauan Teoritis
2.3 Kerangka Pemikiran
BAB III : Metode Penelitian
3.1 Lokasi Penelitian
3.2 Pendekatan Penelitian
3.3 Tipe Penelitian
3.4 Data dan Sumber Data
3.5 Desain Operasional Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.7 Teknik Analisis Data
3.8 Uji Kredibilitas Data
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
BAB V : Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran
10

BAB III
PENDEKATAN KUANTITATIF

A. Latar Belakang
Latar belakang penelitian merupakan kesenjangan antara harapan dan fakta
(daselin dan dasolen) dalam artian variabel, fakta dan teori. Karena itu dalam
menetapkan masalah perlu diperhatikan :
1. Tunjukkan kenyataan yang dipikirkan itu, misalnya diambil dari data sekunder
(laporan-laporan) atau mungkin dari lapangan langsung sebagai field study.
2. Tunjukkan harapan yang bersangkutan dengan kenyataan itu ; misalnya berupa
ketentuan-ketentuan, patokan-patokan, fakta, teori, hukum atau aksioma dan
referensi tertentu.
3. Tunjukkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu.
4. Tunjukkan mengenai pentingnya masalah itu untuk dipecahkan (jika tidak
dipecahkan akan mengganggu apa, atau berdampak bagaimana).
Setelah menunjukkan keempat hal tersebut disusun rumusan masalah dari yang
telah ditetapkan tersebut. Caranya dengan menyatakan masalah yang ditetapkan itu
dengan kalimat pernyataan. Agar masalah itu perlu dijawab (dipecahkan) rumusan
dalam bentuk pernyataan itu diubah ke dalam bentuk pertanyaan, sebagai pertanyaan
penelitian (research question).

B. Rumusan Masalah
Karena masalah penelitian yang dicerminkan dalam latar belakang masih bersifat
umum, maka perlu diidentifikasikan secara jelas dan tegas serta operasional. Setelah
masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti dan
bagaimana hubungan variabel satu dengan lain). Supaya masalah dapat terjawab secara
akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti
11

telah diuraikan dalam bab latar belakang penelitian, sebaiknya rumusan masalah itu
dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
Pertanyaan tersebut dinyatakan secara singkat, jelas, dan tegas, misalnya :
1. Apakah ada hubungan positif antara diklat (pendidikan dan latihan) dengan kinerja
pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara?
2. Faktor-faktor apa yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Utara? 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dan manfaat penelitian adalah konsekuensi logis dari masalah yang telah
ditetapkan, dirumuskan dan diidentifikasi. Tujuan penelitian , menunjuk pada apa
yang akan diperoleh atau dicapai oleh pemecahan masalah penelitian. Manfaat
penelitian, menunjuk pada konstribusi atau kegunaan dari hasil penelitian, baik
berguna bagi penambahan atau pengembangan pengetahuan, ilmu dan teknologi;
adakah pula manfaatnya bagi aspek praktis, dengan rincian sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian merupakan pegangan bagi pendekatan masalah atau kerangka
pemikiran dan hipotesisnya (jika ada) serta kesimpulan akhir penelitian.
Perumusan tujuan penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah seperti contoh
berikut:
a. Untuk mengetahui hubungan positif antara diklat (pendidikan dan latihan)
dengan kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara;
b. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
2. Manfaat hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian.
Manfaat penelitian ada dua yaitu manfaat untuk mengembangkan ilmu (secara
teoritis) dan untuk membantu memecahkan masalah yang ada pada objek
penelitian (secara praktis). Kegunaan (manfaat) penelitian menjadi dasar bagi
peneliti dalam memberikan saran-saran.

D. Landasan Teori
Landasan teori merupakan BAB II skripsi, akan terdiri dari tinjauan teoritis, hasil
penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran serta hipotesis. Penyajian
landasan teori disampaikan secara sistematis antar teoritis dengan hasil temuan
terdahulu. Peneliti harus mampu memadukan kedua aspek tersebut sehingga mampu
memberikan argumentasi yang kokoh terhadap permasalahan dan alternatif
12

pemecahan masalah. Penganalisaan terhadap aspek teoritis dan temuan penelitian


terdahulu akan mengarahkan peneliti dalam menuangkannya ke dalam kerangka
pemikiran dan model penelitian.
Penyampaian landasan teori : tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, serta
hipotesis dilakukan tanpa menjadikannya sebagai sub bab yang terpisah, namun yang
disampaikan secara bersama-sama menjadi satuan yang saling mendukung.
Kongkritnya dalam peninjauan teoritis harus berisi teori-teori yang relevan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai
dasar untuk member jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang akan
diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat
penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya. Jumlah teori yang
dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada
dua, maka jumlah teori yang dikemukakan ada dua juga.
Disini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya
yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Penelitian sebelumnya dapat
menjadi patokan untuk menentukan tema sentral penelitian, keterkaitan dengan
kondisi saat ini, dan prediksi pada masa yang akan datang. Pemahaman mendalam
dengan mempelajari, mereflesikan dengan seksama akan memudahkan peneliti untuk
menentukan perbedaan dan persamaan dengan penelitian sebelumya.
Tinjauan teoritis dan hasil penelitian terdahulu akan mengantarkan kepada
pembentukan kerangka pikir, serta hipotesis penelitian. Kerangka pemikiran
merupakan diagram alur pikir penelitian secara keseluruhan dari penelitian, model
penelitian merupakan diagram yang menjelaskan pertautan antar variabel yang diteliti.
Hipotesis merupakan pernyataan kesimpulan sementara atas permasalahan
penelitian yang didasarkan pada kajian teoritis dan hasil penelitian terdahulu.
Rumusan hipotesis akan terdiri dari hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis null (Ho)
dan disampaikan secara tegas dan jelas.

E. Metode Penelitian
Merupakan BAB III, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu :
1. Lokasi penelitian, dijelaskan di mana penelitian akan dilaksanakan dengan
penjelasan tentang alamat dari lokasi dan kapan pelaksanaanya.
2. Pendekatan penelitian.
13

Dijelaskan jenis pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif.


3. Tipe penelitian.
Untuk pendekatan kuantitatif terdapat beberapa jenis tipe yang dapat digunakan
sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu :
a. Deskriptif, jika tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan fenomena tertentu
dan dapat pula disertai pengujian hipotesis deskriptif.
b. Komparatif, jika tujan dari penelitian untuk melakukan perbandingan anatara
dua unit kajian atas perlakuan tertentu baik berasal dari satu sampel, dua sampel
atau lebih dari dua sampel.
c. Assosiatif, jika tujuan penelitian untuk menguji hubungan antara dua variabel
atau lebih.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi merupakan keseluruhan unit analisis penelitian yang dapat berupa
individu orang atau data. Pada bahasan ini dijelaskan unit populasi dapat
dketahui jumlahnya (observable) atau tidak diketahui jumlahnya
(unobservable). Ini perlu dijelakan guna menetapkan tercapainya sampel yang
refresentatif (mampu mewakili populasi).
b. Sampel, dijelaskan besarnya jumlah sampel yang diambil serta tehnik
pengambilan sampel yang digunakan (tehnik sampling). Harus dijelaskan
landasan dalam penetapan besaran jumlah sampel, misalnya dengan
menggunakan formula penentuan besaran sampel. Setelah itu diuraikan metode
pengambilan sampel yang digunakan.
5. Definisi Operasional Variabel
Dijelaskan variabel-variabel penelitian yang dikemukakan dioperasionalkan
agar jelas bagaimana variabel tersebut diukur. Ini Langkah-langkah dalam
mengoperasionalkan variabel adalah :
a. Mendefinisikan secara operasional setiap variabel penelitian.
b. Menentukan indikator-indikator (dimensi) dari setiap variabel. Setiap indikator
(dimensi) ini kemudian didefinisikan secara operasioanal.
c. Menentukan elemen dari setiap indikator sebagai dasar penentuan item-item
pertanyaan dalam penyusunan kuisioner
d. Operasioanl variabel, penentuan indikator, penentuan elemen serta item haruslah
berlandaskan pada teoritis telah yang disusun sebelumnya.
6. Instrumen Penelitian
Instrument-instrumen penelitian dalam bidang sosial umunya dan khususnya
bidang administrasi yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti
harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
14

Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang


ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari
indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
7. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data antara lain :
a. Kuisioner (angket), merupakan seperangkat pertanyaan yang memuat
pertanyaan tentang variabel penelitian. Sebagian besar metode survey
menggunakan kuisioner sebagai instrumen utama, terutama jika unit analisis
berupa.
b. Wawancara, dijelaskan jenis wawancara yang digunakan serta melakukan
wawancara dengan siapa. Wawancara tidak selalu ada pada penelitian yang
menggunakan kuisioner sebagai instrumen utama, namun boleh dilakukan jika
dipandang perlu melakukan wawancara untuk menambah pengkayaan analisis
ataupun sebagai justifikasi permasalahan penelitian dan pembahasan.
c. Observasi, dijelaskan bentuk observasi yang digunakan serta apa yang
diobservasi yang mempunyai kaitan erat dengan permasalahan.
d. Dokumentasi, terutama digunakan untuk memperoleh data sekunder terkait
dengan permasalahan penelitian. Dokumentasi menjadi instrumen utama jika
masalah penelitian menuntut data sekunder sebagai unit analisis. Contoh : data
tingkat pemilih, data rasio keuangan, data tingkat pendidikan dan sebagainya.
8. Teknik Penentuan Skor
Jika instrumen menggunakan kuisioner maka perlu dijelaskan skala
pengukuran yang digunakan dan penjabaran skor setiap bobot item pertanyaan.
Jenis skala pengukuran perilaku (tipe skala sikap ) dalam penelitian sosial antara
lain : Skala Likert, Skala Guttman, Skala Semantic Defferensial, Rating Scale dan
sebagainya. Peneliti harus memahami data yang dihasilkan dari tipe skala sikap
yang diigunakan, apakah menghasilkan data berjenis nominal, ordinal, interval atau
rasio. Data nominal dan ordinal tergolong sebagai data non matrik, sedangkan data
interval dan rasio tergolong data metrik. Data metrik dapat menggunakan alat-alat
statistik parametrik, sedangkan data nonmetrik menggunakan alat-alat non
parametrik dalam teknik analisis datanya.
9. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
15

Digunakan jika data analisis diperoleh melalui kuisioner yang bertujuan untuk
menguji apakah instrumen penelitian (item-item pertanyaan kuisioner) yang
digunakan mampu mengukur variabel secara tepat dan konsisten.
10. Teknik Analisis Data
Pendekatan ini umumnya menggunakan teknik-teknik statistik dan alat-alat
kuantitatif lainnya untuk menguji hipotesis yang diajukan. Khususnya dalam
statistika, terdapat dua (2) jenis alat statistik yang dapat digunakan untuk analisis
data, yaitu alat-alat statistik parametrik dan non parametrik. Penggunaan statistika
parametrik harus memenuhi seluruh aturan-aturan atau syarat–syarat yang melekat
pada statistika tersebut. Anatara lain : jenis data harus interval atau rasio serta data
terdistribusi normal (Bukti terpenuhinya asumsi-asumsi tersebut disertakan dalam
skripsi). Alat-alat statistika parametrik yang umum digunakan antara lain :
a. Independent sample t-test, related sampel t-test, dan anova jika akan menguji
hipotesis berbentuk komparatif (perbandingan)
b. Korelasi product moment, korelasi ganda, korelasi partial, dan analisis regresi
jka akan menguji hipotesis berbentuk hubungan (assosiatif)
c. Analisis faktor jika akan menguji unidimensional suatu set variabel (construct)
dengan melakukan pengujian atas beberapa faktor (dimensi) pembentukan
construct tersebut. Terdapat dua (2) jenis analisis faktor, yaitu :1) Confirmatory
Factor Analysis, 2) Ekploratory Fakcor Analysis.
d. Regresi (sederhana atau berganda), analisis diskriminan jika akan menguji
hipotesis berbentuk pengaruh (hubungan fungsional).
Alat statistik non parametrik harus digunakan jika :
a. jenis data adalah ordinal atau nominal
b. jenis data interval atau rasio namun pengujian menunjukkan data tidak
terdistribusi secara normal.
Alat-alat statistik non parametrik antara lain :
a. Uji Wilcoxon, Uji Sign, Uji Kruskal-Wallis, Uji Friedman, Uji Mann-
Whitney,Uji Kolmogrorov-Smirnov, dan sebagainya jika akan menguji hipotesis
berbentuk komparatif
b. Korelasi Rank Spearman, Korelasi Cramer, Koefisien Kontingensi, Korelasi
Partial Kendall jika akan menguji hipotesisi berbentuk hubungan
c. Log Linier Regresion jika hipotesis berbentuk pengaruh.
Baik menggunakan alat statistik parametrik maupun non parametrik peneliti
juga harus menyajikan data hasil olahan statistik deskriptif, guna menyajikan
pendeskripsian variabel penelitian berupa tabel distribusi frekuensi, rata-rata,
standar deviasi dan sebagainya sebagai suatu kebutuhan.
16

F. Hasil dan Pembahasan


Bagian ini merupakan BAB IV skripsi, yang memaparkan hasil penelitian secara
obyektif. Dalam gambaran umum wilayah penelitian, diulas deskripsi wilayah
penelitian secara umum antara lain tentang sejarah, aspek fisik, sosial, kependudukan
ekonomi, budaya wilayah dan hal lain yang berkaitan atau relevan dengan
permasalahan yang diteliti.
Penyajian hasil penelitian atau pengamatan dapat berupa teks naratif, tabel,
gambar, grafik dan foto. Hasil penelitian atau pengamatan bisa memuat data utama,
data penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian dan
pengamatan. Narasi didalam hasil penelitian atau pengamatan memuat ulasan makna
apa yang terdapat dalam realita yang diamati. Hasil penelitian atau pengamatan dalam
bentuk tabel atau gambar atau grafik bukan untuk dibahas tetapi ”dibunyikan”
maknanya.
Untuk analisis data kuantitatif, analisis dilakukan secara bertahap mulai dari:
a. Distribusi frekuensi guna mengambarkan profil responden dan pendeskripsian
variabel-variabel penelitian,
b. Hasil uji validitas dan reliabilitas jika ada,
c. Pengujian asumsi-asumsi alat statistik, misalnya uji asumsi klasik.
d. Hasil uji statistik bivariat atau multivariat.
Hasil uji statistik ini kemudian harus dilakukan penganalisisan dengan cara
membaca dan menterjemahkan hasil penelitian secara obyektif dan belum
menampilkan pendapat/subyektivitas peneliti. Hasil uji statistik akan memberikan
jawaban apakah hipotesis diterima atau ditolak. Diterima atau ditolaknya hipotesis
merupakan temuan penelitian.
Setelah itu temuan peneliti harus dilakukan analisis perbandingan dengan teori
dan hasil penelitian terdahulu (disampaikan dalam sub bahasan implikasi hasil
penelitian) atas teori dan hasil penelitian terdahulu yang disampaikan dalam tinjauan
pustaka. Penekanannya difokuskan pada mekanisme compare (apa yang sama) dan
contrast (apa yang berbeda) dari temuan.
Terakhir, pada pembahasan inilah mahasiswa diharuskan untuk mengutarakan
bagaimana pendapatnya tentang temuan penelitian, setelah melakukan perbandingan
antara apa yang ditemukan di lapangan dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya.
Kemampuan mengutarakan analisis dan perspektif keilmuan menurut visi mahasiswa,
amat dipentingkan dalam bahasan ini. Suatu hal penting dalam memberikan ulasan
17

adalah komprehensif dan tidak keluar dari konteks yang dituliskan dalam tujuan
penelitian sehingga alur bahasannya konsisten dengan judul.

G. Penutup
Penutup merupakan BAB V skripsi yang terdiri dari Kesimpulan dan saran.
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan akurat yang didasarkan dari hasil
penelitian dan jawaban terhadap permasalahan penelitian yang berkorespondensi
dengan tujuan penelitian. Saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penulis
yang diperuntukkan bagi : 1) peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melakukan
penelitian lanjutan, 2) kebijakan praktis, umumnya diperuntukkan bagi
organisasi/instansi di mana penelitian dilakuka. Saran harus dibuat se-operasional
mungkin sehingga bermanfaat bagi mereka yang menerima saran tersebut. Saran juga
harus berkorelasi dengan rumusan masalah.

H. Bagian Akhir Skripsi


Bagian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka mengacu pada Standar Application Manual Of The
American Psychological Asociation (APA).
b. Lampiran
Bagian ini diawali halaman kosong yang ditandai kata lampiran di tengah bidang
pengetikan. Halaman ini tidak diberi nomor, tetapi ikut dihitung. Dalam lampiran
disajikan keterangan-keterangan yang dianggap penting untuk skripsi, tetapi akan
mengganggu kelancaran membaca bila dicantumkan di bagian utama skripsi.
c. Ralat (jika ada)
Apabila keseluruhan skripsi telah selesai diketik dan ternyata kemudian terdapat
beberapa kesalahan, maka dapat dibuat suatu ralat. Namun apabila pada satu
halaman terdapat lebih dari tiga ralat, maka halaman tersebut diganti seluruhnya.
Ralat dibuat di halaman tersendiri, tanpa diberi nomor halaman dan ditempatkan di
bagian akhir, yaitu sebelum halaman kulit sampul belakang.
18

BAB IV
PENDEKATAN KUALITATIF

A. Latar Belakang
Secara garis besar merupakan uraian mengapa permasalahan penting untuk
diteliti. (lihat pembahasan pada pendekatan kuantitatif)

B. Fokus Penelitian
Mendeskripsikan inti permasalahan yang menunjukkan bahwa dari sejumlah
variabel atau faktor yang menyebabkan munculnya masalah penelitian tersebut hanya
akan difokuskan pada suatu hal tertentu saja yang dianggap relevan

C. Rumusan Masalah
Lihat pembahasan pada bab sebelumnya. Contoh rumusan masalah kualitatif
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Implementasi Program Raskin (Beras Miskin) Pada Kecamatan
Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara?
2. Apa Saja Faktor-Faktor yang mempengaruhi implementasi program Raskin Pada
Kecamatan Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dan manfaat penelitian adalah konsekuensi logis dari masalah yang telah
ditetapkan, dirumuskan dan diidentifikasi. Tujuan penelitian , menunjuk pada apa
yang akan diperoleh atau dicapai oleh pemecahan masalah penelitian. Manfaat
Penelitian, menunjuk pada konstribusi atau kegunaan dari hasil penelitian, baik
berguna bagi penambahan atau pengembangan pengetahuan, ilmu dan teknologi;
adakah pula manfaatnya bagi aspek guna laksana atau aspek praktis, dengan rincian
sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian merupakan pegangan bagi pendekatan masalah atau kerangka
pemikiran dan hipotesisnya serta kesimpulan akhir penelitian;
2. Manfaat penelitian merupakan pegangan bagi pengajuan saran-saran.

E. Landasan Teori
Landasan teori merupakan BAB20II penyajiannya disampaikan secara sistematis
antar teoritis dengan hasil temuan terdahulu. Peneliti harus mampu memadukan kedua
19

aspek tersebut sehingga mampu memberikan argumentasi yang kokoh terhadap


permasalahan. Penganalisisan terhadap aspek teoritis dan temuan penelitian terdahulu
akan mengarahkan peneliti dalam menuangkannya ke dalam kerangka pemikiran. (lihat
pembahasan pada bab sebelumnya)
Pada pendekatan kualitatif secara garis besar bab ini berisi konsep-konsep yang
terdapat dalam penelitian yang akan dilakukan. Peneliti kualitatif harus membuat
kerangka pemikiran atas fenomena yang diteliti dengan berdasarkan pada telaah teoritis
dan temuan terdahulu.

F. Metode Penelitian
Merupakan BAB III, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu :
1. Lokasi penelitian
Dijelaskan dimana penelitian akan dilaksanakan dengan penjelasan tentang alamat
dari lokasi dan kapan pelaksanaanya.
2. Pendekatan penelitian
Dijelaskan jenis pendekatan yang digunakan adalah kualititatif.
3. Tipe penelitian
Untuk pendekatan kualitatif tipe penelitian yang umum digunakan adalah deskriptif
kualitataif dengan desain studi kasus.
4. Data dan Sumber Data
Dijelaskan apa saja jenis data (primer dan sekunder) yang digunakan dalam
Penelitian dan siapa saja yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian serta
disampaikan siapa yang menjadi informan kunci secara spesifik.
5. Desain Operasional Penelitian
Desain operasional penelitian berisi penjabaran variabel yang ditetapkan untuk
diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasional dan selanjutnya
ditentukan indicator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan.

6. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain :
a. Pengamatan terlibat, peneliti tidak hanya mengamati gejala-gejala yang ada tetapi
juga melakukan wawancara, mendengarkan, merasakan, dan dalam batas-batas
tertentu mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh objek kajian.
20

b. Pengamatan tidak terlibat, dijelaskan apa yang diobservasi pada objek penelitian
yang mempunyai kaitan erat permasalahan tanpa melibatkan diri didalamnya.
c. Wawancara bentuknya antara lain :
1. wawancara mendalam (in-depth interview), terutama digunakan untuk
melakukan wawancara dengan informan kunci.
2. Wawancara terstruktur, wawancara kepada informan penelitian dengan
menggunakan panduan.
3. Wawancara tidak terstuktur, wawancara yang dilakukan kepada informan
penelitian tanpa menggunakan panduan wawancara.
d. Focus Group Discussion (FOG), merupakan metode wawancara yag dilakukan
dengan sekelompok orang (umumnya terdiri dari 4-10 orang)
e. Dokumentasi, dijelaskan jenis data yang akan diambil dan dijelaskan tempat
memperolehnya.
7. Teknik Analisis Data
Utamanya analisis data kualitatif menggunakan kata-kata yang umumnya
disusun ke dalam teks diperluas. Analisis kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data
dari pada setelah pengumpulan data.
a. Analisis sebelum di lapangan, peneliti melakukan analisis data sebelum
memasuki lapangan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
b. Analisis data di lapangan, peneliti bisa menggunakan model analisis data yang
dikembangkan oleh para ahli. Analisis data yang bisa digunakan oleh peneliti
diantaranya adalah model Miles dan Huberman atau Model Spradley. Model
Miles dan Huberman membagi analisis data dalam tiga aktivitas yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Model Spradley membagi analisis
data dalam tiga tahapan yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis
kompenensial dan analisis tema kultural.
8. Uji kredibilitas Data
Teknik penentuan kredibilitas penelitian adalah dengan memperpanjang masa
observasi, pengamatan yang terus menerus, trianggulasi, pembicaraan dengan orang
lain, menganalisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi dan mengadakan
member check.
21

G. Hasil dan Pembahasan


Bagian ini merupakan pemaparan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran
umum tempat penelitian dan penyajian data penelitian secara obyektif. Dalam
pendekatan kualitatif, keberadaan gambaran umum tergantung dari keperluan apakah
keberadaan diperlukan atau tidak. Penyajian hasil penelitian atau pengamatan dapat
berupa teks naratif, tabel, gambar, grafik dan foto. Hasil penelitian atau pengamatan
bisa memuat data utama, data penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk
memperkuat hasil penelitian dan pengamatan. Narasi didalam hasil penelitian atau
pengamatan memuat ulasan makna apa yang terdapat dalam realita yang diamati. Hasil
penelitian atau pengamatan dalam bentuk tabel atau gambar atau grafik bukan untuk
dibahas tetapi”dibunyikan” maknanya.
Setelah itu temuan peneliti harus dilakukan analisis perbandingan dengan teori
dan hasil penelitian terdahulu yang disampaikan dalam landasan teori. Penekanannya
difokuskan pada mekanisme compare (apa yang sama) dan contrast (apa yang berbeda)
dari temuan. Suatu hal penting dalam memberikan ulasan adalah komprehensif dan
tidak keluar dari konteks yang dituliskan dalam tujuan penelitian sehingga alur
bahasannya konsisten dengan judul.

H. Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran, lihat pembahasan pada bab sebelumnya.

I. Bagian Akhir Skripsi


Lihat pembahasan bab sebelumnya.

BAB V
FORMAT DAN PENATAAN SKRIPSI

A. Bahan dan Pengetikan


1. Bahan
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih tanpa garis 80 gram (gr) dengan
ukuran A4. Sampul dibuat dari kertas buffalo atau yang sejenis, diperkuat dengan
karton dan dilapisi dengan plastik. Warna sampul skripsi adalah hijau lumut.

2. Font dan Batas Tepi


22

Skripsi diketik memakai komputer dengan menggunakan program pengolahan kata


(missal : Microsoft word atau open office) dengan pilihan huruf Times New Romen
berukuran (font) sebagai berikut:
a. Naskah: 12
b. Judul bab: 12
c. Judul skripsi: 14-16 (tergantung pada panjang pendeknya judul)
Judul bab, sub-bab dan judul skripsi diketik tebal (bold). Pengetikan naskah
dilakukan pada satu sisi halaman saja (tidak timbal balik). Jarak ketikan 2 spasi,
kecuali untuk abstrak jarak pengetikan 1 spasi.
d. Batas tepi pengetikan, ditinjau dari tepi kertas diatur dengan jarak sebagai
berikut:
Tepi atas : 4 cm dari tepi kertas
Tepi kiri : 4 cm dari tepi kertas
Tepi bawah : 3 cm dari tepi kertas
Tepi kanan : 3 cm dari tepi kertas
e. Pengetikan hanya dilakukan pada satu muka kertas, tidak bolak-balik.

3. Spasi
a. Jarak antara baris yang satu dengan baris berikutnya adalah dua spasi;
b. Jarak antara penunjuk bab (misalnya BAB I) dengan tajuk bab (misalnya
PENDAHULUAN) adalah dua spasi;
c. Jarak antara tajuk bab (judul bab) dengan teks pertama yang ditulis atau antara
tajuk bab dengan tajuk anak bab 24
(misalnya latar belakang) adalah 2 spasi;
d. Jarak antara tajuk anak bab (misalnya latar belakang) dengan baris pertama teks
adalah 2 spasi dan alinea teks diketik menjorok ke dalam satu TAB;
e. Jarak antara baris akhir teks dengan tajuk anak bab berikutnya adalah 2 spasi;
f. Jarak antara teks dengan tabel, gambar grafik, diagram adalah 2 spasi;
g. Alinea baru diketik menjorok ke dalam 1 (satu) TAB dari margin kiri teks;
h. Penunjuk bab ( misalnya BAB I) ditempatkan pada halaman baru;

4. Alinea, Paragraf, dan Permulaan Kalimat


a. Setiap memulai alinea baru, kata pertama diketik ke kanan masuk 1 (satu) Tab;
23

b. Setelah tanda koma, titik koma dan titik dua diberi jarak satu ketukan (sebelum
titik dua tidak diberi spasi), setelah tanda titik untuk kalimat baru, diberi jarak 1
ketukan;
c. Setiap bab dimulai pada halaman baru, diketik dengan huruf kapital diletakkan di
tengah-tengah bagian atas halaman;
d. Sub-bab diketik dipinggir sisi kiri halaman, dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama pada setiap kata diketik dengan kapital, pemutusan kata dalam satu baris
kalimat harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.

5. Penomoran Bab dan Anak Bab


Cara penomoran dapat menggunakan salah satu cara dari kedua cara berikut:
Cara pertama : I, A, 1, a, 1), a), (1), (a)
Cara kedua : I, 1.1, 1.1.1, dst
Penomoran atau pemberian tanda pada sub-bab atau anak sub-bab harus konsisten,
jadi tidak boleh dicampuradukkan.
Contoh cara pertama:
I sub bab pertama (BAB I)
A. Sub-sub-bab pertama
1. Sub- sub-bab kedua
a. Sub-sub-sub-bab pertama
1) Sub-sub-sub-bab kedua
a) Sub-sub-sub-sub-bab pertama, dst
Contoh cara kedua:
I sub bab pertama (BAB I)
1.1 Sub-sub-bab pertama
1.2 Sub- sub-bab kedua
1.2.1 Sub-sub-sub-bab pertama
1.2.2 Sub-sub-sub-bab kedua
1.2.2.1 Sub-sub-sub-sub-bab pertama, dst

6. Abstrak
a. Pengetikan Abstrak
1) Jarak spasi dalam pengetikan abstrak adalah satu spasi;
2) Jarak antara judul abstrak dengan teks pertama abstrak adalah 2 (dua) spasi;
24

3) Jarak antara alinea yang satu dengan alinea yang lain adalah satu spasi;
4) Alinea baru diketik menjorok ke dalam 1 (spasi) Tab dari margin kiri teks.
b. Isi Abstrak
1) Susunan abstrak dimulai dengan nama mahasiswa, tahun, judul skripsi, nama
pembimbing I dan II;
2) Panjang dan isi abstrak dan ditetapkan sekitar 200-300 kata. Abstrak penelitian
empiris sekurang-kurangnya berisi hal-hal berikut:
a) Masalah yang diteliti;
b) Tujuan;
c) Metode penelitian;
d) Hasil penelitian;
e) Saran.
3) Format ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

B. Tabel dan gambar atau diagram


1. Penomoran tabel dan gambar menggunakan angka Arab.
2. Penomoran tabel disesuaikan dengan bab dimana tabel tersebut berada dan judul
tabel ditulis dari margin kiri terluar dengan jarak 1 spasi jika judul tabel lebih dari
satu baris. Judul tabel huruf kapital hanya ditulis pada awal judul tabel dan tidak
ditulis tebal (bold) sedangkan aturan penulisan huruf capital lainnya, misalnya nama
kota disesuaikan dengan kaidah baku Bahasa Indonesia (EYD). Judul tabel
diletakkan di atas tabel. Jarak spasi antara judul tabel dengan tabel adalah dua (2)
spasi. Misal, table ke tiga (3) pada bab IV, ditulis:
Table 4.3. Perbandingan tingkat kepuasan antara nasabah Bank Mandiri dengan
nasabah Bank BRI di Kota Banjarmasin
(Contoh penulisan tabel lihat lampiran 14)
3. Jika tabel lebih besar daripada ukuran lebar naskah, sehingga harus dibuat
memanjang, maka bagian atas table diletakkan di sebelah kiri kertas atau di sisi
jilidan. Table yang dikutip dari sumber lain harus dinyatakan, dengan cara menulis
sumbernya pada akhir judul table seperti cara pengacuan sumber pustaka dalam
uraian.
4. Penomoran gambar atau grafik disesuaikan dengan bab dimana gambar atau
diagram tersebut berada. Judul gambar atau grafik diletakkan dibawah gambar atau
25

diagram bersangkutan. Jika diambil dari suatu sumber, maka sumber tersebut
dituliskan dibawah judul gambar. Jarak spasi antara gambar atau diagram dengan
nama gambar dua (2) spasi.
5. Gambar tidak boleh dipenggal; jika terpaksa karena ukuran gambar lebih luas dari 1
halaman, maka gambar dapat dilipat rapi. Bila gambar dilukis memanjang halaman
naskah, maka bagian atas gambar diletakkan di sebelah kiki di sisi jilidan.

C. Penomoran Halaman
1. Halaman Bagian Awal
a. Penomoran awal skripsi, mulai dari halaman abstrak sampai dengan halaman
daftar lampiran menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, dan seterusnya).
b. Halaman judul dan halaman persetujuan pembimbing tidak diberi nomor urut
halaman.
c. Nomor halaman diletakkan pada pias tengah bawah halaman, berjarak tiga
spasi dari margin bawah.

2. Bagian Inti
Pembagian nomor halaman pada bagian ini skripsi ditetapkan sebagai berikut :
a. Pada halaman tajuk BAB, mulai BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V, dan
BAB IV, nomor halaman diletakkan pada pias bawah persis ditengah-tengah,
berjarak tiga spasi dari margin bawah.
b. Penomoran selain halaman yang menunjukkan tajuk BAB (BAB I, BAB II,
BAB III, BAB IV, BAB V dan BAB VI) menggunakan angka Arab (1,2,3 dan
seterusnya), diletakkan pada pias atas sebelah kanan berjarak tiga spasi dari
margin atas (baris pertama teks pada halaman itu).

3. Bagian Akhir
Pembagian nomor halaman pada bagian inti skripsi ditetapkan sebagai berikut:
a. Bagian akhir penomoran skripsi dimulai dari DAFTAR PUSTAKA, sampai
dengan LAMPIRAN tetap diperhitungkan sebagai halaman namun tidak
dituliskan.
b. Nomor halaman bagian akhir ini merupakan kelanjutan nomor halaman bagian
inti.
26

D. Pengabjadan Singkatan
Singkatan diabjad berdasarkan cara menuliskan singkatan: jika berupa akronim,
maka diperlakukan sebagai kata. Jika singkatan dituliskan dengan titik atau spasi
(inisial), maka huruf singkatan harus diperlakukan sebagai satu kata yang berhuruf satu.
Contoh: Akronim inisial: A.B.R.I., P.D.H.I., P.S.S.I., ditulis ABRI, PDHI, PSSI.

E. Ortografi
Ortografi menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan system pengejaan
dalam suatu bahasa, misalnya penulisan kata, lambang, bilangan, istilah asing, dan
sebagainya.
1. Kata asing
Kata dan istilah asing dieja sesuai dengan bahasa sumbernya dicetak miring,
misalnya: social responsibility; performance; ability; et al; op.cit; curing; starter dan
sebagainya kecuali nama dan merek dagang diketik tegak, misalnya: AMD (Advanted
Micro Device); Teorem Norton; Great Barrier Reff; dan sebagainya.

2. Singkatan kata
Istilah dan angka dua (2) untuk penanda ulangan kata tidak boleh dipakai. Contoh:
dan sebagainya: dsb; tersebut: tsb; ikan lumba2; kadang2.
Ada tiga kelompok singkatan yang boleh dipakai, yaitu:
a. Singkatan yang lazim digunakan dalam ilmu pengetahuan, misalnya: df (degree of
freedom= derajat kebebasan), e.g. (exempli gratia = sebagai contoh), i.e. (id est=
yakin, yaitu), cf (confer=bandingkan).
b. Singkatan satuan, lambang, dan unsur kimia, misalnya: mg= milligram, kg =
kilogram, m = meter, T= suhu, O= oksigen, H=hidrogen)
c. Singkatan nama unsur atau lembaga, yang akan disebut dalam teks lebih dari satu
kali, misalnya: disebut dalam teks lebih dari satu kali, misalnya: Hulu Sungai
Utara (HSU) selanjutnya: HSU.
3. Tanda baca harus digunakan secara cermat untuk menghindari salah pengertian.
Beberapa aturan pokok berdasarkan EYD diuraikan berikut ini:
a. Tanda titik (.)
27

Tanda baca ini dipakai pada akhir suatu kalimat yang bukan kalimat seru atau
kalimat Tanya. Sesudah tanda Tanya (?) dan tanda seru (!) tidak dibubuhkan tanda
titik. Tanda titik tidak digunakan untuk singkatan nama Negara (USA, bukan
U.S.A.); badan pemerintah, swasta, atau internasional (RSCM, WHO, buka
R.S.C.M., W.H.O.); dan akronim ( ABRI, bukan A.B.R.I.). Tanda titik tidak
dibubuhkan di akhir judul bab, makalah, atau buku; judul gambar, table, atau
lampiran; satuan, lambang, atau unsur kimia (TNT; Cu;kg;mm).
b. Tanda titik dipakai dalam hal-hal berikut: Untuk memisahkan jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu,misalnya: pukul 1.35.20, yang dibaca sebagai
pukul satu lewat tiga puluh lima menit dua puluh detik. Untuk memisahkan angka
ribuan, jutaan, dan seterusnya, yang menunjujjan jumlah, misalnya: 1.950 ekor
sapi. Contoh lain: “ia lahir tahun 1950 dan telah membaca 1200 halaman buku
itu” ditulis tanpa titik.
c. Tanda koma (,)
Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan, yang
mengakhiri suatu pernyataan, misalnya “Peralatan yang digunakan ialah
komputer, LCD, dan buku. “Dalam kalimat, tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya, yang
didahului kata tetapi, melainkan. Contoh: Saya akan membeli buku-buku puisi,
tetapi kau yang memilihnya. Tanda koma juga digunakan untuk mengapit
keterangan tambahan dan keterangan aposisi, misalnya: “Dalam kondisi demikian,
yaitu suhu 280C, organisme tersebut dapat hidup subur”.
d. Tanda titik koma(;)
Digunakan di antara unsur-unsur pemerincian atau pembilangan yang sudah
mengandung tanda koma atau yang unsur perinciannya panjang, misalnya:…
Kelas A, 7%; Kelas B, 13%; dan Kelas C, 30%. Tanda titik koma juga digunakan
untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frase atau
kelompok kata dan sebelum perincian terakhir tidak digunakan kata dan.
Misalnya:
Syarat-syarat perimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
(1) Berkewarganegaraan Indonesia;
(2) Berijazah sarjana (S1) sekurang-kurangnya;
(3) Berbadan sehat;
28

(4) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.


e. Tanda titik dua (:)
Dipakai di akhir suatu pernyataan lengkap yang dikuti rangkaian pemerincian,
misalnya: STIA Amuntai mempunyai dua jurusan: Administrasi Negara dan
Administrasi Niaga.
f. Tanda petik (“)
Tanda baca ini diketik rapat dengan huruf pertama yang mengikutinya dan huruf
terakhir yang mendahuluinya. Digunakan untuk mengapit kutipan langsung atau
suatu terjemahan harfiah yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan
tertulis lain, misalnya: “Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku,
apabila dipakai dalam kalimat. “ Tanda petik juga dipakai untuk istilah ilmiah
yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus, misalnya:
Tempat tersebut biasa didatangi oleh anak-anak “gaul”.

g. Tanda petik tunggal (‘)


Tanda baca tersebut dipakai untuk menyatakan kutipan dalam kutipan atau untuk
mengapit istilah yang digunakan tidak dalam arti sebenarnya, misalnya: Penulis
itu memanfaatkan kesamaran batas antara ‘dunia nyata’ dan ‘dunia tak nyata’.
h. Tanda hubung (-)
Tanda baca tersebut menyambung suku-suku kata yang terpenggal oleh pergantian
baris dan menyambung unsur-unsur kata ulang. Selain itu, tanda hubung dipakai
untuk (1) memperjelas hubungan bagian-bagian kata; (2) merangkaikan se-
dengan kata berikutnya yang diawali huruf besar; (3) merangkaikan ke- dengan
bilangan; (4) merangkaikan bilangan dengan –an; (5) merangkaikan singkatan
berhuruf besar dengan imbuhan atau kata lain; dan (6) merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsure bahasa asing, misalnya: ber-evolusi, yang dibedakan dari
be-revolusi se- Indonesia; se- Jawa Barat; hadiah ke-2; tahun 90-an; bom-H; sinar-
X; KTP-nya nomor 14169A; di-charter; di-mould; pen-tackle-an.
i. Tanda kurung ( )
Tanda baca tersebut mengapit tambahan keterangan atau penjelasan serta
mengapit angka atau huruf yang merinci suatu rangkaian keterangan, misalnya:
Penambahan konsentrasi larutan menunjukkan pengaruh linear dengan penurunan
29

efektivitasnya. Factor-faktor yang mempengaruhi adalah: alam tenaga kerja, dan


modal.
j. Tanda garis miring (/)
Tanda tersebut biasa didapati pada penomoran kode surat atau nomor alamat.
Dalam suatu kalimat tanda tersebut dipakai sebagai pengganti kata “dan”, “atau”,
dan “per”, walau dua pemakaian pertama sebaiknya dihindari. Contoh: Harga
kertas itu Rp. 15.000,00/bungkus.
Hal itu menunjukkan pergerakan/mobilitas. (Jangan digunakan, karena
pemborosan kata). Pesanan itu dikirimkan lewat darat/laut. (Salah. Yang benar:
Pesanan itu dikirimkan lewat darat atau laut.)

F. Angka dan Lambang Bilangan


Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) dan angka Romawi (I, II, III, IV,
V, VI, VII, VII, IX, X, L (50), C (100), M (1000)).
1. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
Bilangan utuh 12 dua belas; 22 dua puluh dua; 222 dua ratus dua puluh dua;
bilangan pecahan ½ setengah; ¾ tiga perempat; 1/16 seperenam belas; 32/3 tiga dua
pertiga; 1/100 seperseratus, bukan satu perseratus 1% satu persen, bukan satu
persen; 1,2 satu dua persepuluh; bukan satu koma dua;
2. Cara menulis lambang bilangan dengan huruf perlu diketahui benar, karena kalimat
tidak boleh diawali lambang bilangan: jumlah dan satuan yang tampil di awal
kalimat harus ditulis dengan huruf. Misalnya: dua belas meter persegi…, bukan 12
m2....Bila lambang bilangan menyatakan jumlah yang besar, maka susunan kalimat
diubah sedemikian rupa, sehingga lambang bilangan tidak tampil di awal kalimat,
misalnya: Kota itu dihuni 8 juta 845 ribu penduduk. Bukan delapan juta delapan
ratus empat puluh lima penduduk;
3. Persamaan dan perbandingan (ratio), dinyatakan dengan tanda sama dengan (=)
untuk perbandingan digunakan tanda titik dua (:).
30

G. Perincian ke Bawah
Jika pada penulisan naskah skripsi ada perincian yang harus disusun ke bawah, maka:
1. Sebagai tanda urut rincian dipakai angka atau huruf abjad sesuai dengan derajat
rinciannya, diikuti oleh tanda titik atau diapit tanda kurung;
2. Huruf atau angka tanda urut rinciannya ditulis pada ketukan ke-6 dari batas tepi kiri;
3. Jika rincian tidak cukup ditulis dalam 1 baris, maka huruf pertama baris kesua dan
seterusnya ditulis tepat di bawah huruf pertama baris pertama.

H. Bahasa yang dipakai


Bahasa yang dipakai untuk penulisan skripsi adalah bahasa Indonesia ragam baku
dengan gaya bahasa keilmuan yang berciri antara lain sebagai berikut:
1. Bernada formal, nalar dan obyektif;
2. Gagasan atau faham dikomunikasikan secara lugas, jelas, ringkas dan tepat. Istilah
atau ungkapan yang dipakai tidak bermakna ganda;
3. Lazim dipakai titik pandang nara ketiga dengan kalimat berbentuk pasif. Oleh karena
itu tidak digunakan kata ganti orang pertama atau kedua, seperti saya, aku, kami, kita,
engkau dan lain-lainnya. Pada penyajian ucapan terima kasih dalam kata pengantar
(prakat), kata saya diganti dengan penulis;
4. Dihindari ungkapa-ungkapan yang berlebih, mubazir, dan emosional;
5. Berbentuk prosa dengan corak pemaparan (eksposisi);
6. Kalimat dan paragraph tidak terlalu panjang;
7. Format dan tata cara penulisan harus konsisten.
31

BAB VI
CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA
DAN KUTIPAN

A. Sumber Pustaka
Suatu karya ilmiah yang baik harus dilengkapi dengan acuan kepada sumber
informasi. Sumber informasi tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu daftar acuan yang
disebut daftar pustaka. Daftar Pustaka adalah daftar sumber informasi yang telah
digunakan dalam skripsi. Semua bahan pustaka yang dikutip penulis dicantumkan dalam
daftar pustaka yang ditempatkan setelah bab terakhir skripsi. Ragam sumber data atau
informasi yang dicantumkan dalam daftar acuan dapat berupa:
1. Buku seluruhnya;
2. Bab atau bagian suatu buku;
3. Monografi;
4. Makalah dalam majalah atau yang berasal dari suatu symposium atau pertemuan
ilmiah lainnya;
5. Laporan atau naskah yang diterbitkan suatu badan atau lembaga resmi;
6. Informasi elektronik;
7. Laporan atau naskah yang sedang dipersiapkan untuk diterbitkan (harus diberi
keterangan “sedang dicetak”). Sedangkan, untuk naskah yang belum diterbitkan dan
sedang dalam persiapan percetakan dapat dicantumkan dengan membubuhkan
keterangan (sedang dicetak). Untuk sumber data atau informasi yang tidak
32

dipublikasikan, berasal dari komunikasi langsung ataupun catatan kuliah tidak


dicantumkan dalam daftar pustaka, informasi semacam itu dalam teks dicantumkan
keterangan dalam tanda kurung siku. Sebagai contoh: [data tidak dipublikasikan] atau
[Purnawan Junadi, wawancara, 18 November 2002].

B. Cara Menulis Daftar Pustaka


Daftar pustaka disajikan pada halaman baru, dengan judul daftar pustaka diketik
dengan huruf kapital dan diletakkan di sisi halaman sebelah kiri di halaman. Format ini
mengatur variasi dalam penulisan referensi berdasarkan jenis sumber pustaka yang
dipakai, yaitu: buku teks, artikel, jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian berupa laporan hasil
penelitian, skripsi, tesis, desertasi, laporan yang tidak dipublikasikan, artikel majalah,
34
media elektronik dan sebagainya. Adapun cara penulisan daftar pustaka berdasarkan
jenis sumber yang digunakan adalah:
1. Buku
Jumlah buku yang dijadikan rujukan dalam skripsi minimal 12 buah dan merupakan
cetakan terakhir. Kalau sumber tertulisnya berupa buku, maka urutan penulisannya
adalah: nama belakang penulis, nama depan (dapat disingkat), tahun penerbitan, judul
buku dicetak miring, edisi, kota asal, penerbit. Daftar pustaka berupa buku ditulis
dengan memperhatikan keragaman berikut:
a. Jika buku ditulis oleh seorang saja: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku
(judul dicetak miring), nomor edisi (kalau ada), kota tempat penerbit dan nama
penerbit.
Halim, Abdul. 2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah, Edisi Pertama.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
b. Jika buku ditulis oleh lebih dari satu penulis
Syafiie, Inu Kencana dan Andi Azikin. 2008. Perbandingan Pemerintahan.
Bandung: PT Refika Aditama
c. Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, maka nama pengarang yang pertama
saja ditulis baru gunakan et al. (dicetak miring). Contoh : Halim, Abdul. Et al.
2. Jurnal
Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka seperti contoh berikut:
33

Jumarianto. 2015. Partisipasi Masyarakat Terhadap Program PNPM Mandiri Pedesaan


Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan (Studi Kasus Simpan Pinjam
Perempuan). Socioscientica Vol. 7, No. 2, hlm 175-182.
3. Di luar Buku dan Jurnal
a. Berupa skripsi, tesis atau disertasi
Soelaeman, M.I. 1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis terhadap Situasi
Kehidupan dan Pendidikan dalam keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor
pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

b. Berupa publikasi departemen


Departemen Pendidikan Nasional. (1990). Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka

c. Berupa dokumen
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1983. Laporan Penilaian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta : Depdikbud.

d. Berupa makalah
Kartadinata, S. 1989. “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia”.
Makalah pada Konvensi 7 IPBI Denpasar.

e. Berupa surat kabar


Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan
Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitatif”. Pikiran
Rakyat, 8 September 1986.
4. Internet
Cara penulisannya adalah:
Thomson, A. 1998. The Adult and the Curriculum. (online). Tersedia:
http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.hotml (30 Maret 2000).
5. Jika nama penulis tidak jelas, maka nama penulis diganti dengan anonym. Contoh:
Anonim. (1999). Undang-Undang Otonomi Daerah 1999. Bandung: Kuraiko Pratama.
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam skripsi dan disusun ke
bawah menurut abjad nama akhir dari penulis pertama.

C. Cara Menulis Kutipan


Kutipan dalam naskah skripsi harus dinyatakan secara jelas dan tegas, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Font yang digunakan dalam kutipan sama dengan font yang digunakan dalam naskah;
34

2. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu
diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir ketiga berikut;
3. Penulisan kutipan langsung, jika lebih dari lima baris maka penulisannya dimasukkan
lima (5) ketuk ke dalam naskah dari baris terluar kiri. Kutipan dicetak dengan jarak
satu spasi dan ditulis diantara dua (2) tanda petik (“), Contoh:…..terhadap tantangan
pimpinan atas kompleksitas budaya organisasi dimasa yang akan datang, Sonnenfeld
(1992) dalam Devis (1998:141) mengatakan:
”… tahun 2010, pimpinan harus menangani keanekaragaman budaya yang lebih
kompleks dan besar. Pimpinan harus memahami bahwa karyawan tidak berpikir yang
sama mengenai hal-hal mendasar seperti ‘menanggani konfrontasi’ atau bahkan apa
arti melaksanakan tugas hari ini dengan baik”
4. Kutipan berbahasa asing dicetak miring
5. Kutipan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung
Contoh kutipan langsung :
Akibat dari peningkatan populasi dan aktivitas yang semakin berkembang, terjadilah
perluasan wilayah untuk menampung kelompok manusia di dalamnya (Golany,
1995:56-57 )
Contoh kutipan tidak langsung :
Lynch (1981: 187-190) melihat bahwa tranportasi dan komunikasi merupakan asset
utama dalam daerah perkotaan. Jika tidak semua kata dikutip, maka kutipan kalimat
dapat diringkas dengan mencantumkan tiga titik di awal kutipan dan ditulis di antara
dua tanda petik (“). Contoh :
“… lokasi yang memberi kemudahan interaksi antara kegiatan ekonomi, memiliki
citra yang baik, sarana transportasi dan komunikasi yang paling baik dari semua
lokasi di kota”.
6. Pengutipan referensi dari tubuh buku atau makalah menggunakan metode kutipan:
penulis-tahun-halaman sedangkan kutipan dari jurnal atau hasil penelitian terdahulu
menggunakan metode kutipan: penulis-tahun.baik kutipan dari buku teks maupun
jurnal nama penulis yang ditulis adalah hanya nama belakang (family name). adapun
aturan lebih lanjut pengutipan adalah sebagai berikut:
a. jika nama penulis muncul sebagai bagian dari narasi dan tahun publikasi dikutip
dalam tanda kurung.
Contoh:
35

Parasuraman (1998) mengemukakan bahwa…(contoh diambil dari jurnal tidak


disertai halaman) rasyid ( 199:204 ) otonomi daerah…. (contoh diambil dari buku
teks harus disertai halaman)
b. jika nama penulis dan tahun publikasi dikutip dalam tanda kurung, dipisahkan
dengan koma. Contoh:
Dalam baru-baru ini mengenai keluarga yang suami isteri keduanya bekerja (dual-
career) (Hunt, 1999;Osborn, 1998) menjelaskan bahwa…
c. jika tahun dan nama penulis menjadi bagian dari pembahasan teks tidak perlu
menggunakan tanda kurung. Contoh:
Tahun 1997 , Kyle membandingkan keluarga yang suami-isteri,keduanya, bekerja
dan memiliki penghasilan (dual-earner) menemukan bahwa….
d. Bila pustaka yang dikutip ditulis dua orang, kedua nama tersebut ditulis lengkap.
Contoh: Kotler, Philip & Amstrong, Neil (1999:324) menjelaskan bahwa…
e. Bilamana pustaka yang dikutip ditulis oleh tiga orang, nama dari semua (tiga)
penulis itu dicantumkan semua pada saat kutipan itu dimuat pertama kali dalam
teks, untuk penulisan selanjutnya nama pengarang ke dua dan ke tiga tidak perlu
dicantumkan,diganti dengan singkatan dkk atau et al. Misalnya:
Gibson, James. M, Ivancevis dan James H. Donnelly,JR (2005:154), menjelaskan
bahwa… (kutipan pertama)
Gibson, dkk (2005: 266) menjelaskan bahwa… (kutipan selanjutnya)
f. Bila pustaka ditulis oleh empat orang atau lebih ditulis:
Sutisna, dkk (1992:78) atau Wills, et al (1991).
g. Penulis dapat mengutip hasil penelitian atau pendapat dari peneliti yang tercantum
dalam pustaka penulis lainnya. Contoh:
Biale (1984) dalam Asrofi (1986:132) mengemukakan….
h. Jika nama penulis tidak jelas, maka nama penulis diganti dengan anonim. Contoh:
Anonim (2001) menjelaskan birokrasi sebagai……
36

BAB VII
PUBLIKASI ILMIAH

P ublikasi ilmiah merupakan ringkasan penelitian dari keseluruhan isi laporan penelitian.
Tujuannya untuk menyampaikan kepada khalayak akademik hasil penelitian dalam
bentuk resume. Publikasi ilmiah wajib dibuat oleh seluruh mahasiswa yang telah
menyelesaikan dan lulus ujian mempertahankan skripsi.
Naskah publikasi ilmiah diketik dengan spasi 1,5 dengan fond Times New Roman
dengan layout dua kolom pada kertas A4 maksimal 20 halaman dan serahkan dalam bentuk
cetak (print out) komputer sebanyak 1 eksemplar beserta CD. File naskah pada CD dibuat
menggunakan program olah kata Microsoft Word. Sistematika publikasi ilmiah penelitian
memuat:
1. Halaman cover berisi cover luar dan cover dalam (contoh lampiran 15) :
2. Batang tubuh Publikasi ilmiah berisi:
a. Judul Penelitian
b. Abstrak. Dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
c. PENDAHULUAN: Berisi latar belakang, Perumusan Masalah dan Tujuan
Penelitian (2-4 halaman).
d. TINJAUAN PUSTAKA. Berisi teori yang terkait langsung dengan variabel
penelitian, kerangka pemikiran, model penelitian dan hipotesis (Jika ada). (2-3
halaman).
e. METODE PENELITIAN. Berisi pendekatan, tipe, populasi dan sampel,
pengumpulan data, teknik analisis data (1-2 halaman).
f. HASIL DAN PEMBAHASAN. (5-7 halaman).
g. KESIMPULAN DAN SARAN (1/2 halaman).
37

h. DAFTAR PUSTAKA.

Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan format essai disertai
judul sub-bab masing-masing bagian. Penulisan tidak menyertakan Bab, sehingga Peringkat
judul bab, dan sub bab dinyatakan dengan angka atau huruf dan menggunakan kenis huruf
yang berbeda.
Contoh Sistematika:
PENDAHULUAN 39

A Latar Belakang
B Rumusan Masalah
C Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A Kemampuan
a. Kemampuan Konseptual
b. Kemampuan Perilaku
B Kinerja Pegawai
Tata cara penyajian kutipan, rujukan, table dan gambar mengikuti ketentuan dan
pedoman penulisan skripsi STIA Amuntai. Penggunaan tanda baca mengikuti kaidah
pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Bahasa yang dipakai untuk
penulisan publikasi ilmiah adalah bahasa Indonesia ragam baku dengan gaya bahasa
keilmuan yang berciri antara lain sebagai berikut:
1. Bernada formal, nalar dan obyektif.
2. Lugas, jelas, ringkas dan tepat. Istilah atau ungkapan yang dipakai tidak bermakna
ganda.
3. Lazim dipakai titik pandang nara ketiga dengan kalimat berbentuk pasif.
4. Dihindari ungkapan-ungkapan yang berlebihan, mubazir, dan emosional.
38

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Sahya. 2015. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Pustaka Setia.


Anonim. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Banjarmasin: Pustaka Banua.
Anonim. 2011. Ejaan yang Disempurnakan Terbaru (Sesuai Permendiknas No. 4 Tahun
2009). Klaten: CV Sahabat.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
39

Lampiran 1: Contoh Halaman cover


PERAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN
KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN TATA
KOTA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pada Jurusan Administrasi Negara

O LE H
FITRIANI
NPM : 11.13.02655

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


40

AMUNTAI
2015

Lampiran 2: Contoh Halaman Judul


PERAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN
KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN TATA
KOTA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pada Jurusan Administrasi Negara

O LE H
FITRIANI
NPM : 11.13.02655

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


AMUNTAI
41

2015

Lampiran 3: Halaman Persembahan

Karya ini
kupersembahkan kepada pemberi cinta tak terbatas:
Ayah dan Bunda
42

Lampiran 4: Surat Pernyataan Keaslian Skripsi

SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN SKIRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : FITRIANI

NPM : 11.13.02655

Judul Skiripsi : PERAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA

PEGAWAI PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN TATA

KOTA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skiripsi yang saya tulis ini adalah hasil karya

sendiri bukan hasil jiplakan atau plagiat dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

sarjana di perguruan tinggi manapun.

Sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

penulis atau terbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini disebut

daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila dikemudian hari ternyata saya terbukti

melakukan pelanggaran akademik tersebut di atas, saya bersedia menerima sanksi dicabut

ijazah serta gelar yang telah diberikan kepada saya.

Amuntai, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,


Materai
6000
Fitriani

Lampiran 5: Halaman Lembar Pengesahan


43

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul :”PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA
KANTOR KEC. SEI. TABUKAN KAB. HSU” oleh SUPIANI, telah diterima dan diuji oleh Tim
Penguji pada:

HARI : Selasa

TANGGAL : 18 Agustus 2015

TEMPAT : STIA Amuntai

JAM : 13.00 - 14.00 WITA

TIM PENGUJI

No NAMA Tanda Tangan

1 Drs. Fitriyadi, M.Si

2 Irza Setiawan, S.Sos,M.AP

3 Agus Sya'bani Arlan, S.Sos,M.AP

Lampiran 6: Contoh Halaman Berita Acara Ujian


44

BERITA ACARA
UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI
Nomor : 251.3/STIA-Amt/PP/08.2015

Pada hari ini Selasa, tanggal 18 Agustus 2015, telah dilaksanakan ujian mempertahankan skripsi
berdasarkan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Amuntai Nomor : 05/Kep/STI-
Amt/PP/2002 tanggal 14 Agustus 2002 tentang Petunjuk Penyelenggraan Skripsi bagi mahasiswa
STIA Amuntai untuk mencapai gelar sarjana (S1) :

Nama : Supiani
NPM : 11.13.02397
Jurusan : Ilmu Administrasi
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Dengan mengambil tempat di ruang sidang STIA Amuntai dan yang bersangkutan dinyatakan :

LULUS/TIDAK LULUS

Dengan nilai mutu ujian 80,33, dengan huruf mutu ujian A

Dikeluarkan di : Amuntai
Pada tanggal : 18 Agustus 2015
Mahasiswa yang bersangkutan,

Supiani

Ketua Penguji Anggota I Anggota II

Irza Setiawan, S.Sos,M.AP Agus Sya'bani Arlan, S.Sos,M.AP


Drs. Fitriyadi, M.Si NIDN. 1124118701 NIP. 19760818 200501 1 004
NIP. 19670113 199403 1 001
Mengetahui
Ketua STIA Amuntai

H. Zainal Arifin, S.Sos., M.AP


NIDN. 1114075401

Lampiran 7: Contoh Halaman Abstrak


ABSTRAK
45

FITRIANI, NPM : 11.13.02655, Judul “ PERAN PIMPINAN DALAM


MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PASAR, KEBERSIHAN DAN
TATA KOTA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA” dibawah bimbingan Bapak
Drs.DELI ANHAR.,M.AP sebagai Pembimbing I dan Bapak AKHMAD
RIDUAN,S.Sos.,M.AP sebagai Pembimbing II.
Peran pimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Pada Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara peran
pimpinan belum sepenuhnya optimal, pimpinan masih belum maksimal dalam menjalankan
kepemimpinan. Kurang tegas dalam pemberian sanksi, kurangnya motivasi pegawai,
kurangnya pengawasan dan kontrol pimpinan terhadap kinerja pegawai yang berdampak pada
kinerja pegawai. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran
pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, faktor-faktor yang berkaitan dengan peran
pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi
faktor-faktor yang berkaitan dengan peran pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai
pada Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif-kualitatif .
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Sumber data diambil melalui penarikan sampel secara purposive sampling berjumlah 15
orang. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik meliputi reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa peran pimpinan dalam meningkatkan kinerja
pegawai belum sepenuhnya optimal. Peran pimpinan yang sudah optimal dilihat dari aspek
yang melingkupi kecerdasan, sifat/sikap kedewasaan sosial dan hubungan sosial, dan
motivasi diri dan dorongan berprestasi. Adapun aspek yang belum optimal yaitu sifat-sifat
hubungan manusiawi. Selanjutnya kinerja pegawai juga belum optimal. Aspek yang sudah
optimal melingkupi kuantitas dan kerjasama. Sedangkan aspek yang belum optimal yaitu
melingkupi kualitas dan waktu kerja. Disamping itu faktor-faktor yang berkaitan dengan
peran pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai yaitu sarana-prasarana belum memadai,
tingkat kedisiplinan pegawai masih kurang, kurang tegasnya pimpinan dalam pemberian
sanksi dan masih kurangnya pengawasan yang dilakukan pimpinan terhadap kinerja pegawai.
Adapun upaya yang dilakukan dalam peran pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai
yaitu melengkapi sarana-prasarana dan pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggaran
disiplin kerja.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota
Kabupaten HSU, maka disarankan kepada Kepala Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota
Kabupaten HSU, agar melakukan komunikasi yang efektif dengan bawahan dari berbagai
arah, secara top-down, bottom-up, dan horizontal. Pemberian motivasi dalam bekerja berupa
meningkatkan semangat kerja pegawai dan memberikan penghargaan berupa materi.
Disamping itu perlu melengkapi sarana-prasarana, lebih tegas dalam memberikan sanksi
terhadap bawahan, serta lebih melakukan pengawasan terhadap kinerja pegawai secara
langsung.

ABSTRACT
FITRIANI, NPM:11.13.02655 Title " ROLE of HEAD IN IMPROVING
PERFORMANCE ON DUTY the MARKET, HYGIENE AND URBAN PLANNING of
REGENCY PATE UPSTREAM OF NORTH RIVER under the guidance of Drs.DELI
46

ANHAR.,M.AP as supervisor I and AKHMAD RIDUAN,S.Sos.,M.AP as second


counsellor.
Role of head represent very important factor in improving officer performance. On duty
the Market, Hygiene and Urban Planning of Regency of Pate Upstream of River of North of
role of head not yet optimal full, head still not yet maximal in running leadership. Less be
coherent in sanction gift, lack of officer motivation, lack of observation and control head to
performance of officer affecting at officer performance. Based on the above, this research aim
to to know role of head in improving officer performance, factors related to role of head in
improving performance of officer and also the effort done to overcome factors related to role
of head in improving performance of officer On duty the Market, Hygiene and Urban
Planning of Regency of Pate Upstream of North River.
This research use approach qualitative with type deskriptif-kualitatif. Technique of data
collecting used by interview, observation and documentation. Source of data taken by through
withdrawal of sampel by purposive is sampling amount to 15 people. After data gathered later
then analysed with technique covering reduce data, data display and conclusion drawing or
verification.
Result from research of showed that the role of head in improving performance of officer
not yet optimal full. Role of optimal head seen from aspect embosoming intellegence,
nature/attitude of social adulthood and the social relation, and self-motivation and motivation
have achievement. As for aspect which not yet optimal that is the nature of human relation.
Here in after performance of officer also not yet optimal. Optimal performance embosom
amount and cooperation. While, aspect which not yet optimal that is embosom quality and in
working. Beside that factors related to role of head in improving performance of officer that
is appliance or facility work not yet adequate, mount discipline of officer still less, less
specifically head in gift of sanction and still the lack of observation done by head to officer
performance. As for effort performed within role of head in improving performance of
officer that is equip appliance or facility work and gift of coherent sanction to collision of
discipline work.
To increase performance of officer On duty the Market, Hygiene and Urban Planning of
Regency HSU, hence suggested to Head On duty the Market, Hygiene and Urban Planning of
Regency HSU, in order to do effective communications with subordinate from various
direction, by top-down, bottom-up, and horizontal. Gift motivate in working in the form of
improving the spirit job of officer and give appreciation in the form of items. Beside that
require to equip appliance or facility work, more coherent in giving sanction to subordinate,
and also more do observation to performance of officer directly.

Lampiran 8: Contoh Halaman Kata Pengantar


KATA PENGANTAR
47

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang segala puji dan syukur
penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau serta
pengikutnya hingga akhir zaman. Syukur Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah yang
diberikan oleh Allah SWT sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul ”
PERAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS
PASAR, KEBERSIHAN DAN TATA KOTA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak sekali sumbangan pikiran dan pemberian data
yang penulis dapatkan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak H.Zainal Arifin, S.Sos.,M.AP selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
(STIA) Amuntai .
2. Bapak Drs.Deli Anhar, M.AP selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah banyak membantu,
memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Akhmad Riduan, S.Sos.,M.AP selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membantu, memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Drs.H.Hasmi Rivai, M.Si selaku Kepala Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota
Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian dan mau berpartisipasi memberikan informasi serta data-data yang ada di Dinas
Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara.
5. Seluruh dosen beserta staf tata usaha beserta jajarannya yang ada di Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Amuntai.
6. Seluruh pegawai yang ada di Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Hulu
Sungai Utara, terutama yang memberikan data serta informasinya kepada penulis.
7. Seluruh keluarga dan teman-teman di STIA Amuntai terima kasih atas dukungan motivasi
serta do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini yang tak bisa penulis sebutkan
satu per satu.
48

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan. Kritik dan saran serta
tanggapan yang bersifat membangun akan penulis terima demi kesempurnaan skripsi ini.

Amuntai, Agustus 2015

Penulis,

Lampiran 9: Contoh Halaman Daftar Isi

DAFTAR ISI
Halaman
49

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


TANDA PERSETUJUAN .................................................................................. ii
BERITA ACARA UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vi
ABSTRAKSI...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Batasan Masalah .............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan .......................................................... 9
2. Syarat – syarat Kepemimpinan ................................................... 10
3. Tugas Kepemimpinan .................................................................. 11
4. Fungsi Kepemimpinan ................................................................ 12
5. Tipe Kepemimpinan .................................................................... 12
B. Kinerja
1. Pengertian Kinerja ....................................................................... 15
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja .................................. 17
3. Indikator Kinerja ......................................................................... 22
4. Pengukuran Kinerja ..................................................................... 22
C. Pegawai Negeri Sipil
1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil ................................................. 24
2. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil ............................................... 25
3. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil ................................................. 26
4. Hak Pegawai Negeri Sipil ........................................................... 27
D.Kerangka Pemikiran
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 30
B. Metode Penelitian ............................................................................ 30
C. Tipe Penelitian ................................................................................. 30
D. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 30
E. Populasi dan Sampel ........................................................................ 31
F. Data dan Sumber Data ..................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34
50

H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 34


I. Teknik Penarikan Kesimpulan ......................................................... 35
J. Instrumen Penelitian ........................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota HSU .... 37
B. Peran Pimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada
Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota HSU .................................
......................................................................................................57
C. Faktor-faktor yang berkaitan dengan Peran Pimpinan dalam
Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Pasar, Kebersihan dan
Tata Kota HSU ................................................................................
....................................................................................................112
D. Upaya Yang Dilakukan untuk mengatasi Faktor-faktor yang
berkaitan dengan peran Pimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai pada Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota HSU...........
....................................................................................................130
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
....................................................................................................139
B. Saran ................................................................................................
....................................................................................................140
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup
Daftar Wawancara
Daftar Hasil Wawancara
Surat Permohonan Izin Riset
Surat Persetujuan Izin Riset
Struktur Organisasi Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai
Utara
LAKIP Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun
2014

Lampiran 10: Contoh Halaman Daftar Tabel


51

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian...................................................................... 36
Tabel 4.1 Nama-Nama Pegawai Beserta Golongan Dan Jabatan Pada
Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kab.HSU.................... 51
Tabel 4.2 Sarana dan Fasilitas Kerja Pada Dinas Pasar, Kebersihan
dan Tata Kota Kab.HSU................................................................. 56

Lampiran 11: Contoh Halaman Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR
52

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.................................................................. 29


Gambar 4.1 Wawancara Dengan Bapak Drs. H.Hasmi Rivai, M.Si............. 58
Gambar 4.2 Wawancara Dengan Bapak Akhmad Dani, SE......................... 63
Gambar 4.3 Wawancara Dengan Ibu Hj.Rina Husniana, S.Sos................... 66
Gambar 4.4 Wawancara Dengan Bapak Ramdani........................................ 70
Gambar 4.5 Wawancara Dengan Ibu Mediya, S.Sos.................................... 71
Gambar 4.6 Wawancara Dengan Bapak Rumaidi, S.Sos.............................. 74
Gambar 4.7 Wawancara Dengan Bapak Ruspiani, SE.................................. 75
Gambar 4.8 Wawancara Dengan Bapak Syamsul Arifin.............................. 79
Gambar 4.9 Wawancara Dengan Ibu Hudriyati............................................ 83
Gambar 4.10 Wawancara Dengan Bapak Norhan......................................... 86
Gambar 4.11 Wawancara Dengan Ibu Siti Raudah, S.Sos............................. 87
Gambar 4.12 Wawancara Dengan Bapak Rahmi Fadillah, S.Sos.................. 90
Gambar 4.13 Wawancara Dengan Bapak Syarief Norahman........................ 94
Gambar 4.14 Wawancara Dengan Bapak Bambang Mardianto,A.Md........ 95
Gambar 4.15 Wawancara Dengan Ibu Siti Fatimah...................................... 100
Gambar 4.16 Keadaan Ruangan Bagian Keuangan ..................................... 114
Gambar 4.17 Keadaan Finger Print (Mesin Sidik Jari)................................. 115

Lampiran 12: Contoh Halaman Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
53

Amirullah, Doddy, 2005. Sistem Pelayanan Satu Pintu Dalam Rangka Meningkatkan
Pelayanan Publik (Studi tentang Pengurusan Izin pada Kantor Pelayanan
Perizinan Kota Kendari). Tesis Magister Ilmu Administrasi Publik, Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.

Ariany, Ria, 2008. Peningkatan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram.
Disertasi Doktor, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.

Aswan, Muhammad, 2008. Penerapan Total Quality Service (TQS) dalam Pelayanan Publik
(Studi Penerapan TQS guna Mewujudkan Kepuasan Penerima Layanan Asuransi
Kesehatan Sosial Di RSUD Kota Banjarbaru). Disertasi Doktor, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.

Bungin, Burhan, 2008. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan


Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media group.

Denhardt & Denhardt, 2003. The New Public Service. New York: M.E. Sharpe.

Dwiyanto, Agus, et al, 2006. Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Deputi Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan (Direktorat Aparatur Negara), 2003.
Pelayanan Publik Di Era Desentralisasi (Studi Tentang Variasi Cakupan dan
Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Publik)”. Jurnal Info Kajian
BAPPENAS Vol. 1 No. 2 Oktober 2004

Frederickson, George, 2006. Administrasi Negara Baru (terjemahan). Diterjemahkan oleh


Al-Ghozei Usman. Jakarta: LP3ES.

Jha, S.N. & Marthur, P.C. 2006. Decentralization and Local Politics: Reading in Indian
Government and Politics-2. Sage Publications: New Delhi London.

Kaho, Josef Riwu, 2007. Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta.

Leach, Steve, John Stewart, Kieron Walsh, 2005. The Changing Organization and
Management of Local Government. MacMillan Press Ltd: London.

Lampiran 13: Contoh Halaman Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PHOTO
54

Nama : JUMAIDI

Tempat / Tanggal Lahir : Jumba, 20 April 1988

Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jln. Veteran RT.01 No.11 Desa Murung Sari Kec.

Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Pendidikan : - MIN Jumba 1994-2010


- MTSN As-Salam Mamar Tahun 2010-2003
- SMKN 1 Amuntai Tahun 2003-2006
Nama Orang Tua :

a. Ayah : Norjani
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Veteran RT.01 No.11 Desa Murung Sari
b. Ibu : Norhayati
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Veteran RT.01 No.11 Desa Murung Sari

Lampiran 14 : Contoh Penulisan Tabel

Tabel 4.2

Keadaan Sarana Dan Prasarana


Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Hulu Sungai Utara
Tahun 2014
55

No. Sarana & Prasarana Jumlah Keterangan


1 2 3 4
1. Mesin Ketik Manual Standar 14-16 2 Buah Baik
2. Lemari Besi / Metal 10 Buah Baik
3. Rak Kayu 2 Buah Baik
4. Filling Besi / Metal 1 Buah Baik
5. Lemari Kaca 2 Buah Baik
6. Meja Komputer 20 Buah Baik
7. Air Conditioner 10 Buah Baik
8. Televisi 5 Buah Baik
9. Kaca Hias 1 Buah Baik
10. Dispenser 5 Buah Baik
11. PC. Komputer 20 Unit Baik
12. Laptop 7 Buah Baik
13. Printer 10 Buah 1 Rusak
Sumber : Profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

Lampiran 15 : Sampul Luar dan Dalam Publikasi Ilmiah

PERAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS


PENDAPATAN DAERAH TANJUNG TABALONG

PUBLIKASI ILMIAH
56

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Jurusan
Administrasi Negara

OLEH

OLEH :
SARI ANITA
NPM :12.14.02941

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


AMUNTAI
2016

PERAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS


PENDAPATAN DAERAH TANJUNG TABALONG
57

Oleh :
JUMAIDI
NPM.09.11.01706

Telah diujikan
Pada tanggal 20 April 2015

DOSEN PEMBIMBING

Munawarah, S.Sos.M.AP H.Gusti Hamdani, S.Sos.M.AP


Pembimbing I Pembimbing II

Lampiran 16 : Contoh Penelitian Terdahulu


1. Bambang Supriyono (2002) dalam penelitian yang berjudul “Peranan Pemerintahan
Daerah Dalam Peningkatan Pelayanan Publik”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan model demokrasi dalam sistem Pemerintahan Daerah yang sekarang
diterapkan belum mencapai hasil yang diharapkan. Perilaku birokrasi dan kinerja
Pemerintahan Daerah belum dapat mewujudkan keinginan dan pilihan publik untuk
memperoleh jasa pelayanan yang memuaskan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik oleh Pemerintahan Daerah dalam hal ini
58

dapat dilakukan dengan berbagai strategi, diantaranya: perluasan institusional dan


mekanisme pasar, penerapan manajemen publik modern, perluasan makna demokrasi.
Upaya ini dapat terwujud apabila terdapat konsistensi dari sikap Pemerintahan Daerah
bahwa keberadaannya adalah semata-mata mewakili kepentingan masyarakat di
daerahnya, otonomi adalah diberikan kepada masyarakat. Sehingga keberadaannya harus
memberikan pelayanan yang berkualitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang memiliki otonomi tersebut. Perangkat birokrasi yang ada baru dapat memberikan
pelayanan publik yang berkualitas apabila kinerjanya selalu didasarkan pada nilai-nilai
etika administrasi publik.

Catatan:
 Penelitian terdahulu yang dikutip minimal dari 2 peneliti
 Penelitian yang dikutip maksimal 5 tahun kebelakang

Lampiran 17 : Contoh Desain Operasional Penelitian

Tabel 3.1

Desain Operasional Penelitian

Variabel Ruang Lingkup Variabel Indikator


59

Implementasi Komunikasi 1. Kejelasan


Peraturan Daerah 2. Konsistensi
Nomor 17 Tahun
2013
Sumber daya 1. Sumber Daya
Manusia ( Staff)
2. Fasilitas
3. Dana (anggaran)

Disposisi 1.Komitmen
2. Kejujuran

Struktur Birokrasi 1. SOP(Standard


Operating Procedure)
2. Koordinasi antar
pelaksana kebijakan

Anda mungkin juga menyukai