Anda di halaman 1dari 2

BIMBINGAN KEPANITERAAN KULIT & KELAMIN KOJA

Periode 8 April – 11 Mei 2019

HARI : Kamis
TANGGAL : 02 - 05 – 2019
TOPIK : Jurnal – Pityriasis Rosea: Diagnosis and Treatment
PEMBIMBING : dr. Chadijaah Rifai Latief, SpKK
RANGKUMAN :
• Pityriasis rosea adalah penyakit kulit yang dapat sembuh sendiri yang muncul sebagai
papula bersisik dan plak di sepanjang garis Langer (cleavage lines).
• Ruam ini umumnya di badan dan biasanya dimulai dengan lesi pertama (herald patch).
• Insidennya adalah 170 kasus per 100.000orang per tahun.
• Terutama pada usia 10 hingga 35 tahun.
• Pria : wanita  sama-sama terpengaruh, penelitian lain melaporkan wanita lebih sering
terkena.
• prevalensi lebih tinggi selama musim dingin.
• Etiologi
 Berdasarkan gambaran klinis dan epidemiologi diduga infeksi sebagai
penyebabnya.
 Ketika diamati dengan mikroskop terdapat partikel yang menyerupai virus
intranuclear dan intracytoplasmic, sedangkan agen bakteri belum dikaitkan
dengan pityriasis rosea.
 Peningkatan limfosit CD4 dan sel Langerhans di dermis juga memberi kesan
etiologi virus.
 Virus yang paling umum dikaitkan dengan pityriasis rosea adalah human
herpesvirus-6 dan-7 (HHV-6 dan -7).
 HHV-6 biasanya mempengaruhi anak-anak pada usia dua tahun, sedangkan
HHV-7 biasanya mempengaruhi anak-anak pada usia enam tahun.
 Roseola infantum (exanthema subitum) adalah presentasi umum dari virus ini
pada anak-anak.
• Clinical Presentation:
 Diagnosis pityriasis rosea didasarkan pada temuan pemeriksaan klinis dan fisik.
 Pityriasis rosea klasik dimulai dengan patch herald di badan (Gambar 1 dan 2)
hingga 90% dari kasus.
 Patch ini eritematosa dengan batas tegas sedikit lebih tinggi dan dengan diameter
3 cm , lamanya sekitar dua minggu.
• Diagnosis diferensial pityriasis rosea mencakup beberapa kondisi. Jika diagnosisnya
tidak pasti, biopsi kulit akan membantu mengecualikan patologi lain.Histologi pityriasis
rosea biasanya akan menunjukkan parakeratosis fokal, spongiosis, dan thosis pada
epidermis, dan sel darah merah ekstravasif dengan infiltrat perivaskular limfosit,
monosit, dan eosinofil dalam dermis.
• Beberapa laporan kasus erupsi obat dapat menyerupai Ptiriasis Rosea. Dalam kasus ini,
ruam lebih luas dan pruritus daripada di pityriasis rosea klasik, dan histopatologi
berbeda. Beberapa studi kasus melaporkan adanya infiltrat eosinofil dermal
• Pengobatan pityriasis rosea bersifat simtomatik, untuk pruritus pada sebagian besar
pasien dapat diberikan antihistamin oral atau kortikosteroid oral atau topical.

FOTO :

ABSEN :
Nama NIM UNIVERSITAS TANDA TANGAN
Amanda Putri 1102014017 YARSI
Dewi Nur Azizah 1102011077 YARSI
Priest Daniel Limahelu 11201722 UKRIDA

Anda mungkin juga menyukai