Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN
A. Perlindungan Aset dan Integritas Data
1. Pengukuran Perlindungan Aset dan Integritas DataUntuk mengevaluasi
perindungan aset dan integritas data, auditor memerlukan
tingkatanpengukuran. Pemhukuran Perlindungan aset, auditor dapat
menggunakan Expected Loss yangt erjadi ketika aset rusak, dicuri dan
digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi. Auditor dapat menandai
probabilitas yang berbeda atas kerugian yang berbeda juga. Hal ini
melingkupi kerugian dalam Nilai yang tidak menentu. Sehingga dapat
menghitung Expected Loss nya.Untuk mengukur integritas data, tergantung
dari tujuan audit dan data pokok yang menjadifokus yaitu kesalahan nilai
yang material dalam laporan keuangan. Pengukuran integritas datamenjadi
ukuran kesalahan nilai yang berasal dari kelemahan internal kontrol.

2. Dasar Keputusan Evaluasi Global


Ketika Auditor membuat keputusan evaluasi global, mereka mencari
faktor-faktor yangberpengaruh pada kekuatan dan kelemahan pengendalian
bagaimana aset terlindungi danintegritas data terjaga antara lain:
a. Apakah kerugian material telah terjadi karena aset tidak terlindungi
b. Apakah kerugian material terjadi pada laporan keuangan
Dalam melakukan pengujian pengendalian, mereka akan menggunakan
pertimbangan evaluasiglobal yang berpengaruh pada perlindungan aset dan
ingritas data. Untuk memperluaskepercayaan auditor atas terjadinya kerugian
material dan kesalahan akun maka auditor akanmemperluas lingkup dan
pengujian subtantifnya. Maka ketika auditor melakukan pengujian substantif
maka mereka akan menggunakan pertimbangan evaluasi global.
3. Faktor– faktor Penggunaan Pertimbangan
Faktor-faktor dalam menilai pertimbagan auditor yang lebih baik antara
lain menggunakan:
a. Kemampuan Auditor, merupakan kemampuan auditor yang berpengaruh
dalam kualitaspertimbangan yang digunakan.
b. Pengetahuan auditor, yang berasal dari edukasi dan pelatihan serta
pengalaman bekerja.
c. Lingkungan Audit, menggambarkan kontek yang mempengaruhi
pertimbangan evaluasiyang meliputi teknologi audit , proses secara
kelompok, keterlibatan audit sebelumnya,dan akuntabilitas.
d. Motivasi Auditor, merupakan dorongan untuk melakukan tugas audit.

4. Teknologi Audit untuk membantu Keputusan Evaluasi Terdapat beberapa


teknologi yang membantu auditor dalam membuat keputusan evaluasiglobal
antara lain: Control matrices, Deterministic Models, Software reability model,
Engineering Reliability Models, Bayesian Model, Simulation Model.

5. Pertimbangan Keefektifitasan Biaya


Impelmentasi dan pengendalian operasi dalan sistem terdiri dari 5 biaya
antara lain:
a. Biawa awal termasuk pengendalian desain dan implementasi.
b. Biaya terkait dengan pelaksaan pengendalian akan terjadi.
c. Biaya dalam mencari dan memperbaiki adanya kesalahan dan
ketidakteraturan.
d. Biaya yang terjadi pengendalian tidak bisa mendeteksi dan memperbaiki
adanyakesalahan dan ketidateraturan.
e. Biaya pemeliharaan yang terjadi untuk meyakinkan pengendalian berjalan
dengan benar.
B. Efisiensi Dan Efektivitas Sistem Informasi
1. Konsep Evaluasi Kinerja Sistem Informasi
Evaluasi kinerja system adalah suatu penilaian sistematis terhadap suatu
system untuk memberi gambaran apakah system yang ada sesuai dengan yang
dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan audit SI.
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen-elemen
sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpusat,
terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk
mengolah data menjadi suatu informasi
Jadi, evaluasi kinerja system informasi adalah suatu penilaian sistematis
terhadap suatu system informasi dimana system informasi ini berfungsi untuk
mengolah data menjadi informasi dan evaluasi dibutuhkan untuk memberikan
gambaran apakah system informasi ini sudah berjalan sesuai dengan
fungsinya.
Berdasarkan tujuan Audit SI, efektivitas dan efisiensi suatu system dapat
dicapai, apabila:
a. Pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara efektif
Suatu sistem pemrosesan dapat dikatakan efektif apabila dia dapat
mencapai tujuan-tujuannya, mengevaluasi efektivitas berarti memerlukan
pengetahuan atas kebutuhan-kebutuhan user untuk mengevaluasi apakah
suatu sistem melaporkan informasi-informasi dengan cara yang dapat
memberikan kemudahan bagi user untuk pengambilan keputusan. Auditor
harus mengetahui karakteristik user dan tata cara pengambilan keputusan.
b. Penggunaan sumber daya secara efisien
Suatu pemrosesan data yang efisien menggunakan sumber daya secara
minimum untuk mencapai output yang diinginkan. Sistem pemrosesan data
mengkonsumdi berbagai macam daya: Machine time, Peripherals,
Channels, Software, Sistem, Labour. Sumber daya tersebut adalah langkah
dan sistem aplikasi yang berbeda berlomba menggunakannya.
Efisiensi sistem pemrosesan data menjadi sangat penting ketika pada
saat komputer tidak lagi mempunyai kapasitas lebih. Kinerja dari setiap
aplikasi biasanya menurun dan manajer harus memutuskan apakah
efisiensi dapat ditingkatkan atau sumber daya tambahan harus dibeli,
karena para auditor independen, manajemen mungkin bertanya apakah
mereka akan melakukan atau membantu dalah hal evaluasi.
Efektifitas yang dievaluasi berhubungan dengan tujuan auditee dan manajer.
Jika tujuan tercapai, berarti operasi telah dilaksanakan secara efektif. Ekonomis
yang berhubungan dengan efektifitas yang dicapai dapat diartikan sebagai
efisiensi. Penggunaan komputer harus memiliki dimesi keduanya efektifitas dan
efisiensi, untuk melakukan semua operasi atau kegiatan. Pemrosesan informasi
yang lengkap dan akurat mungkin menjadi basis kunci untuk menetapkan
efektifitas, selama biaya dan ketepatan waktu dari pemrosesan tersebut
berhubungan dengan efisiensi.
Adapun contoh beberapa hasil evaluasi terhadap efiensi dan efektivitas suatu
system informasi, yaitu:
1. Feedback Users pada komputer – Apakah Harapan Tercapai?
Sejak jasa users (pengguna) merupakan fokus kunci dari setiap operasi EDP,
satu cara untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi adalah mendapatkan
feedback users. Apakah harapan-harapan users tercapai?
a. Apakah perputaran waktu mencukupi?
b. Apakah laporan-laporan dan sistem interfaces user bersahabat?
c. Apakah biaya EDP yang diajukan masuk akal?
d. Apakah setiap perangsang (incentive) pengaruhnya jelas baik yang berasal
dari organisasi atau penghargaan dari operasi dan servis komputer?
e. Apakah setiap perubahan pada komputer dan operasi EDP diminta?

Biasanya auditor membagikan formulir survey yang diberikan kepada users


(pengguna) untuk membantu dalam evaluasi fasilitas dan aktivitas hari ke hari
komputer auditee.

2. Apakah Penskedulan Servis dan Prioritas Penugasan Mengindikasikan


Bahwa Kontrol Formal ada?
Prosedur yang ditetapkan dengan pasti dapat diharapkan ada jika operasi
komputer memiliki kontrol resmi. Contoh, servis komputer yang diharapkan
dapat dijadwalkan, dengan prioritas yang diberikan pada servis yang pasti untuk
meyakini pemrosesan yang bijaksana atas prioritas laporan. Semua permintaan
tidak harus secara otomatis diarsipkan. Malahan, proses penyesuaian akan
ditetapkan untuk sumber pengeluaran wajar yang harus disediakan dan disetujui.
Setelah suatu proses review yang bijaksana, permintaan-permintaan yang
diterima harus diproses secara efisien.
Satu cara untuk meyakini penggunaan yang tepat atas servis EDP adalah
meminta bayaran untuk setiap servis. Jadi, terlalu tinggi bayaran akan
menghalangi penggunaan, hasilnya kapasitas yang menganggur atau ekspansi ke
fasilitas yang tidak penting. Contohnya, satu universitas memiliki nilai transfer
yang tinggi pada servis komputernya dimana setiap collage dalam universitas
meningkatkan uang untuk memperoleh komputernya sendiri – hasilnya secara
global sangat tidak efisien dari keseluruhan perspektif universitas. Tentu saja,
juga biasa untuk walk through universitas mengeset dan melihat banyak
“gambar-gambar komputer (computer pictures)” dan “greeting” karena jasa-jasa
komputer tersebut sebenarnya “free good”. Beberapa media yang menyenangkan
diperlukan. Pembayaran lebih untuk servis selama waktu puncak atau untuk disk
versus penyimpanan pita magnetic dapat membantu meluruskan dorongan
dengan penggunaan yang efisien atas fasilitas.

3. Apakah Konfigurasi Komputer Sesuai dengan Kebutuhan Entitas?


Kebutuhan informasi auditee harus dicocokkan pada konfigurasi komputer
yang tepat. Akses yang didesentralisasi pada terminal dan output, jalur
komunikasi antara users (pengguna), penyambungan ke mainframe dan bank data
yang diinginkan, dan kecukupan ruangan disk dan CPU untuk menyimpan dan
memproses data adalah contoh-contoh kebutuhan users (pengguna) yang
mempengaruhi konfigurasi komputer.
Sering, ketidakcocokan hardware (perangkat keras), software (perangkat
lunak), dan kebutuhan users (pengguna) kelihatan dan menimbulkan operasi
komputer yang tidak efisien dan tidak efektif. Sebagai contoh, operasi komputer
yang disentralisasi secara total dapat menguatkan bentuk-bentuk input manual,
mengingat dummy terminals on site akan langsung mengijinkan input data yang
diotomasi. Sama hal nya, tidak tersedianya software yang diinginkan untuk
fasilitas komputer akan menandai ketidakcocokan.

Masalah dalam mengevaluasi efektivitas sistem


Mengevaluasi keefektifan sistem dalam maknanya adalah telah menjadi salah satu
aspek yang paling sulit dari proses implementasi MIS. Masalah-masalah yang
dihadapi dalam mengevaluasi efektivitas sistem dapat diringkas secara singkat
1. Tujuan dan ukuran pencapaian sering tidak didefinisikan secara memadai pada
awalnya.
Tujuan dan ukuran perusahaan tidak didefinisikan secara memadai pada
awal implementasi. Spesifikasi awal tujuan memfokuskan mengenai definisi
persyaratan untuk (Level 0) dan informasi yang diberikan oleh (Level 1)
sistem informasi sering tidak lengkap. Penngukuran untuk tujuan penyelesaian
kinerja pengguna (Level 2) dan kinerja organisasi (Level 3) biasanya tidak
dikuantifikasi, terutama untuk proyek-proyek pembangunan yang
diamanatkan. Lebih jauh lagi, tujuan yang dinyatakan atau nyata seringkali
tidak mewakili tujuan yang sebenarnya karena tujuan yang mendasar dari
personil yang terlibat tidak dinyatakan

2. Orientasi Efisiensi dan Tujuan yang dengan mudah dikuantifikasi serta


Pengukuran yang basanya digunakan
Sasaran dan ukuran yang efisien dan berorientasi pada esensi biasanya
digunakan sementara tujuan dan ukuran yang berorientasi pada efektivitas dan
kualitatif diabaikan. Ini berawal dari fokus pada tujuan konsumsi sumber daya
dan spesifikasi MIS, dan dia menekankan pada justifikasi untuk fokus pada
biaya dan manfaat kuantitatif yang nyata. Dampak tidak berwujud, kualitatif
dari sistem informasi cenderung diabaikan kecuali ketika manfaat kuantitatif
tidak mencukupi untuk pengembangan sistem keadilan dalam banyak kasus,
ukuran efek kualitatif tidak berwujud dari sistem tidak tersedia.

3. Tujuan dan tindakan yang digunakan untuk mengevaluasi sistem tidak sama
seperti yang didefinisikan pada awalnya
Sifat dinamis dari proses implementasi MIS menunjukkan bahwa
perubahan evolusioner dalam tujuan akan terjadi karena pembelajaran oleh
pengguna dan personel pengembangan MIS dan perubahan dalam lingkungan,
pengguna Berkembang membutuhkan pengaruh yang sangat besar terhadap
persyaratan pemeliharaan. Seperti disebutkan sebelumnya, kurangnya tujuan
dan langkah-langkah yang disepakati bersama juga menyiratkan bahwa
mereka yang digunakan untuk mengevaluasi sistem akan berbeda.

4. Persepsi individu mungkin berbeda tergantung pada tujuan dan Pengukuran.


Ketika kesepakatan timbal balik yang realistis di antara para peserta
awalnya tidak jelas menetapkan tujuan dan pengukuran manajemen system
informasi yang akan diambil, Perbedaan sudut pandang evaluator dapat timbul
ketika penilaian keefektivitasan sistem . Kesepakatan bersama mungkin
terhambat karena phak terkait, atau sudut pandang evaluator, tidak ditiru
selama penetapan tujuan awal, tujuan yang mendasari dari personel yang
terlibat tidak dicantumkan dan penilaian efektivitas sistem pada awalnya
mencerminkan kepentingan sudut pandang pengevaluasi tunggal.

Evaluasi Hasil Pemeriksaan Audit


Pada penyelesaian audit, auditor harus mempertimbangkan apakah hasil
akumulasi dari prosedur audit mempengaruhi penilaian risiko bisnis entitas dan risiko
kesalahan pernyataan materi. Auditor harus menggabungkan salah pernyataan yang
tidak dikoreksi yang terdeteksi dan menentukan apakah mereka menyebabkan laporan
keuangan untuk secara material salah dinyatakan. Jika auditor menyimpulkan bahwa
total kesalahan pernyataan menyebabkan laporan keuangan salah dinyatakan secara
materiil, auditor harus meminta manajemen untuk menghilangkan kesalahan
pernyataan materi. Jika manajemen tidak menghilangkan kesalahan pernyataan
materi, auditor harus mengeluarkan pendapat yang memenuhi syarat atau merugikan.
Di sisi lain, jika tidak dikoreksi Total kesalahan pernyataan tidak menyebabkan
laporan keuangan untuk secara material salah dinyatakan, auditor harus mengeluarkan
pendapat yang tidak memenuhi syarat.
Advanced module memberikan gambaran rinci tentang model risiko audit dan
hubungan komponennya. Jika auditor telah menentukan bahwa salah pernyataan
adalah atau mungkin hasil dari penipuan, dan baik telah menentukan bahwa efek
dapat menjadi bahan untuk laporan keuangan atau tidak dapat mengevaluasi apakah
efek materi, auditor harus
1. Mencoba untuk mendapatkan bukti audit untuk menentukan apakah, pada
kenyataannya, penipuan materi telah terjadi dan, jika demikian, efeknya.
2. Mempertimbangkan implikasi untuk aspek lain dari audit.
3. Diskusikan masalah dan pendekatan untuk penyelidikan lebih lanjut dengan
tingkat yang sesuai manajemen yang setidaknya satu tingkat di atas mereka
yang terlibat dalam melakukan penipuan dan dengan manajemen senior.
4. Jika sesuai, sarankan agar klien berkonsultasi dengan penasihat hukum. Jika
hasil tes audit menunjukkan risiko penipuan yang signifikan, auditor harus
mempertimbangkan untuk menarik diri dari keterlibatan dan
mengkomunikasikan alasan penarikan ke Komite Audit atau pihak lain dengan
wewenang dan tanggung jawab yang setara.

Evaluasi Bukti Audit


Kemampuan untuk mengevaluasi bukti yang tepat adalah keterampilan penting
lain yang harus dikembangkan oleh auditor. Evaluasi yang tepat bukti mensyaratkan
bahwa auditor memahami jenis bukti yang tersedia dan keandalan relatif atau
diagnosticity. Auditor harus mampu menilai ketika jumlah yang cukup dari bukti yang
kompeten telah diperoleh dalam rangka untuk menentukan keadilan pernyataan
manajemen.
Dalam mengevaluasi bukti, seorang auditor harus teliti dalam mencari bukti dan
bias dalam evaluasi. Sebagai contoh, seorang auditor memutuskan untuk email
account konfirmasi piutang untuk 50 pelanggan terbesar dari klien yang memiliki
total 5.000 piutang pelanggan. Bahkan jika beberapa pelanggan 50 tidak merespon
secara langsung kepada auditor, auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup pada
masing-masing akun 50, yang dapat mencakup pencarian untuk pembayaran tunai
berikutnya, dokumen pengiriman, faktur, dan sebagainya. Dalam mengevaluasi bukti,
auditor harus tetap objektif dan tidak boleh memungkinkan evaluasi bukti yang akan
bias oleh pertimbangan lain. Untuk mengilustrasikan, dalam mengevaluasi tanggapan
klien terhadap penyelidikan audit, auditor tidak boleh membiarkan faktor pribadi
(misalnya, klien menyenangkan dan ramah) untuk mempengaruhi evaluasi respon
klien.

Proses Evaluasi Pembuktian Akhir


Selain mencari liabilitas kontinjensi tidak tercatat dan peninjauan untuk peristiwa
berikutnya, auditor melakukan sejumlah langkah audit sebelum memutuskan Laporan
Audit yang sesuai untuk masalah entitas. Ini termasuk yang berikut:
1. Kinerja analisis prosedur akhir. (Performance of final analytical procedures)
Prosedur analisa final Standar Audit (AU 329) mewajibkan auditor melakukan
prosedur analitik pada tahap peninjauan akhir audit.Tujuan melakukan prosedur
analitik menjelang akhir pertunangan adalah membantu auditor menilai
kesimpulan yang dicapai pada komponen laporan keuangan dan mengevaluasi
keseluruhan penyajian laporan keuangan.Prosedur analitis akhir ini mungkin
termasuk menghitung ulang beberapa rasio yang dibahas dalam Advanced module
di Bab 5 untuk perencanaan audit.Namun, lebih sering, mereka melibatkan
meninjau kecukupan bukti yang dikumpulkan dalam menanggapi fluktuasi tak
terduga dalam saldo rekening diidentifikasi selama perencanaan audit dan
mengidentifikasi saldo yang tidak biasa atau tak terduga tidak sebelumnya
Dianggap.Prosedur analisis akhir ini dapat menunjukkan bahwa lebih banyak
bukti yang diperlukan untuk saldo akun tertentu.Auditor melakukan prosedur
analisis akhir untuk mempertimbangkan kewajaran keseluruhan dari jumlah
laporan keuangan. Dalam melakukan analisis ini, auditor memeriksa kembali
risiko bisnis klien (Lihat Bab 3).Sebagai contoh, auditor mempertimbangkan
masalah kritis dan risiko bisnis industri yang signifikan dan apakah risiko tersebut
dapat berdampak pada laporan keuangan. Auditor juga menilai struktur dan
profitabilitas industri dan bagaimana klien cocok dalam industri dalam hal
profitabilitas dan solvabilitas. Dengan kata lain, auditor mempertimbangkan
apakah jumlah laporan keuangan yang masuk akal mengingat pengetahuan auditor
atas risiko bisnis klien.

2. Evaluasi kemampuan entitas untuk terus menjadi perhatian (Evaluation of the


entity’s ability to continue as a going concern)
Standar auditing (AU 341) menunjukkan bahwa auditor memiliki tanggung
jawab untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar tentang kemampuan
entitas untuk terus menjadi perhatian dalam jangka waktu yang wajar. Jangka
waktu yang wajar dianggap tidak lebih dari satu tahun di luar tanggal laporan
keuangan yang diaudit. Sementara penilaian ini dilakukan selama perencanaan
audit, auditor juga harus mempertimbangkan masalah ini di akhir pemeriksaan.
Langkah-langkah dalam evaluasi Kelangsungan Hidup Perusahaan, auditor
mengikuti tiga langkah secara keseluruhan dalam membuat penilaian
kelangsungan hidup perusahaan
a. Mempertimbangkan apakah hasil dari prosedur audit yang dilakukan selama
perencanaan, kinerja, dan penyelesaian audit menunjukkan apakah ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan entitas untuk terus sebagai
keprihatinan akan jangka waktu yang wajar (satu tahun)
b. Jika ada keraguan yang substansial, mendapatkan informasi tentang rencana
manajemen untuk mengurangi masalah keprihatinan pergi dan menilai
kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat berhasil dilaksanakan.

c. Menyimpulkan dengan mempertimbangkan rencana manajemen Apakah ada


keraguan yang substansial tentang kemampuan entitas untuk terus
melanjutkan; Jika ada keraguan yang substansial, pertimbangkan kecukupan
pengungkapan tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan dan
menyertakan paragraf penjelasan dalam Laporan Audit.

3. Mendapatkan surat pernyataan (Obtaining a Representation Letter)


Selama laporan keuangan dan audit pengendalian internal, manajemen
membuat sejumlah representasi kepada auditor sebagai bagian dari pertanyaan
yang dibuat untuk mendapatkan bukti yang cukup kompeten. Standar auditing
(AU 333, AS5) mewajibkan auditor untuk mendapatkan surat pernyataan dari
manajemen. Tujuan surat ini adalah untuk menguatkan representasi lisan yang
dibuat kepada auditor dan untuk mendokumentasikan kesesuaian yang
berkelanjutan dari representasi tersebut. Surat pernyataan juga mengurangi
kemungkinan kesalahpahaman mengenai tanggapan yang diberikan oleh
manajemen kepada auditor pertanyaan. Sebagai contoh, selama audit, auditor
dapat menanyakan tentang pihak terkait dan melakukan prosedur audit khusus
untuk mengidentifikasi transaksi pihak terkait. Meskipun hasil dari prosedur audit
ini menunjukkan bahwa transaksi tersebut telah diungkapkan dengan benar,
auditor harus mendapatkan pernyataan tertulis bahwa manajemen tidak menyadari
adanya transaksi yang belum diungkapkan. Dalam kasus lain, bukti mungkin tidak
tersedia untuk menguatkan representasi manajemen. Misalnya, manajemen
menunjukkan niat untuk membiayai kembali kewajiban jangka pendek pada
periode berikutnya dan menreklasifikasi sebagai kewajiban jangka panjang dalam
laporan keuangan saat ini.Auditor akan mendapatkan representasi tertulis dari
manajemen untuk mengkonfirmasi bahwa kewajiban akan Refinance pada periode
berikutnya.

4. Peninjauan kertas kerja (Review of Working Papers)


Semua pekerjaan audit harus ditinjau oleh anggota tim audit yang senior bagi
orang yang menyiapkan makalah kerja. Dengan demikian, senior-in-charge harus
melakukan tinjauan rinci dari kertas kerja yang disiapkan oleh staf dan
menindaklanjuti setiap masalah yang belum terselesaikan atau masalah. Pada
gilirannya, manajer harus meninjau semua makalah kerja, meskipun luasnya
Tinjauan Manajer dapat bervariasi dengan berapa banyak manajer bergantung
pada senior-in-charge. Mitra pertunangan biasanya ulasan kertas kerja yang
berkaitan dengan area audit kritis serta kertas kerja yang disiapkan oleh manajer.
Dalam meninjau makalah kerja, para peninjau harus memastikan bahwa dokumen
makalah yang bekerja bahwa audit telah direncanakan dan diawasi dengan baik,
bahwa bukti mendukung pernyataan yang diuji, dan bahwa bukti yang cukup
untuk jenis Laporan Audit yang dikeluarkan.

5. Evaluasi akhir hasil audit (Final Evaluation of Audit Result)


Dalam hubungannya dengan peninjauan kertas kerja, auditor harus
mengevaluasi hasil tes audit. Evaluasi hasil audit kontrol internal atas pelaporan
keuangan ini mengevaluasi implikasi dari hasil audit laporan keuangan dalam hal
efektivitas kontrol internal klien atas keuangan Pelaporan. Evaluasi hasil audit
laporan keuangan adalah berkenaan dengan dua isu:
a. kecukupan bukti audit dan
b. dampak dari kesalahan pernyataan yang terdeteksi dalam laporan keuangan.
Dalam mengevaluasi bukti audit, auditor menentukan apakah ada bukti yang
cukup untuk mendukung setiap pernyataan yang relevan. Evaluasi ini
mempertimbangkan bukti yang diperoleh untuk mendukung penilaian risiko
kesalahan pernyataan materi, serta bukti yang dikumpulkan untuk mencapai
tingkat risiko deteksi yang direncanakan (prosedur substantif). Jika evaluasi ini
menunjukkan bahwa bukti tidak mencukupi untuk memenuhi tingkat risiko audit
yang direncanakan, auditor mungkin perlu mengumpulkan bukti tambahan.
Misalnya, jika prosedur analisis akhir menunjukkan bahwa inventaris mungkin
masih berisi salah saji materil, auditor harus lebih lanjut menguji saldo akun
inventaris. Setiap kesalahan pernyataan yang terdeteksi selama proses audit harus
dipertimbangkan dalam hal efek mereka pada laporan keuangan. Ini melibatkan
melakukan langkah ketiga dalam menerapkan materialitas. Secara khusus, auditor
harus memperkirakan kemungkinan kesalahan pernyataan dan membandingkan
jumlah yang sampai pada jumlah materialitas dialokasikan untuk komponen yang
relevan dari laporan keuangan. Kemungkinan salah pernyataan termasuk yang
diketahui dan diproyeksikan salah pernyataan. Auditor juga harus
mempertimbangkan dampak dari kekeliruan pernyataan yang tidak disesuaikan
terhadap komponen agregat dari laporan keuangan seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, dan pengeluaran.

6. Evaluasi presentasi dan pengungkapan laporan keuangan (Evaluation of Financial


Statement Presentation and Disclosure)
Klien biasanya menyiapkan draft laporan keuangan, termasuk catatan
kaki.Auditor Tinjauan laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan dengan
GAAP, presentasi yang tepat dari rekening, dan masuknya semua yang diperlukan
pengungkapan.Sebagian besar perusahaan akuntan publik menggunakan beberapa
jenis daftar periksa Pengungkapan laporan keuangan untuk membantu auditor
dalam proses ini.

7. Memperoleh peninjauan independen terhadap keterlibatan (Obtaining an


independent review of the engagement)
Kebanyakan perusahaan memiliki kebijakan yang membutuhkan Tinjauan
kualitas pertunangan untuk perusahaan publik dan perusahaan swasta yang
laporan keuangannya akan didistribusikan secara luas. 1 resensi kualitas
pertunangan adalah mitra yang tidak terkait dengan rincian keterlibatan dan
diharapkan untuk memberikan independen, peninjauan objektif.Pengulas kualitas
pertunangan harus memahami pendekatan audit, temuan, dan kesimpulan untuk
bidang audit kritis dan harus meninjau Laporan Audit, pernyataan keuangan, dan
catatan kaki untuk konsistensi.

Anda mungkin juga menyukai