Anda di halaman 1dari 5

Memaafkan Itu Indah

Nurul tergesah-gesah merias dirinya, mulai dari ujung kaki hingga kepala. Sekarang ia telah
siap berangkat untuk menemui teman-temannya.

“ Ayah cepat donk nanti aku ditinggal nih ma teman-teman.” Kata Nurul yang sibuk memakai
sepatunya.

“Iya sabar nak, ini juga baru nyari kunci motor.” Jawab ayahnya dengan pelan.

“Cepat donk Yah nanti aku ditinggal sama yang lainnya (dengan suara yang mengeluh)”

“Ia sabar nak (sambil mengeluarkan motor dari dalam rumah)”.

Nurul dan Ayahnya pun berangkat. Dari kejauhan tampak Indah dan Anti yang telah
menunggu Nurul. Tak lamaa kemudian mereka pun sampai. Nurul tergesa-gesa turun dari motor
untuk merayu teman2nya agar mereka tidak marah padanya.

“ Maaf ya teman2 aku terlambat, biasa di jalan macet ( kata nurul dengan memberikan senyuman
manis pada temannya)”

“Macet dari Hongkong. Lo kali yang ketiduran, bukan macet” ( jawab Indah sambil menertawai
Nurul)

“Hahaaha dasar tukang tidur lo.. lagian santai aja lagi, kita juga baru nyampe kok disini .’’ kata Anti

Ayah Nurul pun memutar motor untuk kembali kerumah.

“Nurul kamu harus cepat pulang ya jangan terlalu malam dan juga tanya teman yang akan
mengantar kamu agar berhati-hati ’’ Kata Ayah Nurul yang sebelum-sebelumnya sudah di tanya
Nurul bahwa ia akan di antar oleh temannya.

“Iya Ayah (tersenyum).” Jawab Nurul

“Ayah pulang dulu ya.. Ingat pesan Ayah.. Anti, Indah hati-hati.” Kata Ayah Nurul kembali

Anti & Indah : Iyaa Om... ( sambil tersenyum)

Nurul kembali melanjutkan perbincangannya dengan indah dan anti..

“Eh Btw Isna kemana nich.. Kok udah jam segini belum pulang? “ Tanya Nurul pada Indah dan Anti.

“Iyaa.. dari tadi aku nungguin dia tapi dianya belum nongol-nongol juga (kata Indah dengan suara
jengkel)
Tiba-tiba.........

Anti : “( dengan suara kaget) teman2 akau dapat sms dari Isna, katanya dia ngga bisa datang karena
kepalanya sakit”

Indah : “ Harusnya dia tuh sms kita dari tadi kalau memang dia ngga bisa datang, jadi kita juga ngga
nungguin dia disini ( dengan suara jengkel)’’

Anti : “Yaa udah kan udah terlanjur juga” ( mengeluh )..

Nurul : “Iyaa biarin aja kan dia udah ngabarin kita” ( mencoba membujuk Indah supaya amarahnya
meredam)

Anti : “Kalau begitu kita berangkat sekarang saja.. Kan sekarang kita ngga nunggu siapa2 lgi.. Kata
Anisah dia akan menunggu di pertigaan.”

Nurul : “( memotong pembicaraan Anti) Eh nenek lampir, kita kan harus nunggu Arnold .’’

Anti : “ Ia juga sich, tapi kan kita nunggu disini tuch udah hampir satu jam Nur, aku udah ngantuk
nich tinggal disini terus.’’

Indah : “Ya udah kamu telefon Arnold saja supaya cepat-cepat kesini “ kata Indah yang masih
jengkel.”

Sambil menunggu Nurul menelfon Arnold, Anti sibuk sms-an dengan pacarnya, sementara
itu Indah masih merasa jengkel.

“ Handphone-nya ngga aktif.. Bagaimana nich?” Kata nurul

“Trus gimana dong caranya kita bisa pergi kalau ngga ada Arnold. Arnold juga pake janji-janji segala
lagi mau ketemu kita disini.” (kata Anti dengan suara jengkel )

“(Indah semakin jengkel ) Ya udah kita pulang saja kalau ngga ada Arnold, lagian lo juga Nurul ngga
mastiin dari tadi kalau Arnold mau atau tidak pergi bareng kita.’’

“Eh ngga usah nyolot dong Indah, aku kan udah nanya trus dia bilang iya.’’ Jawab Nurul

“( Indah memotong pembicaraan Nurul) Iya iya iya tapi buktinya mana? Ngga ada kan.’’

Waktu terus berjalan. Mereka bertiga hanya bisa diam menunggu Arnold yang entah kapan
datangnya. Waktu menunjukkan pukul 14.30, tetapi Arnold belum juga datang.

“Kalau sampai pukul 15.00 Arnold belum juga datang, kita pulang saja.’’ kata indah yang semakin
jengkel

“Tapi kan kita harus menghadiri pesta itu.’’(jawab Nurul)

“Ya udah kamu pergi aja sendiri.. Emangnya kamu pikir jarak dari sini kesana itu Cuma 5 meter?
Hah? “ ( jawab Indah kembali)
Nurul dan Anti hanya diam saja mendengar Indah yang dari tadi marah2 terus. Difikiran
Nurul dan Anti, mungkin Indah lagi dapat makanya dari tadi dia marah2 terus. Tetapi Nurul yang di
beri janji-janji palsu oleh Arnold untuk pergi bersama tetapi dia mengingkari janjinya juga mulai
jengkel terhadap Arnold. Di dalam hatinya ia seolah berbisik “Aku ngga akan percaya kamu lagi
Arnold, dasar pengecut pengecut pengecuuuuuut.

Tak lama kemudian telefon Nurul bergetar. Tampaknya sebuah pesan dari Anisah. : “ kalian dimana?
Aku nunggu kalian di pertigaan ya, aku udah dapat teman yang mau pergi bersama kita, trus dia juga
sendiri kok, kalian kesini ajaa.’’ Itulah pesan singkat dari Anisah.

Mereka bertiga pun bergegas pergi ke tempat yang di katakan Anisah tadi. Tiba-tiba Mereka
bertemu Arnold di perjalanan bersama temannya. Mereka berhenti sejenak di depan Arnold

Arnold :“Nurul aku Minta maaf yaa.’’

Nurul : “( memotong pembicaraan Arnold) Ngga usah minta maaf dech lo dasar pemberi janji palsu.
Emang lo kira itu baik? Kita udah nungguin lo itu hampir 1 jam. Eh lo malah enak-enakan disini. Dasar
pengecut.’’ kata nurul dengan suara lantang dan keras.

Arnold : “ jangan salah paham dulu dong Nur, motor aku di bawa ke bengkel makanya aku ngga
jemput kamu.’’ (kata Arnold yang mencoba menjelaskan kesalah pahaman antar mereka).

Nurul : “Trus kenapa lo tidak memberi kabar? Hah? Lo pasti sengaja kan ? Jujur aja dech lo ngga usah
bohong. Dasar pengecut.’’ kata Nurul semakin keras.

Indah : “Iyaa jujur aja lo, kita itu nungguin lo udah seperti cacing kelaparan.’’

Arnold : “Tapi kan gue punya alasan. Dan Asal kalian tahu, gue itu bukan pengecut.’’ ( mencoba
membela diri)

Nurul : “Terserah lo aja dech.. gue udah terlanjur kecewa ama lo.’’

Arnold : “Tapi kan.......’’

Arnold belum selesai berbicara, tetapi Nurul dan teman-temannya udah keburu pergi
meninggalkan Arnold. Bagi mereka bertiga, Arnold adalah sosok laki-laki pengecut yang ngga bisa di
percaya. Tak lama kemudian mereka pun sampai di tempat yang dikatakan Ratna. Tetapi Ratna
sendiri pun belum datang. Suasana semakin panas ketika seorang ibu-ibu datang dan bertanya.

“Kalian mau kemana?.’’ Tanya ibu-ibu yang lewat di depan mereka

“Ke pesta teman.’’ Jawab Nurul dengan spontan pada ibu-ibu itu karena masih merasa jengkel pada
Arnold.

“Teman kamu udah lewat dari tadi.” Kata ibu-ibu itu dengan polos kemudian pergi meninggalkan
Nurul dan teman2nya.....

“Aku ngga percaya kalau Anisah udah ninggalin kita.’’ Kata Nurul pada Indah dan Anti.

“Iya..ngga mungkin Anisah tega ninggalin kita begitu saja.’’ Jawab Anti.
“Ya udah kamu telfon Anisah saja, dan tanya dia udah pergi atau tidak.’’ Jawab Indah dengan suara
jengkel

“(jengkel) mddh hp aku lowbet... Kamu aja Anti,, “kata nurul.

“Tapi kan.... (berhenti melanjutkan pembicaraan setelah ditatap oleh Indah yang masih jengkel) Ya
udah dech... tunggu gue akan telfon.’’ Jawab Anti pada Nurul.

Anti pun segera menelfon Anisah untuk memastikan dia udah prgi atau tidak. Tetapi di
dalam hatinya dia juga tampak kesal.

Telefon di angkat oleh Anisah..

“Anisah kamu dimana? “ tanya Anti jengkel

“Di rumah. Memangnya kalian udah dimana?” Jawab Anisah

“kami udah di jalan menunggu kamu, kamu cepat-cepat kesini yaa.’’ Tanya anti kembali

“Ok..’’ jawab Anisah.

“Ok.. Daahhh.’’ Jawab Anti kembali.

Telefon di tutup oleh Anti.. kemudian ia memberi tahu nurul dan indah bahwa Anisah sudah
dijalan menuju kesini. Setelah beberapa menit Anisa sudah datang bersama temannya.

“Ya udah nunggu apa lagi, ayo kita pergi.’’ Kata Anisah

“Iyaaa... tapi kamu yang duluan yach.’’ Jawab Nurul

“Ok (jawab Anisah dan tersenyum kepada teman-temannya ).’’

Di jalan Anti mencoba memberi nasihat kepada Indah supaya tidak cemberut lagi.

Anti : “Indah... kamu itu tambah manis dech kalau lagi marah-marah.’’ (mencoba merayu indah)

Indah : “Apaan sich lo, ngga usah gombal dech.’’ ( masih merasa jengkel)

Anti : “Iyaa serius, tapi lebih manis lagi kalau kamu itu tersenyum.’’ (masih merayu sahabatnya)

Indah : “ Iya iya aku senyum nich.’’ ( mencoba tersenyum pada Anti)

Anti : “Tapi kamu udah ngga marah lagi kan? “

Indah : “Iya nenek lampir” ( tertawa kepada Anti )

Anti : “Nah gitu dong, itu baru namanya Indah.’’ ( tersenyum pada Indah).
Waktu terus berjalan, mereka sudah sampai di tempat pesta. Mereka tidak berlama-lama di
pesta itu karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. mereka pun bergegas untuk pulang
kerumah masing-masing.

Ketika malam, Nurul memikirkan perkataannya kepada Arnold waktu di jalan. Beberapa
menit kemudian, Nurul mendapat pesan dari Arnold. Arnold menjelaskan semuanya kepada Nurul
dan teman-temannya tentang masalah yang tadi.

Esok harinya Nurul pun berniat meminta maaf kepada Arnold tentang masalah yang
kemarin, tetapi Arnold lebih dahulu menemui Nurul untuk meminta maaf. Akhirnya mereka pun
saling memaafkan tentang kesalah pahaman mereka. Dan setelah bertemu Isna, Indah juga mencoba
meminta maaf padanya karena kemarin sempat jengkel pada Isna. Mereka pun pergi ke kelas
masing-masing tanpa ada rasa benci diantara mereka .



Anda mungkin juga menyukai