ANTROPOLOGI KESEHATAN
“Kebudayaan dan Perilaku Sakit dan Penyakit”
DISUSUN OLEH :
Ajeng Maghfiroh
Dian Atika Meilinia
Evan Tridiyanto
Meta Metilia Sakarosa
Nadiah Zuhdi
Prodi : S1 Fisioterapi
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Antropologi Kesehatan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas Antropologi Kesehatan semester satu tahun ajaran
2018/2019 di STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Segala sesuatu
yang salah datangnnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnnya
hanya dari agama berkat adanya nikmat iman allah SWT. Meski begitu tentu tugas
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan
bagi pembaca lain pada umunya.
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkah laku merupakan suatu hal yang selalu mengikuti kemanapun
dalam setiap kejadian kehidupan, bahkan tingkah laku biasanya terjadi karena
merupakan suatu respons terhadap keadaan tertentu. Demikian pula
kejadian sakit dan penyakit telah memicu respons tingkah laku yang berbeda pada
diri seseorang.
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi
impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu
hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.Adapun faktor
yang mempengaruhi perilaku sakit, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang
sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bias
ditolak meskipun kadang –kadang bias dicegah atau dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal
karena ada faktor–faktor lain diluar kenyataan klinis yang mempengaruhinya
terutama faktor social budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan
pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain.
Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan
lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian
tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah
sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya (1).
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan
sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakanbagian integral kesehatan.
4
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit
menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti
masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.
B. Tujuan
1. Mengetahui tingkah laku sakit
2. Dapat mengetahui pengertian sakit
3. Memahami tahap-tahap perilaku sakit
4. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku sakit
BAB II
TINGKAH LAKU SAKIT
5
kejadian sakit dan penyakit telah memicu respons tingkah laku yang berbeda pada
diri seseorang.
Sakit merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari – hari baik aktifitas
jasmani, rohani dan sosial. Tingkah laku sakit adalah perilaku orang sakit yang
meliputi:
a. cara seseorang memantau tubuhnya
b. mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang di alami
c. melakukan upaya penyembuhan
d. penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Mecahanic dan Volkhart(1961) mendefinisikan tingkah laku sakit sebagai
suatu cara-cara dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi dan diperankan oleh
seorang individu yang mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-tanda lain dari
fungsi tubuh yang kurang baik.
6
d. Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan
kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan
kesehatan à akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin memberat
maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan
kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.
7
c. Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan
tugas normalnya à semakin parah sakitnya, semakin bebas.
d. Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan
jadwal sehari-hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien
di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat.
8
2. Faktor Eksternal
a. Gejala yang Dapat Dilihat
Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra
Tubuh dan Perilaku Sakit.
Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah
mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan
serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap
gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
b. Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit,
atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35
tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah
menemukan adanya benjolan pada payudaranya saat melakukan
SADARI.Kemudian mereka mendiskusikannya dengan temannya
masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari
pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak;
sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah
benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.
9
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan
yang bersifat peningkatan kesehatan.Di institusi tersebut dapat
dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan, pendidikan
dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam POCO-POCO dll.
Juga menyediakan fasilitas olahraga seperti, kolam renang, lapangan
bola basket, lapangan sepak bola, dll.
Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental and social
well -being, and not merely the absence of disease or infirmity.
Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat
dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai
kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.
10
setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau
kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang
berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan gairah.
Ide yang bertujuan guna terciptanya moral yang agung di keluarga baru,
berkembang menuruti proses komunikasi dalam masyarakat dan menjadi konsep
penderita kusta sebagai penanggung dosa. Pengertian penderita sebagai akibat
dosa dari ibu-bapak merupakan awal derita akibat leprophobia.
Rasa rendah diri penderita dimulai dari rasa rendah diri keluarga yang
merasa tercemar bila salah seorang anggota keluarganya menderita kusta. Dituduh
11
berbuat dosa melakukan hubungan intim saat istri sedang haid bagi seorang
fanatik Islam dirasakan sebagai beban trauma psikosomatik yang sangat berat.
Pada penyakit batin tidak ada tanda -tanda di badannya, tetapi bisa
diketahui dengan menanyakan pada yang gaib. Pada orang yang sehat, gerakannya
lincah, kuat bekerja, suhu badan normal, makan dan tidur normal, penglihatan
terang, sorot mata cerah, tidak mengeluh lesu, lemah, atau sakit-sakit badan.
12
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
c. Sakit kejang-kejang
13
d. Sakit tampek (campak)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tingkah laku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara
seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala
yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan
kesehatan.
2. Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari – hari baik aktifitas jasmani,
rohani dan sosial.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sakit meliputi :
a. Faktor internal
1) Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami.
2) Asal atau Jenis penyakit
b. Faktor eksternal
1) Gejala yang dapat di lihat
2) Kelompok social
3) Latar Belakang Budaya
4) Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayana
5) Dukungan social
6) Ekonomi dll.
B. Saran
Kami para penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca
makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa dapat mengaplikasikannya
nanti. Dapat mengetahui bagaimana yang di maksud dengan tingkah laku sakit.
14
DAFTAR PUSTAKA
15