GAMBARAN UMUM
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
No Kecamatan Desa/Kelurahan Dusun RT RW
23 Kalipuro 5/4 19/14 113 355
24 Wongsorejo 12 30 108 500
25 Blimbingsari
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten di Jawa Timur dengan luas wilayah terbesar
yaitu 578.250 Ha dengan berbagai jenis penggunaan lahannya. Jenis penggunaan lahan di
Kabupaten Banyuwangi meliputi :
Lahan tidak terbangun : hutan, hutan bakau, tambak, padang rumput, pasir, perkebunan,
sawah irgasi dan sawah tadah hujan, semak belukar, tanah berbatu. Ladang, rawa dan tanggul
pasir
Lahan terbangun : permukiman, fasilitas dan industri.
3.2.1 Hutan
Hutan merupakan jenis penggunaan terbesar di Kabupaten Banyuwangi dengan luas
mencapai 180.937,78 ha atau sekitar 31,28% dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan
data Banyuwangi dalam angka tahun 2007 (Tabel 3.45), hutan yang ada di Kabupaten Banyuwangi
dapat dibedakan berdasarkan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), sebagai berikut :
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007
c. Hutan Produksi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Terbatas
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Utara
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Selatan
d. Hutan Produksi
Ha 1.571,68 591,77 563,13 1.184,33
Lain-lain
- KPH Banyuwangi
Ha 1.181,21 201,30 172,66 739,.06
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Utara
- KPH Banyuwangi
Ha 390,47 390,47 390,47 445,27
Selatan
2. Hutan Lindung Ha 38.093,56 38.093,56 36.560,40 36.560,40
- KPH Banyuwangi
Ha 28.989,96 28.989,96 27.456,80 27.456,80
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 1.425,80 1.425,80 1.425,80 1.425,80
Utara
- KPH Banyuwangi
Ha 7.677,80 7.677,80 7.677,80 7.677,80
Selatan
3. Hutan Konservasi Ha 65.451,25 65.451,25 65.451,25 65.451,25
- Cagar Alam Ha 1.514,25 1.514,25 1.514,25 1.514,25
- Suaka Marga Satwa Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
- Taman Wisata Ha 102,00 102,00 102,00 102,00 III-3
- Taman Nasional Ha 63.835,00 63.835,00 63.835,00 63.835,00
4. Taman Nasional Ha 63.835,00 63.835,00 63.835,00 63.835,00
- Meru Betiri Ha 20.415 20.415 20.415 20.415
- Alas Purwo Ha 43.420 43.420 43.420 43.420
5. Hutan Rakyat Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Hutan Kritis Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Hutan Bakau Ha - - - -
8. Reboisasi
- Jati Ha 4.719,30 4.841,40 3.538,30 4.800,60
- Non Jati Ha 229,11 17,70 442,40 1.705,35
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007
9. Tanaman
Tumpangsari
- Jati Ha 4.719,30 4.841,40 3.538,30 4.800,60
- Non Jati Ha 89,11 150,78 488,80 1.747,60
10. Tanaman Banjar
Harian
- Jati Ha 0 0 0 0
- Non Jati Ha 0 319,09 46,40 470,25
11. Luas Kebakaran Hutan 146,75 79,50 467,53 229,99
12. Kawasan Lindung
- Hutan 7.677,80 7.677,80 7.677,80 7.677,80
- Non Hutan 7.677,80 7.677,80 7.677,80 7.677,80
Sumber : KPH Bwi Barat, KPH Bwi Utara, KPH Bwi Selatan, TN.Alas Purwo, TN. Meru Betiri
Hutan Hutan
No KPH Hutan Lain Jumlah
Lindung Produksi
1. Banyuwangi Barat 28.989,96 8.306,90 7.129,80 44.426.66
2. Banyuwangi Utara 1.435,80 26.698,46 - 28.134.26
3. Banyuwangi Selatan 7.677,80 37.343,80 372,57 45.394.17
Jumlah 38.103.56 72.349,16 7.502,37 117.955,1
Sumber : Dinas Pertanian
3.2.2 Sawah
Sawah di Kabupaten Banyuwangi dibedakan menjadi sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
Sawah irigasi tersebar hampir di seluruh kecamatan mulai dari utara, tengah, selatan dan barat. III-4
Luas keseluruhan sawah irigasi adalah 66.811 ha, sedangkan sawah tadah hujan seluas 36 ha yang
tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Wongsorejo, Songgon, Glagah. Luas sawah
irigasi yang cukup besar (11,5%), menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu lumbung
padi di Jawa Timur. Berdasarkan data Banyuwangi Dalam Angka tahun 2004, luas sawah yang ada
di Kabupaten Banyuwangi adalah 66.647 ha, sedangkan pada Tahun 2007, luas sawah yang ada di
Kabupaten Banyuwangi menjadi 66.811 ha. Setiap tahunnya (2004-2007) luasan sawah irigasi di
Kabupaten Banyuwangi mengalami pertambahan luasan.
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
3.2.3 Tambak
Areal tambak di Kabupaten Banyuwangi pada umumnya berada di sebelah timur tepatnya
di sepanjang pantai Selat Bali membentang dari utara tepatnya di Kecamatan Wongsorejo,
Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo dan sebagain kecil Kecamatan Purwoharjo.
Luas total areal tambak di Kabupaten Banyuwangi mencapai 1.334 ha.
3.2.5 Perkebunan
Perkebunan di Kabupaten Banyuwangi dapat dikelompokkan menjadi perkebunan besar
seluas 33.126,59 ha dan perkebunan rakyat seluas 31.097 ha. Perkebunan besar dimaksud pada
umumnya berada di wilayah barat dan selatan, tepatnya di Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro,
Glenmore, Kalibaru, Licin. Perkebunan di maksud antara lain :
1. Perkebunan Pasewaran dengan komoditas yang yang ditanam kelapa dan kapuk
2. Perkebunan Kaliselogiri dengan komoditas yang yang ditanam coklat dan kopi
3. Perkebunan Trebasala dengan komoditas yang ditanam coklat
4. Perkebunan Malangsari dengan komoditas yang ditanam kopi
5. Perkebunan Kendenglembu dengan komoditas yang yang ditanam kelapa dan kakao
6. PTPN Sungai lembu dengan komoditas yang ditanam kopi, kelapa, albasia
7. PTPN Kalirejo dengan komoditas yang ditanam karet dan kako
8. Perkebunan Kaliklatak dengan komoditas yang ditanam kopi, coklat dan cengkeh
9. Perkebunan Pagergunung dengan komoditas yang ditanam kopi, coklat, cengkeh
10. Perkebunan Lijen dengan komoditas yang ditanam cengkeh, kopi
11. Perkebunan Bayulen dengan komoditas yang ditanam cengkeh dan pinus
12. Perkebunan Afdeling Wonorejo dengan komoditas yang ditanam kopi, kakao, kelapa, III-5
pinus,karet
13. Perkebunan Gunung Sanen dengan komoditas yang ditanam kopi
14. Perkebunan Barurejo dengan komoditas yang ditanam kopi
15. Perkebunanan Pringgodani dengan komoditas yang ditanam kopi
16. Perkebunan Sekaran dengan komoditas yang ditanam karet
3.3.1 Permukiman
Lahan yang dimanfaatkan untuk permukiman mencapai luas 125.240,95 ha pada Tahun
2007. Sementara itu berdasarkan profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2007, luas permukiman di
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Banyuwangi pada tahun tersebut mencapai 28.915,39 ha. Bila kita bandingkan data
tahun 1998 dengan data tahun 2007, menunjukkan bahwa luas lahan permukiman mengalami
penambahan sebesar 96.325,56 ha Pola pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten
Banyuwangi khususnya untuk wilayah perkotaan cenderung mengarah dan mendekati pusat-pusat
kegiatan, terutama ibukota-ibukota kecamatan. Bila dilihat dari aspek hukumnya, permukiman di
Kabupaten Banyuwangi terdiri dari permukiman formal dan permukiman informal, sebagaimana
uraian berikut:
1. Permukiman Informal
Permukiman informal adalah permukiman yang menempati tanah legal milik pemerintah
yang dibangun atas hasil swadaya warga kota atau biasa disebut permukiman kampong
(perumahan lama) yang merupakan permukiman yang sudah ada sejak zaman dahulu. Pengertian
permukiman informal lainnya adalah perumahan yang dibangun tidak pada lahan yang
diperuntukkan untuk membangun perumahan atau tidak mendapatkan izin pemilikan tanah dari
pemerintah contohnya adalah huniar liar yang berada di sren kali maupun disepanjang rel kereta
api yang merupakan lahan milik PT. KAI.
2. Permukiman formal
Permukiman formal adalah permukiman yang diberi izin oleh pemerintah dalam skala luas
dan biasanya dibangun oleh developer swasta ataupun pemerintah yang bekerjasama dengan
developer untuk membantu warga kota dalam mendapatkan rumah. Permukiman formal sendiri
masih dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Perumahan Nasional (Perumnas), Real Estate, dan
Rumah Ruko (Ruko).
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
pasar desa terdapat di setiap kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Perubahan yang signifikan
terjadi pada meningkatnya jumlah pasar swalayan dan mall di Kabupaten Banyuwangi, dari 4 unit
mall dan 32 unit pasar swalayan. Meningkat lebih dari 100% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk jenis perusahaan, yang mendominasi adalah perusahaan yang bergerak
di bidang industri pengolahan dan perdagangan besar maupun eceran. Untuk industri pengolahan,
terkonsentrasi di Kecamatan Srono, Rogojampi dan Muncar. Untuk perdagangan besar dan eceran
terdapat paling banyak di Kecamatan Muncar, Genteng, Rogojampi dan Banyuwangi.
4. Angkutan Umum
Kabupaten Banyuwangi dilalui oleh jalur regional dengan rute Bayuwangi – Situbondo
Surabaya serta rute Banyuwangi – Jember merupakan jalur regional Jawa Timur yang cukup padat.
Selain jalur regional juga dilayani jalur lokal yang menghubungkan antar wilayah di Kabupaten
Banyuwangi. Jalur tersebut dilayani oleh angkutan umum yang melayani baik rute di dalam kota
maupun ke luar kota. Jenis angkutan umum penumpang yang beroperasi di Kabupaten
Banyuwangi meliputi bus kecil, bus sedang, bus besar dan MPU. Jumlah terminal angkutan umum
di Kabupaten Banyuwangi sebagai berikut :
Terminal Sri Tanjung di Kecamatan Kalipuro III-7
Terminal Blambangan di Kecamatan Banyuwangi
Terminal Brawijaya di Kecamatan Banyuwangi
Terminal Sasak Perot di Kecamatan Giri
Terminal Genteng di Kecamatan Genteng
Terminal Gambiran di Kecamatan Gambiran
Terminal Rogojampi di Kecamatan Rogojampi
Terminal Muncar di Kecamatan Muncar
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jenis angkutan yang paling banyak beroperasi di
Kabupaten Banyuwangi adalah pick up. Untuk angkutan penumpang, jenis yang paling banyak
beroperasi adalah becak dan angkutan kota. Sedangkan berdasarkan jenis kendaraan, paling
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
banyak adalah sepeda motor. Secara umum jumlah kendaraan di Kabupaten Banyuwangi setiap
tahunnya cenderung meningkat, seiring dengan perkembangan zaman transportasi online sudah
mulai masuk di Kabupaten Banyuwangi, diantaranya Go-Jek dan Grab.
3.4.1 Perikanan
Produksi perikanan Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh produksi ikan hasil tangkapan
baik itu hasil tangkapan laut maupun perairan umum. Jenis ikan laut dengan hasil produksi paling
besar di kabupaten Banyuwangi adalah jenis Ikan Lemuru yang mencapai 54.904.723 kg (88,84%
total produksi perikanan laut Kabupaten Banyuwangi). Sedangkan untuk perikanan air tawar yang
paling banyak diproduksi adalah jenis ikan Lele sebanyak 189.696 ton (71,6% dari total produksi ikan
air tawar). Untuk perairan laut, nelayan di Kabupaten Banyuwangi mengandalkan potensi yang
dimiliki oleh perairan di Selat Bali (Pesisir Timur) dan Perairan Samudera Indonesia (di pesisir
selatan Banyuwangi).
3.4.3 Pariwisata
Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi
pariwisata yang sangat besar, kondisi lingkungan alam yang strategis seperti memiliki wilayah
pesisir dan dataran tinggi, membuat Kabupaten Banyuwangi memiliki pemandangan alam yang III-8
luar biasa untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Kabupaten Banyuwangi memliki
obyek wisata andalan yang dikenal sebagai Segitan Berlian atau Diamond Triangle. Segitiga Berlian
ini menghubungkan Kawah Ijen, Pantai Plengkung serta Pantai Sukamade yang masing-masing
memiliki daya tarik wisata tersendiri dan sudah terkenal di kalangan wisatawan baik domestik
maupun mancanegara. Obyek wisata di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan data dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dibagi menjadi 5 kategori yaitu DTW (Daya
Tarik Wisata) Alam, Perkebunan, Wisata Binaan, Wisata Religi, Wisata Budaya dan DTW Minat
Khusus/ Buatan Manusia.
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
o
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
III-9
III-
10
Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang