Anda di halaman 1dari 10

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi


Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7043’ s/d 8046’ Lintang Selatan dan 113053’ s/d
114038’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Situbondo,
Sebelah timur : Selat Bali,
Sebelah selatan : Samudera Indonesia,
Sebelah barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso.

Secara administratif Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, 28 kelurahan dan


189 desa. Untuk lebih lengkapnya mengenai data pembagian wilayah administrasi Kabupaten
Banyuwangi ke dalam unit – unit wilayah yang lebih kecil dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 1 Jumlah Kecamatan, Desa , Dusun, RT dan RW di Kabupaten Banyuwangi

No Kecamatan Desa/Kelurahan Dusun RT RW


1 Pesanggaran 5 15 64 281
2 Siliragung 5 17 50 172
3 Bangorejo 7 22 94 356
4 Purwoharjo 8 29 105 521
5 Tegaldlimo 9 25 56 438
6 Muncar 10 28 197 785
7 Cluring 9 32 153 501
8 Gambiran 6 24 87 377
9 Tegalsari 6 17 64 317
10 Glenmore 7 34 113 459
11 Kalibaru 6 21 109 411
12 Genteng 5 24 139 598 III-1
13 Srono 10 35 142 548
14 Rogojampi 18 76 249 744
15 Kabat 16 59 212 521
16 Singojuruh 11 52 123 367
17 Sempu 7 34 130 564
18 Songgon 9 44 118 390
19 Glagah 8/2 25/9 87 289
20 Licin 8 37 80 273
21 Banyuwangi 18 45 141 491
Giri 2/4 13/12 46 140
22

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
No Kecamatan Desa/Kelurahan Dusun RT RW
23 Kalipuro 5/4 19/14 113 355
24 Wongsorejo 12 30 108 500
25 Blimbingsari

3.2. Penggunaan Lahan dan Ijin Lokasi

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten di Jawa Timur dengan luas wilayah terbesar
yaitu 578.250 Ha dengan berbagai jenis penggunaan lahannya. Jenis penggunaan lahan di
Kabupaten Banyuwangi meliputi :
 Lahan tidak terbangun : hutan, hutan bakau, tambak, padang rumput, pasir, perkebunan,
sawah irgasi dan sawah tadah hujan, semak belukar, tanah berbatu. Ladang, rawa dan tanggul
pasir
 Lahan terbangun : permukiman, fasilitas dan industri.

3.2.1 Hutan
Hutan merupakan jenis penggunaan terbesar di Kabupaten Banyuwangi dengan luas
mencapai 180.937,78 ha atau sekitar 31,28% dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan
data Banyuwangi dalam angka tahun 2007 (Tabel 3.45), hutan yang ada di Kabupaten Banyuwangi
dapat dibedakan berdasarkan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Desa Sumberagung tahun 2011 - 2015

No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007


1 a. Hutan Produksi Ha 79.580,63 79.851,53 81.384,69 78.926,13
- KPH Banyuwangi
Ha 15.165,80 15.436,70 16.969,86 14.511,13
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 26.698,46 26.698,46 26.698,46 26.698,46
Utara
III-2
- KPH Banyuwangi
Ha 37.716,37 37.716,37 37.716,37 37.716,37
Selatan
b. Hutan Produksi
Ha 78.008,95 78.008,95 78.008,95 78.008,95
Tetap
- KPH Banyuwangi
Ha 13.984,59 15.235,40 16.797,20 13.772,24
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 26.698,46 26.698,46 26.698,46 26.698,46
Utara
- KPH Banyuwangi
Ha 37.325,90 37.325,90 37.325,90 37.271,10
Selatan

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007
c. Hutan Produksi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Terbatas
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Utara
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Selatan
d. Hutan Produksi
Ha 1.571,68 591,77 563,13 1.184,33
Lain-lain
- KPH Banyuwangi
Ha 1.181,21 201,30 172,66 739,.06
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
Utara
- KPH Banyuwangi
Ha 390,47 390,47 390,47 445,27
Selatan
2. Hutan Lindung Ha 38.093,56 38.093,56 36.560,40 36.560,40
- KPH Banyuwangi
Ha 28.989,96 28.989,96 27.456,80 27.456,80
Barat
- KPH Banyuwangi
Ha 1.425,80 1.425,80 1.425,80 1.425,80
Utara
- KPH Banyuwangi
Ha 7.677,80 7.677,80 7.677,80 7.677,80
Selatan
3. Hutan Konservasi Ha 65.451,25 65.451,25 65.451,25 65.451,25
- Cagar Alam Ha 1.514,25 1.514,25 1.514,25 1.514,25
- Suaka Marga Satwa Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
- Taman Wisata Ha 102,00 102,00 102,00 102,00 III-3
- Taman Nasional Ha 63.835,00 63.835,00 63.835,00 63.835,00
4. Taman Nasional Ha 63.835,00 63.835,00 63.835,00 63.835,00
- Meru Betiri Ha 20.415 20.415 20.415 20.415
- Alas Purwo Ha 43.420 43.420 43.420 43.420
5. Hutan Rakyat Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Hutan Kritis Ha 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Hutan Bakau Ha - - - -
8. Reboisasi
- Jati Ha 4.719,30 4.841,40 3.538,30 4.800,60
- Non Jati Ha 229,11 17,70 442,40 1.705,35

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007
9. Tanaman
Tumpangsari
- Jati Ha 4.719,30 4.841,40 3.538,30 4.800,60
- Non Jati Ha 89,11 150,78 488,80 1.747,60
10. Tanaman Banjar
Harian
- Jati Ha 0 0 0 0
- Non Jati Ha 0 319,09 46,40 470,25
11. Luas Kebakaran Hutan 146,75 79,50 467,53 229,99
12. Kawasan Lindung
- Hutan 7.677,80 7.677,80 7.677,80 7.677,80
- Non Hutan 7.677,80 7.677,80 7.677,80 7.677,80
Sumber : KPH Bwi Barat, KPH Bwi Utara, KPH Bwi Selatan, TN.Alas Purwo, TN. Meru Betiri

Tabel 4.5Perkembangan Luas Hutan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009 (HA)

Hutan Hutan
No KPH Hutan Lain Jumlah
Lindung Produksi
1. Banyuwangi Barat 28.989,96 8.306,90 7.129,80 44.426.66
2. Banyuwangi Utara 1.435,80 26.698,46 - 28.134.26
3. Banyuwangi Selatan 7.677,80 37.343,80 372,57 45.394.17
Jumlah 38.103.56 72.349,16 7.502,37 117.955,1
Sumber : Dinas Pertanian

3.2.2 Sawah
Sawah di Kabupaten Banyuwangi dibedakan menjadi sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
Sawah irigasi tersebar hampir di seluruh kecamatan mulai dari utara, tengah, selatan dan barat. III-4
Luas keseluruhan sawah irigasi adalah 66.811 ha, sedangkan sawah tadah hujan seluas 36 ha yang
tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Wongsorejo, Songgon, Glagah. Luas sawah
irigasi yang cukup besar (11,5%), menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu lumbung
padi di Jawa Timur. Berdasarkan data Banyuwangi Dalam Angka tahun 2004, luas sawah yang ada
di Kabupaten Banyuwangi adalah 66.647 ha, sedangkan pada Tahun 2007, luas sawah yang ada di
Kabupaten Banyuwangi menjadi 66.811 ha. Setiap tahunnya (2004-2007) luasan sawah irigasi di
Kabupaten Banyuwangi mengalami pertambahan luasan.

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
3.2.3 Tambak
Areal tambak di Kabupaten Banyuwangi pada umumnya berada di sebelah timur tepatnya
di sepanjang pantai Selat Bali membentang dari utara tepatnya di Kecamatan Wongsorejo,
Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo dan sebagain kecil Kecamatan Purwoharjo.
Luas total areal tambak di Kabupaten Banyuwangi mencapai 1.334 ha.

3.2.4 Ladang/ Tegal


Ladang/tegal merupakan sebagian kecil dari luas penggunaan lahan yang ada di Kabupaten
Banyuwangi dengan total luas 16.215,33 ha yang tersebar di beberpa kecamatan seperti Kecamatan
Wongsorejo, Kalibaru, Kabat, Sempu, Songgon, Glenmore, Pesanggaran, Siliragung, Bangorejo,
Purwoharjo, Tegaldlimo.

3.2.5 Perkebunan
Perkebunan di Kabupaten Banyuwangi dapat dikelompokkan menjadi perkebunan besar
seluas 33.126,59 ha dan perkebunan rakyat seluas 31.097 ha. Perkebunan besar dimaksud pada
umumnya berada di wilayah barat dan selatan, tepatnya di Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro,
Glenmore, Kalibaru, Licin. Perkebunan di maksud antara lain :
1. Perkebunan Pasewaran dengan komoditas yang yang ditanam kelapa dan kapuk
2. Perkebunan Kaliselogiri dengan komoditas yang yang ditanam coklat dan kopi
3. Perkebunan Trebasala dengan komoditas yang ditanam coklat
4. Perkebunan Malangsari dengan komoditas yang ditanam kopi
5. Perkebunan Kendenglembu dengan komoditas yang yang ditanam kelapa dan kakao
6. PTPN Sungai lembu dengan komoditas yang ditanam kopi, kelapa, albasia
7. PTPN Kalirejo dengan komoditas yang ditanam karet dan kako
8. Perkebunan Kaliklatak dengan komoditas yang ditanam kopi, coklat dan cengkeh
9. Perkebunan Pagergunung dengan komoditas yang ditanam kopi, coklat, cengkeh
10. Perkebunan Lijen dengan komoditas yang ditanam cengkeh, kopi
11. Perkebunan Bayulen dengan komoditas yang ditanam cengkeh dan pinus
12. Perkebunan Afdeling Wonorejo dengan komoditas yang ditanam kopi, kakao, kelapa, III-5
pinus,karet
13. Perkebunan Gunung Sanen dengan komoditas yang ditanam kopi
14. Perkebunan Barurejo dengan komoditas yang ditanam kopi
15. Perkebunanan Pringgodani dengan komoditas yang ditanam kopi
16. Perkebunan Sekaran dengan komoditas yang ditanam karet

3.3. Lahan Terbangun

3.3.1 Permukiman
Lahan yang dimanfaatkan untuk permukiman mencapai luas 125.240,95 ha pada Tahun
2007. Sementara itu berdasarkan profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2007, luas permukiman di

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Banyuwangi pada tahun tersebut mencapai 28.915,39 ha. Bila kita bandingkan data
tahun 1998 dengan data tahun 2007, menunjukkan bahwa luas lahan permukiman mengalami
penambahan sebesar 96.325,56 ha Pola pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten
Banyuwangi khususnya untuk wilayah perkotaan cenderung mengarah dan mendekati pusat-pusat
kegiatan, terutama ibukota-ibukota kecamatan. Bila dilihat dari aspek hukumnya, permukiman di
Kabupaten Banyuwangi terdiri dari permukiman formal dan permukiman informal, sebagaimana
uraian berikut:

1. Permukiman Informal
Permukiman informal adalah permukiman yang menempati tanah legal milik pemerintah
yang dibangun atas hasil swadaya warga kota atau biasa disebut permukiman kampong
(perumahan lama) yang merupakan permukiman yang sudah ada sejak zaman dahulu. Pengertian
permukiman informal lainnya adalah perumahan yang dibangun tidak pada lahan yang
diperuntukkan untuk membangun perumahan atau tidak mendapatkan izin pemilikan tanah dari
pemerintah contohnya adalah huniar liar yang berada di sren kali maupun disepanjang rel kereta
api yang merupakan lahan milik PT. KAI.

2. Permukiman formal
Permukiman formal adalah permukiman yang diberi izin oleh pemerintah dalam skala luas
dan biasanya dibangun oleh developer swasta ataupun pemerintah yang bekerjasama dengan
developer untuk membantu warga kota dalam mendapatkan rumah. Permukiman formal sendiri
masih dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Perumahan Nasional (Perumnas), Real Estate, dan
Rumah Ruko (Ruko).

3.3.2 Sistem Sarana dan Prasarana Wilayah


1. Fasilitas Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi memiliki 2 RSUD Pemerintah, 6 Rumah Sakit Khusus, 9 Rumah
Sakit Swasta dan 11 Rumah Sakit Bersalin di Kabupaten Banyuwangi. Jenis fasilitas kesehatan yang
paling banyak tedapat di Kabupaten Banyuwangi adalah Posyandu III-6
Pondok Bersalin dan Puskemas Keliling. Hal ini dimungkinkan karena Ketiga jenis fasilitas
ini yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat disamping karena faktor lokasi rumah sakit yang
lokasinya berada di wilayah perkotaan serta membutuhkan biaya yang lebih besar untuk berobat.

2. Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Fasilitas perdagangan dan jasa yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari pasar
umum, hewan dan pasar desa, Toko, Bank, Pegadaian dan KUD. Fasilitas perdagangan untuk pasar
umum terletak di Kecamatan Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran,
Glenmore, Kalibaru, Genteng, Srono, Rogojampi, Sempu, Banyuwangi, Giri, Tegalsari, dengan
jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Banyuwangi sebanyak 4 unit. Pasar Hewan sebanyak 5
unit terletak di Kecamatan Bangorejo, Glenmore, Genteng, Rogojampi dan Banyuwangi. Untuk

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
pasar desa terdapat di setiap kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Perubahan yang signifikan
terjadi pada meningkatnya jumlah pasar swalayan dan mall di Kabupaten Banyuwangi, dari 4 unit
mall dan 32 unit pasar swalayan. Meningkat lebih dari 100% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk jenis perusahaan, yang mendominasi adalah perusahaan yang bergerak
di bidang industri pengolahan dan perdagangan besar maupun eceran. Untuk industri pengolahan,
terkonsentrasi di Kecamatan Srono, Rogojampi dan Muncar. Untuk perdagangan besar dan eceran
terdapat paling banyak di Kecamatan Muncar, Genteng, Rogojampi dan Banyuwangi.

3. Industri dan Gudang


Jenis industri yang berkembang di Kabupaten Banyuwangi adalah industri besar sedang
dan kecil. Jenis industri yang paling mendominasi adalah jenis industri kecil yang jumlahnya
mencapai 2.386 unit. Sedangkan industri besar dan menengah hanya 4 unit di tahun yang sama.
Industri pengolahan angan merupakan industri yang paling mendominasi unit usah industri kecil di
Kabupaten Banyuwangi. Jumlahnya mencapai 1.235 unit atau 51,7% dari total unit usaha industri
kecil di Banyuwangi.
Penggunaan lahan untuk kegiatan industri, terutama untuk lahan peruntukan industri
terkonsentrasi di Kecamatan Muncar dan Kalipuro, sedangkan untuk kawasan industri Kabupaten
Banyuwangi terpusat di Wongsorejo dan pergudangan terpusat di Kalipuro. Untuk penggunaan
lahan industri kecil pada umumnya menyatu dengan permukiman. Jenis industri yang berkembang
di Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

4. Angkutan Umum
Kabupaten Banyuwangi dilalui oleh jalur regional dengan rute Bayuwangi – Situbondo
Surabaya serta rute Banyuwangi – Jember merupakan jalur regional Jawa Timur yang cukup padat.
Selain jalur regional juga dilayani jalur lokal yang menghubungkan antar wilayah di Kabupaten
Banyuwangi. Jalur tersebut dilayani oleh angkutan umum yang melayani baik rute di dalam kota
maupun ke luar kota. Jenis angkutan umum penumpang yang beroperasi di Kabupaten
Banyuwangi meliputi bus kecil, bus sedang, bus besar dan MPU. Jumlah terminal angkutan umum
di Kabupaten Banyuwangi sebagai berikut :
 Terminal Sri Tanjung di Kecamatan Kalipuro III-7
 Terminal Blambangan di Kecamatan Banyuwangi
 Terminal Brawijaya di Kecamatan Banyuwangi
 Terminal Sasak Perot di Kecamatan Giri
 Terminal Genteng di Kecamatan Genteng
 Terminal Gambiran di Kecamatan Gambiran
 Terminal Rogojampi di Kecamatan Rogojampi
 Terminal Muncar di Kecamatan Muncar
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jenis angkutan yang paling banyak beroperasi di
Kabupaten Banyuwangi adalah pick up. Untuk angkutan penumpang, jenis yang paling banyak
beroperasi adalah becak dan angkutan kota. Sedangkan berdasarkan jenis kendaraan, paling

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
banyak adalah sepeda motor. Secara umum jumlah kendaraan di Kabupaten Banyuwangi setiap
tahunnya cenderung meningkat, seiring dengan perkembangan zaman transportasi online sudah
mulai masuk di Kabupaten Banyuwangi, diantaranya Go-Jek dan Grab.

3.4. Sumber Daya Lainnya

3.4.1 Perikanan
Produksi perikanan Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh produksi ikan hasil tangkapan
baik itu hasil tangkapan laut maupun perairan umum. Jenis ikan laut dengan hasil produksi paling
besar di kabupaten Banyuwangi adalah jenis Ikan Lemuru yang mencapai 54.904.723 kg (88,84%
total produksi perikanan laut Kabupaten Banyuwangi). Sedangkan untuk perikanan air tawar yang
paling banyak diproduksi adalah jenis ikan Lele sebanyak 189.696 ton (71,6% dari total produksi ikan
air tawar). Untuk perairan laut, nelayan di Kabupaten Banyuwangi mengandalkan potensi yang
dimiliki oleh perairan di Selat Bali (Pesisir Timur) dan Perairan Samudera Indonesia (di pesisir
selatan Banyuwangi).

3.4.2 Pertambangan dan Bahan Galian


Kabupaten Banyuwangi bukan merupakan daerah dengan potensi tambang dan bahan
galian strategis seperti bahan bakar fosil. Namun Kabupaten Banyuwangi tercatat memiliki
beberapa jenis hasil tambang golongan B dan C yang produksinya cenderung meningkat dari tahun
2004-2007, seperti batu kapur dan pasir darat/kali. Kedua produksi bahan galian ini bahkan
meningkat 2 kali lipat selama periode 2004- 2007. Bahan galian lain yang jumlah produksinya terus
meningkat adalah jenis tanah liat. Kabupaten Banyuwangi juga tercatat memiliki tambang emas,
perak serta tembaga yang potensial. Namun karena lokasi potensi tambang yang berada di
kawasan Hutan Tumpangpitu.

3.4.3 Pariwisata
Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi
pariwisata yang sangat besar, kondisi lingkungan alam yang strategis seperti memiliki wilayah
pesisir dan dataran tinggi, membuat Kabupaten Banyuwangi memiliki pemandangan alam yang III-8
luar biasa untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Kabupaten Banyuwangi memliki
obyek wisata andalan yang dikenal sebagai Segitan Berlian atau Diamond Triangle. Segitiga Berlian
ini menghubungkan Kawah Ijen, Pantai Plengkung serta Pantai Sukamade yang masing-masing
memiliki daya tarik wisata tersendiri dan sudah terkenal di kalangan wisatawan baik domestik
maupun mancanegara. Obyek wisata di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan data dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dibagi menjadi 5 kategori yaitu DTW (Daya
Tarik Wisata) Alam, Perkebunan, Wisata Binaan, Wisata Religi, Wisata Budaya dan DTW Minat
Khusus/ Buatan Manusia.

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
o

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
III-9
III-
10

Laporan Akhir
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Anda mungkin juga menyukai