Anda di halaman 1dari 5

PR UJIAN STASE BEDAH

SELLA LUKITASARI 42170113

1. Epidemiologi kolelitiasis (4F) ?


- Fatty (gemuk), Fourty (40th), Fertile (subur), Female
2. Mekanisme ikterik : Produksi bilirubin yang tinggi atau bilirubn tidak dapat
dikeluarkan dari tubuh  bilirubin beredar pada pembuluh darah dalam jumlah
banyak  terjadi penumpukan di kulit dan sklera  ikterik pada kulit dan sklera
3. Mekanisme terjadinya batu empedu (salah satu teori)
- Pada keadaan normal, garam empedu , lesitin, dan fosfolipid membantu dalam
solubilitas empedu
- Bila empedu supersaturated oleh suatu substansi berpengaruh (kolesterol,
kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus untuk
pembentukan batu
- Kristal empedu yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudia lama-kelamaan
akan bertambah ukuran, beragregasi, melebur dan membentuk batu
- Faktor motilitas kandung empedu dan biliary stasis merupakan predisposisi
pembentukan batu campuran
4. Pengukuran JVP
- Siapkan alat (2 buah penggaris)
- Jelaskan tujuan pemeriksaan
- Berdiri di samping kanan bed pasien, posisikan bed 45 derajat
- Minta pasien menengok ke kiri
- Identifikasi titik teratas pada pulsasi vena jugularis (bendung vena dengan cara
mengurut vena ke bawah lalu dilepas)
- Tentukan titik angulus sternalis
- Dengan penggaris pertama proyeksikan titik teratas pulsasi vena jugularis secara
horizontal ke dada sampai titik manubrium sterni
- Penggaris kedua diletakkan vertikal dari angulus sternalis (sampai kedua
penggaris membentuk sudut 90 derajat)
- Lihat hasil pengukuran (hasilnya ditambah 5 cm, karena diasumsikan 5 cm jarak
dari atrium kanan ke angulus sternalis)
- Nilai normal <8 cm H2O
Contoh penyakit : gagal jantung, endocarditis, myocarditis, perikarditis,
hipertensi
5. Fraktur terbuka : Fraktur yang disertai adanya luka yang menghubungkan tulang
yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit
- Derajat III : Luka lebar & rusak hebat, atau hilangnya jaringan disekitarnya.
- Derajat IIIa : tulang yang frktur masih ditutupi oleh jaringan lunak
- Derajat IIIB : Kehilangan jaringan lunak luas, kontaminasi berat, periosteal
stripping
- Derajat IIIc : fraktur disertai kerusakan pembuluh darah
6. Fraktur tertutup : Fraktur yang tidak disertai adanya luka yang menghubungkan
tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit
7. Fraktur smith : fraktur radius distal dengan fragmen distal berpindah ke arah volar
- Tatalaksana : reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi
ringan, deviasi ulnar, & supinasi maksimal. Imobilisasi 4-6 minggu
Fraktur Colles : Fraktur metafisis distal dengan jarak ±2,5 cm dari permukaan sendi
distal radius, dengan fragmen distal ke arah posterior/dorsal
- Tatalaksana : tanpa dislokasi  imobilisasi dengan pemasangan gips sirkular di
bawah siku kurang lebih 4 minggu
Dengan dislokasi  reposisi tertutup (dorso fleksi fragmen distal 
traksi  posisi tangan volar fleksi, deviasi ulna (untuk mengoreksi
deviasi radial) dan diputar ke arah pronasio (untuk mengoreksi
supinasi). Imobilisasi 4-6 minggu
8. Tension pneumothorax
- Terapi awal : dekompresi jarum (needle thoracosintesis), penusukan dengan
jarum di SIC 2 pada linea midclavicularis pada sisi yang terkena
9. Flail chest
- Tatalaksana : pertahankan oksigenasi yang adekuat, resusitasi cairan, anestesi
blok saraf interkostal untuk nyerinya, napas bantuan dengan ventilator  bila
ada kontusio paru dan menyebabkan gagal nafas, operatif : fiksasi fragmen
tulang secara terbuka
10. Perbedaan tumor ganas dan tumor jinak (melalui anamnsis dan pemeriksaan fisik).
Ex : payudara
A. Anamnesis :
- risk faktor (usia lanjut >30 tahun, menarki awal, menopause lama, tidak kawin,
riwayat keluarga, riwayat toperasi tumor)
- Keluhan di lokasi payudara/ketiak (benjolan, nyeri, discharge, retraksi puting,
kelainan kulit seperti peau d’ orange) terdapat benjolan lain di lomfonodi
terdekat
- Keluhan di tempat lain yang menandakan metastase (otak  nyeri, muntah-
muntah, pleura  adanya sesak nafas, paru-paru  batuk, tulang  nyeri)
B. Pemeriksaan fisik :
- Status lokalis : massa tumor (lokasi, ukuran, konsistensi, bentuk dan batas tumor,
jumlah tumor, terfiksir atau tidak, ada discharge, retraksi kulit)
- Status kelenjar getah bening : (lakukan pemeriksaan kelenjar getah bening
terdekat dari lokasi sumber tumor  ukuran, konsistensi, terfiksir)
- Pemeriksaan daerah metastasis yang dicuurigai
11. Kenapa dilakukan pemeriksaan USG lalu mammografi?
- Pada wanita usia muda dilakukan USG karena jika dilakukan mammografi,
jaringan payudara masih terlalu padat dan sulit ditemukan kelainan.
12. Gambaran CT-SCAN
- Edem cerebri : Sulkus dan gyrus menghilang, batas gray matter dan white matter
kabur atau menghilang, ventrikel menyempit, gambaran sisterna quadrigemina
menyempit atau hilang.
- EDH : hiperdens bikonveks pada daerah temporal
- SDH : hiperdens berbentuk bulan sabit
13. BNO (Blass Nier Overzicht)/ kidney ureter bladder
IVP (intravenous pyelography)
 BNO IVP adalah pemeriksaan radiologi pada organ saluran kencing dimulai dari
ginjal, ureter, vesica urinaria dengan menggunakan bahan koontras yang
dimasukkan lewat pembuluh darah vena.
14. BPH Obstruktif  Gejala ditimbulkan karena ada penyempitan uretra karna didesak
oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor pada kandung kemih
untuk berkontraksi cukup kuat dan lama, sehingga pengosongan kandung kemih
terputus-putus (gejala : pancaran miksi lemah, miksi terputus, menetes pada akhir
miksi)

BPH Iritatif  disebabkan oleh pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna
pada saat miksi, atau disebabkan oleh hipersensifitas otot detrusor karena
pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada kandung kemih, sehingga
kandung kemuh sering berkontraksi meskipun belum penuh. (gejala : bertambah
frekuensi miksi, nokturia, miksi sulit ditahan, disuria)

Rectal toucher
- Konsistensi dari BPH kenyal
- Berdasarkan penonjolan : Grade 0 (penonjolan 0-1 cm), grade 1 (penonjolan 1-2
cm), grade 2 (penonjolan 2-3 cm), grade 3 (penonjolan 3-4 cm), grade 4
(penonjolan ≥ 4 cm)
- Berdasarkan teraba atau tidaknya pole atas : grade 1 (pole atas mudah dicapai),
grade 2(pole atas dapat dicapai tetapi suit), grade 3 (pole atas hanya teraba pada
RT bimanual), grade 4(pole atas tidak teraba)
15. Apendicografi  alatnya atau cara pemeriksaannya
Apendicogram  Hasil dari apendicografi. Jka hasilnya cairan tidak mengisi apendix
(non filling) dikatakan negatif apendicogram yang menandakan ada apendisitis akut.
Jika terlihat cairan mengisi apendix , maka dikatakan positif appendicogram yang
menandakan apeendix normal.
16. Status gizi, cara memeriksa
Menggunakan antropometri dengan penghitungan
IMT = BB/(TB)2
Dengan kategori penghitungan
Kategori IMT
underweight <18,5
Normal 18,5 – 24,99
Overweight ≥25
Pre obesitas 25-29,99
obesitas ≥0

PR INDIVIDU KASUS
17. Ligamentum inguinal/ pouparts : dari SIAS ke tuberkulum pubikum
18. Hernia repair  herniomtomi dan hernioplasti = hernioraphy
- Herniotomi : pengangkatan kantong hernia saja
- Hernioraraphy : herniotomi dengan perbaikan dinding posterior kanalis
inguinalis
- Hernioplasti : herniotomi dengan memperkuat dinding posterior kanalis
inguinalis dengan synthetic mesh

Anda mungkin juga menyukai