Anda di halaman 1dari 11

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.

1 JAN-JUNI 2014 ISSN : 2089-8592

ANALISA USAHATANI BAYAM


Surya Dharma
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531

ABSTRAK PENDAHULUAN

Penelitian ini bertujuan untuk me- Sebagian besar masyarakat Indonesia


ngetahui keadaan usahatani bayam, tinggal dan bekerja di pedesaan yang
kelayakan usahatani bayam dan Break masih identik dengan pertanian secara
Even Point usahatani bayam di daerah luas, artinya sektor pertanian mempunyai
penelitian. kontribusi yang besar dalam proses pem-
Populasi dalam penelitian ini adalah bangunan ekonomi. Kontribusi pertanian
masyarakat petani sayuran di Desa terhadap pembangunan ekonomi negara
Hamparan Perak Kecamatan Hamparan yaitu kontribusi produksi, kontribusi pasar,
Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi kontribusi faktor produksi dan kontribusi
Sumatera Utara yang mengusahakan ta- devisa (Abdul Rahim dan Dian, 2007).
naman sayur bayam. Jumlah populasi Pertanian juga merupakan sektor
petani yang menanam bayam adalah se- terbesar dalam setiap ekonomi negara
banyak 35 petani. Metode yang digunakan berkembang. Sektor ini menyediakan pa-
dalam pengambilan sampel adalah secara ngan bagi sebagian besar penduduknya,
Sampling Jenuh. memberikan lapangan kerja bagi hampir
Hasil penelitian dan pembahasan seluruh angkatan kerja yang ada, meng-
menyimpulan bahwa; 1) Keadaan usaha- hasilkan bahan mentah, bahan baku atau
tani bayam di dareah penelitian masih ada penolong bagi industri dan menjadi sum-
yang bersifat tradisional dengan pola ber terbesar penerimaan devisa Negara
kepemilikan lahan milik sendiri, sewa, bagi (Silitonga, 2004).
hasil dan pola tanam yang belum teratur Bila dilihat kondisi perekonomian
masih sesuai dengan keinginan petani Provinsi Sumatera Utara, sektor perta-
namun sudah mengadopsi teknologi de- nian mempunyai peranan yang sangat
ngan baik; 2) Penggunaan faktor produksi strategis dalam menunjang pembangunan
usahatani bayam di daerah penelitian ekonomi regional, dimana kontribusi sek-
masih tergolong rendah dengan rata-rata tor pertanian masih tetap sebagai pe-
luas lahan 4,20 rante, tenaga kerja 34,34 nyumbang PDRB dan penyerap tenaga
HKSP, pupuk 2.192,09 kg, pestisida 1,22 kerja yang terbesar.
kg/ltr dan benih 2,26 kg; 3) Rata-rata Salah satu sub sektor pertanian yang
penggunaan biaya usahatani bayam di menyumbang PDRB, menyerap tenaga
daerah penelitian adalah Rp 2.988.114,86 kerja dan menyediakan kebutuhan gizi
rata-rata penerimaan Rp. 10.446.000,00 masyarakat adalah sub sektor hortikultura.
dan rata-rata pendapatan usahatani Komoditas hortikultura merupakan sumber
bayam sebesar Rp. 7.457.885,14 dengan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk
rata-rata luas lahan 4,20 Rante; 4) kesehatan tubuh manusia dan pening-
Usahatani bayam layak untuk diusahakan katan kualitas sumber daya manusia itu
dengan R/C Ratio rata-rata sebesar 3,51; sendiri.
5) Break Even Point dalam unit usahatani Bayam merupakan salah satu tana-
bayam di daerah penelitian sebesar man hortikultura dari jenis sayuran daun
285,39 ikat dengan luas lahan rata-rata yang terpenting di Asia dan Afrika. Dalam
4,20 Rante; 6) Break Even Point dalam 100 gram bagian bayam yang dapat di-
rupiah usahatani bayam di daerah makan mengandung sekitar 2,9 mg zat
penelitian sebesar Rp. 336.090,74 dengan besi (Fe). Bayam adalah tanaman se-
luas lahan rata-rata 4,20 Rante; 7) Price musim yang berumur pendek dan dapat
Break Even usahatani bayam di daerah dibudidayakan dengan mudah di pekara-
penelitian sebesar Rp. 345,89. ngan rumah atau lahan pertanian. Ber-
dasarkan cara panennya bayam dibagi
Kata Kunci : Usahatani Bayam
74
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

dua, yaitu bayam cabut dan bayam petik potensi pengembangan komoditi padi
(bayam kakap). yang sangat baik.
Bayam sayuran dataran rendah yang
banyak diusahakan petani sayur di Populasi dan Sampel
Sumatera Utara. Usahatani bayam me- Populasi dalam penelitian ini adalah
rupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat petani bayam di desa Ham-
petani. Namun hampir sebagian besar paran Prerak. Metode yang digunakan
lahan yang diusahakan untuk usahatani dalam pengambilan sampel adalah secara
bayam masih tergolong kecil sehingga Sampling Jenuh sebanyak 35 kk.
sangat jarang petani menganalisa usa-
hanya secara baik dan benar. Mereka Pengumpulan Data
menggunakan tenaga kerja dalam ke- Data yang diperoleh dalam penelitian
luarga tetapi mereka tidak pernah meng- ini terdiri dari data primer dan sekunder.
hitung berapa besar biaya yang harus Data primer diperoleh secara langsung
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja melalui wawancara kepada responden
dalam kelaurga tersebut. (petani) dengan menggunakan daftar per-
Dari survey awal pada daerah pene- tanyaan (kuesioner). Data sekunder di-
litian di ketahui bahwa pola usahatani peroleh dari lembaga atau instansi terkait
bayam yang dilakukan petani masih ber- seperti BPS, Dinas Pertanian Kabupaten
variasi dan belum ada petani yang meng- Deli Serdang, Kantor Camat Hamparan
analisa usahataninya secara profesional, Perak dan Kantor Kepala Desa Hamparan
sehingga peneliti memandang perlu untuk Perak.
meneliti hal tersebut.
Analisis Data
Perumusan Masalah Untuk masalah pertama, dianalisis
Berdasarkan uraian latar belakang, menggunakan metode deskriptif, yaitu
maka dirumuskan beberapa permasa- dengan mengetahui perkembangan usa-
lahan sebagai berikut : hatani bayam (meliputi: luas lahan, pro-
a. Bagaimana keadaan usahatani bayam duksi, produktivitas dan biaya produksi) di
di daerah penelitian ? daerah penelitian.
b. Bagaimana kelayakan usahatani ba- Untuk masalah kedua, dianalisis
yam di daerah penelitian ? dengan menggunakan metode analisis
c. Bagaimana Break Even Point usaha- R/C Ratio,
tani bayam di daerah penelitian? TR
R/C Ratio =
TC
Dimana :
Tujuan Penelitian
TR = Total Penerimaan (Rp)
Berdasarkan perumusan masalah,
TC = Total Biaya (Rp)
maka tujuan penelitian adalah sebagai
Dengan kriteria
berikut :
R/C = 1 Pulang Pokok
a. Untuk mengetahui keadaan usahatani
R/C > 1 Untung ( layak )
bayam di daerah penelitian
R/C < 1 Rugi ( tidak layak )
b. Untuk mengetahui kelayakan usahatani
Untuk masalah ketiga, dianalisis
bayam di daerah penelitian
dengan menggunakan metode analisa
c. Untuk mengetahui Break Even Point
break even point yaitu :
usahatani bayam di daerah penelitian
Fixed Cost
BEP 
Sales Pr ice / Unit  Variable Cost / Unit
MEDOTE PENELITIAN

Daerah Penelitian Dimana :


Penelitian dilakukan di kecamatan BEP = Break Even Point
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai (titik pulang pokok)
propinsi Sumatera Utara yang ditentukan Fixed Cost = Biaya tetap
secara sengaja (purposive) untuk diteliti Sales Price/Unit = Harga jual/unit
yang didasarkan atas tujuan tertentu yang Variable Cost/Unit = Biaya variabel/unit
sesuai dengan syarat penelitian. Adapun (Arifin, J & Akhmad Fauzi, 1999)
alasan pertimbangannya adalah karena
daerah ini merupakan salah satu daerah
sentra produksi padi dan mempunyai
75
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

HASIL DAN PEMBAHASAN penyemprotan dalam kondisi normal 4 kali


per musim dan kalau ada serangan hama
Keadaan Usahatani Bayam dan penyakit bisa mencapai 8 kali/musim.
Dengan tingkat adopsi teknologi seperti
Struktur dan Sistem Penguasaan tersebut dicapai produktivitas 52.000 –
Lahan 55.000 ikat/ha atau 2.080 – 2.200
Sistem penguasaan lahan petani di ikat/rante.
Desa Hamparan Perak sebagian besar
merupakan hak milik yang berasal dari Penggunaan Faktor Produksi Usaha-
orang tua dan sebagian lain dari hasil tani Bayam
pembelian. Rata-rata pemilikan lahan Faktor produksi merupakan faktor
usahatani bayam berkisar dibawah 0,50 yang mutlak harus ada dalam proses
ha. Di samping status penguasaan lahan produksi. Rata-rata penggunaan faktor
usahatani bayam secara milik sendiri ada produksi petani sampel dalam berusaha
juga dijumpai sistem bagi hasil dan sistem tani bayam di daerah penelitian dapat
sewa yang sebagian besar berlaku secara dilihat pada Tabel 1 berikut.
musim tanam dan tahunan, besarnya nilai
sewa berkisar Rp 7.500.000/ha/tahun atau Tabel 1. Rata-Rata Penggunaan Faktor
1.250.000/ha/mt atau 50.000/rante/mt. Produksi Usahatani Bayam di
Sementara itu sistem gadai jarang di- Desa Hamparan Perak Tahun
temukan pada daerah penelitian. 2013
No. Faktor Produksi Jumlah
Pola Tanam dan Adopsi Teknologi 1. Luas Lahan (Rante) 4,20
Pola tanam yang berkembang di lo- 2. Tenaga Kerja (HKSP) 34,34
kasi penelitian yang merupakan salah 3. Pupuk (Kg) 2.192,09
satu sentra produksi bayam di Kecamatan 4. Pestisida (Kg/Ltr) 1,22
Hamparan Perak berdasarkan harga pa- 5. Benih (Kg) 2,26
sar komoditi hortikultura (sayuran) yang Sumber : Data Primer Diolah
tinggi. Menurut hasil wawancara dengan
petani, jika harga bayam tinggi maka Luas Lahan
mereka akan menanam bayam dan mu- Dari hasil penelitian luas areal petani
sim tanam berikutnya jika harga bayam sampel yang ditanami bayam berkisar
rendah maka mereka akan beralih me- antara 2,00 – 7,00 rante dengan luas rata-
nanam sayuran yang lain seperti sawi dan rata 4,20. Lahan ini digunakan untuk me-
kangkung. Pada daerah penelitian tidak nanam bayam dan tanaman sayuran lain-
ada pola tanam yang telah ditetapkan. nya sepanjang tahun. Sistem pengolahan
Berdasarkan hasil wawancara secara tanah yang dilakukan petani sampel
kelompok maupun individu diperoleh in- masih ada yang bersifat tradisional, yaitu
formasi tentang adopsi teknologi untuk dengan menggunakan cangkul, namun
bayam di Desa Hamparan Perak sebagai sebagian besar sudah menggunakan
berikut. Penggunaan benih mencapai 5 – jetor.
10 kg/ha dengan jumlah bibit mencapai Hasil penelitian juga menunjukkan
50.000 – 100.000 ikat/ha atau 2.000 – bahwa kebanyakan petani sampel mem-
4.000 ikat/rante. punyai luas lahan 2,00 - 3,00 rante, yaitu
Dosis pemupukan adalah sebagai sebanyak 12 orang atau 34,29%.
berikut: (1) Urea 100 - 150 kg/ha; (2) SP- Sedangkan yang paling sedikit adalah
36 100 - 150 kg/ha; (3) NPK 50 – 75 kg/ha luas lahan > 6,00 yang berjumlah 2 orang
dan (4) pupuk organik (kandang) 12.000 – atau 5,71%. Hal ini menunjukkan luas
15.000 kg/ha. Jenis insektisida yang di- lahan usahatani bayam di daerah pe-
gunakan oleh petani bayam adalah nelitian tergolong masih rendah.
Dursban, fungisida yang digunakan petani
adalah Dithane-445 dan herbisida yang
digunakan adalah gromoxone. Frekuensi
76
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

Tabel 2. Pengusahaan Lahan Bayam Petani Sampel di Desa Hamparan Perak Tahun
2013
No. Laus Lahan (Rante) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 2–3 12,00 34,29
2. >3–4 7,00 20,00
3. >4–5 9,00 25,71
4. >5–6 5,00 14,29
5. >6 2,00 5,71
Jumlah 35,00 100,00
Sumber : Data Primer Diolah

Tenaga Kerja menjelang panen para petani mencari


Tenaga kerja yang digunakan dalam pekerjaan sampingan untuk memenuhi
usahatani bayam di daerah penelitian kebutuhan hidupnya, misalnya menjadi
berasal dari dalam dan luar keluarga, baik buruh tani di ladang orang lain. Karena di
laki-laki maupun perempuan. Tenaga kerja waktu tersebut hanya ada pekerjaan
dalam keluarga yang digunakan antara perawatan tanaman, seperti penyiangan,
lain istri, anak dan saudara yang tinggal penyiraman, pemupukan, penyemprotan
satu rumah. Tenaga kerja yang dicurah- dan jenis pekerjaan perawatan lainnya
kan pada usahatani bayam untuk kegiatan yang dikerjakan oleh keluarga petani
pengelolaan lahan, penanaman, penyira- sendiri. Begitu juga dengan pasca panen
man, pemupukan, penyemprotan, penyia- kebanyakan dikerjakan oleh keluarga
ngan, panen dan pasca panen dihitung petani sendiri.
berdasarkan HKSP (Hari Kerja Setara Dari hasil penelitian jumlah tenaga
Pria). Satu HKSP menerima upah sebesar kerja yang digunakan petani sampel
Rp. 50.000/hari. dalam berusahatani bayam berkisar
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam antara 15,75 – 56,00 HKSP dengan te-
usahatani bayam bersifat musiman. naga kerja rata-rata 34,34 HKSP. Untuk
Biasanya tenga kerja sangat dibutuhkan lebih jelasnya penggunaan tenaga kerja
pada waktu pengolahan tanah sampai petani sampel dapat dilihat pada Tabel 3
penanaman dan pada waktu panen dan berikut.
pasca panen. Setelah tanam sampai

Tabel 3. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Bayam Petani Sampel Per 4,20
Rante di Desa Hamparan Perak Tahun 2013
No. Bidang Pekerjaan Jumlah TK (HKSP) Persentase (%)
1. Pengolahan Tanah 6,03 17,56
2. Penanaman 2,10 6,12
3. Penyiraman 12,00 34,94
4. Penyisipan 0,55 1,60
5. Penyiangan 1,89 5,50
6. Pemupukan 1,77 5,15
7. Penyemprotan 1,40 4,08
8. Panen dan Pasca Panen 8,60 25,04
Jumlah 34,34 100,00
Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 3 menunjukkan bahwa peng- Pupuk


gunaan tenaga kerja yang paling banyak Pupuk yang digunakan oleh petani
adalah pada waktu penyiraman, yaitu sampel berupa pupuk organik dan an-
sebanyak 12,00 HKSP atau 34,94%. organik seperti pupuk kandang, Urea, SP-
Sedangkan penggunaan tenaga kerja 36, dan NPK yang dibeli dari kios sarana
yang paling sedikit adalah pada saat pem- produksi yang terdekat.
berantasan hama penyakit (penyem- Dari hasil penelitian jumlah pupuk
protan) yang berjumlah 1,40 HKSP atau yang digunakan petani sampel dalam
4,08%. berusahatani bayam berkisar antara 1.021
77
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

– 3.565 kg dengan jumlah pupuk rata-rata gunaan pupuk petani sampel dapat dilihat
2.192,09 kg. Untuk lebih jelasnya peng- pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Rata-Rata Penggunaan Pupuk Usahatani Bayam Petani Sampel Per 4,20 Rante
di Desa Hamparan Perak Tahun 2013
No. Jenis Pupuk Jumlah (Kg) Persentase (%)
1. Kandang 2.148,57 98,01
2. Urea 19,66 0,90
3. SP-36 19,66 0,90
5. NPK 4,20 0,19
Jumlah 2.192,09 100,00
Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 4 menunjukkan bahwa peng- kondisi normal 4 kali per musim dan kalau
gunaan pupuk yang paling banyak adalah ada serangan hama dan penyakit bisa
pupuk kandang, yaitu sebanyak 2.148,57 mencapai 8 kali/musim tanam tergantung
atau 98,01%. Sedangkan penggunaan tingkat serangannya. Sebab penggunaan
pupuk yang paling sedikit adalah NPK insektisida hanya boleh dilakukan jika
yang berjumlah 4,20 kg atau 0,19%. Hal serangan organisme pengganggu sudah
ini disebabkan karena tanaman hortikul- mencapai ambang ekonomi.
tura terutama sayuran sangat membutuh- Dari hasil penelitian jumlah pestisida
kan pupuk kandang. yang digunakan petani sampel dalam
berusahatani bayam berkisar antara 0,60
Pestisida – 2,10 Kg/Ltr dengan jumlah pestisida
Pestisida yang digunakan oleh petani rata-rata 1,22 Kg/Ltr. Lebih jelasnya peng-
sampel adalah insektisida, fungisida dan gunaan pestisida petani sampel dapat
herbisida untuk memberantas hama dan dilihat pada Tabel 5 berikut.
jamur serta gulma pengganggu tanaman
bayam. Frekuensi penyemprotan dalam

Tabel 5. Rata-Rata Penggunaan Pestisida Usaha Tani Bayam Petani Sampel Per Per
4,20 Rante di Desa Hamparan Perak Tahun 2013
No. Jenis Peestisida Jumlah (Kg/Ltr) Persentase (%)
1. Insektisida 0,24 19,51
2. Fungisida 0,82 66,67
3. Hebisida 0,17 13,82
Jumlah 1,23 100,00
Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 5 menunjukkan bahwa peng- membeli bibit bayam langsung siap tanam
gunaan pestisida yang paling banyak dari petani lain disekitarnya.
adalah fungisida, yaitu sebanyak 0,82 Dari hasil penelitian jumlah benih
Kg/Ltr atau 66,67%. Sedangkan peng- yang digunakan petani sampel dalam ber-
gunaan pestisida yang paling sedikit usahatani bayam berkisar antara 1,00 –
adalah herbisida yang berjumlah 0,17 3,80 kg dengan jumlah benih rata-rata
kg/ltr atau 13,82%. 2,26 kg.

Benih Produksi dan Biaya Produksi


Benih bayam yang digunakan oleh Rata-rata produksi bayam, biaya pro-
petani adalah benih yang dikeluarkan oleh duksi, penerimaan, pendapatan dan harga
perusahaan penangkar benih yang dibeli jual usahatani bayam petani sampel di
dari kios pupuk terdekat. Namun ada juga daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel
petani yang berusahatani bayam dengan 6 berikut.
78
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

Tabel 6. Rata-Rata Produksi, Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan dan Harga Jual
di Desa Hamparan Perak Tahun 2013
No. Uraian Jumlah
1. Produksi (Ikat) 8.714,29
2. Biaya Produksi (Rp) 2.988.114,86
3. Penerimaan (Rp) 10.446.000,00
4. Pendapatan (Rp) 7.457.885,14
5. Harga Jual (Rp) 1.208,57
Sumber : Data Primer Diolah

Produksi Biaya Produksi


Produksi adalah hasil bayam yang Biaya produksi adalah seluruh biaya
telah dipanen dan siap untuk dipasarkan. yang dikeluarkan petani dalam meng-
Dalam penelitian ini produksi yang di- hasilkan bayam. Biaya produksi yang
hitung adalah hasil bayam selama satu dikeluarkan antara lain, biaya sewa lahan,
musim tanam yang dihitung dalam satuan biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida,
ikat. biaya tenaga kerja, biaya penyusutan,
Dari hasil penelitian di lapangan biaya tali serta biaya panen dan pasca
jumlah produksi yang dihasilkan petani panen yang dihitung dalam satuan rupiah
sampel dalam berusahatani bayam per musim tanam.
berkisar antara 4.000 – 14.700 ikat Dari hasil penelitian di lapangan jum-
dengan luas 2,00 – 7,00 rante. Rata-rata lah biaya produksi usahatani bayam yang
produksi bayam yang dihasilkan petani dikeluarkan petani sampel berkisar antara
sampel adalah 8.714,29 ikat dengan rata- Rp. 1.413.540,00 – Rp. 4.853.800,00
rata luas lahan 4,20 rante. dengan rata-rata biaya produksi Rp.
2.988.114,86. Rata-rata biaya Produksi
yang dikeluarkan petani berdasarkan jenis
biaya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Rata-Rata Biaya Produksi Usaha Tani Bayam Petani Sampel Per Per 4,20 Rante
di Desa Hamparan Perak Tahun 2013
No. Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%)
1. Benih 101.764,29 3,41
2. Pupuk 779.314,29 26,08
3. Pestisida 99.959,14 3,35
4. Tenaga Kerja 1.716.785,71 57,45
5. Penyusutaan 36.134,29 1,21
6. Sewa Lahan 210.000,00 7,03
7. Biaya Tali 44.157,14 1,48
Jumlah 2.988.114,86 100,00
Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 7 dapat diketahui bahwa peng- ngan produksi bayam yang dihitung dalam
gunaan biaya yang paling banyak adalah rupiah per musim tanam.
biaya tenaga kerja, yaitu sebanyak Rp. Dari hasil penelitian di lapangan pene-
1.716.785,71 atau 57,45%. Sedangkan rimaan usahatani bayam yang diperoleh
penggunaan biaya yang paling sedikit petani sampel berkisar antara Rp.
adalah penyusutan alat yang berjumlah 4.510.000 – Rp 17.640.000 dengan rata-
Rp. 36.134,29 atau 1,21%. rata penerimaan sebesar Rp. 10.446.000.

Penerimaan Pendapatan
Penerimaan petani adalah pengha- Pendapatan adalah penerimaan usa-
silan sebelum dikurangi dengan biaya hatani bayam setelah dikurangi dengan
produksi yang dikeluarkan petani dalam biaya produksi yang dikeluarkan petani
menghasilkan produksi bayam. Peneri- dalam menghasilkan bayam. Pendapatan
maan ini merupakan harga jual dikali de- dihitung dalam rupiah per musim tanam.
79
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

Dari hasil penelitian di lapangan pen- sudah manyadari pentingnya teknologi,


dapatan usahatani bayam yang diperoleh mereka sudah butuh teknologi, mereka
petani sampel berkisar antara Rp. sudah mau menerapkan teknologi, tetapi
2.935.800,00 – Rp 13.113.900,00 dengan kendalannya adalah biaya. Teknologi yang
pendapatan rata-rata Rp. 7.457.885,14. benar dan tepat menghendaki biaya yang
cukup tinggi dan harus tersedia tepat
Harga Jual waktu.
Harga jual adalah harga yang diterima Dari hasil penelitian dan wawancara
petani dalam menjual hasil bayam pada dengan petani di daerah penelitian
saat penelitian. Hasil usahatani yang diperoleh informasi bahwa berusahatani
dijual dalam bentuk bayam segar yang bayam juga membutuhkan biaya yang
dinyatakan dalam satuan rupiah per ikat. besar, terutama biaya tenaga kerja dan
Dari hasil penelitian harga bayam berkisar sarana produksi. Dari hasil wawancara
antara Rp. 1.000 – Rp. 1.500 per ikat dengan petani juga diperoleh keterangan
dengan harga rata-rata adalah Rp. bahwa masih ada petani yang meng-
1.208,57/ikat. gunakan modal pinjaman untuk biaya
usahataninya, terutama dalam penye-
Biaya dan Pendapatan Usahatani diaan sarana produksi pupuk dan pes-
Bayam tisida.
Sumber biaya usahatani bayam di
Biaya Usahatani Bayam daerah penelitian ada 3, antara lain; 1)
Biaya sering kali jadi masalah bagi biaya sendiri; 2) biaya pinjaman dari
petani, terutama dalam pengadaan input saudara dan lembaga keuangan, misalnya
atau sarana produksi. Karena kurangnya bank atau koperasi desa; 3) biaya sendiri
biaya yang tersedia tidak jarang petani dan pinjaman. Namun kebanyakan petani
mengalami kerugian dalam usahataninya. bayam menggunakan biaya sendiri se-
Dari segi teknis dan pengetahuan, bagai sumber biaya usahanya, terutama
sebagian besar petani sudah memahami dalam biaya awal usaha. Untuk lebih
fungsi teknologi yang mereka peroleh dari jelasnya sumber biaya usahatani bayam
beberapa sumber informasi, salah satu- dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
nya dari penyuluh pertanian. Mereka

Tabel 8. Sumber biaya Usahatani Bayam Petani Sampel di Desa Hamparan Perak Tahun
2013
Jumlah Sampel
No. Sumber Modal Persentase (%)
(Orang)
1. Modal Sendiri 17 48,57
2. Modal Pinjaman 7 20,00
3. Modal Sendiri dan Pinjaman 11 21,43
Jumlah 35 100,00
Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa jumlah output. Perbandingan besarnya


50% petani bayam sumber biayanya biaya produksi (cost) dengan penerimaan
masih dari biaya sendiri. Dari hasil wa- (revenue) yang dinyatakan dalam R/C
wancara dengan petani bahwa masih ratio menunjukkan apakah usahatani ter-
banyak petani bayam yang belum me- sebut layak atau tidak untuk diusahakan.
ngetahui cara meminjam modal dengan R/C ratio usahatani bayam adalah
pihak lain, terutama pihak bank. Di nilai perbandingan antara penerimaan
samping itu ada juga petani yang takut dengan biaya produksi yang dikeluarkan
tidak bisa mengembalikan biaya yang dalam usahatani bayam. Nilai R/C usaha
mereka pinjam. tani bayam yang diperoleh dari hasil
penelitian berkisar antara 2,74 sampai
Kelayakan Usahatani Bayam 4,44 dengan R/C rata-rata 3,51. Dari hasil
Dalam menganalisis kelayakan usa- nilai R/C ini dapat diketahui bahwa usa-
hatani bayam dipengaruhi oleh biaya- hatani bayam di daerah penelitian layak
biaya produksi dalam menghasilkan se- untuk diusahakan karena nilai R/C-nya
80
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

lebih besar satu (3,51 > 1). Dengan kata 3,51 atau menghasilkan pendapatan/
lain Rp. 1 biaya yang dikeluarkan akan keuntungan sebesar Rp. 2,51.
menghasilkan penerimaan sebesar Rp.

Tabel 9. Analisis R/C Ratio Usahatani Bayam di Desa Hamparan Perak Tahun 2013
Rata-Rata Luas Rata-Rata Rata-Rata Biaya
B/C Ratio
Lahan (Rante) Penerimaan (Rp) Produksi (Rp)

4,20 10.446.000,00 2.988.114,86 3,51

Sumber : Data Primer Diolah

Titik Pulang Pokok (Break Even Point) jumlah keuntungan adalah nol, dan
Usahatani Bayam kerugian juga nol. Dari analisis Break
Break Even Point (BEP) adalah titik Even Point usahatani bayam di daerah
keseimbangan antara penggunaan total penelitian, maka diperoleh hasil sebagai
biaya (TC), terhadap nilai total berikut.
penerimaan (TR). Pada keadaan ini

Tabel 10. Break Even Point Usahatani Bayam Petani Sampel per Musim Tanam di Desa
Hamparan Perak Tahun 2013
BEP
No Uraian Jumlah SBE (Rp) PBE (Rp)
(Unit)
1. Rata-Rata Produksi (Kg) 8.714,29
2. Rata-Rata FC (Rp) 246.134,43
3. Rata-Rata VC (Rp) 2.741.980,89 285,35 336.090,74 345,89
4. Rata-Rata SP/Unit (Rp) 1.208,91
5. Rata-Rata VC/Unit (Rp) 316,77
Sumber : Data Primer Diolah
336.090,74 dengan luas lahan rata-rata
Break Even Point (BEP) Dalam Unit 4,20 Rante. Berarti dengan biaya tetap
Break Even Point dalam unit meru- sebesar Rp. 246.134,43, biaya variabel
pakan gambaran berapa unit produk yang per unit sebesar Rp. 316,77 dan harga
harus dihasilkan pada tingkat biaya tetap jual per ikat sebesar Rp. 1.208,91 untuk
dan biaya varibel per unit serta harga mendapatkan keuntungan, penerimaan
tertentu agar tercapai titik pulang pokok. usahatani bayam petani harus berada di
Dari Tabel 10. dapat diketahui bahwa atas Rp. 336.090,74. Jika di bawah Rp.
BEP dalam unit sebesar 285,39 ikat 336.090,74 petani akan mengalami ke-
dengan luas lahan rata-rata 4,20 Rante. rugian.
Berarti dengan biaya tetap sebesar Rp.
246.134,43, biaya variabel per unit Price Break Even
sebesar Rp. 316,77 dan harga jual per Price Break Even merupakan gam-
ikat sebesar Rp. 1.208,91 untuk baran berapa rupiah harga per unit yang
mendapatkan keuntungan, hasil usahatani harus didapat pada tingkat biaya tetap
bayam petani harus berada di atas 285,39 dan biaya varibel per unit serta produksi
ikat. Jika di bawah 285,39 ikat petani akan tertentu agar tercapai titik pulang pokok.
mengalami kerugian. Sehingga produsen dapat mengambil
keputusan pada tingkat harga berapa
Break Even Point (BEP) Dalam Rupiah produk yang dihasilkan akan dipasarkan.
Break Even Point dalam rupiah meru- Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa
pakan gambaran berapa rupiah peneri- PBE sebesar Rp. 345,89. Berarti dengan
maan yang harus didapat pada tingkat biaya tetap sebesar Rp. 246.134,43, biaya
biaya tetap dan biaya varibel per unit serta variabel per unit sebesar Rp. 316,77 dan
harga tertentu agar tercapai titik pulang produksi yang dihasilkan sebesar
pokok. 8.714,29 ikat untuk mendapatkan ke-
Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa untungan harga jual per ikat bayam harus
BEP dalam rupiah sebesar Rp. berada di atas Rp. 345,89. Jika di bawah
81
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

Rp. 345,89 petani akan mengalami turut mempengaruhi tidak selalu tetap,
kerugian. seperti biaya dan harga yang setiap saat
dapat berubah. Artinya nilai BEP di atas
Break Even Point Sebagai Perencanaan adalah nilai BEP pada saat penelitian di-
Laba lakukan, bukan nilai BEP pada masa yang
Nilai break even point di atas merupa- akan datang. Tetapi nilai-nilai tersebut
kan gambaran usahatani bayam petani memberikan gambaran apa yang dihadapi
sampel. Dari nilai tersebut dapat diren- dan yang harus dilakukan pada masa
canakan perolehan laba pada masa yang yang akan datang.
akan datang. Dengan menggunakan Break even point sangat sensitif sekali
harga jual rata-rata Rp. 1.208,91/ikat, terhadap perubahan sejumlah faktor
maka usahatani bayam harus mencapai khususnya fixed operating cost, variable
target produksi sebesar 285,35 ikat agar cost per ikat dan harga jual per ikat hasil
tercapai titik impas. Untuk mendapatkan usahatani.
laba usahatani bayam harus melebihi Gambar berikut menggambarkan ke-
target produksi tersebut. adaan rata-rata usahatani bayam petani
Nilai di atas bukan merupakan suatu sampel tahun 2013.
kepastian, sebab faktor-faktor lain yang

Cost/Revenue (Rp)
TR

Untung TC

336.090,74
SBE BEP

VC
Rugi
FC
246.134,43
FC

QBE Quantity (kg)


285,35

Gambar 1. Kurva Break Even Point

Dari grafik di atas, terlihat bahwa BEP Misalkan terjadi kelebihan produksi
akan terjadi saat produksi mencapai sebesar 100 ikat dari nilai BEP. Maka
285,35 ikat. Dengan harga Rp. 1.208,91/ akan diperoleh keuntungan sebesar (Q x
ikat di dapat Break Even Poin Sales P) – (Q x VC/Unit), (100 x Rp. 1.208,91) –
sebesar Rp. 336.090,74. Untuk mem- (100 x Rp. 316,77) = Rp. 89.214,00.
peroleh keuntungan usahatani bayam
petani sampel harus mencapai produksi KESIMPULAN DAN SARAN
lebih dari 285,35 ikat dengan luas lahan
4,20 Rante. Jika telah tercapai maka ke- 1. Kesimpulan
lebihan produksi akan menjadi keuntu- Berdasarkan hasil penelitian dan
ngan setelah dikurangi dengan biaya pembahasan maka dapat ditarik beberapa
tambahan atau Marginal Cost (MC), de- kesimpulan sebagai berikut.
ngan catatan bahwa faktor-faktor lain 1. Keadaan usahatani bayam di
tetap. dareah penelitian masih ada yang
82
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

bersifat tradisional dengan pola Even agar dapat membuat peren-


kepemilikan lahan milik sendiri, canaan usahatani ke depan.
sewa, bagi hasil dan pola tanam 3. Kepada pemerintah diharapkan
yang belum teratur masih sesuai agar dapat memberikan perhatian
dengan keinginan petani namun yang lebih banyak kepada para
sudah mengadopsi teknologi de- petani bayam terutama dalam hal
ngan baik. harga hasil produksi maupun
2. Penggunaan faktor produksi usa- harga input produksi, sehingga
hatani bayam di daerah penelitian petani mampu membeli sarana
masih tergolong rendah dengan produksi dan dapat terangsang
rata-rata luas lahan 4,20 rante, untuk berusahatani bayam se-
tenaga kerja 34,34 HKSP, pupuk hingga dapat memperoleh keuntu-
2.192,09 kg, pestisida 1,22 kg/ltr ngan yang lebih layak.
dan benih 2,26 kg. 4. Kepada mahasiswa diharapkan
3. Rata-rata penggunaan biaya usa- untuk meneliti faktor–faktor lain
hatani bayam di dareah penelitian yang mempengaruhi usahatani
adalah Rp. 2.988.114,86, rata-rata bayam seperti faktor harga hasil
penerimaan Rp. 10.446.000,00 produksi dan harga input produksi
dan rata-rata pendapatan usaha- terhadap pendapatan petani ba-
tani bayam sebesar Rp. yam serta peran kelembagaan
7.457.885,14 dengan rata-rata yang ada di desa dalam mening-
luas lahan 4,20 Rante katkan taraf hidup masyarakat
4. Usahatani bayam layak untuk di- desa.
usahakan dengan R/C Ratio rata-
rata sebesar 3,51. DAFTAR PUSTAKA
5. Break Even Point dalam unit usa-
hatani bayam di daerah penelitian Abdul Rahim dan Dian Retno Dwi Hastuti.
sebesar 285,39 ikat dengan luas Pengantar Teori dan Kasus Ekono-
lahan rata-rata 4,20 Rante mika Pertanian. Penebar Swadaya.
6. Break Even Point dalam rupiah Jakarta.
usahatani bayam di daerah pe-
nelitian sebesar Rp. 336.090,74 Arifin, J dan Akhmad, F. 1999. Aplikasi
dengan luas lahan rata-rata 4,20 Excel Dalam Aspek Finansial Studi
Rante Kelayakan. Elex Media Komputindo
7. Price Break Even usahatani ba- Kelompok Gramedia. Jakarta.
yam di daerah penelitian sebesar
Rp. 345,89 Bambang, R. 1997. Dasar-dasar Pem-
belajaran Perusahaan Edisi 4. BPFE.
2. Saran Yogyakarta.
1. Diharapkan kepada petani untuk
memperbaiki sistem usahatani Munawar, S. 2002. Analisa Laporan
yang masih tradisional kepada Keuangan Edisi Keempat. Liberty.
sistem yang lebih modern dengan Yogyakarta.
menggunakan alat-alat mekani-
sasi pertanian, seperti jetor untuk Rahim, ABD. 2008. Pengantar Teori dan
pengolahan tanah dan sarana Kasus Ekonomika Pertanian.
produksi hasil rekayasa teknologi Penebar Swadaya. Jakarta.
seperti varietas unggul sehingga
produksi dan pendapatan petani Rismayani,. 2007. Analisis Usahatani DAN
dapat ditingkatkan. Pemasaran Hasil. USU Press.
2. Kepada petani bayam juga di- Medan.
harapkan khususnya yang berdo-
mosili di daearah penelitian untuk Rukmana, R. 2000. Bayam, Bertanam dan
menganalisis usahataninya agar Pengelolaan Pasca Panen. Kanisius,
dapat diketahui apakah usaha- Yogyakarta.
taninya menguntungkan atau ti-
dak dan pada saat kapan Break
83
Surya Dharma : Analisa Usahatani Bayam ………………………….……………………………...

Silitonga, C, dkk. 2004. Perkembangan


Ekonomi Pertanian Indosnesia
PERHEPPI. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI-


Press, Jakarta.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani.


Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai