ARGENTOMETRI
Pada kondisi yang cocok, metode Mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada
konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna
harus lebih larut disebanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi. Akan
tetapi tidak boleh terlalu banyak larut, karena akan diperlukan lebih banyak pereaksi
dari yang seharusnya.[1] Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan perak dengan pH
antara 6,0–10,0.
b. Metode Fajans
Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya
terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan
dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti eosine atau fluonescein menurut
macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi
violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai.
Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan
menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik
ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH.
Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah
tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO 3 menyebabkan ion Cl- akan
digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder.[5] Indikator
adsorpsi mempunyai beberapa keunggulan. Indikator ini memberikan kesalahan yang
kecil pada penentuan titik akhir titrasi. Perubahan warna yang disebabkan adsorpsi
indikator biasanya tajam. Adsorpsi pada permukaan berjalan baik jika endapan
mempunyai luas permukaan yang besar. Warna adsorpsi titrasi tidak begitu jelas jika
endapan terkoagulasi, misalnya dengan adanya muatan ion yang besar, missal:
Al(III).[1]
Kurva titrasi untuk reaksi pengendapan dapat dibuat dan seluruhnya analog
dengan kurva titrasi asam-basa da pembentukan kompleks. Perhitungan keseimbangan
didasarkan pada tetepan hasil kali kelarutan.[4]
1.8. Pembahasan
˗ Untuk membuat larutan standar perak nitrat 0,01 N, menimbang perak
nitrat padat sebanyak 0,425 gram dan dilarutkan terlebih dahulu menggunakan
sedikit aquadest. Masukkan larutan ke dalam labu ukur 250 mL menggunakan
corong. Masukkan larutan ke dalam labu ukur, tambahkan aquadest hingga
volume 250 mL.
˗ Pada percobaan standarisasi larutan perak nitrat dengan larutan natrium
klorida 0,01 N, digunakan dua metode yaitu metode Mohr dan metode Fajans.
Pada standarisasi menggunakan metode Mohr didapatkan volume rata-rata
larutan perak nitrat sebesar 13,33 mL. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik
ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi
merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen. Pada metode ini,
titrasi dilakukan dengan indikator kalium kromat. Indikator kalium kromat
harus lebih larut disebanding endapan utama yang akan terbentuk. Akan tetapi
tidak boleh terlalu banyak larut, karena akan diperlukan lebih banyak pereaksi
dari yang seharusnya. Perak nitrat yang bereaksi dengan natrium klorida akan
membentuk perak klorida dan menghasilkan endapan putih. Pada titik akhir
titrasi, ion perak yang berlebih akan diendapkan sebagai perak kromat yang
akan menghasilkan endapan merah bata. Dengan metode Mohr didapatkan
normalitas larutan perak nitrat sebesar 0,00937 N dan galat sebesar 6,723%.
Sedangkan pada metode Fajans digunakan indikator fluorescein dengan pH
kira-kira 7 sampai 10 dan indikator phenolptalein dengan pH 8 sampai 9,6.
Volume rata-rata larutan perak nitrat yang didapatkan sebesar 13,13 mL. Titik
ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna larutan dari kuning menjadi
orange dan terdapat endapan merah muda. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi
antara perak nitrat dengan natrium klorida yang akan menghasilkan perak
klorida yang menghasilkan endapan merah muda. Dari percobaan
menggunakan metode Fajans didapatkan normalitas larutan perak nitrat sebesar
0,00952 N dan galat sebesar 5,042%. Pada percobaan standarisasi larutan perak
nitrat dengan larutan natrium klorida 0,01 N didapatkan nilai normalitas yang
berbeda dengan teori yaitu 0,01 N. Hal ini disebabkan karena kesalahan-
kesalahhan yang dilakukan pada saat pratikum. Misalnya kekurang telitian
dalam pembuatan larutan standar ataupun larutan ujinya dan adanya kesalahan-
kesalahan teknis dalam titrasi semisal volume penetesan larutan standar terlalu
berlebih. Selain itu, ada kemungkinan indikator fluorescein dan perak nitrat
yang peka terhadap cahaya matahari dan neon terkena cahaya. Sehingga
fluorescein dan perak nitrat terurai sebelum digunakan pada titrasi.
˗ Pada percobaan menentukan kadar natrium klorida dalam garam dapur
digunkan dua metode yaitu metode Mohr dan metode Fajans. Dengan
menggunakan metode Mohr didapatkan volume rata-rata sebesar 15,5 mL dan
kadar natrium klorida sebesar 113,28%. Sedangkan dengan menggunakan
metode Fajans didapatkan volume rata-rata sebesar 12,9 dan kadar natrium
klorida sebesar 95,79%.
1.9. Kesimpulan
˗ Pembuatan larutan standar perak nitrat 0,01 N dengan cara menimbang
0,424 gram perak nitrat dan ditambahkan aquadest sebanyak 250 mL.
˗ Standarisasi larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida
menggunakan metode Mohr didapatkan normalitas perak nitrat sebesar
0,00937 N dan menggunakan metode Fajans didapatkan normalitas sebesar
0,00952 N.
˗ Dalam menetapkan kadar natrium klorida dalam garam dapur kotor
menggunakan metode Mohr didapatkan kadar perak nitrat sebesar 113,28%
dan menggunakan metode Fajans didapatkan kadar perak nitrat sebesar
95,79%.
DAFTAR PUSTAKA
A. Preparasi larutan
˗ Membuat larutan perak nitrat 0,01 N sebanyak 250 mL
gr 1000
N = ×
BE V
gr 1000
0,01 = ×
176 250
gr = 0,425 gram
Jadi, untuk membuat larutan perak nitrat 0,01 N sebanyak 250 mL diperlukan
0,425 gram perak nitrat padat.
˗ Membuat larutan natrium klorida 0,01 M sebanyak 100 mL
gr 1000
N = ×
BE V
gr 1000
0,01 = ×
58,5 100
gr = 0,0585 gram
Jadi, untuk membuat larutan natrium klorida 0,01 M sebanyak 100 mL
diperlukan 0,0585 gram natrium klorida padat.
˗ Membuat larutan indikator kalium kromat 1% sebanyak 50 mL
W
% =
W+ ( ρ air × Vml )
W
0,01 =
W+ ( 0,998×50 )
W
0,01 =
W+ ( 49,9 )
W = 0,01 W + 0,0499
0,99W = 0,499
W = 0,505 gram
Jadi, untuk membuat larutan indikator kalium kromat 1% sebanyak 50 mL
diperlukan 0,505 gram kalium kromat padat.
˗ Membuat larutan indikator fluorescein 1% sebanyak 100 mL
W
% =
W+ Vlt
W
0,01 =
W+ 0,1
W = 0,01 W + 0,001
0,99W = 0,001
W = 1,01 × 10-3 gram
Jadi, untuk membuat larutan indikator fluorescein 1% sebanyak 100 mL
diperlukan 1,01 gram fluorescein padat.
B. Standarisasi perak nitrat
˗ Dengan Metode Mohr
V 1 + V2 + V3 12,8+13,3+13,9
V rata-rata = = = 13,33 mL
3 3
V AgNO
3
× NAgNO 3
= V NaCl × NNaCl
13,33 × NAgNO
3
= 12,5 × 0,01
13,33 × NAgNO
3
= 0,125
NAgNO 3
= 0,00937 N
Jadi, dengan menggunakan Metode Mohr didapatkan normalitas perak nitrat
sebesar 0,00937 N.
galat = |
N praktik |
N praktik −Nteori
×100%
= |
0,00937 |
0,00937- 0,01
×100%
= |
-0,00063
0,00937 | ×100%
= 6,723%
Jadi, dengan menggunakan Metode Mohr didapatkan galat sebesar 6,723%.
˗ Dengan Metode Fajans
V 1 + V2 + V3 13,3+13,2+12,9
V rata-rata = = = 13,13 mL
3 3
V AgNO 3
× NAgNO 3
= V NaCl × NNaCl
13,13 × NAgNO 3
= 12,5 × 0,01
13,13 × NAgNO 3
= 0,125
NAgNO 3
= 0,00952 N
Jadi, dengan menggunakan Metode Fajans didapatkan normalitas perak nitrat
sebesar 0,00952 N.
galat = |
N praktik - N teori
N praktik |
×100%
= |
0,00952- 0,01
0,00952
×100% |
= |
-0,0004 8
0,00952 |
×100%
= 5,042%
Jadi, dengan menggunakan Metode Fajans didapatkan galat sebesar 5,042%.
C. Menetapkan kadar natrium klorida dalam garam dapur kotor
˗ Dengan Metode Mohr
V 1 + V2 + V3 15,5+15,5+15,5
V rata-rata = = = 15,5 mL
3 3
V sampel 100
FP = = =8
V yang diambil 12,5
V AgNO × N AgNO × BE NaCl × Faktor Pengenceran
% = 3 3
×100%
Berat Sampel
15,5× 0,00937 ×58,5 × 8
= ×100%
60
= 113,28%
Jadi, dengan menggunakan Metode Mohr didapatkan kadar natrium klorida
dalam garam dapur kotor sebesar 113,28%.
˗ Dengan Metode Fajans
V 1 + V2 + V3 13+12,9+12,8
V rata-rata = = = 12,9 mL
3 3
V sampel 100
FP = = =8
V yang diambil 12,5
V AgNO × NAgNO ×BE NaCl × Faktor Pengenceran
% = 3 3
×100%
Berat Sampel
12,9 ×0,00952 × 58,5 × 8
= ×100%
60
= 95,79%
Jadi, dengan menggunakan Metode Fajans didapatkan kadar natrium klorida
dalam garam dapur kotor sebesar 95,79%.