Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang terdiri dari organ-organ vital yang

berperan sangat penting dalam mempertahankan ke stabilan lingkungan dalam

tubuh. Sistem perkemihan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan

elektrolit serta asam basa yang menyaring darah melalui ginjal, reabsorpsi

selektif air, elektrolit dan non elektrolit serta mengekspresikan kelebihannya

sebagai kemih. Saluran kemih juga mengeluarkan sampah metabolik seperti

urea, kreatinin dan asam urat serta zat-zat kimia asing lainnya. Terjadi

kerusakan pada salah satu organ perkemihan akan menyebabkan terjadinya

gangguan fungsi organ secara keseluruhan dari salursn perkemihan. Salah satu

penyebab gangguan itu adalah Chronic Kidnay Desease (CKD).

Gagal ginjal kronik dapat menyebabkan syndrom uremik yaitu suatu kompleks

gejala yang berkaitan dengan retensi metabolik nitrogen. Syndrom ini jika tidak

ditanggulangi maka akan menyebakan gangguan pada hampir seluruh fungsi

tubuh. Dimulai dengan adanya poliuri yang berlanjut menjadi oliguri bahkan

anuri, hiperkalemia, asidosis metab

nafas karena edema paru, anemia, pruritis dan masih banyak yang lainnya, yang

apabila di biarkan bisa berakibat pada kematian. Gagal ginjal kronik terjadi

setelah berbagai macam penyakit yang merusak nefron ginjal, sebagian besar

penyakit ini merupakan penyakit difusi parenkim ginjal dan bilateral bahklan

olik, hipertensi, edema, gagal jantung, sesak

lesi obstruktif akibat adanya batu pada saluran kemih juga dapat menyebabkan

gagal ginjal. Gagal ginjal terjadi ketika tak mampu mengangkat sampah

metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya

diregulasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal

dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metrabolik, cairan, elektrolit

serta asam basa.


Lalu penyakit CKD meningkat hamper 8% setiap tahun dalam kurang 5 tahun

Dimasa lalu, glomerulonephritis progresif cepat, glomerulonephritis

membranosa, dan nefrosklerosis menjadi penyebab umum CKD. Namun

demikian, saat ini Diabetes Melitus dan Hipertensipun merupakan penyebab

CKD. Penyebab umum lain CKD adalah nefritis interstisial dan obstruksi

traktus urinaius (Brunner & Suddart, 2008).

Setiap tahun 50.000 Amerika Serikat meninggal akibat gagal ginjal menatap.

Dan lebih dari satu juta penduduk Australia saat ini menderita penyakit ginjal.

Penyebab utama CKD di Australia saat ini menderita penyakit gagal ginjal.

Penyebab utama CKD di Australia adalah glomerulonefritis (30%), diabetes

militus (14%) dan hipertensi (14%) (Chang, Elliot, 201 1 ).

Pada tahun 2002 di Amerika Serikat jumlah penderita Gagal Ginjal sebanyak

34.500 penderita, lebih dari 450.000 orang pada tahun 2005 dan 80.000

penderita pada tahun 2007, dan tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 2 juta

orang yang menderita penyakit ginjal. (United States Renal Data System 2005

dikutip dalamiurnal Istanti 2009)

Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut

Toga (2006), jumlah penderita CKD di Indonesia diperkirakan sekitar 150.000

orang, dan yang membutuhkan Terapi Pengganti Fungsi Ginjal tidak kurang

dari 3000 orang. (Dikutip dalam jurnal Istantim, 2009,

Menurut data dari PERNEFRI Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2 januari

2011 diperkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di indonesia yang

membutuhkan cangkok ginjal. Sementara di jawa barat dan banten, penyakit

gagal ginjal kronis sudah masuk kategori serius. Setiap tahunnya ada sekitar

2N000 pasie

pasien baru penyakit gagal ginjal kronis mencapai 2.260 orang.

(http://www.diskes.jabarprov.go.id)

n baru di jawa barat dan banten. Bahkan pada tahun 2008, jumlah

Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse,

hemodialisis merupakan terapi yang paling sering digunakan pada penderita

gagal ginjal kronik. Hemodialisis adalah suatu proses menggunakan mesin HD


dan berbagai aksesorisnya dimana terjadi difusi partikel terlarut (salut) dan air

secara pasif melalui darah menuju kompartemen cairan dialisat melewati

membran semi permeabel dalam dializer (Price & Wilson, 2006)

Menurut Clinical Practice Guideline on Adequacy of Hemodialysis, kecukupan

dosis hemodialisis yang diberikan diukur dengan istilah adekuasi hemodialisis,

yang merupakan dosis yang direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang

adekuat sebagai manfaat dari proses hemodialisis yang dijalani oleh pasien

gagal ginjal (Dikutip dalam Jurnal digilib.unila.ac.id)

Hemodialisis dan dialysis peritoneal efektif dalam mengenai pasien CKD

pengobatan CKD stadium akhir adalah dengan dyalisis dan tranplantasi ginjal.

Dyalisis dapat digunakan untuk mempertahankan penderita dalam keadaan

klinis yang optiomal sampai terjadi donor ginjal. Dyalisis dilakuikaj apabila

kadar kreatinin serum biasanya diatas 6mg/100ml pada laki-laki atau

4mg/100ml pada wanita, dan GFR kurang dari 4ml/menit. Penatalaksanaa

konserfatif mencakup therapi nutrisi, pengendalian cairan, medikasi seperti

pengikat posfat dapat dipertimbangkan pada pasien yang tak mampu atau

menolak untuk berpartisipasi dalam dyalisis atau transplantasi

kan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit CKD dan angka kejadian

Berdasar

CKD diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah tentang

Keperawatan dengan judul CKD

Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medic rumah sakit umum daerah karawang, angka
penderita yang mengalami penyakit gagal ginjal kronik atau

CKD pada tahun 2015 sebanyak 526 orang, dan pada bulan januari sampai

dengan bulan april 2016 sebanyak 219 orang, dengan jumlah yang banyak bila

tidak di tangani segera akan menimbulkan komplikasi, sebagian besar penderita

tidak segera memeriksakan dirinya kerumah sakit karena alasan financial,

sehingga pasien ketika datang kerumah sakit sudah dalam kondisi yang berat

dan akan mengganggu aktivitas dan produktifitas


Peran Perawat dalam menangani penyakit gagal ginjal

- Hendaknya melakukan pendokumentasian secara lengkap dan

berkesinambungan setiap shift sehingga perubahan dan perkembangarn

klien dapat diketahui dengan jelas dan sebagai alat komunikasi dengan shift

lainnya

Perawat hendaknya memberikan Asuhan Keperawatan yang di berikan

secara professional berdasarkan spesifikasi penyakit yang di alami klien

dengan tujuan untuk mengurangi hari rawat klien, melalui efektifitas

pelayanan maka biaya perawatan yang haus dikeluarkan lebih efesier.

Perawat hendaknya mengoptimalkan SAK yang telah ada tentang implikasi

keperawatan dalam memonitoring dari setiap efek obat yang diberikarn

untuk meningkatkan kinerja dan tingkat keberhasilan keperawatan terhadap

pasien CKD.

Perawat hendaknya melakukan pelayanan discharge planning pada setiap

pasien yang dirawat, untuk meningkatkan pelayanan sehingga klien dan

keluarga dapat melakukan perawatan pasien CKD dirumah

-6

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan

CKD secara langsung dan komprehensif meliputi aspek, bio, psiko, sosial

dan spiritual melalui pendekatan proses keperawtan.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan interaksi dengan pasien diharapkan mahasiswa

mampu:

a. Melakukan pengkajian pada pasien Ny.U dengan CKD

b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang mucul, baik yang di aktual

maupun yang resiko tinggi

c. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan tuju

d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan


pada pasien dengan CKD

e. Mengevaluasi sejauh mana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan

tindakan keperawatan pada pasien dengan CKD

f. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan asyhan keperawatan pada pasien

dengan CKD.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini dengan

enggunakan metode deskriftif yang berbentuk studi kasus yaitu metode

penulisan yang menerangkan sebuah kasus yaitu meliputi pengumpulan data,

menganalisa data dan menarik kesimpulan dari kasus yang diamati. Teknik

pengumpulan data yang di gunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dalam rangka pengampilan data pada pasien melalui

proses pengkajian.

2. Observasi langsung pada pasien

Dengan cara melihat secara keseluruhan tentang keadaan pasien

3. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan dengan cara memeriksa kondisi pasien dari kepala sampai ujung

kaki, sampai didapatkan data-data yang akurat tentang kondisi fisik pasien.

4. Studi Dokumentasi

Dengan cara melihat catatan perawat dan status klien

5. Studi Literatur

Dengan melihat berbagai referensi yang menunjang pada masalah.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari:

BAB I pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : tinjauan teoritis tentang konsep dasar CKD meliputi pengertian,

etiologi, patofisiologi, menifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi,

penatalaksaaan dan asuhan keperawatan secara teoritis pada pasien CKD. 8


BAB III : tinjauan kasus dan pembahasan, tinjauan kasus meliputi pengkajian,

analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan, kesenjangan antara teori dan

penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD meliputi pengkajian,

perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi serta faktor-faktor pendukung dan

penghambat yang ada selama penulisan mel;akukan asuhan keperawatan serta

penyelesaiannya.

BAB IV : penutup meliputi kesimpulan dan rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai