Anda di halaman 1dari 25

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

RUMAH SAKIT KARTINI KUPANG


TAHUN 2015-2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada Era global saat ini telah membuka kesadaran banyak orang bahwa rumah sakit
yang hidup ditengah-tengah persaingan bisnis rumah sakit yang kompetitif ini, teknologi
menjadi daya tarik sekaligus simbol sebuah modernitas yang disebut era teknologi
informasi. Kompetisi dalam melahirkan berbagai pelayanan kesehatan dan kedokteran
seperti tidak ada akhirnyasehingga konsumen sangat dimanjakan oleh banyak pilihan
yang bervaiasi.
Kelangsungan eksistensi rumah sakit yang hidup, tumbuh, dan berkembang
ditengah-tengah lingkungan bisnis rumah sakit yang kompetitif memerlukan SDM
rumah sakit yang berkualitas. Minimnya SDM rumah sakit baik secara kuantitas maupun
kualits dalam suatu rumah sakit akibat salah dalam perencanaan/proyeksi SDM rumah
sakit di masa datang dapat menghambat kecepatan pencapaian tujuan.
Perencanaan SDM rumah sakit pada dasaranya dibutuhkan ketika perencanaan
bisnis rumah sakit sebagai implementasi visi dan misi rumah sakit yang telah ditetapkan.
Visi rumah sakit sebagai pemandu arah sebuah bisnis rumah sakit ke arah mana menuju
dengan strategi apa bisnis rumah sakit akan dijalankan. Strategi SDM rumah sakit yang
dipilih dan ditetapkan sangat menentukan kebutuhan SDM rumah sakit seperti apa yang
akan dinginkan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Perencanaan SDM rumah sakit sebagai upaya memproyeksikan berapa banyak
karyawan dan macam apa yang dibutuhkan rumah sakit dimasa yang akan datang.
Perencanaan SDM rumah sakit merupakan proses menentukan kebutuhan SDM rumah
sakit, secra kuantitatif dan kualitatif untuk mencapai tujuan strategik melalui fungsi-
fungsi SDM rumah sakit dalam jangka pendek maupun jangka panjang secara efektif
dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga di RS Kartini Kupang perlu disusun dan
dilakukan perencanaan sumber daya manusia RS Kartini Kupang yang mengacu pada
KMK 81/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Terpenuhinya kebutuhan Tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan
lainnya serta tenaga non kesehatan baik secara kualitas maupun kuantitas guna
menunjang tercapainya Visi dan Misi RS Kartini Kupang

2. Tujuan Khusus
1) Tercukupinya jumlah kebutuhan tenaga medis, keperawatan, tenaga kesehatan
lainnya dan tenaga non medis.
2) Tercukupinya kebutuhan tenaga tenaga medis, keperawatan, tenaga kesehatan
lainnya dan tenaga non medis yang kompeten
3) Tercapainya kepuasan klien
4) Sebagai acuan dalam penyusunan Pola Ketenagaan berdasarkan kebutuhan dan
distribusinya.
5) Sebagai acuan dalam program rekruitmen tenaga medis, keperawatan, tenaga
kesehatan lainnya dan non tenaga non medis.

1
C. RUANG LINGKUP
Pedoman Pola Ketenagaan RS Kartini Kupang merupakan acuan bagi semua unit di RS
Kartini Kupang dalam proses perencanaan, pengajuan, dan pemenuhan kebutuhan tenaga
kesehatan di masing-masing unit pelayanan.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. SDM Kesehatan ( Sumber Daya Manusia ) adalah seseorang yang bekerja secara aktif
dibidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan uapaya kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui pendidikan formal di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan.
3. Kegiatan Standar adalah satu satuan waktu ( atau angka ) yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan
standar profesinya.
4. Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh
sesorang tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun kerja sesuai dengan standar
profesional dan telah memperhitungkan waktu, libur, sakit dan lainnya.
5. Daftar Susunan Pegawai adalah jumlah pegawai yang tersusun dalam jabatan dan
pangkat dalam kurun waktu tertentu yang diperlukan oleh organisasi untuk
melaksanakan fungsinya.
6. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan
cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja
perorangan persatuan waktu.
7. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
8. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan
9. Perencanaan Skenario adalah suatu perencanaan yang dikaitkan dengan keadaan masa
depan (jangka menengah/panjang) yang mungkin terjadi.
10. WISN ( Work Load Indikator Staff Need ) adalah indikator yang menunjukan
besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga
alokasi/relokasi tenaga akan lebih mudah dan
BAB II

DASAR HUKUM DAN POKOK – POKOK


PERENCANAAN SDM KESEHATAN

1. DASAR HUKUM

Dasar hukum perencanaan SDM Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Keputusan Menkes No. 850?MENKES/SK/V/2000 tentang Kebijakan Pengembangan
Tenaga Kesehatan tahun 2000 – 2010.
5. Keputusan MENKES No. 1277/MENKES/SK/XI/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.

2. POKOK – POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN

Memperhatikan dasar-dasar hukum serta mengacu pada kebijakan PT Kartini Medikal


sebagai pemilik Rumah Sakit, sebagaimana yang telah tertuang dalam visi dan misi RS Kartini
Kupang, maka fungsi perencanaan SDM Kesehatan bagi RS Kartini Kupang menjadi sangat

2
penting. Untuk itu maka harus dikelola dan direncanakan secara matang mengenai kemampuan
atau kompetensi yang memadai dalam membuat perencanaan SDM RS Kartini Kupang.

3. STRATEGI PERENCANAAN SDM KESEHATAN

Dalam perencanaan SDM Kesehatan perlu memperhatikan :

1. Rencana kebutuhan SDM kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya.


2. Pendayagunaan SDM Kesehatan diselenggarakan secara serasi dan seimbang terhadap
kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.
3. Pemilihan metode perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan di dasarkan pada kesesuaian
metode yang diberikan oleh Depkes dengan kemampuan dan keadaan RS Kartini Kupang
4. Penyusunan rencana pengembangan tenaga kesehatan (termasuk penyusunan kebutuhan
tenaga) tidak akan berhasil bila tidak disusun dalam konteks kebijakan pengembangan SDM
Kesehatan secara keseluruhan yang menunjang.
5. Sistem Informasi Ketenagaan yang baik dapat mendukung sepenuhnya pengembangan SDM
Kesehatan secara keseluruhan.

BAB III

PENDEKATAN DAN METODE PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN


SDM KESEHATAN

1. PENDEKATAN PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

Yang menjadi perhatian dalam penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan pengembangan


SDM yang ada untuk mewujudkan suatu tujuan yang ditetapkan.
b. Pentingnya untuk ditetapkan suatu cara penyusunan kebutuhan SDM yang benar-benar
sesuai dengan keperluannya yang semakin kompleks dan sering tak menentu.
c. Pengguna dari cara – cara penyusunan SDM Kesehatan ini perlu memahami kekuatan dan
kelemahan dari cara yang dipilih.
d. Sektor kesehatan sangat diharapkan oleh sector lain yang terkait untuk dapat menyusun
kebutuhan SDM Kesehatan di masa mendatang dengan menggunakan cara – cara
penyusunan kebutuhan SDM yang mantap.

2. METODE PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

Pada dasarnya kebutuhan SDM Kesehatan dapat ditentukan berdasarkan :

1. Kebutuhan Epidemiologi penyakit utama masyarakat.


2. Permintaan ( demand ) akibat beban pelayanan kesehatan.
3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.
4. Standar atau ratio terhadap nilai tertentu.

Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM adalah :

a. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli maupun keadaan
sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.
b. Pertumbuhan ekonomi.
c. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.

3
Adapun metode-metode dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan keperluan kesehatan ( “ Health


Need method “ ). Dalam cara ini dimulai dengan ditetapkannya keperluan ( “ need “ )
menurut golongan umur, jenis kelamin, dan lain-lainya. Selanjutnya dibuat preoyeksi
penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok penduduk yang ditetapkan ;
diperhitungkan keperluan upaya kesehatan untuk tiap-tiap kelompok penduduk pada tahun
sasaran.

2. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan permintaan kebutuhan kesehatan


(“Health Service Demand Method“). Dalam cara ini dimulai dengan ditetapkannya
kebutuhan (“demand“) upaya atau pelayanan kesehatan untuk kelompok-kelompok
penduduk menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, lokasi dan
lain-lainnya. Selanjutnya dibuat proyeksi penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok
penduduk yang ditetapkan ; diperhitungkan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk tiap-tiap
kelompok penduduk tersebut pada tahun sasaran. Selanjutnya untuk memperoleh perkiraan
kebutuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan tersebut diperoleh dengan membagi jumlah
keseluruhan pelayanan kesehatan pada tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga
tersebut untuk melaksanakan pelayanan kesehatan termaksud pada tahun sasaran.

3. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan sasaran upaya kesehatan yang


ditetapkan ( “ Health Service Targets Method “ ). Dalam cara ini dimulai dengan
menetapkan berbagai sasaran upaya atau memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis
tenaga kesehatan kesehatan tertentu diperoleh dengan membagi keseluruhan upaya atau
pelayanan kesehatan tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga tersebut untuk
melaksanakan upaya atau pelayanan kesehatan termaksud pada tahun sasaran.
4. Penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan rasio terhadap sesuatu nilai ( “
Ratio Method “ ). Pertama – tama ditentukan atau diperkirakan rasio dari tenaga terhadap
suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk, tempat tidur RS, Puskesmas dan lain-
lainnya. Selanjutnya nilai tersebut diproyeksikan ke dalam ssaran. Perkiraan kebutuhan
jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu diperoleh dari membagi nilai yang diproyeksikan
termasuk bagian rasio yang ditentukan.
Selain 4 metode dasar tersebut, terdapat beberapa metode lainnya yang pada dasarnya
merupakan pengembangan dari keempat metode dasar tersebut di atas yaitu :

a. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan Daftar Susunan Pegawai ( DSP ) (“


authorized staffing list “ ).
b. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ( Work Load Indikator staf Need /
Indikator Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja ).
c. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan SKENARIO / PROYEKSI dari WHO.
d. Penyusunan kebutuhan tenaga untuk bencana.

4
BAB IV
PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN
SDM KESEHATAN

Secara garis besar perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dapat dikelompokan kedalam tiga
kelompok besar yaitu :

1. Perencanaan kebutuhan SDM pada tingkat institusi.


Perencanaan SDM Kesehatan pada kelompok ini ditujukan pada perhitungan kebutuhan SDM
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah
sakit, poliklinik dan lain-lainnya.

2. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pada tingkat wilayah


Perencanaan disini dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan
kebutuhan wilayah ( propinsi, atau kabupaten/kota )

3. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untuk bencana


Perencanaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan SDM Kesehatan saat prabencana, terjadi
bencana, termasuk pengelolaan kesehatan pengungsi.

Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan ditingkat institusi ini bisa dihitung dengan menggunakan
metode Daftar Susunan Pegawai ( DSP ) ( “Authorized Staffing List “ ) atau WISN ( Work Load
Indikator Staff Need ). RS Kartini Kupang menggunakan metode analisis Kebutuhan SDM
Kesehatan berdasarkan Indikator Beban Kerja

Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM


2. Perhitugan analisis beban kerja
3. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja

1. MENETAPKAN UNIT KERJA DAN KATEGORI SDM

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori
SDM yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan
pada pasien, keluarga dan masyarakat di dalam dan di luar rumah sakit. Data dan informasi yang
dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan kategori SDM adalah sebagai berikut :

1. Bagan Struktur Organisasi rumah sakit dan uraian tugas tugas pokok dan fungsi masing-
masing unit dan sub-unit kerja.
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Kartini Kupang tentang pembentukan unit kerja struktural
dan fungsional, misalnya komite medik, komite keperawatan, komite tenga kesehatan
lainnya, komite PPI, Panitia PK3 RS, Tim mutu dan keselamatan pasien.
3. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja.
4. PP 32 tahun 1996 tentang SDM Kesehatan.
5. Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan jabatan fungsional SDM Kesehatan.
6. Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur ( SOP ) pada tiap unit
kerja.

ANALISA ORGANISASI

Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang


mengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan kesehatan kuratif, rehabilitatif
secara serasi dan terpadu dengan pelayanan preventif dan promotif. Berdasarkan fungsi utama
tersebut, unit kerja rumah sakit dapat dikelompokan sebagai berikut :

A. Unit Kerja Struktural

Direksi dan jajarannya

5
Apabila ditemukan unit atau sub-unit kerja fungsional yang belum diatur atau ditetapkan
oleh Direktur, perlu ditelaah terlebih dahulu sebelum disepakati ditetapkan keberadaannya.
Selanjutnya apakah fungsi, kegiatan-kegiatannya dapat digabung atau menjadi bagian unit
kerja yang telah ada. Setelah unit kerja dan sub-unit kerja di rumah sakit telah ditetapkan,
langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi atau pendidikan
untuk menjamin mutu, efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan ditiap unit
kerja rumah sakit.

Data kepegawaian, standar profesi, standar pelayanan, fakta dan pengalaman yang
dimiliki oleh penanggung jawab unit kerja adalah sangat membantu proses penetapan kategori
SDM di tiap unit kerja. Untuk menghindari hambatan atau kesulitan perhitungan kebutuhan
SDM berdasarkan beban kerja, sebaiknya tidak menggunakan metode analisis jabatan untuk
menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi yang dipersyaratkan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan / kegiatan di tiap unit kerja .

B. Unit Kerja Fungsional:

1. Unit Kerja Fungsional Langsung adalah unit dan sub-unit kerja yang langsung terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan di dalam dan di luar rumah sakit,
misalnya : Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat, Unit Laboratorium,
Unit Farmasi/Apotek, Unit Gizi, dll.
2. Unit Kerja Fungsional Penunjang adalah unit dan sub-unit kerja yang tidak langsung
berkaitan dengan penyelenggaraan :
- Pelayanan kesehatan perorangan di rumah sakit, misalnya : Unit TPP & rekam
medik, Kasir, Customer Service, Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, dll
- Pelayanan kesehatan Promotif di dalam dan di luar rumah sakit, misalnya : Unit
Customer Service

URAIAN TUGAS JABATAN


A. Jabatan Struktural
No. Jabatan Ikhtisar Uraian Tugas Jabatan
1 Direktur Memimpin, menetapkan kebijakan, membina,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas
Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
2 Kepala Bidang Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pelayanan
Pelayanan Medik medik, penunjang medik dan keperawatan secara efektif
dan Keperawatan bermutu dan efisiensi di fasilitas-fasilitas yang berada di
lingkungannya.
3 Kepala Seksi Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pelayanan
Pelayanan Medik medik, penunjang medik dan keperawatan secara efektif
bermutu dan efisiensi di fasilitas-fasilitas yang berada di
lingkungannya.
4 Kepala Unit Gawat Mengkoordinasi Dokter dan perawat ER dalam melakukan
Darurat (ER) tugas dan tanggung jawab masing-masing
5 Kepala Unit Rawat Mengkoordinasi DPJP maupun perawat IPD dalam
Inap (IPD) melakukan tugas dan tanggung jawab masing-masing
6 Kepala Unit Rawat Mengkoordinasi dokter dan perawat OPD dalam
Jalan (OPD) melakukan tugas dan tanggung jawab masing-masing
7 Kepala Unit Bertanggung jawab mengelola sumber daya di bagian
Laboratorium laboratorium klinik agar pelayanan pemeriksaan
laboratorium di Rumah Sakit Umum Kartini dapat
dilaksanakan sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
8 Kepala Unit Merencanakan, mengorganisasi dan menyelenggarakan
Farmasi kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit sesuai
dengan standart pelayanan yang ada agar berjalan lancar
efektif dan berkesinambungan.
9 Kepala Unit Rekam Merencanakan, mengorganisasi dan menyelenggarakan
Medik kegiatan kegiatan pelayanan rekam medis di rumah sakit
6
sesuai dengan standart pelayanan yang ada agar berjalan
lancar efektif dan berkesinambungan.
10 Kepala Unit Gizi Merencanakan peraturan pemberian makanan terhadap
pasien dan karyawan.
11 Kepala Unit Transit Mengkoordinasi penggunaan ruang transit jenazah sesuai
Jenazah prosedur yang berlaku
12 Kepala Seksi Bertanggungjawab langsung kepada Kepala Bidang
Keperawatan Pelayanan Medik dan Keperawatan terhadap setiap alur
kerja yang berlangsung dalam bidang keperawatan.

13 Kepala Sub Bagian Memonitor dan mensupervisi kegiatan pencegahan


Mutu dan penyebaran infeksi di Rumah Sakit Kartini.
Pengendalian
Infeksi (IPCN)
15 Kepala Ruangan Mengkoordinasi perawat OPD dalam melakukan tugas
Unit Rawat Jalan dan tanggung jawab masing-masing
16 Kepala Ruangan Mengkoordinasi perawat IPD dalam melakukan tugas dan
Unit Rawat Inap tanggung jawab masing-masing

17 Kepala Ruangan Mengkoordinasi perawat ER dalam melakukan tugas dan


Unit Gawat Darurat tanggung jawab masing-masing
(ER)
18 Kepala Bidang Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan kegiatan
Keuangan dan kesekretariatan, HRD, perencanaan, diklat dan informasi
Umum serta keuangan
19 Kepala Seksi Membantu Kepala Bidang Keuangan dan Umum dalam
Keuangan pengelolaan pendapatan dan pengeluaran keuangan rumah
sakit, dan pengelolaan logistik rumah sakit, dengan
berpedoman pada kebijaksanaan dan prosedur yang
berlaku.

20 Logistik Bertanggungjawab terhadap ketersediaan, pengadaan,


pendistribusian dan penyimpanan logistik rumah sakit.

21 Akunting Bertanggungjawab terhadap Keabsahan hasil verifikasi


pendapatan harian Rumah Sakit.

22 Kepala Kasir Bertanggung jawab atas kebenaran transaksi pengeluaran


dan penerimaan kas.

23 Kepala Seksi Membantu Kepala Bidang Keuangan dan Umum di dalam


HRD&Umum pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia,
Rumah Tangga, IPSRS, Humas dan Marketing rumah
sakit dengan berpedoman pada kebijakan dan prosedur
yang berlaku.

24 Kepala Diklat&CS Mengembangkan dan meningkatkan mutu SDM Rumah


Sakit Kartini melalui kegiatan pelatihan
25 Kepala Bertanggungjawab terhadap pengelolaan, pemeliharaan
IPSRS&Rumah dan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit, serta
Tangga serta pengelolaan limbah padat dan cair.

B. Jabatan Non Struktural


No. Jabatan Uraian Jabatan
1 Komite Medik 1) Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang
akan melakukan pelayanan medis di RS;
2) Memelihara mutu profesi staf medis;
7
3) Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
medis.
2 Komite 1) Melakukan kredensial bagi seluruh staf keperawatan
Keperawatan yang akan melakukan pelayanan keperawatan di
rumah sakit;
2) Memelihara mutu profesi staf keperawatan;
3) Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
keperawatan.
3 Komite Tenaga 1) Melakukan kredensial bagi seluruh staf tenaga
Kesehatan Lain kesehatan lain yang akan melakukan pelayanan di
rumah sakit;
2) Memelihara mutu profesi staf tenaga kesehatan lain;
3) Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
tenaga kesehatan lain.

C. Jabatan Fungsional Tertentu


No. Jabatan Uraian Jabatan
1 Dokter Spesialis Melaksanakan pelayanan spesialis mata dan tindakan
Mata medik spesialistik penyakit mata, dalam rangka
pemulihan pasien rawat jalan dan rawat inap, sesuai
standar prosedur pelayanan yang berlaku, serta
melaksanakan tugas lain guna menunjang pengembangan
profesi.
2 Dokter Spesialis Melaksanakan pelayanan spesialis syaraf dan tindakan
Syaraf medik spesialistik syaraf, dalam rangka pemulihan pasien
rawat jalan dan rawat inap, sesuai standar prosedur
pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain
guna menunjang pengembangan profesi.
3 Dokter Spesialis Melaksanakan pelayanan spesialis penyakit dalam dan
Penyakit Dalam tindakan medik spesialistik penyakit dalam, dalam rangka
pemulihan pasien rawat jalan dan rawat inap, sesuai
standar prosedur pelayanan yang berlaku, serta
melaksanakan tugas lain guna menunjang pengembangan
profesi.
4 Dokter Spesialis Melaksanakan pelayanan spesialis radiologi dan tindakan
Radiologi medik spesialistik radiologi, dalam rangka pemulihan
pasien rawat jalan dan rawat inap, sesuai standar prosedur
pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain
guna menunjang pengembangan profesi.
5 Dokter Spesialis Melaksanakan pelayanan spesialis patologi klinis dan
Patologi Klinis tindakan medik spesialistik patologi klinis, dalam rangka
pemulihan pasien rawat jalan dan rawat inap, sesuai
standar prosedur pelayanan yang berlaku, serta
melaksanakan tugas lain guna menunjang pengembangan
profesi.
6 Dokter Spesialis Melaksanakan pelayanan spesialis bedah dan tindakan
Bedah medik spesialistik bedah, dalam rangka pemulihan pasien
rawat jalan dan rawat inap, sesuai standar prosedur
pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain
guna menunjang pengembangan profesi.
7 Dokter Spesialis Melaksanakan pelayanan spesialis anak dan tindakan
Anak medik spesialistik anak, dalam rangka pemulihan pasien
rawat jalan dan rawat inap, sesuai standar prosedur
pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain
guna menunjang pengembangan profesi.
8 Dokter Umum Melaksanakan pelayanan kedokteran umum dan tindakan
medik umum, dalam rangka pemulihan pasien rawat jalan
dan rawat inap, sesuai standar prosedur pelayanan yang
berlaku, serta melaksanakan tugas lain guna menunjang
pengembangan profesi.
9 Perawat Unit Rawat Melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan dalam
Inap rangka pemulihan pasien rawat inap, sesuai standar
8
prosedur pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan
tugas lain guna menunjang pengembangan profesi.
10 Perawat Unit Rawat Melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan dalam
Jalan rangka pemulihan pasien rawat jalan, sesuai standar
prosedur pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan
tugas lain guna menunjang pengembangan profesi.
11 Perawat IGD Melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pasien
gawat darurat sesuai standar prosedur pelayanan yang
berlaku, serta melaksanakan tugas lain guna menunjang
pengembangan profesi.
12 Apoteker Melaksanakan pelayanan profesi apoteker sesuai standar
prosedur pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan
tugas lain guna menunjang pengembangan profesi.
13 Asisten Apoteker Melaksanakan pelayanan profesi asisten apoteker sesuai
standar prosedur pelayanan yang berlaku, serta
melaksanakan tugas lain guna menunjang pengembangan
profesi.
14 Perekam Medis Melaksanakan pelayanan rekam medis sesuai standar
prosedur pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan
tugas lain guna menunjang pengembangan profesi.
15 Pranata Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan sesuai
Laboratorium standar prosedur pelayanan yang berlaku, serta
Kesehatan melaksanakan tugas lain guna menunjang pengembangan
profesi.
16 Bidan Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar
prosedur pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan
tugas lain guna menunjang pengembangan profesi.
17 Nutrisionis Melaksanakan pelayanan gizi sesuai standar prosedur
pelayanan yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain
guna menunjang pengembangan profesi.

D. Jabatan Fungsional Umum


No. Jabatan Uraian Jabatan
1 Finance Melaksanakan kegiatan perbendaharaan sesuai standar
prosedur yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan pimpinan.
2 Akunting Melaksanakan kegiatan verifikasi keuangan sesuai standar
prosedur yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan pimpinan.
3 Logistik Melaksanakan kegiatan pengelolaan pengadaan barang
dan jasa sesuai standar prosedur yang berlaku, serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.

4 Kasir Melaksanakan kegiatan pengelolaan anggaran sesuai


standar prosedur yang berlaku, serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan pimpinan.
5 Customer Service Melaksanakan Perbaikan Mutu Pelayanan dengan
memperbaiki/menanggulangi komplain dari pasien
maupun keluarga
6 Maintenance Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
mesin sesuai standar prosedur yang berlaku, serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
7 Teknisi Komputer Melaksanakan kegiatan pengelolaan data, aplikasi, dan
sistem informasi RS sesuai standar prosedur yang berlaku,
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
8 Driver Mengemudikan ambulans dan mobil operasional RS
sesuai standar prosedur yang berlaku, serta melaksanakan
tugas lain yang diberikan pimpinan.
9 Laundry Melaksanakan kegiatan laundry sesuai standar prosedur
yang berlaku, serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan pimpinan.
10 Pramusaji Melaksanakan kegiatan penyajian barang/jasa sesuai
9
standar prosedur yang berlaku, serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan pimpinan.

KUALIFIKASI PEGAWAI
Kualifikasi
No. Jabatan
Pendidikan Pelatihan
Struktural
1 Direktur Dokter, Strata 2 - Manajemen RS
- Analisis Jabatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
2 Kepala Bidang Pelayanan Dokter, Strata 2 - Manajemen RS
Medik dan Keperawatan - Analisis Jabatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
Edukasi
3 Kepala Seksi Pelayanan S1 Keperawatan / S1 - Manajemen RS
Medik Kesehatan Lain - Analisis Jabatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
Edukasi
4 Kepala Seksi Perawatan S1 - Manajemen RS
Keperawatan/Ners - Analisis Jabatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
Edukasi
5 Kepala Bidang Keuangan S1 Keperawatan / S1 - Manajemen RS
dan Umum Kesehatan Lain - Manajemen SDM
- Manajemen Keuangan
- Analisis Jabatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
6 Kepala Seksi Keuangan S1 Teknik - Manajemen RS
- Manajemen Keuangan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
7 Kepala Seksi HRD & Strata 1 - Manajemen RS
Umum Keperawatan/Ners - Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
10
Kepala Unit
1 Kepala Unit Rawat Inap Dokter Spesialis - Manajemen RS
- Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
2 Kepala Unit Rawat Jalan Dokter Spesialis - Manajemen RS
- Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
3 Kepala Unit Gawat Darurat Dokter Spesialis - Manajemen RS
- Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
4 Kepala Unit Farmasi Apoteker - Manajemen RS
- Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
5 Kepala Unit Laboratorium Dokter Spesialis - Manajemen RS
Patologi Klinis - Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
6 Kepala Unit Gizi S1 Gizi - Manajemen RS
- Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
7 Kepala Unit Rekam Medik S1 Ekonomi - Manajemen RS
- Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
8 Kepala Subbag Kasir S1 Ekonomi - Manajemen RS
- Manajemen Keuangan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
9 Kepala Sub Bagian S1 Ekonomi - Manajemen RS
Akunting - Manajemen Keuangan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
11
- APAR
- Edukasi
Kepala Unit
10 Kepala Subbag IPSRS & Strata 1 Mesin - Manajemen RS
Rumah tangga - Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
11 Kepala Subbag Diklat&CS Strata 1 - Manajemen RS
- Manajemen SDM
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
Jabatan Fungsional Tertentu
1 Dokter Spesialis Syaraf PPDS I Syaraf - PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
2 Dokter Spesialis Penyakit PPDS I Penyakit - PPI
Dalam Dalam - BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
3 Dokter Spesialis Patologi PPDS I Patologi - PPI
Anatomi Klinis - BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
4 Dokter Spesialis Bedah PPDS I Bedah - PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
5 Dokter Spesialis Mata PPDS I Mata - PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
6 Dokter Spesialis Anak PPDS I Anak - PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
Edukasi
7 Dokter Umum Dokter Umum - PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
Edukasi
8 Perawat Rawat Inap D-III Keperawatan - Asuhan Keperawatan
- Manajemen Keperawatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
9 Perawat Rawat Jalan D-III Keperawatan - Asuhan Keperawatan
- Manajemen Keperawatan
12
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
10 Perawat ER D-III Keperawatan - Asuhan Keperawatan
- Manajemen Keperawatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
11 Perawat OT D-III Keperawatan - Asuhan Keperawatan
- Manajemen Keperawatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
12 Apoteker Apoteker - Fungsional Apoteker
- Bantuan Hidup Dasar
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
13 Asisten Apoteker D-III Farmasi - Fungsional Asisten
Apoteker
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
14 Perekam Medis D-III Rekam Medis - Fungsional Perekam
Medis
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
15 Analis Laboratorium D-III Analis - Fungsional Analis
Kesehatan Kesehatan Kesehatan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
16 Bidan D-III Kebidanan - Fungsional Bidan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
17 Nutrisionis D-III Gizi - Fungsional Nutrisionis
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi

No. Jabatan Kualifikasi


13
Pendidikan Pelatihan
Jabatan Fungsional Umum
1 Finance Strata 1 - Dasar-Dasar Audit
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
2 Akunting D-III Ekonomi - Manajemen Keuangan
- Manajemen
Perbendaharaan
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
3 Kasir D-III Ekonomi - Manajemen Kepegawaian
- Sistem Informasi
Kepegawaian
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
Edukasi
4 Customer Service S1 Kesehatan - PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
5 Logistik SMA - Pengadaan Barang dan
Jasa
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
6 Teknisi Komputer (IT) S1 Komputer - Sistem Informasi
- Billing System
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
7 Teknisi Mesin (ME) S1 Teknik Mesin - Mekanikal
- Elektrikal
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
8 Operator Mesin (Staf ME) SLTA - Operasional Mesin
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
9 Pengemudi Ambulan dan SLTA - Pengemudi Ambulan
Mobil Operasional (Driver) - PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi
14
10 Laundry SLTA - Laundry
- PPI
- BLS
- Evakuasi
- APAR
- Edukasi

2. PERHITUNGAN ANALISIS BEBAN KERJA

I. ASPEK-ASPEK DALAM ANALISIS BEBAN KERJA


a. Norma waktu (Variabel tetap), waktu yang digunakan untuk menghasilkan/
menyelesaikan produk/ hasil adalah relatif tetap sehingga menjadi variabel tetap
dalam pelaksanaan Analisis Beban Kerja. Norma waktu perlu ditetapkan dalam
standar norma waktu kerja dengan asumsi tidak ada perubahan yang menyebabkan
norma waktu tersebut berubah. Perubahan norma waktu dapat terjadi karena :
a. Perubahan kebijakan,
b. Perubahan peralatan,
c. Perubahan kualitas SDM,
d. Perubahan organisasi, sistem dan prosedur.
b. Beban kerja ( Variabel Tidak Tetap). Beban kerja diperoleh dari target pelaksanaan
tugas untuk memperoleh hasil kerja/ produk. Setiap beban kerja yang berbeda-beda
antar unit/ jabatan merupakan variabel tidak tetap dalam pelaksanaan Analisis Beban
Kerja.
Contoh :
o Tugas membuat laporan mingguan, salah satu tugas Kepala Sub Bagian adalah
membuat laporan evaluasi dan laporan kegiatan. Misal hari kerja efektif dalam 1
tahun untuk 5 hari kerja = 72.000 menit, maka jumlah volume kerja untuk tugas
membuat evaluasi dan laporan kegiatan dalam 1 tahun adalah 235 : 5 = 47 ,
satuannya frekuensi untuk beban kerja
o Tugas membuat laporan bulanan, dilaksanakan 1 bulan sekali. Dalam 1 bulan
jam kerja efektif rata-rata 20 hari, maka jumlah volume kerja untuk tugas
membuat laporan bulanan dalam 1 tahun adalah 235 : 20 = 11,75 dibulatkan
menjadi 12, satuannya frekuensi untuk beban kerja.
o Jam Kerja efektif. Untuk dapat melakukan Analisis Beban Kerja secara baik dan
benar, terlebih dahulu perlu diterapkan alat ukurnya, sehingga pelaksanaannya
dapat dilakukan secara transparan. Keterbukaan/transparansi ini sebagai suatu
syarat agar pelaksanaan Analisis Beban Kerja dapat dilaksanakan secara
obyektif, sehingga laporan hasil Analisis Beban Kerja benar-bnar akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Kriteria alat ukur Analisis Beban Kerja yaitu:
1. Valid, artinya alat ukur yang akan digunakan mengukur beban kerja
sesuai
dengan materiil yang akan diukur. Konsisten, artinya dalam
melakukan Analisis Beban Kerja harus konsisten dari waktu ke
waktu.
15
2. Universal, artinya alat ukur harus dapat digunakan untuk mengukur
berbagai unit kerja maupun hasil kerja, sehingga tidak ada alat ukur
yang lain atau khusus untuk suatu unit kerja atau hasil kerja. Sesuai
dengan kriteria alat ukur, maka dalam pelaksanaan Analisis Beban
kerja yang digunakan sebagai alat ukur adalah jam kerja efektif yang
harus diisi dengan tindak kerja untuk menghasilkan berbagai produk
baik yang bersifat konkret (benda) atau abstrak (jasa).
Dalam keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan
jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit perminggu.
Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dihitung jam kerja efektif yang
akan digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan Analisis Beban
Kerja.

Contoh Perhitungan

Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur
dan cuti untuk 5 hari kerja :

Jumlah hari per tahun: 365 hari

Hari libur : 130 hari

1. Sabtu- minggu : 104 hari


2. Resmi : 14 hari
3. Cuti : 12 hari

Jumlah hari kerja efektif : 235 hari

Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang
hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas lelah, istirahat
makan dan sebagainya. Allowance rata-rata sekitar 25% dari jumlah jam kerja formal.
1) Jam kerja efektif per hari
1 hari x 5 jam x 60 menit = 300 menit
2) Jam kerja efektif per minggu
5 hari x 5 jam x 60 menit = 1.500 menit
3) Jam kerja efektif per bulan
20 hari x 5 jam x 60 menit = 6.000 menit
4) Jam kerja efektif per tahun
240 hari x 5 jam x 60 menit = 72.000 menit
Jam kerja efektif tersebut akan menjadi alat pengukur dari beban kerja yang dihasilkan
setiap unit kerja/ jabatan.

16
2. METODE ANALISIS BEBAN KERJA
A. Metode Daftar Pertanyaan
Menyusun daftar pertanyaan terbuka tentang uraian tugas dari masing-
masing
pegawai/pemegang jabatan sesuai hasil analisis jabatan, namun masih
dimungkinkan
untuk disesuaikan dengan tugas-tugas baru karena adanya perubahan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disampaikan kepada
unit/satuan kerja yang menjadi sasaran

B. Metode Wawancara
Mewawancarai masing-masing pegawai/pemegang jabatan yang
berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsinyang dikerjakan oleh pemegang jabatan
C. Metode Pengamatan Langsung
Mengamati langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pemegang jabatan

II. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PERHITUNGAN ANALISIS BEBAN


KERJA

A. Unit pelaksana mengolah data laporan beban kerja dari satuan unit/satuan
organisasi
dengan menghitung isi kerjanya,dengan rumus :

ISI KERJA = BEBAN KERJA x NORMA WAKTU

B. Setelah seluruh jenis produk dihitung isi kerjanya, kemudian dijumlahkan


untuk mencari
jumlah isi kerja jabatan dan isi kerja unit dengan menggunakan satuan orang
jam (OJ)

Berdasarkan isi kerja jabatan selanjutnya dapat dihitung jumlah kebutuhan


pegawai per
jabatan dengan rumus :

Jumlah Kebutuhan Pegawai per Jabatan = Norma Waktu x Beban


Kerja
Jam Kerja Efektif
C. Teknis Perhitungan
a. Hasil Kerja
Rumus:
Σ B K x 1 Orang
S K rata-rata
Wujud hasil kerja dan satuannya.
Jumlah beban kerja
Standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja
Contoh :
Jabatan Beban Kerja
Hasil Kerja
17
: Pengentry data : 200 data entry setiap hari
: Data entrian
Standar Kemampuan Pengetik
KP = 200 x 1 Orang = 6, 67
30

b. Obyek Kerja
7 Orang

Ru Σ O K x 1 Orang
mus
:
S

r
a
t
a
-
r
a
t
a

Wujud
hasil
kerja
dan
satuann
ya.
Jumlah
beban
kerja
Standar
kemam
puan
rata-rata

18
Contoh :
Jabatan : Dokter
Obyek Kerja : Pasien
Beban Kerja : 80 Pasien per hari
Standar Kemampuan : 25 Pasien perhari
KP = 80 x 1 Dokter = 3,2 = 3 Orang
25

c. Peralatan Kerja
Rumus: Σ Peralatan Kerja x 1 Orang
Rasio Penggunaan Alat Kerja

Wujud Satuan alat kerja.


Jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja
Jumlah alat kerja yang diperlukan
Rasio jumlah pegawai perjabatan

Contoh :
Satuan alat kerja : Kendaraan Dinas
Jabatan
Rasio

Formulir Pengukuran Beban Kerja Pegawai

NO URAIAN SATUAN WAKTU WAKTU BEBAN PEGAWAI KET

TUGAS HASIL PENYELESAIAN KERJA KERJA YANG

(MENIT) EFEKTIF DIBUTUHKAN

(MENIT)

JUMLAH
PEMBULATAN

19
WAKTU WAKTU PEGAWAI
SATUAN BEBAN YANG
NO URAIAN TUGAS PENYE- KERJA KET
HASIL KERJA DIBUTUHKAN
LESAIAN EFEKTIF
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pengarsipan surat masuk dan keluar kegiatan 20 300 2 0,1333


2 Mengagendakan surat masuk dan keluar kegiatan 20 300 2 0,1333
3 Menerima dan mengekspedisi DP3 tahunan kegiatan 30 72000 13 0,0054
4 Melakukan registrasi pasien baru dan lama kegiatan 2 300 100 0,6666
5 Mengantar laporan harian/bulanan/tahunan kegiatan 30 300 1 0,1000
6 Mencatat absensi dan cuti karyawan kegiatan 20 600 5 0,0166
Jumlah 1,1718

20
NOMOR LAJUR URAIAN
URUT
1 2 3
PETUNJUK PENGISIAN ANALISIS BEBAN KERJA
1 1 Cukup jelas
2 2 Tulislah Uraian Tugas dari jabatan yang dimaksud

3 3 Tulislah Satuan Hasil dari Uraian Tugas yang dimaksud dalam kolom 2. Misalnya
Kegiatan, Dokumen, Laporan, Data, dsb.

4 4 Tulislah waktu ideal yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas yang dimaksud dalam
kolom 2. Misalnya 10 menit, 30 menit, dsb.
Tulislah Waktu Kerja Efektif (WKE) yang digunakan untuk melaksanakan tugas yang
5 5 dimaksud dalam kolom 2. Misalnya pekerjaan harian (WKE = 300 menit), pekerjaan
mingguan (WKE = 1500 menit), pekerjaan bulanan (WKE = 6000 menit), pekerjaan
tahunan (WKE = 72.000 menit)

Tulislah Beban Kerja dari tugas dimaksud dalam kolom 2 yang harus diselesaikan dalam
6 6 kurun waktu kerja efektif. Misalnya 2 laporan dalam kurun waktu tahunan (1 laporan tiap
6 bulan)
7 7 Tulislah jumlah pegawai yang dibutuhkan dengan cara :
Waktu Penyelesaian (Kolom 4) x Beban Kerja (Kolom 6)
Waktu Kerja Efektif (Kolom 5)
8 8 Tulislah keterangan yang perlu dijelaskan

21
MEKANISME PENYUSUNAN BEBAN KERJA

22
3. PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PER UNIT KERJA
(POLA KETENAGAAN)

KEBUTUHAN
PEGAWAI
NAMA JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN
BERDASARKAN
ABK

- Direktur Rumah Sakit Dokter - S2 Bidang Kesehatan 1

1. - Kepala Bidang Pelayanan Medik Dan Keperawatan Dokter - S2 Bidang Kesehatan 1

Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang


1.1. Dokter - S2 Bidang Kesehatan 1
Medik

Pelayanan Medik

- Dokter Spesialis Utama dr. - Spesialis 5

- Dokter Spesialis Madya dr. - Spesialis 3

- Dokter Spesialis Muda dr. - Spesialis 2

-Dokter Umum Utama dr.- Umum 9

- Dokter Umum Madya dr. - Umum 3

- Dokter Umum Muda dr. - Umum 1

Pelayanan Penunjang Medik

- Apoteker Madya Apoteker 1

- Apoteker Pertama Apoteker 1

- Asisten Apoteker Penyelia SMF - D 3 Farmasi 1

- Asisten Apoteker Pelaksana Lanjutan SMF - D 3 Farmasi 2

- Asisten Apoteker Pemula D 3 Farmasi 1

- Nutrisionis Pertama S1/ND/S2 1

- Dietisien Penyelia D 3 - D 4 Gizi 1

- Juru Masak SLTA-S1 4

- Perekam Medis Pelaksana Lanjutan D3-S1 1

- Perekam Medis Pelaksana D 3 Rekam Medis dll 0

- Perekam Medis Pemula D 3 Rekam Medis 1

- Pranata Laboratorium Kesehatan


D 3 Analis Kesehatan 1
Penyelia

- Pranata Laboratorium Kesehatan


D 3 Analis Kesehatan 1
Pelaksana Lanjutan

- Pranata Laboratorium Kesehatan


D 3 Analis Kesehatan 2
Pemula

1.2. Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan S 1 Keperawatan- S2 1

Unit Gawat Darurat ( ER)

23
- Perawat pk 1 D 3 Keperawatan - Ners 5

- Perawat PK II D 3 Keperawatan - Ners 4

Unit Rawat Jalan (OPD)

- Perawat PK I D 3 Keperawatan - Ners 3

- Perawat PK II D 3 Keperawatan - Ners 1

- Perawat Assesor D 3 Keperawatan - Ners 1

- Bidan Pelaksana D 3 Keperawatan - Ners 2

Unit Rawat Inap ( IPD)

- Perawat PK I D 3 Keperawatan - Ners 7

- Perawat PK II D 3 Keperawatan - Ners 6

-Bidan Pelaksana D 3 – D4 Kebidanan 2

Unit OT

- Perawat PK II D 3 Keperawatan - Ners 1

IPCN S1 Keperawatan 1

2. Kepala Bidang Keuangan dan Umum Dokter-S2 Kesehatan 1

2.1. - Kepala Seksi HRD & general Affair S1 1

- Administrasi umum & Pengarsipan SLTA - D 3 1

Ka Diklat, Pengembangan SDM &


D3-S1 1
Customer service

-Customer service D3-S1 1

Ka IPSRS & Maintenance D3-S1 Teknik 1

-Pengelola IT S1 IT 1

- Operator mesin, pemeliharaan &


SLTA - D 3 1
perbaikan sarana

Ka Rumah Tangga & Supervisor CS &


D3-S1 1
Security

- Laundry/Binatu SLTA 1

-Driver SLTA 2

2.2 - Kepala Seksi Keuangan ( Finance) S1 1

-Logistik & Pengadaan SLTA-D3 1

Kasir D3-S1 5

Accounting D3-S1 2

Jumlah 96

24
25

Anda mungkin juga menyukai