Kelelahan yang disebabkan seseorang ketika berlari sudah menjadi hal yang wajar. Yang juga telah
diktahui bahwa pergerakan yang berlebihan akan menyebabkan kelelahan pada bagian tubuh yang
bergerak, contoh ketika seseorang berlari ia akan mengalami kelelahan dibagian kakinya, karena
pada saat berlari daerah kaki yang melakukan pergerakan. Karena diketahui bahwa otot adalah alat
gerak yang paling signifikan dalam melakukan aktifitas baik kontraksi maupun relaksasi.4 . Maka
dari itu di dalam makalah ini saya akan membahas tentang sebab dan akibat sampai terjadinya rasa
pegal dan kelelahan pada kaki berdasarkan ilmu fisiologi, anatomi, dan biokimia. Dengan begitu
pembaca dapat mengerti mekanisme dari pergerakan otot serta bagaimana dapat terjadinya
Os Femur
Femur merupakan tulang terpanjang dan terkuat pada tubuh manusia. Ujung atas tulang ini
mempunyai kepala (Caput femoris) yang akan berartikulasi dengan os coxae. Bagian leher pada
femur (Columna Femoris) membentuk 2 tonjolan yaitu trochanter mayor dan minor. Ujung bawah
femur sangat melebar sehingga merupakan tempat paling luas untuk transmisi berat badan ke
tibia.1
Patella merupakan tulang sesamoid terbesar, merupakan tulang yang dibentuk di dalam
tendon otot untuk tujuan mekanik. Patella dibentuk dalam tendon musculus quadriceps femoris.
Tulang ini meluncur di atas permukaan sendi di bagian depan ujung bawah femur, bertindak
sebagai sumbu yang dapat bergerak dan memperbaiki kinerja musculus quadriceps untuk menarik.
Patella dapat mengalami fraktur akibat benturan langsung. Fraktur tersebut sulit sembuh dan
bahkan bila sembuh, dapat terjadi sedikit gangguan pada artikulasi femur. Pengangkatan secara
bedah kadang-kadang dilakukan; hilangnya patella tidak menyebabkan banyak kerugian mekanik.2
Tibia dan Fibula merupakan tulang tungkai di bawah lutut. Tibia berada di bagian medial
dan menopang berat badan. Terdiri dari ujung atas, corpus, dan ujung bawah. Sementara itu fibula
adalah tulang panjang kurus pada aspek lateral tungkai. Tulang ini memiliki ujung atas yang
berartikulasi dengan condylus lateralis tibia, corpus, ujung bawah yang memiliki: malleolus
lateralis pergelangan kaki, permukaan sendi unutuk ujung bawah tibia dan permukaan snedi untuk
talus. Tibia dan fibula bergabung menjadi satu di atas dan di bawah dengan sendi yang tidak dapat
bergerak. Membrane iterossea melekat pada corpus kedua tulang dan mengisi ruang di antaranya;
merupakan tempat perekatan otot.2
Gambar 4. Bagian Os Tibia dan Os Fibula.4
5. Os Pedis
Tulang-tulang tarsal terdiri dari 7 tulang yang membentuk bagian posterior kaki. Talus
merupakan penghubung utama kaki dan tungkai bawah dan membentuk sendi pergelangan kaki.
Kalkaneus merupakan tulang tarsal yang paling besar dan kuat. Tulang ini menonjol kebelakang
untuk membentuk tumit dan berfungsi sebagai tuas bagi otot-otot betis yang beinsersi pada
permukaan posteriornya. Tulang navikulare terletak antara talus dan ketiga tulang kuneiformis.
Ketiga tulang kuneiformis berbentuk baji dan berartikulasi dengan tulang navikulare dan tulang
metatarsal I, II dan III. Tulang kudoid terletak diantara kalkaneus dan tulang metatarsal IV dan V.
Tulang metatarsal terdiri dari 5 tulang panjang yang berukuran kecil. Basis tulang ini berartikulasi
dengan tulang kuneiformis dan kuboid. Kepalanya (bagian caput) berartikulasi dengan pedis. Pedis
memiliki jumlah dan susunan yang sama dengan falang yaitu 2 pada ibu jari dan 3 pada jari-jari
yang lain.1,2
M. peroneus lo- Facies lateralis Basis ossis meta- Plantar fleksi kaki pada articulatio
ngus corpus fibulae tarsal I dan cu- talocruralis dan eversi kaki pada articulatio
neiforme me diate subtalaris dan articulatio tarso transversus;
menyokong arcus longitudinalis lateralis
dan arcus transversus kaki
M. peroneus bre- Facies lateralis Basis ossis meta- Plantar fleksi kaki pada articulatio
vis corpus fibulae tarsal V talocruralis dan eversi kaki pada articulatio
subtalaris dan articulatio tarso transversus;
menyokong arcus longitudinalis lateralis
Mikroskopik otot
Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbetuk melalui glikolisis anaerob mengalir
ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat untuk oksidasi. Jika ada
oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi karbon dioksida, air dan energy (ATP). Reaksi
aerob berlangsung lambat tetapi efisen dan menghasilkan energy sampai 36 mol ATP per mol
glukosa.4
Reaksi Anaerob
Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan menggunakan ATP
yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob dalam respirasi selular. Kemudian glikolisis
berlangsung dalam sarkoplasma, tanpa oksigen dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa
menjadi dua molekul asam piruvat. Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien
karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis dapat memenuhi
kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu singkat jika persediaan oksigen tidak
mencukupi.4
Dasar untuk mengetahui kontraksi otot adalah Model Pergeseran Filamen ( Sliding Filamen
) yang pertama kalinya ditemukan pada tahun 1954 oleh Andrew Huxley dan Ralph Niederge serta
oleh Hugh Huxley dan Jean Hanson. Selama proses kontraksi otot terjadi, maka tidak terjadi
perubahan panjang, baik pada filamen tebal (pita A) maupun filamen tipis (pita I) , kemudian
daerah H ( h-zone ) memendek dan hampir tidak terlihat dikarenakan filamen tipis masuk ke daerah
filamen tebal.8
Proses kontraksi otot dimulai pada saat asetilkolin ( AcH ) bertemu dengan sarkomer di
dalam sel otot kemudian ketika sarkomer dirangsang oleh asetilkolin maka akan mengeluarkan
kalsium ( Ca2+ ) dari retikulum sarkoplasma ( sarcoplasmic reticulum ). Kemudian kalsium ini
akan masuk ke dalam otot, mengangkut tropomiosin dan troponin menuju ke aktin. Aktin tersebut
akan tertarik mendekati kepala miosin sehingga aktin dan miosin bertemu dan menempel
membentuk aktomiosin.5
Akibat dari menempelnya aktin ke kepala miosin maka benang sel menjadi pendek. Proses
kontraksi otot membutuhkan energi, oleh sebab itu terjadilah penguraian ATP menjadi ADP + P
+ energi. Dan inilah proses terjadinya kontraksi otot.5
Aktin merupakan filamen tipis yang berbentuk globuler pada monomernya kemudian
berpolimerisasi menjadi fibrous atau serat, berbentuk heliks. Tropomyosin merupakan filamen
tipis yang tidak mempunyai monomer dan berbentuk serat atau fibrous yang memiliki dua rantai.
Troponin adalah filament tipis yang memliliki tiga protein globuler yaitu troponin I ( inhibitor )
troponin C ( yang mengikat kalsium ), troponin T yang berinteraksi dengan tropomiosin ). Miosin
merupakan filamen tebal yang pada ujung kepalanya berbentuk globuler dan di bawahnya
berbentuk fibrous/serat (dua spiral yang saling melilit). Miosin dicerna oleh tripsin yang akan
menghasilkan 2 fragmen yaitu Light Meromyosin ( LMM ) yang tidak mempunyai aktivitas ATP
ase dan Heavy Meromyosin ( HMM ) yang memiliki aktivitas ATP ase.5
Kelelahan Otot
Otot dapat menjadi lelah karena beberapa faktor. Di antaranya karena kontraksi atau tonus
yang terus menerus atau berlangsung dalam waktu yang lama, waktu istirahat otot yang kurang
dan penumpukan asam laktat atau asam kelelahan. Waktu istirahat otot yang terlalu sedikit padahal
kontraksi otot berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dapat mengakibatkan otot kehabisan
energi ( ATP ).
Apabila otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP atau energi yang
baru, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob ( tidak membutuhkan O2 ). Produksi
ATP atau energi dengan cara ini akan mengakibatkan penimbunan atau penumpukan asam laktat
semakin banyak. Asam laktat merupakan hasil sampingan dari proses pemecahan glikogen yang
mengakibatkan pegal linu atau kelelahan pada otot yang biasanya ditandai dengan lemas atau lelah
pada tubuh.9
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di
hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% saja. Cara lain untuk mengurangi penumpukan asam laktat
adalah dengan menambah pasokan oksigen ( O2 ) ke dalam darah. Kebutuhan oksigen ( O2 ) yang
tinggi dapat menyebabkan nafas seseorang menjadi terengah-engah.9
Kesimpulan
Dalam scenario 1, seorang anak SD mengalami pegal pada kakinya. Pegal adalah keadaan apabila
otot kaki tidak mampu melakukan relaksasi dengan baik setelah melakukan kontraksi. Pegal
berlaku karena otot tidak mendapat ATP yang cukup untuk melakukan kontraksi terus menerus.
Oleh kerana itu otot bekerja secara antagonis, maka otot yang berikatan perlu mengalami kontraksi
supaya otot itu tidak berada dalam keadaan kontraksi terlalu lama. Secara struktur anatomi, otot
yang flexor selalu bergerak antagonis dengan otot extensor. Maka, otot yang berada dalam keadaan
kontraksi yang terlalu lama inilah yang akan mengalami pegal.
Daftar Pustaka
1. Paulsen F, Waschke J, Bockers. Sobotta buku ajar anatomi. 1st Bahasa Indonesia and
Latin Edition. Singapore: Elsevier Singapore; 2018.p
2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray basic anatomy. Philadelphia: Elsevier
Churchill Livingstone; 2012. P
3. Sherwood L.Fisiologi Manusia.Ed 16.Jakarta:EGC;2011.h.280-88
4. Elizabeth J, Corwin. Buku Saku Patofisiologi.Ed 3. Jakarta:EGC;2009
5. Pendit Bu. Biokimia harper. Diterjemahkan dari Murray R , Granner DK , Rodwell
VW, Harper’s illustrated biochemistry.Ed 27.Jakarta:EGC;2009
6. Salim D. Myologi.Jakarta;2013.h.30-40
7. 8. Cowin JE. Buku saku patofisiologi. Ed 3 (rev). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009.h.320-1.
8. 9 . Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC;
2008.h.74-81.
9. Anthony LM. Junquiera’s basic histology text & atlas. 12th edition. Singapore: Mc
Graw Hill; 2010.