Anda di halaman 1dari 9

ISSN: 2085-6989

ALGORITMA IMAGE THINNING

Oleh
Zurnawita dan Zulharbi Suar
Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang

ABSTRACT

Using image thinning algorithm, various example of application is processing image to


become more and more variate and helpfully for recognition process an image such as
were studied by example. First, this handout will be explained some term which
concerning image thinning in digital image processing, then definition from image thinning
and algorithm to process image thinning at one particular digital image will be explained.
In the next will be given an image thinning application which used for Extraction of
Filarial Worms.

Keywords: Image thinning, Algor

bahkan melampaui kehebatan


PENDAHULUAN penglihatan manusia.
Pada saat sekarang ini teknologi Teknologi pemrosesan citra oleh
komputer telah berkembang pesat. komputer banyak digunakan pada
Teknologi komputer ini pada mulanya berbagai aplikasi, baik kedokteran,
hanya berkembang dalam teknologi biologi, geografis, dan banyak lainnya.
pengolahan data saja. Namun seiring Dalam teknik pengolahan gambar/citra
perkembangan zaman dan teknologi di (image) ini dikenal suatu teknik
bidang lain, maka teknologi komputer pengenalan pola atau pattern
saat ini pun ikut menyesuaikan diri. recognition. Salah satu proses awal
Salah satu yang sedang pesat dalam pattern recognition adalah
berkembang adalah teknologi komputer penipisan gambar, yang lebih dikenal
dalam bidang multimedia, dimana dengan image thinning. Dalam sebuah
bidang multimedia saat ini sedang aplikasi biasanya image thinning
menjadi pusat perhatian. Teknologi dikombinasikan dengan berbagai fungsi
komputer multimedia ini meliputi lain, seperti skeletoning, region filling,
pengolahan gambar (image), audio, hit or miss, dan sebagainya.
video, dan lain sebagainya. Melihat manfaat thinning
Sejak kemunculan pertama gambar sebagai preprocessing operation
digital tahun 1920, terutama munculnya untuk proses pengolahan gambar atau
aplikasi dalam teknologi komputer citra selanjutnya, maka pada makalah
dalam memproses gambar digital tahun
kali ini akan dijelaskan mengenai
1960 pemoresaan sebuah gambar dalam
komputer menjadi lebih mudah. thinning, termasuk beberapa
Teknologi pencitraan komputer yang algoritma yang dapat digunakan
berkembang dengan cepat dan mencapai untuk melakukan proses thinning
hasil yang hebat dalam menggantikan, tersebut.

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 29


ISSN: 2085-6989

STRUKTURE IMAGE THINNING yang menentukan detil-detil tertentu


Definisi Beberapa Terminologi akibat pengaruh suatu operator pada
citra. SE/Kernel mempunyai bermacam-
Thinning merupakan salah satu macam ukuran/dimensi/orde matriks,
algoritma perubahan citra dalam masing-masing mempunyai satu origin
morphological operation. Berdasarkan yang bisa terletak dimana saja, namun
etimologi bahasa, morphology berasal pada umumnya origin terletak di entry
dari kosakata bahasa Jerman yaitu tengah pada matriks. SE juga memiliki
morphologie yang terdiri dari satu atau lebih entry kosong (empty
morph+logie/logy. Morph adalah suatu spots) yang dianggap don’t care.
kata kerja yang berupa singkatan dari
metamorphose yang artinya perubahan
bentuk atau karakter akibat perubahan
pada struktur atau komposisi
(transformasi). Sesuai dengan arti
dasarnya, konsep Morphological
Operation pada pengolahan citra adalah
Gambar 1. structuring element/
operasi-operasi perubahan bentuk pada
kernel
binary image atau grayscale image.
Berbagai jenis Morphological Operation
Definisi, Tujuan dan Manfaat
antara lain : Erosion, dilation, opening,
Thinning
closing, thinning dan thickness.
Definisi image thinning adalah
Binary image adalah citra yang
proses morphology image yang merubah
direpresentasikan sebagai himpunan dari
bentuk asli binary image menjadi image
pixel-pixel foreground (obyek depan).
yang menampilkan batas-batas
Binary image merupakan citra yang
obyek/foreground hanya setebal satu
hanya mempunyai dua informasi
pixel. Algoritma thinning secara iteratif
intensitas warna, yaitu hitam dan putih.
‘menghapus’ pixel-pixel pada binary
Konvensi untuk menentukan intensitas
image, dimana transisi dari 0 ke 1 (atau
warna pada binary image bisa berbeda-
dari 1 ke 0 pada konvensi lain) terjadi
beda, namun pada umumnya digunakan
sampai dengan terpenuhi suatu keadaan
konvensi yang mendeskripsikan nilai 0
dimana satu himpunan dari lebar per unit
sebagai warna hitam dan nilai 1 atau 255
(satu pixel) terhubung menjadi suatu
sebagai warna putih. Warna putih
garis. Morphological thinning dari
biasanya juga digunakan untuk warna
binary image oleh SE juga melibatkan
foreground, sedangkan warna hitam
proses hit-or-miss transform.
adalah warna background, namun sekali
Sepintas, image thinning
lagi ketentuan ini bukan merupakan
mempunyai kemiripan dengan edge
keharusan tergantung dari binary image
detection dalam hal output dari citra
yang dihasilkan. Binary image seringkali
yang dihasilkan, kedua proses tersebut
dihasilkan dari proses thresholding suatu
sama-sama menampilkan batas obyek
grayscale image (citra yang memiliki
pada citra. Namun, tetap saja ada
informasi tingkat keabuan) dan color
perbedaaan antara Image Thinning
image (citra yang memiliki informasi
dengan Edge Detection dari segi prinsip
intensitas warna yang bervariasi).
kerjanya, yaitu:
Pada setiap operasi morphology
• Edge detection : merubah
selalu diperlukan adanya structuring
graylevel image atau color image
element/SE atau yang biasa disebut
menjadi image yang menampilkan
dengan kernel, yaitu basis atau matriks

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 30


ISSN: 2085-6989

batas-batas/boundaries obyek Citra hasil dari algoritma thinning


berdasarkan kekontrasan warna antar biasanya disebut dengan skeleton.
pixel. Umumnya suatu algoritma
• Image Thinning : thinning yang dilakukan terhadap citra
mereduksi pixel-pixel pada obyek biner seharusnya memenuhi kriteria-
binary image menjadi pixel yang kriteria sebagai berikut:
benilai sama dengan nilai pixel pada a. Skeleton dari citra kira-kira berada di
background. Menghasilkan binary bagian tengah dari citra awal
image dengan informasi berupa sebelum dilakukan thinning.
batas-batas obyek berdasarkan pixel b. Citra hasil dari algoritma thinning
dengan ketebalan satu pixel. harus tetap menjaga struktur
Tujuan image thinning adalah keterhubungan yang sama dengan
untuk menghilangkan pixel-pixel yang citra awal.
berada didalam obyek depan c. Suatu skeleton seharusnya memiliki
(foreground object) pada binary images. bentuk yang hampir mirip dengan
citra awal.
Manfaat image thinning adalah sebagai d. Suatu skeleton seharusnya
mengandung jumlah pixel yang
berikut:
• biasanya diterapkan pada seminimal mungkin namun tetap
proses skeletonisasi. memenuhi kriteria-kriteria
• Berguna untuk sebelumnya.
merapikan/menyem-purnakan hasil
output proses edge detection dengan Algoritma Dan Proses Thinning
cara mengurangi lebar
sisi/batas/edge. Ada beberapa algoritma yang
digunakan dalam proses thinning.
Diantaranya adalah metode Stentiford
Algoritma Strukture Image Thinning dan metode Zhan-Suen.
Stentiford method menggunakan
Thinning merupakan metode template-based mark-and-delete
yang digunakan untuk skeletonizing yang thinning algorithm. Algoritma ini
salah satu penggunaanya adalah dalam menggunakan template matching,
aplikasi pattern recognition. Terdapat dimana jika bagian dari gambar sesuai
cukup banyak algoritma untuk image dengan template, hapus pixel yang di
thinning dengan tingkat kompleksitas, tengah.
efisiensi dan akurasi yang berbeda-beda. Zhan-Suen method menggunakan
Citra yang digunakan adalah citra biner, metode iterasi, yang berarti nilai yang
jika citra itu merupakan suatu citra baru didapat dari proses sebelumnya.
grayscale, biasanya dilakukan Cara ini mudah untuk
thresholding terlebih dahulu sedemikian diimplementasikan.
rupa sehingga citra tersebut menjadi citra
biner. Citra biner adalah citra yang Thinning dengan Algoritma Zhang
hanya memiliki 2 kemungkinan nilai Suen
pada setiap piksel-pikselnya, yaitu 0 atau Algoritma ini adalah salah satu
1. Nilai 0 adalah background points, algoritma thinning yang cukup populer
biasanya bukan merupakan bagian dari dan telah digunakan sebagai suatu basis
citra sesungguhnya. Sedangkan nilai 1 perbandingan untuk thinning. Algoritma
adalah region points, yaitu bagian dari ini cepat dan mudah diimplementasikan.
citra sebenarnya (bukan latar belakang). Setiap iterasi dari metode ini terdiri dari

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 31


ISSN: 2085-6989

dua sub-iterasi yang berurutan yang data hasil dari langkah 1 dengan cara
dilakukan terhadap contour points dari yang sama dengan langkah 1 sehingga,
wilayah citra. Contour point adalah dalam satu kali iterasi urutan
setiap pixel dengan nilai 1 dan memiliki algoritmanya terdiri dari:
setidaknya satu 8-neighbor yang 1. Menjalankan langkah 1 untuk
memiliki nilai 0. menandai border points yang
Dengan informasi ini, langkah pertama akan dihapus,
adalah menandai contour point p untuk 2. Hapus titik-titik yang ditandai
dihapus jika semua kondisi ini dipenuhi: dengan menggantinya menjadi
(a) 2 ≤ N(p1) ≤ 6; angka 0,
(b) S(p1) = 1; 3. Menjalankan langkah 2 pada sisa
(c) p2 . p4 . p6 = 0; border points yang pada langkah
(d) p4 . p6 . p8 = 0; 1 belum dihapus lalu yang sesuai
dengan semua kondisi yang
dimana N(p1) adalah jumlah tetangga seharusnya dipenuhi pada
dari p1 yang tidak 0; yaitu, langkah 2 kemudian ditandai
N(p1) = p2 + p3 + ... + p8 + p9 untuk dihapus,
4. Hapus titik- titik yang ditandai
p9 p2 p3 Dengan menggantinya menjadi
p8 p1 p4 angka 0.
p7 p6 p5
Prosedur ini dilakukan secara iteratif
sampai tidak ada lagi titik yang dapat
dan S(p1) adalah jumlah dari transisi 0-1
dihapus, pada saat algoritma ini selesai
pada urutan p2, p3, ..., p8, p9.
maka akan dihasilkan skeleton dari citra
awal
Dan pada langkah kedua, kondisi (a) dan
Contoh proses thinning dengan
(b) sama dengan langkah pertama,
Algoritma Zhang Suen
sedangkan kondisi (c) dan (d) diubah
menjadi:
(c’) p2 . p4 . p8 = 0;
(d’) p2 . p6 . p8 = 0;
Langkah pertama dilakukan
terhadap semua border pixel di citra.
Jika salah satu dari keempat kondisi di
atas tidak dipenuhi atau dilanggar maka
nilai piksel yang bersangkutan tidak Gambar 2. Sebelum proses thinning
diubah. Sebaliknya jika semua kondisi
tersebut dipenuhi maka piksel tersebut Langkah-langkahnya:
ditandai untuk penghapusan. a. Beri tanda semua piksel 8-
Piksel yang telah ditandai tidak tetangga yang memenuhi kondisi (1)
akan dihapus sebelum semua border sampai dengan (4).
points selesai diproses. Hal ini berguna b. Hapus piksel tengahnya.
untuk mencegah perubahan struktur data. c. Beri tanda semua piksel 4-
Setelah langkah 1 selesai dilakukan tetangga yang memenuhi kondisi (5)
untuk semua border points maka sampai dengan (8).
dilakukan penghapusan untuk titik yang d. Hapus piksel tengahnya.
telah ditandai (diubah menjadi 0).
Setelah itu dilakukan langkah 2 pada

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 32


ISSN: 2085-6989

Lakukan langkah a sampai d berulang Template yang dipakai adalah 4 buah


kali, sampai tidak ada perubahan. template 3 x 3 yaitu,

Kondisi:
(1) 2 ≤ N(p1) ≤ 6
(2) S(p1) = 1
(3) p2 • p4 • p6 = 0
(4) p4 • p6 • p8 = 0
Gambar 4. Template 3 x 3
(5) 2 ≤ N(p1) ≤ 6
(6) S(p1) = 1 Berikut ini akan dijelaskan langkah–
(7) p2 • p4 • p8 = 0 langkah algoritma Stentiford :
(8) p2 • p6 • p8 = 0 1. Tandai pixel tersebut untuk
Dimana: kemudian dihilangkan (remove).
N(p1) = jumlah dari tetangga p1 yang 2. Endpoint pixel : cari pixel pada
tidak nol lokasi (i,j) dimana pixel-pixel
S(p1) = jumlah transisi 0 – 1 dalam pada image cocok dengan
urutan p2, template T1. Dengan template ini,
p3, ... maka semua pixel di bagian atas
dari image akan dihilangkan
Penamaan piksel : (remove). Pencocokkan template
ini bergerak dari kiri ke kanan
p9 p2 p3 dan dari atas ke bawah.
p8 p1 p4 Bila pixel tengah bukan
p7 p6 p5 merupakan endpoint dan
mempunyai jumlah konektivitas
Jika pada Gambar 2. dilakukan proses (connectivity number) 1,
thinning, maka gambar akan menjadi: merupakan batas akhir dan hanya
terhubung dengan 1 pixel saja.
Contoh: suatu pixel hitam hanya
mempunyai satu tetangga saja
yang hitam juga dari
kemungkinan delapan tetangga.
Connectivity number :
merupakan suatu ukuran berapa
Gambar 3. Setelah proses thinning banyak obyek yang terhubung
dengan pixel tertentu (dihitung
Thinning dengan Algoritma Stentiford berdasarkan rumus di bawah).
Metode ini adalah algoritma
thinning dengan menggunakan teknik
template-based mark-and-delete. Metode Nk merupakan nilai dari 8
ini cukup terkenal karena reliable dan tetangga di sekitar pixel yang
kefektifannya. Metode thinning jenis ini akan dianalisa (central pixel) dan
menggunakan template untuk nilai S = {1,3,5,7}. N0 adalah
dicocokkan dengan citra yang akan di- nilai dari pixel tengah (central
thinning. Algoritma ini bersifat iteratif pixel). N1 adalah nilai dari pixel
yang berguna untuk mengikis lapisan pada sebelah kanan central pixel
pixel terluar sampai tidak ada lapisan dan sisanya diberi nomor
lagi yang dapat dihilangkan.

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 33


ISSN: 2085-6989

berurutan dengan arah sama dengan background (di-set


berlawanan jarum jam. 0 untuk binary image).

4 3 2
5 0 1 Contoh Hasil Thinning
6 7 8 Gambar Asli
Gambar 1
Contoh :

Gambar 2
Bagian a) menjelaskan tentang
jumlah konektivitas (connectivity
number) = 0.
Bagian b) menjelaskan tentang
jumlah konektivitas (connectivity
number) = 1. Dengan algoritma Zhang-Suen
Bagian c) menjelaskan tentang Citra setelah di-thinning :
jumlah konektivitas (connectivity Gambar 1:
number) = 2.
Bagian d) menjelaskan tentang
jumlah konektivitas (connectivity Gambar 2:
number) = 3.
Bagian e) menjelaskan tentang
jumlah konektivitas (connectivity
number) = 3
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk
semua pixel yang cocok dengan
template T1. Aplikasi Strukture Image Thinning
4. Ulangi langkah 1–3 untuk
template T2, T3 dan T4. Pada contoh berikut ini, image
Pencocokkan template T2 akan thinning digunakan untuk mengekstraksi
dilakukan pada sisi kiri dari citra cacing filaria dari suatu citrayang
obyek dengan arah dari bawah ke didapat.
atas dan dari kiri ke kanan. http://www.dca.fee.unicamp.br/projects/
Pencocokkan template T3 akan khoros/mmach/tutor/application/biologic
dilakukan pada sisi bawah dari al/fila/fila.html. Berikut adalah langkah-
obyek dengan arah dari kanan ke langkahnya:
kiri dan dari bawah ke atas.
Pencocokkan template T4 akan
dilakukan pada sisi kanan dari
obyek dengan arah dari atas ke
bawah dan dari kanan ke kiri.
5. Pixel-pixel yang ditandai untuk
dihilangkan (remove) dibuat

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 34


ISSN: 2085-6989

Gambar 8. Thresholding

Berikutnya dilakukan thresholding pada


gambar, yang menghasilkan Gambar 8.

Gambar 5. Citra mikroskopik dari


transmiter cacing filaria.

Gambar 9. Skeletonization

Sekarang tujuannya adalah untuk


membedakan cacing filaria dari obyek
yang lain. Hal itu dapat dilakukan
dengan mengingat fakta bahwa cacing
Gambar 6 Closing by reconstruction filaria lebih panjang daripada obyek lain.
Sehingga tinggal mencari tanda untuk
Pada citra tersebut dilakukan filter obyek terpanjang dari binary image.
morfologis untuk memisahkan bagian- Aplikasikan skeleton dengan cara
bagiannya yang terlihat berlubang. thinning pada Gambar 9.
Filtering ini dilakukan dengan closing
by reconstruction.

Gambar 10. N-Thinning

Gambar 7. Subtraction Dilanjutkan oleh N-Thinning pada


Gambar 10.
Selanjutnyadilakukan morphological
subtraction Gambar 5 dari Gambar 6
yang menghasilkan Gambar 7.

Gambar 11. Skeletonization

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 35


ISSN: 2085-6989

Tail dari citra di atas bisa menjadi tanda Gambar 14. adalah gambar kombinasi
yangdiinginkan. Untuk mendapatkannya, antara citra cacing filaria yang
kita bisa mengaplikasikan skeleton yang terekstraksi dan citra asli.
akan menghabiskan citra pada Gambar
10.

KESIMPULAN

Dari berbagai pembahasan yang


telah dilakukan di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Struktur image thinning
seringkali berhubungan dengan
proses pengolahan citra yang
lain, seperti subtraction,
Gambar 12. Subtraction reconstruction, skele-toning, dan
sebagainya.
Dan kurangkan citra Gambar 11 dari 2. Untuk melakukan thinning dapat
citra Gambar 10 yang akan memilih beberapa algoritma dari
menghasilkan Gambar 12. banyak algoritma yang tersedia,
diantaranya adalah metode
Stentiford dan metode Zhan-
Suen.
3. Algoritma Zhang-Suen memiliki
efisiensi yang cukup baik dan
implementasi yang cukup mudah
namun kualitasnya termasuk
relatif kurang baik dibandingkan
dengan algoritma Stentiford.
4. Algoritma Stentiford memiliki
Gambar 13. Opening by reconstruction efisiensi yang kurang dan
implementasinya cukup sulit jika
Untuk menyelesaikannya, kita hanya dibandingkan dengan algoritma
harus merekonstruksikan gambar cacing Zhang-Suen.
filaria dari tail. Ini dilakukan dengan
opening by reconstruction yang hasilnya
adalah Gambar 13. DAFTAR PUSTAKA

Extraction of Filarial Worms [on-line].


Didapat dari
http://www.dca.fee.unicamp.br/pro
jects/khoros/mmach/tutor/applicati
on/biological/fila/fila.html;
Internet; diakses tanggal 30 April
2007.
Mathematical Morpohology [on-line].
Didapat dari
Gambar 14. Citra kombinasi www.imm.dtu.dk/~jmc/02501/lect

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 36


ISSN: 2085-6989

ures/02501_morphology.pdf;
Internet; diakses tanggal 30 April
2007.
Selected Morphological Algorithm [on-
line]. Didapat dari
http://documents.wolfram.com/app
lications/digitalimage/UsersGuide/
6.5.html Internet; diakses tanggal
30 April 2007.
Thining [on-line]. Didapat dari
http://vision.cse.psu.edu/resources/
hipr/html/thin.htm; Internet;
diakses tanggal 30 April 2007.
Cheng, Ya-Lin dan Cherng-Min Ma.A
Topology Preserving 4-
subiteration Gray- Level Thinning
Algorithm [on-line]. Tersedia di:
http://www.csie.mcu.edu.tw/
~yklee/CVGIP03/CD/Paper/IP/IP-
06.pdf; Internet; Diakses 30 April
2007.
Gonzalez, Rafael C and Richard
E.Woods. 1992.Digital Image
Processing. Addison- Wesley
Publishing Company.
A. Jain,1989 Fundamentals of Digital
Image Processing, Prentice-Hall.

Elektron: Vol. 1 No. 1, Edisi: Juni 2009 37

Anda mungkin juga menyukai