Anda di halaman 1dari 2

1.

Q : Contoh kasus keluarga kurcaci di luar negeri


A : Baik, sebelumnya kita harus tau dulu apa itu stunting dan apa itu dwarvisme. Stunting
dan dwavisme adalah kondisi seseorang dimana cirinya adalah perawakan tubuh yang pendek,
lalu apasih yang membedakan keduannya?, yang membedakan keduanya adalah penyebabnya,
jika dwarfisme disebabkan karena factor keturunan dan gangguan hormone yang ada pada
tubuh penderita maka lain halya dengan stunting yang disebabkan kaena factor kurangnya gizi
yang diterima sejak 1000 hari awal kehidupan. Nah dari pengertiaan yang sudah disampaikan
maka kita dapat menyimpulkan jika keluarga kurcaci yang berada di Amerika Serikat itu
mengalami dwarfisme bukan stunting

2. Q : Selain kurang gizi apakah ada factor lain yang dapat menyebabkan seorang anak
mengalami stunting?
A : kurang gizi merupakan factor utama dan terbesar yang dapat menyebabkan seorang
anak mengalami stunting, tetapi tidak hanya itu saja kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi
dan kesehatan pada saat sebelum, selama dan setelah melahirkan juga sangat berpengaruh,
terlebih di Indonesia banyak sekali orang yang menikah dibawah usia 20 tahun dimana usia ini
sagatlah rawan bagi ibu hamil untuk melahirkan anak yang mengalami stunting. Factor yang
berikutnya adalah kurangnya akses air bersih dan sanitasi, apabila air yang dikonsumsi oleh ibu
hamil mengandun banyak mikroorganisme maka ini dapat menghambat tumbuh kembang janin
di dalam kandunga. Begitupun untuk baduta yang tidak memiliki akses air bersih memiliki resiko
menderita stunting 1,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan baduta yang memiliki akses air
bersih yang bagus.

3. Q : Apakah anak yang sudah mengalami stunting masih bisa diperbaiki agar dapat tumbuh
seperti anak pada umumnya?
A : Untuk anak yang sudah mangelami stunting maka pertumbuhan seperti tiggi badan
sudah tidakk dapat diperbaiki lagi namun harus tetap diberikan makanan yang bergizi agar
kondisinya tidak semakin memburuk

4. Q : Apakah stunting berpengaruh terhaadap kecerdasan anak?


A : kecerdasan pada anak yag mmengalami stunting memang akan mengalami penurunan
hal ini dikarenakan dia tidak mendapatkan nutrisi yang cukup mulai dari 1000 hari awal
kehidupan atau saat di kandungan hingga usia dua tahun. Stunting mengakibatkan
perkembangan otak anak terhambat sehingga anak yang mengalami stunting dapat kehilangan
peluang lebih baik ddalam hal pendidikan.

5. Q : Kapan tanda tanda stunting pada anak mulai muncul?


A : pada usia 2-3 bulan, dimulai dari berat badan yang turun atau berkurang setiap
bulannya, sedangkan saat bayi baru lahir jikan tingginya kurang dari 48 cm dan beratnya kurang
dari 2500 gr
6. Q : Apa yang dapat dilakukan oleh orang ta untuh mencegah stunting pada anak?
A :

a. Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan
kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah ''Isi Piringku'' dengan gizi seimbang perlu
diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam satu porsi makan, setengah piring
diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun
hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

b.Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam
praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi
dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya
memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan
empat kali selama kehamilan.

Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi
mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.

Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping
ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiapbulan.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari
penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh
pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau
Puskesmas.

c. Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di
dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit
infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak
buang air besar sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai