Anda di halaman 1dari 25

DIAGNOSIS HOLISTIK

PENYAKIT DIARE AKUT PADA ORANG DEWASA YANG KURANG


MENJAGA KEBERSIHAN MAKAN MELALUI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN JOHAR BARU

KELOMPOK 5

Rizky febriansyah
1102011240

Pembimbing :
Dr. Erlina Wijayanti, MPH, DiplDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU

KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PERIODE 08 APRIL – 10 MEI 2019


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENYAKIT DIARE AKUT
PADA ORANG DEWAS YANG KURANG MENJAGA KEBERSIHAN
MAKAN MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Mei 2018


Pembimbing,

dr. Erlina Wijayanti, M.PH, DipIDK

1
BAB I

IDENTITAS PASIEN

I. Berkas Pasien
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 16 Juli 1994
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Johar baru gg III / No 19
Suku Bangsa : Jawa
Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Johar baru
Tangga berobat : Rabu, 24 April 2019

B. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesa pada hari Rabu tanggal 24 April
2019 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan pada hari Jumat tanggal
26 April 2019 pukul 16.00 WIB di Rumah pasien.

1. Keluhan Utama :
BAB cair sejak 2 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Perut perih, dan mual
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan dewasa datang ke Puskesmas Kecamatan Johar
baru dengan keluhan BAB cair sebanyak 5 kali perhari sejak 2 hari yang lalu.
Buang air besar pertama kali sebanyak 3 kali sehari, tetapi kemudian frekuensi
menjadi semakin sering. Buang air besar dengan konsistensi cair bercampur
lendir, tetapi tidak disertai darah. Keluhan disertai dengan mual dan nyeri perut,

2
tetapi tidak muntah maupun demam. Pasien mengatakan keluhan bermula setelah
pasien mengonsumsi bakso rusuk dengan sambal yang banyak.
Pasien juga memiliki riwayat sakit maag yang keluhannya muncul apabila
pasien mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dan terlalu asam. Pada
pemeriksaan fisik tampak mukosa lidah tidak kering, turgor kulit baik, terdapat
nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat. Pasien didiagnosis diare akut
dengan gastritis.
Pasien menghawatirkan sakitnya ini membutuhkan pemulihan yang lama.
Pasien berharap dengan berobat kedokter sakitnya ini akan segera sembuh dan Ia
dapat kembali bekerja sehingga dapat membantu pemasukan keluarga. Selama
sakit ini pasien tetap rajin beribadah dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
6. Riwayat Berobat :
Pasien belum pernah berobat sebelumnya untuk sakitnya ini.
7. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi menengah ke bawah. Pasien tinggal
di rumah kontrakan bersama satu orang anaknya dan suaminya . Pasien bekerja
sebagai pelayan disebuah rumah makan . Suami pasien bekerja sebagai tukang
gojek.
Pasien dan keluarga mendapatkan biaya kehidupan sehari-hari dari hasil
kerjanya. Penghasilan pasien Rp.800.000,-/bulan dan suami memilik penghasilan
yang tidak menentu.
Penghasilan pasien Rp.300.000,-/bulan. Anak pertama pasien bekerja sebagai
pegawai swasta dengan penghasilan Rp2.400.000,-/bulan. Anak kedua pasien
telah menikah dan bekerja sebagai supir odong-odong keliling dengan
penghasilan Rp.100.000–200.000,-/bulan yang cukup digunakan untuk
kebutuhannya dan istri. Menantu pasien, yang mana merupakan istri dari anak
keduanya, bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan tidak diketahui
oleh pasien. Anak ketiga dan keempat pasien melanjutkan pendidikan ke

3
perguruan tinggi. Kedua nya bekerja sambil kuliah dengan penghasilan yang
masih kurang untuk kebutuhan sehari-hari keduanya, sehingga sesekali keduanya
masih meminta uang kepada kakak pertamanya.
1. Riwayat Kebiasaan :

Kegiatan sehari-hari pasien sebelum sakit adalah pedagang bakso dirumahnya


sendiri. Pasien juga rutin mengikuti arisan RT nya. Sebelum sakit pasien memiliki
kebiasan mencuci tangan tidak memakai sabun ketika akan makan dan pasien
juga jarang berolah raga.

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos


mentis

2. Vital Sign

a. Tekanan darah : 130/80 mmHg

b. Respirasi : 20 x/menit

c. Nadi : 80 x/menit, reguler

d. Suhu : 37,9 °C
3. Status Gizi

a. Berat badan : 86 kg

b. Tinggi badan: 165 cm

c. IMT : BB(kg) : TB(m)2 = 86 kg : (1,65 meter)² = 31,6

kg/m²
4. Status Generalis

a. Kepala

a) Bentuk : Normocephal

b) Rambut : Hitam sudah mulai ditumbuhi uban

b. Mata : pupil bulat, isokor, RCL+/+, RCTL +/+, konjungtiva tidak

4
anemis, sklera tidak ikterik ataupun hiperemis, cekung -/-.
c. Telinga : Normotia, tidak ada secret yang keluar.

d. Hidung : Septum tidak deviasi, sekret tidak ada

e. Bibir : Tidak kering, warna merah muda.

f. Mulut : Mukosa buccal kemerahan.

g. Tenggorokan : Tonsil (T1-T1), Faring tidak hiperemis

h. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-),

pembesaran kelenjar tiroid (-)

i. Thorak : Dinding thorax

Inspeksi: simetris pada keadaan statis dan dinamis PARU


o Inspeksi : kedua lapang paru bergerak simetris saat bernapas, tak ada
retraksi
o Palpasi : gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, vocal
fremitus teraba sama kuat di kedua lapang paru.
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru.

o Auskultasi : suara napas vesikuler dikedua lapang paru, tidak ada rhonki
ataupun wheezing

JANTUNG

o Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat.

o Palpasi : Iktus cordis teraba di linea midklavikularis kiri setinggi ICS V.


o Perkusi :

 Batas kiri jantung : linea midklavikularis sinistra setinggi ICS V


 Batas pinggang jantung : linea parasternal sinistra setinggi ICS III
 Batas kanan jantung : linea sternalis dekstra setinggi ICS IV
o Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
j. Abdomen

5
o Inspeksi : cembung, tidak tampak adanya massa, bekas luka,
ataupun pelebaran pembuluh darah
o Auskultasi : BU (+) meningkat

o Palpasi :Nyeri tekan (+), turgor baik, tidak teraba pembesaran

hati dan lien


o Perkusi : timpani pada ke-4 kuadran abdomen

k. Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)

C. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Darah rutin

- Analisa feses

II. BERKAS KELUARGA


A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga

1. Identitas Kepala Keluarga : Ny. T

2. Identitas Pasangan : Tn. H

3. Struktur Komposisi Keluarga : Dari hasil menikah Ny.T dan Tn


dikaruniai seorang anak yang sekarang berusia 3th

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan


dalam Keluarga

1. Tn. H Kepala Keluarga L 28 SMA Tukang gojek

2. Ny. T Istri P 25 SMA Pelayan rumah


makan

3 An. Y Anak P 3 bayi -

6
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah (lanjutan)

No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan


dalam Keluarga

1. Tn. H Kepala Keluarga L 28 SMA Tukang gojek

2 An. Y Anak P 3 bayi -

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Karakteristik Rumah Dan Lingkungan Tempat Tinggal

Karakteristik Rumah dan Kesimpulan


Lingkungan

Luas rumah : 4 x 6 m2 Keluarga Ny. T tinggal di rumah kontrakan di daerah


perumahan yang padat penduduk. Rumah Ny. T
Jumlah penghuni dalam satu
tepat menghadap ke jalan raya, sehingga penghuni
rumah : 3 orang
rumah sering terpapar polusi udara. Luas rumah
Lantai rumah dari: Keramik
Ny.T 4 x 6 m2 dengan jumlah penghuni rumah 3
Dinding rumah dari: Tembok orang. Lantai rumah terbuat dari keramik, dinding
Jamban keluarga: Ada rumah dari tembok, ada jamban keluarga dan

Penerangan listrik: kurang dengan penerangan yang masih kurang. kebersihan


rumah Ny. T masih kurang karena sering terdapat
Ketersediaan air bersih: Ada
tikus di dapur
Tempat pembuangan sampah:
Ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga

– Satu unit kulkas

– Satu unit motor

7
– Satu unit kipas angin

– Satu unit kompor gas

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Perilaku keluarga terhadap sakit dan penyakit

Seluruh anggota keluarga yang sakit selalu berobat ke Puskesmas


Kecamatan Johar baru
b. Perilaku keluarga terhadap pelayanan kesehatan

Seluruh anggota keluarga Ny. T berobat menggunakan asuransi


kesehatan beupa BPJS
c. Perilaku keluarga terhadap makanan

Ny. T memiliki kebiasaan makan 2x sehari, yaitu makan pagi dan siang,
sedangkan malam hari Ny. T sesekali makan buah-buahan.

4. Pola konsumsi makan keluarga

a. Kebiasaan makan

Menu makanan sehari-hari keluarga Ny. T kurang bervariasi. Ny.T


sering memasak sendiri makanannya tetapi terkadang Ny.T membelinya.
Menu makanan yang sering dimakan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Lauk
yang sering dimasak berupa tahu, tempe ayam, dan sesekali ikan. Keluarga
ini jarang memakan daging dikarenakan harganya yang cukup mahal. Ny.T
makan sehari 2x di pagi dan siang hari, pada malam hari Ny.T sesekali
memakan buah.
b. Upaya penerapan pola gizi seimbang

Tabel 3. Food Recall pada Tanggal 23 April 2019


Karbo
Kalori Protein (gr)
Lemak
Waktu Makanan hidrat (gr)
(kkal) (gr)
25 April 2017

8
Pagi 1 porsi nasi uduk (160gr) 260 32,84 4,07 12,5

Snack pagi 2 potong tempe 68 3,58 4 4,56


goreng tepung
3 potong tahu goreng 77 2,97 4,87 5,72
tepung
Siang 1 porsi nasi putih 135 29,3 2,7 0,29
1 potong Ayam 211 7,49 16,03 12,58
tumis kangkung 25 5 4 5
minyak kelapa 1 sdm 90 10
Snack sore 1 porsi indomie 380 54 8 14
goreng
Malam Buah pepaya 55 13,73 0,85 0,2
Total 1301 148,91 52,52 64,85

Tabel 4. Food Recall pada Tanggal 24 April 2019

Waktu Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak


(kkal) (gr) (gr) (gr)
26 April 2017
Pagi 1 porsi nasi uduk (160gr) 260 32,84 4,07 12,5

Snack pagi 2 potong tempe 68 3,58 4 4,56


goreng tepung
3 potong tahu goreng 77 2,97 4,87 5,72
tepung
Siang 1 porsi nasi putih 135 29,3 2,7 0,29
1 potong ikan goreng 200 2,38 20,59 11,41
1 porsi sayur bening 37 3,39 2,69 2,07
Total 777 74,46 38,92 36,61

9
Tabel 5. Food Recall pada Tanggal 25 April 2019

Kalori Karbohidrat Protein Lemak


Waktu Makanan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
27 April 2017
Pagi 1 porsi nasi putih 135 29,3 2,7 0,29
1 porsi tempe orek 165 2 6 3,5
Siang 1 porsi bakso 218 8,18 13,4 14,22
2 potong tempe goreng 68 3,58 4 4,56
tepung
Snack sore 1 porsi indomie 380 54 8 14
goreng
Malam Buah pepaya 55 13,73 0,85 0,2
Total 1021 110,79 34,95 36,77

Keterangan: Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi oleh Ny.T adalah 1033
kalori. Dengan rata-rata asupan karbohidrat 111,38 gr, protein 42,12gr, dan lemak
138,23 gr.

Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca

Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidak nya
stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat dipakai indeks masa
tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi Ny.T berdasarkan rumus brocca : berusia 25 tahun,
mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat badan 86 kg, dalam kesehariannya
melakukan aktivitas sedang.
Menghitung berat badan ideal menurut rumus Broca Perhitungan Berat
Badan Ideal Ny. T= (TB-100)-([TB-100] x 10%)
= (165-100)-([165-100] x 10%)

= 66– 6,5 = 58, 5

Menghitung Index Massa Tubuh menurut WHO IMT = BB (kg) :

TB (m)2

10
= 86: 1.652 = 31.6

Estimasi Kebutuhan Energi Basal Ny. T

= BB ideal x 25 kalori/kg = 56.5 x 25 =1412,5 kkal

Interpretasi terhadap food recall pasien:Dari tabel diatas, dapat


disimpulkan bahwa Ny.T mendapat rata-rata total kalori per hari masih dibawah
energi/kalori total yang dibutuhkan.

Kesan : Jumlah kalori belum sesuai dengan kebutuhan kalori harian, rendah
karbohidrat, rendah protein, dan tinggi lemak. Makanan yang dihidangkan juga
belum bervariasi.

5. Pola dukungan keluarga

a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga

 Ketika sakit Ny.T terkadang dianter oleh keluarganya untuk berobat


ke puskesmas johar baru. Namun, Ny.T lebih sering berobat sendiri
tanpa dianter oleh anggota keluarganya.
 Anak-anak Ny.T selalu mengingatkan NY. T untuk kontrol
kesehatannya di puskesmas ketika Ny.T jatuh sakit.
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga

 Ny. T sering ditinggal sendiri di rumah nya karena seluruh anaknya


sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas luar rumah dari pagi hingga
sore hari. Sehingga, ketika jatuh sakit tidak ada yang dapat
menemani Ny.T di rumah.
 Ketika sakit tidak ada yang dapat membantunya membersihkan
rumah, sehingga rumah terlihat berantakan dan kurang terawatt
ketika Ny.T sakit.

11
B. Genogram
1. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan keturunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pernikahan Ny.
T dan suami mempunyai 1 orang anak.
b. Fungsi psikologis
Intensitas bertemu Ny. T dengan anaknya tergolong jarang. Karena
sibuk bekerja, dan suami pun bekerja dengan waktu yang tidak menentu
sehingga hanya bertemu pada malam hari sepulang mengojek
c. Fungsi sosial

Ny.T sering bersosialisasi dengan tetangga dekat rumahnya, sering


mengikuti arisan RT, dan pertemuan warga. dan Ny.T ksangat baik
interaksi dengan tetangga karena sering menghabiskan waktu di luar
rumah.
d. Fungsi ekonomi

Penghasilan keluarga ini terutama didapatkan dari gaji Tn.H. Gaji yang
didapatkan yang tidak menentu ditambah pengahasilan Ny. T per bulan
kurang lebih Rp. 800.000 tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari selama 1 bulan, sedangkan kebutuhan biaya berobat keluarga
Ny.T dapat di selesaikan oleh BPJS.
e. Fungsi pendidikan

Ny. T dan Tn. H hanya tamatan SMA

12
5. Family map

13
BAB II

DIAGNOSIS HOLISTIK

A. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal:

a. Alasan kedatangan: BAB cair sejak 3 hari SMRS

b. Harapan: Pasien berharap penyakitnya dapat sembuh dengan segera


c. Kekhawatiran: Sakitnya membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh
d. Anggapan: Pasien menganggap penyakitnya dapat disembuhkan dengan
berobat ke dokter.
2. Aspek klinik:

a. Diagnosis kerja: Gastroenteritis akut ec suspect bacterial

b. Dasar diagnosis: Didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.


3. Aspek risiko internal:
a. Pola makan: Pasien memiliki pola makan yang kurang bergizi dan tidak
seimbang yaitu rendah karbohidrat dan protein tetapi tinggi lemak.
b. Kebiasaan: Kebiasaan makan makanan tiggi lemak seperti goreng-
gorengan, kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan, dan kurangnya berolah raga.
4. Aspek psikososial keluarga:
Pasien dan anggota keluarga lainnya jarang bertemu, sehingga pasien
kurang inten mendapat perhatian dan perawatan ketika sakit dari anak-
anaknya. Namun, menurut pasien komunikasiantar keluarga cukup baik.
5. Aspek fungsional:
Menurut ICPC pasien termasuk derajat 3 yaitu terdapat beberapa kesulitan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari, hanya dapat melakukan pekerjaan
ringan dan masih dapat merawat diri.

14
B. Rencana Penatalaksanaan

Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek  Memberikan pengertian kepada pasien agar tidak Pasien Saat pasien  Pasien yakin bahwa sakitnya ini insyaAllah
Personal perlu khawatir terhadap sakitnya, karena setiap berobat ke akan sembuh
penyakit Allah pasti menyediakan obatnya. Puskesmas  Pasien mengetahui bahwa penyebab
 Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk dapat dan saat sakitnya juga disebabkan oleh pola hidup
sembuh, tidak hanya dengan meminum obat kunjungan ke tidak sehat
dokter saja tetapi juga dengan menerapkan pola rumah pasien
hidup sehat.
Aspek  Menjelaskan mengenai penyakit infeksi diare Pasien Saat pasien  Pasien memahami dan mengerti tentang
klinik akut, faktor-faktor yang dapat menyebabkan berobat ke penyakitnya dan menghindari faktor resiko
terjadinya diare dan cara pencegahannya. puskesmas yang dapat menyebabkan diare
 Memberikan obat berupa: dan saat  Mengurangi keluhan pasien sehingga pasien
kunjungan ke dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan
- Nifuroxazide 200mg(4x1)
rumah pasien dan mencegah timbulnya komplikasi

15
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik (lanjutan)

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan


- Loperamide 2 mg
diminum pertama kali dua tablet, kemudian diminum
satu tablet tiap kali BAB. Tidak boleh melebihi 8
tablet dalam sehari.
- Domperidone 10 mg diminum 3 x 1 tablet sebelum
makan
-Parasetamol 500 mg diminum 3 x 1 tablet
- Perbanyak minum air mineral 2L/hari untuk
mencegah dehidrasi.

Aspek  Menjelaskan menu gizi seimbang sesuai kebutuhan Pasien dan Saat pasien  Pasien dan keluarga mengkonsumsi makanan
risiko kalori pasien (terlampir) keluarga berobat ke dengan menu yang lebih sehat dan bergizi
internal Mengajarkan cara cuci tangan yang baik dan benar pasien. puskesmas sesuai kebutuhan kalori
dengan 6 langkah WHO dan menjelaskan waktu- dan saat  Pasien dan keluarga rajin mencuci tangan
waktu diharuskan mencuci tangan menggunakan kunjungan ke menggunakan sabun pada waktu waktu yang
sabun. rumah ditentukan.
pasien.

16
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan


 Menjelaskan kepada pasien pentingnya Kondisi tubuh pasien selalu fit
berolahraga rutin setidaknya 30 menit/ hari
Aspek  Menjelaskan kepada keluarga bahwa pasien Keluarga Saat pasien  Keluarga pasien lebih memperhatikan dan
psikososial membutuhkan perhatian dan perawatan lebih ketika pasien berobat ke memebrikan dukungan kepada pasien
keluarga sakit puskesmas
dan saat
kunjungan ke
rumah
pasien
Aspek  Menjelaskan kepada pasien agar beristirahat yang Pasien Saat pasien  Mencapai kondisi kesehatan yang optimal
fungsional cukup berobat ke dan agar dapat beraktivitas seperti biasa
puskesmas
 Menyarankan agar pasien tidak melakukan
dan saat
aktivitas yang membuatnya mudah lelah
kunjungan ke
 Meminum obat secara teratur rumah
pasien

17
C. Prognosis

1. Ad vitam: ad bonam

2. Ad Functionam : dubia ad bonam

3. Ad sanactionam: dubia ad malam

18
Lampiran I : Gizi Seimbang Sesuai Usia Dan Kalori

Pesan gizi seimbang untuk usia lanjut (Kementerian Kesehatan RI, 2014):

1. Menu gizi seimbang sesuai kebutuhan kalori pasien. Banyak makan sayuran
dan cukup buah-buahan. Secara umum sayur dan buah merupakan sumber
berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang
terkandung dalam sayur dan buah berperan sebagai antioksidan atau
penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayur, buah juga
menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa. Sayur
tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur.
Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti buah
alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan buah-buahan
salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang.
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan susu.
Kepadatan tulang usia lanjut mulai berkurang sehingga beresiko mengalami
pengeroposan tulang/osteoporosis. Selain itu sistim gigi geligi tidak sempurna
dan rapuh sehingga untuk mencegah kondisi yang lebihparah dianjurkan
untuk mengkonsumsi pangan sumber kalsium terutama dari ikan dan susu.
3. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium/garam.
Natrium merupakan elektrolit dalam tubuh yang mempunyai peran yang
sangat penting, namun apabila jumlah natrium dalam tubuh meningkat akan
mengakibatkan kondisi yang disebut hipernatriumia. Pada kondisi tersebut
akan terjadi ketidakseimbangan elektrolit di dalam dan di luar sel yang akan
mengakibatkan oedema/pembengkakkan pagian bagian tertentu tubuh. Oleh
karena itu, kelompok usia lanjut harus berusaha mempertahankan kondisi
natrium darah tetap normal dengan cara mengonsumsi air sesuai dengan
kebutuhan dan mengonsumsi makanan yang rendah natrium. Kadar natrium
yang tinggi akan memicu terjadinya hipertensi. (Contoh makanan tinggi
natrium terdapat di lampiran8).
4. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sistem hidrasi pada usia lanjut sudah
menurun sehingga kurang sensitif terhadap kekurangan maupun kelebihan
cairan. Akibat dehidrasi pada usia lanjut adalah demensia, mudah lupa,

19
kandungan Natrium darah menjadi naik sehingga berisiko terjadi hipertensi.
Sebaliknya bila kelebihan cairan akan meningkatkan beban jantung dan
ginjal.Oleh karena itu kelompok usia lanjut perluair minum yang cukup
(1500-1600ml/hari).
5. Tetap melakukan aktivitas fisik. Sel-sel otot pada usia muda mempunyai
kelenturan yang optimal dan mulai menurun pada usia lanjut. Kontraksi dan
relaksasi otot menjadi berkurang akibatnya usia lanjut sering mengalami
kekakuan otot. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas
fisik yang ringan, seperti berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan melakukan
olah raga ringan, seperti yoga, senam usia lanjut yang berfungsi membantu
kelenturan otot dan relaksasi otot. Aktivitas fisik yang dilakukan usia lanjut
akan menambah kesehatah jantung dan kebugaran tubuh.
6. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak. Banyak mengonsumsi makanan
berkadar gula, garam, lemak bagi kelompok usia lanjut meningkatkan risiko
terhadap timbulnya penyakit seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung,
kanker dan penyakit kencing manis (diabetes melitus). Usia lanjut berisiko
mengalami gout (tinggi asam urat) oleh karena itu, konsumsi pangan dengan
kandungan purin tinggi seperti jeroan dan emping melinjo agar dibatasi.

20
Tabel 7. Contoh Menu Sehari 1400 Kalori

Total
Penukar
makanan Karbohdirat Protein Lemak 1400
URT kalori
Waktu
Gram (gram) (gram) (gram)
Baha
Pagi Tempe 2ptg sdg 50 8 6 3 80
n
Nasi ¾ gelas 100 40 9 - 175

Telur 1 btr 55 - 7 2 50

Ikan asin 1 ptg 15 - 7 2 50

Minyak 2 sdt - - - 10 100


kelapa

Selingan Jus alpukat 1 gelas 50 29 - - 137

Siang Nasi ¾ gls 100 40 9 - 175

Ayam 1 ptng 40 - 7 2 50

Sayuran 1 gls 100 5 1 - 25

Pisang 2 ptng 90 20 - - 100

Minyak 3 sdt - - - 15 150


kelapa

21
Tabel 7. Contoh Menu Sehari 1400 Kalori (lanjutan)

Penukar Total
URT kalori
Bahan Gram
Waktu
makanan Karbohdirat Protein Lemak 1400

(gram) (gram) (gram)

Selingan Papaya 2 ptg 200 20 - - 100

Malam Nasi ¾ gelas 100 40 9 - 175

Tahu 2 ptg 100 8 6 3 80

Sayuran 1 gls 100 5 1 - 25

Susu 1 gls 200 - 7 2 50

Keterangan :
• gls = gelas
• btr = butir
• ptg = potong
• sdg = sedang
• bh = buah
• sdt = sendok teh

22
Lampiran 3: Dokumentasi

23
24

Anda mungkin juga menyukai