KELOMPOK 5
Rizky febriansyah
1102011240
Pembimbing :
Dr. Erlina Wijayanti, MPH, DiplDK
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENYAKIT DIARE AKUT
PADA ORANG DEWAS YANG KURANG MENJAGA KEBERSIHAN
MAKAN MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
1
BAB I
IDENTITAS PASIEN
I. Berkas Pasien
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 16 Juli 1994
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Johar baru gg III / No 19
Suku Bangsa : Jawa
Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Johar baru
Tangga berobat : Rabu, 24 April 2019
B. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesa pada hari Rabu tanggal 24 April
2019 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan pada hari Jumat tanggal
26 April 2019 pukul 16.00 WIB di Rumah pasien.
1. Keluhan Utama :
BAB cair sejak 2 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Perut perih, dan mual
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan dewasa datang ke Puskesmas Kecamatan Johar
baru dengan keluhan BAB cair sebanyak 5 kali perhari sejak 2 hari yang lalu.
Buang air besar pertama kali sebanyak 3 kali sehari, tetapi kemudian frekuensi
menjadi semakin sering. Buang air besar dengan konsistensi cair bercampur
lendir, tetapi tidak disertai darah. Keluhan disertai dengan mual dan nyeri perut,
2
tetapi tidak muntah maupun demam. Pasien mengatakan keluhan bermula setelah
pasien mengonsumsi bakso rusuk dengan sambal yang banyak.
Pasien juga memiliki riwayat sakit maag yang keluhannya muncul apabila
pasien mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dan terlalu asam. Pada
pemeriksaan fisik tampak mukosa lidah tidak kering, turgor kulit baik, terdapat
nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat. Pasien didiagnosis diare akut
dengan gastritis.
Pasien menghawatirkan sakitnya ini membutuhkan pemulihan yang lama.
Pasien berharap dengan berobat kedokter sakitnya ini akan segera sembuh dan Ia
dapat kembali bekerja sehingga dapat membantu pemasukan keluarga. Selama
sakit ini pasien tetap rajin beribadah dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
6. Riwayat Berobat :
Pasien belum pernah berobat sebelumnya untuk sakitnya ini.
7. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi menengah ke bawah. Pasien tinggal
di rumah kontrakan bersama satu orang anaknya dan suaminya . Pasien bekerja
sebagai pelayan disebuah rumah makan . Suami pasien bekerja sebagai tukang
gojek.
Pasien dan keluarga mendapatkan biaya kehidupan sehari-hari dari hasil
kerjanya. Penghasilan pasien Rp.800.000,-/bulan dan suami memilik penghasilan
yang tidak menentu.
Penghasilan pasien Rp.300.000,-/bulan. Anak pertama pasien bekerja sebagai
pegawai swasta dengan penghasilan Rp2.400.000,-/bulan. Anak kedua pasien
telah menikah dan bekerja sebagai supir odong-odong keliling dengan
penghasilan Rp.100.000–200.000,-/bulan yang cukup digunakan untuk
kebutuhannya dan istri. Menantu pasien, yang mana merupakan istri dari anak
keduanya, bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan tidak diketahui
oleh pasien. Anak ketiga dan keempat pasien melanjutkan pendidikan ke
3
perguruan tinggi. Kedua nya bekerja sambil kuliah dengan penghasilan yang
masih kurang untuk kebutuhan sehari-hari keduanya, sehingga sesekali keduanya
masih meminta uang kepada kakak pertamanya.
1. Riwayat Kebiasaan :
B. PEMERIKSAAN FISIK
2. Vital Sign
b. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 37,9 °C
3. Status Gizi
a. Berat badan : 86 kg
kg/m²
4. Status Generalis
a. Kepala
a) Bentuk : Normocephal
4
anemis, sklera tidak ikterik ataupun hiperemis, cekung -/-.
c. Telinga : Normotia, tidak ada secret yang keluar.
o Auskultasi : suara napas vesikuler dikedua lapang paru, tidak ada rhonki
ataupun wheezing
JANTUNG
5
o Inspeksi : cembung, tidak tampak adanya massa, bekas luka,
ataupun pelebaran pembuluh darah
o Auskultasi : BU (+) meningkat
- Analisa feses
6
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah (lanjutan)
7
– Satu unit kipas angin
Ny. T memiliki kebiasaan makan 2x sehari, yaitu makan pagi dan siang,
sedangkan malam hari Ny. T sesekali makan buah-buahan.
a. Kebiasaan makan
8
Pagi 1 porsi nasi uduk (160gr) 260 32,84 4,07 12,5
9
Tabel 5. Food Recall pada Tanggal 25 April 2019
Keterangan: Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi oleh Ny.T adalah 1033
kalori. Dengan rata-rata asupan karbohidrat 111,38 gr, protein 42,12gr, dan lemak
138,23 gr.
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidak nya
stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat dipakai indeks masa
tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi Ny.T berdasarkan rumus brocca : berusia 25 tahun,
mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat badan 86 kg, dalam kesehariannya
melakukan aktivitas sedang.
Menghitung berat badan ideal menurut rumus Broca Perhitungan Berat
Badan Ideal Ny. T= (TB-100)-([TB-100] x 10%)
= (165-100)-([165-100] x 10%)
TB (m)2
10
= 86: 1.652 = 31.6
Kesan : Jumlah kalori belum sesuai dengan kebutuhan kalori harian, rendah
karbohidrat, rendah protein, dan tinggi lemak. Makanan yang dihidangkan juga
belum bervariasi.
11
B. Genogram
1. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan keturunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pernikahan Ny.
T dan suami mempunyai 1 orang anak.
b. Fungsi psikologis
Intensitas bertemu Ny. T dengan anaknya tergolong jarang. Karena
sibuk bekerja, dan suami pun bekerja dengan waktu yang tidak menentu
sehingga hanya bertemu pada malam hari sepulang mengojek
c. Fungsi sosial
Penghasilan keluarga ini terutama didapatkan dari gaji Tn.H. Gaji yang
didapatkan yang tidak menentu ditambah pengahasilan Ny. T per bulan
kurang lebih Rp. 800.000 tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari selama 1 bulan, sedangkan kebutuhan biaya berobat keluarga
Ny.T dapat di selesaikan oleh BPJS.
e. Fungsi pendidikan
12
5. Family map
13
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek personal:
14
B. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Memberikan pengertian kepada pasien agar tidak Pasien Saat pasien Pasien yakin bahwa sakitnya ini insyaAllah
Personal perlu khawatir terhadap sakitnya, karena setiap berobat ke akan sembuh
penyakit Allah pasti menyediakan obatnya. Puskesmas Pasien mengetahui bahwa penyebab
Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk dapat dan saat sakitnya juga disebabkan oleh pola hidup
sembuh, tidak hanya dengan meminum obat kunjungan ke tidak sehat
dokter saja tetapi juga dengan menerapkan pola rumah pasien
hidup sehat.
Aspek Menjelaskan mengenai penyakit infeksi diare Pasien Saat pasien Pasien memahami dan mengerti tentang
klinik akut, faktor-faktor yang dapat menyebabkan berobat ke penyakitnya dan menghindari faktor resiko
terjadinya diare dan cara pencegahannya. puskesmas yang dapat menyebabkan diare
Memberikan obat berupa: dan saat Mengurangi keluhan pasien sehingga pasien
kunjungan ke dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan
- Nifuroxazide 200mg(4x1)
rumah pasien dan mencegah timbulnya komplikasi
15
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik (lanjutan)
Aspek Menjelaskan menu gizi seimbang sesuai kebutuhan Pasien dan Saat pasien Pasien dan keluarga mengkonsumsi makanan
risiko kalori pasien (terlampir) keluarga berobat ke dengan menu yang lebih sehat dan bergizi
internal Mengajarkan cara cuci tangan yang baik dan benar pasien. puskesmas sesuai kebutuhan kalori
dengan 6 langkah WHO dan menjelaskan waktu- dan saat Pasien dan keluarga rajin mencuci tangan
waktu diharuskan mencuci tangan menggunakan kunjungan ke menggunakan sabun pada waktu waktu yang
sabun. rumah ditentukan.
pasien.
16
Tabel 6. Rencana penatalaksaan berdasarkan 5 aspek diagnosis holistik
17
C. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
18
Lampiran I : Gizi Seimbang Sesuai Usia Dan Kalori
Pesan gizi seimbang untuk usia lanjut (Kementerian Kesehatan RI, 2014):
1. Menu gizi seimbang sesuai kebutuhan kalori pasien. Banyak makan sayuran
dan cukup buah-buahan. Secara umum sayur dan buah merupakan sumber
berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang
terkandung dalam sayur dan buah berperan sebagai antioksidan atau
penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayur, buah juga
menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa. Sayur
tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur.
Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti buah
alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan buah-buahan
salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang.
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan susu.
Kepadatan tulang usia lanjut mulai berkurang sehingga beresiko mengalami
pengeroposan tulang/osteoporosis. Selain itu sistim gigi geligi tidak sempurna
dan rapuh sehingga untuk mencegah kondisi yang lebihparah dianjurkan
untuk mengkonsumsi pangan sumber kalsium terutama dari ikan dan susu.
3. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium/garam.
Natrium merupakan elektrolit dalam tubuh yang mempunyai peran yang
sangat penting, namun apabila jumlah natrium dalam tubuh meningkat akan
mengakibatkan kondisi yang disebut hipernatriumia. Pada kondisi tersebut
akan terjadi ketidakseimbangan elektrolit di dalam dan di luar sel yang akan
mengakibatkan oedema/pembengkakkan pagian bagian tertentu tubuh. Oleh
karena itu, kelompok usia lanjut harus berusaha mempertahankan kondisi
natrium darah tetap normal dengan cara mengonsumsi air sesuai dengan
kebutuhan dan mengonsumsi makanan yang rendah natrium. Kadar natrium
yang tinggi akan memicu terjadinya hipertensi. (Contoh makanan tinggi
natrium terdapat di lampiran8).
4. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sistem hidrasi pada usia lanjut sudah
menurun sehingga kurang sensitif terhadap kekurangan maupun kelebihan
cairan. Akibat dehidrasi pada usia lanjut adalah demensia, mudah lupa,
19
kandungan Natrium darah menjadi naik sehingga berisiko terjadi hipertensi.
Sebaliknya bila kelebihan cairan akan meningkatkan beban jantung dan
ginjal.Oleh karena itu kelompok usia lanjut perluair minum yang cukup
(1500-1600ml/hari).
5. Tetap melakukan aktivitas fisik. Sel-sel otot pada usia muda mempunyai
kelenturan yang optimal dan mulai menurun pada usia lanjut. Kontraksi dan
relaksasi otot menjadi berkurang akibatnya usia lanjut sering mengalami
kekakuan otot. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas
fisik yang ringan, seperti berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan melakukan
olah raga ringan, seperti yoga, senam usia lanjut yang berfungsi membantu
kelenturan otot dan relaksasi otot. Aktivitas fisik yang dilakukan usia lanjut
akan menambah kesehatah jantung dan kebugaran tubuh.
6. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak. Banyak mengonsumsi makanan
berkadar gula, garam, lemak bagi kelompok usia lanjut meningkatkan risiko
terhadap timbulnya penyakit seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung,
kanker dan penyakit kencing manis (diabetes melitus). Usia lanjut berisiko
mengalami gout (tinggi asam urat) oleh karena itu, konsumsi pangan dengan
kandungan purin tinggi seperti jeroan dan emping melinjo agar dibatasi.
20
Tabel 7. Contoh Menu Sehari 1400 Kalori
Total
Penukar
makanan Karbohdirat Protein Lemak 1400
URT kalori
Waktu
Gram (gram) (gram) (gram)
Baha
Pagi Tempe 2ptg sdg 50 8 6 3 80
n
Nasi ¾ gelas 100 40 9 - 175
Telur 1 btr 55 - 7 2 50
Ayam 1 ptng 40 - 7 2 50
21
Tabel 7. Contoh Menu Sehari 1400 Kalori (lanjutan)
Penukar Total
URT kalori
Bahan Gram
Waktu
makanan Karbohdirat Protein Lemak 1400
Keterangan :
• gls = gelas
• btr = butir
• ptg = potong
• sdg = sedang
• bh = buah
• sdt = sendok teh
22
Lampiran 3: Dokumentasi
23
24