Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA

TENTANG KOLOID

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK;
1. EMI EPIANA
2. HALIMATUSAKDIAH
3. NURMALA SARI
4. RATIH FALENTIN JALIP
5. TRI OKTAVIANI
KELAS: XI IPA

SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS


KECAMATAN REBANG TANGKAS
KABUPATN WAY KANAN
TAHUN 2014/2015

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Koloid Mata Pelajaran Kimia.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian makalah ini.. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan yang turut memberikan dukungan baik berupa materil maupun moril.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai
kekurangan dan kesilapan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang bersifat
membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi penulis untuk
kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya.

Rebang Tangkas, 04 Mei 2015


Penyusun

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1


A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
D. Manfaat Penulisan ..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3


1. Sistem Koloid dalam Pengelompokan Campuran ..........................................3
2. Macam-macam Koloid dan Pengelompokannya ..............................................4
3. Beberapa Macam Koloid dan Penggunaannya ................................................6
4. Sifat-Sifat Koloid ...............................................................................................7
5. Koagulasi ........................................................................................................ 10
6. Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari .............................................................15

BAB III PENUTUP ................................................................................................17


1. Kesimpulan ......................................................................................................17
2. Saran ..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup
berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar)
sebelum digunakan oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid,
dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini,
sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat,
tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita membuat
susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan air panas.
Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang beragam, es
krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu
merupakan contoh sistem koloid.
Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang
terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi
dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang
terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan
koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk
koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium
dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah juga
merupakan sistem koloid.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu koloid ?
2. Apa saja jenis-jenis koloid ?
3. Bagaimana penggunaan koloid ?
4. Apa saja sifat-sifat koloid ?
5. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan ?
6. Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari ?

3. Tujuan Penulisan
Menjelaskan apa itu koloid.

Menjelaskan macam-macam koloid.

Menjelaskan penggunaan koloid.

Menjelaskan sifat-sifat koloid.

1
Menjelaskan cara membuat koloid.

Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan.

Menjelaskan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.

4. Manfaat Penulisan
1. Agar dapat mengetahui dan memahami apa itu koloid.
2. Agar dapat mengetahui macam-macam koloid.
3. Agar dapat mengetahui penggunaan koloid.
4. Agar dapat mengetahui sifat-sifat koloid.
5. Agar dapat mengetahui cara membuat koloid.
6. Agar dapat mengetahui cara memurnikan koloid.
7. Agar dapat mengetahui contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran
koloid berkisar antara 1-100 nm. Contoh : mayones dan cat, mayones adalah
campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat
dan zat cair.

1. Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan Campuran


Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara
campuran homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Dengan kata lain, campuran
koloid merupakan bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen.
Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur
pembentuk campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran
itu tidak dibentuk oleh sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari
beberapa molekul. Namun karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan
molekul itu sulit dikenali lagi.
Untuk membedakan sistem koloid dengan sistem pemcapuran lainnya,
perhatikanlah tabel berikut!

LARUTAN KOLOID SUSPENSI


Terdiri atas satu fasa Terdiri atas satu fasa Terdiri atas dua fasa
Homogen Homogen Heterogen
Jernih Keruh Keruh
Tidak memisah jika Tidak memisah jika
Memisah jika didiamkan
didiamkan didiamkan
Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring
Dapat diamati dengan Dapat diamati dengan
Tidak dapat diamati
mikroskop ultra mikroskop biasa
- -7 -
Diameter partikel < 10 Diameter partikel 10 - 10
7 5
Diameter partikel > 10-5cm.
cm. cm.
Penulisan A (aq) Penulisan A (s) Penulisan A (s)

2. Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya

3
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase
dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat
pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu
koloid sol, emulsi, dan buih.
1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas
beberapa jenis
1. KOLOID SOL
Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sol padat (padat-padat)
Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
padat. Contoh: logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.
b. Sol cair (padat-cair)
Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair.
Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair. Contoh:
cat, tinta, dan kanji.
c. Sol gas (padat-gas)
Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat
fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh:
asap dan debu.
2. KOLOID EMULSI
Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:
a. Emulsi padat (cair-padat)
Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh:
mentega, keju, jeli, dan mutiara.
b. Emulsi cair (cair-cair)
Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
cair. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh: susu,
minyak ikan, dan santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair-gas)
Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat
fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh:
obat-obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.
3. KOLOID BUIH

4
Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:
a. Buih padat (gas-padat)
Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal
ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa jok dan
batu apung.
b. Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair.
Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih
soda, dan krim kocok
Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan,
yakni seperti dalam tabel berikut.

Fase
No Fase Terdispersi Nama Koloid Contoh
Pendispersi

buih sabun, shampoo, krim


1 Gas cair buih, deterjen
kocok

2 Gas padat busa padat karet busa, batu apung

3 cair gas aerosol cair kabut

susu, santan, minyak ikan, es


4 cair cair emulsi
krim

5 cair padat emulsi padat mutiara, jeli, keju

6 padat gas aerosol padat asap

7 padat cair sol cat, tinta, larutan agar-agar

sol padat,
8 padat padat kaca berwarna, campuran
logam

3. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya


Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan
sebagainya. Beberapa macam koloid tersebut antara lain :

5
1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Aerosol yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara.
Dalam industri modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi
dalam bentuk aerosol, dan sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya
antara lain adalah hair spray, deodorant dan obat nyamuk.
2. Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan.
Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita
mengenal dua macam sol;
a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan,
sehingga terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya
“cinta cairan” (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah
padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin. Ciri-ciri sol liofil :
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium

terdispersinya
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan

Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses

solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi


di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling
bergabung
Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi

Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit

Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi,

kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium


pendispersinya.
Memberikan efek Tyndall yang lemah

Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali

b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan.


Liofib artinya “takut cairan” (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol
sulfida dan sol logam. Ciri-cirinya :
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium

pendisperinya
Memiliki muatan positif atau negative

6
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan

partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik


Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi

Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan

Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi

sol
Memberikan efek Tyndall yang jelas

Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel

Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing
disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid hidrofil
adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah
sol-sol sulfide dan sol-sol logam.

3. Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi
sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus
ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air,
dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam air
banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi
minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.

4. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena
itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan
system koloid dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari – hari dapat diamati
dari langit yang tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye.
Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na 2Cr2O7, maka sinar
dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati hal ini
dapat dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji memiliki
partikel-partikel koloid relatif besar untuk dapat menhamburkan sinar dan sebaliknya
Na2Cr2O7 memiliki partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
sedikit kecil dan sulit diamati.

2. Gerak Brown

7
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika
pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-
menerus dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown
(1773-1858), seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati
butiran sari tumbuhan pada permukaan air dengan mikroskop. Partikel koloid dalam
medium pendispersinya disebut gerak brown. Gerak brown dapat diuraikan sebagai
berikut: Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat
acak seperti pada zat cair dan gas. Sistem koloid dengan medium pendipersi zat cair
atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung
dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang.
Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak
brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar
ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin
besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid,
maka gerak Brown semakin lambat.

3. Adsorpsi koloid
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair
atau gas akan terakumulasi. Fenomena disebut adsorpsi. Jadi adsorpsi terkait
dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki
kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya
adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karenna partikelnya memberikan sesuatu
permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti
penjernihan air.

4. Muatan koloid sol


Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid
memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak
antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan
kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral.

a. Sumber muatan koloid sol


Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses
adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikelnya.
- Proses adsorpsi

8
Partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase pendispersinya.
Jenis muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan. Partikel sol Fel
(OH)3 kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendisperinya sehingga
bermuatan positif, sedangkal partikel sol As 2S3 mengadsorpsi anion dari medium
pendispersinya sehingga bermuatan negatif. Sol AgCI dalam medium pendispersi
dengan kation Ag+ berlebihan akan mengadsorpsi Ag+ sehingga bermuatan positif.
Jika anion CI- berlebih, maka sol AgCI akan mengadsorpsi ion CI - sehingga
bermuatan positif.
- Proses ionisasi gugus permukaan partikel
Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-gugus yang
ada pada permukaan partikel koloid.

A Koloid protein
Koloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-
COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan
pada molekul protein.

Pada ph rendah , gugus basa –NH2 akan menerima proton dan membentuk gugus –
NH3. Ph tinggi, gugus –COOH akan mendonorkan proton dan membentuk gugus –
COO-. Pada pH intermediet partikel protein bermuatan netral karena muatan –
NH3+ dan COO- saling meniadakan.

A Koloid sabun dan deterjen


Pada konsentrasi relatif pekat, molekul ini dapat bergabung membentuk partikel
berukuran koloid yang disebut misel. Zat yang molejulnya bergabung secara spontan
dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel berukuran koloid disebut
koloid terasosiasi.

Sabun adalah garam karboksilat dengan rumus R-COO-Na +.


Anion R-COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non pola. Gugus R- atau ekor non-
polar tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat.

b. Kestabilan koloid
Muatan partikel koloid adalah sejenis cenderung karena sering tolak-monolak.

c. Lapisan bermutar ganda


Permukaan partikel Koloid mendapat muatan bahwa partikel-partikel. lapisan
bermuatan listrik ini selanjutnya akan menarik ion-ion dengan

9
Permukaan lapisan ganda ini mengikuti model Helmoslzt. Sekarang model yang
lebih akurat adalah :
Lapisan padat : koloid menarik ion-ion dengan muatan yang berlawanan.
Lapisandifusi : merupakan lapisan dimana muatan berlawanan dari medium
pendispersi difusi.

d. Elektroforesis
Partikel koloid sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalm medan
listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektrofesis.
Femonema elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan partikel
koloid.

5. Koagulasi
Partikel-partikel koloid yang bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis.
Apabila muatan listrik itu hilang , maka partikel koloid tersebut akan bergabung
membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya
disebut Koagulasi. Koagulasi biasa digunakan untuk perebusan telur, pembuatan
yoghurt, tahu, lateks, penjernihan air sungai, pembentukan delta, dan pengolahan
asap atau debu. Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid ini dapat dilakukan
empat cara yaitu :
a. Menggunakan prinsip elektroforesis
Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke
electrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel mencapai electrode, maka
partikel akan kehilangan muatannya.
b. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan
Sistem koloid bermuatan positif dicampur dengan sistem koloid lain yang
bermuatan negatif, kedua koloid tersebut akan saling mengadsorpsi menjadi
netral maka terbentuk kogulasi.
c. Penambahan elektrolit
Elektrolit ditambahkan kedalam sistem koloid maka partikel koloid yang
bermuatan negatif akan menarik ion positif dari elektrolit. Partikel koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif dari elektrolit. Menyebabkan partikel
koloid tersebut dikelilingi lapisan kedua yang memiliki muatan berlawanan.
d. Pendidihan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-
partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Menyebabkan
lepasnya elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.

10
6. Koloid pelindung
Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu cara
pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam
pembuatan iystem koloid sol, yaitu:
- Metode kondensasi yang merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil
larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
- Metode dispersi yang merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar
sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.

5. Pembuatan Koloid Sol


Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena
itu cara pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam
pembuatan sistem koloid sol, yaitu:
- Metode kondensasi yang merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil
larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
- Metode dispersi yang merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar
sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.

1. Metode kondensasi
Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara
kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggatian pelarut.
Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan (atom,
ion, atau molekul) menjadi pertikel-partikel berukuran koloid.

a. Reaksi dekomposisi rangkap


Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H 2S dengan perlahan-lahan melalui
larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As 2S3 yang berwarna kuning terang:
As2O3 (aq) + 3H2S(g) → As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S 2)
- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO 3 encer dan larutan HCl
encer: AgNO3 (ag) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

b. Reaksi hidrolisis

11
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya:
- Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl 3 dengan memanaskan
larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H +)
- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) → Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

c. Reaksi reduksi-oksidasi (redoks)


Misalnya:
- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan
melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;
2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan
mengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) →3S(s) + 2H2O(l)

d. Penggatian pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi
yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya:
- untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu
dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol
tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga
belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan
kelarutan belerang dalam air.
- Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol
maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.

2. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid
yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam
metode ini, yaitu:
a. Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses
penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang
digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan
dalam:

12
- industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.

Sistem kerja alat penggilingan koloid:


Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan. Partikel-partikel
yang kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja tersebut. Kemudian,
terbentuklah partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam
medium pendispersinya untuk membentuk sistem koloid. Contoh kolid yang dibuat
adalah; pelumas, tinta cetak, dsb.

b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau
dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat
pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya
yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.

Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H 2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
- Sol Fe(OH)3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk
dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH)3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan
positif
- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem
kolid. Contohnya; gelatin dalam air.

c. Cara Busur Bredig


Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag,
Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid
akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam
medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling
berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang
timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi
dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa
pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap
logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.

13
d. cara ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama berfungsi dalam
pembuatan sol logam. Kalau busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan tinggi,
maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi berfrekuensi sangat tinggi, yaitu di
atas 20.000 Hz.

6. Pemurnian Koloid Sol


Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu
pembuatan suatu sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau
dimurnikan guna menjaga kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang
dapat digunakan, yaitu:

1. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang
menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput
semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul – molekul kecil melalui selaput
semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid biasanya bercampur dengan ion-ion
pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion
penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke dalam kertas/membran
semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena
diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu akan
merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan
tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan
dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat
semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana
seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.

2. Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik.
Cara kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang
menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam
sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan
berlawanan. Adanya pengaruh medanlistrik akanmempercepat proses pemurnian
sistem koloid.

14
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut
elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3. Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori
kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila
kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-
pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut
penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi
tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel
koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan
berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.

7. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Sifat karakteristik kolid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-
zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk
produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita
jumpai dalam industri (aplikasi koloid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain
industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dsalam kehidupan kita sehari-
hari, contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, dsb;
Penggumpalan darah

Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika terdapat


luka kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu
menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein danmembnatu penggumpalan
darah.
Pembentukan delta di muara sungai

Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na +, Mg+2, dan Ca+2 yang
bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut
akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan
membentuk suatu delta.
Pengambilan endapan pengotor

Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali
mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan
pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang
bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.

15
Pemutihan gula

Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem
koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan
mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat
diputihkan.
Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu,
untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar
partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara
menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan
terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH) 3 yang bermuatan positif melalui
reaksi: Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ . Setelah itu, Al(OH)3menghilangkan muatan-
muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada
lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga
mengendap karena pengaruh gravitasi.

16
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana

partikel-partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran

homogen (larutan) dan heterogen (suspensi).


Sistem koloid terdiri atas dua fase yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase

pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi.
Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Sifat-sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid,muatan koloid

sol, koagulasi, dan koloid pelindung.


Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan memperbesar partikel

larutan atau memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode dasar dalam
pembuatan sistem koloid sol, yaitu:
- Metode kondensasi
- Metode dispersi
Untuk pertikel-partikel yang mngganggu pembuatan sistem koloid, digunakan

metode pemurnian yaitu: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.

2. Saran
Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita harus tetap
berpegang teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya akan kita lakukan tidak
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat sertabtidak merugikan pihak
lain. Dengan begitu semua pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita
lakukan.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Tega%20rQ/index.html

http://www.google.co.id/search?q=gambar

http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-

GB
%3Aofficial&sout=0&biw=1024&bih=536&tbm=isch&sa=1&q=krim+kocok&oq=krim+k
ocok&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...369556.3407243.0.3408000.17.13.0.0.0.0.0.0..0
.0...0.0.sOO9cxadL_s
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

http://sistemkoloid.tripod.com/kegunaan.htm

http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid

http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas_x/koloid/.

http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7578/

Koloid.pdf
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Citra060150/index.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta :Yudhistira

Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

Theory and Application of Chemistry 2 for Grade XI Senior high school and islamic

senior high school. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

18

Anda mungkin juga menyukai