Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Stase Gadar Kritis pada Program Profesi
Ners Angkatan XXXVI
Disusun oleh :
AFIFA RACHMANI
220112180052
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
Nama Mahasiswa : Afifa Rachmani
Tanggal Pengkajian : 14 Mei 2019
I. Data Anamnesa
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. F
2. Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 17 Mei 1960
3. Umur : 59 tahun
4. Nomor Medrek : 0001763126
5. Alamat : Jl. Muarasari V H4 RT 05/11, Kel. Kebonlega,
Bojongloa Kidul- Kota Bandung
6. Pendidikan : SLTA
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Status Pernikahan : Menikah
9. Agama : Islam
10. Suku : Jawa
11. Diagnosa Medis : Post Syok Hemoragik
II. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Tidak dapat terkaji
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pasien dirawat di ruang GICU 2 dengan
kesadaran kompos mentis dan nilai GCS E4M6VT. Namun, pasien sulit untuk di kaji
karena pasien menggunakan ventilator dengan mode PS : 5 dengan PEEP : 5, FiO2 :
50 %, Aktual RR 12x/menit, Vt 690 mL dan terpasang ETT dengan
diameter/kedalaman : 7,5/22. Pasien juga terpasang 2 Line Infus di kaki kanan dan tangan
kiri menggunakan cairan RL sebanyak 20 tetes/menit. Terdapat luka amputasi pada tangan
kanan bagian humerus pasien dengan diameter ± 10 cm, produksi cairan luka (+), warna
luka merah di pinggiran luka. Observasi hemodinamik dilakukan setiap satu jam,
perawatan luka dilakukan 1 kali/2 hari dan ADL pasien ketergantungan total.
Anak pasien mengatakan bahwa sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengalami kecelakaan motor diakibatkan karena pasien pusing dan pandangannya
buram ketika mengendarai motor, sehingga pasien kehilangan keseimbangan dan
menabrak trotoar dan pasien terjatuh ke sisi jalan, lengan kanan pasien tergilas oleh
mobil tronton yang melintas. Setelah kejadian tersebut pasien di bawa ke RS. Sartika
Asih dan kemudian di rujuk ke RSHS untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak pasien mengatakan bahwa sebelum pasien di rawat di RS, pasien sudah
memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 20 tahun yang lalu. Namun, pasien
terkadang tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak pasien mengatakan bahwa penyakit hipertensi yang di derita oleh pasien
merupakan penyakit keturunan karena ibu, bapak, kakak, dan adik pasien juga
memiliki riwayat penyakit hipertensi.
e. Riwayat Psikososial Spiritual
1. Psikososial
Pada saat dilakukan pengkajian pasien tampak lebih sering diam dan
melamun. Anak pasien mengatakan bahwa istri pasien lebih sering melamun dan
menangis setelah pasien mengalami kecelakaan dan dilakukan amputasi. Namun,
istri pasien tetap berusaha senyum dan tetap memberikan motivasi kepada pasien
ketika menjenguk pasien. Anak dan keluarga pasien yang lainnya sudah dapat
menerima kondisi pasien saat ini. Keluarga selalu memberikan motivasi dan
dukungan penuh kepada pasien dengan bergantian mengunjungi dan mendoakan
pasien saat jam besuk.
2. Spiritual
Pasien beragama katolik. Salah satu upaya keluarga untuk meningkatkan
spiritual pasien yaitu dengan mendoakan pasien,dan mengajak pasien berdoa
bersama saat ketika membesuk pasien, serta mendengarkan lagu rohani.
f. Riwayat ADL
5. Mobilisasi
Duduk Bisa duduk. Klien belum bisa duduk
Berjalan Bisa berjalan. Klien belum bisa berjalan
Berpindah Bisa berpindah. Klien belum bisa berpindah
6. Ambulasi
Miring Kanan Bisa miring kanan Dibantu oleh perawat.
Miring Kiri Bisa miring kiri Dibantu oleh perawat.
Bergeser Bisa bergeser Dibantu oleh perawat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Kompos Mentis dengan nilai GCS E4M6VT
c. Tanda-tanda vital
7 8 9 10 11 12 13 14
11 10 10 10 10 15 10
HR 102
6 8 0 5 2 0 9
RR 14 13 12 10 12 12 25 10
37, 37, 36, 36, 36, 37, 36,
SUHU 36,8
0 2 6 8 5 7 9
TEKANAN 16 15 15 15 15 15 15
150
SISTOLIK 0 0 5 0 5 0 3
TEKANAN 10
78 91 95 86 86 89 86
DIASTOLIK 0
GAMBARAN
ST ST SR ST ST ST ST ST
EKG
96 97 97 97 96 97 95 97
SPO2
% % % % % % % %
Rata – rata tanda – tanda vital pasien selama 8 jam (Tanggal 14 Mei
2019, pukul 07.00 WIB – pukul 14.00 WIB) :
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Inspeksi
Pasien tampak lemas, konjungtiva anemis, tidak ada peninggian JVP, tidak tampak
adanya ictus cordis, HR : 100 – 150 x/menit,
b. Auskultasi
Suara jantung S1 S2 murni regular, TD : 150/78 – 160/100 mmHg, tidak ada suara
murmur.
c. Palpasi
Tidak teraba adanya pembesaran jantung
d. Perkusi
Bunyi jantung dullness
3. Sistem Gastrointestinal
a. Inspeksi
Bibir kering, mulut dan mukosa kering, lidah bersih, terpasang NGT di hidung kanan,
tidak ada retensi cairan lambung, perut datar lembut
b. Auskultasi
bising usus 10x/menit
c. Palpasi
tidak teraba adanya pembesaran hati, lambung, dan organ lainnya di 4 kuadran.
d. Perkusi
Bunyi perut timpani di 4 kuadran
4. Sistem Urinaria
a. Inpeksi
Nafas tidak bau ammonia, tidak ascites, tidak ada darah dalam urin. Warna urine kuning
jernih, keluaran urin 100-150 cc/jam, skrotum membesar, klien terpasang DC no 18
tanggal pemasangan 11-05-2019.
b. Palpasi
tidak teraba pembesaran ginjal
c. Perkusi
nyeri ketuk pada bagian CVA sulit dikaji
5. Sistem Neurologi
Kesadaran compos mentis GCS E4M6VT
Nervus I : Fungsi penghiduan/ penciuman tidak dapat dikaji
Nervus II : Ketajaman penglihatan dan lapang pandang baik
Nervus III : Pupil bereaksi terhadap cahaya (+).
Nervus IV : Pergerakan bola mata normal dan pasien dapat
mengikuti perintah
Nervus V : Motorik baik, sensorik baik, rangsang
trigeminal masseter normal dan kornea baik.
Nervus VI : Mata bisa mengikuti gerakan jari
Nervus VII : Tidak dapat dikaji karena pasien terpasang ETT dan ventilator
Nervus VIII : Fungsi pendengaran baik
Nervus IX : fungsi menelan dan pengecapan baik, serta terdapat pengeluaran saliva
Nervus X : Refleks tersedak/ muntah (+)
Nervus XI : Pergerakan leher tidak dapat dikaji
Nervus XII : Pergerakan lidah tidak dapat dikaji
6. Sistem Endokrin
a. Inspeksi
tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada kemerahan
b. Auskultasi
-
c. Palpasi
tidak teraba adanya pembesaran tiroid
d. Perkusi
-
7. Sistem Integumen
a. Inspeksi
penyebaran rambut merata, tidak ada ketombe dan lesi pada kulit kepala, terdapat lesi pada
kulit dada kanan dan telapak kaki kiri, terdapat luka amputasi pada tangan kanan, tidak
terdapat hiperpigmentasi, turgor kulit < 3 detik, CRT < 2 detik, tidak terdapat clubbing
finger, tidak terdapat sianosis pada kuku. Terdapat jejas pada costa ke3 - 6 thorax kanan.
b. Auskultasi
-
c. Palpasi
terdapat nyeri tekan pada area luka amputasi, luka costa ke 3 -6, dan luka pada telapak kaki
kanan.
d. Perkusi
-
8. Sistem Muskuloskeletal
a. Inpeksi
- Terdapat jejas pada costa ke3 - 6 thorax kanan.
- Ekstremitas Atas: terdapat luka amputasi pada tangan kanan ( Post op Trasmural, trans
humerus amputation) luka dibalut perban gulung terpasang drain dari lengan produksi +
merah kehitaman produksi 100cc. tangan kiri terpasang IV line cairan RL. Pergerakkan
bebas.
- Ektremitas Bawah:. Tidak tampak perubahan bentuk, jari kaki lengkap, kekuatan otot 5/5,
terdapat luka dan bulae di kaki kanan dibawah pergelangan kaki sampai dengan telapak kaki.
b. Palpasi
terdapat nyeri tekan pada area luka amputasi, luka costa ke 3 -6, dan luka pada telapak kaki
kanan.
c. Auskultasi
-
d. Perkusi
-
C. Pengkajian Resiko
1. Skrining Resiko Jatuh (Morse Falls Scale)
No Risiko Nilai Skor
1 Riwayat jatuh yang baru atau dalam Tidak 0 25
bulan terakhir Ya 25
2 Diagnosis Medis-Sekunder >1 Tidak 0 15
Ya 15
3 Alat bantu jalan : 0
Bed rest/ dibantu perawat 0
Penopang, tongkat/walker 15
Furnitur 30
4 Memakai terapi heparin lock/IV Tidak 0 20
Ya 20
5 Cara berjalan/berpindah 0
Normal/bed rest/imobilisasi 0
Lemah 10
Terganggu 20
6 Status Mental 0
Orientasi sesuai kemampuan diri 0
Lupa keterbatasan diri 15
Total skor 60
Pasien tidak berisiko (0-24)/ risiko rendah-sedang (25-45)/risiko
tinggi (>45)
Hasil : Pasien beresiko tinggi
1 2 3 4 Sko
r
Perseps Keterba Sangat Keterba Tidak 1
i tasan terbatas tasan ada
sensori penuh ringan keterbat
asan
Kelemb Lemba Sangat Kadang Tidak 3
aban b terus lembab -kadang ada
meneru lembab lembab
s
Aktivit Di Diatas Kadang Sering 1
as tempat kursi -kadang berjalan
tidur berjalan
Mobilis Tidak Pergera Keterba Tidak 1
asi dapat kan tasan ada
bergera sangat ringan keterbat
k terbatas asan
Status Sangat Tidak Adekua Baik 3
Nutrisi buruk adekuat t sekali
Friksi/ Bermas Potensi Tidak 2
Geseka alah bermas ada
n alah masala
h
TOTAL SKOR 11
D. PENGKAJIAN TAMBAHAN
1. Skrining Nutrisi
Mandiri Ketergantungan
(1 poin) (Poin 0)
Aktivitas Skor
Tidak perlu supervise, arahan atau bantuan Memerlukan supervise, arahan, bantuan personal
personal atau asuhan penuh
Mandi □ Mandiri secara penuh □ Perlu bantuan mandi pada lebih dari 1 bagian tubuh
□ Memerlukan bantuan hanya pada satu □ Bantuan saat masuk dan keluar kamar mandi atau
0
bagian tubuh misal : punggung, area shower
genital atau ekstremitas yang terkena □ Mandi dilakukan oleh orang lain
Memakai □ Dapat mengambil pakaian dari lemari □ Perlu bantuan memakai baju sendiri
Baju baju dan laci □ Perlu bantuan dipakaikan baju secara komplit
□ Memakai baju dan pakaian lain secara 0
lengkap
□ Memerlukan bantuan mengikat tali sepatu
Toileting □ Dapat pergi ke kamar kecil □ Perlu bantuan penuh untuk berpindah ke toilet
□ Dapat naik dan turun dari toilet □ Dapat membersihkan diri
□ Dapat merapikan baju □ Memerlukan pispot atau popok 0
□ Dapat membersihkan area genital tanpa
dibantu
Berpindah □ Dapat berpindah dari dan ke tempat tidur □ Memerlukan bantuan berpindah dari tempat tidur
tempat atau kursi tanpa bantuan atau kursi 0
□ Memerlukan bantuan berpindah secara penuh
Kontinensia □ Dapat mengendalikan dan menahan rasa □ Inkontinensia BAK atau BAB sebagian atau total
ingin buang air kecil (BAK) dan buang 0
air besar (BAB)
Makan □ Dapat mengambil makanan dari piring ke □ Memerlukan bantuan sebagian atau total
mulut tanpa bantuan □ Memerlukan metode parenteral
0
□ Persiapan makan dapat dilakukan oleh
orang lain
Total skor 0
Keterangan :
Tidak ada nyeri : 0
Nyeri ringan : 1
Nyeri sedang 2
Nyeri berat : > 3
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Tanggal : 14 Mei 2019/ Pukul 05.25 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
HEMATOLOGI
Hematologi 14 parameter
Hemoglobin 7,3 14 - 17.4 g/dl Rendah
Hematokrit 20,4 41.5 – 50.4 % Rendah
Leukosit 13,74 4.4 – 6.0 /mm3 Tinggi
Eritrosit 2,41 4.50 - 11.0 juta/uL Rendah
Trombosit 106 150-450 ribu/uL Rendah
Index eritrosit
MCV 84,6 80-96 fL Normal
MCH 30,3 27,5-33,2 pg Normal
MCHC 35,8 33,4-35,5 % Tinggi
Glukosa sewaktu 208 <140 Mg/dl Tinggi
Analisa Gas Darah Arteri
pH 7, 479 7,35-7,45 Low
pCO2 32,1 35-45 mmHg High
pO2 146, 1 80-105 mmHg High
Status Asam Basa
4 Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Peningkatan HR,RR, dan TD dapat
berhubungan dengan gangguan tindakan keperawatan menggambarkan beban kerja jantung dan
mekanisme regulasi, ditandai selama 3x24 jam terjadi organ pernapasan yang meningkat disebabkan
dengan : perbaikan keseimbangan karna banyaknya cairan yang shift ke
DS: mekanisme regulasi interstisial.
- cairan dan elektrolit 2. Mengetahui keseimbangan jumlah cairan
DO: dengan Kriteria Hasil : 2. Observasi intake output cairan klien yang masuk dan yang keluar
TTV: TD ↓ : 77/31 1. Tanda-tanda vital 3. Perpindahan posisi dapat mengurangi edema
mmHg, HR↑ :117 x/menit dalam rentang 3. Bantu pasien merubah posisi edema setiap 2 jam pada bagian tubuh tertentu.
RR : 21 x/menit normal: sekali
(menggunakan ventilator Tekanan darah sistol 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan 4. Intake protein yang adekuat dapat
dengan setting mode >80 & < 140 mmHg, asupan protein meningkatkan pembentukan albumin yang
volume control, RR MAP 60-100 dapat menurunkan edema.
18x/menit, Vt 340 mL, mmHg,, HR< 5. Kolaborasi pemberian Furosemid 40 mg drip ) IV 5. Furosemid adalah obat golongan diuretik
PEEP 8 cmH2O, FiO2 100x/menit, > continue yang digunakan untuk membuang cairan atau
70%) 60x/menit, suhu garam berlebih didalam tubuh melalui urin
SaO2 ↓: 92 % 36,5-37,5◦C dan meredakan pembengkakan yang
Adanya edema di kedua 2. Edema berkurang disebabkan oleh gagal jantung,, penyakit hati,
ektremitas atas dan bawah 3. Hasil lab ginjal atau kondisi terkait
Pasien memiliki riwayat :Hematokrit, 6. Kasium glukonat atau calcium gluconate
penyakit DM tipe 1 sejak 9 Natrium, Kalium adalah obat yang digunakan untuk mencegah
tahun yang lalu Klorida, dan 6. Kolaborasi pemberian Ca gluconas 1 g IV atau mengobati kadar kalsium darah yang
Hasil lab : Kalsium ion rendah
Albumin ↓ 1,90 mengalami 7. Kalium Klorida merupakan supleen mineral
Hematokrit ↓ 29,9 % perbaikan berada dengan fungsi mengobati atau mencegah
Natrium ↑ 154 mEq/L atau mendekati 7. Kolaborasi Koreksi KCL 36 mEq dalam RL 500 jumlah kalium yang rendah dalam darah.
Kalium ↓ 2,8 mEq/L rentang normal cc/4jam IV Kalium merupakan zat penting untuk
Klorida ↑ 121 mEq/L 4. Albumin mengalami kontraksi jantung
Kalsium ion ↑ 3,73mEq peningkatan 8. Albumin yang meningkat dapat menurunkan
tekanan onkotik sehigga cairan kembali ke
8. Kolaborasi pemberian albumin intrasel dan dapat mengurangi edema
5 Ketidakstabilan kadar gula Setelah dilakukan 1. Kolaborasi pemberian Insulin Novorapid 1. Novorapid insulin merupakan obat yang
darah berhubungan dengan tindakan keperawatan Fkexpen 100 U/cc diambil 50 unit dimasukan digunakan untuk mengurangi tingkat gula
gangguan endokrin sekunder selama 3x24 jam kadar kedalam NaCl 50 cc (1 unit/jam) IV continue darah tinggi, bekerja dengan memperbaiki
terhadap diabetes mellitus type gula darah stabil, dengan 2. Monitoring nilai GDS setiap jam produk insulin dalam tubuh.
I, ditandai dengan : Kriteria Hasil :
DS: 1. GDS pasien dalam 2. Dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah
- rentang normal < pasien secara berkesinambungan
DO: 140 mg/dl
Pasien menderita DM tipe
1 sejak 9 tahun yang lalu
Nilai glukosa sewaktu
pasien ↑: 159 mg/dl
terdapat perubahan warna
mata tampak keabu-abuan
pada 1/5 bagian iris mata
kanan,
6 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan
DS: keperawatan selama 3x A. Bantuan Perawatan diri: Mandi/kebersihan
- 24 jam, perawatan diri 1. Tentukan jumlah dan tipe bantuan yang 1. Dapat menentukan sejauh mana bantuan
DO: pasien terpenuhi dengan pasien perlukan perawatan diri diberikan
Pasien mengalami kriteria hasil: 2. Bantu pasien memenuhi kebutuhan mandi 2. Menyeka bagian tubuh dapat membersihkan
penurunan kesadaran 1. Kebutuhan ADL dengan diSeka setiap pagi dari kotoran, membuat kulit menjadi lembab
Status fungsional pasien pasien terpenuhi dan meningkatkan kenyamanan pasien
ketergantungan total 3. Bantu pasien melakukan oral hygiene 3. Gigi yang bersih dapat meningkatkan
Gigi pasien nampak kenyamanan pasien dan mencegah terjadinya
kuning,kotor infeksi akibat penumpukan bakteri di mulut
Rambut tampak berminyak 4. Fasilitasi/ bantu pasien untuk memotong 4. Kuku yang pendek dan bersih dapat mencegah
kuku panjang. & kotor kuku adanya tempat penumpukan kuman / bakteri
5. Fasilitasi/ bantu pasien untuk menyisir 5. Menyisir rambut dapat mengurangi lambut
rambutnya lempek berantakan dan dapat meningkatkan
kenyamanan pasien
6. Berikan bantuan sampai pasien benar-benar 6. Memberikan bantuan sampai pasien benar-
mampu melakukan perawatan diri secara benarmampudapatdilakukanuntuk
mandiri memastikan terpenuhinya kebutuhan perawatan
diri pasien.
7. Ajarkan pasien melakukan ROM aktif pada 7. ROM dilakukan untuk mencegah adanya
anggota gerak pasien ketegangan atau atrofi otot
7 kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1. Jaga agar kulit pasien tetap bersih dan kering 1.Kelembapan yang berlebih dapat
berhubungan dengan tirah keperawatan selama 3x meningkatkan risiko terjadinya invasi
baring lama, ditandai dengan 24 jam, kerusakan 2. Mobilisasi pasien (ubah posisi setiap 2jam mikroorganisme
DS: integritas kulit sekali) 2.Mobilisasi rutin dilakukan untuk melancarkan
- mengalami perbaikan sirkulasi daerah yang terkena tekanan
DO: dengan kriteria hasil: 3. Oleskan minyak zaitun, atau baby oil pada luka 3.Minyak zaitun mengandung antimikroba, dan
Pasien tirah baring ±10 hari tekan derajat 1 memiliki kandungan meningkatkan aliran
terdapat luka yang tertutup 1. Tidak ada tanda- darah dan mempercepat pertumbuhan
perban ukuran ±5 x10 cm tanda infeksi atau jaringan kulit baru
(ukuran, derajat dan nekrosis di area 4.Dapat mengetahui kondisi luka dan efektifitas
kondisi luka tidak terkaji) sekitar luka perawatan yang diberikan
di area sakrum, dan luka 2. Kondisi luka 4. Monitor area sekitar luka 5.Kontaminasi urin atau feses dapat
tekan derajat satu di are menunjukan meningkatkan terjadinya infeksi
punggung dan tumit kiri adanya proses 5. Cegah adanya kontaminasi urin atau feses 6.Tekanan pada luka dapat memperparah
pasien. penyembuhan derajat luka.
Pasien menderita DM tipe 6. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada 7.Protein berperan penting dalam proses
luka
1 sejak 9 tahun yang lalu 7. Kolaborasi dengan ahli gizi meningkatkan penyembuhan luka
Nilai glukosa sewaktu asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein
pasien ↑: 159 mg/dl
8. Kolaborasi pemberian antibiotic dan antipiretik
Metronidazole 500 mg IV, Meropenem 3 x 1g 8. Antibiotik digunakan untuk menekan atau
IV, Paracetamol 4 x 1g IV menghentikan proses infeksi oleh bakteri.
Antipiretik digunakan untuk menurunkan
demam.
23 Maret 07.20 1 1. Membantu pasien memenuhi ADL : Mandi/ 1. Pasien tampak segar Santi Ariyanti
2019 diseka dan oral hygiene 2.
08.00- 3 2. Melakukan monitorig hemodinamik pasien
14.00 1,2 & pemeriksaan GDS setiap jam
HR Suh GDS
Tekanan RR SpO2
Jam (x/meni u (mg/d
Darah t) (x/menit) (oC) (%) l)
85 257
08.00 80/41 145 20 38,6
93 249
09.00 73/45 141 20 36,9
95 238
10.00 73/42 146 25 38,3
92 203
11.00 54/33 144 25 38,3
94 157
12.00 76/43 146 25 38,3
95 143
13.00 72/41 151 25 38,3
95 116
14.00 75/43 146 25 38,3
37,5 98
14.00 124/67 146 24
A:
Syok Septik belum teratasi
P:
Pantau hemodinamik pasien
Lanjutkan terapi sesuai catatan pengobatan dan pantau
kondisi pasien setelah pengobatan diberikan
2 24 Maret S : Santi
2019/16.00 O: Ariyanti
Tekanan darah 124/67 mmHg, MAP 86 mmHg,, HR<
145x/menit, suhu 37,5◦C, RR 24x /menit dengan setting
ventilator mode PVC, RR 25x/mnt, PEEP 7 cmH2O, volume
340 mL, , FiO2 85%.
SpO2 95%
Hasil AGD terbaru (24/03/2019 : 05 36) :
PH : 7,225, pCo2 96,8, HCO3 40,4 : Asidosis respiratorik
terkompensasi sebagian
A:
Gangguan Ventilasi spontan belum teratasi
P:
Pantau hemodinamik pasien
Periksa AGD setiap 24 jam
3 24 Maret S :- Santi
2019/16.00 O: Ariyanti
Pengeluaran lendir dan sekret berkurang
Tekanan darah 124/67 mmHg, MAP 86 mmHg,, HR<
145x/menit, suhu 37,5◦C, RR 24x /menit dengan setting
ventilator mode PVC, RR 25x/mnt, PEEP 7 cmH2O, volume 340
mL, , FiO2 85%.
SpO2 95%
Frekuensi napas cepat, irama reguler, dangkal, dan terdapat
penggunaan otot bantu napas
Suara napas ronkhi berkurang
A:
Ketidakefektifan Bersihan jalan belum teratasi
P:
Pantau hemodinamik pasien
Lakukan suction secara berkala
4 24 Maret S :- Santi
2019/16.00 O: Ariyanti
Tekanan darah 124/67 mmHg, MAP 86 mmHg,, HR<
145x/menit, suhu 37,5◦C, RR 24x /menit dengan setting
ventilator mode PVC, RR 25x/mnt, PEEP 7 cmH2O, volume 340
mL, , FiO2 85%.
Edema berkurang
Hasil lab terbaru (23-24/03-2019):
Hemoglobin ↓ 8,4
Hematokrit ↓ 27,3
Natrium 145
Kalium 4,1
Klorida ↑ 110
Kalsium ion ↓4,17
A:
Kelebihan volume cairan belum teratasi
P:
Lanjutkan manajemen cairan elektrolit
Pantau intake output
5 24 Maret S :- Santi
2019/16.00 O: Ariyanti
GDS pasien terakhir 180 mg/dl ↑
A:
Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan
gangguan endokrin belum teratasi
P:
Latih kemampuan menelan pasien
6 24 Maret S :- Santi
2019/16.00 O: Ariyanti
Pasien tampak bersih
Dilakukan seka dan oral hygiene setiap hari
Kuku tetap panjang namun dibersihkan
A:
Defisit perawatan diri teratasi
P:
Lanjutkan memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan
ADL pasien
7 24 Maret S :- Santi
2019/16.00 O: Ariyanti
Kondisi luka dan adanya tanda-tanda infeksi : kalor lubor,
dolor belum terkaji
A:
kerusakan integritas kulit belum teratasi
P:
Lakukan perawatan luka
Lakukan mobilisasi miring kanan kiri untuk mencegah luka
tekan
8 24 Maret S :- Santi
2019/16.00 O: Ariyanti
Asupan Nutrisi melalui Enteral adekuat
Tidak ada respon mual muntah
A:
Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi
sesuai NOC
P:
Lanjutkan pemberian diet sesuai dosis dari ahli gizi
Urden, Linda D., Kathleen M Stacy., Mary E Lough (2014). Critical Care Nursing :
Diagnosis and Management (7th.ed). Mosby: Elsevier