Anda di halaman 1dari 18

LOG BOOK PRAKTIK KLINIK PALIATIF

Nama : Afifa Rachmani


NPM : 220112180052
Waktu Kegiatan
1. Mengobservasi TTV
14-06-19
2. Menyiapan therapy oral dan IV
s/d 15 –
3. Memberikan terapy IV melalui syringpump
06-19
4. Mengobservasi kebutuhan istirahat tidur
Pkl. 5. Melakukan BHD
21.00- 6. Membimbing klien mengucapkan talkin
07.00 7. Memberikan waktu kepada keluarga yang sedang berduka (perawatan
WIB paliatif)
8. Melakukan perawatan Jenazah
(dinas
9. Memfasilitasi kebutuhan KDM klien
malam)
10. Mengobservasi TTV

a. Pembelajaran

Hari ini adalah hari pertama saya berdinas di stase paliatif. Saya berdinas pada
malam hari di ruang Fresia 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sehingga saya tidak
menargetkan hal yang banyak bisa dilakukan. Setelah dua bulan melewati stase di
luar Rumah Sakit membuat saya cukup deg-degan kembali. Hal pertama yang saya
fikirkan mulai dari melangkahkan kaki dari kosan adalah semoga hari ini ada ilmu
yang bisa saya ambil dan ada kebaikan yang bisa saya berikan untuk pasien di
ruangan.
Pada hari pertama saya dinas sudah dibagi pasien kelompok, jadi target saya
hari ini adalah melakukan perkenalan, membina hubungan saling percaya, dan
melakukan pengkajian terhadap pasien dan keluarga pasien kelolaan kelompok.
Sebelum saya melakukan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaan kelompok di
ruangan fresia 1, saya melakukan operan dengan teman satu kelompok, tentang
keadaan pasien kelolaan Ny. Sundari 23 tahun dengan kanker payudara.
Pada awal pertemuan saya berkenalan dengan Ny. Sundari dan ibunya yang
saat itu menemani Ny. Sundari di Rumah Sakit, kemudian melakukan kontrak dan
juga menyebutkan tujuan bahwa saya dan teman-teman yang berdinas dan Inshaa
Allah akan bersama-sama untuk membantu dan merawat Ny. Sundari. Alhamdulillah
Ny. Sundari dan ibunya menerima kehadiran saya dan kooperatif, namun pada saat
pengkajian Ny. Sundari tampak lemah dan mengantuk sehingga saya menyarankan
pasien untuk istirahat dan membuat kontrak lagi untuk melakukan pengkajian di pagi
hari.
Pada pukul 02.00 keluarga pasien kamar 6.1 atas nama Tn. H memanggil saya
dan teman saya dengan wajah yang sangat cemas “ sus tolong liat Tn. H”, kemudian
saya berjalan cepat dan melihat klien berhenti bernafas. Saya langsung memangil
teman saya dan perawat ruangan fresia 1 dan mengaktifkan alrm code blue. Saya dan
teman saya langsung mengubah posisi pasien dari semi fowler menjadi posisi datar
atau terlentang. Teman saya melakukan cek respon namun pasien tidak berespon,
melakukan cek nadi namun nadi tidak teraba. Kemudian sambil menunggu tim code
blue datang teman saya langsung mengambil posisi untuk melakukan RJP dan saya
mengambil posisi untuk melakukan pemberian ventilasi dengan menggunakan BVM,
kami terus melakukan RJP secara bergantian, sambil meminta bantuan salah satu
keluarga untuk membimbing klien talkin. Setelah 5 siklus RJP, saya kembali
mengecek nadi dan belum terasa nadi klien berdenyut, kami melanjutkan RJP hingga
tim code blue datang, dokter menjelaskan kepada keluarga bahwa kondisi klien
sedang kritis dan klien diberikan Epineprin 1 ampul, dilakukan kembali RJP 5 siklus
namun klien tidak berespon, klien diperiksa ulang oleh dokter dan saya melakukan
pemeriksaan EKG kepada klien dan gambaran EKGnya adalah asistol, klien akhirnya
dinyatakan meninggal.
Pada saat klien sudah dinyatakan meninggal oleh dokter, istri dan kakak klien
sangat histeris dan belum menerima kepergian klien. Pada saat itu, saya baru melihat
proses berduka yang terjadi pada keluarga klien yang sangat amat kehilangan. Istri
klien meminta untuk suaminya bangun dan mengingatkan suaminya tentang rencana
mereka yang ingin memiliki anak karena mereka sudah 4 tahun menikah namun
belum dikaruniai anak. Melihat kejadian tersebut saya dan teman saya memberikan
waktu luang terlebih dahulu kepada keluarga selama 30 menit untuk mengungkapkan
proses berdukanya. Setelah 30 menit kami kembali ternyata keluarga masih dalam
proses berduka di tahap denail, sehingga keluarga belum membolehkan kami untuk
mengkafani jenazah klien. Kami berusaha menenangkan keluarga dan menjelaskan
kepada keluarga bahwa semua manusia di dunia ini akan mengalami kematian. Hal
tersebut memang sulit untuk kami lakukan dan diterima oleh keluarga, sehingga kami
baru bisa mengkafani klien pada pukul 5 pagi. Kejadian tersebut membuat saya
belajar bahwa untuk proses keperawatan paliatif tidak hanya dilakukan kepada pasien
yang paliatif saja, tetapi juga kepada keluarga pasien paliatif.
b. Kekurangan & kelebihan

Pada hari pertama saya masih kesulitan dalam melakukan intervensi keperawatan
paliatif terutama mengenai komunikasi kepada keluarga pasien yang end of life.
Walaupun demikian saya tetap berusaha dan mencoba untuk menenangkan dan
menjelaskan ke keluarga pasien bahwa proses kematian adalah hal yang wajar pada
setiap makhluk hidup.

c. Rencana perbaikan

Melihat masih banyaknya kekurang yang saya miliki dalam merawat pasien
paliatif, saya berarti harus banyak membaca dan mencari tahu informasi lagi terkait
asuhan keperawatan pada pasien paliatif.
Waktu Kegiatan
16-06-19 1. Melakukan operan dinas
2. Melakukan Bed Making
Pkl. 07.00
3. Menyiapkan terapi oral ataupun IV
– 14.00
4. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
WIB
5. Melakukan perawatan luka
6. Melakukan pengkajian lanjutan kepada pasien kelolaan (pengkajian
psikologis)
7. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
8. Melakukan Intake-Output

a. Pembelajaran

Pada hari kedua ini, saya berdinas pagi hari. Saya kembali melakukan
perkenalan, membina hubungan saling percaya, dan melakukan pengkajian terhadap
pasien dan keluarga pasien kelolaan kelompok. Pada pertemuan kedua saya ini, saya
melakukan perkenalan kembali dan melakukan kontrak dan juga menyebutkan tujuan
bahwa saya dan teman-teman yang berdinas dan Inshaa Allah akan bersama-sama
untuk membantu dan merawat Ny.Sundari. Alhamdulillah Ny. Sundari dan ibunya
menerima kehadiran saya dan kooperatif.
Pada hari kedua, klien sudah mulai menceritakan keadaan kondisi
penyakitnya kepada saya, bahwa klien menderita kanker payudara dan saat ini sudah
metastase ke paru – paru. Pasien menderita penyakit kanker payudara sejak awal
tahun 2019. Pasien menceritakan bahwa saat ini pasien rutin menjalani kemoterapi,
sehingga pasien saat ini botak dan suka mual, muntah dan mengalami penurunan
nafsu makan. Pasien juga mengalami penurunan berat badan sebanyak 6 kg selama
pasien sakit. Pasien menceritakan bahwa sebelum sakit pasien bekerja di tol, pasien
juga aktif berolahraga renang dan bulu tangkis, pasien juga menceritakan dan
menunjukkan foto pasien sebelum sakit bahwa pasien memiliki rambut yang hitam
dan panjang. Pasien mengatakan bahwa saat ini pasien sudah memiliki pacar dan
sudah menjalani hubungan selama 6 tahun, namun pasien khawatir tidak bisa
menikah dan memiliki anak. Pasien merasa takut bahwa pacarnya tidak bisa
menerima dirinya karena pasien sudah tidak memiliki 1 payudara akibat dilakukan
tindakan operasi masektomi, pasien juga sudah tidak memiliki rambut, sehingga
pasien merasa tidak sempurna sebagai seorang wanita. Pasien mengatakan walaupun
demikian bahwa pacarnya sudah mengetahui bahwa payudara pasien sudah dingkat,
pacar pasien tetap memberikan motivasi dan menemani pasien menjalani pengobatan
kemoterapi, sehingga pasien masih tetap bersemangat menjalani pengobatan.
Melihat kejadian tersebut membuat saya berpikir bahwa ternyata memang
benar adanya hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga/pasangan
sangatlah penting terutama untuk pasien yang paliatif terutama untuk pasien kanker,
sehingga pasien kanker tetap semangat menjalani pengobatan kemoterapi dan
pengobatan lainnya sampai tuntas.
b. Kekurangan & kelebihan

Pada hari kedua saya sudah bisa menemukan cara untuk berkomunikasi dengan
pasien dan keluarga pasien yang mebutuhkan perawatan paliatif. Namun, saya masih
belum bisa menahan air mata ketika mendengar cerita dari pasien dan keluarga pasien
yang begitu menyentuh.

c. Rencana perbaikan

Melihat masih banyaknya kekurang yang saya miliki dalam merawat pasien
paliatif terutama dalam mengolah perasaan saya, saya harus bisa menahan rasa
simpati saya dan banyak mencari informasi kembali bagaimana cara mengelola emosi
dan perasaan ketika berkomunikasi dengan pasien dan keluarga pasien paliatif .
Waktu Kegiatan
1. Melakukan operan
17-06-19 2. Menyiapkan terapi oral ataupun IV
3. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
Pkl. 14.00 4. Membantu memberikan diit melalui NGT
– 21.00 5. Mengajari Ny. S tayamum dan shalat di tempat tidur
WIB 6. Membimbing klien mengucapkan talkin
7. Melakukan EKG
8. Memberikan waktu kepada keluarga yang sedang berduka (perawatan
paliatif)
9. Melakukan perawatan Jenazah
10. Mengantarkan Jenazah ke ruang Jenazah
11. Melakukan pengkajian lanjutan kepada pasien kelolaan tentang kecemasan
12. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
Melakukan Intake-Output

a. Pembelajaran

Pada hari ketiga ini, saya berdinas siang hari. Saya kembali melakukan
perkenalan, membina hubungan saling percaya, dan melakukan implementasi
terhadap pasien dan keluarga pasien kelolaan kelompok. Pada hari ketiga, klien sudah
lebih banyak interaksi dengan mahasiswa yang mengkajinya, Ny. S juga mengatakan
ingin di ajari cara praktek tayamum dan shalat di tempat tidur, sehingga saya
membawa buku bacaan shalat dan wudhu untuk mengajari pasien untuk shalat asar.
Setelah mengajari Ny. S shalaat dan tayamum, saya dan teman saya di panggil oleh
perawat ruangan untuk membantu dan mengajari keluarga Tn. A untuk memberikan
makan melalui selang NGT. Setelah melihat saya memberikan makanan kepada Tn.
A melalui selang NGT, keluarga Tn. A mengerti dan sudah bisa mempraktekan cara
memberikan makanan kepada Tn. A melalui selang NGT.
Tak lama kemudian pada pukul 17.00 saya kembali lagi ke ruang kamar Tn. A
untuk melakukan pengambilan darah, namun, keluarga Tn. A mengatakan bahwa
pasien mengalami sesak nafas dan pas saat saya pegang tangan Tn. A sudah dingin
dan pucat, saya juga memeriksa HR Tn.A namun Hr tampak lemah, sehingga saya
memanggil perawat yang ada di ruangan freesia 1. Kemudian perawat ruangan
langsung memanggil dokter penyakit dalam yang menanganib pasien, sambil
menunggu dokter datang saya langsung melakukan pemeriksaan EKG dan hasilnya
adalah ventrikel takikardi. Dokter penyakit dalam mengatakan bahwa pasien ini
DNR, sehingga saya dan teman saya menyarankan kepada keluarga pasien untuk
mentalkinkan di telinga pasien. Sambil menunggu cucu pasien mentalkinkan pasien,
saya dan teman saya membantu menenangkan anak dan menantu pasien yang sedang
menangis karena proses berduka, saya dan teman saya mengajak anak dan menantu
pasien berdoa dan mengaji bersama untuk suatu hal yang terbaik bagi pasien. Setelah
adzan magrib selesai saya kembali merekam gambaran EKG Tn. A dan hasilnya
asystole, keluarga Tn. A sudah menerima dan meminta pasien untuk segera
dirapihkan agar bisa cepat di bawa pulang ke rumah pasien.
Kejadian tersebut membuat saya belajar bahwa dalam mengelola pasien
paliatif terutama yang sedang menjelang ajal, sebaiknya kita turut terlibat bersama
keluarga pasien untuk membantu mendokan sesuatu yang terbaik bagi pasien,
sehingga keluarga pasien jauh bisa lebih menerima dan siap menjalani proses
berdukanya.
b. Kekurangan & kelebihan

Pada hari ketiga ini saya jauh lebih bisa mengerti cara komunikasi efektif kepada
keluarga pasien yang end of life dan saya juga terlibat langsung dalam proses end of
life pasien. Kekurangan pada hari ke tiga ini yaitu saya masih belum bisa mengontrol
rasa ingin menangis ketika melihat kondisi pasien dan keluarga pasien yang sedang
end of life.

c. Rencana perbaikan

Melihat masih banyaknya kekurangan yang saya miliki dalam merawat pasien
paliatif, saya berarti harus banyak membaca dan mencari tahu informasi lagi terkait
asuhan keperawatan pada pasien paliatif bagaimana cara mengontrol emosi ketika
melakukan asuhan keperawatan paliatif.
Kegiatan
19-06-19 1. Melakukan operan dengan perawat yang berdinas pagi hari
2. Membantu mengoplos obat di dispensing
Pkl. 07.00
3. Memberikan obat kepada pasien di ruang freesia 1
– 14.00 4. Mengobservasi TTV dan keadaanya Ny. S setiap 1 jam
WIB 5. Mengambil darah Ny S
6. Mengambil darah Tn. D
7. Mengambil darah Tn. D
8. Menghitung intake output pasien di ruang freesia 1
9. Memberikan transfuse PRC Ke Tn. D

a. Pembelajaran

Hari ini adalah hari keempat saya berdinas di stase paliatif. Saya berdinas
pada pagi hari di ruang Fresia 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sehingga hari ini
saya menargetkan untuk mencari pasien untuk kasus kelolaan individu karena pasien
yang saya pilih kemarin untuk kasus kelolaan individu ternyata sudah diperbolehkan
untuk pulang dan hari ini saya juga menargetkan untuk membina hubungan saling
percaya dengan pasien kelolaan individu.
Sebelum saya mencari pasien untuk kasus kelolaan individu saya melakukan
operan terlebih dahulu dengan teman kelompok saya dan perawat ruangan freesia 1
yang sedang berdinas pada pagi hari. Setelah itu, saya membantu perawat ruangan
yang berdinas pagi di ruang freesia 1 untuk mengoplos dan mempersiapkan obat
untuk diberikan ke pasien. Kemudian pada pukul 07.00 kami memberikan obat
kepada pasien di tiap kamar di ruang fresia 1.
Pada pukul 10.00 setelah saya melakukan observasi dan pemeriksaan TTV
kepada Ny. S, saya mendengar percakapan antara keluarga pasien Ny. S bersama
dokter penyakit dalam dan perawat ruangan freesia 1, mereka membicarakan terkait
kondisi Ny. S yang semakin memburuk dan membutuhkan perawatan di ruangan
intensif care unit (ICU). Pihak keluarga sendiri mengatakan sudah menghubungi
pihak administrasi untuk menanyakan apakah ada ruangan yang kosong di MIC dan
pihak administrasi mengatakan bahwa ruanganj MIC penuh. Keluarga mengatakan
kepada perawat dan dokter penyakit dalam di ruang freesia 1 untuk mengusahakan
tempat MIC untuk pasien Ny. S agar pasien dapat segera di tangani karena kondisi
Ny.S yang sesak dan nadi terus menurun. Hal tersebut membuat dokter dan perawat
dilemma karena pasien yang ada di ruangan MIC pun merupakan pasien yang
membutuhkan juga penanganan yang intensif dan dokter menjelaskan hal tersebut
kepada keluarga dan akhirnya keluaga pun mengerti.
Melihat kejadian tersebut membuat saya berfikir bahwa dalam menangani
kasus pasien paliatif memang banyak terdapat pula kasus dilema etik bagi perawat
dokter yang menanganinya. Kejadian tersebut membuat saya belajar bahwa dalam
menangani kasus dilema etik pada pasien paliatif, komunikasi terapeutik kepada
pasien dan keluarga pasien merupakan hal yang penting di miliki oleh tenaga
kesehatan terutama untuk perawat karena perawat merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang memiliki waktu lebih banyak bersama pasien dan keluarga pasien.
b. Kekurangan & kelebihan

Pada hari ke 4 ini saya belum bisa melakukan komunikasi terapeutik yang
berkaitan dengan kasus dilema etik kepada pasien dan keluaraga pasien. Namun, di
hari kelima ini saya sudah melihat contoh/mengobservasi bagaimana cara melakukan
komunikasi terapeutik kepada pasien dan keluarga pasien terutama yang berkaitan
dengan kasus dilema etik.

c. Rencana perbaikan

Melihat masih banyaknya kekurang yang saya miliki dalam merawat pasien
paliatif, saya berarti harus banyak membaca dan mencari tahu informasi lagi
bagaiamana cara melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien dan keluarga
pasien paliatif terutama yang berkaitan dengan kasus dilema etik.
Waktu Kegiatan
1. Melakukan operan
20/6/19 2. Melakukan bed making
3. Menyiapkan terapi oral ataupun IV
14.00 – 4. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
21.00 5. Melakukan perawatan CDL
6. Membantu KDM klien
7. Melakukan pengkajian fisik
8. Melakukan penapisan paliatif
9. Melakukan pengambilan darah
10. Menyiapkan terapi oral ataupun IV
11. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
12. Menghitung Intake-Output

a. Pembelajaran

Hari ini adalah hari kelima saya berdinas di stase paliatif. Saya berdinas pada
siang hari di ruang Fresia 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sehingga hari ini saya
menargetkan untuk mencari pasien untuk kasus kelolaan individu karena pada hari
kemarin saya belum mendapatkan pasien kelolaan individu dan saya juga
menargetkan untuk membina hubungan saling percaya dengan pasien kelolaan
individu.
Sebelum saya mencari pasien untuk kasus kelolaan individu saya melakukan
operan terlebih dahulu dengan teman kelompok saya dan perawat ruangan freesia 1
yang sedang berdinas pada siang hari. Setelah itu, saya membantu perawat ruangan
yang berdinas siang di ruang freesia 1 untuk mengoplos dan mempersiapkan obat
untuk diberikan ke pasien. Kemudian pada pukul 14.00 kami memberikan obat
kepada pasien di tiap kamar di ruang fresia 1. Saya melihat pasien di kamar 7.2 itu
Ny. R tampak sedang batuk batuk dan tampak sulit mengelurkan dahak. Saat itu Ny.
R tampak sedang sendirian tidak ada yang menemani.
Setelah saya selesai membantu perawat memberikan obat ke pasien di setiap
ruangan saya kembali lagi ke kamar Ny. R untuk mengambilkan pasien minum air
putih hangat, mengambilkan tissue dan mendekatkan kantong plastic untuk
membuang tissue yang bekas di pakai Ny. R. Ketika Ny. R batuk tampak ada darah
keluar dar mulut Ny. R dan di tissue yang digunakan Ny. R.
Pada saat itu saya melakukan penapisan keperawatan paliatif kepada Ny. R,
setelah saya tapis ternyata Ny. R merupakan pasien paliatif, sehingga saya
memutuskan Ny. R untuk menjadi pasien kelolaan individu. Setelah itu saya
melakukan perkenalan diri dan melakukan pengkajian kepada Ny. R. Pasien tampak
koperatif dan menerima kehadiran saya. Pasien mengatakan bahwa pasien senang
ketika pasien sakit ada yang melayaninya karena pasien tidak memiliki anak dan
suaminya kalau pagi sampai sore sibuk kerja, sehingga pasien hanya sendiri di rumah
sakit. Ny. R juga menceritakan keadaanya bahwa saat ini pasien mnderita penyakit
kanker paru, walaupun demikian pasien tetap semangat menjalani pengobatan agar
bisa sembut dan bisa mengikuti program hamil. Pasien juga mengatakan bahwa
pasien sudah cape dengan penyakit yang dideritanya. Walaupun demikian, pasien
juga mengatakan bahwa penyakit yang di deritanya saat ini merupakan cobaan dan
ujian dari Allah, pasien hanya bisa berharap bahwa penyakitnya ini bisa menjadi
penghapus dosa bagi pasien. Pada hari itu, pasien masih belum bisa menceritakan
semua permasalahnnya kepada saya, sehingga saya memutuskan untuk melakukan
kontrak waktu lagi bersama pasien untuk bertemu besok malam.
b. Kekurangan & kelebihan

Pada hari ke 5 ini saya sudah bisa melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien
paliatif, saya juga sudah bisa mengontrol emosi saya agar tidak terhanyut dalam
keadaan yang diceritaakan oleh pasien, saya sudah mulai berpikir bagaimana caranya
membantu pasien palitif untuk lebih nyaman, dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Kekurangannya hari ini yaitu masih belum bisa memberdayakan dukungan keluarga
karena saya belum bertemu dengan keluarganya.
c. Rencana perbaikan

Melihat masih banyaknya kekurang yang saya miliki rencana perbaikan yang
akan saya lakukan yaitu perlu memberikan dukungan lebih kepada pasien dan
keluarga agar rantai permasalahan dapat terurai sedikit demi sedikit. dalam hal ini
sangat terasa sekali peran perawat sebagai care giver yang memenuhi aspek psikis.
Waktu Kegiatan
21/06/19 1. Melakukan pengambilan darah pasien
2. Membantu pasien menyetel suara murotal al quran
s/d 3. Mematikan lampu kamar pasien
22/06/19 4. Menganjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering.
Pkl. 21.00 5. Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi minuman dingin yang bersuhu 10
– 07.00 – 15 C, seperti es teh manis, jus melon, es susu dan minuman dingin lainnya.
WIB 6. Mengajarkan tayamum, dan shalat di tempat tidur, serta berdoa bersama
pasien
7. Memfasilitasi tempat yang tenang dan sunyi, memberikan waktu- waktu
tertentu bagi pasien untuk menyendiri serta mendorong penerimaan pasien
akan penyakitnya dengan cara mematikan lampu kamar pasien ketika ingin
tidur
8. Melakukan komunikasi terapeutik yang dapat mendorong pasien untuk
intropeksi diri, berbicara tentang makna hidup, makna sakit dan penderitaan
serta kehidupan setelah kematian

a. Pembelajaran

Hari ini adalah hari kelima saya berdinas di stase paliatif. Saya berdinas pada
malam hari di ruang Fresia 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sehingga hari ini
saya menargetkan untuk melakukan implementasi kepada pasien kelolaan individu.
Pada hari ini, klien sudah lebih banyak interaksi dengan mahasiswa yang
mengkajinya, Ny. R juga mengatakan ingin di ajari cara praktek tayamum dan shalat
di tempat tidur, sehingga saya membawa buku bacaan shalat dan wudhu untuk
mengajari pasien untuk shalat asar. Setelah mengajari Ny. R shalaat dan
tayamum.Ny. R mengatakan perasaannya jauh lebih tenang setelah shalat. Pada
malam hari saya tidak melakukan banyak implementasi setelah saya
mengajari pasien shalat isya, saya langsung membantu pasien memakai headset
untuk mendengarkan murotal dan mematikan lampu kamar pasien agar pasien lebih
rileks dan bisa tidur karena sebelumnya pasien mengatakan tidak bisa tidur pada pagi
hari.
Keesokan paginya pasien mengatakan tidurnya semalam pulas, pasien juga
sudah mau mengonsumsi makanan sedikit demi sedikit. Pasien mengatakan bahwa
perasaannya saat ini jauh lebih tenang dari sebelumnya semenjak pasien shalat dan
sering mendengarkan murotal.
b. Kekurangan & kelebihan

Melihat ungkapan pasien seperti itu, membuat saya senang dan menjadi saya
berpikir bahwa terapi spiritual sangatlah amat penting untuk diberikan kepada pasien
palitif. Namun, sampai hari ini saya juga masih belum bisa bertemu dengan keluarga
pasien, sehingga saya tidak bisa membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
spiritual terkait aspek dukungan keluarga.

c. Rencana Perbaikan

Saya harus mencari jurnal dan informasi yang tepat terkait dukungan keluarga
untuk pasien paliatif
Waktu Kegiatan
23/06/19 1. Melakukan operan
2. Mengantar pasien ke OK
Pkl.07.00
3. Memberikan obat kepada pasien di ruang freesia 1
– 14.00
4. Melakukan perawatan luka dekubitus kepada Ny. S
WIB
5. Menginfus Ny. I
6. Melakukan Perawatan CDL Ny. H
7. Memberikan suntik insulin Ny. H
8. Melakukan pengambilan darah Ny. H

a. Pembelajaran

Hari ini adalah hari ke enam saya berdinas di stase paliatif. Saya berdinas
pada pagi hari di ruang Fresia 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sehingga hari ini
saya menargetkan untuk melakukan implementasi lagi kepada pasien kelolaan
individu, yaitu terkait dukungan keluarga. Namun, pada saat operan dengan teman
saya dinas malam saya mendapatkan kabar bahwa Ny. R sudah meninggal tadi malam
pukul 23.00.Mendengar hal tersebut saya sempat kaget dan tidak menyangka karena
kemarin pasien mengatakan bahwa sesaknya sudah berkurang dan batuknya sudah
berkurang, pasien mengatakan perasaannya juga jauh lebih tenang dan sudah bisa
shalat dan mendegarkan murotal.
Pembelajaran yang saya dapat hari ini bahwa tidak ada yang tahu umur
seseorang, namun saya senang karena setidaknya saya sudah sedikit membantu pasien
menjalani proses paliatifnya dan pasien juga sudah merasa tenang sebelum pasien
menghadapi kematiannya.
b. Kekurangan & kelebihan

Saya belum melakukan evaluasi akhir kepada pasien. namun saya senang
karena setidaknya saya sudah sedikit membantu pasien menjalani proses paliatifnya
dan pasien juga sudah merasa tenang sebelum pasien menghadapi kematiannya.

c. Rencana perbaikan

Seharusnya saya melakukan evaluasi di setiap setelah saya melakukan intervensi


Waktu Kegiatan
1. Melakukan operan
Senin
2. Menyiapkan terapi oral ataupun IV
24-06-19 3. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
4. Melakukan pemasangan infus
Pkl.14.00-
5. Melakukan pengkajian awal pasien baru
21.00
6. Melakukan terminasi kepada klien
7. Mengantar klien ke instalasi HD
8. Memberikan terapi oral dan IV dengan prinsip 6 benar
9. Melakukan Intake-Output

a. Pembelajaran

Hari ini merupakan hari terakhir saya berdinas di Fresia 1 dan otomatis
merupakan hari terakhir saya dinas di RSHS, banyak pembelajaran pada stase paliatif
kali ini. Melakukan keperawatan paliatif kepada pasien end of life tidaklah mudah,
butuh keterampilan khusus dalam menggunakan komunikasi teurapetik, memilih
kata-kata yang bisa menjadi pertanyaan yang tepat kepada klien, melihat kondisi
klien apakah klien bisa menerima pertanyaan yang kita ajukan, serta kemungkinan
klien mau menjawab pertanyaan tersebut, mampu mengontrol emosi kita, dan lebih
berempati kepada klien, mampu menguatkan klien dengan sentuhan yang tepat bukan
sentuhan yang malah membuat klien larut dalam kesedihan, meotivasi klien,
meyakinkan keluarga klien untuk selalu mendukung klien. Subhanallah untuk
menjadi seorang perawat paliatif itu membutuhkan latihan yang terus menerus dan
sepak terjang yang banyak, serta keikhlasan dalam membantu pasien end of live. Dan
insyaallah saya mau belajar terus, dan ingin menjadi salah satu perawat paliatif
terbaik di RS saya nanti bekerja. Aamiin... semoga Allah memampukan saya.
b. Kekurangan & kelebihan

kelebihan : saya merasa senang ketika klien dalam waktu dekat klien bisa trust
kepada saya, dan klien mau mengungkapkan persaannya, mau mengungkapkan apa
yang menjadi ke khawatiran klien saat ini, serta klien mau mendengarkan apa yang
saya sarankan demi kebaikan klien. dan yang paing membuat saya bahagia adalah
ketika saya membantu klien menjadi lebih dekat kembali kepada Allah, klien mau
belajar tayamum dan sholat kembali, serta klien menemukan kembali tujuan
hidupnya.
kekurangan : saya merasa masih harus banyak berlatih untuk melakukan komunikasi
teurapeutik kepada pasien end of life, memperhatikan penggunaan pertanyaan yang
akan diberikan kepada klien, memperhatikan mood klien, menggali dalan fase
berduka apakah klien?, apakah memungkinkan klien diberikan pertanyaan yang
sensitif (contohnya tentang kematian).

c. Rencana perbaikan

Saya akan terus belajar bagaimana memberikan pelayanan asuhan


keperawatan paliatif yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk membantu pasien end
of life. Saya berharap saya dapat membantu mengurangi sympton yang dialami
pasien paliatif, meningkatkan kualitas hidup pasien dan pasein yang berada dalam
kondisi sakaratul maut dapat meninggal dengan damai serta bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai