Bukhori
Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati
Email Korespondensi : bukhoricrb@gmail.com
Abstrak
Kota Cirebon merupakan kota strategis yang berada di jalur pantura (pantai utara) pulau
Jawa, sebagai kota yang menuju metropolitan menjadikan kota ini sebagai acuan pembangunan
bagi wilayah sekitarnya, pembangunan di segala bidang merupakan acaun yang akan
diterapkan. Produktivitas pembangunan dan hasil dari tenaga kerja yang ada di Kota Cirebon
serta kondisi lahan yang tidak sesuai dengan perencanaan mengakibatkan dampak pada
perencanaan pembangunan yang terkonstruksi terutama konstruksi gedung, besarnya proyek
maka besar pula pembengkakan pada biaya, Agar nilai pembengkakan dapat diperkecil pada
rencana-rencana proyek berikutnya, maka perlu diketahui penyebab terjadinya pembengkakan
biaya yang dari segi perencanaan dan pelaksanaan, koordinasi sumber daya, pengendalian
biaya dan waktu. dari pelaksana atau kontraktor, sehingga proses konstruksi sesuai dengan
standar pelaksanaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja penyebab pembengkakan biaya pada konstruksi gedung di Kota Cirebon. Penelitian ini
dilakukan dengan membagikan 41 kuesioner yang disebarkan, terdiri dari kontraktor, konsultan
dan pemilik proyek yang sedang atau pernah mendapatkan pekerjaan konstruksi gedung di Kota
Cirebon. Data diperoleh diolah dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science)
versi 22. Hasil analisis data yang diketahui bahwa sifatnya reabilitas dari 41 kuesioner sudah
disebar, ada enam kuesioner yang tidak reliable dan 35 kuesioner yang reliable. Hasil dari
validasi dari variabel yang menyebabkan pembengkakan biaya sebesar 43% sedangkan korelasi
antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 40%.
Kata kunci: manajemen biaya, Pembengkakan Biaya, Cost Overrun
12
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
13
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
proyek adalah proses penerapan fungsi- keperluan pencapaian tujuan ini, perlu
fungsi manajemen pada suatu proyek diperhatikan juga mutu bangunan,
dengan sumber daya yang ada secara efektif penggunaan biaya dan waktu pelaksanaan
dan efisien agar tercapai tujuan proyek konstruksi untuk mencapai hasil yang baik
secara optimal (Falasifadin, 2017). harus dikendalikan mulai dari pelaksanaan
Manajemen proyek merupakan suatu pengwasan mutu (Quality Control),
cara/metode untuk mencapai suatu hasil pengawasan biaya (cost Control) dan
dalam bentuk bangunan atau infrastruktur pengawasan waktu pelaksanaan (time
dengan menggunakan sumber daya yang control). Ketiga pengawasan ini harus
efektif melalui tindakan-tindakan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, Penyimpangan pada salah satu kegiatan
dan koordinasi suatu proyek dari awal pengawasan dapat berakibat pada tidak
(gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk tercapainya hasil pembangunan yang sesuai
menjamin pelaksanaan proyek secara tepat dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
waktu, tepat biaya, dan tepat mutu
Estimasi Biaya Konstruksi
(Soeharto, 1995).
Manajemen konstruksi menurut Pada pekerjaan konstruksi
Ervianto Wulfram (2005) terdiri dari fungsi pengendalian biaya memiliki beberapa
dasar manajemen yaitu: Perencanaan komponen diantaranya dokumen kontrak,
merupakan kegiatan untuk menentukan jenis material, unsur–unsur biaya proyek,
tujuan proyek dan menetapkan strategi yang pekerjaan tambah kurang dan data proyek
paling tepat dalam mencapai tujuan tersebut. diantaranya gambar rencana. Oleh karena itu
Prioritas utama dari perencanaan untuk sangat diperlukan suatu manajemen proyek
mencapai kualitas yang diinginkan, yang baik yang dapat mengatur,
Pengorganisasian yaitu sebagai fungsi mengendalikan, dan mengkoordinasi
pengorganisasian adalah untuk menciptakan kegiatan pelaksanaan proyek (Al Addiat,
struktur tugas kerja dan hubungannya dalam 2015)
mencapai kualitas yang diinginkan, Biaya Konstruksi
membuat pengenalan tugas kerja selama
Biaya konstruksi adalah biaya-biaya
perencanaan dan Pengendalian yaitu
yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam
kegiatan pengendalian adalah untuk
menyelesaikan suatu konstruksi. Secara
membandingkan realisasi dengan rencana
garis besar biaya konstruksi dapat dibagi
apabila terjadi penyimpangan, dicari
menjadi dua yaitu :
penyebabnya untuk kemudian diambil
tindakan evaluasi dan replanning.
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah
mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang optimal sesuai
dengan persyaratan (spesification) untuk
14
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
15
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
ini didasarkan karena adanya keterkaitan anggaran proyek yang ditetapkan di tahap
antara waktu yang dibutuhkan untuk awal (estimasi biaya), sehingga
penyelesaian proyek dengan biaya-biaya menimbulkan kerugian yang signifikan bagi
proyek tersebut berikut dengan aktivitas lain pihak kontraktor (Santoso, 2009).
yang mendukung pelaksanaan proyek. Pada Pembengkakan biaya sendiri dibagi dalam
kontrol biaya memiliki tujuan untuk tiga tahap, yaitu:
menekan biaya/ pengeluaran serendah 1. Pembengkakan biaya pada tahap
mungkin (to minimize cost). Secara umum awal proyek konstruksi;
ada 2 metode pengontrolan biaya (cost 2. Pembengkakan biaya pada saat
control) yaitu : proses Konstruksi
1. Konsep Unit Produksi (Unit of 3. Pembengkakan biaya pasca konstruksi
Production Concept), metode ini Variabel Faktor-Faktor Penyebab
memberikan gambaran sekilas mengapa Pembengkakan Biaya disajikan pada Tabel 1
dan dimana terjadi penyimpangan-
ANALISIS DATA PENELITIAN
penyimpangan biaya. Keunggulan
metode ini adalah adanya kemudahan Data dan Pengukuran
untuk mendapatkan biaya rencana. Data ialah bahan yang belum memiliki
Akan tetapi perhitungan biaya arti bagi penerimanya dan memerlukan
kenyataan per pos pekerjaan mudah pengolahan sehingga menghasilkan
untuk mendapatkan biaya rencana, informasi atau keterangan, baik kualitatif
tetapi agak sulit untuk menghitung maupun kuantitatif yang menunjukkan
biaya kenyataan per pos pekerjaan. fakta (Hasan, 2004). Sedangkan
2. Konsep Jenis Biaya (Trade Concept), pengukuran ialah proses atau cara
memberikan gambaran bagian/unit mengukur. Pengukuran dapat berupa skala
manakah yang membuat masalah (regu pengukuran yang dimaksudkan untuk
yang mana dan sebagainya). mengklasifikasikan variabel yang akan
Pembengkakan Biaya diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan analisis data dan langkah
Pembengkakan Biaya adalah biaya
penelitian selanjutnya.
konstruksi suatu proyek yang pada saat
tahap pelaksanaan, melebihi (budget)
16
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
17
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
18
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
Hal ini diperlukan untuk mengubah opini hasil data olahan SPSS tersebut, kita
secara kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. dapat melihat apakah
Pemberian kode menggunakan skala sikap sampel penelitian dinyatakan valid atau
(skala Likert) yang diungkapkan dari sangat tidak valid. Syarat minimum untuk
tidak setuju sampai sangat setuju dengan memenuhi syarat validitas adalah jika
skor 1 sampai 5. nilai R (Pearson Correlation) hitung > R
Setelah pemberian kode dan tabel (0,308) dan level of significance (α)
pembuatan variabel, maka kuesioner sebesar 0,05. (Al Addiat, 2015).
tersebut dibagikan kepada responden. 4.5 Faktor Penyebab Pembengkakan Biaya
Kemudian kuesioner tersebut di kumpulkan Setelah didapat hasil output
kembali untuk diolah kedalam bentuk data. pengolahan data untuk uji relibilitas, uji
Data-data yang telah diperoleh kemudian di validitas, dan uji korelasi dengan
uji validitas, uji reabilitas dan analisis menggunakan program SPSS 22. Maka
korelasi dengan menggunakan analisa didapat faktor – faktor penyebab cost
statistik deskriptif dengan bantuan program overrun pada konstruksi gedung di Kota
SPSS 22. Cirebon. Data – data tersebut dapat kita
urutkan berdasarkan peringkat dari variabel
4. Hasil Penelitian – variabel yang saling berkorelasi dalam uji
korelasi.
Analisa Data Penelitian
Setelah data dari hasil penyebaran Uji Reabilitas
kuisioner terkumpul, lalu dilakukan analisa Uji reabilitas dilakukan untuk
data yang memerlukan beberapa tahap uji mendapatkan konsistensi internal dari
dan pembobotan. Ada sebanyak pengukuran skala secara keseluruhan
50 Sampel/ Responden yang diberikan apakah alat ukur tersebut dapat diandalkan
kuesioner. Data dari 50 Sampel tersebut dan tetap konsisten jika pengukuran
kemudian diolah ke dalam tabel tabulasi tersebut diulang, maka digunakan Uji
data. Tabel tabulasi berfungsi untuk Realibitas sebagai dasarnya.
mempermudah pembacaan hasil dari seluruh
Uji Korelasi
kuesioner. Setelah tabulasi data, dilakukan
uji Validitas, uji Realibilitas dan Analisa Analisa korelasi digunakan untuk
korelasi terhadap data hasil kuesioner mempelajari hubungan antara dua variabel,
tersebut. yaitu variabel pengharapan yang merupakan
variabel terikat (Y) dengan variabel-variabel
Uji Validasi Data kriteria ukuran yang merupakan variabel
Setelah dilakukan Tabulasi data, bebas (X). Hubungan antara variabel
pengujian data dengan menggunakan menghasilkan nilai positif atau negatif
program SPSS 22 dapat dilakukan. Pertama dengan batasan nilai koefisien korelasi r
– tama dilakukan Uji Validitas. Berdasarkan (Pearson Correlation Coeficient) adalah 1
19
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
20
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
21
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176
22