Anda di halaman 1dari 11

LOGIKA, Vol. XXII No.

1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560


e-ISSN : 2442-5176

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA


KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON

Bukhori
Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati
Email Korespondensi : bukhoricrb@gmail.com

Abstrak
Kota Cirebon merupakan kota strategis yang berada di jalur pantura (pantai utara) pulau
Jawa, sebagai kota yang menuju metropolitan menjadikan kota ini sebagai acuan pembangunan
bagi wilayah sekitarnya, pembangunan di segala bidang merupakan acaun yang akan
diterapkan. Produktivitas pembangunan dan hasil dari tenaga kerja yang ada di Kota Cirebon
serta kondisi lahan yang tidak sesuai dengan perencanaan mengakibatkan dampak pada
perencanaan pembangunan yang terkonstruksi terutama konstruksi gedung, besarnya proyek
maka besar pula pembengkakan pada biaya, Agar nilai pembengkakan dapat diperkecil pada
rencana-rencana proyek berikutnya, maka perlu diketahui penyebab terjadinya pembengkakan
biaya yang dari segi perencanaan dan pelaksanaan, koordinasi sumber daya, pengendalian
biaya dan waktu. dari pelaksana atau kontraktor, sehingga proses konstruksi sesuai dengan
standar pelaksanaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja penyebab pembengkakan biaya pada konstruksi gedung di Kota Cirebon. Penelitian ini
dilakukan dengan membagikan 41 kuesioner yang disebarkan, terdiri dari kontraktor, konsultan
dan pemilik proyek yang sedang atau pernah mendapatkan pekerjaan konstruksi gedung di Kota
Cirebon. Data diperoleh diolah dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science)
versi 22. Hasil analisis data yang diketahui bahwa sifatnya reabilitas dari 41 kuesioner sudah
disebar, ada enam kuesioner yang tidak reliable dan 35 kuesioner yang reliable. Hasil dari
validasi dari variabel yang menyebabkan pembengkakan biaya sebesar 43% sedangkan korelasi
antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 40%.
Kata kunci: manajemen biaya, Pembengkakan Biaya, Cost Overrun

PENDAHULUAN koordinasi, dan pengendalian dari


Perkembangan dunia konstruksi terkait kontraktor, agar pekerjaan konstruksi
sarana gedung khususnya di wilayah kota berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
memiliki perkembangan sangat pesat perencaan.
terutama di Indonesia, seiring dengan Pembangunan di segala bidang yang
kebutuhan dasar manusia. Dalam dilakukan di wilayah Kota Cirebon
pelaksanaan pekerjaan konstruksi gedung merupakan upaya untuk mewujudkan jati
sering kita jumpai adanya pembengkakan diri Kota Cirebon sebagai kota metropolitan.
biaya maupun keterlambatan waktu. Pembenahan sarana dan prasarana
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang pembangunan sebagai aktivitas kebutuhan
mengalami pembengkakan biaya memiliki masyarakat Cirebon.
ketergantungan pada kegiatan perencanaan,

12
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

Adanya nilai produktivitas tenaga kegiatan sementara dan berlangsung dalam


kerja yang rendah di Kota Cirebon serta jangka waktu terbatas, dengan alokasi
kondisi penggunaan lahan yang tidak sesuai sumber dana tertentu untuk melaksanakan
dengan lokasi perencanaan akan tugas dengan sasaran yang telah ditetapkan
menimbulkan banyak resiko pada (UU Nomor 2 Tahun 2017).
perencanaan pembangunan pekerjaan Menurut (Soeharto, 1995), banyak
konstruksi gedung, semakin besar pekerjaan kegiatan dan keterlibatan berbagai pihak
konstruksi, maka akan semakin besar pula dalam pelaksanaan proyek konstruksi
resiko pembengkakan biayanya. memunculkan permasalahan yang bersifat
Diketahuinya faktor Pembengkakan biaya, kompleks. Kompleksitas proyek tergantung
maka dapat memperkecil kemungkinan dari :
terjadi pada pekerjaan konstruksi 1. Jumlah macam kegiatan didalam proyek.
berikutnya, maka perlu mengetahui 2. Macam dan jumlah dan hubungan antar
penyebab utama terjadinya pembengkakan kegiatan (organisasi) didalam proyek itu
biaya ditinjau dari segi perencanaan dan sendiri.
pelaksanaan, koordinasi sumber daya, 3. Macam dan jumlah hubungan antar
pengendalian biaya dan waktu. kegiatan (organisasi) didalam proyek
Penentuan penyebab pembengkakan dengan pihak luar.
biaya dapat mempertimbangkan variabel- Kompleksitas ini tergantung pada
variabel yang berpengaruh terhadap biaya. besar kecilnya nilai suatu pekerjaan
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka konstruksi. Pekerjaan konstruksi yang
perlu dilakukan penelitian tentang apa saja nilainya kecil dapat bersifat lebih kompleks
yang menyebabkan pembengkakan biaya dari pada pekerjaan dengan nilai yang lebih
pada proyek konstruksi gedung di Kota besar. Kompleksitas memerlukan
Cirebon. pengaturan dan pengendalian yang
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
TINJAUAN PUSTAKA
tumpang tindih dalam pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi Gedung pekerjaan konstruksi, oleh karena itu
Pekerjaan Konstruksi adalah diperlukan adanya manajemen konstruksi
keseluruhan atau sebagian kegiatan yang yang professional untuk menjalankan
meliputi pembangunan, pengoperasian, kegiatan pelaksanaan konstruksi gedung.
pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan. Manajemen Konstruksi Gedung
Pekerjaan Konstruksi merupakan suatu Manajemen konstruksi bisa dikatakan
rangkaian kegiatan membuat suatu suatu pekerjaan yang dilakukan dengan
bangunan, yang umumnya mencakup tujuan untuk mengatur, mengorganisir dan
pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil mengkoordinir semua pekerjaan yang
dan teknik arsitektur. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dan terlibat dalam
konstruksi gedung terdapat berbagai pembangunan sebuah proyek konstruksi.
kegiatan, kegiatan proyek merupakan suatu Sedangkan Manajemen konstruksi pada

13
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

proyek adalah proses penerapan fungsi- keperluan pencapaian tujuan ini, perlu
fungsi manajemen pada suatu proyek diperhatikan juga mutu bangunan,
dengan sumber daya yang ada secara efektif penggunaan biaya dan waktu pelaksanaan
dan efisien agar tercapai tujuan proyek konstruksi untuk mencapai hasil yang baik
secara optimal (Falasifadin, 2017). harus dikendalikan mulai dari pelaksanaan
Manajemen proyek merupakan suatu pengwasan mutu (Quality Control),
cara/metode untuk mencapai suatu hasil pengawasan biaya (cost Control) dan
dalam bentuk bangunan atau infrastruktur pengawasan waktu pelaksanaan (time
dengan menggunakan sumber daya yang control). Ketiga pengawasan ini harus
efektif melalui tindakan-tindakan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, Penyimpangan pada salah satu kegiatan
dan koordinasi suatu proyek dari awal pengawasan dapat berakibat pada tidak
(gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk tercapainya hasil pembangunan yang sesuai
menjamin pelaksanaan proyek secara tepat dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
waktu, tepat biaya, dan tepat mutu
Estimasi Biaya Konstruksi
(Soeharto, 1995).
Manajemen konstruksi menurut Pada pekerjaan konstruksi
Ervianto Wulfram (2005) terdiri dari fungsi pengendalian biaya memiliki beberapa
dasar manajemen yaitu: Perencanaan komponen diantaranya dokumen kontrak,
merupakan kegiatan untuk menentukan jenis material, unsur–unsur biaya proyek,
tujuan proyek dan menetapkan strategi yang pekerjaan tambah kurang dan data proyek
paling tepat dalam mencapai tujuan tersebut. diantaranya gambar rencana. Oleh karena itu
Prioritas utama dari perencanaan untuk sangat diperlukan suatu manajemen proyek
mencapai kualitas yang diinginkan, yang baik yang dapat mengatur,
Pengorganisasian yaitu sebagai fungsi mengendalikan, dan mengkoordinasi
pengorganisasian adalah untuk menciptakan kegiatan pelaksanaan proyek (Al Addiat,
struktur tugas kerja dan hubungannya dalam 2015)
mencapai kualitas yang diinginkan, Biaya Konstruksi
membuat pengenalan tugas kerja selama
Biaya konstruksi adalah biaya-biaya
perencanaan dan Pengendalian yaitu
yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam
kegiatan pengendalian adalah untuk
menyelesaikan suatu konstruksi. Secara
membandingkan realisasi dengan rencana
garis besar biaya konstruksi dapat dibagi
apabila terjadi penyimpangan, dicari
menjadi dua yaitu :
penyebabnya untuk kemudian diambil
tindakan evaluasi dan replanning.
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah
mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang optimal sesuai
dengan persyaratan (spesification) untuk

14
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

1. Biaya Langsung (Direct Cost )


Biaya langsung merupakan biaya suatu nilai menggunakan analisis
untuk segala sesuatu yang akan menjadi perhitungan dan berdasarkan pengalaman.
komponen permanen hasil akhir proyek Sebagai upaya untuk memperkirakan biaya
(Soeharto, 1995). Biaya langsung terdiri dari konstruksi, estimasi pada hakekatnya
biaya-biaya yang langsung berhubungan sebagai upaya penerapan konsep rekayasa
dengan konstruksi ataupun suatu proyek berlandaskan pada dokumen pelelangan,
tertentu, antara lain: kondisi lapangan, dan sumber daya
a. Biaya bahan/material kontraktor (Raymond D, 2012). Ada 2
b. Upah buruh estimate untuk fisik bangunan yaitu versi
c. Biaya peralatan owner yang sering disebut Owner Estimate
d. Biaya subkontraktor (OE) dan versi kontraktor yang disebut
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) sebagai Bid Price (harga penawaran).
(Fahirah, 2005).
Biaya tidak langsung adalah Menurut Nurhayati (2010) Untuk
pengeluaran untuk manajemen, supervisi menentukan estimasi biaya tergantung pada
dan pembayaran material serta jasa untuk mutu informasi yang tersedia. Estimasi
pengadaan bagian proyek yang tidak akan (taksiran) biaya dari awal pekerjaan
menjadi instalasi atau produk permanen, konstruksi hingga akhir pekerjaan konstruksi
tetapi diperlukan dalam rangka proses berlangsung melalui empat langkah yaitu :
pembangunan proyek (Tony S, 2011). Biaya 1. Estimasi pendahuluan yang digunakan
tidak langsung terdiri dari: dalam tahap brifing dan didasarkan atas
a. Biaya overhead catatan biaya untuk proyek serupa;
b. Biaya tak terduga 2. Jumlah kontrak, merupakan pedoman
c. Keuntungan/profit biaya yang baik untuk klien dalam
d. Penalti/bonus kontrak harga tetap, tetapi kurang
3. Biaya Teknik berarti dalam situasi lain;
3. Estimasi operasional, biasanya
Biaya Teknik adalah suatu bidang
disiapkan oleh kontraktor, berdasarkan
keteknikan yang meliputi penerapan prinsip-
rencana pelaksanaan di lapangan.
prinsip ilmiah dan teknik dengan
4. Estimasi terinci, pada estimasi ini
menggunakan pengalaman dan
manajer proyek menyiapkan estimasi
pertimbangan-pertimbangan secara teknik
biaya menjelang pelelangan,
pada masalah-masalah estimasi biaya,
5. berdasarkan kuantitas akurat yang
pengendalian biaya dan ekonomi teknik
diukur dari gambar kerja serta harga
(Fahirah, 2005) . Biaya teknik terbagi
dari dokumen proyek sebelumnya;
menjadi dua bidang besar yaitu:
b. Cost Control (Pengendalian biaya)
a. Cost estimate (Estimasi biaya)
Faktor waktu merupakan hal yang harus
Pada dasrnya estimasi didefinisikan
diperhatikan dalam pengendalian biaya. Hal
sebagai upaya penilaian atau memperkirakan

15
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

ini didasarkan karena adanya keterkaitan anggaran proyek yang ditetapkan di tahap
antara waktu yang dibutuhkan untuk awal (estimasi biaya), sehingga
penyelesaian proyek dengan biaya-biaya menimbulkan kerugian yang signifikan bagi
proyek tersebut berikut dengan aktivitas lain pihak kontraktor (Santoso, 2009).
yang mendukung pelaksanaan proyek. Pada Pembengkakan biaya sendiri dibagi dalam
kontrol biaya memiliki tujuan untuk tiga tahap, yaitu:
menekan biaya/ pengeluaran serendah 1. Pembengkakan biaya pada tahap
mungkin (to minimize cost). Secara umum awal proyek konstruksi;
ada 2 metode pengontrolan biaya (cost 2. Pembengkakan biaya pada saat
control) yaitu : proses Konstruksi
1. Konsep Unit Produksi (Unit of 3. Pembengkakan biaya pasca konstruksi
Production Concept), metode ini Variabel Faktor-Faktor Penyebab
memberikan gambaran sekilas mengapa Pembengkakan Biaya disajikan pada Tabel 1
dan dimana terjadi penyimpangan-
ANALISIS DATA PENELITIAN
penyimpangan biaya. Keunggulan
metode ini adalah adanya kemudahan Data dan Pengukuran
untuk mendapatkan biaya rencana. Data ialah bahan yang belum memiliki
Akan tetapi perhitungan biaya arti bagi penerimanya dan memerlukan
kenyataan per pos pekerjaan mudah pengolahan sehingga menghasilkan
untuk mendapatkan biaya rencana, informasi atau keterangan, baik kualitatif
tetapi agak sulit untuk menghitung maupun kuantitatif yang menunjukkan
biaya kenyataan per pos pekerjaan. fakta (Hasan, 2004). Sedangkan
2. Konsep Jenis Biaya (Trade Concept), pengukuran ialah proses atau cara
memberikan gambaran bagian/unit mengukur. Pengukuran dapat berupa skala
manakah yang membuat masalah (regu pengukuran yang dimaksudkan untuk
yang mana dan sebagainya). mengklasifikasikan variabel yang akan
Pembengkakan Biaya diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan analisis data dan langkah
Pembengkakan Biaya adalah biaya
penelitian selanjutnya.
konstruksi suatu proyek yang pada saat
tahap pelaksanaan, melebihi (budget)

16
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

Tabel 1. Variabel Faktor-Faktor Penyebab Pembengkakan Biaya

No Faktor – Faktor Penyebab Pembengkakan Biaya Variabel


1 Data dan Informasi proyek yang kurang lengkap X1
2 Dokumen Kontrak yang tidak lengkap X2
3 Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan kostruksi X3
4 Ketidak tepatan estimasi biaya X4
5 Tingginya frekwensi perubahan pelaksanaan X5
6 Terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek X6
7 Terlalu banyak proyek yang ditangani dalam waktu yang sama X7
8 Kurangnya koordinasi antara kontraktor utama dan sub kontraktor X8
9 Kurangnya koordinasi antara project Manager - Perencana –Kontraktor X9
10 Terjadi perbedaan/perselisihan pada proyek X10
11 Manager proyek tidak kompeten/cakap X11
12 Adanya kenaikan harga material. X12
13 Terlambat/kekurangan bahan/material waktu pelaksanaan. X13
14 Tidak adanya quality control (kontrol kualitas) X14
15 Pemakaian bahan/material yang salah. X15
16 Pencurian bahan/material. X16
17 Kerusakan material. X17
18 Tingginya harga/sewa peralatan X18
19 Tingginya biaya transportasi peralatan X19
20 Kekurangan tenaga kerja X20
21 Tingginya upah tenaga kerja X21
22 Kwalitas tenaga kerja yang buruk X22
23 Produktivitas tenaga kerja yang buruk/rendah. X23
24 Cara pembayaran yang tidak tepat waktu X24
25 Pengendalian/ kontrol keuangan yang jelek X25
26 Kurangnya kemampuan sub kontraktor dalam hal pendanaan/finansial X26
27 Terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek. X27
28 Adanya keterlambatan jadwal karena pengaruh cuaca X28
29 Selalu Terjadi penundaan pekerjaan X29
30 Jalur akses ke lokasi proyek X30
31 Keadaan permukaan dan di bawah permukan tanah X31
32 Tempat penyimpanan bahan/material X32
33 Terjadinya perubahan desain oleh Pemilik X33
34 Kesalahan desain yang di buat oleh perencana X34
35 Berdasarkan pengalaman anda, berapa persen pembengkakan biaya yang Y
terjadi di pekerjaan konstruksi Anda

17
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

Populasi berlangsung dan pengaruh- pengaruh dari


Menurut (Hidayat, 2007) Populasi suatu fenomena (Hidayat, 2007).
adalah keseluruhan subjek penelitian. Analisa Statistik Deskriptif berguna
Populasi dalam penelitian ini adalah para untuk mendapatkan informasi yang bersifat
pekerja pada proyek A,B, dan C berjumlah deskriptif mengenai variabel- variabel
70 pekerja. penelitian. Statistik deskriptif adalah untuk
menganalisa data yang terkumpul
Sampel dan Teknik Sampling sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Menurut (Hidayat, 2007) sampel membuat suatu kesimpulan yang berlaku
merupakan objek yang diteliti dan dianggap untuk umum atau generalisasi. Sehingga
mewakili seluruh populasi. Rumus sampel analisa ini bersifat mendukung analisa data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah selanjutnya.
rumus slovin, untuk menentukan jumlah
populasi dalam sampling yaitu sebagai METODOLOGI PENELITIAN
berikut:
Keterangan : Metode penelitian yang digunakan
n =Jumlah sample dalam penelitian ini adalah penelitian
N =Jumlah populasi deskriptif yaitu suatu penelitian yang
d = ketetapan relatif yang ditetapkan oleh bersifat menganalisis faktor-faktor yang
peneliti (Ditetapkan 10%) menyebabkan cost overrun pada konstruksi
Teknik sampling yang digunakan gedung di Kota Cirebon berdasarkan
adalah stratified random sampling yaitu persepsi atau opini dari kontraktor,
teknik penentuan sampel dengan konsultan dan pemilik sebagai perencana
mempertimbangkan strata yang terdapat dan pelaksana proyek konstruksi.
dalam populasi sehingga strata mewakili Pengumpulan data diperoleh melalui data
dalam penentuan sampel (Hidayat, 2007). primer dan data sekunder berupa wawancara
dan distribusi kuesioner.
Analisa Statistik Deskriptif Metode pengambilan sampel adalah
Metode deskriptif adalah suatu metode penarikan sampel acak sederhana (simple
dalam meneliti status sekelompok manusia, random sampling) dengan populasi terbatas
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem yaitu kontraktor, konsultan dan pemilik yang
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa sedang melaksanakan proyek konstruksi
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian gedung. Data diperoleh dengan memberikan
ini untuk mendeskripsikan, gambaran atau 50 kuesioner kepada kontraktor,
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat konsultan dan pemilik pada konstruksi A,B
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta dan C. Jumlah ini dipilih agar dapat
hubungan antara fenomena yang diselidiki. memenuhi syarat perhitungan statistik yang
Termasuk tentang hubungan, kegiatan- baik, dengan penyebaran skor yang
kegiatan, sikap-sikap, pandangan- mendekati kurva normal (Al Addiat, 2015).
pandangan, serta proses-proses yang sedang Secara matematis maka dilakukan
pemberian kode pada jawaban responden.

18
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

Hal ini diperlukan untuk mengubah opini hasil data olahan SPSS tersebut, kita
secara kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. dapat melihat apakah
Pemberian kode menggunakan skala sikap sampel penelitian dinyatakan valid atau
(skala Likert) yang diungkapkan dari sangat tidak valid. Syarat minimum untuk
tidak setuju sampai sangat setuju dengan memenuhi syarat validitas adalah jika
skor 1 sampai 5. nilai R (Pearson Correlation) hitung > R
Setelah pemberian kode dan tabel (0,308) dan level of significance (α)
pembuatan variabel, maka kuesioner sebesar 0,05. (Al Addiat, 2015).
tersebut dibagikan kepada responden. 4.5 Faktor Penyebab Pembengkakan Biaya
Kemudian kuesioner tersebut di kumpulkan Setelah didapat hasil output
kembali untuk diolah kedalam bentuk data. pengolahan data untuk uji relibilitas, uji
Data-data yang telah diperoleh kemudian di validitas, dan uji korelasi dengan
uji validitas, uji reabilitas dan analisis menggunakan program SPSS 22. Maka
korelasi dengan menggunakan analisa didapat faktor – faktor penyebab cost
statistik deskriptif dengan bantuan program overrun pada konstruksi gedung di Kota
SPSS 22. Cirebon. Data – data tersebut dapat kita
urutkan berdasarkan peringkat dari variabel
4. Hasil Penelitian – variabel yang saling berkorelasi dalam uji
korelasi.
Analisa Data Penelitian
Setelah data dari hasil penyebaran Uji Reabilitas
kuisioner terkumpul, lalu dilakukan analisa Uji reabilitas dilakukan untuk
data yang memerlukan beberapa tahap uji mendapatkan konsistensi internal dari
dan pembobotan. Ada sebanyak pengukuran skala secara keseluruhan
50 Sampel/ Responden yang diberikan apakah alat ukur tersebut dapat diandalkan
kuesioner. Data dari 50 Sampel tersebut dan tetap konsisten jika pengukuran
kemudian diolah ke dalam tabel tabulasi tersebut diulang, maka digunakan Uji
data. Tabel tabulasi berfungsi untuk Realibitas sebagai dasarnya.
mempermudah pembacaan hasil dari seluruh
Uji Korelasi
kuesioner. Setelah tabulasi data, dilakukan
uji Validitas, uji Realibilitas dan Analisa Analisa korelasi digunakan untuk
korelasi terhadap data hasil kuesioner mempelajari hubungan antara dua variabel,
tersebut. yaitu variabel pengharapan yang merupakan
variabel terikat (Y) dengan variabel-variabel
Uji Validasi Data kriteria ukuran yang merupakan variabel
Setelah dilakukan Tabulasi data, bebas (X). Hubungan antara variabel
pengujian data dengan menggunakan menghasilkan nilai positif atau negatif
program SPSS 22 dapat dilakukan. Pertama dengan batasan nilai koefisien korelasi r
– tama dilakukan Uji Validitas. Berdasarkan (Pearson Correlation Coeficient) adalah 1

19
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

untuk hubungan positif dan -1 untuk pembengkakan biaya dengan nilai


hubungan negatif (Al Addiat, 2015). korelasi sebesar 1.000
1. Berdasarkan hasil pengolahan data, 2. Variabel X6 yaitu: Terlalu banyak
variabel X14 yaitu Tidak adanya pengulangan pekerjaan karena mutu
Quality Control (kontrol kualitas) jelek menjadi penyebab ke Dua cost
menjadi penyebab utama terjadinya oveerrun dengan nilai korelasi 0,649.

Tabel 2. Validasi Variabel


Variabel Rhitung Syarat Kesimpulan
X4 .469** r>0.308 Valid
X6 .649** r>0.308 Valid
X13 .430** r>0.308 Valid
X14 1.000** r>0.308 Valid
X15 .580** r>0.308 Valid
X16 .483** r>0.308 Valid
X17 .420** r>0.308 Valid
X18 .401** r>0.308 Valid
X19 .338** r>0.308 Valid
X21 .582** r>0.308 Valid
X24 .523** r>0.308 Valid
X25 .474** r>0.308 Valid
X29 .372** r>0.308 Valid
X33 .413** r>0.308 Valid

3. Variabel X21 yaitu Tingginya upah 7. Variabel X25 yaitu pengendalian


tenaga kerja menjadi penyenbab ke Tiga atau Kontrol keuangan yang jelek
cost overrun dengan nliai korelasi 0, menjadi penyebab ke Tujuh cost
582 overrun dengan nilai korelasi 0,474
4. Variabel X15 yaitu Pemakaian 8. Variabel X4 yaitu Ketidak tepatan
bahan/material yang salah.menjadi estimasi biaya menjadi penyebab ke
penyebab ke Empat cost overrun delapan cost overrun dengan nilai
dengan nilai korelasi 0,580 korelasi 0,469
5. Variabel X24 yaitu Cara pembayaran 9. Variavel X13 yaitu
yang tidak tepat waktu menjadi Terlambat/kekurangan bahan atau
penyebab ke Lima cost overrun dengan material waktu pelaksanaan menjadi
nilai korelasi 0,523 penyebab ke sembilan cost overrun
6. Variabel X16 yaitu Pencurian bahan/ dengan nilai korelasi 0,430
material menjadi penyebab ke enam 10. Variabel X17 yaitu Kerusakan material
cost overrun dengan nilai korelasi 0,483 menjadi penyebab ke sepuluh cost
overrun dengan nilai korelasi 0,420

20
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

11. Variabel X33 yaitu Terjadinya i. Terlambat/kekurangan


perubahan desain oleh Pemilik menjadi bahan/material waktu pelaksanaan;
penyebab ke sebelas cost overrun j. Kerusakan material;
dengan nilai korelasi 0,413 k. Terjadinya perubahan desain oleh
12. Variabel X18 yaitu Tingginya harga/ Pemilik;
sewa peralatan menjadi penyebab ke l. Tingginya harga/sewa peralatan;
Dua Belas cost overrun dengan nilai m. Selalu terjadi penundaan pekerjaan;
korelasi 0,401 n. Tingginya biaya transportasi
13. Variabel X29 yaitu Selalu terjadi peralatan;
penundaan pekerjaan menjadi penyebab Faktor – faktor yang utama yang
ke Tiga Belas cost overrun dengan nilai menyebabkan terjadinya pembengkakan
korelasi 0,372 biaya pada konstruksi gedung di Kota
14. Variabel X19 yaitu Tingginya biaya Cirebon adalah :
transportasi peralatan menjadi penyebab 1. Tidak adanya Quality Control (kontrol
ke Empat Belas cost overrun dengan kualitas)
nilai korelasi 0,338 Berdasarkan hasil analisis pengolahan
data menggunakan program SPSS 22,
KESIMPULAN DAN SARAN
Tidak ada nya Quality Control (kontrol
Kesimpulan kualitas) adalah faktor yang paling
Dari data penelitian yang diperoleh dominan menyebabkan cost overrun
dan analisa data yang telah dilakukan dapat dengan nilai koefisien karna memiliki
diambil kesimpulan, sebagai berikut: nilai koefiasien korelasi tebesar (1.000).
1. Faktor – faktor penyebab cost overrun 2. Terlalu banyak pengulangan pekerjaan
pada konstruksi gedung di Kota karena mutu jelek
Cirebon, adalah : Berdasarkan hasil analisis pengolahan
a. Tidak adanya quality control data menggunakan program SPSS 22,
(kontrol kualitas); Terlalu banyak pengulangan pekerjaan
b. Terlalu banyak pengulangan karena mutu jelek adalah faktor
pekerjaan karena mutu jelek; dominan menyebabkan cost overrun
c. Tingginya upah tenaga kerja; dengan nilai koefisien korelasi (0,649).
d. Pemakaian bahan/material yang Saran
salah;
e. Cara pembayaran yang tidak tepat Beberapa saran yang dapat
waktu; diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
f. Pencurian bahan/material; 1. Sebaiknya pengisian kuesioner
g. Pengendalian/ kontrol keuangan dilakukan oleh staff engineer dari
yang jelek; pihak kontraktor selaku direktur yang
h. Ketidak tepatan estimasi biaya mengetahui segala jenis pembiayaan
yang terjadi di proyek, Sehingga hasil

21
LOGIKA, Vol. XXII No. 1 April 2018 p-ISSN : 1978-2560
e-ISSN : 2442-5176

penelitian yang didapat akan lebih Fahirah, F. (2005). Identifikasi Penyebab


valid. Overrun Biaya Proyek Konstruksi
2. Dalam melakukan pengambilan data, Gedung. SMARTek, 3(3).
Hasan, I. (2004). Analisis data penelitian
sebaiknya pengisian kuesioner diawasi
dengan statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
agar data yang di dapat lebih valid dan Hidayat, A. A. (2007). Metode penelitian
tidak menghambat waktu penelitian. keperawatan dan teknik analisis data.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Salemba Medika.
Nurhayati. (2010). Manajemen proyek.
Al Addiat, M. F. (2015). Identifikasi Yogyakarta: Graha Ilmu.
Penyebab Pembengkakan Biaya (Cost Santoso, P. S. (2009). Analisis Faktor-
Overrun) Proyek Perumahan. Faktor Penyebab Terjadinya Cost
Identifikasi Penyebab Pembengkakan Overrun Pada Proyek Konstruksi Di
Biaya (Cost Overrun) Proyek Yogyakarta. Uajy.
Perumahan. Soeharto, I. (1995). Manajemen Proyek.
Ervianto Wulfram, I. (2005). Manajemen Jakarta: Erlangga.
Proyek Konstruksi edisi revisi.
Penerbit Andy Yogyakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai