Hadirnya Buku kecil ini dihadapan para pembaca, tiada lain bertujuan
untuk menambah khazanah buku – buku di Indonesia yang bisa diakses secara
bebas dan free, Selain itu penulis juga termotivasi dengan Hadits Riwayat Al-
Muslim no 1017 dan 1893 tentang keutamaan mengajarkan dan berbagi ilmu
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan (Ilmu) maka
dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya.”
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini, untuk itu
kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga
buku ini dapat memberi maanfaat bagi semua kalangan serta menjadi sumber
ladang Pahala bagi penulis.
Agustus, 2017
Penulis
Jakaria Usman
Email : jakariaphysics@gmail.com
Line : jakaria_usman
Web : www.jakariaphy.co.id
Kumpulan Soal Olimpiade Fisika 2017
Solusi :
a) Temperatur T1 (di M1)
Dengan menggunakan hubungan antara tekanan dan volume untuk
kondisi sistem Adiabatik.
2
P0 V1
P1 V2
P0 V0 P1 V1
Dan juga persamaan berikut : , kita dapatkan :
T0 T1
1
1
T1 P1
T0 P0
Gunakan data : P0 = 100 kPa, P1 = 84,5 kPa, 1, 4 dan T0 = 20˚ C =
293 K. Kita peroleh T1 = 279,4 K
b) Ketinggian h1
Karena tekanan atmosfer sama dengan berat kolom udara di atas titik
yang ditinjau, ketinggian h kita peroleh dari perbedaan tekanan
atmosfer :
P0 P1 g h ......................... (1)
= menyatakan kerapatan udara rata – rata.
Kita asumsikan densitas udara berkurang secara linear dengan
bertambahnya ketinggian.
0 1
2
P V P V
1 dihitung dari persamaan : 0 0 1 1
T0 T1
Subtitusi data yang diketahui kita peroleh : 1 =1.054 kg m-3
Kerapatan udara rata – rata : = 1.122 kg m-3
Akhirnya kita gunakan persamaan (1) untuk menghitung h1 :
P P
h1 0 1.480 m
g
c) Temperatur T2 di stasiun M2
Perubahan temperatur udara yang naik dari stasiun M1 ke stasiun M2
dipengaruhi oleh 2 proses, yaitu :
a) Pendinginan hingga suhu udara menjadi T, akibat proses
adiabatik.
b) Pemanasan sebesar T akibat proses kondensasi
Jadi kita dapatkan : T2 Tx T
Perhitungan Tx
1
1
T P
Dari persamaan : x 2
T1 P1
Masukan data yang diketahui : T1 = 279,4 K; P1 = 84,5 kPa; P2 = 70
kPa; dan 1,4
Kita peroleh Tx Tx 264,8 K
Sekarang kita hitung T nya, kalor kondensasi yang dilepaskan oleh
udara. Lx m sama besar dengan kalor yang digunakan untuk
memanaskan udara, c p T , dimana m, menyatakan massa air yang
dihasilkan setiap 1 kg udara.
Lm
T v
cp
Masukan angka yang diketahui, kita peroleh : T = 6,1 K
Subtitusi ke T2 Tx T , kita dapatkan T2 sebesar :
T2 = 270,9 K
2. Pada suatu partikel yang bergerak bebas dalam tinjauan satu dimensi,
tentukanlah komutasi berikut:
a. xˆ 2 , pˆ b. xˆ, pˆ 2 ˆ xˆ
c. H, ˆ pˆ
d. H,
Solusi :
2
d d2
Operator Momentum pˆ i dan Hamiltonian Hˆ V
dx 2m dx 2
a. xˆ 2 , pˆ xx
ˆ ˆ , pˆ xˆ xˆ , pˆ xˆ , pˆ xˆ
xˆ, pˆ ( x) xp
ˆˆ ( x) px
ˆ ˆ ( x)
d d
x i ( x) (i ) x ( x)
dx dx
d d
i x ( x) x ( x)
dx dx
d d
i x ( x) ( x) x ( x)
dx dx
i 0 ( x)
i ( x)
xˆ, pˆ ( x) i ( x)
xˆ, pˆ i
xˆ 2 , pˆ xi i x
xˆ 2 , pˆ 2ix
b. xˆ, pˆ 2 x, pp p x, p x, p p
pi i p 2i p
c. Hˆ , xˆ ( x) Hx xH ( x)
2
d2 2
d2
x ( x) x ( x)
2m dx 2 2m dx 2
2
d2 d2 2
d2
( x ) x x ( x ) x ( x)
2m dx 2 dx 2 2m dx 2
2
d2 d2 2 2
d2
( x) x x ( x ) x ( x)
2m dx 2 dx
2
2m 2m dx 2
2
d2 2
( x) x ( x) 0
2m dx 2 2m
0
d . Hˆ , pˆ ( x) Hp ( x) pH ( x)
2
d2 d d 2
d2
2
i ( x) i ( x)
2m dx dx dx 2m dx 2
i 3 d3 i 3 d3
( x ) ( x)
2m dx 3 2m dx 3
0
Solusi :
dL
Gaya sentral F F (r )rˆ diperoleh 0 sehingga L = konstan. Ini
dt
menunjukan jika partikel dipengaruhi oleh gaya sentral maka gerak partikel
hanya pada bidang (2 D), sistem koordinat yang digunakan adalah koordinat
polar.
r rrˆ
dr drˆ
v rrˆ r rrˆ rˆ
dt dt
dv drˆ dˆ
a r r r r ˆ r
dt dt dt
r r rˆ r ˆ rˆ r 2 rˆ
(r r 2 ) r (2r r )ˆ
x0
V ( x) 0 0 xa
x0
a. Tunjukan bahwa fungsi gelombang partikel dalam kotak adalah
2 n x n2 2 2
un ( x ) sin dan energi partikel En dengan n = 1, 2, 3, ...
a a 2ma 2
b. Jika partikel bergerak dalam kotak tersebut dengan fungsi gelombang
8 x x
u ( x) 1 cos sin , nyatakan u ( x) A1u1 ( x) A2u2 ( x) ,
5a a a
kemudian tunjukan bahwa energi rata – rata partikel tersebut adalah
4 2 2
E
5ma 2
Solusi
I. x 0 V 0 (partikel bebas)
d 2u 2mE
2
k2x 0 k
dx k2
u eikx Re ikx
u
ik eikx Re ikx
x
II. 0 x a V V0 E V0
d 2u 2m
2 0
2
2u 0 V E
dx
u Ae x Be x
u
Ae x Be x
x
III. x a V V1 E V1
d 2u 2m
k '2u 0 k' E V1
dx 2 2
u Teik ' x
du
ik 'Teik ' x
dx
Kontinuitas
x0 xa
u1 u2 u1 u2
1 R A B (1) Ae x Be x Teik ' a (3)
ik '
1 R A B (2) Ae x Be x Teik ' a (4)
ik
Dari pers (3) dan (4), hilangkan T
ik ' a ik ' a ik ' ik ' a
Ae Be Te
'
ik
Ae a Be a Teik ' a
ik ' ik '
A 1 e a B 1 e a 0
ik '
ik '
ik ' 2
A B A '
Be (5)
ik
Jumlahkan (1) dan (2)
2 A 1 B 1
ik ik
ik ' 2 a ik ' ik ' ik '
'
Be B '
ik ik ik ik
ik ' ik ' e 2 a ik ' ik
B
2
ik ik '
2ik ik '
B
ik ' ik ' e 2 a ik ' ik
Kurangkan (1) dan (2)
2 R A 1 B 1
ik ik
ik ' 2 a ik ik ' ik '
'
Be B '
ik ik ik ik
ik ik ' ik ' ik e 2 a
B
ik ik
'
5 e r / a0
dR 2
dr a2
0
1 d 2 dR 2 r / a0
r 5 e
r dr dr
2
a2
0
Masukan kedalam persamaan R dengan E = E1 dan l = 0, maka :
2 4mE me2 4 1
7 1
5
a0 2 a0 2 0 2 a0 2 a0 2 r
3 3
2
Masing – masing suku dalam tanda kurung harus nol karena persamaan itu
sama dengan nol, untuk setiap harga r. Jadi :
me 2 4
3
5
0
0 2 a0 2 a0 2
4 0 2 a
a0
me 2
h
Yaitu jari – jari Bohr a0 = r1 dalam persamaan (4.22) – ingat . Untuk
2
suku pertama,
2 4mE1
7
3
0
2 2 2
a0 a0
2
me 4
E1
2ma02 32 2 02 2
7. Sebuah partikel yang muatannya Q dipegang tetap pada titik P dan sebuah
partikel kedua yang massanya m, yang mempunyai muatan yang sama Q,
mula – mula dipegang dalam keadaan diam pada jarak r1 dari P. partikel
kedua tersebut kemudian dilepaskan dan ditolak oleh partikel pertama.
Tentukan laju partikel kedua saat jaraknya r2 dari P.
Solusi :
Gunakan hukum kekekalan energi mekanik
EM1 = EM2
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
Q2 Q2 1 2
k 0 k mv
r1 r2 2
2 Q2 Q2 2
k k v
m r1 r2
2kQ 2 1 1 2Q 2 1 1
v2
m r1 r2 4 0 m r1 r2
Q2 1 1
v
2
2 0 m r1 r2
1 1 1
vQ
2 0 m r1 r2
8. Koefisien gesekan statik antara benda dengan bak truk adalah s . Bila massa
benda m, massa Truk M, dan percepatan gravitasi bumi adalah g maka
tentukan percepatan maksimum truk agar benda tidak bergeser.
Solusi :
Bila truk bergerak ke kanan maka balok akan mendapat gaya fiktif yang
arahnya ke kiri yang besarnya F mamax . Ingat gaya fiktif dipakai bila
acuannya bukan tanah tetapi benda yang bergerak relatif terhadap tanah.
Percepatan balok relatif terhadap truk adalah nol
F 0
f s max mamax 0
s N mamax
s mg mamax
amax s g
9. Pada kutub bumi sebuah benda dilemparkan ke atas dengan kecepatan v0. Bila
gesekan udara diabaikan maka hitung tinggi yang dicapai benda jika jari – jari
bumi R dan percepatan gravitasi di permukaan bumi g.
Solusi :
Gunakan hukum kekekalan energi :
1 2 Mm 1 2 Mm
mv1 G mv2 G
2 R 2 R h
Pada awal pelemparan v1 = v0 dan di titik tertinggi v2 = 0
1 2 Mm Mm
mv0 G 0G
2 R R h
1 2 M M
v0 G 0G
2 R R h
1 2 M M
v0 G G
2 R R h
1 2 M R h GMR GM
v0 G h
2 R R h R ( R h)
GM GM
v02 ( R h) 2h 2hR 2
R R
GM
v02 ( R h) 2hR 2
R
M
Karena g G 2 maka R h v02 2hRg
R
R h v02 2hgR
h h
R h 2 gR atau R 1 2 gR
h v02 h v02
R 2 gR
2 1
h v0
R
h
2 gR
2 1
v0
Solusi :
Gunakan hukum kekekalan energi mekanik
EM1 = EM2
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
ke2 1 2 ke2 1 2
mv1 mv2
r1 2 r2 2
ke2 1 ke2 1
mv12 m 2v0
2
2 r2 2
1 2 ke2
0 mv0 2mv02
2 r2
ke2
mv02 2 4mv02
r2
ke2
2 3mv02
r2
2 ke2
r2
3 mv02
2 1 e2
r2
3 4 0 mv02
1 1
11. Buktikan harga rata – rata untuk elektron 1s dalam atom hidrogen ialah
r a0
Solusi
r
a0
e
Fungsi gelombang elektron 1s ialah : 3
a0 2
dV r 2 sin drd d
1 1 2
dV
0
r r
Karena 2
1 2 r
3 re a0 dr sin d d
a0 0 0 0
2 r a 2 2 r r 2 r a2
re dr 0 e a0 e a0 0
a0
0 4 2 0 4
sin d cos
0
2
0
2
d
2
0
2
0
1 1 2
dV
0
r r
1 a02
x x2x2
a03 4
1
a0
12. Sebuah batu beratnya w dilemparkan vertikal ke atas diudara dari lantai
dengan kecepatan awal v0 . Jika ada gaya konstan f akibat gesekan/hambatan
udara selama melayang dan asumsikan percepatan gravitasi bumi g konstan,
maka tentukan :
a. tinggi maksimum yang dicapai (nyatakan dalam : v0, g, f dan w )
b. laju batu saat menyentuh lantai kembali (nyatakan dalam : v0, f
dan w)
Solusi :
a. Batu ke atas
Percepatan (perlambatan) : v= 0
f w
a
m
f f hmax
a 1 g w w
w f
v0
Tinggi maksimum yang dicapai :
1 2
h v 0 .t at
2
dim ana ,
v
t 0
a
sehingga ,
2
v0
h
2a
2
v0
hmax
f
2 g 1
w
b. Batu ke bawah
Percepatan :
w f
a g
w
Kecepatan saat menyentuh lantai :
v 2 2ah
w f
2
v 2
2
g
v0
w
2g w f
w
2 w f
v 2 v0
w f
w f
v v0
w f
Solusi :
Energi kinetik sistem terdiri dari energi kinetik cincin ditambah energi kinetik
manik manik. Pada saat mula-mula manik manik berada di dasar, sehingga
kecepatannya persis nol.
1 2 1 2 1 1
EK 0 mv0 I 0 m02 R 2 mR 202 mR 202
2 2 2 2
Pada saat manik-manik berada di puncak, energi kinetik cincin diberikan oleh
EK mR2 2
Energi kinetik manik manik
1 2
EK m mv
2
Kecepatan manik-manik v = kecepatan manik manik terhadap pusat cincin +
kecepatan pusat cincin
= kecepatan translasi pusat cincin + kecepatan
akibat
rotasi cincin
= R + R = 2R.
1
m 2 R 2m 2 R 2
2
Energi kinetik manik manik =
2
Energi potensial manik manik = 2mgR.
Kekekalan energi:
mR 202 mR 2 2 2mR 2 2 2mgR
Sederhanakan:
1 2g
2 02
3 3R
Gaya normal yang diberikan oleh lantai diberikan oleh gaya berat dari manik-
manik dan cincin dikurangi dengan gaya sentripegal akibat rotasi manik-
manik terhadap pusat cincin.
N 2mg m 2 R
8g
0
R
Solusi :
Energi foton taktentu dengan besar.
h 1, 054 x 1034 Js
E
2t 2 x 108 s
5,3 x 1027 J
Ketaktentuan frekuensi cahaya diberikan dalam bentuk :
E
v
h
8 x 106 Hz
Ini merupakan batas tak tereduksi dari ketelitian yang dapat diperoleh untuk
frekuensi radiasi yang dipancarkan oleh sebuah atom. Sebagai hasil radiasi
sebuah atom yang tereksitasi tidak muncul dalam bentuk suatu frekuensi
tertentu v melainkan dalam selang antara v – v hingga v + v . Untuk foton
v
yang berfrekuensi 5 x 1014 Hz, = 1,6 x 10-8. Dalam praktek ada gejala
v
lain seperti efek doppler memberi kontribusi lebih besar dari itu pada
pelebaran garis spektral.
Solusi :
Untuk elektron 1 eV
2m V E
k2
16. Sebuah sistem terdiri atas dua buah balok massanya masing-masing m dan M
(lihat gambar). Koefisien gesekan antara kedua balok µs dan tidak ada
gesekan antara balok M dengan lantai. Tentukan besar gaya F yang harus
diberikan pada balok m supaya tidak turun ke bawah (nyatakan dalam : m, M,
g dan µs)
Solusi :
f
F
m
M
licin
Tinjau m
Arah mendatar,
Fx m.a x
F N m.a x ...............(1)
Arah vertikal,
Fy 0
m.g f
m.g s .N
m.g
N ...................(2)
s
Tinjau M
Arah mendatar,
Fx M .a x
N M .a x
N
ax ....................(3)
M
Diketahui :
K
F 2 kv 2
r
3K
Saat t = 0, r = r0 , v v r
mr0
a) Momentum sudut partikel soal di titik P
3K
L mrv sin 90 mr0 3mKr0 konstan
mr0
L2 3mKr0
d 2u 1
2
ku 2 u
m m
2 2 F u
d 2
Lu u 3mKr0u
d 2u 1 1
u u A cos 0 0 0
d 2
3r0 3r0
1 1
u A cos
r 3r0
3r0
r
1 3 Ar0 cos
Saat t = 0, r = r0 , 0
3r0 3r0
r r0
1 3 Ar0 cos 0 1 3 Ar0
2
1 3 Ar0 3 3 Ar0 2 A
3r0
3r0
Jadi r
1 2 cos
K
b) Solusi persamaan lintasan partikel F
r2
1 2 1
A cos B cos
r 3r0 3r0
2 1
Jadi A dan B
3r0 3r0
A 0 dan B 0 0 B A E 0 lintasannya hiperbola (+)
elips 0 B A E0 E 0
parabola A B E 0
lingkaran A 0 E E0
1 2 1
c) 0 r r0 dan saat r cos
3r0 3r0
1 2 1
cos cos
3r0 3r0 2
120
Jadi saat 120 partikel berada sangat jauh dari titik P
Solusi :
t0
t
v2
1
c2
v 2 t0
1 2
c t
2 2
v t
2
1 02
c t
2
t2 3600 s
v c 1 02 3 x 108 m/s x 1
t 3601 s
=7,1 x 106 m/s
Roket masa kini jauh lebih lambat dari kelajuan diatas. Misalnya, kelajuan
tertinggi roket Apollo yang pergi ke bulan hanya 10,840 m/s, dan loncengnya
berbeda dengan lonceng di Bumi dengan besaran kurang dari satu bagian
dalam 109. Banyak eksperimen telah membenarkan pemuaian waktu dengan
pemakai nuklir takstabil dan partikel elementer yang kelajuannya mendekati
kelajuan cahaya.
19. Sebuah bola kecil diikatkan ke karet panjang dan diputar – putar sehingga
lintasan bola berupa elips yang diberikan oleh persamaan
ˆ cos t + ˆj 2b sint
r (t ) ib
Dimana b dan adalah konstanta. Tentukan (a) vektor kecepatan dan
percepatan bola sebagai fungsi dari waktu t dan (b) jarak, laju dan besar
percepatan bola saat t = 0 dan t = dan analisis hasil masing – masing.
2
Solusi :
ˆ ˆ
Diketahui : r (t ) i b cos t + j 2b sin t
v
dr d ˆ
dt dt
i b cos t + ˆj 2b sin t
r r b 2 cos 2 t + 4b 2 sin 2 t 2
1
t 0 r r b 2 2
b jarak minimum
1
t
2
r r 4b 2 2 2b jarak maksimum
v v b 2 2 sin 2 t + 4b 2 2 cos 2 t 2
1
t 0
v v 4b 2 2 2 2b laju minimum
1
t
2
v v b 2 2 2
b laju maksimum
a a b cos t +4b sin t
2 4 2 2 4 2
2
1
t 0
a a b 2 4 2 b 2 percepatan minimum
1
t
2
a a 4b 2 4 2 2b 2 percepatan maksimum
d d d
O1 1 2 x 1 2 x 1 x 2
dx dx dx
O2 1 O2 2
d d
O2 c x c cx cO2
dx dx
2
d 2 d d2 p2 p2
p i p
2
2 2 O1 x2
dx dx 2 dx 2
d p i i
p O2 xp
dx i h
p2 i i
O1 , O2
2
i
x 2 , xp 3 p 2 x 2 , xp 3 p 2 , xp x 2 , xp
h h
p 2 , xp p 2 , x x p 2 , p
p p, x p, x p p x p 2 , p p 2 , p 0
p i i p p
d2
2i p 2 2i 2 2
dx
2 3 2
d d
2i 3 2 2
dx i dx 2
x 2 , xp x 2 , x p x x 2 , p x 2 , x 0
x x 2 , p
x x x, p x, p x x x i i x
2i x 2 2 x 2
i
i 3
d2 2 d2 2
O1 , O2 3 2 2
2 x 2 2
2 x2
h i dx i dx
21. Galaksi jauh dalam konstelasi Hydra menjauhi bumi dengan kelajuan 6,12 x
107 m/s. Berapa pergeseran garis spektral hijau dengan panjang gelombang
500 nm (1 nm = 10-9 m) yang dipancarkan oleh galaksi ini (ke arah merah
dari spektrum itu)?
c c
Karena dan 0 , maka dari pers kita peroleh :
v v0
v
1
0 c
v
1
c
22. Cari massa elektron (m0 = 9,1 x 10-31 kg) yang berkecepatan 0,99 c
Solusi :
v v2
Disini 0,99 dan 2 0,98, sehingga
c c
m0
m
v2
1 2
c
9,1 x 10 31
=
1 0,98
=64 x 10 31 kg
Ini berati 7 kali lebih besar daripada masa diam elektron.
23. Sebuah pendulum terbuat dari batang tegar yang panjangnya L dan massanya
diabaikan. Beban pada pendulum mempunyai massa m dan dihubungkan ke
dinding dengan menggunakan pegas yang memiliki konstanta gaya k. Ketika
pendulum tergantung lurus ke bawah, pegas dalam keadaan tak teregang.
Tentukan periode osilasi sistem ini bila sudut osilasinya kecil.
Solusi :
x L sin (x = pertambahan panjang pegas)
Untuk yang kecil maka sin ( sudut dinyatakan dalam radian)
Momen gaya (torka) pemulihnya adalah
kxL mgL sin
k L sin L mgL sin
kL2 mgL ..... (1)
I mL2 ..... (2)
Dari pers (1) dan (2)dapat diperoleh
mL2 kL2 mgL
kL2 mgL
2
mL
k g
0
m L
k g
m L
2 k g
Jadi
T m L
mL
T 2
kL mg
24. Swafungsi dari suatu operator Hamiltonian diberikan oleh persamaan berikut
x2
( x) Nx exp
2
2
a. Tentukan nilai konstanta N
b. Tentukan operator Hamiltonian tersebut dan swanilainya
Solusi :
x2
( x) Nx exp
2
2
d2
Hamiltonian → H K V 2
V ( x)
dx 2
d d x2
Nx exp
2
dx dx 2
x2 x2
2 Nx exp Nx 2 exp x
2 2
2
x
x
d 2 d d d 2
x
dx 2
dx dx dx x
2 2 d d
2 x
x x dx dx
2 2 2 2
2 x x x
x x x x
2 2
2 2 2 2 x 2
x x
2
2 x 2 5
x
d 2 2
2
2 x 2 5
dx x
2 2
2 x 5 2 x 5
2 2
x x
d 2 2
2 2 x 5
2
dx x
H 5
d2 2
jadi H 2
2 x2
dx x
E 5 (swanilai)
( x) dx 1
2
1 N 2
x
4
exp x 2 dx
1 3 5 (2n 1)
u
2n
exp u 2 du 2 n
3 4
1 N2 N2
4 3
2
N 1 1
3 2 4
25. Suatu benda yang mula – mula dalam keadaan diam meledak menjadi dua
bagian yang masing – masing bermassa dan 1 kg dan bergerak saling
menjauhi dengan kelajuan 0,6c. Cari masa diam benda semula.
Solusi :
Karena energi total benda semula harus sama dengan jumlah energi total
masing – masing bagian, maka :
m c2 m c2
m0 c 2 01 02
v2 v2
1 12 1 22
c c
(2)(1 kg)
m0 2,5 kg
1 0, 62
Solusi :
Karena gaya F antara planet dan matahari adalah :
dv GMm
F m 2 rˆ (1)
dt r
dv GM
diperoleh 2 rˆ (2)
dt r
momentum sudut L r x v (3)
dr drˆ dr
karena r rrˆ, v r rˆ maka pers (3)
dt dt dt
drˆ dr drˆ
L r x v rr x r rˆ r 2 rˆ x r 2
dt dt dt
dari persamaan (2)
dv GM GM drˆ 2
x L = 2 rˆ x L 2 rˆ x rˆ x dt r
dt r r
drˆ
= GM rˆ x rˆ x
dt
drˆ drˆ
= GM rˆ rˆ rˆ rˆ
dt dt
drˆ
= GM (rˆ ˆ)rˆ (1) (ket : rˆ ˆ 0)
dt
drˆ
= GM
dt
Karena L adalah vektor konstan
drˆ
dv
dt
xL=
d
dt
v x L = GM
dt
drˆ
d
dt v x L dt GM dt dt
v x L GMrˆ + c ( dengan c = vektor konstan)
r v x L r GMrˆ + c GMr rˆ + r c
GMr (rˆ rˆ) r (rˆ c )
GMr rc cos ( adalah sudut antara r dan c )
karena r v x L r x v L L L L2 sehingga
L2 (GM +c cos )r
L2
L2 GM
r
GM c cos c
1 cos
GM
Persamaan diatas adalah persamaan irisan, kerucut. Salah satunya adalah
elips.
Solusi 1
Anggap silinder tidak slip dan tali tegang. Gaya
tekan bidang miring pada balok
Benda 2 : (Translasi)
(1)
Benda 1 : (translasi)
(2)
Benda 1 berotasi juga, penyebabnya adalah gesekan.
(3)
1
(2) ….. m1 g sin m1a T m1a
2
(1) ….. T m2 g sin m2 g cos m2 a
Dari kedua persamaan kita peroleh :
a
m1 m2 sin m2 cos g (4)
3
m1 m2
2
T m2 g cos m2 g sin m2 a
T m2 cos sin
m1 m2 sin m2 cos
3 g
m1 m2
2
3 1
cos sin
T2 2 m1m2 g
3
m1 m2
2
Sekarang kita cek, apakah sudut 30º itu memenuhi syarat tali tegang dan
silinder tidak slip.
Syarat agar tali tegang : T > 0, dari persamaan di atas didapat :
3 cos sin ; tan 3 0,6 sehingga 30,96º
Karena sudut miring kita 30º berati T > 0
1
f m1a
2
Syarat agar silinder tidak slip:
f N1
f m1 g cos
1
m1a m1 g cos
2
m1 m2 sin m2 cos 2 cos
3
m1 m2
2
m1 m2 sin m2 cos 3m1 cos 2m2 cos
Dapat dihitung bahwa 30 º memenuhi persamaan diatas. Karena nilai
memenuhi kedua syarat ini, maka silinder bergerak dengan :
m m2 sin m2 cos g 3, 25 m/s2 ; untuk = 30
a 1
3
m1 m2
2
Solusi 2:
Balok dan silinder akan bergerak dengan percepatan sama jika tali tegang.
Besar percepatan ini dapat dihitung dari persamaan gerak kedua benda.
Anggap tegangan tali T, dan gaya gesek antara silinder dengan bidang miring
f. Anggap silinder bergerak tanpa slip sehingga percepatan sudut silinder
a
adalah
r
Persamaan gerak balok:
m2 a m2 g sin m2 g cos T
Persamaan gerak translasi silinder :
m1a m1 g sin f T
Persamaan gerak rotasi silinder :
a
I f r I
r
1
(dengan I mr 2 adalah momen Inersia silinder).
2
Dengan menyelesaikan persamaan di atas diperoleh :
a 1
m m2 sin m2 cos g 3, 25 m/s 2
1,5m1 m2
m1 g m1 m2 sin m2 cos
f 13, 01 N
2 1,5m1 m2
Solusi 1:
a) Kekekalan momentum :
mv0 mv p Mvb s vb t
1 2 2h
h gt s vb
2 g
g
vb s
2h
g
mv0 mv p Ms
2h
M g
v p v0 s 101 m/s
m 2h
Penting : Waktu jatuh bola dan peluru sama karena mereka jatuh dai
ketinggian yang sama dengan kecepatan awal vertikal yang sama.
2h M
Peluru jatuh dilantai pada jarak : X v pt v0 s 105 m
g m
2
1 1 1 1 1 M g 1 2 g
E mv02 mv 2p mvb2 mv02 m v0 s Ms
2 2 2 2 2 m 2h 2 2h
b)
g 1 g M
=sMv0 Ms 2 1 1980 823.2 1156.8
2h 2 2h m
Solusi 2
a) Kita akan menghitung : X v p t
t, waktu yang dibutuhkan peluru tiba di tanah dihitung dengan rumus
1
h gt 2 . vp, kecepatan peluru sesudah tumbukan dihitung dengan
2
kekekalan momentum, mv0 mv p Mvb (Proses tumbukan bola dengan
peluru) dimana vb adalah bola sesudah tumbukan. Vb dihitung dari s vbt
(Perhatikan bahwa waktu jatuh peluru sama dengan waktu untuk bola
mencapai s = 20 m
2h
Hasilnya adalah t 1,01 s ; v p 104 m/s ; vb 19,8 m/s dan X =
g
105 m
b) Energi yang hilang sebagai panas = energi kinetik sistem mula – mula
minus energi kinetik sistem akhir.
Energi kinetik mula – mula :
1
Ek mv02 1250 J
2
Energi kinetik akhir terdiri dari energi kinetik bola (E k)bola +energi kinetik
peluru, yaitu :
1 2 1 2
mvb mv p 93, 2 J
2 2
Solusi :
Gaya kibat cincin pada bola hanya ada yang
arah horizontal saja (arah vertikal saling
menghapus).
Solusi 1
Karena bola A dibumikan, maka potensial di A = 0
kq kQ
VA 0
r R
r
q Q (muatan induksi di A)
R
kq kQ
VB
r R
kr kQ
VB 2 Q
R R
Q r
VB 1 225 V
4 0 R R
Solusi 2
Kedua bola adalah seperti 2 kapasitor paralel, yang satu terdiri dari bola
dalam dan bola luar, yang lainnya adalah antara bumi dan bola luar.
a) Kapasitas kapasitor pertama :
Q 1 rR
C1
V 1 1 k R r
k
r R
b) Kapasitas kapasitor kedua :
R
C2
k
c) Kapasitas total :
1 R2
Ctot C1 C2
k R r
Q Qk
V R r 225 Volt
C R2
31. Seekor semut merayap di atas permukaan bola berjari – jari a dinyatakan
dalam koordinat bola oleh persamaan berikut :
r a, b sint dan ct
Dimana a, b, c dan adalah konstan. Tuliskan persamaan untuk kecepatan
dan percepatan semut setiap saat.
Gunakan :
rˆ ˆ rˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
; sin ; rˆ; cos ; 0; rˆ sin ˆ cos
Solusi
Diketahui :
r a, =b sin t , dan ct
dimana : r r 0
a
dv d ˆ
dt dt
a ˆ sin
d
a ˆ ˆ sin
dt
dˆ ˆ d d ˆ dˆ d
a sin sin ˆ sin
dt dt dt dt dt
dˆ d dˆ d ˆ ˆ
ˆ ˆ sin d d d d sin
d dt d dt
d dt d dt
a
ˆ d sin d d sin d
d
d
dt dt
rˆ ˆ cos
a
ˆ ˆ sin 0 rˆ sin ˆ cos sin
ˆ cos 0
a 2 rˆ cos ˆ
ˆ ˆ sin 2 rˆ sin 2 2 cos sin ˆ ˆ cos
a rˆ cos ˆ ˆ sin ˆ sin rˆ cos sin ˆ cos ˆ
2 2 2 2
32. Sampel unsur tertentu diletakan dalam medan magnetik 0,30 T dan tereksitasi
secukupnya. Berapa jarak antara komponen Zeeman garis spektral 450 nm
dari unsur ini ?
Solusi :
Jarak antara komponen Zeeman ialah :
eB
v
4 m
c d
Karena v ; dv c , sehingga tanpa menghiraukan tanda minusnya
2
2 v eB 2
c 4 mc
1, 6 x10 C 0,30T 4,5 x10 m
19 17 2
4 9,11x10 kg 3, 0 x10 m / s
31 8
2,83x1012 m 0, 00283 nm
Solusi :
Tinjaulah sebatang tongkat yang terletak pada sumbu x’ dalam kerangka S’.
Pengamat dalam kerangka ini menentukan koordinat ujung tongkat x1' dan x2'
, sehingga panjang proper tongkat itu adalah :
L0 x2' x1'
Supaya mencari L x2 x1 , yang merupakan panjang tongkat yang terukur
dari kerangka diam S pada saat t, diperoleh :
x vt x vt
x1' 1 x2' 2
v2 v2
1 2 1 2
c c
Sehingga
v2
L x2 x1 x2' x1' 1
c2
v2
L L0 1 2
c
1
34. Osilator 1- Dimensi mempunyai Hamiltonian : H ( p 2 x 2 ) dimana telah
2
a. a , a b. a , H
Solusi :
3 2
A
1 1
A
A I 0
3 2 0 C1
0
1 1 0 C2
3 2 C1
0
1
1 C2
Tentukan determinan
3 1 (1 2) 0
3 3 2 2 0
2 4 1 0
b b 2 4ac
12
2a
4 16 4 11
2 1
4 12
2
12 2 1, 7320
Untuk penyelesaian pertama :
1 2 1, 73
3, 73
3 3, 73 2 C1
0
1 1 3, 73 C2
0, 73 2 C1
0
1 2, 73 C2
0, 73C1 2C2 0
35. Seutas kawat vertikal ujungnya digantungi beban bermassa m dan massa
jenisnya . Kawat tersebut digetarkan sehingga timbul gelombang stasioner
dengan frekuensi f. jika beban tersebut seluruhnya dimasukan kedalam zat
cair yang massa jenisnya c maka tentukan frekuensinya sekarang.
Solusi :
F mg Vg
v dan v f
Vg
Maka f …… (1)
F = tegangan senar
m
senar
L
Cepat rambat bunyi pada kawat/senar saat dicelupkan di zat cair adalah :
Maka
f '
c Vg ……. (2)
f'
c Vg
f Vg
f '
c f
36. Suatu benda pada bidang miring diberi kecepatan awal 2 m/s ke atas. Akibat
adanya gesekan dan gaya berat, benda akan berhenti setelah 0,2 sekon. Massa
benda 4 kg dan sudut bidang miring 30º,. Hitunglah koefisien gesekan kinetik
balok dengan bidang miring.
Solusi :
N mg cos
f N mg cos
Gunakan rumus impuls dan momentum pada arah sumbu x
Fx t p
mg cos mg sin t m(0) mv0
1 1
40 3 40 t (4)2
2 2
40 3 40 80
1
3
3
Solusi :
Tinjaulah sebuah lonceng di titik x’ dalam kerangka bergerak S’. Ketika
pengamat di S’ mendapatkan waktu t1' , pengamat di S akan mendapatkan
waktunya t1 yang menurut pers memenuhi :
vx '
t1'
t1 c2
v2
1 2
c
Setelah selang waktu t0 terhadap pengamat dalam sistem bergerak
mendapatkan waktunya sekarang ialah t 2' menurut loncengnya.ini berati,
t0 t2' t1'
Akan tetapi, pengamat di S mengukur akhir selang waktu yang sama tadi
menjadi
vx '
t2' 2
t2 c
v2
1 2
c
Sehingga selama selang waktu t ialah
t2' t1'
t t2 t1 atau
v2
1 2
c
t0
t
v2
1 2
c
38. Pada sudut – sudut segitiga sama kaki ditempatkan muatan –Q , Q dan q.
Tentukan resultan FR yang bekerja pada muatan q tersebut.
Solusi :
Gaya interaksi antara muatan Q dan q sama besarnya dengan gaya interaksi
antara muatan -Q dan q.
Qq 1 Qq
F k 2 ….. (1)
r 4 0 r 2
Gunakan aturan cosinus pada gambar segitiga kiri.
F 2 F 2 FR2 2 FFR cos
L
0 FR2 2 FFR
2r
L
FR2 2 FFR
2r
L
FR 2 F
2r
L
FR F ….. (2)
r
Subtitusi pers (1) ke pers (2)
1 Qq L
FR
4 0 r 2 r
1 QqL
FR
4 0 r 3
Solusi
Tekanan 1 mol (4 gr) He pada 0 ºC dan volume 22.4 L adalah 1 atm. Untuk
12 gr He pada 0 ºC dan volume 11.2, tekanannya dapat dihitung dengan :
PV
konstan
nT
12 1x 22.4 P011.2
x
4 273 273
P01 = 6 atm
2
P02 = xP01 1 atm
12
Ketika piston bergerak, proses yang terjadi adalah adiabatik.
C 5
P
Cv 3
Tekanan akhir P2 harus sama dengan P01 agar katup bisa terbuka.
2 2 P02V02 , P2 P01
PV
V
P2 P02 02
V2
1
P
V2 V02 02 3.82 dm3
P2
PV PV
2 2
02 02
T2 T0
1
1
P
T2 T0 2 559 K
P02
Usaha yang dilakukan piston sama dengan perubahan energi dalam gas.
1
1
P2
W1 nCv T2 T0 nCvT0 1
P
02
1 3
=2 x 0.75 x 273 6 5 1
= 429 kalori
V
P P01 1 2 9.79 atm
V01
PV01 P01 V01 V2
t T
PTV01
t 381.7 K
P01 V01 V2
W2 nCv t T 713 kalori
Usaha oleh manusia :
W W1 W2 P0 V01 V02 V02 870 kalori
Solusi
Pada kasus ini kita akan meninjau 3 kemungkinan :
a. Hanya es yang tersisa (semua air membeku) :
Suhu akhir = t0 (gunakan asas Black → kalor yang diterima = kalor yang
dilepas)
m2c2 t12 0 Lm2 m2c3 0 t0 m1c1 t12 t0 m3c3 t0 t3
t0
c1m1 c2 m2 t12 Lm2 m3c3t3
c1m1 c3m2 c3m3
Karena t0 negatif, maka syarat agar ini terjadi :
c1m1 c2 m2 t12 c3m3t3 Lm2 0
c1m1 c2 m2 t12 c3m3t3 Lm2
b. Hanya air yang tersisa (semua es mencair) :
m2c2 t12 t0 m1c1 t12 t0 m3c3 0 t3 Lm3 m3c2t0
t0
c1m1 c2 m2 t12 Lm3 m3c3t3
c1m1 c2 m2 c2 m3
Syaratnya :
c1m1 c2m2 t12 c3m3t3 Lm3 0
x
m1c1 m2c2 t12 c3m3t3
L
Solusi :
Pada kasus ini interferensi terjadi antara sinar yang dipantulkan oleh lempeng
gelas dan sinar yang dipantulkan oleh kubus kaca.
Beda lintasan optis kedua sinar adalah 2d (d adalah ketebalan lapisan udara).
Interferensi maksimum terjadi ketika beda lintasan optis sama dengan
kelipatan panjang gelombang, namun karena sinar yang dipantulkan oleh
kubus gelas mengalami perubahan fase sebesar 180° (dari udara ke kaca)
maka interferensi maksimum terjadi jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1
2d m11 , (m1 0,1, 2,3, )
2
Untuk panjang gelombang kedua , syarat yang sama juga
berlaku bagi interferensi maksimumnya :
Nilai terkecil yang mungkin bagi perbandingan di atas adalah 1 dan sebagai
Please Visit : www.jakariaphy.co.id
maksimumnya 40
Kumpulan Soal Olimpiade Fisika 2017
2m1 1
Sehingga syarat untuk m1 dan m2 adalah : 1 2,875
2m2 1
Sekarang kita buat tabel perbandingan diatas untuk nilai – nilai m1 dan m2
yang berbeda – beda :
0 1 2 3 4 5
0 1 3 5 7 9 11
1 0,33 1 1,67 2,33 3 3,67
2 0,2 0,6 1 1,4 1,8 2,2
3 0,14 0,43 0,71 1 1,29 1,57
4 0,11 0,33 0,56 0,78 1 1,22
5 0,09 0,27 0,45 0,64 0,81 1
Atau vB2 v02 v 2
2 ghR
Rh
h
dan kita peroleh r v0 97 m/s
R
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum, kita peroleh :
mv
v m m atau 115 kg
u v
Pesawat mulai berada dalam orbit barunya dengan kecepatan vb =
v
1.655 m/s pada arah arc tan 30 21' . Agar bergerak dalam orbit
v
lingkaran, kecepatan haruslah sebesar 2gR 2.404 m/s (kecepatan
lolos), maka ia akan bergerak dalam orbit elips. Kecepatan yang kita
dapatkan, yaitu 1.749 m/s, jauh lebih kecil dari nilai ini, maka orbit
pesawat kita akan berbentuk elips.
43. Pesawat angkasa Alfa berkecepatan 0,9c terhadap bumi, Jika pesawat angkasa
Beta melewati Alfa dengan kecepatan relatif 0,5c, berapakah kecepatan Beta
terhadap Bumi?
Solusi :
Menurut mekanika klasik, Beta memerlukan kecepatan relatif terhadap bumi
0,9c + 0,5c = 1,4c, jelas tak mungkin. Menurut persamaan Transformasi
kecepatan relativistik, Vx' 0,5c dan v 0,9c, jadi kecepatan relatif yang
diperlukan ialah :
Vx, v 0,5c 0,9c
Vx 0,965c
vVx
1 2 1
'
0,9c 0,5c
c c2
Besarnya kurang dari c. Pesawat itu memerlukan kecepatan 10 persen lebih
tinggi dari pesawat yang bergerak dengan kecepatan 0,9c untuk melewatinya
dengan kecepatan relatif 0,5c.
Solusi :
Ambil sinar datang sejajar sumbu mendatar. Dengan menggunakan hukum
pemantulan, sinar akan dipantulkan melewati titik P.
OA r
r
AB BO
2
OB r r
OP sec
cos 2 cos 2
1
OF r
2
1
PF OP OF r sec 1
2
h
tan 2
PF
1
h PF tan 2 r tan 2 sec 1
2
1
2d
tan 2 2 tan 2sin 2
r
d
= (untuk sudut kecil)
r
h PF tan 2
1
2
d
1 tan 2 1 r
r
1 1
h d 1 tan 2 1
2 2
2
1
d
1 2 d3
h d 1,95 mm
4 r 16r 2
Diameter layar adalah 2h = 3,9 mm
1 1
Jika jari – jari layar diperkecil menjadi kali. Nilai semula : h ' h maka
8 8
d '3
h'
16r 2
1 d '3
h
8 16r 2
1 1
d' 3 d d
8 2
1
Jadi layar baru akan menangkap sinar yang mengenai cermin berdiameter
2
nilai semuka. Karena intensitas cahaya sebanding dengan luas layar
(sebanding dengan d2) maka sinar yang ditangkap hanya kali = 25%
1
2
dari intensitas cahaya mula – mula.
Solusi
Anggap sinar datang dengan sudut
1 dan dibiaskan dengan sudut 2 ,
kemudian dibiaskan lagi dengan
sudut 3 .
Hukum Snellius :
n1 sin 2 n2 sin 3
,
n2 sin 1 n3 sin 2
Atau, n1 sin 1 n2 sin 2 konstan (setiap kali ada persamaan yang
variabelnya tidak tercampur, maka hasilnya adalah konstan).
n0 sin 900 n sin x
n0 r x
sin x (ini adalah persamaan lingkaran)
nx r
Bukti :
dy sin x rx
tan x
dx cos x r2 r x
2
Dari gambar :
rx
x
y dx
r r x
2 2
0
Misalkan : l r x
2
dl 2 x r dx
1
r x dx dl
2
Ketika : x 0, l r 2
r x
2 1
dl r x
2
Jadi, y 2 r2 l 2
r2 l r
r2
y r2 r x
2
nA cos A sin
n nA sin A nA cos A sin n0 1,3
2 2 2 2
nA sin A n0 A
d sin
cos A
r nA
r sin
d 5 cm
sin n0
2 2
Pembuktian lain :
n x rx
sin x 0 1 adalah persamaan lingkaran dapat dilihat juga dari
nx r r
OC x
gambar berikut. Dari gambar tampak bahwa sin x . jika OC = r dan
XC
XC = r, persamaan ini akan memenuhi persamaan yang diminta. Ini artinya,
persamaan lintasan sinar adalah persamaan lingkaran.
Solusi :
Ketika masuk kaca, sinar dibiaskan dengan sudut bias dihitung memakai
hukum Snellius :
1 1 1
sin sin 45 30
n 2 2
Sudut kritis (sudut batas) ketika sinar meninggalkan silinder sejajar
permukaan :
1 1
sin 45
n 2
900 1 (segitiga ABC )
1 900 900 300 450 750
900 2 + (segitiga CDE)
2 900 900 300 450 150
Sinar meninggalkan silinder ketika
1 1800 2
750 1650
Solusi :
Untuk memudahkan pembahasan, kita akan namakan pegas k sebagai pegas 1
dan
pegas 3k sebagai pegas 2.
Tegangan kedua pegas sama, karena dihubungkan lewat satu tali maka :
kx1 = 3kx2.
Simpangan massa m = x.
Dari geometri jelas bahwa,
2x = x1 + x2.
Jadi,
3 1
x1 x , x2 x
2 2
Gaya yang bekerja pada massa m :
2 kx1= 3 kx.
Persamaan gerak sistem:
d 2x
m 3kx 0
dt 2
m
Diperoleh T 2
3k
48. Seekor lebah terbang mengelilingi sarangnya dalam lintasan spiral. Gerak
lebah tersebut dinyatakan dalam koordinat polar oleh persamaan berikut:
r bekt dan ct
Dimana b, k dan c adalah konstanta positif. Tunjukan bahwa sudut antara
vektor kecepatan dan percepatan adalah konstan
Solusi
Dikerahui : r be dan ct dimana c dan 0
kt
a
dv d
dt dt
bkekt rˆ + bektˆ
bk 2ekt rˆ bckektˆ bckektˆ bc 2ektˆ
bekt k 2 c 2 rˆ 2bckektˆ
1 1
v v bkekt
+ be b 2 k 2e2 kt b 2e2 kt 2
2 2 2
kt 2
1
bekt k 2 c 2 2
a a bekt k 2 c 2 2bcke 2
2 2
kt
b 2 e 2 kt k 2 c 2 4b c k e
2 2 2 2 2 2 kt
1
be k 2 c 2 4c k
2 2
kt 2 2
1
be k 4 2k 2 c 2 c 4 4c 2 k 2 2
kt
1
be k 2k c c 4c k
kt 4 2 2 4 2 2 2
1
be kt k 4 2k 2 c 2 c 4 2
1
be k c
2 2
kt 2 2
be kt k 2 c 2
v a bke kt rˆ + be kt cˆ be kt k 2 c 2 rˆ 2bcke ktˆ
b 2 ke 2 kt k 2 c 2 2cb 2 ke 2 kt c
b 2 ke 2 kt k 2
c 2 2c 2
b 2 ke 2 kt k 2 c 2
be k
1
va bekt k 2 c 2 2 kt 2
c2
3
b e2 2 kt
k 2
c 2 2
cos
v a b ke k c
2 2 kt 2 2
k (konstanta)
3 1
v a
b2e2 kt k 2 c 2 2 k 2 c2 2
Solusi 1
a. Rangkaian ekuivalen :
C 1 F
u1 4V ; u2 8V ; u3 12V ; u4 16V ;
Loop ABCGHEA :
i1 4 R u4 u1
u4 u1
i1
4R
Loop DCGHD :
VC VD 1 i1 R u3 0
VDC VD VC u3 u1 i1R
1
=u3 u1 u4 u1
4
VDC 5 V
qDC 5 F
Loop DHEAD
VD VA u3 i1R u4 0
1
VAD VA VD u4 u3 u4 u1 1 V
4
q AD 1 C
Loop FBAEF :
VF VE u2 i1R u4 0
1
VFE u4 u2 u4 u1 5 V
4
qFE 5 C
Loop FEHGF :
VEF VFG 2i1R 0
1
VGF VFE u4 u1 1 V
2
qGF = 1 C
b. Loop HEADH (jika H dan B dihubungkan) :
i2 2 R u4 0
u4
i2
2R
1
VE VF u4 i2 R u2 16 16 8 0
2
Jadi, C2 tidak bermuatan.
Solusi 2 :
Pertama kita sederhanakan gambar seperti pada gambar solusi 1. Arus DC
tidak bisa melewati kapasitor, sehingga dalam rantai CGHEABC, jumlah
tegangan U 4 U1 12 V , sedangkan hambatannya 4R. Jadi arus yang lewat
adalah :
u u
I 4 1
4R
Selanjutnya dengan mengambil A sebagai acuan (tegangan nol) maka kita
bisa peroleh :
A. 0 Volt
u u
B. 4 1 - 3 Volt
4
u u
C. 4 1 - 6 Volt
2
u u u u
D. 4 1 u1 4 1 v3 - 1 Volt
2 4
u u u u
E. 4 1 u1 4 1 - 16 Volt
2 2
u u
F. 4 1 u - 11 Volt
4
u u
G. 4 1 u1 10 Volt
2
u u u u
H. 4 1 u1 4 1 - 13 Volt
2 4
Dengan menghitung selisih potensial antara ujung – ujung kapasitor, kita
dapat menghitung besarnya muatan tiap kapasitor :
qGF CGFVGF 1 F 11 10 V 1 C
qFE CFEVFE 1 F 16 11V 5 C
q AD C ADVAD 1 F 1 0 V 1 C
qDC CDCVDC 1 F 6 1 V 5 C
50. Turunkan hukum kekekalan momentum sudut pada sistem dengan N buah
partikel.
N N
= rk x Fke rk x Fkl
k 1 k 1
r x F
k 1
k
k l
r1 x F12 F13 + r2 x F21 F23 +r3 x F31 F32
k
l
r1 r3 x F13
r2 r3 x F23 0 .
L N
N
= rk x Fke ek
t k 1 k 1
L
= 0 sehingga L konstan
t
51. Sebuah pesawat luar angkasa bermassa m dengan laju v0 mengelilingi bumi
bermassa M dalam orbit lingkaran dengan jari – jari r0 . Tiba – tiba kecepatan
bertambah hingga menjadi kv0 sehingga orbit pesawat berubah.
a. Berdasarkan tingkatan energi total partikel, berapakah besar nilai k agar
lintasan partikel menjadi berubah menjadi elips, parabola dan hiperbola.
3 1 3 3
b) k 1.5 E m v02 1 mv02
2 2 2 4
mv02
E0 E 0 lintasan elips
4
r v L mr0v0 sin mr0v0
2 EL2 2 EL2 2 EL2
2 1 1 1
m GMm
2
mK 2 m3G 2 M 2
mv02 2 2
2 m r00
2 EL2 4
1 1
m3 r0v02
2
m3r0 2 v04
2 2 1
1
4 4 2
Eksentrisitas elips 0 1
1
c) r rp r ra 180
1 cos
1
1 3
1 2 r 2
r rp rp
1
p
1 1
1 2
2
ra 3rp
52. Sebuah ayunan sederhana dengan panjang tali L dan sebuah beban digantung
pada atap truk box. Jika percepatan gravitasi g maka tentukan periode bandul
jika truk bergerak dipercepat sebesar a.
Solusi :
Bila truk bergerak ke depan dengan percepatan a maka bandul akan mendapat
percepatan yang arahnya ke belakang sebesar a pula. Sehingga percepatan
total pada bandul adalah g’.
g ' a2 g 2
Periode ayunan sekarang menjadi
L L
T 2 2
g' a g2
2
Solusi :
Ada dua konsep fisika penting yang perlu diketahui :
1. Dalam suatu campuran gas, maka tekanan parsial salah satu gas sama
dengan tekanan gas tersebut apabila ia ditempatkan dalam bejana dengan
volume dan suhu yang sama. Dalam campuran gas, yang terukur oleh
manometer adalah jumlah tekanan – tekanan parsial masing – masing gas.
Misalnya :
2. Bila sebuah membran bersifat permeabel terhadap suatu gas, maka tekanan
parsial dikedua sisi membran sama besar.
Dalam mesin kita :
Katup 1 : menghubungkan sumber gas dengan tabung.
Katup 2 : mempunyai selaput permeabel untuk gas
Katup 3 : selaput yang permeabel untuk udara.
Cara kerja mesin :
Mula – mula 1 dan 2 tertutup. Udara masuk melalui 3. Akibatnya tekanan
dalam silinder 1 atm.
Kemudian katup 1 dibuka, gas masuk dalam silinder. Menyebabkan
tekanan dalam silinder 2 atm. Tekanan ini mendorong piston ke atas
melakukan usaha.
Katup 1 ditutup, dan katup 2 dibuka. Gas akan keluar dari katup 2 (ingat
diluar tidak ada gas sehingga tekanan diluar untuk gas nol). Akibatnya
tekanan dalam silinder turun lagi menjadi 1 atm. Piston turun.
Demikian seterusnya. Bila silinder adalah konduktor panas yang baik dan
juga apabila proses berlangsung cukup lambat, maka proses yang terjadi
adalah proses isotermal. Usaha yang dilakukan dapat dihitung sebagai
berikut :
Pada proses isotermal : PV k , k konstan.
V V2
V2 V2
k
W P dV dV k ln 2 PV
1 1 ln
V1 V1
V V1 V1
Kita tak perlu membicarakan efisiensi karena proses ini tidak siklik.
Solusi:
Tekanan parsial uap air adalah seperlimapuluh bagian tekanan total. Hal ini
berati bahwa seperlimapuluh bagian volume udara terisi oleh uap air. Rapat
jenis udara pada 20 ºC adalah 0,0012 g/cm3 dan massa jenis kuningan adalah
8,5 g/cm3. Rapat jenis udara 0,0012 g/cm3 dan rapat jenis uap air 0,00075
g/cm3. Maka, rapat jenis udara lembab adalah :
49 0, 0012 1 0, 00075
g/cm3 = 0,00119 g/cm3
50
Perbedaan antara massa jenis udara kering dan udara lembab adalah 0,00001
g/cm3.
1
Volume satu gram aluminium adalah = 0,370 cm3, volume satu gram
27
1
kuningan adalah = 0,117 cm3. Perbedaannya adalah 0,253 cm3.
8, 5
Ketika satu gram massa (kuningan dikanan dan aluminium di kiri) dalam
kesetimbangan pada timbangan, selisih gaya ke atas antara kedua pengukuran
adalah : FA 0, 253 cm3 x 0,00001 gr/cm3 g 0, 0000025 g (dimana g
adalah percepatan gravitasi).
Timbangan kita hanya dapat membedakan berat dua benda bila selisih berat
keduanya lebih dari 0,0001 g. karena itu maka potongan aluminium yang kita
0, 0001g
miliki haruslah sekurangnya 40 gr , agar efek udara lembab
0, 0000025 g
teramati.
55. Sebuah medan vertikal E yang seragam timbul di dalam ruang diantara dua
plat sejajar yang besar. di dalam medan ini orang menggantungkan bola
penghantar kecil yang massanya m dengan sebuah tali yang panjangnya L.
Carilah periode bandul ini bila bola diberi muatan +q dan plat bawah :
a. Bermuatan positif
b. Bermuatan negatif
Solusi:
Bila hanya percepatan gravitasi (g) yang berpengaruh maka periode bandul
adalah :
L
T 2
g
a. Bila plat bawah bermuatan positif
56. Sebuah sistem osilasi terdiri dari dua buah benda dihubungkan pada ujung –
ujung sebuah pegas dengan konstanta k terletak di atas meja yang licin
sempurna. Jika benda – benda tersebut ditarik memisah dan kemudian
dilepaskan. Tentukan perioda osilasi sistem, jika :
a. Massa kedua benda sama yaitu m
b. Massa kedua benda berbeda yaitu M1 dan M2
Solusi :
A. pers (5) dan (6) dinyatakan dalam bentuk matriks
m 2 k k A1
0
k m k A2
2
m 2 k k
det 0
k (m 2 k )
2
m 2 k k2 0
m k
2
2
k2 0
m 2 4 2mk 2 k 2 k 2 0
k
2
2 2 2 0
m
k
2 2 2 0
m
k k
dengan a2 0 b2 2 b 2
m m
2k 2
jadi dan
m T
m
T 2
2k
M1 2 k A1
k
0
k M 2 k A2
2
M1 2 k k
det 0
k M 2 2 k
M 1
2
k M 2
2
k k2 0
M 1M 2 4 M 1 2 k M 2 2 k k 2 k 2 0
M 1M 2 4 M 1 M 2 2 k 0
M 1M 2 4 M 1M 2
2k 0 dengan :
M1 M1 M1 M1
2
k 2 0
k k
a2 0 b2 b
k 2 k
jadi = T 2
T k
M 1M 2
dengan
M1 M1
Solusi :
2m ' m
- Hubungan antara k dengan k’ :
F 2F
'
k k
k 2k
'
Saat mula-mula,
- Pertambahan panjang pegas bawah karena gaya gravitasi,
F k ' x1
m' g k ' x1
m' g
x1
k'
m
g
2
2k
1 mg
4 k
- Tegangan pegas bawah,
1 mg
k ' x1 2k
4 k
1
mg
2
- Pertambahan panjang pegas atas,
F k ' x 2
2m ' g k ' x 2
2m ' g
x 2
k'
m
2 g
2
2k
mg
x 2
2k
- Tegangan pegas atas,
mg
k ' x2 2k
2k
mg
Saat sambungan dengan langit-langit dipotong (titik A),
- Tegangan pegas atas = nol
mg
- Tegangan pegas bawah =
2
Solusi :
rR
rAB r R
rR
r R r R rR
r 2 Rr R 2 0
1 5
r R
2
59. Sebuah mobil balap bergerak pada lingkaran berjari – jari konstan b. Jika laju
mobil bervariasi terhadap waktu t menurut persamaan v=ct, dimana c adalah
konstanta positif. Tunjukan bahwa sudut antara vektor kecepatan dan vektor
percepatan adalah 45° pada saat t b
c
Solusi :
b
diketahui: v ct v b konstan 45 t
c
Posisi mobil dalam sistem koordinat polar adalah : r rrˆ brˆ
dr dbrˆ drˆ
Dan kecepatan mobil adalah : v b bˆ
dt dt dt
Diketahui laju mobil adalah v=ct, sehingga kecepatan dapat ditulis v ctˆ
dimana
c
b ct t
b
Selanjutnya percepatan mobil dapat dituliskan :
dv dˆ
a cˆ ct cˆ ct rˆ
dt dt
c 2t 2
= rˆ cˆ
b
1 1
c 2 t 2 2 2 c 2t 4 2
Besar percepatannya adalah : a c c 2 1
2
b b
Selanjutnya ditentukan
c 2t 2
v a ctˆ
b
rˆ cˆ c 2t
dan
1 1
c 2t 4 2 c 2t 4 2
va ct c 2 1 c 2t 2 1
b b
Sehingga sudut antara vektor kecepatan dan percepatan adalah :
v a c 2t 1
cos 1
1
va
c 2t 4 2 c 2t 4 2
c 2t 2 1 b2 1
b
b
saat t , maka :
c
1 1 1 1
cos 1
1
2
2 2
b 4 2
(2) 2
c2
c
2
1
b
1
cos 1 ( 2) 45
2
60. Seutas tali karet memiliki panjang L dan koefisien elastisitas k di gantung
pada titik O. Pada ujung yang lain digantungkan benda bermassa m. Bila
benda dilepaskan dari titik O maka tentukan pertambahan panjang karet
(massa tali diabaikan).
Solusi :
Pada peristiwa ini mula – mula terjadi perubahan energi potensial gravitasi
lalu akhirnya diubah menjadi energi potensial elastisitas karet.
1
mg L L k L2
2
1
mgL mg L k L2
2
2mgL 2mg L
L2
k k
2mg 2mgL
L2 L 0
k k
Gunakan rumus abc
2
2mg 2mg 2mgL
4
k k k
L
2
2
mg mg 2mgL
L
k k k
mg mg 2kL
2 2
mg
L
k k k mg
mg kL
L 1 1 2
k mg
Solusi
Anggap silinder menggelinding tanpa slip.
Hukum Newton translasi : mg sin f ma
Hukum Newton rotasi :
a
f R I I
R
a a
f I 2 ; mg sin I 2 ma
R R
g sin
a
I
1
mR 2
I g sin mg sin I
f 2
R 1 I I mR 2
mR 2
1
I1 mR 2
2
g sin 2
a1 g sin
1 3
1
2
a 2 g sin
1 1 (percepatan sudut)
R 3R
1
f1 mg sin (gaya gesek)
3
Silinder 2:
Misalkan perbandingan kerapatan silinder 2 dan 1 adalah n. Karena massa
kedua silinder sama, maka : (r = jari – jari dalam silinder 2).
R 2 L n R 2 r 2 L
n 1 2
r2 R
n
2 xm
Momen Inersia dI 2 x 2 dx
R r
2 2
2m R
2 r
I2 x3dx
R r
2
I2
1 m
2 R r
2 2 1
R4 r 4 m r 2 R2
2
1 2n 1
I 2 mR 2
2 n
g sin 2n
a2 g sin
2n 1 4n 1
1
2n
a 2n g
2 2 sin (percepatan sudut)
R 4n 1 R
2n 1 2n 1
f2 ma2 mg sin (gaya gesek)
2n 4n 1
Silinder 3:
Cairan tidak berputar sehingga momen inersia ditentukan hanya oleh bagian
padat.
Karena kerapatan silinder 3 sama dengan silinder 1, maka :
r2 n 1
m3
R
m
2
R2
r 2
1 2
m 1
m
n
R
m
m3
n
I 3 mR 2
2n 1
2n 2
g sin 2n 2
a3 2 g sin
2n 1 2n 2n 1
1
2n 2
a 2n 2 g
3 3 2 sin
R 2n 2n 1 R
I 2n 1
f3 32 a3 2 mg sin
R 2n 2n 1
mR2
tan 1
I
Sudut bidang miring maksimum :
mR 2
tan 1 1
I
Silinder 1 : 1 tan 1 1 2 tan 1 3
2n 1 4n 1
Silinder 2 : 2 tan 1 1 tan
2n 1 2n 1
2n 2 1 2n 2n 1
2
Silinder 3 : 3 tan 1 1
tan
2n 1 2n 1
Perbandingan percepatan linear pada ketiga kasus :
2 2n 2n 2
g sin : g sin : 2 g sin
3 4n 1 2n 2n 1
3n 3n2
1: :
4n 1 2n 2 2n 1
Jika , maka silinder slip.
Gaya geseknya adalah :
f N mg cos
ma mg sin mg cos (hukum Newton)
a g sin cos sama untuk ketiga silinder
Persamaan gerak rotasi :
R mg cos I
R mg cos
I
2 g
Silinder 1 : 1 cos
R
2n g
Silinder 2 : 2 cos
2n 1 R
2n 2 g
Silinder 3 : 3 cos
2n 1 R
c) r at iˆ A cos t ˆj B sin t kˆ
d) r ekt rˆ dan at
Solusi :
a. r at iˆ bt 2 ˆj
v a iˆ 2bt ˆj
a 2b ˆj
b. r at iˆ A cos t ˆj
v a iˆ A sin t ˆj
a A 2 cos t ˆj
c. r at ˆi+Acos t ˆj B sin t kˆ
v a iˆ A sin t ˆj B cos t kˆ
a A 2 cos t B 2 sin t kˆ
d. r ekt rˆ
drˆ r
v kekt rˆ e kt rˆ cos iˆ sin ˆj
dt r
drˆ
ˆ aˆ ˆ rˆ cos iˆ sin ˆj
dt 2 2 2
sin iˆ cos ˆj
dˆ
rˆ arˆ
dt
v ke kt rˆ ae kt ˆ
krˆ aˆ e kt
drˆ dˆ kt
a ke kt krˆ aˆ k a
dt dt
e
ke krˆ aˆ kaˆ a rˆ e
kt 2 kt
k 2 a 2 e kt rˆ 2kae kt ˆ
Solusi :
Sinar dari plastik ke air :
sin ik n
a
sin 90 n p
na
sin ik
np
n 2p na2
sin r
np
Sinar dari udara ke plastik
sin i n p
sin r na
sin 90 np
sin r na
sin 90
np
sin r
na
np
cos sin r
1
n 2p na2
cos nk
np
1
cos n 2p na2 n 2p na2 2
64. Seekor lebah terbang mengelilingi sarangnya dalam lintasan heliks diberikan
oleh persamaan berikut:
r (t ) b sin t iˆ b cos t ˆj ct 2 kˆ
Tunjukan bahwa besar percepatannya yang dialami lebah adalah konstan.
Solusi :
r b sin t iˆ b cos t ˆj ct 2 kˆ
v b cos t iˆ b sin t ˆj 2ct kˆ
a b 2 sin t iˆ b 2 cos t ˆj 2c kˆ
b sin t cos t 4c
2 4 2 2 2
b2 4 4c 2
65. Sebuah partikel yang massanya m dan bermuatan q bergerak dengan kelajuan
v memasuki medan magnet homogen B secara tegak lurus sehingga lintasan
partikel berupa lingkaran.
Tentukan :
a) Jari – jari lintasan partikel
b) Kecepatan sudut partikel
c) Momentum sudut partikel
Solusi :
a) Pada peristiwa ini gaya Lorentz berperan sebagai gaya sentripetal
FLorentz Fsentripetal
mv 2
qvB
R
mv
R
qB
b) Kecepatan sudut dapat dicari dari hasil (a)
mv m R
R \
qB qB
qB
m
c) Momentum sudut partikel
qB
L I mR 2 R Bq
2
m
66. Sebuah partikel bermassa m berada dalam keadaan diam saat t = 0 dan
partikel diberi gaya F F0 cos2 t . tentukan :
a) v(t)
b) x(t)
c) Plot kurva v(t) terhadap t dan x(t) terhadap t
Solusi :
F F0 cos t t 0; x x0 ; V0 0
dv 1
a. F m cos 2 t cos 2t 1
dt 2
v t
F0 1
dv cos 2t 1
v0
m 2 0
t
F 1
v 0 sin 2t t
2m 2 0
F0 1
v sin 2t t
2m 2
F F
v 0 sin 2t 0 t
2m 2m
x
b. dx v dt
x0
F0 1
t
x x0
2m 0 2
sin 2t t dt
t
F0 1 1 2
cos 2 t t
2m 4 2
2 0
F0 1 1 2 1
cos 2 t t
2m 4 2
2 4 2
F0 1 1
t 2
cos 2t
4m 2 2
2 2
Solusi
Ion dipercepat oleh beda potensial V
EPlistrik EK
1
qV mv 2
2
2qV
v2 ….. (1)
M
Ketika ion memasuki medan magnet ( B ) maka ion akan mendapat gaya
1
lorentz sehingga mengalami gerak melingkar dengan jari – jari r x
2
Florentz Fsentripetal
Mv 2 Mv
qvB atau qB
r 1
x
2
1
qBx Mv bila dikuadratkan
2
1 2 2 2
q B x M 2 v 2 ….. (2)
4
Subtitusi pers. (1) ke pers. (2)
1 2 2 2
q B x M 2v 2
4
1 2 2 2 2qV
q B x M2
4 M
1 2 2
qB x M 2V
4
1 qB 2 2
M x
8 V
Solusi
Keluar dari medan magnetik, partikel akan bergerak lurus dengan arah sama
dengan arah kecepatan saat meninggalkan medan tersebut. Kita harus cari
garis batas, sedemikian rupa sehingga semua ion akan terfokus ke titik R.
secara matematis disini kita mencari tempat – tempat kedudukan titik – titik
dalam suatu lingkaran berjari – jari r sedemikian sehingga garis singgung
dititik itu akan menuju R. Pusat semua lingkaran dengan jari – jari r terletak
pada sumbu y (lihat gambar!).
y l
2
x2 r 2
y l
tan
x
ax
tan
y
y l a x
x y
x a x
y l
y
y l x2 r 2
2
x2 a x
2
x2 r 2
y2
x a x
y
r 2
x2
Bentuk fungsi yang menyatakan garis batas medan magnet tergantung dari
besar relatif jarak a terhadap jari – jari r.
Untuk r a :
Bila jari – jari r lebih kecil dari a (kecepatan rendah,
medan kuat), batas medan magnet akan terentang
sampai tak berhingga. Ion dari arah manapun akan
terfokuskan ke titik R.
Untuk r a :
Bila jari – jari r sama dengan a, semua ion dapat
terarahkan dimulai dari ion yang tegak lurus PR.
Perhatikan skala y pada gambar hampir 10 kali
lebih kecil.
Elektron difokuskan jika sudutnya lebih kecil
daripada 90º
Untuk r a :
Bila jari – jari r lebih besar dari a, garis batas akan
menjadi lebih datar lagi (catatan : skala sumbu y –
nya lebih kecil dari gambar 2), disini ion akan
difokuskanjika bergerak dengan sudut miring lebih
kecil dari kemiringan garis batas medan.
Sebuah filter elektronik terdiri dari 4 komponen. Impedansi input sangat kecil
(boleh diabaikan) sedangkan impedansi output besar sekali (boleh dianggap
U
tak terhingga). Filter dirancang sedemikian sehingga perbandingan out
U in
terhadap frekuensi seperti pada gambar, dengan Ui adalah tegangan input dan
U0 adalah tegangan output. Untuk frekuensi f0, beda fase antara Uout dengan
Uin harus nol.
Solusi :
U 0
Definisikan : A
Ui
Kita susun rangkaian seperti pada
gambar. Untuk arus searah; A(0) = 1
(karena kapasitor memiliki hambatan
tak berhingga).
Untuk frekuensi tinggi, kapasitor dapat dianggap sebagai short circuit,
sehingga : lim A 1
0
U1 U 4 U1
U3 U3 U0
j
Tuliskan hambatan kapasitor sebagai x0 , dimana j adalah bilangan
C
kompleks. Kemudian gunakan hubungan Delta Star untuk mengubah
rangkaian menjadi lebih sederhana. Selanjutnya tuliskan : U 0 U 0 x jU 0 y
dan U1 U1x jU iy , kita akan peroleh :
U 0 x 2U 2
1
U1 y U 0 y U 2 CR
CR
U 02x U 02y 4C 4 R4 2 2C 2 R2 1
Sehingga kita peroleh : A2
U12x U12x 4C 4 R4 7 2C 2 R2 1
A adalah fungsi dari . Untuk mendapatkan nilai minimum dari fungsi
ini. Kita dideferensiasikan persamaan di atas, lalu samakan dengan nol :
4C 4 R4 1 0
1 2
Kita peroleh : 0 104 s 1 ; f 0 1, 6 kHz dan A
RC 3
Untuk frekuensi ini, U1 y U 0 y 0; sehingga U1 dan U0 berada pada fase
yang sama sebagaimana diharapkan.
Berapa rangkaian lain yang mungkin digambarkan pada gambar berikut ini.
Perhitungan untuk f0 dan A juga dapat dilakukan dengan cara yang sama.
Syarat bagi frekuensi rendah dan frekuensi tinggi juga terpenuhi oleh
1 R
rangkaian – rangkaian ini. Kita akan peroleh : f 0 dan f 0
2 RC 2 L
70. Sebuah meriam terletak di suatu tempat di permukaan bumi dengan lintasan
. Moncong meriam diarahkan ke selatan dan membentuk sudut terhadap
horizontal. Jika peluru yang ditembakan dari moncong meriam mempunyai
kecepatan awal v0 dan gaya sentrifugal diabaikan, tunjukan bahwa pada saat
peluru jatuh ke bumi dibelokan ke barat sebesar :
4v02 sin 2
x sin cos 3cos sin
3g 2
Tanda (-) menunjukan arah ke Barat.
Solusi :
x y0 z0 0
Posisi awal 0
Kecepatan awal x 0
y0 v y 0 v0 cos
z0 vz 0 v0 sin
iˆ z cos y sin ˆj 0 kˆ 0
mx iˆ y ˆj z kˆ mg kˆ 2m z cos y sin iˆ
(1) x 2m z cos y sin
(2) y 0
(3) z g
dy
Pers (2) 0 y konstan, jadi y y0 v0 cos y y0t v0 cos t
dt
dz 1
Pers (3) g z z0 gt z z0t gt 2
dt 2
x t
1
x 2 z0t gt 2 cos y0t sin
2
x t
1
x0 0
dx 2 z0t gt 2 cos y0t sin
0 2
1 1 1
x 2 z0t 2 gt 3 cos y0t 2 sin
2 6 2
Solusi :
Pada gambar kiri, kawat meluncur dengan kecepatan v dalam medan magnet
B cos maka pada kawat akan mengalir arus yang arahnya “keluar”. Karena
pada kawat yang panjangnya L mengalir arus maka kawat akan mendapat
gaya Lorentz FL ILB cos . Bila pada suatu saat kecepatan kawat konstan
maka berlaku:
FL mg sin
ILB cos mg sin
LB cos mg sin
R
B cos Lv
LB cos mg sin
R
B L v cos mgR sin
2 2 2
mgR sin
v 2 2
B L cos 2
72. Dua buah benda bermuatan sama yaitu q tergantung pada benang tak
bermassa yang panjangnya L seperti pada gambar. Jika massa benda sama
qq q2
F k k
L sin d L sin
2 2
3
2L 5 d
q2
F k
1, 2 L d
2
W mg
F
tan
W
3 q2
k
1, 2 L d mg
2
4
3 1, 2 L d mg
2
q
2
4k
q
1, 2 L d 3mg
2 4k
1, 2 L d 4 3mg
q 0
2
q 1, 2 L d 3 0 mg
73. Sebuah tali ringan tak elastis yang panjangnya l pada salah satu ujungnya
terdapat partikel bermassa m dan ujung lainnya disangkutkan pada sebuah
batang yang berotasi dengan berlawanan arah jarum jam dengan laju sudut
konstan (lihat gambar).
a. Gambarkan diagram bebas gaya – gaya inersial (sebenarnya) yang
bekerja pada partikel.
b. Tuliskan persamaan – persamaan gaya yang bekerja pada partikel
c. Tentukan tegangan tali dan sudut
(ingat bahwa partikel diam terhadap batang yang berotasi)
Solusi
Batang berotasi berlawan arah jarum jam sehingga kˆ
Posisi partikel
r x iˆ z kˆ
x z
sin cos
l l
Fgrav mg kˆ
T T sin iˆ T cos kˆ
Fsentri m x x r
F 0 (benda diam v 0)
Ftrans 0 ( =konstan)
iˆ ˆj kˆ
x r 0 0 iˆ 0 ˆj 0 x kˆ 0 ˆj x
x 0 z
iˆ ˆj kˆ
x x r 0 0 iˆ 0 2 k ˆj 0 kˆ 0 iˆ 2 k
0 x 0
Fsentri iˆ m 2 x
F ' F Fsentri F'0
0 T sin iˆ T cos kˆ mg kˆ m 2 x iˆ
0 T sin m 2 x T sin m 2 x m 2l sin T m 2l
mg 1 mg g
0 T cos mg T cos mg cos 1 cos 2
cos 1 2
T m l l
Solusi :
a) Bantalan (poros) tidak mengerahkan gaya vertikal pada tongkat
berati N = 0
Qq Qq
F1 k 2 dan F1 2k 2
h h
F1 F2 W
Qq Qq
k 2
2k 2 W
h h
Qq 3 Qq
W 3k 2
h 4 0 h2
b) Gunakan momen gaya dengan poros di ujung kiri
x W L F2
F2 2
xL L
W 3
c) Untuk mencari h gunakan hasil (b)
x W L F2
2
LW LF
3
2 Qq
W 2k 2
3 h
Qq
h 2 3k
W
Qq 3 Qq
h 3k
W 4 0 W
75. Toluena
Toluena 300 cm3 pada suhu 0 ºC ditempatkan dalam sebuah gelas. Toluena
lain 110 cm3 pada suhu 100 ºC dalam gelas lain. Hitung volume toluena
ketika kedua gelas berisi toluena dicampur! Koefisien muai volume toluena
0,001 ºC-1
Solusi 1
V10 = 300 ml (volume toluena 1 pada 0 ºC)
V2 = 110 ml (volume toluena 2 pada 100 ºC)
V2 V20 (1 t2 ), t2 100 C
V2
V20
1 t2
Asas Black :
m1 t t1 m2 t t1
m1t1 m2t2
t
m1 m2
m2
t1 0 C , t t2
m1 m2
Volume akhir adalah :
V V10 1 t V20 1 t
Solusi 2
Yang harus diperhatikan dalam soal ini adalah massa toluena konstan
walaupun suhunya berubah (volume dan massa jenisnya berubah).
Anggap toluena 1 volumenya V10 = 300 ml pada suhu t1 (= 0ºC)
Volume toluena 2 pada suhu t2 (= 100 ºC) adalah V2 = 110 ml.
Anggap kerapatan toluena pada 0 ºC adalah .
Massa masing – masing toluena pada suhu 0 ºC adalah :
m1 V10 dan m2 V20
Setelah bercampur, suhu akhirnya adalah :
m2t2
t (gunakan asas Black)
m1 m2
Volume pada suhu ini adalah :
V10 1 t dan V20 1 t
Jumlah kedua toluena setelah pencampuran adalah :
V10 1 t V20 1 t V10 V20 V10 V20 t
m2 m1 m2 m2t2
=V10
m1 m2
m2
=V10 1 t2
=V10 V2 300 110 410 ml
Ternyata volume toluena tetap sama dengan volume semula.
Solusi
Tanpa cermin :
Ikan berada di titik P oleh Akuarium.ikan akan dibentuk bayangan di Q.
Hukum Snellius:
sin n sin
n (sudut kecil)
2 2 n
l l
(karena sin 2 2 )
2R R
l
2 n
2R
l l
2 n
2R S 2R
2R n 1
2R S S 2R
2n 2n
Perbesaran bayangan :
v1 S R 2 n 1 n
1 2
v R 2n 2n
Bayangan dari cermin :
Di sini cermin datar membentuk bayangan
ikan (maya) dulu dititik D. Ukuran benda
dan bayangan sama. Sinar DA akan
Kemudian sinar ini akan dibiaskan lagi. Sinar bias terakhir akan memotong
sumbu utama di C yang merupakan bayangan akhir ikan.
2
(segitiga AOB) ................................................. (1)
n
..................................................................(2)
l1 l2 l2
, , (pendekatan untuk sudut kecil)
4R R SR
l
1 4
R
5l
5 1
4R
2 5l
1
n 2nR
l2 l1 5l
1
R R 2nR
5 2n
l2 l1
2n
5l
1
4R
1 1 5l1
l2
R S R 4R
5 2n S 5
2n S R R 4 R
10 S 4nS 5nS 5nR
5n
S R
9n 10
v2 S n 2
v 5R 9n 10 3
8
vrel v1 v2 v
3
Jadi bila ikan bergerak dengan kecepatan v ke atas, maka bayangan mayanya
juga akan bergerak ke atas dengan kecepatan 2v (dari kasus 1), sedangkan
2
bayangan nyatanya akan bergerak ke bawah dengan kecepatan v (dari
3
kasus 2).
8
Kecepatan relatif kedua bayangan itu adalah v
3
Solusi :
Proses Adiabatis :
T0V0 1 T1 2V0
1
1
1
T1 T0
2
Perubahan energi dalam gas dipakai sebagai energi kinetik :
1 1
nCv T0 T1 m1v12 m2 v22
2 2
Kekekalan momentum :
m1v1 m2 v2
m1
v2 v1
m2
1
1 1 1 m12 2
nCv T0 T0 m1v12 v1
2 2 2 m
2
1
1 1 m
nCv T0 T0 m1v12 1 1
2 2 m2
1
2nm2CvT0 1
v1 1 188 m/s
m1 m1 m2 2
Ketika piston lepas, gasa akan keluar, kita hitung dulu kecepatan gas pada
suhu T1 :
1 3
Mvg2 RT1 , vg kecepatan molekul gas
2 2
3RT0
vg
2 1 M
Molekul – molekul ini bergerak ke segala arah.
nM vg v3 m1v '
1
6
Kekekalan energi :
2
v' v
6m1 g
1
nM
Kecepatan silinder menurut kerangka bumi :
1
2 3RT0 2nm2CvT0 1
v v ' v1 1 224 m/s
6m
1 1 2 1 M m1 m1 m2 2
nM
Solusi :
a. Anggap sistem bergerak dengan percepatan a, sehinga :
F mA mB mC a
mA g T 0 (arah vertikal, a y 0)
T mA g
T mB a (arah horizontal)
mA
a g
mB
mA
F mA mB mC g 29, 4 N
mB
T mA g 2,94 N
b. mA g T mAa
T mB a
mA
a g 5,58 m/s 2
mA mB
mA mB
T mB a 1,176 N
mA mB
Solusi 2
a. Ketika C bergerak ke kanan, B merasakan gaya fiktif ke kiri sebesar
F
mB a dimana a . Benda B tetap diam jika gaya fiktif
mA mB mC
ini sama dengan gaya berat A atau mB a mA g
mB
F
mA g ; F
mA mB mC m g
mA mB mC
A
mB
cmHg. Kita menggerakan piston ke atas sampai ketinggian raksa dalam pipa
turun menjadi 40 cm. Tekanan udara sekarang menjadi pa2 = 0,79 atm = 80
kPa = 60 cmHg (tahap 2). Lalu, dengan menjaga voulume tetap konstan, kita
naikan suhu hingga mencapai T3. Ternyata, ketinggian kolom raksa sekarang
menjadi 50 cm (tahap 3). Akhirnya, pada tahap 4, suhu menjadi T1.
Ketinggian kolom raksa menjadi 45 cm, dengan tekanan udara konstan.
Carilah tekanan dan suhu gas hidrogen pada keadaaan terakhir!
Solusi :
Tahap 1 ke tahap 2 :
Tekanan hidrogen : Ph
Ph1 70 cmHg Pa1 100 cmHg
Ph1 30 cmHg
Ph 2 40 cmHg Pa 2 60 cmHg
Ph 2 20 cmHg
Hukum Boyle : (suhu konstan)
30 L 70 20 L 40
3L 210 2 L 80
L 130 cm
Tahap 2 ke tahap 3 :
T2 273K
Ph 3 130 50 Ph 2 130 40
T3 273
Ph 3 90 x 20
T3 8 x 273
Pa 3 Ph 3 50 cmHg
Pa 3 Pa 2 P 50 60
h3
T3 273 T3 273
9 x 20 50 60
8 x 273 T3 273
T3 364 K
9 x 20
Ph 3 x364 30 cmHg
8 x 273
Pa 3 80 cmHg
Tahap 3 ke tahap 4:
T3 364 K
Ph 4 Pa 3 45 cmHg 35 cmHg
Ph3 130 50 35 x 85
364 T4
T4 451 K
80. Sebuah kereta dengan massa M dapat bergerak bebas tanpa gesekan di atas
sebuah lintasan lurus. Mula-mula ada N orang masing-masing dengan massa
m berdiri diam di atas kereta yang juga berada pada keadaan diam. Tinjau 2
kasus.
a. Semua orang di atas kereta berlari bersama ke salah satu ujung kereta
dengan laju relatif terhadap kereta vr dan kemudian melompat turun
bersama-sama. Berapakah kecepatan kereta setelah orang-orang ini
melompat turun?
b. Sekarang tinjau kasus kedua. Kereta dan semua orang mula mula diam.
Dalam kasus kedua ini, semua orang lari bergantian. Jadi orang pertama
lari meninggalkan kereta dengan laju relatif terhadap kereta vr, kemudian
disusul orang kedua berlari ke ujung yang sama dengan laju relatif
terhadap kereta vr. Demikian seterusnya sampai orang ke-N. Berapakah
kecepatan akhir kereta?
c. Pada kasus mana kecepatan akhir kereta lebih tinggi?
Solusi :
a. kekekalan momentum linier
0 Mv Nm v vr
Nm
Jadi, v vr
M Nm
b. tinjau kondisi saat transisi dari n orang ke n-1 orang.
Momentum mula mula:
Pn MVn nmVn
Momentum akhir
Pn1 MVn1 n 1 mVn1 m Vn1 vr
Didapat
mvr
Vn 1 Vn
M nm
Jika 1 lagi melompat turun, didapat
mvr mvr
Vn 2 Vn
M nm M n 1 m
N
1 N
c. karena M nm M Nm
n 1
maka kecepatan pada kasus b lebih besar
Solusi
Energi minimum yang dapat diserap adalah :
1 1 1 1 3
E0 E 2 2 E 2 2 E 10, 2 eV
n1 n2 1 2 4
Kekekalan momentum : mv 2mv '
1
v' v
2
Energi yang hilang :
2
1 2 1 1 v 1
E0 mv 2 x mv '2 mv 2 m mv 2
2 2 2 2 4
4 E0
v 6, 26 x 104 m/s
m
1 E0
v' v 3,13 x 104 m/s
2 m
Frekuensi normal = f 0
Frekuensi yang diamati di depan (efek Doppler) :
1
c v' v'
f1 f 0 f 0 1 f 0 1 karena v ' c
c v' c c
Frekuensi yang diamati dibelakang :
c v'
f2 f0 f 0 1
c v' c
f f f 2v ' v 4E0
1 2 0,02 %
f0 f0 c c mc 2
Solusi
Ketika arah gaya gesek ke atas, benda seimbang arah vertikal :
f sin N cos mg ................................... (1)
Hukum II Newton pada arah horizontal :
N sin f cos m 2 L cos ...................... (2)
N sin cos f cos 2 m 2 L cos 2
(1) N sin cos f sin 2 mg sin
f m g sin 2 L cos 2
N m cos g 2 L sin
Agar benda ketinggiannya tidak berubah, maka gaya gesekannya harus statik,
f N
f m 2 L cos 2 g sin
N m cos g 2 L sin 2
f N
m 2 L cos g sin m cos g 2 L sin
2L sin cos
g cos (cos sin )
sin cos 2 L cos sin cos
Jadi syaratnya :
sin cos g cos sin
Tugas : Hitung L L2 L1 , dimana L2 adalah letak terjauh benda dan L1
adalah letak terdekat benda.
Solusi :
a. Impedansi rangkaian :
U 228,5
Z1 380,8
I 0, 6
Z1 R Rd 2 L2
2
U ' 84
R 140
I 0, 6
2
U '
Z12 Rd 2 L2
I
2 2
1 U U '
L Rd 1, 09 H
I I
L L
b. 1 tan 1 1
tan U ' 64,1
R Rd
Rd
I
c. P UI cos 1 59,87 W
d. Ketika kontak tertutup dengan cepat, terjadi perubahan arus yang
besar, sehingga timbul GGL induksi yang besar pada induktor. GGL
ini bisa menyalakan lampu jika cukup besar.
e. Luminositas sebanding dengan daya listrik (sebanding dengan kuadrat
dari tegangan).
C
U'
R Rd I Rd
2 + cos 1 + cos 1
63, 6
Z2 Z2
Karena Z 2 Z1 , dan 2 1 , maka kapasitor boleh ditambahkan.
Jika beberapa lampu digabung, arus induksi yang dihasilkan sangat
besar ketika lampu dinyalakan. Kapasitor digunakan untuk membatasi
arus induksi ini.
Pada bagian yang tidak terlapis terlihat spektrum garis merkuri. Pada bagian
yang terlapis terlihat spektrum garis merkuri dengan latar belakang spektrum
kontinu. Spektrum kontinu ini dihasilkan oleh penyerapan ultraviolet merkuri
oleh fosfor. Ultraviolet yang diserqap ini lalu dipancarkan kembali pada
frekuensi yang lebih kecil.
Solusi :
Setelah diberi kalor, kedua bola memuai. Bila dipanaskan volume bola akan
bertambah. Pusat gravitasi bola A akan bertambah tinggi sehingga dibutuhkan
usaha melawan gaya gravitasi. Energi untuk melakukan usaha ini diambil dari
panas yang diberikan pada bola. Itulah sebabnya suhu bola A ini akan sedikit
lebih rendah (selisih ini sangat kecil).
Tekanan dalam bejana
Udara kering dengan volume 10 liter, tekanan 1 atm
dan suhu 0 ºC ditempatkan dalam bejana tertutup. Lalu
3 gr air ditambahkan ke dalam bejana. Selanjutnya
seluruh sistem dipanaskan hingga 100 ºC. hitung
tekanan dalam bejana!
Solusi :
Tekanan dalam bejana terdiri dari tekanan udara –
tekanan uap air.
Data :
1
V = 10 liter; T = 373 K; n mol ; R = 8,314 J. mol-1 K-1
6
(catatan : 1 atm = 76 cmHg = 0,76 x 13.600 x 9.8 =1.013 x 105 N/m2)
Tekanan Udara
Tekanan udara pada suhu 100 ºC dapat dihitung dengan rumus Boyle Gay
Lussac :
pudaraV pV 373
pudara 1 1,366 atm
T100 T0 273
Tekanan total dalam benjana
p puap p0 udara 0,510 1,366 1,876 atm
Solusi :
a) Disini kecepatan balok konstan. Gaya gesekan akan menarik papan maju.
N mg
f N mg (gaya gesekan)
f Ma
m
a g (percepatan papan)
M
Solusi
a) Ketika balok hampir turun : gesekan ke atas
f cos N sin m 2 R sin …………. (1)
f sin N cos mg …………………… (2)
f sin 2 N sin cos mg sin
(1) f cos 2 N sin cos m 2 R sin cos
f m sin g 2 R cos
N m g cos 2 R sin 2
f N (catatan : benda masih diam)
f
N
sin g 2 R cos
g cos R sin 2 2
0.226
b) min
sin g 2 R cos 0.179
g cos R sin 2 2
Karena nilai ini negatif, artinya arah gesekan ke bawah (balok hampir
naik) : min 0.179
c) Ketika posisi balok menjadi , dimana dan benda hampir
bergerak.
N mg cos m 2 R sin 2
ma N m 2 R sin cos mg sin
a g cos 2 R sin 2
2 R sin cos g sin
Untuk kecil:
cos cos sin
sin sin cos
sin 2 sin 2 2 sin cos
sin cos sin cos cos 2 sin 2
a g cos 2 R sin 2
g sin 2 R sin cos
2
a k
Karena k > 0, maka untuk kasus 1 balok kembali turun jika dinaikan.
Jika bola diturunkan, maka balok tidak akan kembali ke tempat
semula (tetap ditempat). Karena gaya gesekannya belum maksimum.
Jika diubah :
Kasus 1 : jika ditambah, maka gesekan yang diperlukan lebih kecil
Daripada nilai semula sehingga posisi balok tetap.
Jika dikurangi, arah gaya resultannya ke bawah sehingga
posisi balok turun.
Kasus 2 : Jika ditambah, balok naik
Jika dikurangi, balok tetap
Keterangan :
Grafik ini adalah grafik
keseimbangan. Titik A adalah titik
dimana benda berada dalam
kesetimbangan
Pada kasus b), bila balok naik, ia akan tetap berada disana. Bila balok turun,
maka ia akan kembali naik. Bila
Solusi
a) Beda lintasan optis :
l AB BC
h h
l cos 2
sin sin
l 2h sin
Sinar yang dipantulkan air mengalami pembalikan fase (dari renggang
ke rapat)
Maksimum :
1
2h sin k , k 0,1, 2,
2
Minimum :
2h sin k
b) Untuk 0 terjadi interferensi minimum, sehingga intensitas
bertambah ketika bintang terbit.
c) Maksimum :
n sin
E1 E E
n sin
2n
= E
n sin
2n
= E
1
nk
2 2h
Intensitas sebanding dengan amplitudo kuadrat :
2
2n
I1 I0
nk 1
2 2h
Minimum :
n sin
E2 E E
n sin
k
2sin
= E h E
n sin
n k
2h
2
hk
I2 I0
n k
2h
kmin kmaks min maks Intensitas Intensitas
mak min
0 0 0
0 1.504⁰ 3,9768 E2
1 3.009⁰ 0,000136 E2
1 4.517⁰ 3,9309 E2
2 6.027⁰ 0,000532 E2
2 7.542⁰ 3,8858 E2
3 9.062⁰ 0,00118 E2
88. Rangkaian R, L, C
Pada rangkaian dibawah L1 = 10 mH, L2 = 20 mH, C1 = 10 F , C2
= 5 F dan R = 100 k. Saklar K tertututp untuk waktu yang lama.
Frekuensi sinusoidal f yang dihasilkan sumber dapat diatur
(divariasikan) namun amplitudo arus konstan.
Solusi :
a) Impedansi (rangkaian paralel):
2
1 1 1
2 C
Z 2
R L
LL
Dengan C C1 C2 dan L 1 2
L1 L2
2 2 2
2
U I Z I 1
Daya efektif : P
R R R 1 1
2
2 C
R L
Dari rumus diatas, bisa dilihat dengan mudah bahwa P maksimum bila
1
: C 0
L
1
Dengan mengambil 2 f , kita peroleh : f m
2 LC
1
Dari rumus P diatas untuk P Pm , kita peroleh syarat :
2
2
1 1
C
R
2
L
1 1 1 1
Selanjutnya kita peroleh C dan C
R L R L
1
Atau :
RC
1
Jadi : f
2 RC
b) Dari data yang diberikan, L1C1 L2C2 , sehingga rangkaian L1C1 dan
L2C2 berosilasi sendiri – sendiri dengan frekuensi yang sama.
Frekuensi alaminya adalah :
1
f 15,9 kHz
2 L1C1
dq1 U
c) Arus yang mengalir dari C1 ke A : ic1 C1
dt t
U
Arus yang mengalir dari C2 ke A : ic2 2 C2
dq
dt t
C
Sehingga kita peroleh : ic1 1 ic2 2ic2
C2
Menurut hukum kirchoff : iAB i01 ic dan iAB i02 ic
1 1
i01 2i02
Dari persamaan diatas, kita peroleh : iAB 0,1 A
3
d) Arus yang berosilasi terdiri dari i01 dikurangi dengan
i2 i01 i01 iAB 0, 2 A
Sesuai kekekalan energi pada Osilator L1C1
i2 i2 U 02
L1 maks L1 01r
1C
2 2 2
C
Arus adalah : i1r ( maks ) i012 r 1 U 02 0, 204 A
L1
Solusi :
a) Sinar dari arah sembarang tak akan terbiaskan pada permukaan AC
apabila n1 = n2, yaitu :
b b
a1 12 a2 22
0 0
b2 b1
Atau : 0 500 nm
a1 a2
Dari sini kita peroleh : n1 n2 1,5
b) Cahaya merah memiliki panjang
gelombang lebih besar daripada
0 , sehingga n1 dan n2 akan lebih
kecil dari 1,5. Di lain pihak, cahaya
biru memiliki panjang gelombang
lebih kecil dari pada 0 , sehingga
kedua indeks akan bernilai lebih
besardari 1,5.
Karena b1 b2 , maka sinar dengan panjang gelombang merah akan
memberikan n1 yang menurun lebih cepat daripada n2, akibatnya
n2
1
n1
n2
Dengan cara yang sama, untuk sinar biru kita peroleh 1
n1
Gambar lintasan cahaya yang melalui gabungan prisma ini dilukiskan
pada gambar diatas.
c) Untuk sinar dengan panjang gelombang
0 , prisma bisa dipandang sebagai satu
prisma dengan sudut puncak 300
dan indeks bias n = 1,5. Deviasi
minimum terjadi apabila pembiasan
secara simetris dengan kedua sudut
(seperti pada gambar) adalah sama.
sin
1,5
sin150
Dengan hukum Snellius : 22050 ' akan diperoleh:
=2 - 300 150 40 '
Dengan cara lain :
sin sin
n dengan =30
0
Gunakan rumus :
2 2
d) Gunakan gambar disamping!
sin 300
n;
sin 600 n 2
sin sin 30 0
n1
Dari persamaan diatas, kita peroleh :
3n12 n22 n2 1
Setelah beberapa langkah matematis:
3a 2
1
a22 a2 1 4 6a1b1 b2 2a2b2 2 3b12 b22 0
Ini adalah persamaan kuadratik untuk 2, solusinya adalah
1,18 m
Solusi 1
Letakan lensa plan konkaf pada kedua sisi permukaan bola sehingga kita
mempunyai kaca plan paralel. Sinari lensa dengan cahaya sejajar. Lalu amati
baian gelap di layar. Ukur diameter lingkaran yang tidak terkena cahaya di
layar.
Solusi 2
Banyak cara bisa digunakan untuk menjawab
pertanyaan ini :
Pertama kita tentukan dulu posisi gelembung udara. Ini
dapat dilakukan dengan meletakan bola dibidang datar.
Sumbu lubang akan vertikal.
Berikutnya kita ukur besar gelembung udara ini. Caranya rendam bola dalam
cairan yang indeks biasnya sama dengan indeks bias bola. Disini bagian
kacanya tidak akan terlihat. Sinari dari samping. Batas – batas gelembung
(diameter gelembung) dapat ditentukan baik dengan menggunakan
mikrometer maupun dengan berkas cahaya yang sejajar.
Cara lain:
1. Letakan sumber cahaya di titik A. Cahaya akan tersebar. Sinar akan
menembus permukaan dan menyinari sisi lain. Bayangan pada sisi
lain akan tampak seperti topi. Dengan mengukur lebar topi ini, kita
bisa dapatkan sudut . Sudut dapat pula diperoleh dengan cara
sama dimana sumber cahaya titik diletakan di B.
Jika R = diameter bola kaca; r = diameter bola kecil dan a = jarak
pusat kedua bola, maka :
r r
sin dan sin
Ra Ra
Dan kedua persamaan itu kita peroleh :
sin sin
r 2R
sin sin
sin sin
aR
sin sin
2. Diameter gelembung bisa juga ditentukan dengan menggunakan
sinar X. Sinar X tidaklah dibiaskan oleh kaca, namun sinar x dapat
membentuk bayangan yang menggambarkan struktursebuah benda.
Dalam kasus kita, metode ini dapat digunakan untuk menentukan
posisi dan diameter gelembung.
3. Kita dapat juga menentukan momen inersia terhadap sumbu dan
dengan demikian juga menentukan diameter dari diameter.
Solusi
x
V0
0 0 P2
x
PV
P2 P0 x
7
P0 1 atm, x
5
7
P2 1 9.5 5 23.38 atm
Suhu pada keadaan 2
T2 T0 x 1 738.3 K
Suhu pada keadaan 3
P3 2 P2 46,76 atm
T3 2T0 x 1 1.477 K
Suhu pada keadaan 4 : Proses 3 – 4 adalah adiabatik.
x
V
P4 V0 2 P2
x
P4 2 P0 2 atm
PV PV
4 0
0 0
T4 T0
T4 2T0 600 K
1
PV PV
1 2 2 1 1
1 V0 PV
W12 P0 PV
0 0
0 0
x 1 1
x 1 x 1
1 2 PV
Usaha proses 3 – 4 : W34
x 1
V0
2 P2 PV
4 0
x
0 0
1
x 1 1
PV
W W34 W12 0 0
x 1
x 1 1
Solusi 2
Solusi
Sebuah lensa tebal dicirikan oleh : jari – jari permukaan sferis r1 dan r2,
ketebalan d dan indeks bias n. Untuk jarak fokus f = BF, kita miliki :
1 1 1 n 1 1
n 1 d
f r1 r2 n r1r2
Rumus diatas berlaku bagi lensa dengan tebal berapapun, namun ini hanya
berlaku untuk sinar paraksial saja.
Anggap indeks bias bagi panjang gelombang a dan na dan bagi b adalah
nb .
Dengan memasukan kedua nilai na dan nb , didapat:
1 1 n 1 1 1 1 nb 1 1
na 1 d a nb 1 d
r1 r2 na r1r2 r1 r2 nb r1r2
1
Dari sini kita peroleh : r1 r2 d 1
na nb
Bila jari – jari r1 dan r2 serta ketebalan d memenuhi syarat ini, maka jarak
fokus lensa akan sama untuk dua panjang gelombang tersebut (yang memiliki
dua indeks bias berbeda)
Kedua indeks bias lebih besar dari satu, sehingga suku dalam kurung akan
lebih kecil dari satu akibatnya jumlah kedua jari – jari lebih kecil dari
ketebalan lensa. Ini berati bahwa lensa akan menjadi relatif lebih tebal.
Dari diskusi diatas, kita lihat bahwa lensa tak mungkin plankoveks ataupun
plankonkaf karena ini berati jari – jari salah satu bidang lengkung akan
menjadi tak berhingga. Lensa divergen (lensa negatif) bisa memenuhi syarat
diatas asalkan salah satu dari r1 dan r2 bernilai negatif, namun lensa konkaf
ganda tidak memenuhi syarat ini.
Solusi 1
Kerangka acuan bumi
a1 = percepatan prisma
a2 = percepatan balok terhadap prisma
Pada prisma :
N1 sin 1 N 2 sin 2 T cos 2 T cos 1 ma1
ma1 m1 a2 cos 1 a1 m2 a2 cos 2 a1 ......... (3)
(1) : m1 g sin 1 T m1 a2 a1 cos 1
(2) : T m2 g sin 2 m2 a2 a1 cos 2
a1
m1 cos 1 m2 cos 2 m1 sin 1 m2 sin 2 g
m1 m2 m m1 m2 m1 cos 1 m2 cos 2
2
Hukum II Newton :
m1a cos 1 m1 g sin 1 T m1a1 .....(1)
arah sejajar bidang miring
T m2 a cos 2 m2 g sin 2 m2 a1 .....(2)
Pada prisma :
N1 sin 1 N 2 sin 2 T cos 2 T cos 1 ma 0
m m1 m2 a m1 cos1 m2 cos2 a1 ......(3)
Maka,
m cos 1 m2 cos 2
2
m1 sin 1 m2 sin 2 g m1 m2 a1 1 a1
m m1 m2
a1
m m1 m2 m1 sin 1 m2 sin 2 g
m1 m2 m m1 m2 m1 cos 1 m2 cos 2
2
a
m1 cos 1 m2 cos 2 m1 sin 1 m2 sin 2 g
m1 m2 m m1 m2 m1 cos 1 m2 cos 2
2
pembuangan dibuka dan tekanan kembali pada tekanan awal 1 atm. (Rasio
kompresi adalah rasio dari nilai terbesar dan terkecil volume silinder
pembakaran, x adalah nilai perbandingan panas jenis)
Solusi
a. Proses 1 – 2 adalah proses adiabatik
x
V
PV P2 0
x
0 0
P2 P0 x
7
P0 1 atm, x
5
7
P2 1 9.5 5 23.38 atm
Suhu pada keadaan 2
T2 T0 x 1 738.3 K
Suhu pada keadaan 3
P3 2 P2 46,76 atm
T3 2T0 x 1 1.477 K
Suhu pada keadaan 4 : Proses 3 – 4 adalah adiabatik.
x
V
P4 V0 2 P2
x
P4 2 P0 2 atm
PV PV
4 0
0 0
T4 T0
T4 2T0 600 K
1
PV PV
1 2 2 1 1
1 V0 PV
W12 P0 PV
0 0
0 0
x 1 1
x 1 x 1
1 2 PV
Usaha proses 3 – 4 : W34
x 1
V0
2 P2 PV
4 0
0 0
x 1
x 1 1
W W34 W12
PV0 0
x 1
x 1 1
Solusi 2
Panas yang diserap sistem diambil selama langkah 2 – 3, yaitu panas
yang diperoleh dengan cara membakar bahan bakar. Panas ini sama
dengan kenaikan energi dalam gas (volume konstan sehingga tak ada
usaha yang dilakukan) :
Q cv m T3 T2
Kerja adalah selisih antara panas yang diambil dalam tahap 2 – 3 dan
yang dikembalikan dalam tahap 4 -1 :
Sebuah gantungan dari kawat dapat berosilasi dengan amplitudo kecil pada
bidang kertas (lihat gambar)! Pada posisi A dan B, sisi panjang gantungan
terletak mendatar. Periode osilasi pada ketiga kasus sama besar. dimanakah
letak titik pusat massa gantungan ini? Hitung periode getarannya! Kedua sisi
sama panjang.
Solusi :
mgs sin I
Jika momen inerswia terhadap pusat massa = I0
Maka :
mgs I 0 ms 2
mgs
0
I0 ms 2
I 0 ms 2
T 2
mgs
T2
mgs I 0 ms 2
4 2
2
T
ms mg
2
s I0 0
2
Persamaan kuadratik ini punya 2 solusi. Anggap jarak antara sumbu putaran
dengan pusat massa dinyatakan dengan sa, sb dan sc. karena hanya ada 2
solusi,pasti dua dari tiga angka ini harus sama yaitu :
sa sb 5 cm
sc 21 cm 5 cm 21,5 cm
2 2
2
T
sa sc g
2
sa sc
T 2 1, 03 s
g
Solusi :
l 2d n 2 sin 2
1
2d n 2 sin 2 k
2
Nilai maksimum d adalah untuk k = 0.
d 1, 01 x 107 m
4 n sin
2 2
b) Untuk 0
1 4dn
2d n 2 sin 2 0 k
2 2k 1
Untuk k = 0.
4dn
540 nm
n sin
2 2
Solusi
a. Pada kasus ini medan magnetik akan membuat lintasan melingkar.
mv 2 mv
QvB B
r Qr
2r sin d
2mv sin
B
Qd
1 2 2QU
mv QU v
2 m
2 2mU
B sin 0, 0037 Tesla
d Q
b. Pada kasus ini medan magnet
membuat lintasan melingkar
menembus kertas. Akibatnya
lintasan berbentuk “helix”.
mv 2
sin
2
QvB sin (persamaan gaya)
r
mv sin m 2QU
B sin
Qr Qr m
d
v cos t d t
v cos
Misalkan waktu untuk 1 perioda adalah T
d
kT , k 1, 2,3,.......
v cos
2 r d
k
sin v v cos
d sin v
r
2 kv cos
2 k cos 2mU
B 0, 0067 k Tesla
d Q
Untuk k = 1 target akan dicapai setelah 1 perioda, k = 2 untuk 2 perioda dan
seterusnya.
b) Anda berdiri disuatu gurun yang luas dan datar. Pada jarak tertentu di
depan anda, anda melihat sesuatu yang nampak sebagai permukaan air.
Ketika anda mendekatinya, “air” ini terlihat menjauh sedemikian rupa
sehingga jarak anda kepadanya selalu sama. Jelaskanlah fenomena ini!
Solusi :
a) Bagilah keping planparalel menjadi sejumlah k lapisan yang memiliki
ketebalan yang sama. Bila k cukup besar, kita dapat asumsikan bahwa
indeks bias adalah konstan pada masing – masing lapisan tadi. Kita
namai indeks bias pada lapisan ke – i dengan nama ni, lalu juga nA = n0
dan nB = nk+1.
sin i n
Dari Hukum Snellius kita peroleh : i 1
sin i 1 ni
nB nk 1 nk ni sin k sin k 1 sin 0 sin
Sehingga :
nA nk nk 1 n0 sin k 1 sin k sin 1 sin
Selanjutnya akan kita dapatkan : nA sin nB sin
Sebuah gantungan dari kawat dapat berosilasi dengan amplitudo kecil pada
bidang kertas (lihat gambar)! Pada posisi A dan B, sisi panjang gantungan
terletak mendatar. Periode osilasi pada ketiga kasus sama besar. dimanakah
letak titik pusat massa gantungan ini? Hitung periode getarannya! Kedua sisi
sama panjang.
Solusi :
mgs sin I
Jika momen inerswia terhadap pusat massa = I0
Maka :
mgs I 0 ms 2
mgs
0
I0 ms 2
I 0 ms 2
T 2
mgs
T2
mgs I 0 ms 2
4 2
2
T
ms 2 mg s I0 0
2
Persamaan kuadratik ini punya 2 solusi. Anggap jarak antara sumbu putaran
dengan pusat massa dinyatakan dengan sa, sb dan sc. karena hanya ada 2
solusi,pasti dua dari tiga angka ini harus sama yaitu :
sa sb 5 cm
sc 21 cm 5 cm 21,5 cm
2 2
2
T
sa sc g
2
sa sc
T 2 1, 03 s
g
Solusi
a. Pada kasus ini medan magnetik akan membuat lintasan melingkar.
mv 2 mv
QvB B
r Qr
2r sin d
2mv sin
B
Qd
1 2 2QU
mv QU v
2 m
2 2mU
B sin 0, 0037 Tesla
d Q
b. Pada kasus ini medan magnet
membuat lintasan melingkar
menembus kertas. Akibatnya
lintasan berbentuk “helix”.
mv 2
sin
2
QvB sin (persamaan gaya)
r
mv sin m 2QU
B sin
Qr Qr m
d
v cos t d t
v cos
Misalkan waktu untuk 1 perioda adalah T
d
kT , k 1, 2,3,.......
v cos
2 r d
k
sin v v cos
d sin v
r
2 kv cos
2 k cos 2mU
B 0, 0067 k Tesla
d Q
Untuk k = 1 target akan dicapai setelah 1 perioda, k = 2 untuk 2 perioda dan
seterusnya.
c) Balon diletakan di tanah lalu balon dipanaskan hingga suhu 110 ⁰C,
akibatnya balon naik suhu udaranya 20 ⁰C dan tekanan p0 = 1,013 bar
pada permukaan bumi. Carilah ketinggian yang dapat dicapai balon.
d) Pada ketinggian h (lihat c) balon ditarik dari titik setimbangnya
sebesar h 10 m dan kemudian dilepaskan. Gerak macam apakah
yang akan terjadi pada balon?
Solusi :
a) Persamaan gas : PV nRT
m
PV RT , M massa molar
M
P RT
M
PM
T konstan
R
Agar balon melayang :
mH g V1 g 1V1 g
mH
1
V1
T2 1T1
T 1T1
T2 1 1 341, 4 0 K 68, 4 0C
m
1 H
V1
b) 3T3 1T1
T1
3 1
T3
3V1 mH a 1V1 g 3V1 mH g
T1
1V1 1 mH
1V1 3V1 mH T3
a g g
3V1 mH 1T1
V1 mH
T3
c) Jika P tekanan udara pada ketinggian h, dan massa jenis udara pada
ketinggian h, maka : dP gdh,
Persamaan gas ideal :
RT
P
M
RT
d gdh
M
d
h
Mg
1
RT 0
dh
Mgh
ln
1 RT
Mgh
1 exp
RT
RT
P0 1 1
M
M 1T1
R P0
1T1 gh
1 exp
P0T
T gh
P P0 exp 1 1
P0T
3V1 mH g V1 g
mH
3 1 exp 1 gh
V1 P0
P0
h ln 844 m
1 g mH
3
V1
d 2h
d) mH 3V1 2
1V1 g exp 1 gh mH g 3V1 g
dt P0
Misalkan : h h0 x ( h0 adalah ketinggian di mana balon tidak
mengalami percepatan).
Maka :
O 1V1 g exp 1 gh mH g 3V1 g
Po
mH 3V1 1V1 exp 1 gh
Po
1 d 2 x
1V1 g exp gh 2 1V1 g exp 1 g h0 x 1V1 g exp 1 gh
Po dt Po Po
d 2x
2
1 exp 1 gx g
dt Po
d 2x 1 d 2 x 1 2
1 1 gx g g x 0 gerak
dt 2 Po dt 2 P0
harmonik sederhana
2 P0
Periode Osilasi : T 186,3 s
g 1
Solusi :
a) Perhatikan grafik di atas. Ketika x > 0, gaya F = 10 N bekerja ke kiri
(bernilai negatif) konstan, tidak tergantung dari x. Disamping gaya F.
Benda juga mengalami gaya gesekan yang arahnya berlawanan
dengan arah gerakan. Karena f < F, benda hanya bisa berhenti di pusat
koordinat (ujung kiri) saja.
Jadi gerakan partikel kira – kira begini : partikel mula – mula bergerak
ke kanan, kemudian berbalik arah dan bergerak ke kiri. Ketika
mengenai dinding partikel akan dipantulkan dinding, sehingga
bergerak ke kanan lagi. Partikel akan bergerak bolak – balik sampai
seluruh energi mekanik yang dimilikinya habis akibat gaya gesekan.
Partikel akan berhenti di pusat koordinat.
Usaha oleh gaya gesek : f s x0 F E0 , dengan s = jarak yang
ditempuh sebelum partikel berhenti, dan x0 F adalah perubahan energi
potensial antara saat mulai bergerak dan ketika berhenti. Dari
persamaan diatas akan diperoleh s = 20 m.
b) Energi potensial yang dihasilkan oleh gaya konstan adalah
E p Fx c, dengan c adalah sebuah konstanta sembarang. Diagram
Ep sebagai fungsi x dengan c = 0 ditunjukan pada gambar disamping.
1 2
x at v '; v at v '
2
F f
Sehingga : v v ' 2
2
x
m
Kedua fungsi v di atas memiliki bentuk x yang melambangkan parabola.
Ada dua macam gerak yang mungkin tergantung ke arah mana partikel kita
gerakan mula – mula ( ke kiri atau ke kanan, x0). Grafik melukiskan kedua
kasus ini secara kualitatif.
103. Seorang penerjun meloncat dari pesawat terbang. Parasut baru dikembangkan
setelah mencapai ketinggian 1000 meter dari tanah dan kecepatan jatuhnya
pada saat itu adalah 20 m/s. gaya gesek udara setelah parasut yang
dikembangkan ditunjukan oleh persamaan berikut:
F bv
Dengan nilai konstanta b adalah 400 kg/s dan v adalah kecepatan penerjun.
Jika massa penerjun lengkap dengan parasutnya adalah 100 kg dan
percepatan gravitasi adalah 10 m/s2.
a) Tentukan v(t) dan x(t)
b) Hitung kecepatan partikel saat menyentuh tanah.
Solusi :
x0 1000 m b 400kg/s g 10m/s 2
v0 20m/s m 100kg
F bv mg bv mg
dv
m bv mg
dt
v t
dv 1
v bv mg m 0 dt
0
1 bv mg t
ln
b bv0 mg m
bv mg
bt
e m
bv0 mg
bt
bv mg bv0 mg e m
1
bt
v
0 bv mg e m
mg
b
mg btm mg
v0 e
b b
20 2.5 e4t 2.5
22.5e 4t 2.5
Solusi
a) Dalam kasus kita, laser disini hanya berfungsi sebagai suatu sumber
yang sangat kuat.
2
2D
bulan)
Jika energi total yang dipancarkan adalah E, maka energi yang
2
Sejumlah
Dd
E energi yang dipantulkan dari bulan akan
L
terdistribusikan pada bidang berbentuk lingkaran ini.
diameter 101 m. Energi sebesar ini akan tersebar merata pada bidang
permukaan setengah bola dengan radius L.
Energi yang mencapai teleskop di bumi adalah :
2
D 0,1E
5,9 1019 E
2 2 L
2
Pada persamaan (1) efisiensi tergantung hanya pada arus total. Efisiensi
maksimum terjadi ketika Imaksimum, yaitu ketika I = 0, sehingga R1
U U0
Dalam hal ini kita peroleh : R2 0, 67
I
U 02 U
Efisiensi maksimum : 0 0, 75
UR0 I 0 U
Solusi :
a) Sinar ABC mengalami pembalikan fase karena dipantulkan dari
medium renggang ke rapat. Sinar yang dipantulkan oleh A akan
berinterferensi dengan sinar yang dibiaskan C.
Beda lintasan optis dari kedua sinar ini adalah : l n AB BC AD
Hukum Snellius :
1
sin sin
n
d
AB BC
cos
AD AC cos 90 AC sin
AD 2d tan sin
2dn
l 2d tan sin
cos
2dn 2 sin
l 2d sin
n 2 sin 2 n 2 sin 2
l 2d n2 sin 2
Karena ada pembalikan fase di B, maka agar terjadi interferensi
1
maksimum : l k , k = 0,1,2, ….
2
1
2d n 2 sin 2 k
2
Nilai maksimum d adalah untuk k = 0.
d 1, 01 x 107 m
4 n sin 2 2
b) Untuk 0
1 4dn
2d n 2 sin 2 0 k
2 2k 1
Untuk k = 0.
4dn
540 nm
n 2 sin 2
Warna yang terlihat adalah warna hijau kekuning – kuningan.
Solusi
Tumbukan pertama :
Hukum kekekalan energi :
hv0 hv1 Ee '
Dimana v adalah frekuensi foton dan Ee adalah energi elektron.
Kekekalan momentum :
Arah panjang gelombang 0 :
h h
cos Pe cos
0 1
h
Arah tegak lurusnya : 0 sin Pe sin dengan Pe adalah momentum
1
elektron.
v
Dari persamaan energi dan momentum diatas bisa didapatkan :
v1
v0
hv1
1 cos 1
me c 2
h
Setelah transformasi: 0 1 1 cos
me c
Dengan melakukan perhitungan dengan cara yang sama, didapatlah tumbukan
h
yang kedua : 0 f 1 cos
me c
Dengan menggurangkan kedua persamaan yang terakhir, didapati i f
Selanjutnya kita peroleh : 0 1, 238 x 1010 m
Dengan menggunakan hasil diatas, kita bisa menghitung energi elektron :
1 1
Ee hc 1,56 x 1017 J
0 f
Dan Pe 2,84 x 10 kg ms 1
48
108. Di beberapa danau tertentu, terkadang dapat teramati suatu fenomena menarik
yang dinamakan “serehing” (osilasi air). Fenomena ini biasanya terjadi di
danau yang relatif dangkal, panjang dan cukup sempit. Segenap massa air di
danau seakan – akan bergerak seperti kopi dalam cangkir saat anda
membawakannya kepada tamu. Hal ini tak mungkin terjadi bagi gelombang
yang biasa teramati di danau.
Untuk membuat model bagi fenomena ini, kita akan menggunakan sebuah
benjana persegi panjang dengan panjang L. benjana kita isi dengan air hingga
ketinggian h. anggap mula – mula permukaan air membentuk sudut kecil
terhadap horisontal. Permukaan air akan mulai berosilasi di sekitar sumbu
horisontal panjang bejana dengan cara sedemikian rupa sehingga permukaan
air akan tetap datar.
Buat sebuah model bagi gerakan air dan carilah rumus periode osilasi T!
kondisi awal diberikan: pada tabel. Asumsikanlah bahwa h!
Tabel tersebut memuat waktu osilasi bagi kedalaman air yang berbeda- beda
pada duah bejana dengan panjang yang berbeda. Periksalah seberapa baik
kesesuaian rumus anda dengan data eksperimen. Berikanlah pula opini anda
tentang kegunaan model ini.
L = 479 mm
h (mm) T (s)
30 1,78
50 1,40
69 1,18
88 1,08
107 1,00
124 0,91
142 0,82
L = 143 mm
h (mm) T (s)
31 0,52
38 0,48
58 0,48
67 0,35
124 0,28
Solusi :
Anggap perpindahan pusat massa horisontal
dan vertikal adalah x dan y. pada gambar
disamping, dapat dibayangkan bahwa massa
air pada segitiga PAC akan bergerak
sedemikian sehingga massa ini akan
berpindah ke segitiga PBD.
2
Kita lihat bahwa pusat gravitasi massa air berpindah sejauh L pada sumbu
3
2
horisontal dan sejauh pada sumbu vertikalnya. Perbandingan massa air
3
yang berpindah dengan massa total adalah :
L
2
2
Lh 4h
Perpindahan pusat gravitasi massa total relatif terhadap posisinya pada
2L L
keadaan kesetimbangan adalah : x (pada hari horizontal)
4h 3 6h
2 2
dan : y (pada arah vertikal)
4h 3 6h
vy y
Perbandingan kecepatan pusat massa dapat ditentukan : , yang
vx x L
berati : vx vy
Pergerakan air, sebagaimana kita lihat, ternyata didominasi oleh gerakan
horizontal. Karena itu dalam model yang hendak kita buat, tidaklah terlalu
salah jika kita mengabaikan gerak vertikal ini.
i. Kita anggap gerakan pada arah horizontal ini adalah gerakan
harmonik sederhana. Kita juga anggap bahwa seluruh air bergerak
bersama – sama. Jika kecepatan maksimum gerakan horizontal v dan
kecepatan sudut osilasi , maka : v x
ii. Kita anggap pula bahwa selama osilasi, gerakan vertikal hanya
disebabkan oleh gaya gravitasi. Dalam hal ini terjadi perubahan energi
kinetik menjadi energi potensial :
1 2
mv mg y
2
Di sini m melambangkan massa seluruh air danau.
L
Dari persamaan tersebut, kita peroleh : T
3gh
Hasil perhitungan numerik dengan menggunakan rumus ini ditunjukan pada
tabel berikut ini :
L = 479 mm
h (mm) T (s)
30 1,60
50 1,24
69 1,05
88 0,94
107 0,85
124 0,79
142 0,74
L = 143 mm
h (mm) T (s)
31 0,47
38 0,42
58 0,34
67 0,31
124 0,24
1
Dengan memplot T terhadap h , kita peroleh suatu garis lurus dengan
2
1
gradien L 3g
2 (lihat pada gambar)
Terlihat bahwa hasil kita cukup, baik dengan data eksperimen dengan
kesalahan sistematis sebesar 15%. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,
L
dianjurkan agar anda menggunakan rumus berikut : T 1,15
3gh
Dengan menggunakan rumus ini, kesalahan sistematis dapat direduksi hingga
kurang dari 10%. Untuk periode osilasi Danau Vattern, kita dapatkan : T =
3,2 jam (masukan nilai L dan h pada rumus T).
F e 0 x B1
Bekerja kearah radial, dengan demikian kita peroleh persamaan :
2
m 0 e0 B1 ............................... (1)
R
Hukum kekekalan energi memberikan hubungan antara tegangan
pemercepat V0 dengan kecepatan elektron.
m 2
0 eV0 ............................... (2)
2
Dari persamaan (1) dan (2) :
1 m
B1 2 V0 ......................(3)
R e
Masukan data yang diketahui, kita peroleh :
1 3 x 103
B1 2x 11
Vsm 2 0,37 102 Vsm 2
50 x 103 1, 76 x 10
b) Menghitung B
Menghitung kecepatan elektron dapat diuraikan kedalam dua
komponen yaitu komponen yang sejajar dengan medan magnet B dan
komponen yang tegak lurus medan B :
v v 0 v ................................ (4)
Hanya komponen yang tegak lurus medan B saja yang berpengaruh
terhadap gaya Lorentz:
v2
m ev B .......................... (5)
r
Karena itu jari – jari lintasannya adalah :
mv
r ........................... (6)
eB
Dan perioda rotasinya adalah :
2 r 2 m
T ......................... (7)
v eB
Komponen kecepatan yang sejajar tidak berubah. Karena 0 1,
pendekatan ini berlaku untuk seluruh elektron. Oleh karena itu :
v 0 v0 cos 0 v0 ................................ (8)
Jarak b :
b v 0T 0 ...................... (9)
Dengan menggunakan persamaan (2), (7), dan (9) :
2 m
b 2 V0 .................. (10)
B e
2 R
Dan karena b , kita peroleh :
4
4 m
B 2 V0 .......................................... (11)
R e
Subtitusi data – data yang diketahui, akhirnya kita peroleh B :
4 3 x103
B 2x 11
Vsm 2 1, 48 102 Vsm 2
50 x 103 1, 76 x10
E
2
m 2
vrr v2 vz2 02 ....................................... (12)
m
2
Titik balik radial elektron didefinisikan ketika vr = 0
Gunakan persamaan (12) : 02 v2 vz2 . sehingga kita peroleh titik
baliknya r =R dan v 0 , vr 0, vz 0
Untuk mencari titik balik berikutnya dan simpangan radial maksimum
elektron, maka komponen kecepatan kecepatan v dan vz pada
persamaan (13) harus kita nyatakan dalam r, v akan kita hitung
dengan menggunakan hukum kekekalan momentum sudut.
Gaya Lorentz tidak memiliki komponen dalam arah (sejajajr
terhadap medan magnet) oleh karena itu gaya Lorentz tidak
menyebabkan torsi sepanjang sumbu z. Dengan demikian
komponenmomentum sudut arah z besarnya selalu tetap.
Lz mv r m0 R
R
Dan v 0 ................................... (14)
r
vz dihitung dari persamaan gerak elektron searah sumbu z.
Komponen gaya Lorentz searah sumbu z :
Fz eBvr
Percepatan elektron searah sumbu z :
e
az Bvr
m
Artinya, karena B diasumsikan konstan, maka perubahan vz sebanding
dengan perubahan r.
e
vz B t
m
Karena r r R dan vz vz , kita dapatkan :
e
vz B(r R) ................ (16)
m
Gunakan (14) dan (16) ke dalam persamaan (13), maka :
2 2
R r
1 A2 1 ..................... (17)
r R
e R
Dimana : A B
m 0
Nyatakan ruas kanan pada persamaan (17)
dalam grafik kita peroleh hasil seperti pada
gambar.
F L
m
µ2
µ1
Solusi :
Tinjau balok m,
N2
N2 = gaya normal pada m karena M
Fy 0 F m a2
N 2 mg
f2
Fx ma 2
F f 2 ma 2 f2 2 N 2 mg
F 2 mg ma 2 2 mg
F 2 mg
a2
m
a 2 percepatan m relatif terhadap kerangka lab.
Tinjau M,
Fy = 0
Fx = Ma1
f 2 f1 Ma1 f1
f 2 2 mg
f1 1 (m M ) g mg
2 mg 1 (m M ) g Ma1
a1
m 1 (m M ) g
2
N2’ = reaksi dari N2
M = mg
gt 2 F m
2 2 1 1 , dimana dan
2 mg M
Setelah t=t0, selisih jarak = L
L = S2 – S1
gt 2
L 0 2 2 1 1
2
2
gt 0 L
2 2 2 1 1
1
S2 a 2 t 02
2
1 F 2 mg 2
t0
2 m
gt 2 F
0 2
2 mg
gt 02
2
2
L 2
2 2 1 1