Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal.
Hasil pemeriksaan sampel darah pasien tersebut menunjukkan pH darah: 7,32 mmol/L, HCO 3- :
10,7 mmol/L dan CO2 :24 mmHg. Bagaimana analisis anda terhadap hasil laboratorium ini?
KLARIFIKASI ISTILAH
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal.
2. Hasil pemeriksaan menunjukkan pH darah : 7,32 mmol/l, HCO3- : 10,7 mmol/l dan CO2 :
24 mmHg.
Komponen Fungsi
Air (90%) Medium transportasi dan mengangkut panas.
Protein Plasma
- Albumin (4- Mengangkut banyak zat, memberi tekanan osmotik
5%) koloid.
Mengangkut banyak zat, faktor pembekuan,& prekursor
- Globulin(2- inaktif.
- Nutrien dan Zat dan ekstra sel, menyangga perubahan pH yang diangkut
dalam darah, gas CO2 berperan penting dalam
sisa, gas, hormon
keseimbangan asam-basa.
Agranulosit (Mononukleus)
o Monosit : intinya hampir sebesar selnya sendiri à jumlah 18
%.
o limfosit : 2 (dua) macam inti à ginjal (kacang merah) dan
tapal kuda à jumlah 13 %.
Berasal dari sel pluripotensial di sumsum tulang merah.
- Limfosit C
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit
<7, pH >7,
35 45
asidosis alkalosis
HCO3- PCO2
HCO3- PCO2
>45
<22 metabolik mmH
respiratori >26mE
metabolik <35
respiratori
mEq/L kg q/L k mmHg
Penyebab :
Penambahan asam non karbonat
- Asidosis respiratorik adalah akibat retensi CO2 yang disebabkan oleh hiperkapnia.
Karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang, terjadi peningkatan
pembentukan H2CO3 yang kemudian berdisosiasi dan menyebabkan peningkatan
H+.
- ↑CO₂ + ↓H₂O ↔ H₂CO₃ ↔ ↑H⁺ + ↑HCO₃ˉ
- Asidosis respiratorik ini karbondioksida naik,air mengalami penurunan maka
asam turun dan ion bikarbonat naik maka kompensasinya:
- respirasi (penurunan co2(hiperventilasi))
- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)
- sistem dapar
Penyebab :
Penyakit paru, penekanan pusat pernapasan oleh obat atau penyakit, gangguan saraf
atau otot yang mengurangi kemampuan otot pernapasan.
- Alkalosis metabolik adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan dengan adanya
peningkatan primer kadar HCO3- plasma, sehingga menyebabkan peningkatan pH
(penurunan H+).
- ↑Co₂ + H₂O ↔ H₂Co₃ ↔ ↓H⁺ + ↑↑HCo₃ˉ
- Naiknya karbondioksida dan air tetap maka menyebabkan asam turun dan ion
bikarbonat naik maka kompensasinya:
- respirasi (hipoventilasi)
- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)
- sistem dapar
- Penyebabnya naiknya ion bikarbonat maka efeknya:muntah,hipokalemia
Penyebab :
Hiperventilasi Alveolar
Rangsangan pusat pernapasan, penyebabnya adalah :
Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stres emosional
Keadaan hipermetabolik : demam
Gangguan CNS
Cedera kepala
Tumor otak
Hipoksia
Pneumonia, asma, edema paru
Gagal jantung kongestif
Fibrosif paru
2. Apa pertahanan yang dilakukan oleh tubuh jika dilakukan perubahan konsentrasi ion H+
dalam cairan tubuh?
Jawab :
Respon kompensasi terhadap pH :
- Asidosis Metabolik
Mekanisme buffer ECF oleh bikarbonat, sehingga mengurangi HCO 3- plasma.
H+ juga memasuki sel dan dibuffer oleh protein dan fosfat. Untuk
mempertahankan muatan listrik netral, masuknya H+ ke dalam sel diikuti oleh
keluarya K+ dari sel menuju ECF. Jadi, K + serum meningkat pada keadaan
asidosis.
Mekanisme kompensasi pernapasan. H+ arteri yang meningkat merangsang
kemoreseptor yang terdapat dalam badan carotis, yang akan merangsang
peningkatan ventilasi alveolar ( hiperventilasi ).
Akibatnya, Pa CO2 menurun dan Ph kembali pulih.
Mekanisme kompensasi ginjal. Merupakan usaha terakhir untuk memperbaiki
asidosis metabolik, meskipun respons ini lambat dan membutuhkan waktu
beberapa hari. Kompensasi ini terjadi memlalui beberapa mekanisme. H+ yang
berlebih disekresi ke dalam tubulus dan diekskresi sebagai NH4+ atau asam
yang tertitrasi ( H3PO4 ). Ekskresi NH4+ yang meningkat diikuti dengan resorbsi
HCO3 yang meningkat, tetapi, ekskresi H3PO4 menyebabkan terjadinya
pementukan HCO3- baru. Insufisiensi atau gagal ginjal akan menurunkan
efektivitas pembuangan H+.
- Alkalosis metabolik
Respon kompensatorik tehadap alkalosis metabolik adalah buffer intrasel. H+
keluar dari sel untuk menyangga kelebihan HCO3- ECF. K+ berpindah masuk
ke dalam sel sebagai penukar H+. Setelah itu terjadi sedikit peningkatan
produksi asam laktat di dalam sel guna memproduksi lebih banyak H+.
6. Apa akibat yang ditimbulkan jika tubuh mengalami asidosis dan alkalosis?
Jawab :
Akibat dari asidosis berat
- Kardiovaskular
Gangguan kontraksi otot jantung.
Dilatasi arteri kontriksi vena, dan sentralisasi volume darah.
Peningkatan tahanan vaskular paru.
- Otak
Penurunan aliran darah otak
Tetani, kejang, lemah delirium dan stupor
7. Apa hubungan antara hasil pemeriksaan pH, HCO3 dan PCO2?
Jawab :
Ph H+ PCO2 HCO3-
Normal 7,4 40 mEq/L 40 mmHg 24 mEq/L
Asidosis
respiratori
k
Alkalosis
respiratori
k
Asidosis
metabolik
Alkalosis
metabolik
Keterangan :
KERANGKA KONSEP
Hubungan
HIPOTESIS
Pasien yang diperiksa oleh Sima dan Mila mengalami asidosis metabolik yang terkompensasi
sebagian
Seperti gambar diatas, sel darah merah berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter
rata-rata 7,8 mikro meter dan tebal sekitar 2,5 mikrometer di bagian pinggir serta 1 mikrometer
dibagian tengah.volume rata-rata sel darah merah adalh 90- 95 mm 3. Bentuk khas sel darah
merah ikut berperan melalui dua cara, terhadap efisiensi eritrosit melakukan fungsi mereka
mengangkut O2 dalam darah. Pertama, bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih
besar bagi difusi O2 menembus membran daripada yang dihasilkan oleh sel bulat dengan volume
yang sama. Kedua, tipisnya sel memungkinkan O2 berdifusi secara lebih cepat antara bagian
dalam sel dengan eksteriornya.
Ciri lain dari eritrosit yang mempermudah fungsi transportasi mereka adalah kelenturan
( fleksibilitas ) membran mereka, yang memungkinkan eritrosit berjalan melalui kapiler yang
sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan kargo O2 mereka ke jaringan tanpa mengalami
ruptur dalam prosesnya.
Sel darah merah ini tidak memiliki inti dan juga mengandung hemoglobin ( setiap
molekul RBC mengandung sekitar 280 juta molekul hemoglobin). Usia dari eritrosit ini adalah
Konsentrasi eritrosit pada pria normal yaitu sekitar 5.200.000 mm 3 dan sekitar 4.700.000
mm3 pada wanita normal. Sedangkan pada orang-orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki
jumlah eritrosit yang lebih besar.
c. Fungsi eritrosit
Fungsi utama sel darah merah yang juga dikenal dengan eritrosit adalah pengangkutan
hemoglobin yang selanjutnhya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu, sel
darah merah juga memiliki fungsi lain. Misalnya, sel tersebut mengandung sejumlah besar
karbonik anhidrase, suatu enzim yang mengkatalisis suatu reaksi reversibel antara CO 2 dan H2O
untuk membentuk H2CO3 yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini beberapa ribu kali lipat.
Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat mengangkut sejumlah besar CO 2 dalam
bentuk ion bikarbonat ( HCO3- )dari jaringan ke paru-paru. Di paru-paru ion tersebut diubah
kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan ke dalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh.
Hemoglobin yang terdapat di dalam sel sebagai dapar asam-basa yang baik, sehingga sel darah
merah bertanggung jawab terhadap daya dapar asam-basa tubuh.
d. Hemoglobin
Hemoglobin terdiri dari dua bagian (1) bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari
4 rantai polipeptida ynag sangat berlipat-lipat (2) gugus nitrogenosa non-protein mengandung
besi yang dikenal sebagai gugus heme, yang masing-masing terikat ke satu polipeptida. Setiap
atom besi dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul O 2, dengan demikian setiap
molekul hemoglobin dapat mengangkut 4 penumpang O2, ikatan ini dikenal dengan nama
oksihemoglobin . Karena O2 kurang larut dalam plasma, 98,5% O2 yang diangkut dalam darah
terikat pada hemoglobin. Hemoglobin ini merupakan suatu pigmen yang secara alamiah
berwarna.
e. Eritropoesis
Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk menggantikan jumlah mereka sendiri,
sel-sel tua yang ruptur diganti oleh sel baru yang dihasilkan oleh pabrik eritrosit “sumsum
tulang”, yaitu jaringan lunak yang sangat seluler mengisi rongga-rongga internal tulang. Sumsum
tulang dalam keadaan normal menghasilkan sel darah merah, suatu proses yang dikenal sebagai
eritropoesis, dengan kecepatan luar biasa dua sampai tiga juta perdetik untuk mengimbangi
musnahnya sel tua.
Eritropoesis ini dikontrol oleh eritropoetin yang disekresi oleh ginjal. Eritropoetin ini
disekresi jika terjadi penurunan penyaluran O2 ke ginjal yang kemudian disalurkan ke dalam
darah, hormon inilah yang kemudian merangsang eritropoesis dalam tulang. Sel-sel di ginjal
yang mengeluarkan eritropoetin belum diketahui secara pasti, namun tempat kerjanya sudah
diketahui yaitu pada turunan sel-sel bakal yang belum berdiferensiasi yang telah berkomitmen
untuk menjadi sel darah merah yang merangsang proliferasi dan pematang mereka. Peningkatan
Satu-satunya jenis eritrosit yang dapat masuk ke jaringan adalah retikulosit atau eritrosit imatur.
Kadar retikulosit dalam darah sekitar 0,5% sampai 1,5% dari total eritrosit darah.
c. Pembentukan Leukosit
Sel darah putih memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis. Netrofil dan
monosit dapat terperas melalui pori-pori kapiler darah dengan cara diapedesis. Jadi walaupun
pori ukurannya jauh lebih kecil dari pada sel,pada suatu ketika sebagian kecil sel tersebut
meluncur melalui pori-pori , bagian yang meluncur tersebut untuk sesaat terkonstriksi sesuai
dengan ukuran pori.
Sel darah putih bergerak melewati ruang jaringan dengan gerakan ameboid.Netrofil
dan makrofag dapat bergerak melalui jaringan-jaringan dengan gerakan amobeid
Sel darah putih tertarik ke daerah jaringan yang meradang dengan cara
kemotaksis.Banyak jenis zat kimia dalam jaringan dapat menyebabkan netrofil dan makrofag
bergerak menuju sumber zat kimia
Fagositosis, fungsi netrofil dan makrofag yang terpenting adalah fagositosis ,yang berarti
pencernaan seluler terhadap agen yang mengganggu.Terjadinya fagositosis terutama bergantung
pada tiga prosedur selektif berikut.
Pertama ,sebagian besar struktur alami dalam jaringan memiliki permukaan halus,yang
dapat menahan fagositosis.Tetapi jika permukaan nya kasar ,maka kecendrungan fagositosis
akan meningkat.
Kedua, sebagian besar bahan alami tubuh mempunyai selubung protein pelindung yang
menolak fagositosis.Sebaliknya sebagian besar jaringan mati dan pertikel asing tidak mempunyai
selubung pelindung ,sehingga jaringan atau partikel tersebut menjadi subjek untuk di fagositosis.
Ketiga, sistem imun tubuh membentuk antibodi untuk melawan agen infeksius seperti
bakteri.
Fagositosis oleh netrofil.Netrofil sewaktu memasuki jaringan sudah merupakan sel-sel
natur yang dapat segera memulai fagositosis.Sewaktu mendekati suatu partikel untuk
d. Eosinofil
Eosinofil normal nya mencakup sekitar 2 persen dari seluruh leukosit darah. Eosinofil
merupakan sel fagosit yang lemah dan menunjukkan fenomena kemotaksis, namun bila
dibandingkan dengan netrofil, peran eosinofil dalam pertahanan tubuh terhadap tipe infeksi yang
umum masih diragukan.
e. Basofil.
Basofil dalam sirkulasi darah serupa dengan sel mast jaringan yang besar yang terletak
tepat disisi luar banyak kapiler dalam tubuh. Sel mast dan basofil melepaskan heparin ke dalam
darah, yaitu suatu bahan yang dapat mencegah pembekuan darah.
Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakarosit. Selain eritrosit dan leukosit,
trombosit adalah unsur sel darah ketiga yang terdapat di dalam darah. Trombosit bukanlah suatu
sel utuh, tetapi fragmen atau potongan kecil sel (bergaris tengah sekitar 2-4 µm) yang terlepas
dari tepi luar suatu sel besar (bergaris tengah sampai 60µm).
Trombosit merupakan komponen sel darah yang dibentuk di sum- sum tulang dari
megakariosit . trombosit ini juga merupakan unsur paling kecil dalam darah, tidak memilik inti
serta dapat mensekresikan berbagai substansi.
Trombosit ini dapat berkontraksi , karena mengandung aktin dan miosin . Kadar normal
trombosit dalam darah 250.000 – 400.000 / mm3 yang berperan dalam hemostasis (mencegah
kehilangan darah) .
Pembekuan Darah
1. Pembentukan tromboplastin
Tahap pertama
• Tromboplastogenesis
Tahap kedua
Dikatalisasi oleh
• Tromboplastin
Tahap ketiga
Dikatalisasi oleh :
• Trombin
• TF 1
• TF 2
I. Fibrinogen
II. Protrombin
III. Tromboplastin
VI. unnamed
Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 32
VII. Prokonvertin, faktor stabil
X. Faktor Stuart-Prower
PLASMA DARAH
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi
medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah. Di
dalamnya terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang
terbuka.
Plasma , karena berupa cairan 90% terdiri dari air, yang berfungsi sebgaia medium untuk
mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain itu, karena air memiliki kemampuan menahan
panas dengan kapasitas tinggi, plasma mampu menyerap dan mendistribusikan banyak panas
yang dihasilkan oleh metabolisme di dalam jaringan, sementara suhu udara itu sendiri hanya
mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak diperlukan untuk mempertahankan suhu
tubuh dikeluarkan ke lingkungan ketika darah mengalir ke permukaan kulit.
Sejumlah besar zat organik dan anorganik larut dalam plasma. Konstituen organik yang
paling banyak berdasarkan beratnya adalah protein plasma, yang membentuk 6%-8% dari berat
total plasma. Elektrolit yang paling banyak dalam plasma adalah Na+ dan Cl- ( garam dapur ).
Jumlah HCO3-, K+, Ca2+ dan ion lain lebih sedikit. Fungsi paling menonjol dari ion-ion cairan
ekstrasel ( CES ) ini adalah peran mereka dalam eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan
antara CES dan sel, dan menyangga perubahan pH. Persentase plasma sisanya ditempati oleh
nutrien, misalnya glukosa, asam amino, lemak dan vitamin serta produk sisa (kreatinin, bilirubin,
dan zat-zat bernitrogen seperti urea), gas O2 dan CO2
dan hormon. Sebagian besar zat tersebut hanya diangkut dalam plasma.
Terdapat tiga kelompok protein plasma, yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen yang
diklasifikasikan berdasarkan berbagai sifat fisik dan kimia yang memiliki beberapa fungsi yaitu;
1. Karena keberadaan mereka sebagai dispersi koloid dalam plasma dan kelangkaan
mereka di cairan interstisium, protein-protein plasma membentuk gradien osmotik
antara darah dan cairan interstitium. Tekanan osmotik koloid ini adalah gaya utama
yang menghambat pengeluaran berlebihan plasma dari kapiler ke dalam cairan
iterstitium dan demikian membantu mempertahankan volume plasma
2. Protein plasma ikut berperan menyangga perubahan PH darah
3. Protein plasma ikut menentukan kekentalan (viskositas) darah, tetapi dalam hal ini
eritrosit jauh lebih penting.
4. Protein plasma dalam keadaan normal tidak digunakan sebagai bahan bakar metabolik,
tetapi dalam keadaan kelaparan akan digunakan sebagai energi sel.
5. Selain fungsi umum tersebut, tiap jenis protein plasma memiliki tugas khusus :
Albumin, protein plasma yang paling banyak mengikat zat untuk transportasi
melalui plasma dan berperan dalam menentukan osmotik koloid.
Terdapat tiga subkelas globulin : alfa, beta dan gamma
Fibrinogen adalah faktor kunci dalam proses pembekuan darah
Protein-protein plasma biasanya disintesis oleh hati, kecuali globulin gamma yang
dihasilkan oleh limfosit, salah satu jenis sel darah putih.
1. Hb (hemoglobin)........ g/ dl
2. Haematocrite ( Hct )
3. Laju endapan darah ( ESR) .......... mm/jam
pH darah merupakan suatu keadaan dimana darah berada dalam keadaan netral, asam
atau basa. pH darah normal yaitu 7,4 dengan range antara 7,35-7,45
• Minggu pertama kehidupan embrio,sel darah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk
sac.
• Selama pertengahan trimester masa gestasi, hati sebagai organ utama untuk meproduksi
sel-sel darah merah, walaupun cukup banyak di produksi juga dalam limpa dan
limfonodus.
• Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah merah sampai
seseorang berusia 5 tahun; tetapi sumsum dari tulang panjang, kecuali proksimal humerus
dan tibia, menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi lagi setelah kurang lebih
berusia 20 tahun.
PEMBENTUKAN DARAH
Keterangan :
Proeritroblas è Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darah merah
Eritrosit è Bahan basolfilik yang tersisa sedikit demi sedikit akan menghilang dalam 1 sampai 2
hari dalam retikulosit normalnya
1. B12
2. Asam folat
☼ keduanya bersifat penting untuk sintesis DNA karena masing-masing dalam cara yang
berbeda dibutuhkan untuk pembentukan timidin trifosfat, yaitu salah satu blok pembangun
penting dari DNA.
Sekresi Ion Hidrogen dan Reabsorbsi Ion Bikarbonat Oleh Tubulus Ginjal
Sekresi ion hidrogen dan reabsorbsi bikarbonat terjadi hampir di seluruh bagian tubulus
kecuali segmen tipis desenden dan asenden ansa henle. Ingatlah bahwa untuk setiap bikarbonat
yang direabsorbsi, satu H+ harus disekresikan.
Sekitar 80 sampai 90 persen reabsorbsi bikarbonat (dan sekresi H +) terjadi di tubulus
proksimal, sehingga hanya sejumlah kecil bikarbonat yang mengalir ke dalam tubulus distal dan
duktus koligentes. Di segmen tebal asenden ansa henle, terjadi reabsorbsi terhadap 10 persen
bikarbonat yang difiltrasi dan reabsorbsi sisanya terjadi di tubulus distal dan duktus koligentes.
Seperti telah dibahas sebelumnya, mekanisme reabsorbsi bikarbonat juga melibatkan sekresi H +
oleh tubulus, tetapi tugas ini dilakukan secara terpisah oleh segmen tubulus yang berbeda.
Ion hidrogen disekresikan oleh transpor aktif sekunder di segmen tubulus awal.
Proses sekresi dimulai ketika CO2 berdifusi ke dalam sel tubulus atau dibentuk melalui
metabolisme di dalam sel epitel tubulus. CO2 dibawah pengaruh enzim karbonik anhidrase,
Ion Bikarbonat (HCO3-) Difiltrasi, Direabsorbsi Melalui Interaksi Dengan Ion Hidrogen
Dalam Tubulus
Reabsorbsi HCO3- diawali oleh reaksi di dalam tubulus antara HCO 3- yang difiltrasi pada
glomerulus dan H+ yang disekresikan oleh sel tubulus. H 2C03- yang terbentuk kemudian
berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. CO2 dapat bergerak dengan mudah melewati membran
tubulus. Oleh karena itu, CO2 berdifusi masuk ke dalam sel tubulus, tempat CO 2 bergabung
kembali dengan H2O di bawah pengaruh karbonik anhidrase, untuk menghasilkan molekul
H2CO3- yang baru. H2C03- berdisosiasi membentuk HCO3- dan H+; HCO3- berdifusi melalui
membran basolateral masuk ke dalam cairan intertisial dan di bawa ke darah kapiler peritubulus.
Menurut Bronsted Lowri, Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H + ke zat
lain.(sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H + dari zat lain
( sebagai akseptor electron ).
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion H+, asam dan basa masih dapat dibagi menjadi:
Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air ( berdisosiasi tidak
sempurna). Asam karbonat dalam air hanya akan terdisosiasi sebagain menjadi ion H+ dan
HCO3 –
Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi sempurna dalam air . HCl dalam air akan berdisosiasi
seluruhnya menjadi ion H+ dan Cl-.ion H+ yang terbentuk akan diikat oleh molekul air
Basa Lemah
Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 40
Basa Lemah adalah basa yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air atau suatu persenyawaan
yang bergabung tidak sempurna dengan ion hydrogen dalam larutan air.
Basa Kuat
Basa kuat adalah persenyawaan yang terdisosiasi secara sempurna dalam larutan air.NaOH
dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion Na + dan OH-
SISTEM BUFFER
Sistem buffer disebut juga sebagai sistem penahan atau sisitem penyangga, karena dapat
menahan perubahan Ph. Sistem buffer merupakan larutyan yang mengandung
konjugasinya..buffer ini terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hydrogen dan basa
lemah yang berfungsi sebagai akseptor ion hydrogen.
Di dalam tubuh terdapat sistem buffer, yaitu sistem buffer asam karbonat-bikarbonat,
sistem buffer protein sistem buffer hemoglobin dan sistem buffer fosfat.
Fungsi utama sisitem buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh
pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.Sebagai buffer, sistem ini
memiliki keterbatasan , yaitu: