Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PM:N (33Th) DENGAN MASALAH

UTAMA DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BALAI BESAR REHABILITASI


SOSIAL BINA GRAHITA ” KARTINI ” TEMANGGUNG

Disusun Oleh :

DIMAS BLAZE

NIM : AK2116885

AKADEMI KEPERAWATAN ALKAUTSAR

TEMANGGUNG

TAHUN 2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kegiatan praktik Keperawatan Anak Kompetensi mahasiswa Akademi


Keperawatan Alkautsar Temanggung dengan Judul Asuhan Keperawatan Pada PM
: N (33 Th) Dengan Masalah Utama Defisit Perawatan Diri di BBRSBG “Kartini”
Temanggung ini telah disahkan oleh pembimbing lahan.

Temanggung, 16 Februari 2017

Mengetahui

Pembimbing Lahan Praktik

EDY PRASETIYO
MIP:18670722071992031006

2
TINJAUAN TEORI

A. TEORI SECARA PSIKOLOGIS


1. PENGERTIAN
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan
inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir
atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang
kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang
terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau
sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental.
(W.F.Maramis, 2005: 386)

Retardasi mental adalah gangguan fungsi intelektual dibawah rata –


rata yang berawal selama periode perkembangan yang dihubungkan dengan
kelemahan/gangguan periode adaptif.
( Heber 1961)

Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi


ke-III (PPDGJ III) retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan
mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh
hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh
pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa,
motorik, dan social.
( Salmioah S, 2010 )

3
Kesimpulan :

Retardasi mental adalah suatu keadaan gangguan intelektual dan


penurunan fungsi intelektual atau tingkat kecerdasan dibawah rata – rata
dengan etiologi (penyebab) baik sudah diketahui ataupun masih belum
diketahui yang secara langsung menyebabkan ganggguan adaptasi sosial
dan bermanifestasi selama masa perkembangan.

2. ETIOLOGI/PENYEBAB
a. Faktor keturunan.
b. RM menurut penyebab bisa dibagi menjadi 3 :

A. Prenatal.
1) Sinar x secara terus menerus, alat kontrasepsi, usaha
melakukan abortus.
2) Usia ibu yang kurang dari 16 tahun atau lebih dari 40 tahun.
3) Broken home atau perceraian saat ibu hamil dan menyebabkan
depresi.
4) Akibat kelainan kromosom - Akibat infeksi dan toksinasi.
5) Akibat rudapaksa atau trauma fisik. - Malnutrisi pada saat
ibu hamil.
6) Kekurangan zat Yodium. - Kecelakaan saat ibu hamil.
7) Toxsit ( zat kimia / obat-obatan yang masuk ke dalam janin)
B. Perinatal.
1) Akibat prematuritas.
2) Akibat trauma kelahiran.
3) Alat penyedot janin

4
C. Postnatal.
1) Akibat gangguan metabolisme.
2) Akibat penyakit otak yang nyata.
3) Akibat mal nutrisi
4) Kekurangan zat Yodium
5) Kecelakaan pada anak saat masih kecil yang mengenai kepala.

3. PEMBAGIAN BERDASARKAN TINGKAT IQ


a. Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural
Disorders, WHO, Geneva tahun 1994 retardasi mental dibagi
menjadi 4 golongan yaitu :
1. Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69
2. Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
3. Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34
4. Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20

b. Retardasi mental ringan


Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental
dapat dididik (educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi
masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan
untuk wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri
sendiri secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol
saluran cerna dan kandung kemih), meskipun tingkat perkembangannya
sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya
terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah
dalam membaca dan menulis. Dalam konteks sosiokultural yang
memerlukan sedikit kemampuan akademik, mereka tidak ada masalah.
Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan sosial, akan terlihat

5
bahwa mereka mengalami gangguan, misal tidak mampu menguasai
masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitan menyesuaikan
diri dengan tradisi budaya.
c. Retardasi mental sedang
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental
dapat dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami
keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa,
serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus
diri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan
beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya.
Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar dasar
membaca, menulis dan berhitung.
d. Retardasi mental berat
Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi
mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-
keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat
ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisit
neurologis.
e. Retardasi mental sangat berat
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat
terbatas kemampuannya dalam memahamii dan menuruti permintaan atau
instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya
mampu pada bentuk komunikasi nonverbal.
(Sari Pediatri, 2000)

6
4. KARAKTERISTIK ANAK
a. Debil

1. Kemampuan usia prasekolah (sejak lahir – 5 tahun).

a) Bisa membangun kemampuan sosial dan komunikasi.


b) Koordinasi otot sedikit terganggu

c) Seringkali tidak terdiagnosis.


2. Kemampuan usia sekolah (6 – 20 tahun).

a) Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia


belasan tahun.
b) Bisa dibimbing kearah pergaulan social.
c) Bisa dididik.
3. Kemampuan masa dewasa 21 tahun.

a) Biasanya bisa mencapai kemampuan kerja dan


bersosialisasi tetap masih membutuhkan pendampingan
dan arahan dari keluarga, baik ketika mengalami stress
sosial ataupun ekonomi maupun dalam keadaan normal.

b. Imbisil.

1. Kemampuan usia prasekolah.

a) Bisa berbicara dan balajar berkomunikasi.


b) Kesadaran social kurang.
c) Koordinasi otot cukup.

2. Kemampuan usia sekolah.

a) Bisa mempelajari beberapa kemampuan sosial dan


pekerjaan.

7
b) Bisa belajar bepergian sendiri di tempat – tempat yang
dikenalnya dengan baik.
3. Kemampuan masa dewasa.
a) Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan
pekerjaan yang tidak terlatih atau semi terlatih dibawah
pengawsan.
b) Memelukan pengawasan dan bimbingan baik dalam
keadaan normal maupun dalam kondisi stress sosial
maupun ekonomi.

4. Severe/berat.
5. Usia prasekolah.
a) Bisa mengungkapkan/mengucapkan beberapa kata.
b) Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri
sendiri.
c) Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya
sedikit.
d) Koordinasi otot jelek.
6. Usia sekolah.
a) Bisa berbicara/belajar komunikasi sederhana.
b) Bisa mempelajari kebisaaan hidup sehat yang sederhana
dengan pengawasan dan bibimbingan yang rutin.
7. Usia remaja.
a) Dapat melakukan beberapa kemampuan perlindungan
diri dilingkungan yang terkendali.
b) Bisa memelihara diri sendiri dibawah pengawasan orang
tua.
8. Idiot.
9. Usia prasekolah

8
a) Sangat terbelakang bisaanya tidak bisa
berjalan/berbicara atau memahami pembicaraan dengan
orang lain.
b) Tidak bisa menerima instruksi
c) Koordinasi otot lemah.
d) Memerlukan perawatan khusus.
10. Usia sekolah.
a) Memiliki beberapa koordinasi otot.
b) Kemungkinan tidak dapat berjalan.
11. Usia remaja.
a) Memiliki beberapa koordinasi otot dan berbicara.
b) Tidakmampu merawat diri sendiri.
c) Memerlukan perawatan khusus.

5. PENATALAKSANAAN
1. Tatalaksana Medis
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan
retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala
hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin,
dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-
kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan
kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril),
metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid
(GABA).

9
2. Rumah Sakit/Panti Khusus
Penempatan di panti – panti khusus perlu dipertimbangkan
atas dasar : kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua
terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua
mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat,
dan fasilitas untuk membimbing orang tua dan sosialisasi anak.
Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental
adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak
dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang
memberikan kebutuhan dasar bagi anak.
3. Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental
maupun kepada orang tua anak tersebut. Walaupun tidak dapat
menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-
obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi
sosialnya.
4. Konseling
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
(disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseling) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.
5. Pendidikan
Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah,
namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak
yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk
retardasi mental.
1. Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa.
2. Sekolah luar biasa C.
3. Panti khusus.
4. Pusat latihan kerja (sheltered workshop).
6. Pencegahan

10
Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah
timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi
klinis retardasi mental). Sebab – sebab retardasi mental yang dapat
dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi
kehamilan, gangguan metabolisme, kelainan genetik.

B. TINJAUAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN


DIRI

1. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri (DPD), adalah hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri menggosok gigi
untuk diri sendiri.
( Nanda 2012 – 2014 )
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.
(Depkes 2000)
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).
(Nurjannah, 2004)

11
Kesimpulan :
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang yang mempunyai
hambatan atau kelemahan dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti
menggosok gigi, mandi, berpakaian.

2. ETIOLOGI
a. Penurunan atau kurang motivasi
b. Hambatan lingkungan, baik dari sekitar maupun diri sendiri
c. Ketidakmampuan untuk melakukan secara mandiri
d. Gangguan kognitif atau persepsi
e. Hambatan kemampuan dalam menggosok gigi
3. BATASAN KARAKTERISTIK
a. Ketidakmampuan menggunakan pasta gigi dan sikat gigi
b. Ketidakmampuan mengambil peralatan sendiri
c. Ketidaktahuan cara menggunakan peralatan menggosok gigi
d. Ketidaktahuan bagaimana cara menggosok gigi yang benar
e. Hambatan kemauan dalam menggosok gigi
f. Rutinitas orang tua/keluarga untuk mengingatkan menggosok gigi
g. Ketidaktertarikan PM pada kamar mandi/tempat untuk gosok gigi

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri dalam menggosok gigi berhubungan dengan
hambatan lingkungan (PM tidak mampu dalam melakukan perawatan diri
secara benar)

5. RENCANA KEPERAWATAN

a. Tujuan :

PM mampu menunjukan kemauan dan kemampuan perawatan diri


dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ditandai dengan:
1. PM mampu melakukan perawatan mulut

12
2. Mampu menggunakan sikat gigi dan pasta gigi secara benar
3. Mengatakan tentang kepuasan dalam kebersihan mulutnya
4. PM mau menggosok gigi lebih dari 1x dalam sehari

b. Intervensi

1. Kaji kebersihan mulut dan gigi


Rasional : untuk mengetahui adanya masalah dalam mulut
maupun gigi
2. Kaji keadaan gigi dan lidah
Rasional : mengetahui jumlah gigi dan adanya pembengkakan
pada gusi
3. Bantu perawatan diri hygien mulut
Rasional : mengajarkan kemampuan dalam menggosok gigi
secara mandiri
4. Ajarkan metode dalam menggosok gigi
Rasional : mengajarkan menggosok gigi secara benar
5. Tawarkan peralatan menggosok gigi yang disukai PM
Memberikan piulihn pada PM
6. Berikan dukungan kemandirian dalam hygien mulut
Rasional : dukungan dan motivasi sangat membantu
meningkatkan rasa percaya diri pada PM.

C. TINJAUAN MASALAH KEPERAWATAN KERUSAKAN


INTEGRITAS KULIT

1. PENGERTIAN
Kerusakan integritas kulit merupakan gangguan ketidakcukupan
energy fisiologis/psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan
aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.
(NANDA. 2009-2011)

13
Kerusakan integritas kulit merupakan perubahan/gangguan
epidermis dan atau dermis.
(NANDA. 2012-2014)
Kerusakan integritas kulit merupakan kerusakan struktur anatomis
dan fungsi kulit normal.
(Potter Perry. 2006)

Kesimpulan:
Kerusakan integritas kulit merupakan kerusakan struktur anatomis
kulit dan fungsi kulit secara normal dan perubahan/gangguan
epidermis/dermis yang mengakibatkan gangguan ketidakcukupan energy
fisiologis/psikologis untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

2. ETIOLOGI
Etiologi kerusakan integritas kulit ada 2, yaitu:
1. Eksternal
a. Zat kimia
b. Usia yang ekstrem
c. Kelembaban
d. Hipertermia
e. Hipotermia
f. Factor mekanik (mis. Gaya gunting, tekanan, pengekangan)
g. Medikasi
h. Lembab
i. Imobilisasi fisik
j. Radiasi
k. Insisi bedah
l. Cedera traumatik
2. Internal
a. Perubahan status cairan

14
b. Perubahan pigmentasi
c. Perubahan turgor
d. Factor perkembangan
e. Kondisi ketidakseimbangan (mis. Obesitas)
f. Penurunan imunologis
g. Penurunan sirkulasi
h. Kondisi gangguan metabolic
i. Gangguan sensasi
j. Tonjolan tulang

3. BATASAN KARAKTERISTIK
a. Bukti klinis terhadap adanya factor eksternal yang berpengaruh
buruk terhadap integritas kulit.
b. Kerusakan lapisan kulit.
c. Kerusakan permukaan kulit.
d. Gangguan permukaan kulit.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi,
perubahan pigmentasi, penebalan epidermis.

5. RENCANA KEPERAWATAN

a. Tujuan:

Diharapkan gatal dapat berkurang dan kulit bersih pada PM, dengan
kriteria hasil:
1. Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit.
2. Berkurangnya lecet karena garukan.

15
3. Penyembuhan area kulit yang rusak.

b. Intervensi:

1. Anjurkan mandi paling tidak 2x sehari selama 15-20 menit.


Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah
mandi.
Rasional: dengan mandi, air akan meresap dalam saturasi kulit.
Pengolesan krim pelembab selama 2-4 menit setelah mandi
untuk mencegah penguapan air kulit.
2. Gunakan air hangat jangan panas.
Rasional: air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan
meningkatkan pruritus.
3. Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk
kulit sensitive. Hindari dari busa / alat gosok mandi.
Rasional: sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit
mengandung alkalin dan tidak membuat kulit kulit kering, sabun
kering dapat meningkatkan keluhan.
4. Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau 3
kali perhari. Rasional: salep atau krim dapat melembabkan kulit.

16
DAFTAR PUSTAKA

- Maramis. W.F. 1995, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta :


EGC
- Marilyn Doengoes, 1999. Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
- Achir yuni, 2000. Keperawatan jiwa, terapi dan tindakan
keperawatan. Cetakan 1. Bhakti Husada: Jakarta.
- Judith M. Wilkinson, 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. EGC:
Jakarta.
- NANDA. 2012 - 2014 . Panduan diagnose keperawatan. EGC:
Jakarta.
- NANDA. 2009 - 2011. Diagnosis Keperawatan: Dengan Rencana
Asuhan. Edisi 10. EGC: Jakarta.
- Potter, Perry. 2009. Buku Fundamental Keperawatan. Edisi 4.
EGC: Jakarta.
- www.bram-al.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-
anak-dengan.html?m=1#!/2012/04/asuhan-keperawatan-anak-
dengan.html
- www.saripediatri.idai.or.id
- www.repositoru.usu.ac.id

17
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PM: S (20 th) DENGAN MASALAH
UTAMA DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BBRSBG KARTINI
TEMANGGUNG

Nama Mahasiswa : SITI KHUZAEMAH

Tanggal Pengkajian : 18 maret 2019

Tanggal Masuk : 20 juli 2018

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : An. S
b. Tempat, tanggal lahir/usia :Kendal, 16 september 1999
c. Alamat : kendal, rowosari sendang
dawuhan Rt 02 Rw 02
d. Agama : Islam
e. Nama Ayah/Ibu : Komari / Supartinah
f. Pekerjaan Ayah : Buruh
g. Pekerjaan Ibu : Buruh
h. Pendidikan Ayah : SD
i. Pendidikan Ibu : SD
j. Agama Orang Tua : Islam
k. Alamat Orang Tua : Lungge, Temanggung,
l. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

18
2. Pengkajian Pola Fungsional
a. Pola Nutrisi Metabolik.
Selera makan baik, PM mengatakan makan 3x dalam sehari, PM
mengatakan suka makan sayur dan lauk pauk yang di sediakan. PM
makan bersama teman – temannya. Intake cairan baik. PM mengatakan
selalu merapikan peralatan makan setelah selesai makan.
b. Pola Eliminasi.
PM mengatakan sehari BAB kurang lebih 1x, BAK 4x kali, PM juga
mampu membersihkan diri setelah BAB/BAK.
c. Pola Aktivitas dan Latihan.
PM mengatakan mandi 2x dalam sehari dan gosok gigi terkadang
melakukan tetapi belum benar, PM bisa mandi sendiri tetapi masih
kurang bersih. diawasi karena belum dapat mandi dengan benar begitu
pula dengan cara menggosok gigi, dalam berpakaian PM dapat
berpakaian sendiri, tanpa bantuan dan sudah rapi. PM mampu mengikuti
pendidikan yang diberikan.
d. Pola Peran – Hubungan.
Dalam kegiatan pendidikan PM kurang aktif, PM mampu berhubungan
sosial kurang baik, PM termasuk anak yang kurang bergaul dan senang
menyendiri.
e. Pola Seksualitas.
PM sudah menstruasi dan menyadari akan dirinya sebagai perempuan.
PM mengatakan memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis.
f. Pola Koping – toleransi Stress.
PM tidak pernah mengalami stress. PM kooperatif . PM tidak mudah
menangis apabila ada masalah. PM kurang tertib/menaati peraturan.
Tetapi apabila disuruh segera melaksanakan.
g. Pola Nilai dan Keyakinan.

19
PM beragama Islam dan mengatakan melakukan kegiatan ibadah yaitu
shalat rutin. PM juga mendapatkan pendidikan keagamaan di asrama
dan di sekolah.
3. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan umum PM baik, PM berpakaian bersih dan sedikit rapi.
b. Pengukuran antopometri : TB : 147 cm BB : 42,8 kg.
c. Kepala : bentuk kepala normal, tidak terdapat luka dan kondisi kulit
kepala bersih, ada telur kutu sedikit
d. Rambut : warna hitam, ikal dan penyebaran rambut merata
e. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekresi,
penglihatan normal.
f. Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, lubang hidung paten tidak
ada sumbatan, tidak ada perdarahan hidung.
g. Mulut : mukosa bibir lembab, bibir tidak simetris, terdapat karang gigi,
gigi berlubang dan caries gigi, penyebaran gigi tidak merata.
h. Teling : daun telinga simetris dengan wajah, terdapat serumen,
pendengaran normal.
i. Leher : tidak ada pembesaran tonsil maupun kelenjar limfe.
j. Dada : ukuran dada kecil simetris, tidak terdapat gerakan dinding dada.
k. Abdomen : warna sama dengan bagian tubuh sekitar, tidak terdapat
distensi, turgor kulit elastis, terdapat lesi region bawah.
l. Ekstermitas.
Atas : kuku rapi dan bersih, jari-jari lengkap, kemampuan memegang
bisa.
Bawah : kuku rapi, jari lengkap, pergerakan normal.
m. Kulit : turgor elastis, terdapat gatal-gatal pada atas pantat

20
B. PENGELOMPOKAN DATA
Data subyekti Data obyektif
1. PM mengatakan dalam sehari 1. Penyebaran gigi tidak
mandi 2x merata
2. PM mengatakan gosok gigi 2. Terdapat karang gigi
terkadang melakukan dan 3. Ada caries gigi
kadang tidak 1x dalam sehari. 4. Bau nafas tidak sedap
3. PM mengatakan bisa gosok 5. Mukosa bibir lembab
gigi sendiri 6. PM tampak menggaruk
4. PM mengatakan sedikit malas bagian tubuh yang gatal.
dalam menggosok gigi. 7. Pada area kaki, tangan dan
5. PM mengatakan gatal pada tubuhnya tampak bekas
bagian kaki, tangan dan perut. gatal dengan warna hitam
dan penebalan kulit pada
area tersebut.
8. Kulit tampak kotor

C. ANALISA DATA
Tanggal Data focus Problem Etiologi
14-02-2017 Ds : Defisit Hambatan
perawatan diri lingkungan (anak
- PM mengatakan
dalam malas dalam
gosok gigi
menggosok menggosok gigi)
hanya 1x sehari
gigi
- PM mengatakan
sedikit malas
dalam
menggosok gigi

21
Do :

- Penyebaran gigi
tidak merata
- Terdapat karang
gigi
- Terdapat radang
gusi
- Ada caries gigi
- Nafas tidak
sedap
- Mukosa lembab

22
14-02-2017 Ds : Kerusakan Adanya lesi,
Integritas perubahan
- PM mengatakan
Kulit pigmentasi,
gatal pada
penebalan
bagian kaki,
epidermis dan
tangan dan perut
kekakuan kulit.

Do :

- PM tampak
menggaruk
bagian tubuh
yang gatal.
- Pada area kaki
dan tangan
tampak bekas
gatal dengan
warna hitam dan
kemerahan serta
penebalan kulit
pada area
tersebut.
- Kulit tampak
kotor

23
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri dalam menggosok gigi berhubungan dengan
hambatan lingkungan (anak malas dalam menggosok gigi)
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi, perubahan
pigmentasi, penebalan epidermis.

E. PERENCANAAN
Tanggal No Tujuan Rencana Rasional Ttd
Dx
14-02- 1 Setelah dilakukan 1. Kaji kebersihan 1. Mengetahui adanya
2017 bimbingan mulut dan gigi. kelainan yang
keperawatan 2. Kaji terdapat di mulut dan
selama 2x24 jam kemampuan gigi
diharapkan PM untuk 2. Mengetahui
mampu merawat menggunakan kemampuan PM
hygiene mulut peralatan bantu dalam menggunakan
dengan KH: perawatan diri alat.
- Mulut bersih hygien mulut 3. Mengembangkan
- Nafas tidak 3. Ajarkan metode kemampuan
bau dalam menggosok gigi
- Gigi bersih menggosok gigi. secara mandiri
4. Tawarkan pada 4. Agar PM tidak
PM peralatan merasa malas dalam
mana yang menggosok gigi.
paling disukai Memberikan ilihan
5. Berikan pada PM.
dukungan 5. Dukungan dan
kemandirian motivasi sangat
dalam hygien membantu dalam
mulut.

24
6. Kolaborasideng meningkatkan rasa
an ahli gigi. percaya diri PM
6. Memberikan
penanganan jika
terdapat masalah
14-02- 1 Setelah dilakukan 7. Kaji kebersihan 7. Mengetahui adanya
2017 bimbingan mulut dan gigi. kelainan yang
keperawatan 8. Kaji terdapat di mulut dan
selama 2x24 jam kemampuan gigi
diharapkan PM untuk 8. Mengetahui
mampu merawat menggunakan kemampuan PM
hygiene mulut peralatan bantu dalam menggunakan
dengan KH: perawatan diri alat.
- Mulut bersih hygien mulut 9. Mengembangkan
- Nafas tidak 9. Ajarkan metode kemampuan
bau dalam menggosok gigi
- Gigi bersih menggosok gigi. secara mandiri
10. Tawarkan pada 10. Agar PM tidak
PM peralatan merasa malas dalam
mana yang menggosok gigi.
paling disukai Memberikan ilihan
11. Berikan pada PM.
dukungan 11. Dukungan dan
kemandirian motivasi sangat
dalam hygien membantu dalam
mulut. meningkatkan rasa
12. Kolaborasi percaya diri PM
dengan ahli gigi. 12. Memberikan
penanganan jika
terdapat masalah

25
F. IMPLEMENTASI
No
Tgl/jam Implementasi Respon pasien TTD
Dx
14-2-17 1 1. Mengkaji kebersihan gigi S : PM kooperatif
dan mulut. O : mulut dan gigi kotor
13.30 2. Mengenalkan pada PM S : PM mengetahui alat yang
tentang peralatan digunakan
menggosok gigi O : PM mampu menyebutkan peralatan
13.40 3. Mengajak PM menggosok menggosok gigi.
gigi. S : PM kooperatif
14.00 4. Memberikan O O : PM bisa mengikuti intruksi dari
reinforcement pada PM petugas
S : PM mengatakan senang
O: ekspresi wajah PM tampak
senang
15-2-17
10.00 1. Mengkaji kebersihan gigi
S : PM kooperatif
dan mulut.
2. Meminta PM untuk O : mulut dan gigi masih tampak kotor.
10.05 menyebutkan kembali
S : PM mengatakan masih mengingat
peralatan dalam
apa saja peralatan menggosok gigi.
menggosok gigi.
O : PM mampu menyebutkan
3. Meminta PM
kembali peralatan menggosok gigi.
memperagakan bagaimana
S : PM kooperatif.
10.10 cara menggosok gigi
O : PM mampu memperagakan
dengan benar.
bagaimana cara meggosok gigi
tetapi masih perlu diingatkan

26
tentang urutan menggosok gigi
4. Memberi reinforcement dengan benar.
10.25 pada PM. S : PM mengatakan senang.
O : ekspresi wajah PM tampak
senang.
15-2-17 5. Mengkaji kebersihan gigi S : PM kooperatif
14.00 dan mulut.
O : mulut dan gigi masih tampak kotor.

S : PM mengatakan masih mengingat


6. Meminta PM untuk apa saja peralatan menggosok gigi.
menyebutkan kembali O : PM mampu menyebutkan
peralatan dalam kembali peralatan menggosok gigi.
menggosok gigi. S : PM kooperatif.
O : PM mampu memperagakan
bagaimana cara meggosok gigi
7. Meminta PM tetapi masih perlu diingatkan
memperagakan bagaimana tentang urutan menggosok gigi
cara menggosok gigi dengan benar.
dengan benar. S : PM mengatakan senang.
O : ekspresi wajah PM tampak
senang.

8. Memberi reinforcement
pada PM.
15-2-17 2 1. Menganjurkan PM mandi S : PM kooperatif. PM mengatakan
13.40 paling tidak 2x sehari selama mandi 2x dalam sehari.
15 – 20 menit dan segera
O: PM dijadwalkan mandi 2x
mengoleskan salep atau krim
dalam sehari tetapi tidak efektif
yang telah diresepkan setelah
waktunya karena PM tinggal
mandi.

27
2. Menganjurkan PM mandi diasrama dengan pemakaian
menggunakan air hangat kamar mandi bersama.
jangan panas.
S : PM kooperatif.
4. Menganjurkan mengoleskan
salep atau krim yang telah O : fasilitas dalam asrama kurang
diresepkan 2 atau 3 kali per mendukung untuk mandi air
hari. hangat.

S : PM mengatakan hanya
mengoleskan salep saat gatal dan
bila pergi ke poliklinik.

O : PM tidak mengoleskan salep


pada area kulit yang gatal.

15-2-17 1. Menganjurkan PM mandi S : PM kooperatif.


15.00 paling tidak 2x sehari selama O : walaupun PM dijadwalkan
15 – 20 menit dan segera mandi 2x sehari, PM masih tampak
mengoleskan salep atau krim menggaruk bagian yang gatal
yang telah diresepkan setelah seperti pada kakinya.
mandi. S : PM kooperatif.
15.10 2. Menganjurkan PM mandi O : fasilitas dalam asrama kurang
menggunakan air bersih mendukung.
S : PM kooperatif.
O : PM tampak membawa salep
3. Menganjurkan mengoleskan untuk kulit gatal dan
15.25 salep atau krim yang telah mengoleskannya apabila merasa
diresepkan 2 atau 3 kali per gatal.
hari.

28
G. EVALUASI
Tgl/jam No Catatan perkembangan Ttd
Dx
14-2-17 1
14.10 S : PM mengatakan masih sedikit malas untuk menggosok gigi.
O:- PM tampak belum bisa mengosok gigi dengan benar.
- Kondisi mulut dan gigi PM masih tampak kotor.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi nomor 1, 3 dan 4
- Kaji kebersihan mulut dan gigi.
- Ajarkan metode dalam menggosok gigi.
- Tawarkan pada PM peralatan mana yang paling disukai
15-2-17
14.10 S : PM mengatakan sudah gosok gigi 2x dalam sehari.
O:- PM masih tampak belum bisa menggosok gigi dengan benar
jika tidak dibimbing.
- Kondisi mulut dan gigi PM masih tampak kotor.
- PM tampak sudah mau untuk menggosok gigi secara teratur.
A : masalah teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi nomor 1, 3 dan 4.
- Kaji kebersihan mulut dan gigi.
- Ajarkan metode dalam menggosok gigi.
- Tawarkan pada PM peralatan mana yang paling disukai
15-2-17 2
15.30 S : PM mengatakan kulitnya masih gatal.
O : - PM masih tampak menggaruk bagian kulit yang gatal.
- Kulit PM masih tampak kotor.
- PM belum mengoleskan obat salep yang telah diresepkan.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1, dan 4

29
- Anjurkan mandi paling tidak 2x sehari selama 15 – 20 menit.
Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah
mandi.
- Oleskan/berikan salep atau krim yang telah direesepkan 2 atau
3 kali per hari.
15-2-
2017 S : PM mengatakan kulitnya masih gatal. PM mengatakan sudah
15.40 mengoleskan obat salep gatal.
O : - PM masih tampak menggaruk bagian kulit yang gatal.
- Kulit PM masih tampak kotor.
A : masalah teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi 1, 2 dan 4
- Anjurkan mandi paling tidak 2x sehari selama 15 – 20 menit.
Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah
mandi.
- Gunakan air hangat jangan panas.
- Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau 3
kali per hari.

30

Anda mungkin juga menyukai