Disusun Oleh :
NIM : AK2217924
TEMANGGUNG
TAHUN 2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
2
TINJAUAN TEORI
3
Kesimpulan :
2. ETIOLOGI/PENYEBAB
a. Faktor keturunan.
b. RM menurut penyebab bisa dibagi menjadi 3 :
A. Prenatal.
1) Sinar x secara terus menerus, alat kontrasepsi, usaha
melakukan abortus.
2) Usia ibu yang kurang dari 16 tahun atau lebih dari 40 tahun.
3) Broken home atau perceraian saat ibu hamil dan menyebabkan
depresi.
4) Akibat kelainan kromosom - Akibat infeksi dan toksinasi.
5) Akibat rudapaksa atau trauma fisik. - Malnutrisi pada saat
ibu hamil.
6) Kekurangan zat Yodium. - Kecelakaan saat ibu hamil.
7) Toxsit ( zat kimia / obat-obatan yang masuk ke dalam janin)
B. Perinatal.
1) Akibat prematuritas.
2) Akibat trauma kelahiran.
3) Alat penyedot janin
4
C. Postnatal.
1) Akibat gangguan metabolisme.
2) Akibat penyakit otak yang nyata.
3) Akibat mal nutrisi
4) Kekurangan zat Yodium
5) Kecelakaan pada anak saat masih kecil yang mengenai kepala.
5
masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitan menyesuaikan
diri dengan tradisi budaya.
c. Retardasi mental sedang
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental
dapat dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami
keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa,
serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus
diri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan
beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya.
Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar dasar
membaca, menulis dan berhitung.
d. Retardasi mental berat
Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi
mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-
keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat
ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisit
neurologis.
e. Retardasi mental sangat berat
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat
terbatas kemampuannya dalam memahamii dan menuruti permintaan atau
instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya
mampu pada bentuk komunikasi nonverbal.
(Sari Pediatri, 2000)
6
4. KARAKTERISTIK ANAK
a. Debil
b. Imbisil.
7
3. Kemampuan masa dewasa.
a) Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan
pekerjaan yang tidak terlatih atau semi terlatih dibawah
pengawsan.
b) Memelukan pengawasan dan bimbingan baik dalam
keadaan normal maupun dalam kondisi stress sosial
maupun ekonomi.
4. Severe/berat.
5. Usia prasekolah.
a) Bisa mengungkapkan/mengucapkan beberapa kata.
b) Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri
sendiri.
c) Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya
sedikit.
d) Koordinasi otot jelek.
6. Usia sekolah.
a) Bisa berbicara/belajar komunikasi sederhana.
b) Bisa mempelajari kebisaaan hidup sehat yang sederhana
dengan pengawasan dan bibimbingan yang rutin.
7. Usia remaja.
a) Dapat melakukan beberapa kemampuan perlindungan
diri dilingkungan yang terkendali.
b) Bisa memelihara diri sendiri dibawah pengawasan orang
tua.
8. Idiot.
9. Usia prasekolah
a) Sangat terbelakang bisaanya tidak bisa
berjalan/berbicara atau memahami pembicaraan dengan
orang lain.
b) Tidak bisa menerima instruksi
8
c) Koordinasi otot lemah.
d) Memerlukan perawatan khusus.
10. Usia sekolah.
a) Memiliki beberapa koordinasi otot.
b) Kemungkinan tidak dapat berjalan.
11. Usia remaja.
a) Memiliki beberapa koordinasi otot dan berbicara.
b) Tidakmampu merawat diri sendiri.
c) Memerlukan perawatan khusus.
5. PENATALAKSANAAN
1. Tatalaksana Medis
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan
retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala
hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin,
dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-
kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan
kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril),
metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid
(GABA).
9
mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat,
dan fasilitas untuk membimbing orang tua dan sosialisasi anak.
Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental
adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak
dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang
memberikan kebutuhan dasar bagi anak.
3. Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental
maupun kepada orang tua anak tersebut. Walaupun tidak dapat
menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-
obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi
sosialnya.
4. Konseling
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
(disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseling) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.
5. Pendidikan
Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah,
namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak
yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk
retardasi mental.
1. Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa.
2. Sekolah luar biasa C.
3. Panti khusus.
4. Pusat latihan kerja (sheltered workshop).
6. Pencegahan
Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah
timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi
klinis retardasi mental). Sebab – sebab retardasi mental yang dapat
10
dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi
kehamilan, gangguan metabolisme, kelainan genetik.
1. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri (DPD), adalah hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri menggosok gigi
untuk diri sendiri.
( Nanda 2012 – 2014 )
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.
(Depkes 2000)
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).
(Nurjannah, 2004)
Kesimpulan :
11
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang yang mempunyai
hambatan atau kelemahan dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti
menggosok gigi, mandi, berpakaian.
2. ETIOLOGI
a. Penurunan atau kurang motivasi
b. Hambatan lingkungan, baik dari sekitar maupun diri sendiri
c. Ketidakmampuan untuk melakukan secara mandiri
d. Gangguan kognitif atau persepsi
e. Hambatan kemampuan dalam menggosok gigi
3. BATASAN KARAKTERISTIK
a. Ketidakmampuan menggunakan pasta gigi dan sikat gigi
b. Ketidakmampuan mengambil peralatan sendiri
c. Ketidaktahuan cara menggunakan peralatan menggosok gigi
d. Ketidaktahuan bagaimana cara menggosok gigi yang benar
e. Hambatan kemauan dalam menggosok gigi
f. Rutinitas orang tua/keluarga untuk mengingatkan menggosok gigi
g. Ketidaktertarikan PM pada kamar mandi/tempat untuk gosok gigi
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri dalam menggosok gigi berhubungan dengan
hambatan lingkungan (PM tidak mampu dalam melakukan perawatan diri
secara benar)
5. RENCANA KEPERAWATAN
a. Tujuan :
12
3. Mengatakan tentang kepuasan dalam kebersihan mulutnya
4. PM mau menggosok gigi lebih dari 1x dalam sehari
b. Intervensi
13
DAFTAR PUSTAKA
14