Anda di halaman 1dari 8

LAPPORAN DISKUSI TUTORIAL KELOMPOK 6 BLOK 1

“DOKTER TIDAK DI TEMPAT, PASIEN TERLAMBAT BEROBAT”

Dosen Pengampu :

dr. Kanti Ratnaningrum, M.sc

dr. Oky

Disusun oleh :

Kelompok 6

Pertemuan I : 20 September 2016

Moderator : Dyah Ayuning P. (H2A016059)

Sekretaris : Annisa Mufsihah (H2A016062)

Pertemuan II : 23 September 2016

Moderator : Mohammad Hafiz A. (H2A016056)

Sekretaris : Diny Astri Sukma Yuni (H2A016065)

Anggota :

Moh. Septian Haryono ((H2A016063) Savira Happy Kartika (H2A016058)

Atsarina Adiwati (H2A016064) Ginda Nabila C. (H2A016057)

Maulida Illiyyun Hilda M. (H2A016060) RR Farras Husna T. P.


(H2A016061)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016
LAPPORAN DISKUSI TUTORIAL KELOMPOK 6 BLOK 1

“DOKTER TIDAK DI TEMPAT, PASIEN TERLAMBAT BEROBAT”

Dosen Pengampu :

dr. Kanti Ratnaningrum, M.sc

dr. Oky

Disusun oleh :

Kelompok 6

Pertemuan I : 20 September 2016

Moderator : Dyah Ayuning P. (H2A016059)

Sekretaris : Annisa Mufsihah (H2A016062)

Pertemuan II : 23 September 2016

Moderator : Mohammad Hafiz A. (H2A016056)

Sekretaris : Diny Astri Sukma Yuni (H2A016065)

Anggota :

Moh. Septian Haryono ((H2A016063) Savira Happy Kartika (H2A016058)

Atsarina Adiwati (H2A016064) Ginda Nabila C. (H2A016057)

Maulida Illiyyun Hilda M. (H2A016060) RR Farras Husna T. P.


(H2A016061)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016
Skenario 1. “Dokter tidak di tempat, pasien terlambat berobat”

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang diantar ke puskesmas oleh ibunya
karena ingin kontrol setelah 3 hari yang lalu dikhitan, sesampainya di Puskesmas ternyata
dokter baru saja keluar untuk menghadiri Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di balaik
kelurahan. Pasien akhirnya memutuskan pulang karena dokter tidak di tempat dan berencana
kembali kontrol Dua hari lagi. Pasien itupun akhirnya berhasil bertemu dokter 2 hari
kemudian. Namun darii hasil kontrol, pembalut sangat lengket sehingga pasien merasa
kesakitan saat dilepas perbannya. Dokter menyalahkan pasien mengapa terlambat kontrol ke
dirinya tepat waktu. Ayah pasien menjadi kecewa dan mengutarakan keluhan kepada para
tetangga.

STEP I. “Klasifikasi Istilah”

1. Puskesmas : pusat kesehatan masyarakat yaitu poliklinik di tingkat kecamatan


tempat rakyat mendapatkan pelayanan kesehatan dan penyuluhan keluarga
berencana.
2. Pasien : seseorang yang menerima perawatan medis, sering kali pasien
menderita penyakit atau cidera dan memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya.
3. Dokter : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi, dokter adalah lulusan
pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan cara pengobatannya
4. Khitan : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, khitan yaitu memotong
kulup; bersunat. Sedangkan menurut pandangan agama islam khitan merupakan
salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama
5. Kontrol : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kontrol yaitu pengawasan;
pemeriksaan; pengendalian. Menurut kamus kesehatan, kontrol adalah sebuah
standar atau ukuran untuk menghindari bias, tes, faktor risiko, dan lain lain.

STEP II. “Identifikasi Masalah”

1. Bagaimana pelayanan seorang dokter yang baik dengan pasien?


2. Bagaimana tanggung jawab seorang dokter terhadap pasien?
3. Untuk apa pasien melakukan kontrol?
4. Apakah dokter diperkenankan meninggalkan tugasnya?

STEP III. “Analisis Masalah”

1. Pelayanan dokter yang baik terhadap pasien yaitu dokter memperhatikan setiap
hak pasien dan menjalankan kewajiban dokter dengan bersungguh-sungguh.
Seorang dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah
dan atau janji dokter sesuai dengan pasal 1 kewajiban umum KODEKI.
2. Menurut pasal 8, seorang dokter harus dalam praktik medisnya memberikan
pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya
disertai rasa kasih sayang dan penghormatan atas martabat manusia. Jadi, seorang
dokter harus bertanggung jawab penuh terhadap pasiennya.
3. Untuk evaluasi pengobatan sebelumnya, agar pasien mengetahui perkembangan,
perawatan dan bagaimana tindakan selanjutnya yang harus diambil untuk
mempercepat proses penyembuhan
4. Seorang dokter diharapkan memprioritaskan tugasnya sebagai dokter puskesmas
supaya masyarakat tidak mengeluh. Perilaku dokter tersebut dapat menyebabkan
hilangnya kepercayaan masyarakat.
Menurut KODEKI pasal 1 berbunyi "Setiap dokter wajib menjunjung tinggi,
menghayati, dan mengamalkan sumpah atau janji dokter", kemudian pada lafal
sumpah dokter butir pertama yang berbunyi "Saya akan membaktikan hidup saya
guna kepentingan perikemanusiaan", dan butir kedelapan yang berbunyi "Saya
akan senantiasa mengutamakan pasien". Hal itu berarti seorang dokter tidak
diperbolehkan meninggalkan tugasnya.

STEP IV. “Skema”

AGAMA

KOMUNIKASI
SOSIAL
EFEKTIF

DOKTER

KODE ETIK HAK DAN PROFESIONALISME


KEWAJIBAN

HUKUM

STEP V. “Sasaran Belajar”

1. Komunikasi efektif
2. Profesionalisme kedokteran
3. Aspek hukum kedokteran dan KODEKI
4. Hak dan kewajiban dokter dan pasien
5. Aspek agama dan sosial
STEP VI. “Belajar Mandiri”

STEP VII. “Mendiskusikan Sasaran Belajar”

1. Komunikasi Efektif
Komunikasi antara dokter dengan pasien dapat dikatakan efektif
apabila informasi yang disampaikan akurat dan dapat diterima oleh kedua
belah pihak. Salah satunya harus menjadi komunikator kepada individu
keluarga agar menjadi mitra dalam program kesehatan.
Manfaat komunikasi efektif yaitu memberikan rasa nyaman kepada
kedua belah pihak dan mengurangi kemungkinan terjadinya mal praktik.
Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasien:
a. Untuk mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk
dokter
b. Lebih memberikan dukungan pada pasien dengan demikian lebihbefektif dan
efisien bagi keduanya (kurzt 1998)
2. Profesionalisme Kedokteran
a. Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional.
b. Bersikap dan berbudaya menolong
c. Mengutamakan keselamatan pasien
d. Mampu bekerja sama intra dan interprofesional dalam tim pelayanan
kesehatan demi keselamatan pasien
e. Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem kesehatan
nasional dan global
3. Aspek Hukum dan Kodeki
a. Pasal (1) Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
b. Pasal (2) Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan
profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional
dalam ukuran yang tertinggi
c. Pasal (3) Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak
boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.
d. Pasal (4) Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri.
e. Pasal (5) Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya
tahan psikis maupun fsik, wajib memperoleh persetujuan pasien/keluarganya
dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
f. Pasal (6) Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan
atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum
diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
g. Pasal (7) Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat
yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
h. Pasal (8) Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan secarakompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia.
i. Pasal (9) Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan
pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada
saat menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
j. Pasal (10) Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman
sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan
pasien.
k. Pasal (11) Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya
melindungi hidup makhluk insani.
l. Pasal (12) Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib
memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
m. Pasal (13) Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas
sektoral dibidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati
4. Hak dan Kewajiban Dokter dan Pasien
a. Hak dokter
i. Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID)
dan Surat Izin Praktik (SIP)
ii. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga
tentang penyakitnya
iii. Bekerja sesuai standar profesi
iv. Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika,
hukum, agama, dan hati nuraninya
v. Mengakhiri hubungan dengan pasien jika menurut penilaiannya
kerjasama pasien dengannya tidak berguna lagi
vi. Menerima imbalan jasa
vii. Menolak pasien yang bukan spesialisasinya, kecuali dalam keadaan
darurat
b. Kewajiban dokter
i. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur serta kebutuhan medis
ii. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan
pemeriksaan dan pengobatan, bisa merujuk pasien ke sarana kesehatan
yang lain yang mempunyai kemampuan lebih baik
iii. Merahasiakan segala sesuatu penyakit yang diderita pasien kepada
orang lain
iv. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan kecuali
bila ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya
v. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
c. Hak pasien
i. Mendapatkan pelayanan medis
ii. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berpendapat
iii. Setiap orang sama di hadapan hukum , kita tidak boleh
menganggapnya bersalah sebelum pengadilan menyalahkannya.
iv. Setiap orang tidak boleh di perlakukan kejam
d. Kewajiban pasien
i. Memberikan informasi yang lengkap,jujur dan dipahami tentang
masalah kesehatannya
ii. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
iii. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayan kesehatan
iv. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang prima
v. Berterus terang apabila timbul masalah dalam hububgannya dengan
dokter atau tenaga kesehatan
vi. Memberikan ganti rugi apabila tindakannya merugikan dokter atau
tenaga kesehatan
Etika seorang pasien :
i. Mematuhi nasihat dokter
ii. Menghormati dan meghargai dokter
iii. Menganggap dokrer sebagai teman terbaiknya
iv. Harus berhubungan langsung dengan dokter
v. Tidak boleh merahasiakan penyakitnya
5. Aspek agama dan Sosial
a. Aspek agama
َ‫سولَوت ُخونُواَأماناتِ ُك ْمَوأ ْنت ُ ْمَت ْعل ُمونََالَّذِين‬
ُ ‫الر‬ َّ ُ‫اَأيُّهاَيا آمنُواََلَت ُخون‬
َّ ‫واََّللاَو‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.( surah An-Anfal
ayat 27
b. Aspek sosial
Ditinjau dari aspek sosiologi, ada kualifikasi untuk menjadi seorang dokter yang
ideal. Seorang dokter harus peduli pada pasien yang ditanganinya. Pasien harus
mendapatkan pelayanan medis yang benar-benar memenuhi standar profesi.
Seorang dokter juga harus mampu berkomunikasi dengan baik untuk memperoleh
informasi secara lengkap mengenai penyakit pasien. Informasi dapat diperoleh dari
komunikasi verbal maupun non verbal. Untuk menjadi dokter yang ideal, ada
beberapa kualifikasi yaitu Seven Star Doctor :
i. Health care provider
ii. Decision maker
iii. Communicator
iv. Community leader
v. Manager
vi. Researcher
vii. Faith and piety
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Mulyohadi.2006.Manual Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.Jakarta : Konsil


Kedokteran Indonesia

UU nomor 29 Tahun 2004

Sudarma, Momon.2008.Sosiologi untuk Kesehatan.Jakarta : Salemba Medika

Al-Qur’an

IDI PB.2004.KODEKI

Setiawan Sukarya, W.2012.Standar Kompetensi Dokter Indonesia.Jakarta : Konsil


Kedokteran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai