KAJIAN TEORI
pekerjaan individual dan kelompok dalam menghasilkan barang dan jasa publik dan
sebagai arena bidang kerja akademik dan teoritik. (Dunsire, 1991 : 9). Sedangkan
menurut Pfifner dan Presthus (1960 : 4), bahwa administrasi publik adalah meliputi,
eksekutif dan hubungan diantara mereka, (iii) mempunyai peranan penting dalam
politik, (vi) sangat erat berkaitan dengan berbagai macam kelompok swasta dan
15
16
perorangan dalam menyajikan pelayanan pada masyarakat dan (v) dalam beberapa
teori-teori dan proses manajemen, politik dan hukum untuk memenuhi keinginan
publik adalah proses dimana sumberdaya dan personil publik diorganisir dan
Kebijakan publik adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan
seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk memecahkan suatu masalah. (Anderson,
1984 : 113). Ini beratri bahwa kebijakan publik adalah seperangkat aksi yang
mendefinisikan dan menyusun basis rasional untuk melakukan atau tidak melakukan
administrasi yaitu kebijakan publik dan implementasi untuk mewujudkan apa yang
17
penyusunan dan implementasi kebijakan yang dilakukan oleh birokrasi dalam skala
Jiwa dari pada administrasi publik adalah melakukan sesuatu yang berharga
bagi masyarakat, yaitu melayani warga negara untuk memajukan kebaikan bersama.
(Denhardt and R.B Denhardt, 2003 : 3). Kegiatan administrasi publik bertujuan
publik sebagai shared values atau nilai-nilai yang disepakati bersama oleh
masyarakat adalah menggambarkan apa yang dianggap bernilai oleh masyarakat atau
komunitas dan dinyatakan langsung oleh masyarakat itu sendiri. (Denhardt and R.B
Denhardt, 2003).
Denhardt and R.B Denhardt (2003 : 42), bahwa administrasi publik harus, (i)
melayani warga masyarakat bukan pelanggan (serve citizen, not customers), (ii)
mengutamakan kepentingan publik (seek the public interest), (iii) lebih menghargai
mudah (recognize that accountability is not simple), (vi) melayani dari pada
mengendalikan (serve rather thanb steer) dan (vii) menghargai orang, bukannya
kebutuhan publik melalui usaha-usaha kolektif dan proses kolaboratif. Dalam New
Publik Service, fokus utama dari implementasi adalah keterlibatan penduduk dan
bangunan komunitas.
(Hill and Hupe, 2002 : 41). Kebijakan publik paling tidak mengandung tiga
komponen dasar, yaitu (i) tujuan yang hendak dicapai, (ii) sasaran yang spesifik
dan (iii) cara mencapai sasaran tersebut. Cara mencapai sasaran inilah yang sering
disebut dengan implementasi dan merupakan langkah yang sangat penting dalam
sebuah dokumen yang tak bermakna dalam kehidupan masyarakat. (Abidin, 2002 :
185).
hanya akan sekedar berupa impian atau rencana yang bagus yang tersimpan rapih
tugas pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan publik secara efisien dan efektif.
19
bagian eksekutif dari suatu pemerintahan, (ii) merupakan formulasi dan implementasi
dari kebijakan publik, (iii) meliputi atau berhubungan dengan berbagai (bertentangan)
berbeda dengan swasta dan (v) produknya berupa pelayanan barang dan jasa.
Salah satu kajian dari administrasi publik adalah kebijakan publik yang
merupakan serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud dan tujun tertentu yang
diikuti dan di implementasikan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang
berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan. (Tachjan,
20
2006:19). Sebagai salah satu kajian dari administrasi publik, kebijakan publik juga
masyarakat. Mererka harus melihat rakyat sebagai warga negara (bukan sebagai
pelanggan), sehingga dapat saling membagi otoritas dan melong-garkan kendali, serta
mencari efisien yang lebih tinggi. Definisi ini memberikan pengertian bahwa
tujuan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan yang dimaksud disini adalah sarana untuk
mencapai tujuan atau sebagai program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan,
sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuatan
kebijakan. Kebijakan publik hanya akan sekedar berupa impian atau rencana bagus
dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi berbagai persoalan
dan isu-isu yang ada dan berkembang di masyarakat. Kebijakan publik juga
tindakan tertentu untuk tidak melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tindakan
tertentu.
bersumber dari masukan tertentu. Kebijakan publik dalam artian yang konkrit adalah
yang dikeluarkan oleh seorang (atau lebih) pimpinan dari suatu atau beberapa
demikian, kebijakan publik adalah merupakan produk dari suatu proses kelembagaan
yang melibatkan sekian banyak pelaku maupun kelompok sasaran (stakeholders) dan
permasalahan tersebut. Kebijakan publik yang dibuat dan dikeluarkan oleh negara,
Kebijakan publik adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi
perma-salahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh
yang bernama Hammurabi pada abad 18 SM. Kode Hammurabi ini memuat
peraturan tentang hak dan tanggung jawab, juga mencakup prosedur kriminal, hak
milik, perdagangan, hubungan keluarga dan perkawinan, dana dan kesehatan dan apa
saat itu sudah muncul apa yang kita kenal sekarang dengan kebijakan publik. (Dunn,
1998:53).
Masalah yang harus diatasi oleh pemerintah adalah masalah publik yaitu nilai,
kebutuhan atau peluang yang tak terwujudkan. Meskipun masalah tersebut dapat
23
diidentifikasi tapi hanya mungkin dicapai lewat tindakan publik yaitu melalui
yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang politik atau sekelompok aktor politik
berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya
dalam suatu situasi dimana keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada
dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari aktor tersebut. C.O Udoji (1981)
pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu masalah atau sekelompok
masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagan besar warga
masyarakat.
not to do. Definisi sederhana ini penekanannya pada pemerintah untuk memilih dan
melakukan atau tidak melakukan tindakan. Definisi lebih spesifik, bahwa public
policy are those policies developed by government bodies and official. (Anderson,
1984:3).
and numerous other social problems. Ini berarti bahwa kebijakan publik merupakan
24
publik adalah bentuk menyatu dari ruh negara dan kebijakan publik adalah bentuk
konret dari proses persentuhan negara dengan rakyatnya. Kebijakan yang tranparan
dan partisipatif akan menghasilkan pemerintahan yang baik . Kebijakan publik yang
kaku dan tidak responsif akan menghasilkan wajah negara yang kaku dan tidak
responsif. Demikian pula sebaliknya, kebijakan publik yang luwes dan responsif akan
tindakan/ kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
publik adalah pilihan terbaik dalam batas-batas kompetensi aktor dan lembaga yang
sebagai pemanfaatan strategis dari sumberdaya tetapi juga memiliki dimensi moral
25
publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh
behavioral consistency and repetiveness on the part of both those who make it and
those who abide by it. Kemudian menurut G. Starling (1988:1), A policy is general
statement of aims or goals. Menurutnya, kebijakan publik itu adalah suatu keputusan
tetap yang dicirikan oleh konsistensi dan pengu-langan tingkah laku dari mereka yang
membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut. Kebijakan publik, juga
merupakan pernyataan umum tentang apa yang tujuan atau yang ingin dicapai.
terhadap siapa mendapat apa, kapan dan bagai-mana. Definisi ini merupakan respon
terhadap suatu issu politik dan ini berarti bahwa kebijakan publik adalah Whatever a
mengatasi permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan
adalah keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang menjadi perhatian
publik. Kebijakan publik adalah menentukan arah umum yang harus ditempuh untuk
mengelola isu-isu yang ada ditengah masyarakat, menentukan ruang lingkup masalah
yang dihadapi pemerintah dan mengetahui betapa luas dan besar-nya organisasi
(i) kebijakan publik yang bersifat makro atau umum, (ii) kebijakan publik tingkatan
menengah, yaitu mengenai penjelas pelaksanaan dan (iii) kebijakan publik yang
dalam praktik ketatanegaraan dan kepemerintahan, pada dasarnya terbagi dalam tiga
prinsip, yaitu (i) dalam konteks bagaimana merumuskan kebijakan publik, (ii)
(2004:31), membedakan kebijakan publik dalam tiga tingkatan, (i) kebijakan umum,
yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atrau petunjuk pelaksanaan, (ii) kebijakan
pelaksanaan, yaitu kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum dan (iii) kebijakan
publik atas tiga tahap, (i) formulasi dan desain kebijakan, (ii) implementasi kebijakan
aktor. Melalui mekanisme jaringan aktor, telah tercipta jalur-jalur yang bersifat
27
sukar untuk dipecahkan. (M. Considine, 1994 : 103). Keterhubungan secara tidak
regulatory policy and redistri utive policy. (Ripley, 1995:60). Kedudukan pemerintah
sebagai publik aktor sangat strategis maka diperlukan pemahaman bahwa untuk
tugas dalam rangka memenuhi berbagai kebijakan publik untuk memenuhi kebutuhan
Tumer dan Hulme (1996), melihat kebijakan publik sebagai proses yang
meliputi proses pembuatan kebijakan dan implementasi kebijakan. Dengan kata lain
yang populer bahwa kebijakan merupakan suatu keputu-san dan sifatnya hierarkis
mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai pada paling bawah dan ini berhubungan
dengan pemecahan masalah. (Shafritz dan Russel,1997). Ini berarti bahwa melihat
actors in dealing with a problem. Dalam hal ini, suatu kebijakan dibuat sebagai reaksi
mengarah pada suatu tujuan dan dapat dipahami melalui beberapa komponen di
dalamnya. Komponen tersebut, yaitu; (i) policy demands, yakni adanya berbagai
melakukan ataupun tidak melakukan tindakan terhadap suatu masalah tertentu, (ii)
policy decision, yaitu keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah dengan
pelaksanaan kebijakan publik, (iii) policy statement, adalah pernyataan resmi atau
penjelasan mengenai kebijakan publik tertentu, (iv) policy output, yaitu wujud atau
bentuk kebija-kan publik yang paling dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai
realisasi pelaksanaan sebuah kebijakan dan (v) policy outcomes, yaitu adanya hasil
akhir dari suatu kebijakan yang telah diimplementasikan dan memberikan dampak
dan perubahan bagi kehidupan masyarakat. (Hogwood and Gunn dalam Rahmat,
2009:131).
sonic public problem, either real or imaged. Sebagai suatu proses, kebijakan publik
B.G Peters (1993:4), bahwa public policy is the sum of government acitvities, wheter
Menurutnya, kebijakan publik yang dibuat pemerintah adalah suatu tindakan dan
mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk
substantive, yaitu apa yang harus dikerjakan oleh pemerintah dan (ii) procedural,
yaitu siapa dan bagaimana kebijakan tersebut diselenggarakan. Ini berarti kebijakan
oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu dan juga petunjuk-petunjuk yang
untuk menghadapi situasi tertentu dengan kelengkapan ketentuan tentang tujuan, cara
dan sarana serta kegiatan untuk mencapainya. Penekanan pada pengertian kebijakan
sehingga implikasi pengertian kebijakan publik adalah, (i) bahwa kebijakan adalah
kebijakan pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan, (ii) kebijakan publik
bertujuan mengatasi situasi tertentu, (iii) kebijakan memandu tindakan atau pola
tindakan pejabat pemerintah dan (iv) kebijakan publik didasarkan pada peraturan
melalui, (i) hukum perundang-undangan yang disahkan oleh badan legislatif, (ii)
berbagai peraturan dan regulasi yang dilaksanakan dan diputuskan oleh badan
30
Dari berbagai definisi yang ada diatas, maka dapatlah dibuat definisi kerja
(working defeniton) sebagai berikut, kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat
oleh pejabat atau instansi pemerintah yang berkewenangan, yang dimaksud untuk
mengatasi permasalahan tertentu atau untuk mencapai tujuan tertentu yang bertalian
tertentu.
C. Konsep Implementasi
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa
means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to
(Webster dalam Wahab, 2004:64). Secara garis besar fungsi implementasi itu ialah
yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab itu fungsi implementasi mencakup pula
penciptaan apa yang dalam ilmu kebijakan public disebut “policy delivery system“
(sistem penyampaian/ penerusan kebijakan publik) yang biasanya terdiri dari cara-
cara atau sarana-sarana tertentu yang dirancang atau didesain secara khusus serta
dampak dan tujuan yang diinginkan. Proses implementasi kebijakan tidak hanya
melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi prilaku semua pihak yang terlibat
dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak negatif maupun positif. Dengan
pandangan tujuan yang hendak dicapai dan komitment semua pihak untuk
memberikan dukungan.
Dalam proses implementasi, banyak hal-hal yang tidak terduga yang kemungkinan
32
istilah tersebut menjadi kosa kata kebijakan publik walaupun bukan orang pertama
yang menekankan pentingnya Implementasi dan sejak saat itu implementasi menjadi
satu bidang kajian kesarjanaan. Sebagai suatu bidang kajian yang baru, maka dalam
beberapa hal, implementasi terlihat seolah-olah dua kelompok dan bahkan sering
saling bersebrangan satu sama lain misalnya yang satu mengoreksi yang lain padahal
mereka melakukan hal yang sama. Kegiatan implementasi ini biasanya terkandung di
makro menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau mikro (Tachjan, 2006:25).
dari policy makers untuk memengaruhi apa yang oleh Lipsky disebut “street level
2004).
Van Horn dan Van Meter (1975) bahwa implmentasi adalah tindakan-
yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Dalam proses implmentasi, maka
ada beberapa variabel yang berpengaruh, (i) standard dan sasaran kebijakan, (ii)
sumber daya, (iii) komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, (iv)
karakteristik agen pelaksana, (v) kondisi sosial, ekonomi dan politik dan (vi) disposisi
politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi
perilaku semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak
ditentukan yaitu melihat pada aksi program dari individual proyek dan apakah tujuan
proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya
proses implementasi bahwa adalah cukup untuk membuat sebuah program kebijakan
umum yang kelihatannya bagus diatas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam
pemimpin dan para pemilih yang mende-ngarkannya dan lebih sulit lagi untuk
melaksanakannya dalam bentuk cara yang memuaskan semua orang termasuk mereka
anggap klien.
suatu yang krusial terutama untuk publik. Makna kebijakan disini adalah sebagai cara
kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, (1) langsung
35
derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. (D. Nugroho, 2003).
yang meliputi (i) komitment pimpinan politik, (ii) kemampuan organisasi, terdiri dari
standard operation procedure (SOP), (iii) komitmen para pelaksana, (iv) dukungan
dari kelompok kepen-tingan (interest group support) dan (2) faktor penghambat
(impeding conditions), yang meliputi (i) banyaknya pemain (actors) yang terlibat, (ii)
terdapatnya komitmen atau loyalitas ganda, (iii) kerumitan yang melekat pada proyek
itu sendiri (intrinsic complexity), (iv) jenjang pengambilan keputusan yang terlalu
banyak dan (v) faktor lain, yaitu waktu dan perubahan kepemimpinan.
antara program dengan pemanfaat, yaitu kesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh
program dengan apa yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran (pemanfaat). Kedua,
kesesuaian antara program dengan organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antara tugas
antara syarat yang diputuskan organisasi untuk memperoleh output program dengan
apa yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran. Berdasarkan hal tersebut, D.
36
setidaknya melalui empat elemen, yaitu (1) pembentukan unit organisasi baru dan
tujuan. Empat elemen ini saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan dan saling
pembuat kebijakan.
merupakan suatu kebijakan yang dikeluarkan yang menjadi suatu jawaban dari
masalah yang dialami masyarakat, diterapkan agar maksimal dan dapat menjawab
dalam masyarakat, maka ini merupa-kan suatu rangkaian dari pada kebijakan publik
undang-undang tetapi bisa juga diambil dari perintah eksekutif atau mahkamah
(Wahab,1997).
setelah suatu program dirumuskan, serta apa yang timbul dari program kebijakan itu.
pembuata kebijakan.
diakui kadar kualitas keilmiahannya, maka peneliti perlu (1) memperjelas konsep-
konsep yang digunakan, (2) memperbanyak kasus yang distudi, (3) membangun
model dan indikator yang digunakan dan (4) berani melakukan perbaikan. Persolan
negara yang diarahkan untuk menjalankan suatu mandat yang telah ditetapkan. Disini
pemenuhan tuntutan prosedur hukum sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
tindakan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah dan swasta baik secara individu
implementasi seperti yang tercakup dalam Emile karya Rousseau bahwa “Segala
sesuatu adalah jika diserahkan ke tangan sang pencipta, segala sesuatu yang buruk di
Van Meter dan Van Horn (1975) bahwa implementasi kebijakan yang
dirumuskan Van Meter dan Van Horn disebut dengan A Model The Policy
dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan yang tinggi yang berlangsung
kebijakan berjalan secara liner dari keputusan politik, pelaksana dan kinerja kebijakan
publik. Model ini menjelaskan bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi oleh beberapa
dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio kultur yang ada dilevel
pelaksana kebijakan. Ketika ukuran dan sasaran kebijakan terlalu ideal (utopis),
tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para
umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Implementasi
kebijakan yang berhasil, biasa jadi gagal (frustrated) ketika para pelaksana
40
Standar dan tujuan kebijakan memiliki hubungan erat dengan disposisi para
kebijakan juga merupakan hal yang krusial. Pelaksana mungkin bisa jadi gagal
2. Sumber daya
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang
sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan
secara politik. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu
Sumber daya kebijakan ini terdiri atas dana atau insentif lain yang dapat memper-
terhadap gagalnya implementasi kebijakan. (Van Meter dan Van Horn dalam
Winarno, 1974).
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi
informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal ini penting
karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri yang
tepat serta cocok dengan para agen pelaksana. Hal ini berkaitan dengan konteks
kebijakan yang ketat dan disiplin. Pada konteks lain diperlukan agen pelaksana
yang demokratis dan persuasif. Selain itu, cakupan atau luas wilayah menjadi
Agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan efektif, apa yang menjadi standar
jawab atas pencapaian standar dan tujuan kebijakan. Karena itu standar dan
menjadi standar dan tujuan harus konsisten dan seragam (consistency and
yang efektif, sangat ditentukan oleh komunikasi kepada para pelaksana kebijakan
formulasi warga setempat yang mengenal betul perma-salahan dan persoalan yang
mereka rasakan. Tetapi kebijakan publik biasanya bersifat top-down yang sangat
persepsi dari pelaksana (implementasi) dalam batas mana kebijakan itu dilaksana-
kan. Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat mempengaruhi kemampuan
kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain terdiri dari (1)
netral atau menolak (acceptance, neutrality and rejection) dan (3) intensitas
terhadap kebijakan. Arah disposisi para pelaksana terhadap standar dan tujuan
kebijakan juga merupakan hal yang krusial. Pelaksana mungkin bisa jadi gagal
terhadap standar dan tujuan kebijakan diantara mereka yang bertanggung jawab
implementasi kebijakan.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan
Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi
sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya
kondusif.
Selanjutnya dapat dilihat model implementasi publik Van meter dan Van
Komunikasi antar
Organisasi dan
pengukuhan aktivitas
Standar dan
Sasaran Kebijakan
Karakteristik
Organisasi
Sumber Komunikasi antar Sikap Kinerja
Daya Organisasi pelaksana Kebijakan
Kondisi sosial
ekonomi dan politik
Mengkaji lebih lanjut mengenai implementasi kebijakan publik, maka perlu diketahui
dan faktor-faktor ini sangat berperan dalam keberhasilan atau kegagalan dari pada
suatu proses yang dinamis, dimana terdapat banyak faktor yang saling berinteraksi
Oleh karena itu, terlebih dahulu harus diajukan dua pertanyaan, (1) apakah yang
menjadi prasyarat bagi implementasi kebijakan dan (2) apakah yang menjadi faktor
Guna menjawab pertanyaan tersebut, maka ada empat faktor yang berperan
Winarno, 2011). Empat faktor ini merupakan variabel independen untuk melihat
dependen.
1. Komunikasi (Communication)
kepada pelaku kebijakan agar pelaku kebijakan dapat memahami apa yang
menjadi tujuan, arah, kelompok sasaran (target group) kebijakan, sehingga pelaku
pelaksana kebijakan tetapi juga kepada kelompok sasaran dan pihak yang terkait.
Dimensi kejelasan menghendaki agar informasi yang jelas dan mudah dipahami,
tidak akan efektif. Sumber daya disini berkaitan dengan segala yang dapat
daya ini mencakup sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, informasi dan
kewenangan .
3. Disposisi (Disposition)
atau sasaran. Karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan
untuk tetap berada dalam asa program yang telah digariskan. Sedangkan
komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakan akan membuat mereka selalu
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sikap dari pelaksanan kebijakan
kebijakan memiliki sikap yang baik maka dia akan dapat menjalankan kebijakan
dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Sebaliknya
dengan baik.
implementasi kebijakan. Aspek struktur organisasi ini meliputi dua hal, yaitu (1)
melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan, (2) struktur birokrat yang terlalu
menyebabkan prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang selanjutnya akan
Resource
Implementasion
Disposition
Bureaucratic
Stucture
4. Model Kesesuaian
Model kesesuaian berintikan antara tiga elemen yang ada dalam pelaksanaan
suatu program, yaitu program itu sendiri, pelaksanaan program dan kelompok sasaran
terdapat kesesuaian antara tiga unsur implementasi kebijakan, kinerja program tidak
akan berhasil sesuai dengan apan yang diharapkan. Jika output program tidak sesuai
PROGRAM
Output Tugas
Kebutuhan kompetensi
MANFAAT FAAT ORGANISASI
Gambar 2.3 Model Kesesuaian (Korten dalam Tarigan, 2007).
Grindle (1980), bahwa model ini ditentukan oleh isi kebijakan dan
kebijakan tersebut. Model ini lebih menitik beratkan pada konteks kebijakan,
khususnya yang menyangkut dengan pelaksana, sasaran dan arena konflik yang
mungkin terjadi di antara para aktor implementasi serta kondisi-kondisi sumber daya
tergantung kepada kegiatan program yang telah dirancang dan pembiayaan cukup.
Selain itu pula, juga dipengaruhi oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Isi
kebijakan yang dimaksud meliputi : (1) Kepentingan yang terpenuhi oleh kebijakan
(interest affected), (2) Jenis manfaat yang dihasilkan (tipe of benefit), (3) Derajat
Kepen-tingan strategi aktor yang terlibat (interest strategies of actors involved), (3)
Karakteristik lembaga dan penguasa (institution and regime characteristics) dan (4)
dalam Nugroho, 2009). Selanjutnya dapat dilihat model implementasi Grindle pada
gambar 2.4.
50
1. Karakteristik masalah, terdiri atas (i) tingkat kesulitan teknis dari masalah yang
ada, (ii) tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran dan (iii) persentase
2. Karakteristik kebijakan, yang terdiri atas (i) kejelasan isi kebijakan, (ii) seberapa
jauh kebijakan memiliki dukungan teoritis, (iii) besarnya alokasi sumber daya
financial terhadap kebijakan tersebut, (iv) seberapa besar adanya keterpautan dan
dukungan antar berbagai institusi pelaksana, (v) kejelasan dan konsistensi aturan
yang ada pada badan pelaksana (vi) tingkat komitmen aparat terhadap tujuan
3. Lingkungan kebijakan, yang terdiri atas (i) kondisi sosial ekonomi masya-rakat
dan tingkat kemajuan teknologi, (ii) dukungan publik terhadap kebijakan, (iii)
sikap dari kelompok pemilih (constituency groups) dan (iv) tingkat komitmen dan
7. Model Goggin L
Goggin et., (1990), bahwa model ini merupakan model generasi III dan
menurutnya bahwa agar suatu penelitian implementasi makin diakui kualitas kadar
digunakan, terutama konsep implemntasi itu sendiri, (ii) memperbanyak kasus yang
dipelajari sehingga memberi ruang yang lebih baik untuk menjelaskan hubungan
indikator yang akan dipakai untuk menguji hipotesis serta (iv) berani melakukan
53
implementasi kebijakan. Selanjutnya dapat dilihat model Goggin L., et al. pada
gambar 2.6.
Gambar 2.6 Model Implementasi Menurut Goggin L., et al (Hill and Hupe : 2002).
Inggris sekitar tahun 1600. Definisi pengendalian saat itu adalah “copy of aroll for (of
54
account), a parallel of the sama quality and content with the original”. Oleh S.
officer, that each may be examined by the other”. Pengertian pengendalian disini
masih dalam pengertian sempit yang sering disebut sebagai pengecekan internal
(internal check). Maksudnya adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang
struktur organisasi dapat dibuat untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang efisien
dan karyawan dapat dimotivasi melalui kepemimpinan yang efektif. Tetapi tidak ada
jaminan bahwa kegiatan yang berjalan telah sesuai dengan rencana dan tujuan yang
ingin diraih oleh karyawan dan manajer telah benar-benar tercapai. Pengendalian itu
perusahaan telah tercapai atau jika belum, apa alasannya. Nilai dari fungsi
Audit Office (GAO), yakni lembaga yang bertindak sebagai auditor pemerintah
Perencanaan
Sasaran
Tujuan
Strategi
Rencana
Pengendalian Pengorganisasian
Standar Struktur
Pengukuran Manajemen SDM
Perbandingan
Tindakan Memimpin
Motivasi
Kepemimpinan
Komunikasi
Perilaku Individu dan
Kelompok
Pengendalian adalah bagian terakhir dari fungsi manajemen. Fungsi ini sangat
penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus
kasus yang banyak terjadi dalam organisasi adalah akibat masih lemahnya
atas pencapian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna
tidak dimiliki oleh pengawasan. Pengawas hanya sebatas memberi saran, sedangkan
1. Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai
pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan semestinya atau tidak.
dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang dikehendaki serta sesuai
3. Pemeriksaan ialah suatu cara atau bentuk atau teknik pengawasan dengan jalan
sistematis, serta menilai dan menguji segala informan yang berkaitan dengan
hasilnya berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap
hasil-hasil pelaksanaan tersebut. Dengan kata lain pengendalian adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dari kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan apakah pekerjaan tersebut dilakukan dengan rencana atau tidak dan jika
tidak harus segera dilakukan perbaikan. Definisi ini memberikan pengertian bahwa
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang
digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran
perusahaan.
Penetapan standard dan metode untuk pengukuran kinerja bisa mencakup standar
dan ukuran untuk segala hal, mulai dari target penjualan dan produksi sampai
langkah ini, standar tersebut harus dispesifikasikan dalam bentuk yang berarti dan
Langkah mengukur kinerja merupakan proses yang berlanjut dan repetitif dengan
target atau standar yang telah ditetapkan. Apabila kinerja ini sesuai dengan
terkendali. Oleh karena itu, manajer tidak perlu campur tangan secara aktif dalam
organisasi.
Tindakan ini dilakukan manakala kinerja rendah di bawah standar dan analisis
ensure desired results. Definisi ini menekankan fungsi pengendalian pada penetapan
standar kinerja dan tindakan yang harus dilakukan dalam rangka pencapian kinerja/
menetapkan kinerja untuk setiap pekerjaan yang akan dilakukan, apakah berkenan
perusahaan. (Schermerhorn,2002:317)
rencana.
pelaksanaan rencana
penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu seka-rang maupun pada masa
berkualitas baik. Pengendalian itu dilakukan oleh manajer, atas dasar bahwa
manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya
disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana
60
informasi setiap manajer. Ruang lingkup informasi yang dibutuhkan itu berbeda
efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok
artinya pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang
kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam keadaan tertentu ketika situasi
harus ditinjau berkali-kali, agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai
tujuan.
14. Azas tindakan (Principle of Action), artinya pengendalian dapat dilakukan apabila
Glen A.W, Hilton dan Gordon (2000:3), bahwa pengendalian adalah suatu
kegiatan periodik dalam suatu usaha dari tiap pusat pertanggungjawaban, maka
tahapannya adalah :
1. Compare actual performance for the period with planned goals and standards
2. Prepare a performance report that show an actual result, planned result, and
any difference between the two (i.e., variations above or below planned results)
3. Analyze the variations and the related operations to determine the underlying
4. Develop alternative causes of action to correct any deficiencies and learn from
the success
5. Make a choice (corrective action) from the set of alternatives and implement it
6. Follow up the appraise the effectiveness of corrective, follow with feed forward
for replanning
62
perbedaan penting dari keduanya. Ini berarti bahwa pengendalian yang baik itu
rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku, melindungi asset organisasi
penyimpangan yang berarti. Ini berarti bahwa peman-tauan itu bertujuan untuk
melihat dari dekat apa-apa saja yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan.
sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
bagian terpenting dari proses pengendalian adalah mengambil tindakan korektif yang
diperlukan.
konsisten dengan ekspektasi yang terdapat dalam rencana, target dan standar kinerja.
63
D.S. Sherwin (1996:613) bahwa inti dari pada pengendalian adalah tindakan
yang menyesuaikan operasi dengan standar yang telah ditetapkan dan dasarnya
adalah informasi yang dimiliki manajer. Jadi pengendalian yang efektif memerlukan
informasi mengenai standar kinerja dan kinerja aktual, serta tindakan yang diambil
yang efektif. Pengendalian untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai dengan
pangan itu berarti (signifikan) dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk
paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Definisi ini cukup luas
4. Melakukan perbaikan
kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk men-jamin agar suatu program atau
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pengertian ini
1. Bundles of rights (hak atas lahan). Kewenangan untuk mengatur hak atas lahan,
hubungan hukum antara orang/ badan dengan lahan dan perbuatan hukum
mengenai lahan.
alih atau mencabut hak atas lahan di dalam batas kewena-ngannya dengan
kepentingan umum.
tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, bahwa
penanaman modal (PMA dan PMDN) sesuai dengan hak, kewajiban dan
Penanaman Modal dan/atau Izin Prinsip Penana-man Modal dan/ atau Surat
Persetujuan Penanaman Modal dan/ atau Izin Usaha dan melakukan evaluasi atas
pelaksanaannya.
3. Pengawasan adalah upaya atau kegiatan yang dilakukan guna mencegah dan
perundang-undangan.
data perkembangan realisasi penanaman modal dan informasi masalah dan hambatan
masalah dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan serta melakukan pengawasan
apakah karyawan berkerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja, disiplin,
untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai
kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis
pelaksanaan.
mengetahui, apakah produksi atau jasa yang dihasilkan terjual sesuai dengan
untuk mengetahui, apakah inventaris perushaan masih ada semuanya atau ada
yang hilang.
dipelihara dengan baik atau tidak dan jika ada yang rusak apa kerusakannya, apa
dari:
area, seperti biaya kantor pusat dan lapangan atau biaya jenis pekerjaan, seperti
dari jenis proyek dan pertimbangan pengelola proyek. Masing masing kegiatan
jadwal secara terpisah tidak dapat memberikan penjelasan perihal kinerja suatu
telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada. Jadi yang
dilihat bukan saja pencapaian sasaran proyek tetapi juga diteliti apakah cara-cara
mencapainya telah mengikuti prosedur dan pera-turan yang berlaku secara efisien.
manajemen, yaitu:
69
dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu
Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang
kembali.
agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku.
70
aktivitas pengendalian.
intern, yaitu :
tanggung jawab yang tegas. Pemisahan ini dapat berupa pemisahan tugas dan
tersebut berupa : (a) Pemisahan tugas dan devisi, (b) pemisahan tugas dan
sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subjek. Semua elemen sistem
kecermatan data yang ditulis para penyimpan pita magnetic atau disk magnetic.
71
pengendalian diterapkan pada kekayaan fisik, fasilitas perangkat keras dan data
penegendalian tersebut.
valid telah lengkap, terkumpul semuanya serta bebas dari kesalahan dilakukan
proses pengolahan data yang dilakukan setelah data dimasukkan ke komputer dan
(c) Pengendalian keluaran. Keluaran yang dihasilkan oleh sistem informasi harus
adalah :
masalah dapat dicegah dan bukan memper-baiki setelah timbul kerusakan. Pada
pengendalian ini (i) memberikan informasi yang berarti bagi manajer mengenai
motivasi.
berfokus pada manusia, bahan baku dan sumber daya keuangan yang mengalir ke
dalam organisasi. Tujuannya adalah memastikan agar kualitas input cukup tinggi
tugasnya.
kinerja dan melibatkan aturan-aturan dan regulasi sebagai pedoman untuk tugas
aktivitas kerja memberikan hasil yang tepat. Pengendalian bersama meliputi self-
sendiri.
kualitas dari produk atau jasa akhir. Sekaligus untuk melihat hasil akhir dari yang
dihasilkan.
Tipe-Tipe Pengendalian
1. Pengendalian proyek
berikut : (i) tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan, (ii) bentuk tindakan
yang diadakan tepat dan benar, (iii) terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya
2. Pengendalian mutu
Untuk mencapai tujuan persyaratan mutu secara efektif dan ekonomis, tidak
dan pengendalian mutu. Husaini (2013:543) bahwa mutu ialah produk dan jasa
yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dan memuaskan
pelanggan.
3. Pengendalian keuangan
Robbins dan Coulter (2010:193), bahwa setiap bisnis ingin mendapat laba. Untuk
4. Pengendalian informasi
dilakukan manajer karena manajer membutuhkan informasi yang benar saat yang
tepat dan dalam jumlah yang tepat untuk mengawasi dan mengukur aktivitas dan
kinerja organisasi.
berikut :
3. Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
organisasi
atau koreksi yang objektif jika terjadi perbedaan atau penyimpangan antara
jika ada.
melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau
untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang
1. Tahap 1: Pengukuran
harus mendapat informasi tentang hal tersebut. Dengan demikian, tahap pertama
2. Tahap 2: Perbandingan
Meski variasi kinerja sudah dapat diduga dalam semua aktivitas, perlu ditentukan
Manajer dapat memilih dari tiga kemungkinan tindakan: tidak melakukan apa-
maka terdapat empat element pokok yang satu sama lain berlangsung dalam urutan
yang kronologis dan kontyinu serta diantara keempat elemen pokok tersebut
2. Instrumen atau metode sensor untuk mengukur kondisi atau karakteristik yang
dikendalikan
3. Kelompok, unit atau instrument kendali yang akan membandingkan data yang
4. Kelompok atau mekanisme yang bergerak dan mampu mengadakan inovasi dalam
sistem operasi.
78
(1)
Sistem
Kondisi atau (2)
Operasi karakteristik
yang Sensor
Dikendalikan
(4) (3)
Kelompok Unit
Penggerak Pengendalian
1. Budget. Budget adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran
penerimaan atau pengeluaran itu sesuai dengfan yang diinginkan atau tidak. Hal
dalam budget telah ditekankan jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran dan hasil
yang akan diperoleh untuk masa yang akan datang. Tipe-tipe budget adalah
cost production budget, step budget, purchasing budget, labor budget dan cash
report, (iii) financial statement, (iv) statistic, (v) break even point dan (vi)
internal audit.
Penanaman Modal
diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam proses produksi (dengan
panjang dan jangka pendek dengan berbagai bentuk penanaman modal yang
dilakukan. Dengan demikian, cadangan modal barang diperbesar sejauh tidak ada
modal) adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah ini berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva
Penanaman modal adalah untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki, biasanya
dapat dilakukan oleh individu dan penanaman modal tersebut dapat berupa gains/
aspek fisik (real asset) dan penanaman modal pada asset finansial (financial asset).
Aset fisik adalah asset yang mempunyai wujud secara fisik, sedangkan asset finansial
adalah surat-surat berharga yang pada umumnya adalah klaim atau aktiva riel dari
suatu entitas.
proyek prasarana atau sarana produksi. Hal ini disebabkan penanaman modal yang
menaikkan tingkat penghasilan dan lain-lain. Penanaman modal dapat dilakukan oleh
mempunyai peranan penting, yaitu untuk peran jangka pendek berpengaruh terhadap
permintaan agregat yang akan mendorong meningkatnya output dan kesempatan kerja
dan efeknya terhadap pembentukan capital. Dalam jangka panjang, penanaman modal
berkelanjutan.
pendekatan present value, net present value, internal return to rate. Dengan
demikian, penanam modal akan mengkalkulasi expected risk dan expected profitnya.
menambah kemampuan memproduksi barang-barang modal yang lama yang telah aus
perekonomian tersebut menghasil-kan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang
akan datang.
dalam satu tahun tertentu yang digolongkan sebagai penanaman modal meliputi
modal yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai
tinggal, bangunan, kantor, bangunan pabrik dan bangunan lainnya. Pertambahan nilai
82
stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam
penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh
penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha
dengan menggunakan dana berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri
pedoman dan tata cara pengendalian pelaksanaan penanaman modal, bahwa setiap
penanaman modal berhak mendapatkan (i) kepastian hak, hukum dan perlindungan,
(ii) informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya, (iii) hak
pelayanan dan (iv) berbagai bentuk fasilitas fiskal kemudahan sesuai dengan
pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia
memperkerjakan tenaga kerja asing, (iii) menerapkan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik, (iv) melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, (v) menyampaikan
LKPM, (vi) menyampaikan laporan realisasi importasi mesin dan/ atau barang dan
bahan, dan (vii) menyampaikan laporan realisasi importasi berdasarkan API serta
penanaman modal.
tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan
praktek monopoli dan hal lain yang merugikan negara. Selanjutnya menjaga
undangan.
keputusan penting dalam rangka usaha menciptakan lapangan kerja, baik langsung
84
maupun tidak langsung, melalui efek multiplier. Apa yang diinginkan dalam
pabrik/gedung atau tanah untuk kebutuhan tersebut. Ini berarti bahwa dalam
selama tahun berjalan. Jadi dalam penanaman modal, tidak termasuk; (i) transfer
nyata (real asset) yang dihasilkan tahun-tahun yang lampau melalui pembelian atau
penjualan.
barang modal baru, seperti peralatan atau gedung. Pembelian barang modal baru
dapat dilakukan dengan mendapat pinjaman dari bank atau menjual saham dan
menggunakannya untuk membuat pabrik baru. Ini menunjukkan bahwa tabungan dan
mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan
85
dihasilkan aliran produk baru dimasa yang akan datang. Dalam definisi ini,
sumber dana yang digunakan untuk pembelian barang modal dan (ii) barang modal
dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas
uang atau dana tersebut. Penanaman modal difokuskan pada penempatan uang atau
dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Ini erat kaitannya dengan
berarti suatu pembelian saham dan sebagainya. Penanaman modal dihasilkan dari
sutau proses produksi dan bukannya dari hanya sesuatu proses jual beli. Terdapat tiga
macam pengeluaran untuk penanaman modal, yaitu untuk keperluan (i) konstruksi,
(ii) rehabilitasi atau perbaikan dan (iii) ekspansi atau perluasan. Selanjutnya menurut
jenisnya, penanaman modal terdiri dari tiga kategori, yakni ; (i) stok barang modal
bisnis, (ii) pembangu-nan rumah tempat tinggal dan (iii) perubahan persediaan.
penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha diwilayah
didunia bagi setiap negara yang melaksanakan pembangunan. Oleh karena itu, PMA
suatu negara asal didukung oleh stabilitas politik dan sosial, kepastian hukum dan
Urugay Arround tahun 1994 dan kemudian menjadi World Trade Organization
(WTO), dapat dikatakan merupakan cikal awal terjadinya arus penanaman modal
sebutan era-globalisasi. Salah satu hal yang berkaitan dengan kesepakatan GATT -
WTO yang dimaksud yaitu mengenai perdagangan penanaman modal yang disebut
antara modal dalam negeri dengan modal asing. Hal ini berarti bahwa undang-undang
penanaman modal setiap negara peserta tidak boleh lagi membedakan adanya modal
1. Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang
ekonomi.
3. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun trasformasi
structural.
produktif.
industry-industry berat dan industry strategis, adanya modal asing akan sangat
membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabrik baja, alat-alat mesin dan lain-
lain.
modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah meliputi modal asing secara
undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam
arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal
88
tersebut. Pengertian modal asing dalam undang-undang ini ialah alat pembayaran luar
negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan
Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2009, bahwa PMA adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal
asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan nonperizinan penanaman modal,
bahwa total nilai penanaman modal lebih besar dari sepuluh millyar rupiah atau nilai
setara dalam satuan US Dollar, diluar tanah dan bangunan. Nilai modal ditempatkan
sama dengan modal disetor sekurang – kurangnya sebesar dua milyar lima ratus juta
rupiah atau nilai setaranya dalam satuan US Dollar. Penyertaan dalam modal
milyar rupiah atau nilai setaranya dalam satua US Dollar dan persentase kepemilikan
dan penundaan pajak bumi dan bangunan. Perkem-bangan lain dibidang PMA adalah
memberikan kemungkinan bagi penanam modal asing untuk memiliki seratus persen
saham dari perusahaan asing serta berpeluang untuk berusaha pada bidang-bidang
yang sebelum-nya tertutup dalam Daftar Negaif Investasi (DNI). Pada tahun 1998,
DNI ini diatur dalam Keppres Nomor 96 Tahun 1998 dan Keppres Nomor 99 Tahun
1998. Kemudian kedua keppres tersebut diubah dengan Keppres Nomor 96 Tahun
Nomor 118 Tahun 2000 dan selanjutnya mengalami perubahan lagi dengan
dengan perkembangan ere globalisasi dan tidak adanya perlakuan diskriminasi serta
mengatakan bahwa PMA diberikan hak pakai selama 70 tahun dengan cara dapat
diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus selama 45 tahun dan dapat diperbaharui
selama 25 tahun. Untuk hak guna usaha, dapat diberikan selama 95 tahun dengan cara
dapat diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus selama 60 tahun dan dapat
diperbaharui selama 35 tahun. Selanjutnya untuk hak guna bangunan, dapat diberikan
90
selama 80 tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang 50 tahun dan dapat
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas import barang modal, mesin, atau
negeri.
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk
4. Pembebasan atau penangguhan pajak pertambahan nilai atas import barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi
6. Keringanan pajak bumi dan bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu,
ekonomi dan potensial nasional dewasa ini, perlu dimanfaatkan juga modal dalam
negeri yang dimiliki oleh orang asing (domestic), sepan-jang tidak merugikan
dimaksud dalam undang-undang ini dengan modal dalam negeri ialah bagian dari
pada akekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang
dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di
Nomor 1 tahun 1967 tentang PMA. Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri,
dapat terdiri atas perorangan dan/atau badan hukum yang didirikan berda-sarkan
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan
modal dalam negeri. Ini sesuai pula dengan peraturan Kepala BKPM Nomor 11
Tahun 2009 mengatakan bahwa PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk
penanam modal modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Pengertian modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik
Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk
badan hukum atau tidak berbadan hukum. PMDN, total nilai penanaman modalnya
Tahun 2007 tentang penanaman modal yang mengatakan bahwa PMDN dapat
dilakukan oleh perseorangan warga negara negeri, badan usaha negeri, dan/atau
kelonggaran yang diberikan kepada PMA sama dengan yang diberikan kepada
PMDN.
menurut jenisnya, menurutnya penanaman modal dibagi menjadi delapan jenis yang
dua. Untuk dapat memahami hal-hal terse-but lebih lanjut, dibawah ini diuraikan
modal yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional, tetapi
modal yang sangat dipengatruhi oleh tingkat pendapatan nasional. Disini, fungsi
terdapat hubungan positif, sebagaimana hubungan yang ada antara konsumsi dan
tabungan di satu pihak, dengan GNP di lain pihak (R.H. Scot and N.Nigro;1982).
impersonal, dalam arti kata resmi. Sementara itu, private investment adalah
unsur-unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh, masa depan penjualan dan
foreign investment adalah penanaman modal asing. Sebuah negara yang memiliki
banyak sekali faktor produksi alam (natural resources), dan faktor produksi
tenaga manusia (human resources), namun tidak memiliki faktor produksi modal
(capital) yang cukup untuk mengolah sumber-sumber yang dimilikinya itu akan
mengundang modal asing agar sumber-sumber yang ada di dalam negeri, tetapi
atau dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian, penanaman modal bruto
ini dapat bernilai positif ataupun nol (yakni ada atau tidak ada penanaman modal
sama sekali), tetapi tidak akan bernilai negatif. Maksud penanaman modal bruto
di sini adalah semua jenis penanaman modal yang dilaksanakan di suatu negara,
dengan tidak peduli jenis penanaman modal apa saja yang dilaksanakan. Net
Bodie, Kane dan Marcus (2005), bahwa penanaman modal yang merupakan
1. Penanaman modal dalam bentuk asset riil (real asset), yaitu sebuah penanaman
modal dalam bentuk aktiva berwujud fisik, seperti emas, batu mulia dan
oleh perusahaan.
financial assets), yaitu penanaman modal dalam bentuk surat-surat berharga yang
pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu
manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan penanaman modal
terhadap suatu usaha. Ada banyak kriteria penanaman modal yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat penanaman modal, dimana kriteria tersebut dapat membantu
Present Value (NPV) yang merupakan selisih present value dari arus benefit dan
biaya dihitung berdasarkan discount rate sosial, (ii) Internal Rate of Return (IRR)
yang merupakan tingkat discount rate yang menjadikan NPV suatu proyek sama
dengan nol dan (iii) Net Benefit - Cost Ratio (Net B/C) yang merupakan angka
perbandingan present value dari arus benefit netto yang positif terhadap present value
dari arus benefit netto yang negatif (sama dengan biaya netto). (Khusnul,K.
dkk.2002).
dengan pasar dan pemasaran. Pada aspek pasar ini, penekanannya adalah pada
pemasaran.
Kriteria aspek teknik amat erat hubungannya dengan aspek-aspek lain, terutama
aspek ekonomi, finansial dan pasar dan juga menyangkut biaya dan jadwal.
3. Letak geografis lokasi, karena sifatnya strategis maka pemilihan lokasi harus
didasarkan atas pengkajian seksama yang berkaitan dengan unit ekonomi dari
instalasi spsesifik yang hendak dibangun, baik dari segi teknis konstruksi
97
(keadaan tanah, iklim, gempa bumi) maupun kelangsungan operasi dan produksi
di masa depan.
4. Teknologi proses produksi, proses produksi dapat dikatakan sebagai teknik atau
5. Denah instalasi, adalah pengaturan secara tepat tata letak instalasi beserta
peralatannya atau juga disebut plant lay-out merupakan syarat penting karena erat
hubungannya dengan efisien dan keselamatan (safety) pada waktu operasi. Hal ini
berarti pertama-tama bentuk dan tata ruang bangunan instalasi harus sesuai
6. Kapasitas produksi, adalah memebrikan arti atas atau plafon produksi yang dapat
dicapai oleh suatu instalasi, atau batas atas beban yang dapat ditampung oleh
berikutnya.
7. Bangunan instalasi, adalah gedung atau bangunan civil pabrik (plant building)
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari faslitas instalasi industri
dengan fungsi pokoknya sebagai tempat kerja dan tempat peralatan, produk dan
kadang-kadang juga bahan mentah agar terlindung dari pengaruh cuaca yang
dapat merusak.
proyek berbentuk fisik dan manajemen operasi yang menangani kegiatan operasi
karena berkaitan dengan nilai waktu uang yang menunjukkan adanya perbedaan nilai
1. Metode Net Present Value (NPV), keputusan penggantian aktiva yang didasarkan
biaya operasi tunai di masa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian
aktiva tetap. Jadi NPV adalah salah satu alat ukur untuk mengetahui profitabilitas
2. Metode Internal Rate of Return (IRR), ini merupakan kriteria yang menunjukkan
bahwa suatu usaha layak dijalankan apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat
implementasikan.
3. Metode Payback Period (PP), adalah waktu atau periode yang dibutuhkan untuk
yang dibutuhkan agar return yang diterima menyamai jumlah yang di ditanamkan
4. Metode Break Even Point (BEP), adalah jumlah unit yang harus dijual atau nilai
minimal yang harus diperoleh dari sebuah gagasan bisnis agar dapat
modal dengan melihat bahwa penanaman modal akan diterima jika tariff
oleh manajemen.
6. Metode Profitability Index (PI), adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima
pembiayaan adalah suatu kenyataan yang justru dialami dalam dunia usaha.
mulai dari liku-liku mencari dan memilih sumber, pola, menghitung arus
sedang dihadapi. Dalam pada itu, bagi penyandang dana apapun macam pola yang
hendak digunakan satu hal sudah jelas bahwa dia ingin yakin dana yang dipinjamkan
Soeharto (1995), bahwa modal sendiri atau equity capital dapat berasal dari;
(1) menerbitkan saham dan (2) laba yang ditahan (retained earning). Dalam hal ini
100
perusahaan dapat memperoleh modal dengan jalan menerbitkan saham baru atau
menahan laba pada kurun waktu tertentu. Kemudian sumber pendanaan yang dapat
dilakukan adalah melalui sumber dari luar atau hutang. Bentuk ini yang paling
banyak dalam bentuk hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang.
Menerbitkan Saham
Hasil penjualan dari saham yang baru diterbitkan akan merupakan dana yang
dapat dipakai untuk membiayai penanaman modal. Harga suatu saham ditentukan
oleh kinerja ekonomi perusahaan yang bersangkutan. Dalam pada itu pembeli
menjadi pemegang saham atau disebut share holder atau stock holder. Ini berarti
kecilnya.
Saham preferen, sesuai dengan namanya maka pemegang saham jenis ini
terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa, (2) besar deviden tetap, tidak
tergantung maju mundurnya usaha, (3) seandainya perusahaan bangkrut dan terpaksa
menjual asset, mereka memiliki prioritas untuk mengklaim terlebih dahulu dan (4)
Masing-masing lembar saham biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam
101
yang bersangkutan, dalam arti ikut memperoleh keuntungan dan menanggung beban
atau akibat langsung dari maju mundurnya usaha sesuai dengan besar saham. Bila
perusahaan maju, mereka akan menikmati naiknya dividen dan tingginya harga
saham.
Laba Ditahan
Dana dapat pula dihimpun dari laba ditahan atau retained earning dari
perusahaan. Jadi dapat dikatakan menggali dari dalam organisasi. Seringkali ini
Hutang
Sumber pendanaan penanaman modal yang lain adalah pinjaman (hutang). Ini
terjadi bila sejumlah uang (pinjaman pokok) dipinjam dalam jangka waktu tertentu.
Dalam pada itu, pemberi hutang atau kreditor membebankan bunga dengan persentasi
tetap dan pembayaran kembali hutang pokok sesuai syarat perjanjian dan waktunya
berkisar antara lima sampai sepuluh tahun. Adapun jenis-jenis hutang adalah sebagai
berikut :
1. Obligasi, macam dan sumber pendanaan yang mirip dengan hutang. Obligasi
adalah dokumen yang diterbitkan oleh suatu badan sebagai ganti uang yang
102
dipinjamnya. Disini dicantumkan berapa besar bunga dan kapan jatuh tempo
pengembalian pinjaman.
2. Kredit deferred, ini adalah jenis kredit pengadaan peralatan penanaman modal.
Dalam hal ini pembayaran harga peralatan dan bunga yang diperhitungkan dapat
dilakukan pada periode yang akan datang yang disetujui bersama. Pendanaan
3. Kredit ekspor, beberapa negara pengekspor peralatan dan tenaga ahli proyek
memiliki badan yang mengurus kredit ekspor. Badan ini sering menawarkan
pendanaan proyek dengan bunga dan syarat-syarat yang lain yang menarik. Hal
konsultan engineering dan manajemen dengan harga yang kompetitif dan dalam
imbalan kredit yang dapat dipakai untuk pendanaan penanaman modal. Hal ini
menguntungkan kedua belah pihak, dalam arti bagi pembeli penyediaan produk
terjamin dan bagi penjual ia memperoleh dana pembangunan serta pasar yang
ekonomi hasil penanaman modal itu sendiri dan asset unit tersebut sebagai
6. Subsidi, yaitu bantuan pemerintah berupa uang atau tanah lokasi atau prasarana
Bakrie (1990), bahwa pada dasarnya terdapat dua jenis sumber pembiayaan,
yaitu :
dengan sumber dananya berasal dari perusahaan itu sendiri. Ini dpat meliputi
tambahan modal dan yang dicadangkan (appropriated funds), dana dari hasil
2. Sumber dana ekstern, yaitu dana untuk pembiayaan penanaman modal yang
diperoleh dari pihak ketiga diluar pemilik, dimana dana tersebut harus
dikembalikan dalam jangka waktu tertentu pula dan biasanya dengan suatu balas
jasa tertentu pula. Jenis pembiayaan ini lazimnya disebut juga dengan pinjaman.
Terdapat cukup banyak bentuk dan sumber pembiayaan penanaman modal yang
bersal dari dana luar, seperti ; (i) pinjaman bank, (ii) pinjaman dari lembaga
keuangan non-bank, (iii) lease financing, (iv) pinjaman indikasi, (v) pinjaman
multi-lateral, (viii) vantura capital dan (ix) pinjaman dari lembaga lainnya.
F. Penelitian Terdahulu
penelitian ini yaitu suatu hasil penelitian yang telah diteliti oleh beberapa peneliti
1. Widya Natalia Rares (2013) dengan judul Tanggung Jawab Investor Dalam
penanaman modal di Indonesia dan faktor-faktor apa yang menjadi kendala dari
Penelitian ini dapat disimpulkan tanggung jawab penanam modal diatur secara
modal terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat, memberikan
jawab lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban tenaga akerja, serta upaya
2. Hur Young Soon (2012) dengan judul Perlindungan Investor Asing dalam Hukum
Indonesia dan Korea Selatan). Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
effectiveness terhadap tingkat PMA di negara Asean pasca realisasi AFTA. Hasil
yang masuk.
4. Nuryana (2008) dengan judul Pengaruh Investasi PMDN dan PMA Terhadap
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar investasi PMDN dan PMA
industry. Secara uji simultan, besarnya pengaruh investasi (PMDN dan PMA)
keagenan, teori kontingensi, teori trade-of dan teori pecking order melalui
bangunan model teoritis struktural dan dinamis bauran struktural terintegrasi yang
pengaruh investasi dan utilisasi aktiva pada rasio hutang korporasi dan pangsa
G. Kerangka Pikir
kebijakan publik dalam tahap implementasi kebijakan program, terdapat dua kategori
faktor penghambat. Konsep ini mengacu pada kebijakan publik yang merupakan
seperangkap aksi yang mengandung tujuan, artinya sebuah kebijakan publik adalah
107
usaha untuk mendefinisikan dan menyusun basis rasional untuk melakukan atau tidak
melakukan. (Parson,2006:15).
(PMA dan PMDN) berarti administrasi publik adalah proses dimana sumberdaya dan
dan PMDN), maka fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana
implementasi penanaman modal (PMA dan PMDN)di Provinsi Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Selatan.
(PMA dan PMDN) dilakukan terhadap PMA dan PMDN yang telah mendapat izin
prinsip dan berdasarkan izin prinsip ini kemudian penanam modal membuat laporan
Selatan. Apabila penanam modal melaksanakan sesuai apa yang tertera di di izin
prinsip maka penanam modal akan diberikan izin usaha tetap (IUT) dari BKPM
Republik Indonesia untuk PMA dan IUT untuk PMDN dari BKPMD Provinsi
Sulawesi Selatan. Jika penanam modal tidak melaksanakan sesuai dengan izin prinsip
108
maka penanam modal akan mendapatkan sanksi berupa pencabutan izin prinsip. Ini
tentang tata pedoman dan tata cara pengendalian pelaksanaan penanaman modal.
karena itu diperlukan suatu model pengendalian penanaman modal (PMA dan
PMDN) untuk melaksanakan apa yang terdapat di izin prinsip, sehingga dengan
demikian tujuan yang tercantum di izin prinsip dapat dilaksanakan oleh penanam
modal. Lebih jelasnya penelitian ini, dapat dilihat kerangka berpikir pada gambar 2.9.
BKPMRI
PMA PMDN
Pengendalian Pengendalian
langsung IZIN PRINSIP Tidak Langsung
IUT
Model
Pengendalian
109