Anda di halaman 1dari 12

AKUNTABILITAS ADMINISTRASI PENGELOLAAN PENERIMAAN

PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KOTA MAKASSAR

M. Darwis Nur Tinri


12A05027
ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis akuntabilitas


administrasi dapat meningkatkan pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran di
Kota Makassar. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan didukung oleh beberapa data seperti: 1) data observasi, 2)
wawancara dan dokumen kebijakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas administrasi dapat


meningkatkan pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran karena : (1) Adanya
akuntabilitas individu sebagai pertanggungjawaban sebagai pegawai dalam hal
penerimaan dan pengelolaan pajak hotel dan restoran pada kegiatan-kegiatan
pemerintah (2) Adanya akuntabilitas Tim sebagai pertanggungjawaban mengenai
tata cara pengelolaan pajak hotel dan restoran, (3) Akuntabilitas organisasi sebagai
pertanggungjawaban secara struktur dalam pengelolaan pajak hotel dan restoran dan
(4) Akuntabilitas stake holder sebagai pertanggungjawaban dalam membayar dan
menimmati hasi dari membayar pajak.

Kata Kunci : Akuntabilitas Administrasi dan Pajak Hotel dan Restoran

PENDAHULUAN

Pajak dan retribusi daerah merupakan bagian pendapatan yang strategis bagi
daerah untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan. Untuk mampu membiayai
pelaksanaan urusan tersebut, maka pemerintah daerah diberi wewenang melakukan
pemungutan yang berupa pajak dan atau retribusi daerah sebagaimana diatur dalam
Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004.

Pengelolaan pajak daerah secara intensif, ekstensif dan proporsional akan


meningkatkan pendapatan daerah guna pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan
umum, pelayanan masyarakat dan pembangunan daerah. Secara umum, pajak daerah
memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD),
dimana kontribusi pajak daerah terhadap total penerimaan daerah juga terus
mengalami peningkatan.
Pajak hotel dan restoran merupakan salah satu dari sekian banyak sumber
pajak yang ada di Kota Makassar dimana keberadaannya sangat penting sebagai
sumber PAD. Keberadaan pajak ini diharapkan menjadi sumber penerimaan yang
utama mengingat kondisi dan potensi daerah yang dimiliki Kota Makassar semakin
meningkat.

Meningkatnya penerimaan pajak daerah, memerlukan pengelolaan


penerimaan yang optimal sehingga pajak daerah dapat dipergunakan untuk
pembangunan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan akuntabilitas administrasi
pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Makassar.

Berdasarkan data yang dikeluarkan BPS, statistik Keuangan Pemerintah


Kabupaten/ Kota, proporsi pajak daerah seluruh Kabupaten/ Kota dibandingkan total
pemerintah daerah pada tahun 2008 adalah rata-rata 2,52 persen, tahun 2009
meningkat menjadi 2,85 persen, tahun 2010 menjadi 3,6 persen dan tahun 2011 naik
lagi menjadi 3,67 persen, serta tahun 2012 naik sebesar 3,9 persen.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa


permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana konsep (5K), Konsultasi, Komunikasi, Komitment, Koordinasi dan


Kolaborasi dalam pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota
Makassar

2. Apakah akuntabilitas administrasi dapat meningkatkan pengelolaan penerimaan


pajak di Kota Makassar

3. Bagaimana model akuntabilitas administrasi pengelolaan penerimaan dapat


meningkatkan pajak hotel dan restoran di Kota Makassar

Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis akuntabilitas administrasi sebagai suatu sistem dan prosedur


dalam pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Makassar

2. Untuk menganalisis akuntabilitas administrasi dapat meningkatkan pengelolaan


penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Makassar
3. Untuk merumuskan dan menganalisis model akuntabilitas administrasi dalam
pengelolaan pajak hotel dan restoran di Kota Makassar

Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis, adalah merupakan bahan informasi yang dapat dijadikan referensi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang betrkaitan dengan SDM khususnya
dalam bidang administrasi pada Dispenda Kota Makassar

2. Manfaat praktis, sebagai informasi pengambilan kebijakan dalam pengelolaan


penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Makassar

KEBIJAKAN PUBLIK

Public policy is whatever governments choose to do or not to do. (T.R


Dye:1982). Definisi sederhanan ini mengandung makna (i) kebijakan public dibuat
oleh badan atau lembaga pemerintah, bukan organisasi swasta, (ii) kebijakan public
menyangkut pilihan – pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan
atau lembaga pemerintah.karena kebijakan public dibuat oleh badan pemerintah maka
kebijakan public adalah are those policies by governmental bodies and officials.
(Anderson:1975). Implikasi dari definisi ini adalah (i) kebijakan selalu mempunyai
tujuan tertentu atau tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu, (ii) kebijakan
berisi tindakan – tindakan atau pola – pola tindakan pejabat pemerintah, (iii)
kebijakan adalah sesuatu yang dilaksanakan, bukan yang hanya dinyatakan
dilaksanakan, (iv) kebijakan dapat bersifat positif yaitu bentuk tindakan untuk
mengatasi masalah tertentu, atau bersifat negative yaitu keputusan untuk tidak
melakukan sesuatu dan (v) kebijakan selalu didasarkan atas ketentuan perundang –
undangan, karenanya bersifat imperative.

W. Jenkins (1987) bahwa kebijakan public adalah serangkaian


keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang politik atau sekelompok
actor politik berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara – cara untuk
mencapainya dalam suatu siatuasi dimana keputusan – keputusan itu pada prinsipnya
masih berada dalam batas – batas kewenangan kekuasaan dari actor tersebut. Sejalan
dengan itu C.O Udoji (1981), bahwa kebijakan public sebagai suatu tindakan
bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu
masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi
sebagian besar warga masyarakat..
Chandler dan Plano (1988), bahwa kebijakan public adalah pemanfaatan yang
strategis terhadap suberdaya – sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah –
masalah public atau pemerintah. Disini kebijakan public dapat dilihat sebagai
pemanfaatan strategis dari Jones (1984), policy is a standing decision characterized
by behavioral consistency and repetiveness on the part of both those who make it and
those who abide by it. Kemudian Starling (1988), a policy is general statement of
aims or goals. Definisi kedua ahli ini menekankan pada konsistensi dan pengulangan
tingkah laku dari pembuat kebijakan dan merupakan pernyataan umum tentang
tujuan yang ingin dicapaisumberdaya tetapi juga memiliki dimensi moral yang sangat
amendalam bahkan sangat menentukan (Donahue:2003).

Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administtasi


publik, yang mempunyai beberapa arti antara lain, (1) yang dapat
dipertanggungjawabkan, (2) yang dapat dipertanyakan, (3) yang dapat dipersalahkan
dan (4) yang mempunyai ketidakbebasan.

Dalam peran kepemimpinan, akuntabilitas dapat merupakan pengetahuan dan


adanya pertanggungjawaban terhadap tindakan, produk, keputusan dan kebijakan
termasuk pula didalamnya administrasi publik dan pelaksanaan dalam lingkup peran
atau posisi kerja yang mencakup didalam mempunyai suatu kewajiban untuk
melaporkan, menhjelaskan dan dapat dipertanyakan bagi tiap – tiap konsekuensi yang
sudah dihasilkan.

Syahrudin (2002:8), bahwa akuntabilitas publik adalah evaluasi terhadap


proses pelaksanaan kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggujawabkan
serta sebagai umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk dapat lebih meningkatkan
kinerja organisasi pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, Akuntabilitas
publik merupakan konsep yang kompleks yang lebih sulit mewujudkannya dari pada
memberantas korupsi. Akuntabilitas publik adalah keharusan lembaga-lembaga
sektor publik untuk lebih menekan pada pertanggungjawaban horizontal (masyarakat)
bukan hanya pertanggungjawaban vertikal (otoritas yang lebih tinggi)(Turner and
Hulme, 1997).

LAN RI (2001:22), menjelaskan bahwa akuntabilitas publikberasal dari


bahasa inggris yaitu accountability yang artinya keadaan untuk
dipertanggungjawabkan, keadaan dapat dimintai pertanggung jawaban. Akuntabilitas
publik juga ditujukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan yang berhubungan
dengan pelayanan apa, siapa, kepada siapa, mlik siapa, yang mana dan bagaimana.

BPKP (2207), bahwa akuntabilitas dipandang sebagai perwujudan kewajiban


seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban berupa
laporan akuntabilitas kinerja secara periodik. Akuntabilitas ialah kesediaan untuk
menjawab pertanyaan publik. Kesulitan untuk menuntut pertanggungjawaban
pemerintah terhadap kualitas pelayanan publik terutama disebabkan karena sosok
pemerintah itu sendiri tidak tunggal. Untuk itu diperlukan sistem akuntabilitas berupa
laporan akuntabilitas kinerja secara periodik. (Starling:164).

Sharifts and Hyde(1978:24), bahwa akuntabilitas seorang aparat birokrasi


adalah pertanggungjawaban kepada atasan, bukan kepada kolega, kelompok dan
organisasi. Akuntabilitas dikaitkan dengan kualitas subjektif berupa tanggung jawab
para pejabat publik dan dilain pihak banyak menyebut pentingnya kontrol struktur
yang menjamin pertanggungjawaban tersebut. (Denhard and Denhard (1998:18).

Dwivedi dan jabra (1989), bahwa akuntabilitas publik merupakan metode


yang digunakan oleh lembaga publik dan pejabat publik dalam melaksanakan tugas
dan kewajiban dan proses yang seharusnya dilakukan lembaga atau pejabat publik
untuk mempertanggungjawabkan tindakan – tindakan yang dilaksanakan. Disin
akuntabilitas dipandang sbagai sbuah strategi untuk memenuhi standar yang dapat
diterima dan sebagai cara untuk mengurangi penyalahgunaan kekuasaan dan
kewenangan.

Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang dapat dipaksanakan yang
terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
neghara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Pajak adalah iuran wajib, berupa
uang/barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum (Soeparman,1964).
Soemitro (1976), bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negra (peralihan
kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-Undang
(dapat dipaksanakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengheluaran umum.

Pajak Hotel dan Restoran

Berdasarkan Undang-U*ndang Nomor 34 tahun 2000 tentang Jenis-Jenis


Pajak Daerah adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
penerangan jalan dan pajak pengambilan bahan galian golongan c, serta pajak parkir.
Dalam undang – undang ini, pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
oleh hotel dn besarannya ditetapkan 10 persen dari dasar pengenaan.

Setiap pelayanan yang disediakan restoran dengn pembayaran dipungut pajak


dengan nama pajak restoran. Restoran adalah fasilitas penyedi makanan dan/atau
minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Tarif pajak restoran
yang ditetapkan sebesar 10 persen dari dasar pengenaan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi penelitian adalah pada kantor DISPENDA Kota Makassar. Dalam


penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode kajian
studi. Adapun pendekatan penelitian yang dipergunakan didalam penelitian adalah
dengan pendekatan fenomenologi.

Sumber Data

Sumber data dalam penelilitian ini adalah pemerintah, pengusaha. Informan


yang mewakili pemerintah adalah Kepala Dispenda Kota Makassar, Kepala tata
Usaha Dispenda Kota Makassar, Kepala Bagian dan Kepala Seksi Dispenda Kota
Makassar. Informan dari pengusaha hotel dan restoran Clarion Hotel, Imperial Duta
Hotel dan Swiss Bell In Hotel.

Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus


Fokus penelitian adalah apakah akuntabilitas administrasi dapat
meningkatkankan pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Makassar.
Adapaun deskripsi fokus adalah akuntabilitas administrasi adalah
pertanggungjawaban dari seseorang atau sekelompok orang yang diberi amanah
untuk menlankan tugas tertentu kepada pihak pemberi amanah baik secara vertikal
maupun secara horizontal. Ini meliputi (1) akuntabilitas personal, (2) akuntabilitas
individu, (3) akuntabilitas tim, (4) akuntabilitas organisasi dan (5) akuntabilitas stake
holders.

Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan dan Pengabsahan data

Peneliti sebagai instrument utama dengan menggunakan alat bantu


pengumpulan data, wawancara dengan panduan wawancara, dokumentasi dan
observasi. Pemeriksaan keabsahan data mengikuti kreteria Nasutian (1992) dan
Moleong (1993), yaitu (1) derajat kepercayaan, (2) keteralihan, (3) ketergantungan
dan (4) kepastian.

Teknik Analisis Data

Analisis data berdarasarkan Miles dan Hubermain (1984) yaitu (1)


pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) Penyajian data dan (4) verifikasi dan
penarikan kesimpulan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Akuntabilitas Individu

Akuntabilitas individu adalah suatu kewajiban dari individu yang berada


dalam suatu orgtanisasi dan diberi kewenangan untuk mengelola sumber-sumber
daya publik dan individu dapat menjawab hal-hal yang menyangkut
pertanggungjawaban apa yang dikerjakan. Individu sebagai pegawai yang mengelola
penerimaan pajak hotel dan restoran dituntut untuk bekerja secara profesional karena
menyangkut sumber daya publik.

Prinsip akuntabilitas yang yang harus dipegang seorang pegawai dalam


pengelolaan pajak hotel dan restoran adalah harus mampu mempertanggungjawabkan
pelaksanaan kewenangan yang diberikan dibidang tugasnya. Ini terutama berkaitan
erat dengan pertanggungjawaban terhadap efektifitas kegiatan dalam pencapaian
sasaran atau target atau program yang telah ditetapkan.
Sebagai individu yang berkerja sebagai pegawai dalam pengelolaan pajak
hotel dan restoran di Kota Makassar, maka dituntut untuk membuat laporan aktifitas
t5entang apa yang telah dikerjakan sesuai dengan kewenangannya. Disini
akuntabilitas individu dituntut untuk menerapkan good corporate governance, artinya
pegawai Dispenda Kota Makassar secara akuntabilitas individu telah menunjukkan
sikap pertanggungjawaban untuk memberikan cerminan sebagai pegawai 7yang
transparan dalam pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran.

Pegawai Dispenda Kota Makassar telah melaksanakan prinsip akuntabilitas


yaitu (1) kemampuan menjawab apa yang telah dikerjakannya sesuai denmgan
kewenangannya yang berhubungan dengan pengelolaan penerimaan pajak hotel dan
restoran, termasuk didalamnya adalah menjawab kemana hasil pengelolaan
penerimaan pajak hotel dan restoran telah digunakan dan apa yang tercapai dengan
menggunakan penerimaan pajak hotel dan restoran. (2) Konsekuensi dari
kewenangan yang didapat untuk pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran.
Disini pegawai Dispenda Kota Makassar siap menerima konsekuensi dari akibat
pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran yang tidak digunakan untuk
kepentingan masyarakat, termasuk didalamnya kemana dana hasil pengelolaan
penerimaan pajak hotel dan restoran.

Akuntabilitas Tim

Akuntabilitas tim adalah akuntabilitas yang dibagi dalam kerja kelompok atau
tim. Akuntabilitas tim adalah perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan atas pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran yang teloah
ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik.

Di Dispenda Kota Makassar, tim pengelolaan penerimaan pajak hotel dan


restoran mengelola sumberdaya yang telah diberikan dan dikuasai dalam rangka
pencapaian tujuan dan membuat laporan akuntabilitas kinerja yaang menyangkut
penerimaan. Disini tim diberi kewenangan dan tanggungjawab yang jelas yang
berkaitan dengan pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran. Laporan hasil
penerimaan pajak hotel dan restoran secara periodik dibuatkan laporan dan
disampaikan melalui media kepada masyarakat.

Sebagai suatu tim yang mempunyai akuntabilitas tim, maka tim dil;ingkungan
Dispenda Kota Makassar tidak berdiri sendiri atau terpisah melainkan bahagian
integral dari Dispenda Kota Makassar dalam pendapatan daerah. Sebagai suatu
akuntabilitas tim, maka tim berkerja berdasarkan peraturan atau ketentuan yang
berlaku, juga berdasarkan pedoman akuntabilitas,m pedoman administyrative dan
pedoman umum pemeriksaan.

Akuntabilitas Organisasi

Akuntabilitas organisasi adalah suatu pertanggungjawaban oragnisasi


terhadap tugas, kewenangan dan tanggungjawabnya kepada masyarakat pajak dalam
hal pajak hotel dan restoran. Sebagai pertanggungjawaban organisasi maka ini adalah
merupakan evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan organisasi untuk dapat
dipertanggungjawabkan serta sebagai umpan balik bagi pim[pinan organisasi untuk
dapat lebih meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang.

Dispenda Kota Makassar sebagai organisasi yang diberi kewenangan untuk


memungut, menerima dan mengelola pajak termasuk didalamnya pajak hotel dan
restoran. Oleh karena itu Dispenda Kota Makassar melalukan evaluasi terhadap apa
yang telah dikerjakan dalam hal hal ini adalah proses memungut, menerima dan
mengelola pajak termasuk pajak hotel dan restoran.

Wujud dari pada akuntabilitas organisasi maka, Dispenda Kota Makassar


telah melaksaksanakan :

1. Akuntabilitas hukum dan kejujuran. Artinya akuntabilitas hukum dan kejujuran


adalah merupakan kepatuhan terhadap hukum dan nperaturan lain yang
disyarakatkan dalam organisasi. Disini jugabv termasuk penghindaran
penylahgunaan jabatan, korupsi dan kolusi. Akuntabilityas hukum menjamin
ditegakkannya spremasi hukum, sedfangkan akuntabnilitas kejujuran menjamin
adanya praktik organisasi yang sehat.

2. Akuntabilitas manajerial. Artinya akuntabilitas kinerja yang merupakan


pertanggungjawaban untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efektif da
efisien.

3. Akuntabilitas program. Artinya bahwa program-program organisasi adalah


program bermutu dan mendukung styrategi dalam pencapaian visi, misi dan tujuan
organisasi. Lembaga publik harus mempertanggungjawabkan program yang telah
dibuat sampai pada pelaksanaan program.

4. Akuntabilitas kebijakan. Lembaga-lembaga publik hendaknya dapat


mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan dampak dimasa depan. Dalam membuat kebijakan harus
dipertimbangkan apa tujuan kebijakan tersebut, mengapa kebijakan itu dilakukan.

5. Akuntabilitas financial. Ini merupakan pertanggungjawaban lembaga publik dalam


hal ini Dispenda Kota Makassar untuk menggunakan dana publik secara
ekonomis, egfisien dan efektif, tidak pemborosan dan kebnocorn dana serta
korupsi. Akuntabilitas financial sangat penting karena menjadi sorotan utama
masyrakat. Akuntabilitas financial mengharuskan Dispenda Kota Makassar untuk
membuat laporan keuangan.

Akuntabilitas Stake Holder/ Masyarakat

Akuntabilitas stake holders disebut sebagai akuntabilitas masyarakat, disini


masyarakat mempertanggungjawabkan sebagai pembayar pajak dan sejkaligus oleh
pemerintah dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan infra
struktur. Pertanggungjawaban masyrakat dalam hal membayar pajak hotel dan
restoran jikalau masyarakat faslitas hotel dan restoran.

Akuntabilitas stake holder merupakan suatu kewajiban dari masyarakat untuk


membayar pajak hotel dan restoran dan merupakan kontrak anatar masyarakat dengan
pemerintah. Disini masyarakat menyadari bahwa membayar pajak hotel dan restoran
merupakan suatu kewajiban jika menimati hotel dan restoran. Dan menyadari bahwa
hasil dari pajak ini dipergunakan untuk pembangunan infra struktur masyarakat.

Masyarakat juga memamahi dan memerlukan bahwa pajak yang telah dibayar,
perlu ada laporan dari dinas pengelolaan pajak hotel dan restoran. Dengan demikian
timbul suatu kesadaran dalam masyrakat mengenai pentingnya pajak untuk
pembangunan.Dengan demikian timbul tanggung jawab dari masyarakat dan
tanggung jawab ini mengindikasikan kewajiban dan bersamaan adanya konsekuensi.

Akuntabilitas stake holders dalam hal ini masyarakat adalah untuk


meningkatkan pembiayaan pembangunan , bukan untuk diluar pembangunan. Dengan
kata lain pajak dari masyarakat benar – benar dikembalikan kembali untuk
kepentingan masyarakat.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Akuntabilitas administrasi dapat meningkatkan pengelolaan penerimaan pajak


hotel dan restoran karena adanya akuntabilitas individu, akuntabilitas
tim,akuntabilitas organisasi dan akuntabilitas stake holders.

2. Akuntabilitas administrasi dapat meningkatkan pengelolaan penerimaan pajak


hotel dan restoran karena adanya akuntabilitas hukum dan kejujuran, manajerial,
program, kebijakan dan financial.

Saran

1. Diperlukan adanya diklat untuk meningkatkan kesdaran individu, tim dan


perumusan kembali struktur organisasi Dispenda Kota Makassar untuk
meningkatkan pengelolaan penerimaan pajak hotel dan restoran.

2. Perlunya penyluluhan akana pentingnya pajak sebagai sumber pembiayaan


pembangunan untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai