SELULITIS
Oleh:
Pendamping :
dr. Dyah Ayu Retnaningtyas
dr. Ike Indrayani
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.K
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Besah RT/RW 01/03, Kab. Bojonegoro
No RM : 137783
Tanggal masuk : 26 Desember 2018
Tanggal keluar : -
Ruang/kelas : VIP
B. DATA DASAR
I. Data Subyektif
Anamnesis
Keluhan Utama
Bengkak pada lutut kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien datang dengan keluhan bengkak lutut kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan disertai dengan nyeri lutut kiri yang bersifat terus menerus. Nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk. Akibatnya, kaki sulit digerakkan. Pasien merasa tungkai kirinya memerah.
Riwayat demam disangkal. Riwayat luka pada kaki tidak dijumpai. Riwayat trauma pada
kaki tidak dijumpai. BAB dan BAK normal lancar
Thorax
Pulmo I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Abdomen I : datar
Au : bising usus (+) normal
Pe : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Pa : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), defans
muskuler (-)
Ekstremitas
Akral dingin : superior -/- inferior -/-
Sianosis : superior -/- inferior -/-
Edema : superior -/- inferior -/+
Hiperemis : superior -/- inferior -/+
Status Lokalisata
Tungkai bawah sisi kiri:
Dijumpai edema (+) non pitting, eritema, batas tidak tegas, tepi tidak menonjol di regio
genu sinistra. Range of movement terbatas karena nyeri.
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Kesan : Sinus Ritme
Laboratorium
26 Desember 2018
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode
HEMATOLOGI
Golongan darah A A/B/AB/O Slide
Hemoglobin 13.6 14-16 g/dl Colorimetric
Hematokrit 40.4 40-48 % Analyzer
Leukosit 23.2 4-10 x10^3/ul Impedance
Trombosit 237 150-400 x10^3/ul Impedance
Eritrosit 4.88 3.5-4.5 x10^6/ul Impedance
MCV 94.4 80-94 fl Analyzer
MCH 31.8 28-33 pg Analyzer
MCHC 33.7 32-36 g/dl Analyzer
HEPATITIS
HbsAg Negative Negative
KIMIA DARAH
Creatinin 0.3 0.6-1.1 Mg/dl Alkaline
picrate
Ureum 35.6 15-39 Mg/dl Urease
SGOT 55.5 <30 u/L IFCC
SGPT 68.3 <31 u/L IFCC
Glukosa Sewaktu 73 <180 Mg/dL Oxidase-PAP
Diagnosis sementara :
Diagnosis banding :
a) Erisipelas
b) Tromboflebitis
Diagnosis akhir :
V. PENATALAKSANAAN
IP.Tx :
- Infus Ringer Laktat 16tpm
- Inj. Fosmycin 2x1gr
- Inj. Antrain 1 amp
- Tab. Paracetamol 3x500mg
IP.Mx :
- Keadaan umum dan tanda vital
- Evaluasi skala nyeri
IP.Ex :
- Penjelasan mengenai diagnosis penyakit, penyebab, komplikasi dan terapi yang
akan dilakukan.
- Penjelasan untuk observasi dan kemungkinan rekurensi diagnosis pasien.
VI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh
Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus aureus, H influenzae dan S pneumonia1.
2. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus,
alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi suatu
luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang
normal2.
3. Patogenesis
Selulitis biasanya mengikuti luka pada kulit, seperti luka gores, luka tusukan atau
trauma lainnya sehingga bakteri masuk dengan mudah kedalam dermis dan berkembang
biak yang akan menyebabkan terjadinya selulitis3
4. Manifestasi klinis
Terdapat gejala konstitusi: demam, malaise. Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis
dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, oleh sebab itu biasanya tempat predileksinya di
tungkai bawah tetapi bisa juga pada daerah lainnya seperti wajah, ekstremitas atas, badan
dan getitalia. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas tidak
jelas, nyeri tekan, dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat
di sekitar luka/ulkus. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula3.
5. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan klinis selulitis : adanya makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas
tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Dapat disertai limfangitis dan limfadenitis.
Penderita biasanya demam.
6. Diagnosis
Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Pada
pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas tidak
jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai limfangitis dan limfadenitis.
Penderita biasanya demam dan dapat menjadi septikemia.
Selulitis yang disebabkan oleh H. Influenza tampak sakit berat, toksik dan sering
disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan septikemia. Lesi
kulit berwarna merah keabu-abuan, merah kebiru-biruan atau merah keunguan. Lesi
kebiru-biruan dapat juga ditemukan pada selulitis yang disebabkan oleh Streptokokus
pneumonia3.
7. Diagnosis banding
Untuk menegakkan diagnosis antara erysipelas dan selulitis cukup sulit, karena
hampir mempunyai keluhan dan gambaran klinis yang sama, ada beberapa perbedaan
antara erysipelas dan selulitis.
8. Penatalaksanaan
Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil penisilinase
dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan
eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam)
selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak
16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam). Pada yang penyebabnya SAPP selain eritromisin dan
clindamisin, juga dapat diberikan dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari.
Pada pasien ini dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi supurasi3.
9. Komplikasi
Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis
dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada wajah
merupakan indikator dini terjadinya bakteriemi stafilokokus betahemolitikus grup A; dapat
berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis sinus kavernosum yang septik. Selulitis
pada wajah dapat menyebabkan penyulit intracranial berupa meningitis.
10. Prognosis
Banyak selulitis dan infeksi jaringan lunak dapat diobati secara rawat jalan dengan
antibiotik oral dan tidak mengakibatkan gejala sisa. Sebagian besar pasien merespon
dengan baik terhadap antibiotik oral.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2008
2. Pandaleke, HEJ. Erisipelas dan selulitis. Fakultas kedokteran Universitas Samratulangi;
Manado. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997
3. Herchline Thomas E. 2014. Celulitis. Diakses tanggal 30 Desember 2014
http://emedicine.medscape.com/article/214222-overview