Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Thalasemia
Thalassemia adalah sekelompok anemia hipokromik herediter dengan
berbagai derajat keparahan. Defek genetik yang mendasari meliputi delesi total atau
parsial gen globin dan substitusi, delesi, atau insersi nukleotida. Akibat dari berbagai
perubahan ini adalah penurunan atau tidak adanya mRNA bagi satu atau lebih rantai
globin atau pembentukan mRNA yang cacat secara fungsional. Akibatnya adalah
penurunan dan supresi total sintesis rantai polipeptida Hb. Kira-kira 100 mutasi yang
berbeda telah ditemukan mengakibatkan fenotip thalassemia; banyak di antara mutasi
ini adalah unik untuk daerah geografi setempat. Pada umumnya, rantai globin yang
disintesis dalam eritrosit thalassemia secara struktural adalah normal. Pada bentuk
thalassemia-α yang berat, terbentuk hemoglobin hemotetramer abnormal (β4 atau γ4)
tetapi komponen polipeptida globin mempunyai struktur normal. Sebaliknya,
sejumlah Hb abnormal juga menyebabkan perubahan hemotologi mirip thalassemia.

Gen thalassemia sangat luas tersebar, dan kelainan ini diyakini merupakan
penyakit genetik manusia yang paling prevalen. Distribusi utama meliputi daerah-
daerah perbatasan Laut Mediterania, sebagian besar Afrika, Timur Tengah, sub-benua
India, dan Asia Tenggara. Dari 3% sampai 8% orang Amerika keturunan Itali atau
Yunani dan 0,5 % dari kulit hitam Amerika membawa gen untuk thalassemia-β. Di
beberapa daerah Asia Tenggara sebanyak 40 % dari populasi mempunyai satu atau
lebih gen thalassemia.

Epidemiologi
Di seluruh dunia, 15 juta orang memiliki presentasi klinis dari thalassemia.
Fakta ini mendukung thalassemia sebagai salah satu penyakit turunan yang terbanyak;
menyerang hampir semua golongan etnik dan terdapat pada hampir seluruh negara di
dunia.

Beberapa tipe thalassemia lebih umum terdapat pada area tertentu di dunia.
Thalassemia-β lebih sering ditemukan di negara-negara Mediteraniam seperti Yunani,
Itali, dan Spanyol. Banyak pulau-pulau Mediterania seperti Ciprus, Sardinia, dan
Malta, memiliki insidens thalassemia-β mayor yang tinggi secara signifikan.
Thalassemia-β juga umum ditemukan di Afrika Utara, India, Timur Tengah, dan
Eropa Timur. Sebaliknya, thalassemia-α lebih sering ditemukan di Asia Tenggara,
India, Timur Tengah, dan Afrika.

Mortalitas dan Morbiditas

Thalassemia-α mayor adalah penyakit yang mematikan, dan semua janin


yang terkena akan lahir dalam keadaan hydrops fetalis akibat anemia berat. Beberapa
laporan pernah mendeskripsikan adanya neonatus dengan thalassemia-α mayor yang
bertahan setelah mendapat transfusi intrauterin. Penderita seperti ini membutuhkan
perawatan medis yang ekstensif setelahnya, termasuk transfusi darah teratur dan
terapi khelasi, sama dengan penderita thalassemia-β mayor. Terdapat juga laporan
kasus yang lebih jarang mengenai neonatus dengan thalassemia-α mayor yang lahir
tanpa hydrops fetalis yang bertahan tanpa transfusi intrauterin. Pada kasus ini,
tingginya level Hb Portland, yang merupakan Hb fungsional embrionik, diperkirakan
sebagai penyebab kondisi klinis yang jarang tersebut.

Pada pasien dengan berbagai tipe thalassemia-β, mortalitas dan morbiditas


bervariasi sesuai tingkat keparahan dan kualitas perawatan. Thalassemia-β mayor
yang berat akan berakibat fatal bila tidak diterapi. Gagal jantung akibat anemia berat
atau iron overload adalah penyebab tersering kematian pada penderita. Penyakit hati,
infeksi fulminan, atau komplikasi lainnya yang dicetuskan oleh penyakit ini atau
terapinya termasuk merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas pada bentuk
thalassemia yang berat.

Mortalitas dan morbiditas tidak terbatas hanya pada penderita yang tidak diterapi;
mereka yang mendapat terapi yang dirancang dengan baik tetap berisiko mengalami
bermacam-macam komplikasi. Kerusakan organ akibat iron overload, infeksi berat
yang kronis yang dicetuskan transfusi darah, atau komplikasi dari terapi khelasi,
seperti katarak, tuli, atau infeksi, merupakan komplikasi yang potensial.

Anda mungkin juga menyukai