Anda di halaman 1dari 45

KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Rista Nurul Fitria


20174011076
Nama : An. R
Usia : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pabelan
Nomer CM : 15-16-3068**
Tanggal Masuk : 26 September 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kejang

Pasien dibawa ibunya ke IGD RSUD Salatiga dengan keluhan


kejang di rumah sekitar 15 menit SMRS. Kejang hanya 1x di
rumah selama kurang lebih 2 menit, semua tubuh bergerak
tersentak, mata melotot dan pasien tidak sadar. Setelah kejang,
pasien menangis dan langsung dibawa ke IGD RSUD Salatiga.

Sesampai di IGD, pasien kejang lagi 1x selama kurang lebih


1 menit, kejang seperti sebelumnya, tersentak seluruh tubuh, dan
tidak sadar. Pasien sudah diberikan obat stesolid 10 mg
suppositoria saat di IGD.
Dari alloanamnesis, ibu pasien mengaku selama 3 hari ini pasien
demam (+) tidak terlalu tinggi, diukur dengan termometer di
rumah sekitar 37,5-38,1º C. Sudah diberi obat paracetamol namun
tetap demam, ibu pasien juga mengeluhkan ada batuk (+) pilek
(+) dan muntah (+) 1x sehari sebelum masuk RS dengan
konsistensi cair, warna kuning, sebanyak ½ gelas belimbing. BAB
cair (-) disangkal. BAK normal. Nafsu makan beberapa hari ini
menurun, masih bisa minum (+).

Pasien diindikasikan untuk rawat inap, setelah dipindah ke bangsal


anak, pasien tertidur, tidak kejang lagi, namun masih demam (+)
dan batuk-pilek (+). BAB (+) BAK (+). Pasien dirawat 3 hari di RS,
selama di bangsal, demam pasien turun, tidak ada kejang lagi,
dan batuk pilek juga berkurang.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Pasien pernah kejang disertai demam 2x selama ini (saat usia 1 tahun
dan 3 tahun). Kejang selalu didahului dengan demam, kejang seluruh
tubuh, dan biasanya langsung di opnam di rumah sakit.
 Riwayat kejang tanpa demam disangkal.
 Riwayat trauma pada pasien disangkal.
 Riwayat alergi disangkal.
 Riwayat penyakit lain disangkal.
 Tidak rutin kontrol ke dokter anak saat post-opnam.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga yang menderita sakit serupa.

RIWAYAT PERSALINAN DAN KEHAMILAN


Anak perempuan lahir dari ibu P2A0, usia kehamilan 40 minggu,
lahir secara normal di bidan, langsung menangis, berat badan
lahir 2600 gram, panjang badan saat lahir 48 cm, lingkar kepala
dan lingkar dada saat lahir ibu lupa.

Kesan: neonatus aterm, lahir normal pervaginam.


RIWAYAT KEHAMILAN dan PEMELIHARAAN PRENATAL

Ibu mengaku rutin memeriksakan kehamilan di bidan 1x setiap bulan


sampai usia kehamilan 9 bulan sesuai jadwal di buku KIA. Ibu
mengaku tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan, riwayat
perdarahan selama kehamilan disangkal, riwayat trauma selama
kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa resep dokter dan
jamu disangkal. Obat–obatan yang diminum selama masa kehamilan
adalah vitamin dan obat penambah darah.

Kesan: riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik.


RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK
Pertumbuhan
Berat badan lahir 2600 gram. Panjang badan 48 cm.
Berat badan sekarang 12 kg. Tinggi badan 100 cm.
Status gizi: gizi kurang
Perkembangan
Dari anamnesis ibu anak sudah bisa berjalan, berdiri 1 kaki, berbicara beberapa kalimat dan
mudah dimengerti, gosok gigi sendiri dan berpakaian tanpa bantuan, sudah bisa menghitung
kubus mainan, dan membedakan warna.

Kesan: pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur

RIWAYAT MAKAN DAN MINUM ANAK

ASI diberikan sejak lahir, dan MPASI setelah 6 bulan.


RIWAYAT IMUNISASI

Ibu pasien mengaku selalu datang ke puskesmas tiap ada jadwal


imunisasi.

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Pasien tinggal bersama kedua orang tua.
Kesan ekonomi: cukup
PEMERIKSAAN FISIK
Data Antopometri
Kesan Umum : sadar, lemas, tampak Anak perempuan, usia 5 tahun tampak kurus
sakit. Berat Badan : 12 kg
Kesadaran : Compos Mentis Tinggi Badan : 100 cm
Tanda Vital Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :
Tekanan darah :-
BB/U : < -3 SD
Nadi : 110 x/menit, reguler, isi
tegangan cukup TB/U : < -2 SD
Suhu : 39,3 0C, 38,4 0C. BB/TB : -3SD
Pernapasan : 27 x/menit BMI = BB/(TB)2 = 12/(1)2 =12 kg/m2
SpO2 : 98% Kesan status gizi: Gizi Kurang
• Kepala : kesan mesocephal, uub cembung
• Mata : konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-), pupil isokor(+/+) mata cekung (+)
• Telinga : discharge (-)
• Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)
• Mulut : bibir kering (-)
• Leher : pembesaran KGB (-)

THORAX
• I : pengembangan hemithraks simetris, ictus cordis
tampak
• P : ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line

STATUS sinistra
• P : sonor, batas jantung dbn
• A : paru : Suara dasar vesikuler (+), Ronki basah (-),

GENERALIS Wheezing(-) Jantung : SI-II reguler, bising (-)


ABDOMEN
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+), bising usus (+) normal
Perkusi : Tymphani di seluruh kuadran , shifting dullness (-)
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba. Turgor kulit
lambat.

STATUS
EKSTREMITAS

Superior Inferior

GENERALIS
Edema -/+ -/+
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
Rangsang Meningeal Pemeriksaan Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior

Kaku kuduk : negatif


Neck sign : negatif Gerakan Bebas Bebas
Leg sign : negatif
Kekuatan Tak diperiksa Tak diperiksa

Refleks fisiologis
Tak diperiksa Tak diperiksa

STATUS
Refleks patologis
(-) / (-) (-) / (-)

NEUROLOGIS
Tonus
Normotonus/ Normotonus/
Normotonus Normotonus

Klonus (-) / (-)


Pemeriksaan Darah Rutin 27/09/2018
Pemeriksaan Darah Rutin 27/09/2018
DD:

Kejang serebral
- Akut
• Infeksi
DIAGNOSA KERJA : Infeksi intrakranial : meningitis, ensefalitis,meningioensefalitis,
-Kejang Demam Kompleks abses otak
Infeksi ekstrakranial : kejang demam
-Tifoid Fever • Gangguan metabolik
• Gangguan elektrolit
• SOL
• Bahan toksik
- Kronik berulang: epilepsi
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana dari IGD:
• O2 nk 1 lpm
• Infus Kaen 3B 15 tpm
• Inj. Paracetamol 150mg IV
• Inj. Ondansetron 1mg IV
• Saat kejang di IGD  telah diberikan stesolid supp 10 mg.

Tatalaksana di bangsal:
• O2 nk 1 lpm
• Infus Kaen 3B 15 tpm
• Inj. Paracetamol 3 x 120 mg IV
• Inj. Cefotaxime 2 x 300 mg IV
• Inj. Dexamethasone 0,5 cc (extra)
• Cek darah rutin dan elektrolit

Obat yang dibawa pulang:


• Cefixime syrup 2 x ½ cth
• Paracetamol syrup 3 x 1 cth
• Apialys syrup 1 x 1 cth
DEFINISI
 Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (di atas 38ºC dengan metode pengukuran suhu apapun) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

 Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun.

 Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian


kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam
 Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1
bulan tidak termasuk dalam kejang demam.

 Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain
misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam.
EPIDEMIOLOGI
 Insiden kejang demam 2,2-5% pada anak di bawah usia 5 tahun.
 Anak laki-laki lebih sering dari pada perempuan dengan perbandingan 1,2–1,6:1
 Pada 62,2% kemungkinan kejang demam berulang pada 90 anak yang mengalami
kejang demam sebelum usia 12 tahun, dan 45% pada 100 anak yang mengalami
kejang setelah usia 12 tahun.
 Kejang demam kompleks dan khususnya kejang demam fokal merupakan prediksi
untuk terjadinya epilepsi. Sebagian besar peneliti melaporkan angka kejadian
epilepsi kemudian hari sekitar 2 – 5 %
ETIOLOGI
 Belum diketahui dengan pasti
 Demam sering disebabkan oleh :
- ISPA
- Otitis Media
- Pneumonia
- Infeksi saluran kemih & saluran cerna
 Kejang tidak selalu timbul pada suhu
yang tinggi  terkadang pada suhu tidak terlalu tinggi
 Penyebab lain kejang disertai demam adalah penggunaan obat-obat tertentu seperti
difenhidramin, antidepresan trisiklik, amfetamin, kokain, dan dehidrasi yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air-elektrolit.
Kejang demam sederhana
(simple febrile seizure

KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM
Kejang demam kompleks
(complex febrile seizure)
KEJANG DEMAM SEDERHANA

Kejang demam
yang berlangsung Sebagian besar
singkat (kurang dari Kejang demam kejang demam
15 menit), bentuk sederhana sederhana
kejang umum (tonik merupakan 80% di berlangsung kurang
dan atau klonik), antara seluruh dari 5 menit dan
serta tidak berulang kejang demam berhenti sendiri
dalam waktu 24
jam.
KEJANG DEMAM KOMPLEKS

1. Kejang lama (>15 menit)

Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang
berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang
lama terjadi pada 8% kejang demam.

2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului
kejang parsial.
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.

Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, dan di antara 2 bangkitan
kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada16% anak yang mengalami kejang demam.
Klasifikasi kejang demam fk-ui

1 . Kejang demam kompleks 2. Kejang demam sederhana


3. Kejang demam berulang
• Umur kurang dari 6 bulan atau • Kejadiannya antara umur 6
Kejang Demam timbul pada lebih
lebih dari 5 tahun bulan sampai dengan 5 tahun
dari satu episode demam
• Kejang berlangsung lebih dari • Serangan kejang kurang dari 15
15 menit menit atau singkat
• Kejang bersifat fokal/multiple • Kejang bersifat umum
• Didapatkan kelainan (tonik/klonik)
neurologis • Tidak didapatkan kelainan
• EEG abnormal neurologis sebelum dan sesudah
• Frekuensi kejang lebih dari 3 kejang
kali / tahun • Frekuensi kejang kurang dari 3
• Temperatur kurang dari 390C kali / tahun
• Temperatur lebih dari 39 0C
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM MENURUT LIVINGSTONE

Kejang Demam Sederhana


 Kejang bersifat umum
 Lamanya kejang berlangsung singkat ( < 15 menit)
 Usia waktu kejang demam pertama kali muncul < 6 tahun
 Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun
 EEG normal
Epilepsi yang dicetus oleh demam
 Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal/ setempat
 Usia penderita lebih dari 6 tahun saat serangan kejang demam pertama
 Frekuensi serangan melebihi 4 kali dalam satu tahun
 Gambaran EEG yang dibuat setelah anak tidak demam tidak normal lagi
Peningkatan
Suhu Tubuh

Metabolisme Basal Resiko Gangguan


Meningkat Kebutuhan Nutrisi
PATOFISIOLOGI
KEJANG DEMAM ↑ kebutuhan O2
dan glukosa

Suplai ke Otak ↓

Keseimbangan Perubahan potensial Timbunan asam Fungsi inhibitatorik


ion sel terganggu membran glutamate ekstrasel neuron terganggu

ambang kejang

Kejang Demam Kejang Demam Resiko Tinggi


sederhana Komplek Berulang
Demam

Lidah tergigit
Rahang tertutup Kejang tonik-klonik
rapat atau grand mal,
Apneu Kejang fokal atau
Gan. Pernafasan parsial
Kulit kebiruan
MANIFESTASI KLINIS

dimulai dengan pingsan yang


kontraksi yang berlangsung
tiba-tiba pada selama 30
otot kedua sisi detik-5 menit
tubuh
1. ANAMNESIS
• Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran
• Riwayat perkembangan anak
• Lama kejang
• Riwayat kejang demam dan epilepsi
• Suhu sebelum/saat kejang dalam keluarga

• Frekuensi dalam 24 jam, interval • Singkirkan penyebab kejang yang


lain (misalnya diare/muntah yang
• Keadaan anak pasca kejang mengakibatkan gangguan elektrolit,
sesak yang mengakibatkan
• Penyebab demam di luar infeksi susunan hipoksemia, asupan kurang yang
saraf pusat (gejala Infeski saluran napas dapat menyebabkan hipoglikemia)
akut/ISPA, infeksi saluran kemih/ISK,
otitis media akut/OMA, dll)
2. PEMERIKSAAN FISIK Tanda peningkatan
tekanan intrakranial :
ubun ubun besar (UUB)
Kesadaran: apakah membonjol, papil edema
terdapat penurunan
kesadaran
Tanda infeksi di luar SSP :
ISPA, OMA, ISK, dll
Suhu tubuh: apakah
terdapat demam
Pemeriksaan neurologi:
tonus, motorik, reflex
fisiologis, reflex patologis,
Tanda rangsang nervus kranialis
meningeal : Kaku kuduk,
Bruzinski I dan II,
Kernique, Laseque
• Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai
indikasi untuk mencari penyebab demam
atau kejang, meliputi darah perifer
lengkap, gula darah, elektrolit, urinalisis
dan biakan darah, urin atau feses

• Pemeriksaan cairan serebrospinal


dilakukan untuk menegakkan /

3.
menyingkirkan kemungkinan
meningitis
• Pemeriksaan elektroensefalografi
(EEG) tidak direkomendasikan
PEMERIKSAAN • Pencitraan (CT-Scan atau MRI
PENUNJANG kepala) dilakukan hanya jika
ada indikasi
DIAGNOSIS BANDING

No Kriteria Banding Kejang Demam Epilepsi Meningitis Ensefalitis

Pencetusnya Tidak berkaitan Salah satu gejalanya


1. Kejang
demam dengan demam demam

2. Kelainan Otak (-) (+) (+)

3. Kejang berulang (+) (+) (+)

4. Penurunan kesadaran (+) (-) (+)


Pasien kejang demam (+)

Per rektal, 0,5-0,75 mg/kg atau 5


mg untuk anak dengan BB <12 kg
dan 10 mg untuk BB >12 kg Diazepam
Dapat diberikan 2x dengan
interval 5 menit

Diazepam intravena 0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan


kejang
kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit,dengan
(+)
dosis maksimal 10 mg

kejang (+)

Fenitoin IV 15 mg/kgBB. Maksimal kecepatan pemberian 50 mg/ menit,


waspada terjadinya aritmia
Atau
Fenobarbital IV / IM 15mg/kgBB terutama untuk bayi kecil
PEMBERIAN OBAT SAAT DEMAM
Antipiretik
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen
5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Anti kejang
Diazepam oral dengan dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam atau diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB
setiap 8 jam pada saat suhu tubuh > 38,50 C. Terdapat efek samping berupa ataksia, iritabel dan
sedasi yang cukup berat pada 25-39% kasus.

Pengobatan jangka panjang/rumatan


Fenobarbital (dosis 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis) atau asam valproat (dosis 15-40 mg/kgBB
/hari dibagi 2-3 dosis) Pemberian obat ini efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang
(Level I). Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan
Pemberian obat antikonvulsan
rumat
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang
Adalah obat antikonvulsan yang diberikan demam tidak berbahaya dan
hanya pada saat demam. Profilaksis penggunaan obat dapat menyebabkan
intermiten diberikan pada kejang demam efek samping yang tidak diinginkan,
dengan salah satu faktor risiko di bawah ini: maka pengobatan rumat hanya diberikan
terhadap kasus selektif dan dalam
jangka pendek (level of evidence 3,
- Kelainan neurologis berat, misalnya palsi derajat rekomendasi D).
serebral
- Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun Indikasi pengobatan rumat:
- Usia <6 bulan 1. Kejang fokal
- Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang 2. Kejang lama >15 menit
dari 39 derajat Celsius 3. Terdapat kelainan neurologis yang
- Apabila pada episode kejang demam nyata sebelum atau sesudah kejang,
sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan misalnya palsi serebral, hidrosefalus,
hemiparesis.
cepat.
INDIKASI • Riwayat kejang demam dalam
RAWAT INAP keluarga
• Usia kurang dari 12 bulan
• Kejang demam kompleks
• Temperatur yang rendah saat
• Hiperpireksia kejang
• Cepatnya kejang setelah demam
• Usia dibawah 6 bulan

• Kejang demam pertama kali


FAKTOR RESIKO
• Terdapat kelainan neurologis BERULANGNYA
KEJANG DEMAM
• Terdapat kelainan neurologis atau
perkembangan yang jelas sebelum
kejang demam pertama
• Kejang demam kompleks
• Riwayat epilepsi pada orang
tua atau saudara kandung
Faktor Resiko • Kejang demam sederhana
menjadi epilepsi di yang berulang 4 episode atau
kemudian hari lebih dalam satu tahun.
Prognosisnya baik bila ditangani dengan penanggulangan yang tepat dan cepat.
Tidak menyebabkan kematian. Pencapaian intelektual normal. Kebanyakan anak
akan mengalami kejang demam di kemudian hari, tetapi perkembangan ke epilepsi
dan kejang tanpa demam adalah jarang.

PROGNOSIS
EDUKASI
Kejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi setiap orangtua. Pada saat
kejang, sebagian besar orangtua beranggapan bahwa anaknya akan meninggal.
Kecemasan tersebut harus dikurangi dengan cara diantaranya:
1. Meyakinkan orangtua bahwa kejang demam umumya mempunyai prognosis
baik.
2. Memberitahukan cara penanganan kejang.
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.
4. Pemberian obat profilaksis untuk mencegah berulangnya kejang memang
efektif, tetapi harus diingat adanya efek samping obat.
BILA ANAK KEJANG, .....
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah, bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
4. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit,
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
5. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan
berikan bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali
oleh orangtua.
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu
tubuh lebih dari 40 derajat Celsius, kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal,
kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan
PEMBAHASAN

Demam • Anak usia 5 tahun


• Demam, batuk, pilek 3 hari SMRS

• Kejang (+) 15 menit SMRS

Kejang -1 • Kejang tersentak, kaki tangan gerak, seluruh tubuh gerak, mata melotot.
• Kejang berlangsung ± 2 menit

• Kejang (+) 1 menit

Kejang -2 • Kejang tersentak, kaki tangan gerak, seluruh tubuh gerak, mata melotot.
• Stesolid supp 10 mg (+)
DARI PEMERIKSAAN FISIK…

Dari pemeriksaan fisik head to toe


selama pasien dirawat dalam batas
normal.

Pemeriksaan refleks meningeal dengan hasil negatif


menunjukkan tidak terdapat infeksi pada otak dan
meningen, sehingga pada pasien ini dilakukan
pemeriksaan penunjang darah rutin untuk melihat
adanya proses infeksi.
• Pada pasien ini tatalaksana kejang saat pertama kali yaitu ABC survey. O2 nasal canul, dan pasang Infus Kaen3B
untuk maintenance kebutuhan dan kehilangan cairan
• Paracetamol injeksi 3x120 mg sebagai antipiretik untuk menurunkan demam yang mana pada kasus ini sangat
penting untuk mengurangi resiko kejang demam
• Diberikan stesolid 10 mg per rektal saat terjadi kejang lagi, yang kemudian sempat berhenti.
• Injeksi Cefotaxim 2x300mg antibiotik golongan Sefalosporin generasi ke-3 yang merupakan pilihan terapi yang
efektif untuk mengatasi infeksi bakteri seperti Salmonella Typhi yang juga merupakan etiologi bagi kejang demam
• Pada pasien ini tidak diberikan antikonvulsan intermitten dan rumatan.
• Tatalaksana kejang pada pasien sudah sesuai dengan algoritma dan pemberian antikonvulsan sebagai rumatan
pada pasien ini sudah tepat sesuai indikasinya yaitu kejang >15 menit, kejang berulang dua kali atau lebih dalam
24 jam.

Anda mungkin juga menyukai