ANAMNESIS
Nama : An. S N I
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ngaliyan, Kacandran Sidomukti
Masuk Tanggal : 12 Oktober 2018
RANGKUMAN KASUS
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Lemas
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat lemas dan pucat 7 bulan yang lalu dan
terdiagnosis thalasemia pada Mei 2018 serta rutin transfusi PRC.
ANAMNESIS
Riwayat Makanan:
Nafsu makan pasien baik dan pasien dapat makan sayur, rutin makan buah-
buahan dan minum susu.
Vaksinasi :
Jenis Vaksinasi Dasar Ulangan
o RR 24x / menit
Kepala
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Leher :
Thorax :
Palpasi : Gerakan ada simetris kanan dan kiri, fremitus taktil dalam batas
normal
Auskultasi : Suara paru vesikuler, Wheezing (-), Ronkhi (-), suara jantung SI-II
reguler dalam batas normal
RANGKUMAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Abdomen :
Perkusi : Timpani
Urogenital :
Tidak ada pembengkakan pada scrotum, tidak ada urin yang menetes
DIAGNOSIS BANDING
Thalasemia
Anemia Defisiensi Besi
Anemia Aplastik
RANGKUMAN KASUS
PENATALAKSANAAN
Dexamethasone ½ ampul
Furosemide ½ ampul
Nacl 0,9 %
RANGKUMAN KASUS
PENATALAKSANAAN
Dexamethasone ½ ampul
Furosemide ½ ampul
Nacl 0,9 %
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI
Thalassemia-α
- Trait thalassemia-α
- Penyakit Hb H
- Thalassemia-α mayor
Thalassemia-β
- Trait thalassemia-β
PATOFISIOLOGI
Talasemia merupakan salah satu bentuk
kelainan genetik hemoglobin yang ditandai
dengan kurangnya atau tidak adanya
sintesis satu rantai globin atau lebih,
sehingga terjadi ketidak seimbangan
jumlah rantai globin yang terbentuk. Mutasi
gen pada globin alfa akan menyebabkan
penyakit alfa- thalassemia dan jika itu
terjadi pada globin beta maka akan
menyebabkan penyakit beta-thalassemia
PATOFISIOLOGI
Pada thalassemia homozigot, sintesis
rantai menurun atau tidak ada sintesis
sama sekali. Ketidakseimbangan sintesis
rantai alpha atau rantai non alpha,
khususnya kekurangan sintesis rantai β
akan menyebabkan kurangnya
pembentukan Hb.
Ketidakseimbangan dalam rantai protein
globin alfa dan beta disebabkan oleh
sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk
menderita penyakit ini, seseorang harus
memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya.
Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka
orang tersebut hanya menjadi
pembawa/carier.
TINJAUAN PUSTAKA
PATOFISIOLOGI
TINJAUAN PUSTAKA
PATOFISIOLOGI
αα/αα 4 Normal N N
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Pucat yang lama (kronis)
• Terlihat kuning
• Mudah infeksi
• Organomegali :Perut yang semakin membesar akibat hepatosplenomegali
maupun spleenomegali
• Pertumbuhan terhambat/pubertas terlambat
• Riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah transfusi sebelumnya)
• Riwayat keluarga yang menderita talasemia
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
• Anemia/pucat
• Ikterus
• Facies cooley
• Hepatospenomegali
• Gizi kurang/buruk
• Perawakan pendek
• Hiperpigmentasi kulit
• Pubertas terlambat
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium
Anemia mikrositik ringan, anemia mikrositik dapat disebabkan oleh defisiensi besi,
thalasemia, keracunan timbal, anemia siderobastik atau anemia penyakit kronis. MCV
biasanya kurang dari 75fL pada thalasemia dan jarang kurang dari 80 pada anemia
defisiensi besi sampai hematokrit kurang dari 30%.
• Nilai RDW (red blood cell distribution width) meningkat. RDW dapat
membantu membedakan defisiensi besi dan anemia sideroblastik dengan thalasemia.
Semakin tinggi RDW berarti semakin anisositosis.
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium
DIAGNOSIS
Pemeriksaan rontgen
Ada hubungan erat antara metabolisme tulang dan eritropoesis. Bila tidak
mendapat tranfusi dijumpai osteopeni, resorbsi tulang meningkat, mineralisasi
berkurang, dan dapat diperbaiki dengan pemberian tranfusi darah secara
berkala. Apabila tranfusi tidak optimal terjadi ekspansi rongga sumsum dan
penipisan dari korteknya. Trabekulasi memberi gambaran mozaik pada tulang.
Tulang terngkorak memberikan gambaran yang khas, disebut dengan “hair on
end” yaitu menyerupai rambut berdiri potongan pendek pada anak besar.
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
Pemeriksaan roentgen
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS BANDING
Thalassemia sering kali didiagnosis salah sebagai anemia defisiensi Fe, hal ini
disebabkan oleh karena kemiripan gejala yang ditimbulkan, dan gambaran eritrosit
mikrositik hipokrom. Namun kedua penyakit ini dapat dibedakan, karena pada anemia
defisiensi Fe didapatkan :
TATA LAKSANA
Tranfusi
o Hb <7 g/dL
Fraktur tulang
Bila tersedia, transfusi darah diberikan dalam bentuk PRC rendah leukosit
(leucodepleted).
TINJAUAN PUSTAKA
TATA LAKSANA
Tranfusi
o Bila Hb > 5 g/dL berikan 10-15 ml/kg/kali dalam 2 jam atau 20 ml/kg/kali
dalam 3-4 jam
TATA LAKSANA
Medikamentosa
- Vitamin C: 2-3 mg/kg/hari (maksimal 50 mg pada anak < 10 tahun dan 100 mg pada
anak ≥ 10 tahun, tidak melebihi 200 mg/hari) dan hanya diberikan saat pemakaian
deferioksamin (DFO), TIDAK dipakai pada pasien dengan gangguan fungsi jantung.
- Kelasi Besi
TINJAUAN PUSTAKA
TATA LAKSANA
Medikamentosa
Kelasi besi
Dimulai bila :
digunakan kriteria sudah menerima 3-5 liter atau 10-20 kali transfusi.
- Dewasa dan anak ≥ 3 tahun: 30-50 mg/kgBB/hari, 5-7 x seminggu subkutan (sk)
.- Anak usia <3 tahun: 15-25 mg/kg BB/hari dengan monitoring ketat (efek samping:
gangguan pertumbuhan panjang dan tulang belakang/vertebra).
TINJAUAN PUSTAKA
TATA LAKSANA
TATA LAKSANA
Splenektomi
PEMANTAUAN
Selain pemantauan efek samping pengobatan, pasien talasemia memerlukan
pemantauan rutin:
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari thalassemia. Seperti
dijelaskan sebelumnya, kondisi klinis penderita thalassemia sangat bervariasi dari
ringan bahkan asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa.
Terimakasih