Anda di halaman 1dari 22

KEGIATAN 1: PENGARUH AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN DARAH DAN

CARDIAC OUTPUT (CO)

A. TUJUAN
Tujuan Kegiatan:
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mengetahui pengaruh aktivitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
Kompetensi Khusus:
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mahasisiwa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
sistole dan diastole.

B. DASAR TEORI
Organisme multiseluler memiliki sistem kardiovasa yang selalu melakukan
distribusi darah ke seluruh tubuh. Proses distribusi darah dilakukan dengan tujuan
menyuplai segala kebutuhan sel. Jantung sebagai organ yang berperan memompa darah
sehingga darah mampu mengalir ke seluruh jaringan melalui pembuluh darah. Jantung
secara terus-menerus melakukan kontraksi dalam memompa darah. Konstraksi tersebut
dapat dirasakan pada hampir seluruh pembuluh arteri berupa denyut nadi (pulsus).
Pembuluh darah dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya yaitu aorta, arteri,
arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena cava. Arteriola sebagai pembuluh darah resisten
yang berfungsi untuk mengatur aliran darah ke kapiler melalui arteri. Denyut nadi dapat
dirasakan melalui pembuluh darah superfisial yaitu arteri radialis. Kontraksi otot jantung
terjadi jika aorta dalam keadaan mengembang dan ventrikel berkontraksi. Darah dari
ventrikel akan tertampung dalam aorta dan selanjutnya dialirkan menuju arteri.
Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah
yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap saat siklus jantung. Selama
sistole vaskuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai
puncak yag disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang
dicapai disebut tekanan diastolik (Pearce, 1995).
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel
masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih tetap
menggembung karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi semua darah
mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada
kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung dan sebagian lagi kepada
kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf
vasokonstriktor dan dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata.pusat
vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk mempertahankan agar tekanan darah relatif
konstan. Tekanan darah mengalami sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-
perubahan gerakan yang fisiologik (Pearce, 1995).
Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum. Pengukuran
ini selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka dari pembilang
tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran adalah torr, pada
contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa dengan
tinggi 120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole. Meskipun tekanan
darah dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang tertentu, tekanan yang terus
menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit (Kimball,
2005).
Tekanan darah arterial diukur menggunakan alat yang disebut sphigmomanometer.
Lengan atas dibalut dengan selembar kantong karet yang dapat digelembungkan, yang
terbungkus dalam sebuah manset dan yang digandengkan dengan sebuah pompa dan
manometer. Dengan memompa maka tekanan dalam kantong karet cepat naik sampai 200
mmHg yang cukup untuk menjepit sama sekali arteri brakhial, sehingga tak ada darah
yang dapat lewat dan denyut nadi pergelangan menghilang. Kemudian tekanan darah
diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan atau lebih cepat, bila dengan
menggunakan stetoskop denyut nadi brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat
didengar. Pada titik ini tekanan yang tampak dalam manometer dianggap tekanan sistolik.
Kemudian tekanan di atas arteri brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung
dirasakan dan titik dimana bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan diastolik
(Pearce, 1995). Nilai tekanan darah normal dalam mmHg adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Tekanan Darah Normal (dalam mmHg)
Umur Diastole Sistole
Bayi 50 70-90
Anak-anak 60 80-100
Remaja 60 90-110
Dewasa muda 60-70 110-125
Dewasa 80-90 130-150
Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya
berkisar antara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada orang dewasa
diperkirakan 105 mmHg dan batas teratas ialah 150 mmHg. Pada wanita tekanan darahnya
ialah 5-10 mmHg lebih rendah dari pada pria (Mescher, 2014).
Denyut jantung juga dibawah kontrol syaraf. Rangsangan dari nodus sinoatrialis
melalui serabut-serabut parasimpatis pada vagus atau pemberian acethylcolin setempat
mengakibatkan pelannya denyut jantung, sedang rangsangan melalui serabut simphatis
atau pemberian setempat norepinephrine akan memepercepat denyutnya. Pada orang yang
sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan memompa 70 ml setiap
denyut (volume denyutan adalah 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan
demikian adalah 70 x 70 ml atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan
jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang
membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Tiap menit sejumlah
volume yang tepat sama kembali dari vena ke jantung (Kastowo, 1982).
Faktor-faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah menurut Pearce (1995)
adalah:
1. Banyaknya darah yang beredar, untuk membuat tekanan dalam suatu susunan tabung
maka perlu tabung diisi sepenuhnya. Oleh karena dinding pembuluh darah adalah
elastik dan dapat mengembung maka harus diisi supaya dapat dibangkitkan suatu
tekanan. Pemberian cairan seperti plasma atau garam akan menyebabkan tekanan naik
lagi.
2. Viskositas, disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah yang berada di
dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan merubah tekanan
darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap dinding tabung yang
dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin pekat cairan makin
besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui pembuluh.
3. Elastisitas dinding pembuluh darah. Di dalam arteri tekanan lebih besar dari pada yang
ada dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastik daripada yang ada
pada vena.
4. Tahanan Tepi, merupakan tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir
dalam pembuluh. Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada
di dalam arteriole. Dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriole juga
menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak
kelihatan di dalam kapiler dan vena.
Frekuensi denyut jantung atau heart rate (HR) yaitu banyak denyut jantung per
menit. Stroke volume yaitu satu kali pompa yang merupakan volume akhir diastole
dikurangi volume akhir sistole. Volume akhir diastole tergantung regangan (komplians)
dan tekanan mendorong (filling pressure) vena cava. Cardiac Output (CO) adalah banyak
darah yang dipompa selama satu menit. Cardiac output merupakan hasil kali stroke
volume dengan frekuensi denyut jantung. Cardiac output merupakan hasil perkalian antara
stroke volume (volume sekuncup) dengan frekuensi denyut jantung permenit. Stroke
volume yaitu volume darah yang dipompa oleh jantung dalam sekali pompa, rata-rata
untuk orang dewasa adalah 70 ml. Starling’s law yaitu makin tinggi regangan pada otot
jantung maka makin kuat kontraksinya.
Penghitungan dengan rumus untuk memperoleh Cardiac Output adalah sebagai
berikut:
Cardiac Output (CO) = HR x SV
Dimana:
HR = heart rate
SV = stroke volume
Jumlah Cardiac Output setelah melaksanakan kegiatan akan berubah. Jika aktivitas
yang dilakukan berat, maka jumlah darah yang dipompa oleh jantung lebih banyak dan
tekanan darah akan meningkat.

C. METODE PRAKTIKUM
1. Jenis Kegiatan : Eksperimen
2. Obyek Pengamatan : Tekanan darah arteri
3. Alat dan Bahan : Tensimeter dan stetoskop
4. Prosedur Kerja :
Melilitkan sabuk yang telah dilengkapi dengan pompa dan tensimeter
pada lengan atas tepatnya diatas sendi siku.

Meletakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri
radialis.

Mendengarkan suara denyut jantung.

Memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung tidak
terdengar lagi.

Mengendorkan sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa sehingga


udara keluar.

Memantau suara jantung dengan seksama.

Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan


tekanan sistole, meneruskan penggembosan, dan monitor terus suara
jantung sampai tidak terdengar lagi, hal tersebut menunjukkan tekanan
diastole.

Melakukan pengukuran ini beberapa kali pada keadaan biasa dan keadaan
segera setelah melakukan aktivitas.

D. DATA HASIL PRAKTIKUM


1. Data Kelompok
a. Sebelum melakukan kegiatan
No Nama Umur Tekanan Darah Sistole/Diastole
1. Tyas 22 110/70
2. Yuli 22 130/110

b. Setelah melakukan kegiatan dan dipaparkan dengan es selama 5 menit


Tekanan Darah Sistole/Diastole
No Nama Umur
Tanpa Es Dengan Es
1. Tyas 22 118/60 120/60
2. Yuli 22 138/113 130/70

c. Menghitung cardiac output dan volume darah sebelum kegiatan


Parameter Tyas (22 th) Yuli (22 th)
Heart Rate 62 70
Stroke Volume 70 70
Cardiac Output 4.340 4.900
(1 menit)
Volume Darah 260.400 294.000
(1 jam)
Volume Darah 6.249.600 7.056.000
(1 hari)

d. Menghitung cardiac output dan volume darah sesudah kegiatan


Tyas (22 th) Yuli (22 th)
Parameter
Tanpa Es Dengan Es Tanpa Es Dengan Es
Heart Rate 102 85 111 76
Stroke 70 70 70 70
Volume
Cardiac 7.140 5.950 7.770 5.320
Output
(1 menit)
Volume 428.400 357.000 466.200 319.200
Darah
(1 jam)
Volume 10.281.600 8.568.000 11.188.800 7.660.800
Darah
(1 hari)
2. Data Kelas
a. Tekanan Darah Sistole
Nama Sebelum Kegiatan Sesudah Kegiatan
WK 96 180
TY 106 110
FA 90 100
TSYP 120 132
JF 118 112
RA 110 118
YA 130 138
FI 110 120
WMN 100 120
AMN 102 134
AFRAI 104 140
RA 110 110
LNS 120 100
Total 1416 1614
Rata - Rata 108,9230769 124,1538462
SD 11,03374777 21,42368687

b. Tekanan Darah Diastole


Nama Sebelum Kegiatan Sesudah Kegiatan
WK 76 120
TY 76 70
FA 80 68
TSYP 80 60
JF 80 78
RA 70 60
YA 110 113
FI 70 60
WMN 70 60
AMN 80 88
AFRAI 88 108
RA 70 80
LNS 60 60
Total 1010 1025
Rata - Rata 77,69231 78,84615
SD 11,99573 21,92353

c. Heart Rate
Nama Sebelum Kegiatan Sesudah Kegiatan
WK 80 104
TY 74 96
FA 84 110
TSYP 75 96
JF 80 100
RA 85 102
YA 76 111
FI 92 134
WMN 98 126
AMN 95 102
AFRAI 87 100
RA 60 65
LNS 65 70
Total 1051 1316
Rata - Rata 80,84615 101,2308
SD 11,08938 18,74013

d. Cardiac Output
Nama Sebelum Kegiatan Sesudah Kegiatan
WK 5600 7280
TY 5180 6270
FA 5880 7700
TSYP 5250 6720
JF 5600 7000
RA 5950 7140
YA 5320 7770
FI 6440 9300
WMN 6886 8820
AMN 6650 7140
AFRAI 6090 7000
RA 4200 4550
LNS 4550 4900
Total 73596 91590
Rata - Rata 5661,231 7045,385
SD 779,6343 1316,559

e. Volume Darah Sebelum


Nama Sebelum Sejam Sehari
WK 5600 336000 8064000
TY 5180 310800 7459200
FA 5880 352800 8467200
TSYP 5250 315000 7560000
JF 5600 336000 8064000
RA 5950 357000 8568000
YA 5320 319200 7660800
FI 6440 386400 9273600
WMN 6886 413160 9915840
AMN 6650 399000 9576000
AFRAI 6090 365400 8769600
RA 4200 252000 6048000
LNS 4550 273000 6552000
Total 73596 4415760 105978240
Rata – Rata 5661,230769 630822,9 8152172,308
SD 779,6343324 46778,06 1122673,439

f. Volume Darah Sesudah


Nama Sesudah Sejam Sehari
WK 7280 436800 10483200
TY 6270 376200 9028800
FA 7700 462000 11088000
TSYP 6720 403200 9676800
JF 7000 420000 10080000
RA 7140 428400 10281600
YA 7770 466200 11188800
FI 9300 558000 13392000
WMN 8820 529200 12700800
AMN 7140 428400 10281600
AFRAI 7000 420000 10080000
RA 4550 273000 6552000
LNS 4900 294000 7056000
Total 91590 5495400 131889600
Rata – Rata 7045,385 422723,1 10145353,85
SD 1316,559 78993,52 1895844,59

E. ANALISIS DATA
1. Hasil Uji T pada Tekanan Sistole
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
96 180
Mean 110 119,5
Variance 116,3636 193,5455
Observations 12 12
Pooled Variance 154,9545
Hypothesized Mean Difference 0
df 22 Derajat
Kebebasan
t Stat -1,86938 t hitung
P(T<=t) one-tail 0,03747
t Critical one-tail 1,717144 t tabel
P(T<=t) two-tail 0,07494
t Critical two-tail 2,073873

2. Hasil Uji T pada Tekanan Diastole


t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
76 120
Mean 77,83333333 75,41666667
Variance 156,6969697 357,5378788
Observations 12 12
Pooled Variance 257,1174242
Hypothesized Mean Difference 0
df 22
t Stat 0,369170188 t
hitung
P(T<=t) one-tail 0,357765097
t Critical one-tail 1,717144374 t tabel
P(T<=t) two-tail 0,715530195
t Critical two-tail 2,073873068

3. Hasil Uji T pada Heart Rate


t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
80 104
Mean 80,91667 101
Variance 134,0833 382,3636
Observations 12 12
Pooled Variance 258,2235
Hypothesized Mean Difference 0
df 22
t Stat -3,06135 t hitung
P(T<=t) one-tail 0,002859
t Critical one-tail 1,717144 t tabel
P(T<=t) two-tail 0,005718
t Critical two-tail 2,073873

4. Hasil Uji T pada Cardiac Output


t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
5600 7280
Mean 5666,333 7025,833
Variance 662717,7 1885481
Observations 12 12
Pooled Variance 1274099
Hypothesized Mean Difference 0
df 22
t Stat -2,95021 t hitung
P(T<=t) one-tail 0,0037
t Critical one-tail 1,717144 t tabel
P(T<=t) two-tail 0,007399
t Critical two-tail 2,073873

5. Hasil Uji T pada Volume Darah 1 Jam


t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
336000 436800
Mean 339980 421550
Variance 2385783709 6787731818
Observations 12 12
Pooled Variance 4586757764
Hypothesized Mean Difference 0
df 22
t Stat -2,950211728 t hitung
P(T<=t) one-tail 0,003699594
t Critical one-tail 1,717144374 t tabel
P(T<=t) two-tail 0,007399189
t Critical two-tail 2,073873068

6. Hasil Uji T pada Volume Darah 1 Hari


t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
8064000 10483200
Mean 8159520 10117200
Variance 1,37421 x 3,90973 x
12
10 1012
Observations 12 12
Pooled Variance 2,64197 x
1012
Hypothesized Mean Difference 0
df 22
t Stat -2,950211728 t hitung
P(T<=t) one-tail 0,003699594
t Critical one-tail 1,717144374 t tabel
P(T<=t) two-tail 0,007399189
t Critical two-tail 2,073873068

F. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu tubuh dan aktivitas tubuh
terhadap tekanan darah, baik sistole maupun diastole dan terhadap cardiac output. Selain
itu, dalam kegiatan praktikum ini juga bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan
pengukuran tekanan darah sistole dan diastole serta menerangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah tensimeter dan
stetoskop. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan elilitkan sabuk yang telah
dilengkapi dengan pompa dan tensimeter pada lengan atas tepatnya diatas sendi siku.
Kemudian, meletakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri
radialis lalu mendengarkan suara denyut jantung. Memompa sampai sabuk tekan menekan
lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi lalu mengendorkan sekrup pengatur pada
pompa sedemikian rupa sehingga udara keluar. Selanjutnya, memantau suara jantung
dengan seksama. Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan
tekanan sistole, meneruskan penggembosan, dan monitor terus suara jantung sampai tidak
terdengar lagi, hal tersebut menunjukkan tekanan diastole. Langkah tersebut dilakukan
beberapa kali pada keadaan biasa dan keadaan segera setelah melakukan aktivitas. Adapun
aktivitas yang dilakukan adalah naik turun tangga dan lari lari kecil. Hasil dari kegiatan
adalah sebagai berikut:
1. Tekanan Darah
Tekanan sistole adalah tekanan darah arteri yang diakibatkan oleh aktivitas
jantung ketika melakukan pemompaan darah. Sedangkan angka kedua pada ukuran
tekanan darah menunjukan tekanan bawah atau tekanan diastole. Tekanan ini
menunjukan tekanan pada jantung ketika jantung beristirahat diantara proses
pemompaan darah.
Dalam keadaan istirahat, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140
mmHg dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan
sistol, tekanan selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai 200
mmHg dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan diastole
relaif tidak berubah secara signifikan ketika melakukan latihan intensif. Tekanan darah
selama kerja fisik memperlihatkan hubungan antara keseimbangan peningkatan curah
jantung dan penurunan tahanan perifer dengan adanya vasodilatasi pada pembuluh
darah otot yang bekerja. Terlihat bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara
progresif sedangkan pada tekanan diastolik tetap atau sedikit menurun (Guyton & Hall,
1997). Adapun hasil pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dari 13 praktikan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Tekanan Darah 13 Praktikan

Tekanan Darah Sistole Tekanan Darah Diastole


No Keterangan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Total 1416 1614 1010 1025
2 Rata – Rata 108,9230769 124,1538462 77,69231 78,84615
3 SD 11,03374777 21,42368687 11,99573 21,92353
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan tekanan darah
sistole dan diastole sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Analisis juga dilakukan
menggunakan uji Independent sample T Test dengan program SPSS 22. Uji
Independent sample T Test digunakan untuk mengetahui pengaruh aktivitas terhadap
tekanan darah sistole maupun diastole. Adapun hasil analisis uji Independent sample T
Test adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Independent sample T Test

Sistole Diastole
Pooled Variance 154,9545 257,1174242
Hypothesized Mean 0 0
Difference
df 22 22
t Stat -1,86938 0,369170188
P(T<=t) one-tail 0,03747 0,357765097
t Critical one-tail 1,717144 1,717144374
P(T<=t) two-tail 0,07494 0,715530195
t Critical two-tail 2,073873 2,073873068

Berdasarkan tabel di atas, pada tekanan darah sistole dapat dilihat bahwa nilai t
hitung adalah sebesar -1,87938 dan nilai t tabel adalah sebesar 1,717144. Sesuai dengan
hasil analisis, diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel, artinya, terdapat pengaruh
aktivitas terhadap tekanan darah sistole. Pada tekanan darah diastole dapat dilihat
bahwa nilai t hitung adalah sebesar 0,369170188 dan nilai t tabel adalah sebesar
1,717144374. Sesuai dengan hasil analisis, diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel,
artinya, terdapat pengaruh aktivitas terhadap tekanan darah diastole.
Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan
pasokan Oksigen (O2) yang banyak karena oksigen yang digunakan untuk melakukan
metabolisme sel dibutuhkan lebih banyak dikarenakan metabolisme menghasilkan
energi dilakukan lebih cepat dari keadaan normal. Sehingga peredaran darah di dalam
pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin
besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi
arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktupun
bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannyapun
meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume darah yang masuk dari arteri ke jantung
meningkat. Pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran
pencernaan dan ginjal berkurang. Persentase darah yang dialirkan ke organ-organ
tersebut untuk menunjang peningkatan aktivitas metabolik keduanya dan kerja jantung
juga akan semakin cepat dalam memompa darah. Sedangkan pada saat tidak
beraktivitas kondisi tekanan darah relatif lebih stabil karena kebutuhan oksigen tubuh
masih terpenuhi dan tidak membutuhkan oksigen dengan segera untuk menggantikan
oksigen yang hilang karena proses atau aktivitas fisiologik.
Kemudian, pada kegiatan selanjutnya yaitu membandingkan tekanan darah pada
saat sebelum dan sesudah dipaparkan dengan es. Berdasarkan hasil percobaan
didapatkan bahwa dalam tekanan sistole maupun diastole dalam keadaan dipaparkan
dengan es rata-ratanya menurun dari keadaan normal. Percobaan pengukuran tekanan
darah dengan pengaruh dingin ini juga untuk membuktikan bahwa suhu atau temperatur
berpengaruh terhadap besarnya tekanan darah. Peningkatan temperatur akan sangat
meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut
normal. Penurunan temperatur sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga
turun sampai beberapa denyut per menit seperti pada seseorang yang mendekati
kematian akibat hipotermia dalam kisaran 60˚-70˚F (15,5˚-21,2˚C). Penyebab pengaruh
ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot terhadap ion
yang menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri.

2. Heart Rate
Heart rate atau frekuensi denyut jantung adalah parameter sederhana dan mudah
diukur dan cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat
frekuensi denyut jantungberkisar antara 60 - 80 per menit. Hal ini mudah dideteksi
dengan cara palpasi maupun dengan menggunakan alat seperti pulse meter, cardiac
monitoring dan sebagainya; tempat pengukuran dapat di a. radialis, a. carotis dan pada
apex jantung sendiri. Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada keadaan
istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit meningkat dan pada posisi berdiri
meningkat lebih tinggi dari posisi duduk (Kusmiyanti, 2009).
Hal ini disebabkan oleh efek gravitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena
ke jantung yang selanjutnya mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar
curah jantung tetap maka frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang
melakukan kerja fisik, frekuensi denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai pada
keadaan istirahat. Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh frekuensi denyut
jantung yang lebih rendah untuk beban kerja yang sarna. Pada suatu saat meskipun
beban ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap. Frekuensi denyut jantung pada
keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai frekuensi
maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat dengan faktor
usia (Kusmiyanti, 2009). Adapun hasil pengukuran heart rate dari 13 praktikan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Pengukuran Heart Rate 13 Praktikan

No Keterangan Sebelum Kegiatan Sesudah Kegiatan


1 Total 1051 1316
2 Rata - Rata 80,84615 101,2308
3 SD 11,08938 18,74013

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan heart rate
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Analisis juga dilakukan menggunakan uji
Independent sample T Test dengan program SPSS 22. Uji Independent sample T Test
digunakan untuk mengetahui pengaruh aktivitas terhadap heart rate. Adapun hasil
analisis uji Independent sample T Test adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Independent Sample T Test

Pooled Variance 258,2235


Hypothesized Mean 0
Difference
df 22
t Stat -3,06135
P(T<=t) one-tail 0,002859
t Critical one-tail 1,717144
P(T<=t) two-tail 0,005718
t Critical two-tail 2,073873

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung adalah sebesar -
3,06135 dan nilai t tabel adalah sebesar 1,717144. Sesuai dengan hasil analisis,
diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel, artinya, terdapat pengaruh aktivitas terhadap
heart rate.
Hal tersebut diakibatkan volume darah yang masuk dari arteri ke jantung
meningkat sehingga kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah seiring dengan
bertambahnya aktivitas yang juga akan mempengaruhi meningkatnya volume darah dan
meningkatnya tekanan darah. Persentase darah yang dialirkan ke organ-organ tertentu
untuk menunjang peningkatan aktivitas metabolik menyebabkan kerja jantung juga
akan semakin cepat dalam memompa darah, sehingga frekuensi denyut jantung pun
bertambah. Sedangkan pada saat tidak beraktivitas kondisi tekanan darah relatif lebih
stabil karena kebutuhan oksigen tubuh masih terpenuhi dan tidak membutuhkan
oksigen dengan segera untuk menggantikan oksigen yang hilang karena proses atau
aktivitas fisiologik. Selanjutnya, nilai heart rate bersamaan dengan nilai stroke volume
digunakan untuk menghitung nilai cardiac output.

3. Cardiac Output
Cardiac output merupakan volume darah yang dipompa oleh jantung, khususnya
oleh ventrikel selama satu menit. Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan oleh
perubahan dari denyut jantung dan volume sekuncup. Denyut jantung terutama
dikontrol oleh persarafan jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut jantung
dan perangsangan parasimpatis menurunkannya. Volume sekuncup juga tetap pada
bagian yang dipersarafi, perangsangan simpatis membuat serabut otot jantung
berkontraksi dengan kuat ketika diberikan perangsangan yang lama dan parasimpatis
akan member rangsangan balik (bertolak belakang). Ketika kekuatan kontraksi naik
tanpa peningkatan serabut yang lama, maka darah banyak yang tertinggal di dalam
ventrikel, dan peningkatan fase ejeksi dan akhir dari fase sistol yaitu volume darah
dalam ventrikel berkurang (Kusmiyanti, 2009).
Dengan mengetahui nilai cardiac output, untuk selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar penghitungan nilai volume darah dalam satu jam dan nilai volume darah
dalam satu hari. Nilai cardiac output dihitung berdasarkan rumus berikut:
Cardiac Output (CO) = HR x SV
Dimana:
HR = heart rate
SV = stroke volume
Stroke volume adalah adalah jumlah darah yang dipompa setiap kontraksi dari
ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat sebanding
dengan aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas lebih) setiap orang
memilki volume sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan dapat meningkat menjadi
110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika melakukanaktivitas fisik. Pada atlet dalam
keadaan istirahat memiliki stroke volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi dan meningkat
setara dengan 150-220ml/kontraksi. Adapun nilai stroke volume yang disepakai dalam
kegiatan ini adalah sebesar 70 ml, sehingga hasil pengukuran cardiac output dari 13
praktikan adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Pengukuran Cardiac Output 13 Praktikan

No Keterangan Sebelum Kegiatan Sesudah Kegiatan


1 Total 73596 91590
2 Rata - Rata 5661,231 7045,385
3 SD 779,6343 1316,559
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan cardiac output
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Analisis juga dilakukan menggunakan uji
Independent sample T Test dengan program SPSS 22. Uji Independent sample T Test
digunakan untuk mengetahui pengaruh aktivitas terhadap cardiac output. Adapun hasil
analisis uji Independent sample T Test adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Independent Sample T Test

Pooled Variance 1274099


Hypothesized Mean 0
Difference
df 22
t Stat -2,95021
P(T<=t) one-tail 0,0037
t Critical one-tail 1,717144
P(T<=t) two-tail 0,007399
t Critical two-tail 2,073873

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung adalah sebesar -
2,95021 dan nilai t tabel adalah sebesar 1,717144. Sesuai dengan hasil analisis,
diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel, artinya, terdapat pengaruh aktivitas terhadap
cardiac output.
Hal ini disebabkan oleh faktor jantung yang terdiri dari denyut jantung (heart
rate) dan isi sekuncup (stroke volume) dimana stroke volume bergantung pada dua
faktor, yaitu end – diastolik volume dan end sistolik volume. Selain itu nilai cardiac
volume juga dipengaruhi faktor jumlah aliran balik vena (venous return) yaitu aliran
balik vena yang ditentukan oleh proses keseimbangan cairan dalam tubuh, sebagai
contoh, dalam keadaan aktivitas yang tinggi banyak cairan yang dikeluarkan melalui
keringat sehingga volume aliran balik darah juga meningkat.

4. Volume Darah
Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata orang adalah
sekitar 5 liter (5000 ml). Menurut perhitungan, seluruh volume darah dalam sistem
peredaran darah akan dipompa oleh jantung setiap menit (pada saat istirahat). Latihan
(aktivitas fisik) dapat meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat sebesar 35 liter /
menit (Kusmiyanti, 2009).
Besar nilai volume darah setiap jam diperoleh dari hasil kali besar nilai cardiac
output dikalikan 60 (1 jam = 60 menit) sedangkan besar nilai volume darah setiap hari
diperoleh dari hasil kali besar nilai cardiac output dikalikan 24 (1 hari = 24 jam).
Adapun hasil pengukuran nilai volume darah untuk 13 praktikan adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. Hasil Pengukuran Volume Darah 13 Praktikan

Sebelum Sesudah
No Keterangan
Sejam Sehari Sejam Sehari
1 Total 4415760 105978240 5495400 131889600
2 Rata – Rata 630822,9 8152172,308 422723,1 10145353,85
3 SD 46778,06 1122673,439 78993,52 1895844,59

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan volume darah
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas baik pada kurun waktu satu jam maupun
kurun waktu satu hari. Analisis juga dilakukan menggunakan uji Independent sample T
Test dengan program SPSS 22. Uji Independent sample T Test digunakan untuk
mengetahui pengaruh aktivitas terhadap volume darah. Adapun hasil analisis uji
Independent sample T Test adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Uji Independent Sample T Test

Satu jam Satu hari


Pooled Variance 4586757764 2,64197 x 1012
Hypothesized Mean 0 0
Difference
df 22 22
t Stat -2,950211728 -2,950211728
P(T<=t) one-tail 0,003699594 0,003699594
t Critical one-tail 1,717144374 1,717144374
P(T<=t) two-tail 0,007399189 0,007399189
t Critical two-tail 2,073873068 2,073873068

Berdasarkan tabel di atas, pada volume darah satu jam dapat dilihat bahwa nilai
t hitung adalah sebesar -2,950211728 dan nilai t tabel adalah sebesar 1,717144374.
Sedangkan pada volume darah satu hari dapat dilihat bahwa nilai t hitung adalah
sebesar -2,950211728 dan nilai t tabel adalah sebesar 1,717144374. Nilai t hitung dan
nilai t tabel adalah sama, hal ini dikarenakan volume darah satu hari hanya merupakan
kelipatan atau hasil kali dari volume darah satu jam. Sesuai dengan hasil analisis,
diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel, artinya, terdapat pengaruh aktivitas terhadap
volume darah.
Hal ini disebabkan nilai volume darah sangat dipengaruhi oleh cardiac output.
Semakin meningkat nilai cardiac output, maka jumlah volume darah di tubuh manusia
juga semakin meningkat.
G. KESIMPULAN
1. Tekanan darah sistole dan diastole akan menurun pada suhu yang rendah. Penyebab
pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot
terhadap ion yang menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri. Peningkatan
frekuensi denyut jantung berakibat pada tekanan curah jantung, sehingga akan
berpengaruh pada tekanan arteri.
2. Tekanan darah sistole dan diastole setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan
tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas
sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang
bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di
dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan
semakin besar sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannyapun
meningkat.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (9th Edition). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kastowo, H. (1982). Zoologi Umum. Bandung: Penerbit Alumni.
Kimball, J. W. (2005). Biologi Jilid 2 (5th Edition). Jakarta: Erlangga.
Kusmiyanti. (2009). Mengenal Tekanan Darah dan Pengendaliannya. Jurnal Biologi P MIPA
FKIP Universitas Mataram, 10(1), 40–41.
Mescher, A. L. (2014). Histologi Dasar Teks & Atlas Junqueira (14th Edition). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pearce, E. C. (1995). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai