Anda di halaman 1dari 4

5/28/2019 Berakhirnya Negara Pasundan - Tirto.

ID

Berakhirnya Negara Pasundan


tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ

Pertemuan Presiden Sukarno dengan Wali Negara Pasundan,


Wiranatakusumah. FOTO/Java Bode 19

Oleh: Petrik Matanasi - 27 Maret 2017

Dibaca Normal 2 menit

Jawa Barat yang diduduki Belanda setelah 1947 akhirnya dijadikan sebuah negara oleh
Belanda dan dikenal sebagai Negara Pasundan atau Negara Djawa Barat.

tirto.id - Moesa Soeria Kartalegawa adalah mantan Bupati Garut (1929-1944). Setelah
Perang Dunia selesai, terjadi vacuum of power di Indonesia. Setelah Republik Indonesia
berdiri, NICA Belanda kembali ke Indonesia.

“Dia tidak suka dengan perjuangan kemerdekaan. Dia ingin kembali ke zaman feodal,
tatkala kaum menak [priyayi] punya kedudukan istimewa dan seorang regent (bupati)
dilayani oleh rakyat selaku abdi setia,” tulis Rosihan Anwar di Pikiran Rakyat
(12/12/2008).

Banyak kalangan bimbang, apakah mau mendukung Belanda lagi atau republik.
Republik belum kuat, sementara Belanda di Indonesia makin menguat. Segala cara
dilakukan untuk melemahkan posisi Republik di Jawa Barat. Setidaknya, Soeria
Kartalegawa didekati Letnan Kolonel Soerio Sentoso yang berdinas lagi di ketentaraan
Hindia Belanda.

Menurut George McTurnan Kahin dalam Nationalism and Revolution in Indonesia


(1999), Soerio Sentoso-lah yang memberi usul pembentukan Partai Rakyat Pasundan
(PRP), yang akhirnya didirikan pada 18 November 1946 di Bandung. Partai ini
melakukan gebrakan besar pada 4 April 1947 di Bandung: Soeria Kartalegawa
menyatakan proklamasi Negara Pasundan.

Dalam proklamasi itu, Hubertus Johannes van Mook hadir. Sepinya dukungan membuat
Negara Pasundan versi PRP itu tak bertahan lama dan menjadi sekadar wacana.
Pendukung republik di sekitar Bandung saat itu masih banyak. Sulit membangun negara
baru ketika itu.

Mantan Bupati Bandung RAA Muharam Wiranatakusumah V adalah penentang rencana


pendirian Negara Pasundan tersebut. Menurut Ida Sarifah dalam Usaha-usaha Belanda
dalam Mendukung Pendirian Negara Pasundan Pada Masa Perang Kemerdekaan 1945-
1950 (1995), Wiranatakusumah V selaku pejabat Republik pun memberi keterangan
pada Presiden Soekarno.

https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 1/4
5/28/2019 Berakhirnya Negara Pasundan - Tirto.ID

“Menolak sekeras-kerasnya adanya Negara Pasundan berdiri tetap mati-matian di


bawah Pemerintah Republik Indonesia,” kata Wiranatakusumah V dalam telegramnya
kepada Soekarno. Nama anggota keluarga Wiranatakusumah V juga dicatut, ditulis
sebagai pejabat di Negara Pasundan tersebut.

Tak hanya itu, menurut catatan Rosihan Anwar, Barisan Pasundan pimpinan Mr.
Koestomo di Bogor, pada 23 Mei 1947 itu juga menduduki gedung-gedung Republik di
kota Bogor. Bendera merah putih diturunkan dan diganti bendera hijau Pasundan. Untuk
tindakan tersebut, Soeria Kartalegawa merasa dapat dukungan dari Komandan militer di
Bogor Kolonel Thompson dan Residen Bogor Statius Muller (lebih lengkap tentang
peranan Kartalegawa, baca: Mang Karta dan Kegagalan Negara Pasundan Jilid
Pertama).

Serangan Belanda lalu mengubah keadaan. Demi menduduki daerah-daerah bernilai


ekonomis bagi Belanda, pada 21 Juli 1947 Letnan Jenderal Spoor mengerahkan
pasukannya untuk melakukan serangan militer ke daerah Republik. Alhasil, daerah-
daerah perkebunan di sekitar Jawa Barat seperti Bandung pun berhasil disikat dan jadi
wilayah pendudukan Belanda.

Di tahun 1948, setelah perundingan Renville yang mengharuskan segala unsur Republik
—termasuk militernya yang bernama Divisi Siliwangi—keluar dari Jawa Barat, barulah
negara boneka dukungan van Mook bisa bernapas lega. Menurut Ajib Rosidi dalam
Ensiklopedia Sunda, Alam, Manusia, dan Budaya (1988), berkat ada kompromi dengan
sisa pendukung Republik di Bandung dan sekitarnya, Negara Pasundan atau Negara
Djawa Barat pun mulus berdiri.

Yang mengherankan, wali negaranya adalah RAA Wiranatakusumah V, yang


sebelumnya menolak Negara Pasundan versi Kartalegawa. Wiranatakusumah V dilantik
di hari berdirinya Negara Pasundan 24 April 1948.

“Pencalonan Wiranatakusumah tidak pernah diperhitungkan, karena itulah setelah nama


Wiranatakusumah disebut sebagai calon wali negara, pihak Belanda agar terkejut, tulis
KML Tobing dalam Perjuangan Politik Bangsa Indonesia Renville (1986). Pihak Belanda
sebetulnya menginginkan Hilman Djajadiningrat yang jadi pejabat Recomba di Jawa
Barat. Dalam pemilihan Hilman memperoleh 44 suara, sedang Wiranatakusumah 54
suara.

Wiranatakusumah V yang menjadi wali negara Pasundan tidak merasa jabatannya


berarti pengkhianatan kepada Republik.

“Sesungguhnya dalam prinsip saya tidak setuju dengan perceraian Jawa Barat dengan
Republik, oleh karena semenjak permulaan saya bersifat Republik, saya bersedia
menerima pengangkatan itu, Saya percaya bahwa pemerintah Republik tidak akan
memajukan keberatan-keberatan,” kata Wiranatakusumah seperti dikutip Agus Mulyana,
dalam Negara Pasundan 1947-1950; Gejolak Menak Sunda Menuju Integrasi Nasional
(1996).

https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 2/4
5/28/2019 Berakhirnya Negara Pasundan - Tirto.ID

https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 3/4
5/28/2019 Berakhirnya Negara Pasundan - Tirto.ID

Meski berada di daerah pendudukan Belanda, bagi Wiranatakusumah V setidaknya


negara boneka itu dikuasai orang-orang pro-republik sepertinya.

Kabinet Negara Pasundan memang dipimpin orang-orang pro-Republik. Pemimpin


kabinet pertama alias perdana menteri dari Negara Pasundan pertama adalah R. Adil
Puradiredja. Setelahnya, perdana menteri diisi oleh Jumhana Wiriaatmaja yang juga
pro-Republik. Perdana Menteri terakhir adalah Oetaryo Anwar Cokroaminoto. Anwar tak
kalah Republiken juga. dia putra dari Pahlawan Nasional HOS Cokroaminoto.

Negara ini tidak berumur lama. Setelah kesepakatan RI-Belanda dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) yang menentukan bahwa wilayah RI adalah bekas Hindia Belanda, nasib
negara kecil baru ini makin suram. Sebuah kudeta kacau dari Raymond Westerling, eks
pasukan khusus Belanda, membuat Negara Pasundan menjadi kambing hitam. Apalagi
Westerling pernah menyatakan bahwa Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) sebagai
Angkatan Perang Negara Pasundan.

“Di antara negara-negara yang lebih kuat, Pasundan dan Kalimantan Barat tercemar
selama-lamanya oleh adanya dalih keterlibatan para pemimpin mereka dalam kudeta
anti-RI,” tulis Audrey R. Kahin dalam Pergolakan Daerah pada Awal Kemerdekaan
(1989).

Di mata kebanyakan orang-orang Republiken, Negara Pasundan dan para pemimpinnya


punya citra yang cukup buruk. Negara Pasundan, menurut mereka, hanyalah alat
Belanda. Pengembalian Kedaulatan 27 Desember 1949 menjadi bom waktu yang
meledak menghancurkan Republik. I

Pada 30 Januari 1950, Wiranatakusumah V pun mengundurkan diri sebagai Walinegara


Pasundan. Menurut buku Sejarah Nasional Indonesia Zaman Jepang dan Zaman
Republik (2008), Sewaka yang sebelumnya adalah Gubernur Republik diangkat menjadi
Komisaris RIS untuk Negara Pasundan. Pada 8 Maret 1950, terjadi demonstrasi yang
menuntut pembubaran Negara Pasundan. Riwayatnya tamat setelah 11 Maret tahun itu.

(tirto.id - Politik)

Reporter: Petrik Matanasi


Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Maulida Sri Handayani

#Sejarah Indonesia
Artikel Terkait
Infografik Instagram

https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 4/4

Anda mungkin juga menyukai