ID
Jawa Barat yang diduduki Belanda setelah 1947 akhirnya dijadikan sebuah negara oleh
Belanda dan dikenal sebagai Negara Pasundan atau Negara Djawa Barat.
tirto.id - Moesa Soeria Kartalegawa adalah mantan Bupati Garut (1929-1944). Setelah
Perang Dunia selesai, terjadi vacuum of power di Indonesia. Setelah Republik Indonesia
berdiri, NICA Belanda kembali ke Indonesia.
“Dia tidak suka dengan perjuangan kemerdekaan. Dia ingin kembali ke zaman feodal,
tatkala kaum menak [priyayi] punya kedudukan istimewa dan seorang regent (bupati)
dilayani oleh rakyat selaku abdi setia,” tulis Rosihan Anwar di Pikiran Rakyat
(12/12/2008).
Banyak kalangan bimbang, apakah mau mendukung Belanda lagi atau republik.
Republik belum kuat, sementara Belanda di Indonesia makin menguat. Segala cara
dilakukan untuk melemahkan posisi Republik di Jawa Barat. Setidaknya, Soeria
Kartalegawa didekati Letnan Kolonel Soerio Sentoso yang berdinas lagi di ketentaraan
Hindia Belanda.
Dalam proklamasi itu, Hubertus Johannes van Mook hadir. Sepinya dukungan membuat
Negara Pasundan versi PRP itu tak bertahan lama dan menjadi sekadar wacana.
Pendukung republik di sekitar Bandung saat itu masih banyak. Sulit membangun negara
baru ketika itu.
https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 1/4
5/28/2019 Berakhirnya Negara Pasundan - Tirto.ID
Tak hanya itu, menurut catatan Rosihan Anwar, Barisan Pasundan pimpinan Mr.
Koestomo di Bogor, pada 23 Mei 1947 itu juga menduduki gedung-gedung Republik di
kota Bogor. Bendera merah putih diturunkan dan diganti bendera hijau Pasundan. Untuk
tindakan tersebut, Soeria Kartalegawa merasa dapat dukungan dari Komandan militer di
Bogor Kolonel Thompson dan Residen Bogor Statius Muller (lebih lengkap tentang
peranan Kartalegawa, baca: Mang Karta dan Kegagalan Negara Pasundan Jilid
Pertama).
Di tahun 1948, setelah perundingan Renville yang mengharuskan segala unsur Republik
—termasuk militernya yang bernama Divisi Siliwangi—keluar dari Jawa Barat, barulah
negara boneka dukungan van Mook bisa bernapas lega. Menurut Ajib Rosidi dalam
Ensiklopedia Sunda, Alam, Manusia, dan Budaya (1988), berkat ada kompromi dengan
sisa pendukung Republik di Bandung dan sekitarnya, Negara Pasundan atau Negara
Djawa Barat pun mulus berdiri.
“Sesungguhnya dalam prinsip saya tidak setuju dengan perceraian Jawa Barat dengan
Republik, oleh karena semenjak permulaan saya bersifat Republik, saya bersedia
menerima pengangkatan itu, Saya percaya bahwa pemerintah Republik tidak akan
memajukan keberatan-keberatan,” kata Wiranatakusumah seperti dikutip Agus Mulyana,
dalam Negara Pasundan 1947-1950; Gejolak Menak Sunda Menuju Integrasi Nasional
(1996).
https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 2/4
5/28/2019 Berakhirnya Negara Pasundan - Tirto.ID
https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 3/4
5/28/2019 Berakhirnya Negara Pasundan - Tirto.ID
Negara ini tidak berumur lama. Setelah kesepakatan RI-Belanda dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) yang menentukan bahwa wilayah RI adalah bekas Hindia Belanda, nasib
negara kecil baru ini makin suram. Sebuah kudeta kacau dari Raymond Westerling, eks
pasukan khusus Belanda, membuat Negara Pasundan menjadi kambing hitam. Apalagi
Westerling pernah menyatakan bahwa Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) sebagai
Angkatan Perang Negara Pasundan.
“Di antara negara-negara yang lebih kuat, Pasundan dan Kalimantan Barat tercemar
selama-lamanya oleh adanya dalih keterlibatan para pemimpin mereka dalam kudeta
anti-RI,” tulis Audrey R. Kahin dalam Pergolakan Daerah pada Awal Kemerdekaan
(1989).
(tirto.id - Politik)
#Sejarah Indonesia
Artikel Terkait
Infografik Instagram
https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ 4/4