SMK BM SALATIGA
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun berdasarkan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang telah diajukan dan disahkan
serta Kegiatan Penyuluhan HIV Pada Remaja yang telah dilaksanakan di SMK BM Salatiga, pada :
Penyuluh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Pertanggungjawaban
Penyuluhan HIV/AIDS Pada Remaja di SMK BM Salatiga. Laporan ini disusun berdasarkan penyuluhan
yang telah dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Mei 2019.
Kegiatan Penyuluhan HIV/AIDS Pada Remaja yang telah dilaksanakan tidak akan berjalan
dengan baik dan lancar tanpa bantuan dari segenap pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, Kami ucapkan terima kasih Kepada :
1.
2.
3.
Segenap tim Penyuluhan Universitas Ngudi Waluyo meminta maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak apabila dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan banyak melakukan
kesalahan dan kekhilafan. Serta Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan program kerja ini. Akhir kata penyusun berharap laporan pertanggungjawaban ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan
B. Pokok Materi
C. Kegiatan Belajar Mengajar
D. Media dan Sumber
E. Hasil Evaluasi
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN MATERI
PENDAHULUAN
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN PEMBAHASAN
4. Waktu : 90 menit
5. Pelaksana :
C. Materi
D. Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 15 menit Memberi salam Menjawab salam
Menjelaskan tujuan
Cara pencegahan
HIV/AIDS
Audien dipersilahkan
untuk bertanya
E. Media
1. Power point
2. Leaflet
F. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
c. SAP sudah diajukan dan disetujui oleh pihak institusi dan pihak penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta didik datang tepat waktu sesuai dengan pembagian jadwal.
b. Peserta didik dapat memperhatikan dan memberi timbal balik yang baik pada penyuluh.
3. Evaluasi Hasil
Audiens mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban yang baik dan benar.
BAB III
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Penyuluhan tentang Pencegahan HIV-AIDS
di Kalangan Remaja di SMK BM Salatiga yang dilaksanakan Rabu, 08 Mei 2019 antara lain :
a. Secara umum program fisik maupun non fisik kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan
b. Kegiatan penyuluhan di SMK BM Salatiga mendapat sambutan yang baik dari guru dan siswa
setempat yang diwujudkan dengan memberikan dukungan moril maupun pengetahuan demi
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penyusun mencoba memberikan saran demi kesehatan remaja,
a. Perlu adanya pemberian pengetahuan lanjut dari pihak sekolah tentang pencegahan HIV-AIDS
b. Perlunya pembinaan remaja dan wadah kreasi yang tepat untuk menyalurkan potensi dan
Daftar pustaka
Jenny Page, Maylani Louw, Delene Pakkiri, Monica Jacobs. 2006. Working with
HIV/AIDS. Cape Town: Juta Legal and Academi Publisher
http://carapedia.com/pengertian_definisi_hiv_info2116.html
http://forum.kompas.com/lapak-campur-sari/72184-cara-penularan-virus-hiv-
aids.html
http://forum.kompas.com/kesehatan/71745-ciri-ciri-gejala-hiv.html
Lampiran
Materi
A. Pengertian HIV/AIDS
B. Gejala
Terdapat 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi)
yakni :
Periode tanpa gejala dapat terjadi bertahun-tahun, bisa 5-10 tahun tergantung
dari daya tahan tubuh penderita. Rata-rata, para penderita HIV akan berada di
stadium ini selama 7 tahun.
Pada stadium ini, penderita tidak menunjukkan gejala, dan kalau pun ada
gejalanya hanya berupa pembesaran kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh
penderita, misalnya leher, ketiak, dan lipatan paha.
Pada gejala HIV stadium ini, daya tahan tubuh sudah mulai turun. Virus
menunjukkan aktivitasnya pada daerah yang memiliki membran mukosa kecil.
Gejalanya beragam, dan masih belum khas.
Biasanya hal ini terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup tidak berisiko
tinggi dan masih belum mengetahui bahwa dirinya sudah terinfeksi. Akibatnya,
mereka tidak melakukan pemeriksaan darah dan otomatis tidak memperoleh
pengobatan dini untuk mencegah percepatan masuk ke stadium infeksi HIV
berikutnya.
Penurunan berat badan < 10% dari perkiraan berat badan sebelum terkena
penyakit, yang tidak diketahui penyebabnya. Penderita tidak dalam diet atau
pengobatan yang dapat menurunkan berat badan.
Infeksi saluran napas atas yang sering kambuh, seperti sinusitis, bronkitis radang
telinga tengah (otitis media), radang tenggorokan (faringitis).
Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba muncul.
Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
Gejala HIV stadium III
Fase ini disebut fase simptomatik, yang sudah ditandai dengan adanya gejala-
gejala infeksi primer. Gejala yang timbul pada stadium III ini cukup khas sehingga
kita bisa mengarah pada dugaan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Penderita biasanya
akan merasa lemah dan menghabiskan waktu 50% di tempat tidur. Namun,
diperlukan pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis dengan tepat. Rentang
waktu dari gejala HIV stadium III menuju AIDS rata-rata 3 tahun.
Penurunan berat badan lebih dari 10% dari perkiraan berat badan sebelumnya tanpa
penyebab yang jelas.
Mencret-mencret (diare) kronis yang tidak jelas penyebabnya lebih dari 1 bulan.
Demam yang terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 1 bulan yang tidak
jelas penyebabnya.
Infeksi jamur di mulut (candidiasis oral).
Oral hairy leukoplakia .
Tuberkulosis paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir.
Radang mulut akut nekrotik, gingivitis (radang gusi), periodontitis yang berulang dan
tidak kunjung sembuh.
Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan turunnya sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit.
Stadium ini disebut juga stadium akhir AIDS, ditandai secara fisik dengan
munculnya pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh dan selanjutnya muncul
beberapa infeksi oportunistik. Pada umumnya, kondisi tubuh sangat lemah dengan
aktivitas sehari-hari sebanyak 50% dilakukan di atas tempat tidur.
Fase ini adalah fase akhir dan biasanya bercirikan suatu jumlah CD4 yang
kurang dari 200. Gejala HIV stadium ini antara lain:
HIV wasting syndrome, di mana penderita menjadi kurus kering dan tidak
bertenaga.
Pneumonia pneumocystis yang ditandai dengan batuk kering, sesak yang
progresif, demam, dan kelelahan berat.
Infeksi bakteri yang berat seperti infeksi paru (pneumonia, empyema,
pyomyositis), infeksi sendi dan tulang dan radang otak (meningitis).
Infeksi herpes simplex kronis (lebih dari 1 bulan).
Penyakit tuberkulosis di luar paru, misalnya tuberkulosis kelenjar.
Candidiasis esofagus yaitu infeksi jamur di kerongkongan yang membuat
penderita sangat sulit untuk makan.
Sarcoma Kaposi.
Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma di otak yang dapat
menyebabkan abses atau borok otak.
Encephalophaty HIV, keadaan di mana penderita sudah mengalami
penurunan dan perubahan tingkat kesadaran.
C. Cara Penularan
a. gigitan nyamuk
b. orang bersalaman
c. berciuman
d. orang berpelukan
e. makan bersama
f. tinggal serumah
Infeksi HIV adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan hanya dengan berkontak
fisik yang simpel seperti bersalaman atau bersinggungan dengan penderita. Selama
tidak melakukan hal-hal yang berisiko menularkan HIV, Anda tetap aman untuk
berinteraksi dengan penderita. Maka dari itu, pendampingan yang intensif terhadap
penderita HIV/AIDS ini sangat dianjurkan untuk mencegah kondisi mental dan tubuh
pasien HIV menjadi semakin memburuk.
D. Cara Pencegahan
HIV adalah virus yang menakutkan. Namun, tetap ada cara pencegahan agar tidak tertular
penyakit akibat virus ini. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah penularan infeksi
HIV/AIDS:
1. Berhubungan seksual :
2. Darah :
3. Perinatal :
Lampiran Pertanyaan
Lampiran Absensi