Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PENYULUHAN TENTANG HIV

SMK BM SALATIGA

Disusun oleh :

1. Amadea Stacia Yunarko (010117A0)

2. Arif Sigit Kurniawan (010117A0)

3. Dewi Kusumatuti (010117A0)

4. Dini Unita Sari (010117A0

5. Finanaila Syaadah (010117A031)

6. Fiorentina Z.A (010117A033)

7. Kartika Budhi P (010117A042)

8. Laeli Maghfiroh (010117A044)

9. Luthfi Oktafiani (010117A052)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang telah diajukan dan disahkan
serta Kegiatan Penyuluhan HIV Pada Remaja yang telah dilaksanakan di SMK BM Salatiga, pada :

Hari/tanggal : Rabu, 8 Mei 2019

Penyuluh :

1. Amadea Stacia Yunarko (010117A0


2. Arif Sigit Kurniawan (010117A0
3. Dewi Kusumatuti (010117A0
4. Dini Unita Sari (010117A0
5. Finanaila Syaadah (010117A031)
6. Fiorentina Z.A (010117A033)
7. Kartika Budhi Pertiwi (010117A042)
8. Laeli Maghfiroh (010117A044)
9. Luthfi Oktafiani (010117A052)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Pertanggungjawaban
Penyuluhan HIV/AIDS Pada Remaja di SMK BM Salatiga. Laporan ini disusun berdasarkan penyuluhan
yang telah dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Mei 2019.

Kegiatan Penyuluhan HIV/AIDS Pada Remaja yang telah dilaksanakan tidak akan berjalan
dengan baik dan lancar tanpa bantuan dari segenap pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, Kami ucapkan terima kasih Kepada :

1.

2.

3.

Segenap tim Penyuluhan Universitas Ngudi Waluyo meminta maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak apabila dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan banyak melakukan
kesalahan dan kekhilafan. Serta Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan program kerja ini. Akhir kata penyusun berharap laporan pertanggungjawaban ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.

Ungaran, 17 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN

A. Tujuan
B. Pokok Materi
C. Kegiatan Belajar Mengajar
D. Media dan Sumber
E. Hasil Evaluasi

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN MATERI

LAMPIRAN (FOTO KEGIATAN)

LAMPIRAN SAMPEL JAWABAN HASIL POST TEST

LAMPIRAN ABSENSI SISWA PENYULUHAN


BAB I

PENDAHULUAN

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN PEMBAHASAN

1. Pokok Bahasan : Peyakit HIV/AIDS

2. Sasaran : Anggota Ekstrakurikuler PMR

3. Hari/tanggal : 08 Mei 2019

4. Waktu : 90 menit

5. Pelaksana :

6. Tempat : SMK BM Salatiga

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 90 menit diharapkan masyarakat dapat memahami


tentang Penyakit HIV/AIDS

B. Tujuan Instruksional Khusus

1. Setelah diberikan penyuluhan selama 90 menit audien mampu menjelaskan


pengertian HIV/AIDS dengan benar
2. Setelah diberikan penyuluhan selama 90 menit audien mampu menyebbutkan
gejala HIV/AIDS dengan benar
3. Setelah diberikan penyuluhan selama 90 menit audien mampu menyebutkan cara-
cara penularan HIV/AIDS dengan benar
4. Setelah diberikan penyuluhan selama 90 menit audien mampu menjelaskan cara
pencegahan HIV/AIDS dengan benar

C. Materi

1. Pengertian penyakit HIV/AIDS


2. Gejala HIV/AIDS
3. Cara penularan HIV/AIDS
4. Pencegahan HIV/AIDS

D. Kegiatan

No. Tahapan Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 15 menit Memberi salam Menjawab salam

Memperkenalkan diri Mendengarkan

Menjelaskan tujuan

2. Inti 35 menit Menjelaskan tentang : Menyimak

Pengertian HIV/AIDS Mendengarkan

Gejala-gejala HIV/AIDS Mencatat bila perlu

Cara penularan Bertanya tentang hal-hal


HIV/AIDS yang belum jelas

Cara pencegahan
HIV/AIDS

3. Evaluasi 25 menit Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan


audien tentang materi
Bertanya dan menjawab
yang telah diberikan

Audien dipersilahkan
untuk bertanya

E. Media

1. Power point
2. Leaflet

F. Evaluasi

1. Evaluasi Persiapan

a. Materi sudah siap dan dipelajari.

b. Media sudah siap dan konektifitas alat telah terhubung baik.

c. SAP sudah diajukan dan disetujui oleh pihak institusi dan pihak penyuluhan.

2. Evaluasi proses
a. Peserta didik datang tepat waktu sesuai dengan pembagian jadwal.

b. Peserta didik dapat memperhatikan dan memberi timbal balik yang baik pada penyuluh.

c. Peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan pendapat.

d. Penggunaan media sangat efektif.

e. Penyaji sudah mampu menguasai materi.

f. Penyaji aktif bertanya pada peserta.

3. Evaluasi Hasil

a. Menggunakan post test :

 Audiens mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban yang baik dan benar.

 Audiens mampu menguraikan pendapatnya sendiri berdasarkan pengetahuan dan

pengutaraan yang mereka tuliskan di lembar dengan baik.

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Penyuluhan tentang Pencegahan HIV-AIDS

di Kalangan Remaja di SMK BM Salatiga yang dilaksanakan Rabu, 08 Mei 2019 antara lain :

a. Secara umum program fisik maupun non fisik kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

b. Kegiatan penyuluhan di SMK BM Salatiga mendapat sambutan yang baik dari guru dan siswa

setempat yang diwujudkan dengan memberikan dukungan moril maupun pengetahuan demi

wujud nyata kegiatan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penyusun mencoba memberikan saran demi kesehatan remaja,

yaitu sebagai berikut:

a. Perlu adanya pemberian pengetahuan lanjut dari pihak sekolah tentang pencegahan HIV-AIDS

b. Perlunya pembinaan remaja dan wadah kreasi yang tepat untuk menyalurkan potensi dan

bakat positif pelajar.

Daftar pustaka

Jenny Page, Maylani Louw, Delene Pakkiri, Monica Jacobs. 2006. Working with
HIV/AIDS. Cape Town: Juta Legal and Academi Publisher

http://carapedia.com/pengertian_definisi_hiv_info2116.html

http://forum.kompas.com/lapak-campur-sari/72184-cara-penularan-virus-hiv-
aids.html
http://forum.kompas.com/kesehatan/71745-ciri-ciri-gejala-hiv.html

Lampiran

Materi

A. Pengertian HIV/AIDS

Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus) adalah


suatuvirus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan
menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan
infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun.Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virus HIV
terdapat di sel darah putih yang ada di cairan vagina, cairan darah, air mani, air susu ibu.

B. Gejala

Terdapat 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi)
yakni :

1. Tanda – tanda Gejala Mayor :

a. Berat bada menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan


b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensial (penurunan ingatan) atau HIV ensefalopati adalah pengembangan infeksi di
otak akibat HIV, memburuknya masalah kognitif dan motorik, pada akhirnya
menyebabkan demensia terkait AIDS pada beberapa orang.

2. Tanda – tanda Gejala Minor :

a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan


b. Dermasitis generalisata
c. Adanya herpes zostermultiseg mental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias orofarigeal
e. Herpes simpleks kronis progresif
f. Limfadenopati generalisata
g. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
h. Renitis virus sitomegalo

Gejala HIV sesuai stadium

Gejala HIV stadium I


Stadium 1 adalah fase di mana gejala awal sudah mulai hilang, disebut sebagai
infeksi HIV asimtomatik, tidak atau belum dikategorikan sebagai AIDS. Pada tahap
ini, pengidap HIV akan terlihat normal, seperti orang sehat biasa pada umumnya,
sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi oleh virus
HIV.

Periode tanpa gejala dapat terjadi bertahun-tahun, bisa 5-10 tahun tergantung
dari daya tahan tubuh penderita. Rata-rata, para penderita HIV akan berada di
stadium ini selama 7 tahun.

Pada stadium ini, penderita tidak menunjukkan gejala, dan kalau pun ada
gejalanya hanya berupa pembesaran kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh
penderita, misalnya leher, ketiak, dan lipatan paha.

Gejala HIV stadium II

Pada gejala HIV stadium ini, daya tahan tubuh sudah mulai turun. Virus
menunjukkan aktivitasnya pada daerah yang memiliki membran mukosa kecil.
Gejalanya beragam, dan masih belum khas.

Biasanya hal ini terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup tidak berisiko
tinggi dan masih belum mengetahui bahwa dirinya sudah terinfeksi. Akibatnya,
mereka tidak melakukan pemeriksaan darah dan otomatis tidak memperoleh
pengobatan dini untuk mencegah percepatan masuk ke stadium infeksi HIV
berikutnya.

Gejala HIV ini berupa:

 Penurunan berat badan < 10% dari perkiraan berat badan sebelum terkena
penyakit, yang tidak diketahui penyebabnya. Penderita tidak dalam diet atau
pengobatan yang dapat menurunkan berat badan.
 Infeksi saluran napas atas yang sering kambuh, seperti sinusitis, bronkitis radang
telinga tengah (otitis media), radang tenggorokan (faringitis).
 Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
 Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
 Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
 Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba muncul.
 Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
Gejala HIV stadium III

Fase ini disebut fase simptomatik, yang sudah ditandai dengan adanya gejala-
gejala infeksi primer. Gejala yang timbul pada stadium III ini cukup khas sehingga
kita bisa mengarah pada dugaan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Penderita biasanya
akan merasa lemah dan menghabiskan waktu 50% di tempat tidur. Namun,
diperlukan pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis dengan tepat. Rentang
waktu dari gejala HIV stadium III menuju AIDS rata-rata 3 tahun.

Gejala pada stadium III antara lain:

 Penurunan berat badan lebih dari 10% dari perkiraan berat badan sebelumnya tanpa
penyebab yang jelas.
 Mencret-mencret (diare) kronis yang tidak jelas penyebabnya lebih dari 1 bulan.
 Demam yang terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 1 bulan yang tidak
jelas penyebabnya.
 Infeksi jamur di mulut (candidiasis oral).
 Oral hairy leukoplakia .
 Tuberkulosis paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir.
 Radang mulut akut nekrotik, gingivitis (radang gusi), periodontitis yang berulang dan
tidak kunjung sembuh.
 Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan turunnya sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit.

Gejala HIV stadium IV

Stadium ini disebut juga stadium akhir AIDS, ditandai secara fisik dengan
munculnya pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh dan selanjutnya muncul
beberapa infeksi oportunistik. Pada umumnya, kondisi tubuh sangat lemah dengan
aktivitas sehari-hari sebanyak 50% dilakukan di atas tempat tidur.

Fase ini adalah fase akhir dan biasanya bercirikan suatu jumlah CD4 yang
kurang dari 200. Gejala HIV stadium ini antara lain:

 HIV wasting syndrome, di mana penderita menjadi kurus kering dan tidak
bertenaga.
 Pneumonia pneumocystis yang ditandai dengan batuk kering, sesak yang
progresif, demam, dan kelelahan berat.
 Infeksi bakteri yang berat seperti infeksi paru (pneumonia, empyema,
pyomyositis), infeksi sendi dan tulang dan radang otak (meningitis).
 Infeksi herpes simplex kronis (lebih dari 1 bulan).
 Penyakit tuberkulosis di luar paru, misalnya tuberkulosis kelenjar.
 Candidiasis esofagus yaitu infeksi jamur di kerongkongan yang membuat
penderita sangat sulit untuk makan.
 Sarcoma Kaposi.
 Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma di otak yang dapat
menyebabkan abses atau borok otak.
 Encephalophaty HIV, keadaan di mana penderita sudah mengalami
penurunan dan perubahan tingkat kesadaran.

C. Cara Penularan

Melakukan kegiatan yang menyebabkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang


mengandung HIV dari orang yang sudah terinfeksi HIV ke orang lain. Cara penularannya
yakni:

a. Lewat cairan darah.


b. Transfusi darah
c. Pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan dipakai bersama-sama
d. Pemakaian alat tusuk yang menembus kulit atau yang tidak steril dan dipakai
bersama – sama (alat tatto)
e. Penularan melalui cairan kelamin melalui hubungan seksual tanpa kondom
(cairan vagina dan cairan sperma).
f. Ibu hamil yang terinfeksi HIV aan menginfeksi masuk dalam peredaran darah
janin dan ASI.

HIV tidak menular melalui:

a. gigitan nyamuk
b. orang bersalaman
c. berciuman
d. orang berpelukan
e. makan bersama
f. tinggal serumah

Infeksi HIV adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan hanya dengan berkontak
fisik yang simpel seperti bersalaman atau bersinggungan dengan penderita. Selama
tidak melakukan hal-hal yang berisiko menularkan HIV, Anda tetap aman untuk
berinteraksi dengan penderita. Maka dari itu, pendampingan yang intensif terhadap
penderita HIV/AIDS ini sangat dianjurkan untuk mencegah kondisi mental dan tubuh
pasien HIV menjadi semakin memburuk.

D. Cara Pencegahan

HIV adalah virus yang menakutkan. Namun, tetap ada cara pencegahan agar tidak tertular
penyakit akibat virus ini. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah penularan infeksi
HIV/AIDS:

1. Berhubungan seksual :

a. Hanya bersenggama dengan satu pasangan


b. Jangan bersenggama yang menyebabkan alat kelamin luka/tergores
c. Menghindari bersenggama dengan yang tertular HIV atau PMS lainnya
d. Penggunaan kondom bila terduga infeksi HIV

2. Darah :

a. Hanya menggunakan alat – alat steril


b. Menggunakan sarung tangan (berkenaan dengan operasi)
c. Tes darah untuk kepentingan transfusi darah yang tidak terinfeksi

3. Perinatal :

a. Seorang ibu yang terinfeksi HIV tidak boleh hamil

Untuk lebih memudahkan mengingat maka sebaiknya menggunakan rumus ABCDE

A (abstinance) adalah tidak berhubungan seks di luar nikah.

B (be faithful) adalah saling setia pada pasangan.

C (condom), yaitu penggunaan kondom saat berhubungan seksual yang berisiko.


Penggunaan kondom ini dinilai sangat efektif mencegah penularan HIV.
D (don't use drugs) atau tidak memakai narkoba. Kasus penularan HIV juga banyak
terjadi pada pengguna napza suntik yang menggunakan alat suntik secara
bergantian.

E (equipment) yang artinya menggunakan peralatan steril.

Lampiran Foto Kegiatan

Lampiran Pertanyaan

Lampiran Absensi

Anda mungkin juga menyukai