Anda di halaman 1dari 36

DAMPAK PSIKOLOGIS BAGI DIRI TERHADAP

UNGGAHAN #10YEARSCHALLENGE

OLEH:

KELOMPOK 4

KELAS XI MIPA C

1. DIAH DINA KHAIRUNNISA


2. JULIANTI AMALIA IMRAN
3. NURLY FATIN RAMADHANI
4. RIDHO ALFAHRIZI
5. SUCI NANDITA MAGHFIRAH
6. ZHALSABILAH ZAMAN

YAYASAN SMA AL-AZHAR MANDIRI PALU

TAHUN AJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul

“Dampak Psikologis Bagi Diri Terhadap Unggahan #10yearschallenge” dengan

lancar.

Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas bahasa

Indonesia. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu Ariska

Susanti selaku pembimbing materi dalam pembuatan karya tulis ini, serta semua

pihak yang telah mendukung dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa kami

sebutkan satu persatu.

Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang dampak terhadap unggahan

#10yearschallenge.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan

keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan

tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Palu, Mei 2019

Penulis

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….....….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….....4
1.3 Tujuan………………………………………………………………….......4
1.4 Manfaat………………………………………………………………….....4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 6


2.1 Pengertian Psikologi……………………………………………………......6
2.2 Cabang Psikologi………………………………………………………......6
2.3 Perkembangan #10yearschallenge………………………………………..15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 19


3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………....19
3.2 Instrumen Penelitian……………………………………………………....19
3.3 Data dan Sumber Data…………………………………………………....19
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………….....20
3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………..20
3.6 Teknik Analisis Data……………………………………………………...21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 22


4.1 Dampak Positif dan Negatif #10yearschallenge terhadap penerimaan diri (Self
Acceptance) seseorang.....................................................................................22
4.2 Dampak Positif dan Negatif #10yearschallenge terhadap penerimaan sosial
(Social Acceptance) seseorang........................................................................24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………....29

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….....29
5.2 Saran………………………………………………………………......….29

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….30

LAMPIRAN………………………………………………………………………...31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari tahun ke tahun, perkembangan teknologi semakin berkembang pesat

sehingga segala elemen-elemen di dalamnya ikut mengalami perkembangan pula.

Media sosial adalah salah satu perkembangan teknologi yang memiliki andil besar

dalam memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan

mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau

jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di

seluruh dunia.

Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat

web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi

dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Instagram, dan

Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka

media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik

untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka,

memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak

terbatas.

1
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun

ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau instagram misalnya,

bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah

mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan

terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara

maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak

menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa

memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio,

atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain

halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan

social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa

biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai

pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi

baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.

Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa menyampaikan pendapat secara

terbuka karena satu dan lain hal, maka tidak jika kita menggunakan media sosial. Kita

bisa menulis apa saja yang kita mau atau kita bebas mengomentari apapun yang

ditulis atau disajikan orang lain. Ini berarti komunikasi terjalin dua arah. Komunikasi

ini kemudian menciptakan komunitas dengan cepat karena ada ketertarikan yang

sama akan suatu hal.

2
Sosial media meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan

ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk

berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka bereda dan kapanpun, tidak peduli

seberapa jauh jarak mereka, dan ttidak peduli siang atau pun malam.

Orang yang pintar dapat memanfaatkan media sosial ini untuk mempermudah

hidupnya, memudahkan dia belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari

informasi, berbelanja, dll. Media sosial menambahkan kamus baru dalam

pembendaharaan kita yakni selain mengenal dunia nyata kita juga sekarang mengenal

“dunia maya”. Dunia bebas tanpa batasan yang berisi orang-orang dari dunia nyata.

Setiap orang bisa jadi apapun dan siapapun di dunia maya. Seseorang bisa menjadi

sangat berbeda kehidupannya antara didunia nyata dengan dunia maya, hal ini terlihat

terutama dalam jejaring sosial.

Dengan banyaknya jumlah pengguna sosial media, dunia maya inipun berjalan

selayaknya dunia nyata, menghasilkan berbagai aktivitas yang mendapat respon dari

banyaknya warganet yang pada akhirnya menjadi sebuah tren di dunia maya. Tren

adalah segala sesuatu yang sedang dibicarakan, disukai atau bahkan digunakan oleh

sebagian besar masyarakat pada saat tertentu, trend tidak hanya terbatas pada objek

atau benda tertentu. Jadi sesuatu menjadi trend akan bisa terdeteksi manakala kita

melihat sesuatu tersebut sering kita dengar, kita lihat banyak disukai dan dikenakan

oleh orang. Contohnya saja sebuah tren yang muncul pada awal tahun 2019 ini.

Memasuki awal tahun, berbondong-bondong warganet mengunggah sebuah foto

kolase yang menjadi perbandingan antara dulu dan sekarang. Mereka menamainya

3
#10yearschallenge. Tren ini akan membuat pengguna sosial media mengunggah

segala sesuatu yang mereka anggap mengalami perubahan selama 10 tahun

belakangan ini. Tak hanya potret diri, potret sebuah tempat yang dianggap penting

juga ikut meramaikan tren ini. Berbicara tentang tren, tentu saja setiap hal yang kita

lakukan akan menghasilkan sebuah dampak, entah itu positif maupun negatif.

Berbicara tentang #10yearschallenge,mengetahui dampaknya sangatlah penting

karena tren ini menyentuh langsung kehidupan para pengaksesnya. Menurut beberapa

ahli psikologi, #10yearschallenge sangat berdampak bagi sisi psikologis pengakses

tren ini dan mengetahui apa dampaknya sangatlah penting agar menjadi pertimbangan

seluruh warganet kedepannya apakah tren ini boleh ada kembali atau tidak. Karena

hingga saat ini, dampak dari penggunaan sosial media masih menjadi hal yang

menarik untuk terus diulas.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah dampak psikologis bagi penggunggah dan orang yang melihat

#10yearschallange?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui dampak psikologi positif bagi pengunggah dan orang yang

melihat #10yearschallenge

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menyikapi tren yang

sedang marak di media sosial dan memberikan sumbangan pemikiran dalam

4
memperkaya wawasan terhadap dampak psikologi unggahan #10yearschallenge serta

sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Psikologi

Psikologi dalam arti bebas adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau

mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa atau mental itu secara langsung karena

sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari

jiwa atau mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya.

Sehingga psikologi dapat didefiniskan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari

tingkah laku dan proses mental.

2.2 Cabang Psikologi


Cabang Cabang Psikologi sangatlah banyak, ada berbagai bidang ilmu

psikologi yang dipelajari di masyarakat. Psikologi merupakan salah satu kajian ilmu

yang mempelajari manusia. Bahasan psikologi sebenarnya sangat luas karena

memang manusia memiliki banyak aspek. Psikologi dapat digolongkan menjadi

psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum merupakan keilmuan yang

mempelajari gejala jiwa secara umum. Psikologi umum mengarah ke pemahaman

psikologi dan aspeknya secara umum dan tidak mengklasifikasikannya pada bidang

yang khusus.

Psikologi khusus adalah psikologi yang digunakan untuk kepentingan lapangan

atau praktis. Psikologi khusus terdiri dari cabang dari ilmu psikologi yang

6
dikhususkan pada bidang tertentu. Psikologi khusus terdiri dari beberapa cabang

antara lain:

1. Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan mempelajari perkembangan manusia mulai dari

prenatal atau sebelum kelahiran hingga kematian. Terdapat tiga spesifikasi khusus

dalam psikologi perkembangan yaitu psikologi anak, psikologi dewasa dan psikologi

lanjut. Psikologi anak secara spesifik mempelajari perkembangan mulai dari prenatal

hingga remaja.

Hal-hal yang dipelajari secara lebih terperinci pada psikologi anak antara lain

dampak pada masa prenatal, perkembangan fisik, motorik dan persepsi,

perkembangan bahasa dan inteligensi anak. Dan juga terdapat perkembangan emosi

anak, perkembangan sosial, kognitif dan moral anak, perkembangan remaja serta

proses biologis, perkembangan fisik, seksualitas remaja, moral, sosial dan kognitif

remaja. Pada perkembangan anak, terutama dalam ranah remaja, juga dipelajari

mengenai perkembangan dan identitas diri serta gender remaja.

Sedangkan, psikologi dewasa mempelajari mengenai tugas perkembangan

individu dan bagaimana dampak jika individu tidak dapat menyelesaikan tugas

perkembangannya. Psikologi dewasa dan psikologi lanjut juga membahas mengenai

hubungan individu dengan lingkungannya, perkembangan inteligensi, kepribadian,

kemampuan kognitif .

7
2. Psikologi Sosial

Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan

lingkungan. Studi dalam psikologi sosial terdiri dari pengaruh sosial, proses bersama

individu, serta interaksi kelompok. Dampak dan pengaruh sosial terhadap tingkah

laku individu juga dipelajari dalam studi psikologi sosial. kemudian, psikologi sosial

memiliki cakupan yang sangat luas dalam berbagai disiplin ilmu.

Bahkan, psikologi sosial juga diaplikasikan dalam industri dan berbagai

disiplin. Sering kali orang tidak sadar telah menggunakan prinsip psikologi sosial

dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengendalikan kelompok dan bagaimana

pendapat seseorang berpengaruh terhadap oranglain. Psikologi sosial juga membahas

mengenai pengaruh budaya terhadap manusia.

3. Psikologi Kepribadian

Cabang psikologi yang ketiga adalah mengenai kepribadian. Psikologi

kepribadian, sesuai dengan namanya mempelajari yaitu mengenai kepribadian

manusia. Lebih jelasnya, psikologi kepribadian mempelajari tingkah laku manusia

sesuai dengan lingkungannya. Psikologi kepribadian telah lama diuraikan oleh

beberapa pakar namun kurang memiliki nilai ilmiah. Hal yang dipelajari mencakup

astrologi, chirologi, grafologi, phisiognomi, phrenologi dan onychologi.

Psikologi kepribadian, kemudian berkembang dan teori mengenai kepribadian

berbeda dari tiap ahli. Beberapa ahli yang populer mengenai teori yang digunakan

8
dalam penyelidikan kepribadian antara lain teori kepribadian Ludwig Klages, Teori

Psiko-analisa Sigmund Freud, teori Adler, teori Individu Allport, teori psikologi

medan Kurt Lewin dan teori psikologi self Carl Rogers.

4. Psikologi Tipologi

Psikologi tipologi sangat berkaitan dengan psikologi kepribadian. Hampir sama

dengan psikologi kepribadian, psikologi tipologi menjelaskan berbagai kepribadian

manusia berdasarkan tipologi atau tipe tertentu tertentu. Tipologi ini awalnya digagas

oleh Hipocrates dan disempurnakan oleh Galenus. Ilmu yang digagas tersebut

didasarkan pada cairan badaniah manusia.

Kemudian, berbagai tipologi selanjutnya muncul dengan berbagai dasar seperti

tipologi berdasar konstitusi (tipologi mahzab italia, mahzab perancis, tipologi

Kretschmer dan teori W.H. Sheldon), tipologi berdasarkan temperamen (tipologi

kant, tipoloi J. Bahsen, teori E. Meumann, tipologi heymans dan teori kepribadian G.

Ewald) dan tipologi berdasarkan nilai kebudayaan berdasarkan teori Edward

Spranger.

5. Psikologi Psikopatologi

Psikologi psikopatologi merupakan cabang dari ilmu psikologi yang berfokus

menyelidiki berbagai gangguan mental serta gejala abnormal lainnya. Psikologi

psikopatologi sangat berkaitan erat dengan psikologi abnormal bahkan bisa dikatakan

9
psikopatologi merupakan bagian dari psikologi abnormal. Patologi sendiri diartikan

sebagai ilmu yang mempelajari gangguan.

6. Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan berfokus pada tingkah laku individu dalam dunia

pendidikan. Psikologi pendidikan juga mempelajari mengenai sistem pendidikan dan

pengaruhnya bagi individu. Proses individu belajar dan berkembang dan efektivitas

intervensi pendidikan juga dibahas dalam psikologi pendidikan.

Psikologi pendidikan juga membahas mengenai sub kelompok anak tertentu

seperti anak berbakat dan anak dengan kebutuhan khusus. Psikologi pendidikan

mempelajari proses, faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia dimana

psikologi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan efisiensi

dalam dunia pendidikan.

7. Psikologi Perusahaan

Psikologi perusahaan cabang ilmu psikologi yang aplikasinya digunakan di

perusahaan atau tempat kerja. Psikologi perusahaan meliputi hubungan antara

karyawan, perilaku manajemen dan kinerja perusahaan yang dibahas dalam

perspektif psikologi. Psikologi perusahaan seringkali dissebut juga sebagai psikologi

industri dan organisasi.

8. Psikologi Industri dan Organisasi

10
Psikologi industri mempelajari tingkah laku manusia dalam bidang industri.

Industri merupakan istilah yang digunakan untuk suatu badan usaha dan memiliki

kegiatan dalam mengolah bahan menjadi barang atau jasa. Psikologi industri biasanya

digabung dengan psikologi organisasi. Kedua istilah ini tidak didefinisikan secara

terpisah namun menjadi satu bagian di psikologi industri dan organisasi.

Psikologi industri dan organisasi didefinisikan sebagai salah satu cabang

psikologi yang berfokus dalam tingkah laku individu dalam aturan kerja. Prinsip

psikologi diterapkan dalam aturan perilaku kerja dan digunakan untuk mengubah

perilaku jika diperlukan. Kemudian, Psikologi industri dan organisasi meliputi

perilaku individu saat bekerja, perilaku yang nampak dan tidak nampak.

Dan juga, praktek dalam psikologi industri dan organisasi bukan hanya

dimanfaatkan untuk individu, namun juga untuk organisasinya. Psikologi industri dan

organisasi menangani beberapa hal antara lain hubungan antara individu dengan

individu, masalah pribadi individu misalkan stres kerja, hubungan individu dengan

kelompok dan hubungan individu dengan obyek misalkan alat atau fasilitas.

9. Psikologi Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama yang

ingin dicapai. Tujuan ini biasanya tidak dapat dicapai oleh individu perorangan.

Psikologi organisasi melihat tingkah laku dan hubungan individu dalam

organisasinya terutama dalam dunia kerja.

11
Ada banyak prospek kerja psikologi organisasi seperti menjadi konsultan

psikologi organisasi, bekerja sebagai bagian hrd perusahaan. Namun, pada umumnya

perusahaan perusahaan menengah ke atas / besar yang membutuhkan bagian ini. Di

samping itu psikologi organisasi ini juga tidak hanya diperusahaan, di pemerintahaan

pun sebenarnya sangat di butuhkan.

10. Psikologi Kriminal

Psikologi kriminal berfokus untuk mempelajari masalah yang berhubungan

dengan kejahatan. Psikologi kriminal lebih populer disebut sebagai psikologi

forensik. Menurut Wrightsman, psikologi forensik merupakan salah satu bidang

kajian psikologi yang bertujuan dalam membantu proses peradilan hukum.

Psikologi forensik bukan hanya menyangkut tindak kejahatan namun juga

sistem peradilan. Psikologi forensik bertugas mulai dari mengumpulkan data dan

mengolah data sesuai dengan pengetahuan psikologi untuk kepentingan peradilan.

Psikologi forensik di Indonesia lebih banyak dikenal dalam pelayanan advesorial

dalam proses investigasi dan peradilan. Pada prakteknya, psikolog forensik memiliki

banyak peran mulai dari konsultan, mediator, konsultasi di persidangan, psikolog

lembaga masyarakat dan peneliti kajian intervensi.

11. Psikologi Komunikasi dan Media

12
Psikologi komunikasi dan media merupakan salah satu cabang psikologi yang

mempelajari mengenai proses penyampaian energi dari alat indera ke otak, proses

menerima dan mengolah informasi dan bagaiman pengaruhnya dalam diri individu.

Psikologi komunikasi bertujuan untuk menghasilkan proses komunikasi yang

efektif dimana komunikasi yang efektif penting dalam memunculkan pengertian,

kesenangan, hubungan sosial, tindakan serta perubahan sikap. Prospek kerja psikologi

komunikasi dan media ini umumnya banyak berhubungan dengan politikus dan

public figure.

12. Psikologi Abnormal

Psikologi abnormal berfokus pada pemahaman terhadap konsep abnormalitas

psikologi. Psikologi abnormal juga mempelajari klasifikasi dan kategori gangguan

mental serta penyusunan diagnosa klinis. Perilaku individu dikatakan abnormal jika

menyimpang dari standar perkembangan secara umum, menyimpang dan norma

budaya individu terkait serta berbahaya bagi oranglain maupun bagi diri sendiri.

Pada umumnya banyak profesi yang dapat berhubungan dengan salah satu

cabang ilmu psikologi ini, seperti psikiater dan profesi lainnya. Psikologi abnormal

biasanya diperlukan untuk memahami dan mempelajari berbagai kelainan, terutama

dari sisi psikologis individu. Termasuk beberapa diantaranya adalah sangat

dibutuhkan di dunia penegakan hukum.

13
13. Psikologi Keluarga

Psikologi keluarga merupakan cabang ilmu psikologi yang diaplikasikan dalam

kehidupan keluarga. Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari minimal

dua orang dan dihubungkan dengan ikatan pernikahan. Keluarga memiliki berbagai

fungsi antara lain fungsi pengatur keturunan, pemeliharaan, pelindung, pendidikan,

afeksi, sosialisasi, ekonomi dan penentu status.

Psikologi keluarga adalah suatu pemahaman terhadap interaksi ataupun pola

sosial yang terjadi dalam ruang lingkup keluarga. Sedangkan, Keluarga merupakan

suatu kelompok yang di dalamnya terdapat beberapa individu saling memiliki

keterkaitan darah satu sama lain. Turun – temurun mulai dari dua, tiga, hingga lebih

generasi. Jumlah individu dalam suatu keluarga sangat memberi pengaruh terhadap

kualitas berinteraksi satu sama lain. baik antar pribadi, maupun kelompok.

14. Psikologi Konseling

Menurut Division of Counseling Psychology, konseling merupakan suatu

proses dalam membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan

dirinya dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimilikinya secara

optimal, dimana proses ini dapat terjadi setiap waktu. Proses konseling melibatkan

interaksi dua arah dari konselor dan klien. Konseling dengan kata lain merupakan

proses interaksi untuk membantu individu yang mengalami masalah dengan

pendekatan psikologi.

14
Pada mulanya, konseling hanya dipandang sebagai informasi atau saran,

pencetusnya mayoritas berasal dari guru dan advokat sosial. Pada tahun 1900 hingga

1909, muncullah pemimpin dalam perkembangan konseling. Mereka adalah Jesse B

Davis, Cliffor Beers dan Frank Parsons. Karya mereka secara khusus memberi

pengaruh pada bidang psikiatri dan psikologi klinis. Kemudian, di Indonesia sendiri

konseling mulai berkembang didunia pendidikan khususnya sekolah SMA. Namun,

saat ini konseling telah banyak diaplikasikan di bidang lain seperti industri hingga

keluarga.

15. Psikologi Klinis dan Kesehatan

Menurut American Psychological Association, psikologi klinis merupakan

salah satu psikologi terapan. Tujuannya untuk menentukan kapasitas serta

karakteristik tingkah laku individu. Kemudian, terdapat metode pengukuran seperti

asesmen, analisa dan observasi. Pada umumnya ada beberapa dari profesi yang

menekuni bidang ini bekerja atau membuka praktek di rumah sakit.

Uji fisik dan riwayat social juga diperhatikan untuk mendapatkan saran dan

rekomendasi dalam membantu individu menyesuaikan diri dengan tepat. Secara luas,

psikologi klinis mempelajari kesulitan dan rintangan emosional manusia baik

individu yang bersangkutan abnormal maupun subnormal dan menggunakan tes

sebagai bagian integral dari pemeriksaan klinis.

15
2.3 Perkembangan #10yearschallenge

Tren ini sebenarnya terinspirasi oleh fitur Facebook yang kerap menampilkan

foto-foto atau status lawas di lini masa penggunanya. Melihat betapa foto-foto lama

itu menunjukkan perbedaan dengan kondisi sekarang, para pengguna Facebook mulai

menggunggah kembali foto lama dan foto terkini sebagai perbandingan. Pada

awalnya mereka membubuhkan tanda pagar (tagar) #HowHardDidAgingHitYou

untuk mengingatkan betapa besar perubahan fisik termakan oleh usia. Tagar

tantangan ini terus berkembang menjadi #2009vs2019, #Glowup, dan kemudian

menjadi #10YearsChallenge yang kini menghebohkan. Kecenderungan ini tak lagi

hanya beredar di Facebook, para pengguna internet juga mengunggah foto-foto dua

zaman itu di Instagram dan Twitter. Cara mengikuti "tantangan" ini cukup mudah.

Siapkan foto saat ini dan foto yang diambil 10 tahun lalu, kemudian sandingkan

keduanya dengan aplikasi foto editor. Unggah foto di akun Facebook atau Instagram

dengan menyertakan #10yearschallenge. Dianggap seru, banyak nitizen di dunia

mengikuti tatangan ini. Alih-alih mengunggah foto masa lalu dan masa kini, beberapa

orang membuatnya sebagai bahan lelucon dengan mengunggah foto masa kini yang

disandingkan dengan foto artis dimasa remaja.

Jika kita melihat satu demi satu unggahan terkait tantangan 10 tahun ini, satu

yang hal yang jarang tampak adalah kesedihan. Nyaris semua orang bernostalgia

dengan perasaan hangat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa tantangan ini memang

membuat orang mengenang masa lalunya dengan gembira, atau setidaknya penuh

16
candaan. Susan Krauss Whitbourne, seorang profesor emiritia dari University of

Massachusetts Amherst, dalam esainya berjudul “What’s so Nice about Nostalgia?”

di Psychology Today menuliskan bahwa nostalgia dan kebahagiaan memang bisa

dijelaskan secara psikologis. Ia menuliskan sebuah fenomena di dunia psikologi yang

disebut dengan “reminiscence bump” atau lonjakan kenangan. Ini merupakan

kejadian saat orang dewasa dapat mengingat masa muda dengan jelas dan dengan

keterikatan yang kuat. "Setelah usia 30, ketika kita bernostalgia, kenangan buruk

perlahan memudar dari ingatan. Proses mengingat kejadian bahagia dan bukan

kesedihan, itu adalah kemampuan adaptif kita." Ia mengatakan, membentuk

hubungan emosional dengan imagi diri yang lebih muda dapat membuat manusia

menjaga rasa kontinuitas yang dimilikinya dari waktu ke waktu. Pengalaman hidup

yang telah dimiliki itulah yang kemudian dapat membantu orang untuk menentukan

pribadinya. “Tanpa ingatan kita tidak akan memiliki identitas,” jelas Whitbourne.

Namun Whitbourne juga memberikan catatan: penting untuk mengingat kembali

beberapa kejadian menyedihkan. Karena, tulis Whitbourne, kalau kita terlalu fokus

pada hal yang membahagiakan, kita akan melupakan realitas yang sebenarnya turut

membentuk diri kita sekarang ini. Koneksi Emosional Tidak sedikit pula yang

melakukan tantangan ini sembari mengunggah foto mereka dengan sejumlah teman

ataupun orang yang pernah menjadi bagian hidup mereka. Doktor Psikologi Juliana

Breines dari University of Rhode Islands dalam salah satu esainya di Pyschology

Today menuliskan bahwa nostalgia memang dapat menghubungkan orang dengan

orang yang lain secara emosional. Merujuk pada riset yang ada, Juliana mengatakan

17
bahwa memori-memori terkait nostalgia memang hampir selalu secara alamiah

bersifat sosial. Ini berarti gambar, musik, tempat atau apapun yang memantik

nostalgia kerap berkaitan dengan orang-orang tertentu, seperti teman masa kecil

ataupun mereka yang pernah terlibat dalam satu kelompok sosial (kelompok olahraga

ataupun hobi). Dalam jurnal berjudul “Nostalgia: Content, Triggers, Functions” oleh

Tim Wildschut, Constantine Sedikides dan Jamie Arndt, disebutkan bahwa obyek

penelitian yang sedang dalam masa nostalgia merasa lebih dicintai dibanding dengan

yang tidak. Sementara itu, Juliana juga menyebutkan studi lain yang menunjukkan

bahwa nostalgia dapat melawan dampak buruk dari perasaan kesepian. Hal ini

kemudian dapat membuat obyek studi yang terlibat merasakan dukungan sosial yang

lebih kuat. Selain itu, nostalgia seperti yang ditunjukkan melalui unggahan-unggahan

10 year challenge juga dapat membantu mengubah cara pandang manusia mengenai

masa-masa sulit di masa lalu. Masih dari studi oleh Tim dkk., Juliana menuliskan

bahwa melalui nostalgia manusia dapat membangun narasi "ikhlas" terkait kesulitan

di masa lalu, belajar tentang hal yang berharga dalam hidup, berefleksi tentang

pengalaman hidup, dan mengambil hikmah dari situasi paling buruk sekalipun.

“Keacakan yang melekat dalam banyak peristiwa negatif bisa sangat menyedihkan;

nostalgia dapat membantu kita memahami situasi acak tersebut dan memberi situasi

tersebut sebuah tujuan,” tulis Juliana.

18
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut

Strauss dan Corbin (1997), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis

penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari

kuantifikasi (pengukuran). Sementara menurut Bogdan dan Taylor (1992)

menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang

yang diamati. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian

tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,

aktivitas sosial, dan lain-lain.

3.2 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang kami gunakan diantaranya adalah internet,

smartphone, buku, pulpen, serta laptop.

3.3 Data dan Sumber Data

Berdasarkan hasil penelitian, adapun data yang diperoleh sebagai berikut :

1. 13 dari 15 orang narasumber cukup tahu megenai tren ini. Sedangkan 2 lainnya

tidak tahu mengenai tren ini.

19
2. 14 dari 15 orang narasumber mengetahui tren ini dari media sosial seperti

instagram.

3. 7 dari 15 orang narasumber mengikuti tren ini karena hanya sekedar ikut-ikutan.

4. Hanya 3 dari 15 orang narasumber yang mendapat komentar baik atas

unggahannya.

5. Sebagian besar narasumber yang mengomentari tampilan fisik si penggunggah.

6. Sebagian besar narasumber tidak menanggapi komentar buruk yang ditujukan.

Sedangkan ada juga yang menanggapinya.

7. 10 dari 15 orang narasumber pro terhadap #10yearschallenge

8. 13 dari 15 orang narasumber menyatakan tren ini memiliki kerugian dan

kelebihan.

Hasil penelitian di atas kami peroleh melalui hasil pengisian kuisioner dari 15

orang narasumber.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 4 Mei 2019 via media sosial instagram, Line

beserta Google+.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan

analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa

orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan

atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuisioner, analisis berupaya

20
mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan

seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis Tema Kultural

Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang

khas dari analisis atau lebih sangat spesifik. Analisis ini mencoba mengumpulkan

sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada di

setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan yang

terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang

holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang

dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peniliti adalah : (1) membaca secara

cermat keseluruhan catatan penting, (2) memberikan kode pada topik-topik penting,

(3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan

konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi

dalam bentuk deskripsi, narasi, dan argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan

kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran peneliti untuk bisa menarik

kesimpulan secara umum sesuai sasaran penelitian.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil dan pembahasan

sebagai berikut:

1. Dampak Positif dan Negatif #10yearschallenge terhadap penerimaan diri (Self

Acceptance) seseorang

Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap memandang diri sendiri

sebagaimana adanya dan memperlakukannya secara baik disertai rasa senang serta

bangga sambil terus mengusahakan kemajuannya. Menerima diri sendiri perlu

kesadaran dan kemauan melihat fakta yang ada pada diri, baik fisik maupun psikis,

sekaligus kekurangan dan ketidak sempurnaan, tanpa ada kekecewaan. Chaplin

mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas

dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri, serta pengetahuan-

pengetahuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri.

Ciri-ciri orang yang menerima dirinya sendiri adalah sebagai berikut. Yang

pertama, memahami dirinya sendiri. Yang dimaksud dengan memahami dirinya

sendiri berarti seseorang mengetahui dan dapat menerima kelebihan serta

kekurangannya sehingga orang tersebut dapat mengembangkan kelebihannya dan

juga dapat memperbaiki kekurangannya tersebut dengan harapan yang realistis tanpa

ada pengaruh dari orang lain . Yang kedua, mampu menerima kritik. Dalam proses

22
mencapai harapan, orang-orang disekitar kita terkadang tidak mendukung bahkan

menghina usaha-usaha yang telah kita lakukan. Namun, orang yang telah memahami

dirinya akan menerima kritik ataupun celaan dan bahkan dapat mengambil hikmah

dari kritikan tersebut. Yang ketiga, memiliki konsep diri yang stabil, ketika seseorang

telah menerima siapa dirinya sebenarnya maka orang tersebut akan mengetahui

karakteristik dirinya baik secara sikap maupun fisik yang membedakannya dengan

orang lain.

#10yearsChallange membawa pengaruh postif ke orang-orang dimana, ketika

mereka melihat foto sebelum dan sesudah seseorang yang mendapatkan perubahan

yang baik, maka secara tidak langsung, akan memberi efek psikologis ke dirinya juga,

dimana mereka akan termotivasi agar dapat melakukan perubahan yang baik pula

seperti orang-orang yang mereka lihat di media sosial. Begitupula dengan kehidupan

dirinya sendiri. Perubahan yang semakin baik dalam hidupnya tentu saja akan

meningkatkan penerimaan dirinya karena rasa syukur yang ia miliki terhadap

perubahan dalam dirinya. Dan dampaknya mereka akan berusaha sebaik

mungkin untuk menjadi pribadi yang lebih baik seperti orang-orang yang

mereka lihat dan kehidupan sebelumnya serta akhirnya menerima keadaan diri

mereka dengan cara memperbaiki kekurangan mereka.

Namun, orang-orang yang melakukan #10YearsChallenge juga adalah orang

yang belum menerima dirinya sendiri, terutama keadaan fisik. Terlihat dari kiriman-

kiriman atau postingan #10yearsChallenge, kebanyakan dari foto-foto tersebut

menampilkan perubahan fisik dalam 10 tahun, yakni pada tahun 2009 dan pada 2019.

23
Perubahan fisik yang dimaksud seperti kulit yang lebih putih, wajah yang lebih cantik

atau tampan, tubuh yang lebih tinggi, dan penampilan yang lebih modis. Para

pengguna media sosial seperti Facebook dan Instagram, mempublikasikan foto

mereka dengan kata-kata menyesal, kecewa, bahkan malu dengan keadaan dirinya

sendiri yang dulu. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya rasa cinta pada diri sendiri

dan sikap menghargai terhadap setiap kelebihan dan kekurangan diri kita miliki.

Selain kata-kata penyesalan pada status pengirim tersebut, para pengguna media

sosial yang lain juga memberikan komentar yang menghina foto pada tahun 2009.

Hal ini dapat membuat orang yang mendapat komentar tersebut malu untuk

menunjukkan siapa dirinya sendiri dan tidak memiliki rasa percaya diri. Selain itu,

orang tersebut juga akan mengubah dirinya sesuai dengan komentar-komentar di

sosial media dan melupakan jati diri dan ciri khas yang ia miliki karena takut tidak

diterima dan dicibir oleh masyarakat. Dari uraian di atas, kita dapat melihat

bahwa trend ini membuat seseorang melihat dirinya sangat sempit karena hanya

melihat dari sisi kekurangan saja dan terus fokus untuk menutupi kekurangan

tersebut serta melupakan kelebihan yang terdapat di dalam dirinya.

2. Dampak Positif dan Negatif #10yearschallenge terhadap penerimaan sosial (Social

Acceptance) seseorang

Untuk bukti bahwa penolakan, pengucilan, dan penerimaan adalah pusat

kehidupan kita, tidak terlihat lebih jauh dari ruang tamu. Jika Anda menyalakan

televisi, dan menonton program TV realitas, kebanyakan dari mereka adalah tentang

24
penolakan dan penerimaan. Alasannya adalah bahwa penerimaan - dalam hubungan

romantis, dari teman, bahkan dari orang asing benar-benar mendasar bagi manusia.

Meskipun para psikolog telah tertarik pada hubungan dekat dan apa yang terjadi

ketika hubungan-hubungan itu menjadi kacau untuk waktu yang sangat lama, itu

hanya sekitar 15 tahun bahwa para psikolog telah melakukan pekerjaan ini pada

pengecualian dan penolakan. Menjadi bagian dari suatu kelompok mungkin

membantu leluhur kita. Kami memiliki cakar yang lemah, bulu kecil, dan masa kecil

yang panjang; hidup dalam kelompok membantu manusia purba bertahan hidup di

lingkungan yang keras. Karena itu, menjadi bagian dari suatu kelompok masih

membantu orang merasa aman dan terlindungi, bahkan ketika dinding dan pakaian

memudahkan satu orang untuk menjadi sebuah pulau di seluruh dirinya.

Tetapi penerimaan memiliki saudara kembar yang jahat: penolakan. Ditolak itu

buruk bagi kesehatan Anda. Orang-orang yang merasa terisolasi dan kesepian dan

tersisih cenderung memiliki kesehatan fisik yang buruk. Mereka tidak tidur nyenyak,

sistem kekebalan tubuh mereka berantakan, dan mereka bahkan cenderung lebih

cepat mati daripada orang-orang yang dikelilingi oleh orang lain yang peduli terhadap

mereka.

Menjadi dikecualikan juga terkait dengan kesehatan mental yang buruk, dan

pengucilan dan masalah kesehatan mental dapat bergabung bersama dalam satu

lingkaran destruktif. Orang dengan depresi mungkin menghadapi eksklusi lebih

25
sering karena gejala gangguan mereka - dan ditolak membuat mereka lebih tertekan.

Orang-orang dengan kecemasan sosial menavigasi dunia mereka terus-menerus

khawatir akan ditolak secara sosial. Perasaan terkucilkan juga dapat menyebabkan

bunuh diri.

Pengecualian bukan hanya masalah bagi orang yang menderita, itu juga dapat

mengganggu masyarakat luas. Orang yang telah dikecualikan sering menyerang

orang lain. Penolakan bahkan dapat berkontribusi pada kekerasan. Sebuah analisis

terhadap 15 penembak sekolah menemukan bahwa semua kecuali dua telah ditolak

secara sosial.

Penting untuk mengetahui cara mengatasi penolakan. Pertama-tama, kita harus

berasumsi bahwa setiap orang akan mengalami penolakan secara semi-reguler

sepanjang hidup mereka. Tidak mungkin menjalani seluruh hidup Anda dengan

semua orang bersikap baik kepada Anda sepanjang waktu. Ketika Anda ditolak atau

dikecualikan, cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan mencari sumber

persahabatan atau penerimaan lainnya. Sering kali, orang menyimpan barang-barang

ini untuk diri mereka sendiri karena mereka malu atau mereka tidak berpikir itu

masalah besar. Tetapi tubuh kita merespons penolakan seperti yang mereka lakukan

terhadap rasa sakit fisik; rasa sakit harus ditanggapi dengan serius, dan tidak apa-apa

untuk mencari dukungan. Ketika orang merasa kesepian, atau ketika orang merasa

dikecualikan atau ditolak, ini adalah hal-hal yang bisa mereka bicarakan.

26
#10YearsChallenge membawa dampak postif kepada penerimaan sosial,

dimana orang-orang akan cenderung melihat perubahan yang terjadi. Ketika

perubahaan seseorang dari yang biasa saja ataupun buruk menjadi diri mereka

yang lebih baik, maka orang-orang di sekitar dan yang melihat akan

mendukung perubahan orang tersebut karena dia telah berhasil membawa

perubahan positif ke dalam hidupnya juga hal ini akan menjadi motivasi

kepada orang lain dan membawa pengaruh pengaruh postif lain di sekitar

lingkungan orang itu.

Namun, disisi lain, mengikuti #10yearschallenge merupakan sebuah bukti

bahwa para warganet yang mengikuti tren ini adalah orang-orang yang sangat

mementingkan penerimaan sosial. Mereka berusaha mengikuti tren yang ada

dimasyarakat tak perduli apapun kecuali agar bisa dianggap dikalangan

masyarakat dan tidak merasa terkucilkan. Namun,pada nyatanya walaupun

mengikuti tren ini, tidak menjamin lingkungan akan serta merta menerima seseorang.

Buktinya adalah sebuah kasus yang timbul akibat tren ini. #10YearChallenge tidak

selalu mendapat tanggapan positif. Hal ini berlaku bagi mereka yang mengalami hal

kurang menyenangkan pada 2009. Misal mengalami bully, menjalani pengobatan,

atau menjalani hubungan yang tidak sehat. Hal ini juga berlaku bagi kalangan

transgender yang mengalami perubahan kelamin.

Dikhawatirkan #10YearChallenge atau #2009vs2019 hanya jadi perbandingan

fisik saja. Padahal kenyataannya, ada pengalaman personal yang lebih intens dalam

27
jangka waktu 10 tahun. Pengalaman ini tidak mungkin dibagi lewat foto di sosial

media.

Penolakan terhadap #10YearChallenge juga dilakukan penulis Vin Tanner,

merujuk pada pengalaman Charlie Landeros. Seorang polisi asal Oregon, Eugene,

menembak Landeros akibat perbedaan pandangan politik. Landeros adalah seorang

transgender imigran dengan 2 orang anak. Dikhawatir #10YearChallenge berisiko

menimbulkan Landeros berikutnya, dengan bantuan foto saat ini usai melakukan

perubahan kelamin.

#10YearChallenge sebetulnya hanya untuk senang-senang dengan

membandingkan foto dulu dan sekarang. Namun patut disadari ada risiko dengan

mengunggah foto sekarang. Risiko tak hanya komentar miring warganet, tapi juga

kelompok lain yang memang tidak suka.

Dengan risiko ini, hendaknya kita mengingat media sosial adalah ruang

interaksi yang terbuka luas. Model interaksi dengan meme dan bisa diartikan dengan

berbagai sudut pandang sesuai keyakinan warganet. Pengguna media sosial sebaiknya

tetap menghormati unggahan foto warganet lain meski kurang sesuai dengan

pendapat pribadinya.

28
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

#10yearschallenge secara psikologis menghasilkan dampak secara postif dan

negatif. Dampak postif yang dapat diambil adalah tren ini dapat meningkatkan nilai

emosional seseorang melalui semua postingan yang bernilai sebuah nostalgia

didalamnya. Serta dari segi penerimaan diri dapat menumbuhkan semangat baru

dalam diri seseorang untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya dan penerimaan sosial

untuk terus membawa pengaruh baik dalam lingkungannya.

Namun,dalam pandangan negatif, tren ini akan menghasilkan kecemasan

berlebih bagi seseorang terutama dalam aspek penerimaan diri maupun penerimaan

sosial. Dari segi penerimaan diri, tanpa rasa syukur, trend ini membuat seseorang

melihat dirinya sangat sempit karena hanya melihat dari sisi kekurangan saja dan

terus fokus untuk menutupi kekurangan tersebut serta melupakan kelebihan yang

terdapat di dalam dirinya. Sedangkan dalam penerimaan sosial, mereka berusaha

mengikuti tren yang ada dimasyarakat tak perduli apapun kecuali agar bisa dianggap

dikalangan masyarakat dan tidak merasa terkucilkan. Akan tetapi, sudah menjadi

sebuah konsekuensi dalam sebuah tren untuk menghadapi dampaknya. Tinggal

bagaimana seseorang mengolah segala sesuatu yang didapatkannya.

29
5.2 Saran

Bagi para pengguna sosial media, diharapkan lebih bijak lagi dalam

menanggapi suatu tren karena walaupun ingin diterima dikalangan sosial, jangan

sampai kita tidak menerima diri sendiri. Jangan lupa untuk terus menyaring tren yang

berkembang dimasyarakat karena walaupun ingin diterima dikalangan sosial, belum

tentu yang tren yang ada merupakan sesuatu yang baik. Jadilah diri sendiri tanpa

perlu memaksakan diri agar dapat diterima.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2011. Tersedia online:

https://www.sciencedaily.com/releases/2011/08/110812213032.htm. Diakses

pada tanggal 20 April 2019 Pukul 17.00 WITA

Anonim 2. Apa yang Dimaksud dengan Penerimaan Diri Self Acceptance. Tersedia

online: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-penerimaan-diri-

self-acceptance/9059/2. Diakses pada tanggal 20 April 2019 Pukul 17.00 WITA

Chaplin. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hurlock.1979. Adolescent Development,(4thed),(Internal Student Edition). Tokyo :

McGraw-Hill Kogakusha.

Tirto.10 Years Challenge Nostalgia yang Membahagiakan dan Menguatkan. Tersedia

online: https://tirto.id/10yearchallenge-nostalgia-yang-membahagiakan-dan-

menguatkan-dew1. Diakses pada tanggal 20 April 2019 Pukul 17.00 WITA


LAMPIRAN

Kuisioner

Anda mungkin juga menyukai