Anda di halaman 1dari 11

Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif Gastrocriticism

NOVEL ARUNA DAN LIDAHNYA KARYA LAKSMI PAMUNTJAK:


PERSPEKTIF GASTROCRITICISM

Mareta Dwi Artika


S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
reta.artika@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang penghadiran makanan dalam karya sastra yang kini tidak hanya digunakan
sebagai objek suatu cerita, melainkan sebagai bahan kritik yang sangat mengena. Novel Aruna dan Lidahnya
merupakan salah satu novel yang penceritaannya menggunakan latar budaya dan makanan yang sangat kental.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menjelaskan makanan dan kesenangan (perasaan), (2) menjelaskan makanan
dan bricolage (seni), (3) menjelaskan makanan dan nama, (4) makanan dan sejarah dalam novel Aruna dan
Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan
kalimat yang terdapat pada sumber data, yakni novel Aruna dan Lidahnya karya laksmi Pamuntjak. Perspektif
yang digunakan untuk menganalisis novel adalah perspektif gastrocriticism. Gastrocriticism adalah studi
mengenai etika seseorang dalam menghargai suatu makanan. Pada studi gastronomi Ronald Tobin, orang dapat
melihat bagaimana cara mencari etika metafora gastronomis yang dikodekan dalam literatur untuk menemukan
bahwa pada akhirnya daging telah menjadi kata yang ada bahasa tubuh dalam wacana sastra.

Kata Kunci: Sastra, kuliner, dan gastrocriticism

Abstract

This study discusses the existence of food in a literary work now a days is not only used as an object of a story,
but also as concerns of criticism objects. Aruna dan Lidahnya novels is one of novel that the story telling uses
cultural background and the food was very thick. This study has purposes to: (1) explaining the food and
pleasures (the feeling), (2) describes the food and bricolage (art), (3) the food and name, (4) the food and history
in the Aruna dan Lidahnya novel by Laksmi Pamuntjak. This study is descriptive qualitative research that uses
sentence in source of data that is Aruna dan Lidahnya novel by Laksmi Pamuntjak. Data collection technique
involves the full reading of novel, data inventory by noting and marking quotations with giving marks (colour
paper), and data clasification thats is choosing and sorting parts of research that be analyzed. This study uses
novel analysis perspective which is gastrocriticism by Ronald Tobin. Gastrocriticism is a study of the ethics of a
person in respect of a food. In the study of gastronomy Ronald Tobin, one can see how to find ethical
gastronomical metaphor that is encoded in the literature to find that in the end the meat has become a word that
is in the body language of literary discourse.

Keywords: Literature, culinary, and gastrocriticism

Pengamat dan penggiat kuliner pada umumnya


PENDAHULUAN hanya tertarik pada segi gastronomi hingga berakhir pada
Perspektif penulisan karya sastra yang semakin komersialisasi. Seolah-olah kuliner hanya berfungsi
meluas merupakan kesempatan yang baik bagi penulis sebagai bensin motor kehidupan. Namun, kuliner dalam
karya sastra untuk dapat mengungkap hal yang sering novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamnuntjak
terabaikan namun berperan penting bagi kehidupan. dirasakan lebih dalam, diresapi lebih syahdu, sehingga
Dalam hal ini yaitu berkaitan dengan kuliner. menghasilkan nilai filosofis kehidupan yang indah.
Keberagaman budaya Indonesia, salah satunya Latar tempat penulisan novel di Indonesia, sehingga
tercermin dari jenis kuliner yang bervariasi. Berangkat mengungkap kuliner nusantara yang menyimpan makna
dari kekhasan makanan tanah air, novel Aruna dan kehidupan yang terabaikan dan tidak disadari
Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak memperkenalkan sebelumnya. Berdasarkan pengalaman hidup dan
makanan ke seantero publik. Salah satunya melalui petualangan kuliner sang penikmat rasa, Aruna, nilai-
medium karya sastra. Novel Aruna dan Lidahnya karya nilai filosofis kehidupan dapat terlihat dari sesuatu yang
Laksmi Pamuntjak berisikan sensasi nikmatnya kuliner tersuguhkan di atas piring atau di dalam gelas.
yang ditransformasikan dalam bentuk literasi. Pada tahun 2014 diterbitkan sebuah karya sastra
yang berbicara mengenai topik yang unik yaitu perspektif

1
Gastrocriticism. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017, 0 - 216

gastrocriticism di dalam novel. Seakan penulis mencoba Fokus Penelitian


mengenalkan hal baru kepada khalayak umum bahwa ada Berdasarkan uraian di atas, fokus yang terdapat
terobosan ilmu baru yang pantas untuk diapresiasi. dalam penelitian ini adalah:
Perspektif gastrocriticism di dalam novel muncul a) Makanan dan kesenangan dalam novel Aruna
karena adanya pengaruh antara ilmu antropologi sastra dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak.
dan sosiologi sastra.Kajian antropologi sastra b) Makanan dan bricolage dalam novel Aruna dan
memberikan penilaian bahwa makanan turut ikut serta Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak.
memperkaya wawasan karya sastra dalam bidang kuliner. c) Makanan dan nama dalam novel Aruna dan
Kajian sosiologi sastra mengarah kepada masyarakat Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak.
yang memiliki budaya kuliner. Makanan khas di setiap d) Makanan dan sejarah dalam novel Aruna dan
kota menjadi ciri kota tersebut. Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak.
Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi KAJIAN TEORI
Pamuntjak menggunakan perspektif gastrocriticism Gastrocriticism
sebagai jembatan untuk mengenalkan budaya kuliner Dalam bidang kuliner, perspektif gastrocriticism
terhadap pembaca. Beragam kuliner dikemas dengan sebagaimana yang dikemukakan oleh Marion Halligan
indah di dalam karya sastra. adalah suatu terobosan baru yang diikhtiarkan untuk
Perjalanan di delapan kota menjadi kekuatan di melihat keterkaitan sastra dan kuliner.Marion Halligan
dalam novel dengan memadukan kuliner khas kota menulis tiga buku yang berjudul Eat My Word, Cockles
tersebut. Para tokoh di dalam novel ikut andil dalam of the heart, dan The Taste of Memory. Ketiga buku
melestarikan makanan nusantara yang dibuktikan dengan tersebut berbicara mengenai makanan, karena itu Marion
hobi yang sama. Aruna, Nedezdha, dan Bono merupakan Halligan menggunakan sebuah perspektif mengenai
tokoh yang paling dominan dalam mengkonstruk nilai- bukunya yaitu gastrocriticism. Pelopor bidang tersebut
nilai kuliner. Aruna merupakan tokoh utama yang adalah seorang kritikus Perancis Ronald Tobin. Pada
memuncukan ide untuk melakukan perjalanaan di November 2008 ia memberikan kuliah di UCSB berjudul
delapan kota. Berawal dari kota Surabaya, Bangkalan, Thought for Food: Literature and Gastronomy ia
Pamekasan, Palembang, Medan, Aceh, Pontianak, dan membahas mengenai tema gastro-kritik.
berakhir di Lombok. Tobin says literary critics have devoted few pages to
Perjalanan di setiap kota menjadi hal yang disenangi the study of self-nourishment in literature until recently.
oleh para tokoh. Bono adalah teman Aruna yang Althought Tobins focus in on comedy in Molire, he
berprofesi sebagai seorang chef. Nedezdha teman karib indicates the extensive use of food in literature from
Aruna yang berprofesi sebagai penulis. Mereka memiliki homer on wards and identifies the commonality of
pemikiran yang sama yaitu terobsesi dengan makanan. expressions related to food, but which have also other
Hal tersebutlah yang mendasari kemenarikan novel connotations such as hunger, desire, consummation. The
Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak. sharing of a meal biblical breaking of bread and
Beberapa orang mengatakan bahwa makanan communion, all typify the trasformation of good into
tidaklah memiliki sejarah apapun dengan kehidupan. something else, and are frequently expressive of joy and
Padahal ketika seseorang menyantap makanan, ada pleasure .
sebuah proses autobiografi yang dialamai oleh para Secara garis besar Gastrocriticism merupakan etika
tokoh. Haligan memandang makanan memiliki hubungan seseorang dalam menghargai suatu makanan. Pada studi
tematik dengan tempat dan keinginan untuk gastronomi Ronald Tobin, orang dapat melihat
memberitahukan pembaca layaknya bicara dengan bagaimana cara mencari etika metafora gastronomis yang
makanan. Makanan adalah bagian yang esensial bagi dikodekan dalam literatur untuk menemukan bahwa pada
keberadaannya, makanan yang dimakan dan kenangan akhirnya daging telah menjadi kata yang ada bahasa
tersebut seakan memiliki autubiografi (Halligan, 2004: tubuh dalam wacana sastra. Namun, ia datang secara
11). alami untuk mencari literatur yang mencerminkan dua
Sastra dan kuliner berhubungan tidak hanya dalam tindakan dimana spesies manusia membedakan dirinya:
hal yang bersifat material dan fisikal, seperti bagaimana untuk makan daripada pakan, dan berbicara atau menulis
tokoh-tokoh dalam karya sastra mengonsumsi dan (Tobin, 1990: 3). Namun, hanya sebagai salah satu yang
menikmati makanan, tetapi juga bersifat sosial kultural, terkait oleh makanan, sehingga terpilih salah satu dari
yaitu bagaimana tokoh-tokoh tersebut mengonstruksi mimpi, simbol, mitos, tanda-tanda dari segala jenis.
identitas budaya dan prinsip hidup mereka melalui Inilah sebabnya mengapa hal tersebut memungkinkan
makanan. Khazanah kuliner lokal, tradisional hingga untuk melihat keterkaitanyang kuat antara keahlian
modern, membangun citra tokoh dan lanskap kultural memasak dan sastra: makan adalah paradigmatik
dalam karya sastra. tindakan sastra, membayangkan atau mimpi, untuk
Dalam kajian sastra dan kuliner (literary and menyehatkan intelektual, dan untuk mengenal diri
culinary studies), makanan dapat dilihat sebagai medium sendiri. Gastronomi dapat dianggap sebagai seni
untuk membangun karakterisasi tokoh. Identitas lokal dan penampilan. Dalam pandangan tersebut, gastro-kritik
nasional dari tokoh bisa digambarkan melalui berfungsi untuk menempatkan latar belakang kedua seni
kecenderungan melestarikan makanan berakar lokal dan yang berhubungan dengan pengungkapan penyair dan
nasional dengan cara memasak, menghidangkan, hingga memasak sebagai pencipta tertinggi metamorfosis dan
menikmatinya. ilusi.
Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif Gastrocriticism

Dengan demikian, keduanya membuat sesuatu yang Konsep Makanan dan Bricolage(seni)
baru dari sesuatu yang ada melalui proses seleksi, Tobin menunjukkan memasak adalah proses
renovasi, dan imajinasi karena mereka melakukan pola metamorfosis dan ilusi, ketika koki jenis Prometheus
dasar, suci, dan bertindak kreatif yang menghasilkan bermain api. Sama seperti ragout adalah bauran bahan,
kemurnian, hasil yang kompleks yang mengubah sehingga Halligan berpendapat bahwa kedua karya juru
penikmat secara emosional, intelektual, dan fisik (Tobin, masak dan penyair/penulis adalah bricolage - memasak
1990: 4) juga adalah seni kreatif. Bahasa makanan menunjukpada
bricolage.
Konsep Makanan dan Kesenangan Aspek bricolagedalam makanan terlihat dalam
Para Filsuf telah membahas keterkaitan makanan presentasi artistik makanan di jaman modern yaitu
dengan hal kesenangan yang berasal dari temporalitas dalambuku masak, paling tidak ilustrasi, dan dalam
dan nilai. Dalam bukunya Food for Thought: Philosophy kompetisi memasak TV (BBC Masterchef Goes Large).
and Food (1996) Elizabeth Telfer membahas keduanya Roland Barthes membahas fungsi buku masak sebagai
dalam pandangan kualitatif dan pandangan kuantitatif sumber sosial budaya, gambar lebih penting daripada
kesenangan makanan, seperti yang diungkapkan, tulisan, mereka memaksakan makna tersebut dalam satu
misalnya, oleh Plato dalam Gorgias: Plato mengklaim gaya, tanpa menganalisis atau mencari kelemahannya.
bahwa mencari kesenangan dari makanan mengalahkan Ilustrasi memasak adalah semacam metabahasa.
diri sendiri: orang yang melakukan hal ini adalah orang Menciptakan semacam mitos seperti apa makanan akan
yang tidak pernah puas, dan kurang mendapat terlihat, karena semuagambar memiliki unsur mitos -
kesenangan (Plato Gorgias 1979: 491c-4c). sesuatu yang dapat dipercaya ada tapi jarang bisa
Di Republik Plato menguraikan tentang kenikmatan dibuktikan dalam pembuatan.
palsu makanan yang meskipun memuaskan rasa Estetika makanan dapat dilihat dalam lagu karena
laparpraktek makan adalah salah satu aspek dalam berkaitan dengan estetika penulisan, tak jauh berbeda
mendefinisikan identitas, karena makanan dan memori dengan karya sastra yaitu novel. Makanan dikemas
memiliki keterkaitan. Seperti yang kita semua tahu bau dengan balutan penulisan sastra sehingga berbeda dengan
makanan dikaitkan dengan kesempatan tertentu, buku masakan. Pembaca akan lebih merasakan hal yang
membawa kembali kenangan dari kesenangan atau berbeda dibandingkan dengan buku masakan terlihat dari
kesedihan, mengaitkan makanan dengan peristiwa. cara mengolah bahasa dalam kuliner.
Sebagai Halligan mengatakan, Makanan berkaitan erat Makanan dan rasa (perasaan) dapat mewakili dan
dengan memori, masa lalu, dan kebahagiaan di masa lalu. mengungkapkan makna yang khas dalam estetika.
Pada dasarnya perasaan yang ada dalam diri Kebiasaan dapat menjadi salah satu hal untuk
seseorang memiliki ketentuan yang berbeda. Ketika menjelaskan arti bahwa makanan mewujudkan segala
seorang ahli gastronomi menjelaskan sebuah konsep rasa, macam dari yang sederhana hingga yang kompleks
hal tersebut tidak bisa disamakan dengan pemikiran contoh telur Paskah, permen tongkat, kue ulang tahun,
orang lain karena setiap orang memiliki dan membuat makanan sesaji, dan upacara keagamaan (Allhoff, 2007:
sebuah konseptual yang ditafsirkan atau dijelaskan secara 148)
pribadi.
Penafsiran dari memori digunakan sebagai Konsep Makanan dan Nama
perangkat penyimpanan di mana potongan-potongan Nama makanan yang kita makan dari menu yang
pengetahuan, tindakan, dan bahkan emosi disimpan rapi kita buat, sebenarnya memiliki sejarah, Halligan
setara dengan byte komputer, siap untuk diambil apabila mengutip Jean Anthelme Brillat Savarin pada tahun 1825
diperlukan.Bahan mnemonic memiliki ciri-ciri yang mengatakan: "Katakan apa yang manusia makan dan saya
terdiri dari dikenali, dibatasi, dipertukarkan, dan akan memberitahu anda apa yang dia makan" (Halligan,
komponen direproduksi apabila akan dimunculkan 1990: 94). Hal tersebut memiliki kesamaan dengan hari
(Allhoff, 2007: 104-105). ini. Kami mengubah makanan sehari-hari menjadi
Proses mengingat tidak hanya mencari, namun juga sesuatu yang lebih eksotis hanya dengan mengubah
berada dalam proses menciptakan. Hal tersebut tidak namanya, kadang-kadang hanya mentransfer nama dari
hanya terjadi apabila akan mengambil potongan awal dari makanan ke hidangan yang dimasak, seperti ketika semur
masa lalu yang terhubung ke beberapa sensasi atau menjadi casserole (Halligan, 1990: 12). Seringkali
kondisi sekarang, melainkan setiap kali menciptakan perubahan dari Inggris ke Prancis dalam penamaan
ingatan. makanan, misalnya sup bening menjadi consomm,
Para penulis menggunakan rasa dan bau untuk secara tidak langsung membuat makan tersebut menjadi
membangkitkan kenangan yang dapat menjadi benar- lebih berkelas.Permainan dalam penamaan yang tidak
benar menghidupkan kembali sifat sensual. Sifat sensual familiar menjadi salah satu keunggulan masakan
ditimbulkan dari naluri setiap individu. Makanan adalah Perancis. Nama makanan yang terdengar asing memiliki
bagian mendasar dari pengalaman kami; selama masa taraf lebih, namun faktanya makanan yang memiliki
bayi tersebut merupakan hubungan pertama kami dengan penamaan yang berbeda sering memiliki berbagai nama
realitas (Allhoff, 2007:109). lokal. Dalam Halligan, makanan merupakan aspek yang
tak terpisahkan dari sebuah tulisan, sebagai referensi
yang merujuk keranah sastra.Jenis novel yang saya tulis
membutuhkan keberadaan makanan dan itu adalahcara

3
Gastrocriticism. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017, 0 - 216

yang baik untuk mengungkapkan hubungan manusia METODE


menjadi lebih baik atau buruk. Pendekatan
Di Indonesia terdapat makanan yang memiliki Penelitian yang berhubungan dengan kuliner dalam
komposisi yang sama namun berbeda penamaannya. novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak
Pertama, Nasi Gegok merupakan kuliner khas perspektifgastrocriticism ini merupakan penelitian sastra
Trenggalek yang mirip dengan Nasi Kucing apabila di yang dirancang sebagai penelitian kualitatif dengan
Jawa Tengah. Kedua, Tahu Telor merupakan salah satu analisis deskriptif, dan kajiannya menggunakan
makanan di kota Madiun yang mirip dengan Tahu Tek perspektif gastrocriticism. Penelitian kualitatif dipilih
apabila di Surabaya. Penamaan makanan yang berbeda di dengan pertimbangan bahwa informasi atau data
suatu tempat memunculkan sebuah kemenarikan bagi penelitian terkandung pada frasa, kalimat, paragraf, atau
sebagian orang dan rasa penasaran untuk mencicipinya. wacana.
Pemanfaatan perspektif gastrocriticism dalam kajian
Makanan dan Sejarah sastra ini dengan pertimbangan bahwa persepektif
Pada permulaan abad XVI bangsa Portugis berhasil tersebut memiliki relevansi dengan data penelitian.
menguasai Indonesia untuk mencari rempah-rempah, Perspektif gastrocriticism dimanfaatkan untuk
meskipun pada awalnya pencarian rempah-rempah menghampiri data tentang kuliner dalam novel Aruna dan
dilakukan oleh bangsa spanyol namun yang pertama kali Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak, yang dipandang
memperkenalkan rempah-rempah Indonesia ke negara sebagai hal baru untuk mengenal seni makanan, baik
Eropa adalah bangsa Portugis. Akibatnya mereka ternyata dalam dimensi lokal maupun antarlokal
sangat mengagumi dan mendambahkan rempah-rempah
Indonesia sehingga mendorong bangsa lainnya seperti Sumber Data dan Data
Belanda datang ke Indonesia untuk mencari rempah- Sumber data penelitian ini adalah sebuah novel
rempah bahkan sampai berhasil memonopoli berjudul Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak
perdagangan rempah-rempah di Indonesia. dengan sampul berwarna dominan biru dan terdapat
Perkembangan makanan mengalami kemajuan yang gambar mangkok jago, serta terdapat abjad A. Cetakan
sangat pesat terutama di negara-negara Eropa dan setelah pertama novel ini pada bulan Oktober tahun 2014 dengan
perang dunia II baru mulai tampak adanya perhatian tebal 426 halaman. Novel Aruna dan Lidahnya karya
terhadap masakan-masakan asing di dalam dapur Eropa. Laksmi Pamuntjak ini diterbitkan oleh PT. Gramedia
Misalnya selain masakan-masakan Cina seperti bakmi, Pustaka Utama dengan nomor seri ISBN: 978-602-03-
cap chai, dan lumpia juga beberapa masakan Indonesia 0852-4. Desain cover ini diilustrasikan oleh Barata
seperti nasi goreng, gado-gado, dan sate mulai dikenal Dwiputra.
dan masuk dalam menu masakan Eropa terutama dalam Data dalam penelitian ini yaitu dialog-dialog
menu Belanda. Adapun menu Amerika yang tampak maupun narasi-narasi dalam novel Aruna dan Lidahny
berpengaruh kuat terhadap menu Eropa adalah juice dan akarya Laksmi Pamuntjak yang merupakan representasi
salad, juice dan salad saat ini lebih banyak dikonsumsi dari perspektif gastrocriticism. Dialog-dialog maupun
sebagai upaya memperbaiki menu Eropa yang pada narasi-narasi itu berupa frasa, kalimat, dan paragraf.
umumnya terlalu berat karena masyarakat Eropa
cenderung banyak memakan makanan yang berbahan Teknik Pengumpulan Data
dasar daging (Danylah, 2003:102). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
Pada saat ini telah terjadi banyak perubahan dan data sebagai berikut.
perkembangan yang begitu pesat dalam bidang makanan a) Melakukan pembacaan novel Aruna dan Lidahnya
yang meliputi penyediaan bahan, teknik memasak, serta karya Laksmi Pamuntjak dari awal hingga akhir
pengawetan makanan sehingga dapat dikatakan telah secara berulang-ulang sehingga dapat mengetahui
terjadi revolusi makanan. Makanan banyak tersedia dan mengenai peristiwa apa yang diungkapkan oleh
mudah diperoleh mulai dari yang mentah, siap makan pengarag dalam novel Aruna dan Lidahnya
sampai pada yang siap dikonsumsi. Di Indonesia sehingga dapat menemukan data yang sesuai dengan
perkembangan makanan terjadi disetiap daerah yang ada perspektif yang digunakan sesuai yang diungkapkan
di Indonesia, banyak ragam makanan daerah di Indonesia oleh Ratna (2004: 18) menjelaskan bahwa
sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. membaca karya sastra perlu dilakukan secara
Makanan tradisional Indonesia saat ini banyak berulang-ulang dengan tujuan agar keseluruhan
dikembangkan mulai dari teknik penyajian dibuat unsur karya dapat dipahami secara maksimal.
menarik untuk menarik konsumen, agar makanan Pembacaan dilakukan secara berulang bertujuan
tradisional Indonesia bisa bersaing dengan makanan untuk lebih memahami terhadap apa yang
Eropa dan Cina yang banyak digemari oleh masyarakat diungkapkan dalam suatu karya sastra.
diIndonesia seperti steak, bakmi, cap chai dan b) Memberi tanda pada halaman novel Aruna dan
sebagainnya. Makanan Indonesia saat ini banyak yang Lidahnya dengan cara menggarisbawahi dan
disajikan dengan teknik fusion yaitu menyajikan memberi catatan-catatan menggunakan kertas yang
makanan dengan menata makanan yang menarik dan ditempel untuk mendapatkan data yang sesuai
mengandung unsur seni agar makanan yang disajikan dengan rumusan masalah penelitian.
kepada konsumen lebih menarik. c) Mengklasifikasikan data yakni membuat kategori-
kategori sesuai dengan data yang sudah diseleksi.
Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif Gastrocriticism

Tahap ini mempunyai tujuan untuk mengambil data membandingkan antara makanan yang pernah mereka
yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan makan dengan makanan yang baru saja mereka makan.
(Lihat contoh tabel 01 berikut) sesuai dengan Perbandingkan tersebut didasarkan pada persamaan dan
permasalahan yang akan diteliti. perbedaaan yang terdapat pada makanan tersebut.
Dalam novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi
Teknik Analisis Data Pamunjtak menjelaskan perasaan senang ketika
Berikut teknik analisis data yang dilakukan oleh menikmati kuah kol nenek. Sensasi yang didapat
peneliti: menunjukkan rasa senang karena terdapat kepuasan bisa
a) Menggarisbawahi dan membuat memo atau catatan menguasai makanan. Keadaan mengingat kembali pada
ringkas di halaman dalam novel Aruna dan memori masa lalu ketika peristiwa yang sama terulang
Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak yang akan kembali menjadi hal yang berkesan bagi penikmat
membantu menyeleksi data sesuai dengan rumusan makanan. Berikut kutipannya:
masalah dalam penelitian ini sehingga dapat (4.MK.1.1) Pelan-pelan, kusurup lagi telunjuk yang baru
diperoleh data yang sesuai dengan pembahasan dari saja kucelupkan ke dalam kuah kol nenek.
penelitian. Pedas, amis, sedikit manis. Keongnya kira-kira
b) Mengetik semua data yang ditemukan seruas jari saja, seperti umumnya keong
menggunakan komputer dalam novel Aruna dan sawah. Bentuknya lancip dan panjang, tak
Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak yang sesuai seperti keong hijau bulat tutut monyong yang
dengan pembahasan dalam penelitian ini. pernah kusantap di sebuah restoran di Bogor.
c) Mengelompokkan data berdasarkan aspek yang ada Kuangkat satu dengan sendok, lalu dengan
dalam tabel klasifikasi yakni tabulasi data sesuai mulut yang kumonyongkon kusedot keong itu.
dengan perspektif gastrocriticism, sehingga Begitu dagingnya menyembul dari cangkang,
memudahkan dalam analisis data. segera kuisap. Aku tersenyum, karena
akhirnya berhasil makan kol nenek tanpa tusuk
HASIL DAN PEMBAHASAN gigi (Pamuntjak, 2014: 35).
Hasil Penelitian dan Pembahasan Kutipan tersebut menjelaskan bahwa manusia bisa
Berdasarkan fokus penelitian pada bab 1, hal-hal menikmati makanan dengan cara yang rumit tanpa
yang akan dibahas pada bab IV ini adalah: (1) Makanan adanya kesulitan. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya
dan kesenangan dalam novel Aruna dan Lidahnya karya pengalaman. Kesempatan melakukan hal yang sama
Laksmi Pamunjtak, (2) Makanan dan seni dalam novel untuk kedua kalinya dalam menikmati makanan kuah kol
Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamunjtak, (3) nenek.
Makanan dan nama dalam novel Aruna dan Lidahnya Kuah kol nenek merupakan makanan yang memiliki
karya Laksmi Pamunjtak, (4) Makanan dan sejarah dalam cita rasa kuat dalam hal bumbu karena berasal dari Jawa.
novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamunjtak. Makanan kol nenek terkenal di daerah Jawa Tengah, lain
Berikut pembahasan rumusan masalah pada penelitian halnya dengan di daerah Jawa Barat yang menyebutnya
ini. sebagai tutut monyong. Meskipun penyebutannya
berbeda, namun keduanya memiliki persamaan ketika
Makanan dan Kesenangan dalam Novel Aruna dan menyantapnya, karena kedua makanan tersebut memiliki
Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif bahan dasar yang sama yaitu keong. Bahan dasar keong
Gastrocriticism bisa ditemukan di pematang sawah. Ukuran keong tidak
Pembahasan kesenangan (perasaan) dalam suatu terlalu besar, kira-kira seruas jari dan biasanya ditemui di
karya sastra tidak hanya mencakup makanan yang restoran bermenu Jawa.
dikonsumsi manusia saja, melainkan dari keseluruhan Salah satu restoran di Bogor, tepatnya di resto Imah
hasil reaksi setelah manusia menikmati makanan, Hejo milik vokalis Ungu, Pasha, menyediakan makanan
terkhusus pada hal perasaan. Studi sastra dan makanan berbahan dasar keong dengan sebutan tutut monyong.
bekerja bersama-sama dalam membentuk pola pikir Keong tersebut berwarna hijau bulat, bukan berbentuk
manusia yang ditimbulkan akibat pengaruh makanan. lancip panjang.
Elizabeth Telfer (1990: 3) mengatakan bahwa studi sastra Kekhasan cara memakan kuah kol nenek yaitu
dan makanan memiliki makna kenikmatan palsu mulut harus dimonyongkan. Hal tersebut dilakukan untuk
makanan yang meskipun memuaskan rasa lapar praktik menyedot keong agar daging menyembul keluar dari
makan adalah salah satu aspek dalam mendefinisikan cangkangnya. Maka seketika akan terdengar suara
identitas, karena makanan dan memori memiliki slurppp. Jika cara pertama tidak berhasil, maka dengan
keterkaitan. Seperti yang kita tahu bau makanan cara yang kedua yaitu patahkan sedikit cangkang terlebih
berkaitan erat dengan kesempatan tertentu, membawa dahulu pada ujung keong, kemudian dihisap dan daging
kembali kenangan, mengaitkan makanan dengan akan dengan mudah dimakan. Apabila belum berhasil
peristiwa. juga masih ada cara yang terakhir yaitu dengan tusuk
gigi. Tusuk gigi digunakan untuk mencongkel daging
Proses Mengingat Makanan (Memori Masa Lalu) keong agar keluar dari cangkangnya. Meskipun sukses,
Proses mengingat makanan dimulai ketika seorang cara terakhir tersebut dirasa tidak cukup seru untuk
mengkonsumsi makanan yang sama yang telah mereka digunakan dalam menyantap kuah kol nenek.
makan sebelumnya. Pada saat itulah akan muncul proses

5
Gastrocriticism. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017, 0 - 216

Proses Membuat Ingatan Makanan (Memori cukup berbahaya. Tidak semua orang memiliki
Baru) kemampuan maupun pengalaman melakukan hal
tersebut. Namun ketika mereka berhasil ada kepuasan
Proses penciptaan ingatan yang ditimbulkan oleh yang akan mereka peroleh sebagai hasil dari usaha.
makanan yang dikonsumsi oleh setiap orang itu memiliki Kikil kokot menjadi makanan rakyat yang populer di
perbedaan persepsi dalam menggambarkan reaksi yang Kabupaten Sumenep, Pulau Madura. Dipadukan dengan
diperoleh antarmanusia. Penilaian seseorang terhadap aneka bahan lokal, kokot umumnya diolah menjadi
suatu makanan, baik maupun buruk itu akan membuat masakan kaldu kokot dan soto kokot. Dimasak dari
sebuah memori baru untuk disimpan. Hal ini yang jeroan, sumsum, dan kaki sapi. Kokot adalah masakan
tergambar jelas pada novel Aruna dan Lidahnya karya yang mampu menumbuhkan rasa rindu pada Madura.
Laksmi Pamunjtak.
Menikmati kikil kokot di saat sudah dingin tidaklah Makanan dan Bricolage (Seni) dalam Novel Aruna
senikmat menikmati ketika masih panas. Ketidakpuasan dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif
terhadap penyajian makanan tersebut tergambar dalam Gastrocriticism
memori setiap manusia bahwa adanya gajih menggumpal Makanan yang berseni tidak dapat diukur dari
akibat makanan sudah mulai dingin. Berikut kutipannya: jumlah komposisi pembangun makanan, komposisi yang
(4.MK.2.1) Lima belas menit berlalu, dan kami mulai tergolong bahan mahal dan langka, dan tingkat kekuatan
menyantap kikil kokot masing-masing. Aku makanan untuk bertahan dalam waktu yang lama. Nilai
tiba-tiba mati rasa. Hidangan itu disajikan seni dalam makanan terbentuk dari kolaborasi
nyaris dingin, dan sumsum yang harus dikais pembangun makanan yang seimbang. Pertama, cita rasa
dari dalam tulang atau diseruput melalui yang dihasilkan memiliki kekhasan berupa bumbu yang
sedotan terlihat seperti bagian otak yang tidak dimiliki oleh makanan lain. Kedua, penyajian
terburaiketika aku memasukkannya ke makanan sebelum dinikmati mampu membuat penikmat
mulut, ia seperti lemak kotoran yang terkagum akan penampilannya. Ketiga, cara makanan
mengental di dalam dan sekitar mulut. Bibir, tersebut dikonsumsi yaitu makanan yang memiliki cara
lidah, atap mulut, semuanya seakan terkunci khusus untuk dinikmati.
dalam gajih (Pamuntjak, 2014: 156).
Kutipan tersebut menggambarkan kejenuhan dalam Kekhasan Cita Rasa
menikmati makanan. Harapan tak sesuai dengan Cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan yang
kenyataan. Ingin mencoba makanan yang memiliki harus dibedakan dari segi rasa (taste). Cita rasa
tempat dihati banyak orang, ternyata tidak sesuai dengan merupakan atribut makanan yang meliputi penampakan,
keinginan. Akhirnya memeroleh ketidakpuasan karena bau, rasa, tekstur, dan suhu. Cita rasa merupakan bentuk
makanan yang disajikan sudah tidak sesuai dengan kerja sama dari kelima indera manusia, yakni perasa,
ketentuan yang biasanya diterapkan, seperti penyajian penciuman, perabaan, penglihatan, dan pendengaran.
makanan yang sudah mulai dingin. Karenakikil kokot Rasa merupakan hasil kerja pengecap rasa (taste buds)
harus segera dimakan ketika makanan telah dihidangkan yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut,
danmakanan masih panas. yang merupakan bagian dari cita rasa (Drummond, 2010:
Kaldu kokot Madura, sekilas dari nama saja terlihat 3).
bahwa makanan ini adalah makanan kelas hard core, Keindahan pada makanan dapat dilakukan dengan
atau berada pada jajaran extreme kuliner. taburan butir-butir daun bawang dan beberapa helai daun
Kaldu adalah makanan khas Madura, yang terkenal selada. Penampilan pada makanan mampu menghipnotis
khususnya daerah Sumenep, Pamekasan dan sebagian para penikmat dengan cara mengecoh penikmat makanan.
Sampang. Bentuknya seperti soto atau sup. Perbedaannya Makanan A bisa berubah menjadi makanan B
kalau soto atau sup biasanya menggunakan daging yang dikarenakan penampilan. Penampilan menjadi salah satu
sudah dipotong-potong, kaldu kokot Madura kekuatan bagi makanan bukan hanya manusia saja yang
menggunakan kikil yang bersal dari kaki sapi dan beserta mengutamakan penampilan. mata dan lidah bergabung
tulang-tulangnya. untuk memberikan sebuah penilaian. Namun, pada
Kokot dalam istilah Madura berarti telapak kaki kenyataannya mata terlebih dahulu memberikan penilaian
hewan mamalia, seperti kambing dan sapi. Di kalangan daripada lidah. Kemudian, lidah akan memberikan
warga Madura, mengkonsumsi kokot diyakini mampu penguatan dari hasil indera penglihatan. Berikut
memberi tambahan nutrisi otak dan pendongkrak kutipannya:
stamina. Kaldu kokot menggunakan bahan bumbu seperti (4.MB.1.1) Tapi, sore itu, mata dan lidahku paling
sup atau soto kaldu di Jawa, yakni bawang merah, termanjakan oleh sepiring sate kepah.
bawang putih, jahe, pala, dan daun bawang yang Penampilannya seperti sate daging Malaysia
seluruhnya dimasak sebelum dimasukkan ke dalam kuah tertimbun oleh lumpur saus kacang yang
kaldu. Perbedaannya hanya pada dagingnya saja. dipercantik oleh butir-butir daun bawang, dan
Keunikan cara menikmatinya dengan menyeruput rasanya begitu... begitu... Kosmis! kata
sumsum kokot menggunakan sedotan berukuran besar, Bono, sambil berdiri tegak dengan wajah
jadi sangat mudah untuk menikmati sumsum sapi hangat berseri-seri. Seolah ia baru saja menemukan
tanpa harus memecahkan terlebih dahulu tulangnya. Bagi formula fisika baru (Pamuntjak, 2014: 349).
sebagian orang hal tersebut merupakan adegan yang
Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif Gastrocriticism

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa makanan Warna memainkan peranan sangat penting dalam
memiliki nilai seni layaknya sebuah lukisan. Lukisan kehidupan. Warna dapat mempengaruhi bagaimana cara
yang dinilai biasa mampu dirubah menjadi lukisan yang orang berfikir, bertindak, bereaksi, meningkatkan tekanan
bernilai tinggi oleh seorang ahli lukis. Begitu pula pada darah bahkan dapat mempengaruhi nafsu makan.
makanan sate kepah yang mampu berubah menjadi sate Terdapat sejumlah studi yang dilakukan pada
daging Malaysia pada penampilannya dan cita rasa. bagaimana persepsi rasa dipengaruhi oleh warna. Studi
Kepah ialah kerang yang hidup di rawa-rawa, di daerah menyimpulkan bahwa orang belajar dan menjadi akrab
pesisir. Kepah memiliki banyak daging yang lezat untuk dengan kombinasi tersebut dapat mengubah persepsi dan
dibuat sate. Sate kepah dimakan dengan sambal kacang menciptakan harapan tentang bagaimana bau dan rasa
dan taburan daun seledri. Sate kepah merupakan makanan.
makanan asli Indonesia. Piring yang digunkan dalam menyajikan makanan
Sate daging ala Malaysia merupakan salah satu pengkang berwarna merah itu memiliki tujuan tertentu.
hidangan kuliner yang terbuat dari bahan dasar daging Warna merah adalah warna yang penuh emosi dan warna
sapi. Sate daging tersebut sangat populer dan terkenal di yang sangat energik. Warna ini dapat meningkatkan laju
wilayah Indonesia dan yang paling utama di daerah pernapasan dan menaikkan tekanan darah, serta dapat
Malaysia. Sate daging mempunyai cita rasa yang enak, meningkatkan nafsu makan. Karena dapat merangsang
lezat, dan mempunyai tekstur yang sangat lembut ketika nafsu makan, warna merah sering dijadikan sebagi warna
digigit. Selain mempunyai cita rasa yang enak, sate yang cat dinding rumah makan dan menjadi pilihan yang baik
terbuat dari bahan daging sapi juga mempunyai beberapa untuk warna di ruang makan.
kandungan gizi dan manfaat yang baik bagi kesehatan
manusia. Cara Menikmati Makanan
Persamaan dan perbedaan antar kedua sate tersebut Kombinasi antardua makanan akan menghasilkan
yaitu sate kepah dan sate daging memiliki persamaan inovasi yang baru. Makanan yang sengaja dimakan
pada penampilannya dan kandungan gizi yang cukup secara bersama-sama dengan makanan yang lain adalah
tinggi. Sedangkan perbedaannya yaitu sate kepah bentuk kebiasaan turun-temurun antarmasyarakat.
berbahan dasar kerang dan sate daging berbahan dasar Masyarakat menyakini bahwa kombinasi makanan
daging sapi. tersebut harus dilakukan apabila tidak, maka proses
makan akan terganggu. Berikut kutipannya:
Penyajian Makanan (4.MB.3.1) Hidangan khas pecinan lokal, kata
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk Nadezdha seolah dengan itu nilai kulinernya
menyuguhkan makanan kepada orang/para tamu untuk di naik. Yang menarik, si pengkang ini kudu
santap secara keseluruhan yang berisikan komposisi yang dimakan dengan sambal kepah, yang
di atur dan telah disesuaikan dengan permainan warna tampilannya lebih seperti kerang saus asam
yang di susun secara menarik agar dapat menambah manis. Dan si pengkang ini selalu dihidangkan
nafsu makan. berpasangan, diikat lalu dibakar. Lucu, kan?
Makanan sebagai seni yang terdapat dalam novel (Pamuntjak, 2014: 337).
Aruna dan Lidahnya adalah pengkang, makanan yang Kutipan tersebut menunjukkan bahwa pengkang
dianggap sangat biasa di masyarakat umum. Disajikan di merupakan salah satu makanan khas pecinan yang dalam
piring putih dan di atas nampang. Hal baru dimunculkan perjalananannya mengalami penyesuaian dengan cita rasa
dengan membuat kombinasi dengan corak kembang, lokal. Keunikan yang dimiliki pengkang salah satunya
aksara cina, dan tepi kuning. Pembangun dari luar yaitu yaitu memasaknya harus dipanggang secara perpasangan.
piring-piring merah standar ala restoran Cing bermotif Hal tersebut dikategorikan sebuah seni dalam proses
cagar biru. Berikut kutipannya: memasak yang tidak ditemukan dalam proses memasak
(4.MB.2.1) Ketika makanan kami keluar, mereka makanan yang lain.
disajikan di atas piring-piring merah standar Pengkang merupakan kuliner khas dari Kalimantan
ala restoran Cinadengan corak kembang, Barat yang mirip seperti lemper, terbuat dari beras ketan
cangkang, aksara Cina, dan tepi kuning yang dibentuk segitiga dan dibungkus daun pisang. Di
bermotif cagar biru. Nadezdha benardua dalam pengkang terdapat ebi yang membuat aroma
porsi pengkang yang kami pesan hadir makanan tersebut menjadi lebih merangsang.
berpasangan sehingga kami masing-masing Cara memasaknya cukup unik, dua buah pengkang
mendapat satu potong. Penampilannya seperti dijepit menggunakan kayu, kemudian dibakar di atas bara
sate ketupat (Pamuntjak, 2014: 347). api. Rasa gurinya membuat penikmat sulit untuk berhenti
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa, makanan yang membuka lembar demi lembar daun pisang pelapis
diberikan sentuhan seni akan membuat makanan tersebut pengkang tersebut. Makanan tersebut bisa diperoleh di
menjadi bernilai. Perubahan yang lebih baik itu sangat Pondok Pengkang, sekitar 30 km dari kota Pontianak,
diperlukan untuk meningkatkan ketertarikan dari hanya sekitar 100 m.
penikmat makanan. Sering kali perubahan pada makanan Proses menikmati pengkang sangat cocok apabila
membuat makanan tersebut dibandingkan dengan dicocol dengan sambal kepah. Sambal kepah merupakan
makanan lain. Perbandingan tersebut didasarkan pada sambal yang berbahan dasar kerang yang banyak hidup di
bentuk yang dimunculkan dari kombinasi pembangun hutan mangrove, pesisir pantai. Perpaduan gurihnya
komponen luar, berupa tempat makanan. ketan pengkang dengan legitnya pedas pada sambal

7
Gastrocriticism. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017, 0 - 216

kepah menjadikan makanan tersebut memiliki daya tarik Asal Usul Nama Makanan
bagi pengunjung kota Pontianak.
Keterkaitan nama makanan dengan makanan yang
Makanan dan Nama dalam Novel Aruna dan sering disajikan setiap orang itu memiliki kekuatan
Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif masing-masing. Penyaji makanan memiliki hubungan
Gastrocriticism yang kuat dengan makanan yang ia sajikan. Karena itu
Penamaan makanan adalah sebuah proses perubahan setiap penyaji secara tidak langsung memberikan nama
makanan dari tingkat sederhana menjadi lebih kompleks. atau sebutan sendiri untuk bahan makanan yang mereka
Halligan (1990: 5) berpendapat bahwa makanan sehari- olah. Berikut kutipannya:
hari bisa menjadi sesuatu yang lebih eksotis hanya (4.MN.2.1) Yang kayak salak memang sering disebut
dengan mengubah namanya, terkadang hanya salak Aceh. Nama lokalnya rumbia. Yang
mentransfer nama dari makanan ke hidangan yang kayak kawista itu namanya buah batok, kata
dimasak, seperti ketika semur menjadi casserole. Rania. Bang Agam selalu menyebut pisang
Nama makanan yang dirasa unik akan lebih mudah batu sebagai ciri khas rujak ini, tapi bagiku
diingat oleh penikmat makanan. Ketertarikan makanan yang bener-bener nendang adalah si buah
selain dari rasa dan tempat makanan dapat diperolah dari batok itu (Pamuntjak, 2014: 298).
nama makanan tersebut. Misalnya, mie setan, makanan Kutipan tersebut menunjukkan bahwa persepsi
yang terdengar mengerikan bagi orang yang belum tentang nama makanan bisa disamakan apabila
pernah mencobanya. Ketertarikan pun muncul ketika berpatokan dengan hal yang telah disepakati oleh
mendengar nama makanan dengan sebutan setan. Rasa masyarakat sekitar.
penasaran ingin mencoba merupakan akibat dari Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah nama
penamaan makanan tersebut. sejenis palma penghasil tepung sagu. Nama-nama lainnya
di berbagai daerah di Sumatra dan Sulawesi adalah
Nama Makanan yang Unik rumbieu, rembie, rembi, rembiau, rambia, hambia,
Dalam novel Aruna dan Lidahnya terdapat contoh humbia, lumbia, rombia, rumpia. Di Maluku dikenal
nama makanan yang tergolong aneh dan tidak biasa sebagai ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda. Di
didengar oleh masyarakat umum. Sate lalat termasuk Jawa, ambulung, bulung, (am)bulu, tembulu (Jw.),
sebuah nama yang menarik dan cenderung ekstrim dan bhulung (Md.), dan ki ray (Sd.)
menjijikan. Ketika mendengar sebutan makanan sate Kawista (Limonia acidissima syn. Feronia limonia)
lalat, hal yang terbesit dalam benak mayarakat umumnya adalah kerabat dekat maja dan masih termasuk dalam
adalah makanan berbentuk sate berbahan dasar lalat atau suku jeruk-jerukan (Rutaceae). Tumbuhan yang
laler yang menjijikan. Berikut kutipannya: dimanfaatkan buahnya ini sudah jarang dijumpai
(4.MN.1.1) Sate Lalat yang begitu tersohor itu ternyata meskipun sekarang beberapa daerah mulai
bukan sepenuhnya metafora: itu sungguh mengembangkannya. Kawista relatif tahan kondisi buruk
sate seukuran lalat. Dengan kata lain: kecil (kering atau tanah salin) dan tahan penyakit. Asalnya
seupil. Penyajiannya sama dengan sate ayam adalah dari India selatan hingga ke Asia Tenggara
biasa, sepuluh tusuk, berlumur saus kacang terutama Jawa dan Nusa Tenggara.
campur kecap manis. Tapi ya itu, kecil Kawista dapat digunakan sebagai batang bawah
seperti upil dan bikin aku naik darah bagi jeruk dalam teknik sambung pucuk, namun teknik
(Pamuntjak, 2014: 154). ini dapat memengaruhi rasa buah jeruk yang dihasilkan.
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa nama sate lalat Buah jeruk semacam ini dikenal sebagai kajer (dari
muncul karena ukuran sate kecil, mirip seperti lalat. Sate kawista dan jeruk) dan bisa ditemui di Galis,
lalat, lala dalam bahasa Madura biasa disebut dengan Madura.
sate laler, adalah sebuah menu masakan yang berbahan Di Aceh, buah ini dikenal dengan nama buah batok,
dasar dari daging kambing maupun daging ayam yang dan dimanfaatkan sebagai bahan campuran bumbu rujak
dipotong kecil-kecil sehingga terlihat seperti lalat. Aceh dan sirup. Di Kabupaten Rembang, buah kawista
Ukurannya yang lebih kecil ini membuat kuliner khas asli diolah menjadi sirup yang dikenal dengan nama setempat
Pamekasan tersebut berbeda dengan sate yang dijual pada sebagai sirup kawis. Kawis adalah nama buah ini dalam
umumnya. Biasanya ada yang dicampur dengan kelapa bahasa Jawa.
parut dan per porsinya dijual per ikat dan seikatnya terdiri
atas 25 tusuk. Makanan dan Sejarah dalam Novel Aruna dan
Sebenarnya sate lalat banyak dijumpai diberbagai Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif
pelosok negeri, hanya saja nama dan penyebutannya yang Gastrocriticism
berbeda. Khusus untuk kawasan Madura dan sekitarnya Makanan yang manusia makan memiliki cerita yang
sate ini disebut sate lalat sehingga ketika menyebut sate semestinya perlu diketahui sebagai wawasan. Tidak
lalat atau sate laler maka pikiran seseorang akan tertuju hanya melakukan proses konsumsi namun juga
langsung ke pulau Madura, tempat asal mula nama sate memelurkan adanya keterkaitan pola pikir. Nilai filosofis
lalat itu muncul dan berkembang. dalam makanan dimunculkan sebagai salah satu cabang
dari ilmu sejarah yang pantas untuk diapresiasi. Peran
makanan yang diperoleh dari nilai-nilai filosofis
kehidupan menjadi dasar kemenarikan dari makanan
Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif Gastrocriticism

yang selama ini manusia makan. Cerita singkat Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di
berdasarkan dari pengalaman orang-orang yang telah seantero Kota Palembang; ada yang menjual di restoran,
berpengalaman menjadi salah satu pertimbangan ada yang di pinggir jalan, dan juga ada yang dipikul.
makanan dapat berkembang. Masyarakat umum menjadi Tahun 1980-an, penjual biasa memikul satu keranjang
paham mengenai kisah turun-temurun tersebut. penuh pempek sambil berjalan kaki berkeliling
menjajakan makanannya.
Legenda Makanan Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang
Legenda makanan lebih menitikberatkan pada cerita sejak masuknya perantau Tionghoa ke Palembang, yaitu
pada zaman dahulu yang masih dipercayai oleh beberapa di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II
masyarakat. Makanan yang dikonsumsi akan berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama
menunjukkan cerita bahwa makanan tersebut merupakan empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan
hasil dari perkembangnya legenda makanan. Salah satu apek atau pek-pek, yaitu sebutan untuk paman atau lelaki
contoh yaitu cerita makanan khas raja Kesultanan di tua Tionghoa.
suatu daerah.
Dalam novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Makanan Tradisional (Khas)
Pamuntjak menjelaskan bahwa cerita singkat mengenai Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di
asal dari makanan tersebut berasal menjadi hal yang konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu
menarik. Kisah cerita dimunculkan sebagai bentuk daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya.
wawasan. Proses mengkonsumsi bisa menjadi lebih Daerah pegunungan menghasilkan masakan dari
kompleks apabila diikuti dengan pola pikir untuk sayurmayur karena iklim pegunungan yang dingin,
memahami cerita dibalik makanan yang manusia makan. umumnya masakannya serba panas atau pedas, untuk
Berikut kutipannya: menghangatkan badan. Penduduk di daerah pesisir sering
(4.MS.1.1) Laki-laki itu lalu bercerita tentang seorang kontak dengan orang asing atau daerah lain sehingga
apek berusia 65 tahun yang tinggal di tepi sungai melahirkan banyak masakan campuran yang ikut
Musi. Tahunnya sekitar 1617. Dikisahkan bahwa memperkaya produk makanan khas daerah.
si apek ini gemas melihat jumlah ikan tangkapan Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh
yang berlimpah, tapi tak dimanfaatkan secara kebiasaan masyarakat dan menyatu di dalam sistem sosial
optimal. Maka ia bereksperimen di dapur. Ia budaya berbagai golongan etnik di daerah tertentu.
giling ikan sampai halus dan mencampurnya Makanan tersebut diminati karena rasa, tekstur, dan
dengan tepung tapioka. Lalu ia suruh teman- aromanya sesuai dengan selera yang diinginkan.
temannya sesama apek bersepeda keliling kota Demikian juga dengan kebiasaan makanan khas daerah
untuk menjajakan makanan baru itu. Pek, umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik
apek! begitu suara mereka memenuhi jalan bersangkutan pindah ke daerah lain.
(Pamuntjak, 2014: 176). Dalam novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa sejarah Pamunjtak menjelaskan bahwa kekhasan makanan dapat
terciptanya makanan pempek dan bahan-bahan yang mengalahkan rasa makanan yang memiliki kemiripan
digunakan dalam membuat pempek. Pemunculan tahun dengan makanan yang lebih bersifat modern dan
pada kutipan tersebut mempertegas kelahiran pempek di berkembang. Kekhasan makanan diperkuat dengan
masyarakat. Rangkaian cerita diperkuat dengan proses tempat berkembang dan rasa dari suatu makanan. Berikut
pembuatan hingga terlahirnya makanan yang bernama kutipannya:
pempek. (4.MS.2.1) Sialan, kata Bono. Berkali-kali aku
Hal yang mendasari pemunculan makanan pempek keliling bistro-bistro di Prancis, belum tentu
yaitu banyaknya ikan di sungai Musi. Sungai Musi adalah aku menemukan duck confit yang bener-bener
sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatera Selatan, oke. Padahal itu tradisi mereka. Eh, sekalinya
Indonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini aku ke Bangkalan, Madura, Negara Kesatuan
merupakan yang terpanjang di pulau Sumatera dan Republik Indonesia, aku menemukan tekstur
membelah Kota Palembang menjadi dua bagian. mirip confit yang akan membuat chef Prancis
Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang mana pun terpana (Pamuntjak, 2014: 133).
pun melintas di atas sungai ini. Sejak zaman Kerajaan Kutipan tersebut menunjukkan bahwa penyebutan
Sriwijaya hingga sekarang, sungai ini terkenal sebagai kota Bangkalan, Madura, Negara Kesatuan Republik
sarana transportasi utama bagi masyarakat. Indonesia, merupakan bentuk pengenalan. Bahwa
Pempek atau empek-empek adalah makanan khas makanan di kabupaten Madura telah setara atau pun
Palembang yang terbuat dari daging ikan yang digiling lebih, apabila dibandingkan dengan makanan di luar
lembut dan tepung kanji (secara salah jika sering disebut negeri yaitu Perancis.
sebagai "tepung sagu"), serta beberapa komposisi lain Masakan Perancis (Cuisine franaise) adalah jenis
seperti telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap masakan yang berasal dari negara Perancis dan berbagai
rasa dan garam. Sebenarnya sulit untuk mengatakan negara lain yang mendapat pengaruh budaya Perancis.
bahwa penganan pempek pusatnya adalah di Palembang Masakan Perancis yang terus berevolusi bersamaan
karena hampir semua daerah di Sumatera Selatan dengan perubahan sosial dan politik dipandang sebagai
memproduksinya. jenis kuliner yang elegan, penuh warna, kadang-kadang
kedaerahan. Selain itu, juga telah dikenal akan

9
Gastrocriticism. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017, 0 - 216

kelezatannya dan merupakan golongan kuliner yang sembarang. Kue Maksuba dan naniura menjadi makann
rumit dan menantang untuk dikuasai. penting yang dimunculkan dalam sesajen.
Makanan bebek di Madura dapat dikategorikan
makanan yang sudah memiliki kekuatan, sehingga PENUTUP
apabila orang di daerah lain berbicara mengenai bebek Simpulan
maka akan terbesit dipikiran mereka yaitu kota Madura. Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi
Kekuatan tersebut menjadi salah satu hal yang Pamuntjak menceritakan tentang kehidupan manusia
diunggulkan oleh makanan di Indonesia. Apabila yang berhubungan dengan makanan. Terlebih karena ada
makanan Indonesia dibandingkan dengan makanan luar latar belakang kesempatan untuk mewadahi keobsesian
negeri maka tidak akan kalah enaknya. Ditinjau dari segi para tokoh terhadap makanan melalui pekerjaan yang
rasa, yaitu bumbu dan rempah-rempah yang menjadi selama ini digeluti. Pengarang novel Aruna dan Lidahnya
salah satu unggulan masakan Indonesia berhasil menggambarkan latar belakang delapan kota
yaitu Surabaya, Bangkalan, Pamekasan, Palembang,
Peran Makanan Medan, Aceh, Pontianak, dan Lombok. Latar tempat di
Makanan mencerminkan karakteristik lingkungan. delapan kota tersebut digunakan pengarang untuk
Makanan disiapkan oleh lingkungan. Misalnya ubi mengupas kekhasan makanan.
sebagai makanan pokok orang Papua karena banyak Berdasarkan hasil analisis novel Aruna dan
tersedia di wilayah tersebut. Pada umumnya makanan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak dengan menggunakan
pokok orang Indonesia adalah nasi, karena itu apabila perspektif gastrocriticism, terdapat empat simpulan yang
nasi tidak dikonsumsi dalam satu hari (meskipun tetap akan diuraikan berikut ini.
makan makanan lainnya) tetapi perasaan masih lapar. Makanan dan kesenangan (perasaan) dalam novel
Karena lambung telah terbiasa diisi dengan nasi. Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak dibuktikan
Nilai yang terkandung dalam makanan bergantung dengan data-data yang disajikandalam bentuk hasil
dari proses pematangan atau kandungan alami yang ada analisis di dalam pembahasan.Hal tersebut dibuktikan
pada bahan makanan. Makanan yang dikonsumsi (mentah dengan tokoh-tokoh mengkonsumsi dan memberikan
atau diolah) merupakan bagian dari kebudayaan. argumen tentang makanan. Keterkaitan makanan dan
Makanan yang diolah dari bahan-bahan mentah kesenangan ditunjukkan oleh tokoh-tokoh melalui proses
(seperti rujak, lalapan, lawa) adalah sebuah bentuk mengingat makanan dan proses membuat ingatan
kebudayaan. Lalapan: sayuran segar yang lazim disantap makanan. Dari proses tersebut akan memunculkan
oleh orang Jawa. Lawa: jenis makanan mentah yang beragam reaksi perasaan manusia ketika sedang
diolah dari ikan, cuka/jeruk, kelapa & bumbu tertentu menikmati makanan.
adalah salah satu jenis makanan orang Bugis. Makanan sebagai bricolage (seni) yang terdapat
Proses pematangan makanan adalah bagian dari dalam novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi
kebudayaan. Meliputi cara, bahan, & alat yang Pamuntjak dibuktikan dengan data-data yang disajikan
digunakan. Makanan yang lazim dimakan oleh orang dalam bentuk hasil analisis di dalam pembahasan.Data
Jawa belum tentu lazim bagi orang Bugis. Misalnya ikan tersebut tergambarkan melalui para tokoh ketika
lele yang banyak dikonsumsi oleh orang Jawa, orang mengkonstruk kekhasan cita rasa, penyajian makanan,
Bugis justru kurang menyukainya. dan cara menikmati makanan.
Dalam novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Penamaan makanan yang terdapat dalam novel
Pamuntjak menjelaskan bahwa peran makanan dapat Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak dibuktikan
menjadi fungsi sosial yang penting pada suatu daerah dengan data-data yang disajikan dalam bentuk hasil
seperti menjadi sesaji dan ritual lain. Berikut kutipannya: analisis di dalam pembahasan. Data tersebut
(4.MS.3.1) Ada teman gue yang bercerita tentang tergambarkan melalui para tokoh ketika mengkonstruk
naniura, ceviche versi Danau Toba. Katanya, nama makanan yang unik dan asal usul nama makanan.
makanan itu menarik. Ia bukan sekadar Relasi makanan dan sejarah yang terdapat dalam
makanan tradisional yang nggak sadar bahwa novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak
dibelahan dunia lain dirinya dianggap dibuktikan dengan data-data yang disajikan dalam bentuk
modern, tapi ia juga punya fungsi sosial yang hasil analisis di dalam pembahasan. Data tersebut
penting, ia bagian penting dari ritual tergambarkan melalui para tokoh ketika mengkonstruk
setempat, sama seperti Kue Maksuba di legenda makanan, makanan tradisional/khas, dan peran
Palembang... (Pamuntjak, 2014: 250). makanan.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa beragam
makanan telah menduduki peran penting yang selama ini Saran
dipercaya oleh masyarakat. Salah satunya dipergunakan Penulis memberikan saran bagi beberapa pihak. Yakni:
untuk ritual. a) Bagi peneliti sastra, penelitian yang berkaitan
Indonesia yang kondisi sosio kultur masyarakatnya dengan perspektif gastrocriticism hendaknya lebih
beragam, tentu saja memiliki cara tersendiri dalam dikembangkan. Sebab dengan mengkaji karya sastra
penyajian sesajen. Seperti upacara adat dari budaya Batak menggunakan perspektif gastrocriticism akan
Toba di Sumatra Utara, sesajen makanan daerah setempat membantu mengingkatkan bahwa betapa pentingnya
menjadi media persembahan kepada arwah leluhur. makanan sekaligus sebagai sarana untuk
Makanan yang digunakan sebagai sesajen juga tidak
Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif Gastrocriticism

berkampanye menyelamatkan makanan tradisonal


dari makanan fast food.
b) Bagi dunia pendidikan sastra, perspektif
gastrocriticism hendaknya digunakan untuk
menanamkan sikap peduli terhadap makanan
tradisional agar generasi selanjutnya dapat
menikmati kekhasan cita rasa makanan yang
dimiliki oleh suatu daerah.
c) Bagi peneliti lain, ketika meneliti karya sastra
dengan menggunakan perspektif gastrocriticism
hendaknya memperhatikan aspek-aspek yang
menyangkut dengan budaya yang terdapat dalam
suatu daerah masyarakat tertentu. Karena budaya
bersinggungan langsung dengan makanan yang ada
di lingkungan suatu daerah tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Allhoff, Fritz dan Dave Monroe (Ed.). 2007.Food and
Philosophy : Eat, Think, and Be Merry.
Australia: Blackwell
Creswell, Jhon W. 2012. Educational Research: Planning,
Conducting, and Evaluating Quantitative
Research 4th. Boston: Pearson Education.
Halligan, Marion. 1990. Eat My Words. North Ryde:
Angus & Roberston
. 1996. Cockles of the Heart . Melbourne: Reed
Books.
. 2004. The Memory of Taste. Australia.
Alexander Street
Pamunjtak, Laksmi. 2014. Aruna dan Lidahnya. Jakarta:
Gramedi Pustaka Utama.
Permatasari, Delmarich Bilga Ayu. 2016. Struktur Naratif
Novel Aruna dan Lidahnya Karya Laksmi
Pamuntjak. skripsi tidak diterbitkan. Surabaya:
FIB Universitas Airlangga.
Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra, Pendekatan
Teori, Metode dan Kiat. Yogyakarta: UGM.
Sari, Widya Ratna. 2015. Citra Kuliner Lokal Dalam
Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi
Pamuntjak: Tinjauan Sosiologi Sastra. Surabaya:
FIB Universitas Airlangga.
Telfer, Elizabeth. 1996. Food for Thought: Philosophy
and Food. London: Routledge.
Tobin, Ronald 2010. Thought for Food: Literature and
Gastronomy. Lecture given at University of
California Santa Barbara, November 2008.
Video:
www.uctv.tv/schedule accessed 01.11.2016. Also on
www.youtube.com/Watch?v=76zhTYQ Accessed
4.1.2010, 24.01.2010.
Tobin, Ronald W. 1990. Tarte La Creme:Comedy and
Gastronomy in Molieres Theater. Colombus:
Ohio State University Press
Drummond KE & Brefere LM. 2010. Nutrition for
Foodservice and Culinary Professionals,
Seventh Edition. New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc. Page 3-4

11

Anda mungkin juga menyukai