0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan5 halaman
Mangga gedong gincu memiliki ciri khas berwarna merah keunguan pada pangkal buah ketika sudah matang. Buah ini rentan terhadap kerusakan fisik dan serangan penyakit busuk buah pascapanen yang disebabkan oleh berbagai jamur seperti Phomopsis sp. dan Colletotrichum gloeosporioides. Penanganan yang tepat seperti pemeliharaan kebersihan, penyemprotan fungisida alami, dan penyimpanan pada suhu 7-10°C d
Mangga gedong gincu memiliki ciri khas berwarna merah keunguan pada pangkal buah ketika sudah matang. Buah ini rentan terhadap kerusakan fisik dan serangan penyakit busuk buah pascapanen yang disebabkan oleh berbagai jamur seperti Phomopsis sp. dan Colletotrichum gloeosporioides. Penanganan yang tepat seperti pemeliharaan kebersihan, penyemprotan fungisida alami, dan penyimpanan pada suhu 7-10°C d
Mangga gedong gincu memiliki ciri khas berwarna merah keunguan pada pangkal buah ketika sudah matang. Buah ini rentan terhadap kerusakan fisik dan serangan penyakit busuk buah pascapanen yang disebabkan oleh berbagai jamur seperti Phomopsis sp. dan Colletotrichum gloeosporioides. Penanganan yang tepat seperti pemeliharaan kebersihan, penyemprotan fungisida alami, dan penyimpanan pada suhu 7-10°C d
Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya. Bentuk buah mangga gedong adalah bulat dengan pangkal buah agak datar dan sedikit berlekuk serta tangkai buah yang kuat terletak pada bagian tengah buah dengan bobot buah matang berkisar antara 200-240 g per buah dan berukuran 5-6 x 3 x 2-3 cm (Broto, 2003). Daya tarik pertama mangga gedong gincu ini terlihat dari warna buahnya yang kuning kemerahan (gincu) jika sudah matang yang akan muncul ketika umur buah sudah mencapai 90- 100 hari setelah bunga mekar dan warna merah ini akan muncul pertama di bagian pangkal buah jika buah mangga gedong tetap dibiarkan tumbuh di pohonnya. Jadi jika buah mangga gedong dipetik sebelum warna gincunya muncul maka buah ini akan tetap menjadi buah mangga gedong, bukan buah mangga gedong gincu. Daya tarik lainnya dari buah berwarna gincu ini terletak pada bagian aroma dan rasanya yang manis sekaligus sedikit asam. Mangga gedong gincu memiliki daging buah yang tebal, berserat halus, berair banyak serta agak keras. Permukaan kulit buah mangga gedong gincu berbintik putih kehijauan dan berlilin serta agak tebal sehingga dapat disimpan beberapa hari dan dikenal tahan dalam proses pengangkutan. Tampilan fisik buah mangga gedong gincu dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Mangga gedong gincu
Dalam penentuan standar kualitas mangga gedong gincu yang baik biasanya didasarkan pada (Broto, 2003): Bobot buah 200-240 g/buah. Warna ketika matang adalah pada pangkal buah merah keunguan, pucuk buah hijau tua. Bentuk pucuk dan pangkal buah bulat dan sedikit berlekuk pada pangkal. Terdapat sedikit bintik pada kulit buah dan warnanya jelas. Kulit buahnya tebal dan berlilin
2.2 Kerusakan Mangga Gedong Gincu
Buah mangga gedong gincu termasuk ke dalam kelompok buah klimakterik, yaitu suatu perubahan pola respirasi yang mendadak yang khas pada buah-buahan tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses pembentukan etilen yang ditandai dengan terjadinya proses pematangan. Buah-buahan yang tidak pernah mengalami periode tersebut digolongkan ke dalam golongan buah non klimakterik (Winarno,2002). Mangga gedong gincu biasanya dipanen setelah memasuki tingkat kematangan optimal, masih sedikit keras dan warna merahnya sudah mulai tampak. Tingkat kematangan terbaik adalah apabila buah mangga dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah bunga mekar karena jika pemanenan dilakukan sebelum hari ke-90 setelah bunga mekar, maka warna merah yang menjadi ciri khasnya tidak akan tampak dan buah ini hanya akan tergolong menjadi buah mangga gedong. Tanda yang menunjukkan mangga gedong gincu telah masak dapat ditandai dengan daging buah yang mudah melunak jika ditekan dengan jari. Pada kondisi ini, buah dapat disimpan selama 2-3 hari dalam lemari pendingin dengan kondisi kulit buah akan menghitam sementara daging buah tetap baik untuk dimakan (Broto, 2003). Buah mangga gedong gincu adalah buah mangga yang sengaja dibiarkan matang di pohonnya, maka buah ini juga mudah memar dan tertusuk, sehingga harus ditangani secara hati-hati. Kerusakan secara fisik dan mekanik ini menjadi factor yang harus ditentukan dalam memberikan penanganan pasca panen pada manga gedong gincu mulai dari peemtikan, sortasi, grading hingga pengemasan yang tepat untuk distribusi. Sehingga pengemasan yang cocok untuk penyimpanan buah manga gedong gincu ini perlu diperhatikan mengingat sifat buah mangga termasuk buah klimaterik. Mangga termasuk tanaman yang rentan terhadap penyakit yang bisa menyerang buah, bunga dan pentil (buah muda), daun serta batang dan cabang. Untuk menghindari serangan penyakit dan hama pada buah mangga yang umumnya disebabkan karena cendawan dan bakteri, harus diketahui cara pencegahan dan pengendaliannya agar tidak menyebabkan kebusukan pada buah. Penyakit dapat muncul saat masa prapanen maupun pascapanen. Penyakit pascapanen pada mangga ini bisa mengakibatkan hal yang lebih buruk dibandingkan ketika buah masih berada di pohon karena kerusakan karena penyakit pascapanen pada mangga dapat menimbulkan kerugian dan kehilangan hasil antara 30-50%. Hal ini akan lebih besar lagi jika tidak segera dilakukan penanggulangan, karena kondisi di daerah tropis sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan patogen pascapanen, misalnya suhu dan kelembapan yang tinggi serta keberadaan patogen tanaman di daerah tropis yang selalu ada di sepanjang musim dan terdapat berlimpah di alam (Soesanto, 2006). Serangan busuk buah bisa terjadi pada mangga yang dibawa ke tempat penjualan maupun yang disimpan di ruang sejuk bersuhu 7-10oC. Mangga yang dibawa ke tempat penjualan seringkali terserang busuk dengan ciri-ciri berkerut hitam yang disebabkan oleh cendawan Phomopsis sp., busuk ring yang keras dan hitam disebabkan oleh cendawan Dothiorella mangiferae Cheerna & Dani, busuk pangkal buah disebabkan oleh cendawan Colleto-qloeosporiodes, dan busuk lunak disebabkan oleh cendawan Bohydplodia theobromae Pat. Selain itu, penyakit ini juga disebabkan oleh cendawan Gloeosporium mangifera P. Henn, Cladosporium herbarum Lk., dan Penicillium galucum Lk (Pracaya, 2011). Bila serangan terjadi pada pangkal buah penyebabnya adalah cendawan Dothiorellribis (Fel.) Sacc. yang benih penyakitnya masuk dari ujung tangkai lalu meluas ke pangkal buah dan bagian lain. Penyakit ini menghasilkan busuk lunak yang sangat khas pada buah mangga. Jika terjadi busuk di sisi buah yang disertai bercak-bercak antraknosae, penyebabnya adalah cendawan Gloeosporium mangiferae P.Henn, atau Colletotrichum gloeosporioides Penz. Buah yang terserang busuk akan berbau lebih keras yang kemudian akan berbau seperti buah yang terlalu masak, bercak-bercaknya mula-mula kecil, setelah itu akan tersebar dan menjadi lebih besar sehingga buah tidak laku dijual. Pestalozzia funera Desmmaz dan Phomopsis sp. juga dapat menyebabkan busuk sisi buah. Buah yang memar karena ketidakhati-hatian dalam panen atau dalam membawa ke tempat penyimpanan, juga bisa busuk yang disebabkan oleh serangan cendawan Penicillium glaucum Lk dan Fusarium sp. Jika disimpan di tempat bersuhu yang lebih tinggi, penyebab busuk adalah cendawan hijau Penicillium digitatum Sacc., dan cendawan biru Penicillium italicum Wehmer (Pracaya, 2011). 2.3 Penanganan dan Penyimpanan Mangga Gedong Gincu Selama proses penyimpanan, mangga akan mengalami kebusukan/penurunan mutu yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah karena serangan penyakit pasca panen yang bisa disebabkan pula oleh berbagai faktor baik yang berasal dari masa pra-panen, panen ataupun pada saat pasca panen itu sendiri. Menurut Pracaya (2011), serangan busuk buah mangga gedong gincu dapat dicegah dan dikendalikan dengan penanganan sebagai berikut: a. Lakukan penanganan buah secara hati-hati dan pastikan tidak ada luka/memar. b. Infeksi cendawan pembusuk bersifat laten. Untuk mengendalikannya, sejak buah mangga masih muda perlu dilindungi dengan penyemprotan fungisida alami, misalnya cairan kunyit. c. Bila ada buah yang menunjukkan gejala busuk, jangan dicampur degan area yang sehat. d. Mangga dapat awet disimpan si tempat dengan suh rendah, yakni 7-10oC. Hanya saja cara ini bisa membuat mangga terluka, terutama buah yang berkulit tipis. Lukanya berupa bercak (lingkaran kecil) cokelat. Kalau disimpan pada suhu 1oC, warnanya akan berubah dari hijau menjadi suram. Setelah dikeluarkan dari ruang dingin, buah akan cepat busuk pada suhu kamar. DAFTAR PUSTAKA Broto, W. 2003. Mangga : Budidaya, Pacapanen dan Tataniaganya. AgroMeida Pustaka. Jakarta Pracaya, 2011. Bertanam Mangga. Jakarta. Penebar Swadaya. Soesanto,L. 2006. Penyakit Pascapanen Sebuah Pengantar. Kanisius. Yogyakarta. 273 Hal. Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta