DISUSUN OLEH
Elza Febrianty Angraini (061740411497)
Kelas : 4 EGA
Kelompok : 2
DOSEN PEMBIMBING
Tahdid, S.T.,M.T.
Tidak lupa penyusun juga mengucapkan terima kasih atas bantuan bapak
Tahdid, S.T.,M.T. Selaku dosen yang telah membimbing penyusun, teman
sekelompok penyusun yang telah bekerja sama menyelesaikan tugas, bapak dan
ibu penyusun tercinta atas semua do’a, dukungan, perhatian dan kasih sayang
yang telah diberikan selama menyelesaikan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Boiler ..........................................................................................3
2.2 Perbedaan Boiler Pipa Api dan Boiler Pipa Air ..........................................3
2.3 Boiler Pipa Api .............................................................................................4
2.4 Bagian-Bagian Boiler Pipa Api....................................................................5
2.5 Prinsip Kerja Boiler Pipa Api ......................................................................5
2.6 Reaksi Pembakaran ......................................................................................5
2.7 Efisiensi Boiler .............................................................................................5
2.8 Macam-Macam Boiler Pipa Api...................................................................5
2.9 Prinsip Aliran Gas Boiler Pipa Api ..............................................................5
2.10 Bahan Bakar yang Digunakan Pada Boiler Pipa Api .................................5
2.11 Keuntungan dan Kerugian dalam Penggunaan Boiler Pipa Api ................5
2.12 Masalah Pada Boiler Dan Keselematan Kerjanya .....................................5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................6
Daftar Pustaka ........................................................................................................ iii
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini instalasi tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri dari
pembangkit uap atau yang dikenal dengan sebutan ketel uap yang berfundasi
sebagai sarana untuk mengubah air menjadi uap bertekanan. Ketel uap dalam
bahasa inggris disebut dengan nama boiler berasal dari kata boil yang berarti
mendidihkan atau menguapkan,sehingga boiler dapat diartikan sebagai alat
pembentukan uap yang mampu mengkonversi energi kimia dari bahan bakar
padat (padat cair dan gas) yang menjadi energi panas. Uap yang dihasilkan
dari ketel uap merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase cairan
menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang memerlukan sejumlah
energi dalam pembentukannya. Zat cair yang dipanaskan akan mengakibatkan
pergerakan moleku-molekul menjadi cepat,sehingga melepas diri dari
lingkungannya dan berubah menjadi uap. Air yang berdekatan dengan bidang
pemanas akan memiliki temperature yang lebih tinggi (berat jenis yang lebih
rendah) dibandingkan dengan air yang bertemperatur rendah, sehingga air
yang bertemperatur tinggi akan naik kepermukaan dan air yang bertemperatur
rendah akan turun. Peristiwa ini akan terjadi secara terus menerus (sirkulasi)
hingga berbentuk uap.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka program ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian boiler serta perbedaan antara Boiler Pipa Api dan
Boiler Pipa Air
2. Mengetahui komponen – komponen dari Boiler Pipa Api.
3. Mengetahui proses kerja Boiler Pipa Api.
2
BAB 1. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Boiler
Boiler atau ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-
pipa penguapan (evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air
(economiser) dan pemanas udara (air heater). Pipa-pipa penguapan
(evaporator) dan pemanas lanjut (superheater) mendapat kalor langsung dari
proses pembakaran bahan bakar, sedangkan pemanas air (economiser) dan
pemanas udara (air heater) mendapat kalor dari sisa gas hasil pembakaran
sebelum dibuang ke atmosfer.
Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri
dari dua bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yang
menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler
proper, sebuah alat yang mengubah air menjadi uap. Uap atau fluida panas
kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi
pemanasan.
Uap yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk:
A. Mesin pembakaran luar seperti: mesin uap dan turbin
B. Suplai tekanan rendah bagi kerja proses di industri seperti industri
pemintalan, pabrik gula dan sebagainya
C. Menghasilkan air panas, dimana bias digunakan untuk instalasi pemanas
bertekanan rendah.
Cara kerja dari boiler pipa api ini adalah di dalam pipa terjadi proses
pengapian, kemudian panas yang dihasilkan dalam proses tersebut langsung
dihantarkan ke dalam boiler yang berisi air. Kapasitas dan tekanan yang
dihasilkan boiler dipengaruhi oleh besar besar dan konstruksi boiler.
Contoh :
1. Ketel Sederhana Vertikal
2. Ketel Cochran
3. Ketel Lancashire
4. Ketel Cornish
5. Ketel Lokomotif
6. Ketel Kapal
7. Ketel Velcon
Cerobong asap berfungsi untuk membuang gas asap yang tidak dipakai lagi ke
udara bebas, untuk mengurangi polusi disekitar instalasi boiler, sehingga
proses pembakaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan cerobong asap
pengeluaran gas asap dapat lebih sempurna.
2. Burner
Pada prinsipnya burner adalah transduser yang berguna untuk mengubah satu
bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dalam kasus ini burner berfungsi
untuk mengubah energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar, menjadi
energi panas di dalam furnace melalui suatu reaksi kimia dalam nyala api.
5
Kunci utama burner adalah untuk membakar bahan bakar seefisien mungkin
dan menghasilkan heat flux yang optimum. Pada premix burner konvensional,
bahan bakar dicampurkan dengan udara primer yang mengalir ke dalam
burner. Aliran udara primer harus dimaksimalkan tanpa menaikkan tinggi
nyala api dalam burner.
b. Steam Drum
Prinsip kerja dari boiler pipa api ini adalah gas panas dari hasil pembakaran
dialirkan melalui sebuah pipa dimana disekeliling pipa terdapat air sehingga
gas panas tersebut memanaskan air yang terdapat di dalam boiler secara
konduksi panas sehingga terbentuk uap panas. Uap (steam) yang dihasilkan
oleh boiler pipa air ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah. Prinsip
kerja dari boiler pipa air ini adalah air dilewatkan melalui pipa kemudian pipa
tersebut dipanaskan dengan cara dibakar dengan api sehingga air berubah
menjadi uap air. Uap yang dihasilkan boiler pipa air ini memiliki tekanan dan
kapasitas yang lebih tinggi.
Pada kondisi ideal, proses pembakaran dapat terjadi apabila jumlah bahan bakar
dan udara pada proporsi tertentu, yang berdasarkan prinsip kimia (stoikiometrik).
Namun kenyataan yang terjadi adalah, campuran bahan bakar dengan udara di
dalam furnace (ruang bakar) sangat mustahil untuk mencapai kondisi sempurna.
Untuk itulah dibutuhkan adanya excess air yang disupply ke dalam proses
pembakaran untuk memastikan terjadinya pembakaran yang sempurna. Jumlah
dari excess air tergantung dari bahan bakar yang digunakan pada proses
pembakaran. Excess air yang dibutuhkan pada proses pembakaran batubara,
sudah pernah saya bahas pada artikel sebelumnya.
Reaksi pembakaran dari bahan bakar, dapat terjadi jika syarat-syarat kimia berikut
tercapai:
Terjadi kombinasi yang sempurna antara dua atau lebih reaktan berdasarkan
rasio stoikiometrik.
Massa elemen reaktan harus sama dengan massa hasil reaksi (hukum
kekekalan massa)
Senyawa kimia terbentuk dari elemen-elemen kombinasi dengan hubungan
massa yang tetap.
Formasi dari senyawa yang menghasilkan panas (reaksi eksotermik) ataupun
yang membutuhkan panas (reaksi endotermik), berdasarkan atas perubahan
energi bebas dari reaksi.
Tabel berikut menjelaskan bentuk reaksi kimia pada berbagai jenis bahan bakar.
8
pembakaran bahan bakar biomassa juga dalam situasi yang sama dengan proses
pembakaran gas alam, maka bahan bakar biomassa yang dioksidasi perlu
direduksi ukurannya menjadi partikel-partikel lebih kecil dari kondisi awalnya.
Proses pembakaran pada bahan bakar pada pada umumnya dibagai menjadi 3
1. Proses pengeringan
2. Proses devolatilisasi
Contoh nya pada proses pembakaran biomassa atau batu bara; saat
biomasa dipanasi, kandungan air di dalam bahan bakar sedikit demi sedikit mulai
menguap pada suhu antara 90 – 100 OC. Kandungan air yang dilepaskan dari
bahan bakar biomasa tersebut kemudian mengalir keluar bersama dengan gas
buang melalui cerobong. Pada suhu antara 140 – 400 O
C terjadi proses
devolatilisasi yang akan melepaskan gas-gas pembentuk unsur biomassa
(volatile). Gas-gas tersebut kemudian dioksidasi dengan udara sekunder dan akan
melepaskan kalor hingga suhunya mencapai 800 – 1.026 OC (De Souza and
Santos, 2004). Proses pembakaran tersebut terjadi secara sinambung mengikuti
ketiga reaksi di atas. Sebagaimana diketahui bahwa pembakaran adalah proses
oksidasi dimana oksigen diberikan dengan mengikuti rasio udara berlebih
terhadap massa bahan bakar agar diperoleh reaksi pembakaran yang komplit.
Reaksi utama dari proses pembakaran antara karbon dengan oksigen akan
membentuk karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida
merupakan produk pembakaran yang memiliki temperatur rendah. Oksidasi
karbon monoksida ke karbon dioksida hanya dapat terbentuk jika memiliki
sejumlah oksigen yang seimbang. Kandungan CO yang tinggi mengindikasikan
proses pembakaran tidak komplit dan ini harus seminimal mungkin dihindari,
karena:
Emisi gas CO2 di atmosfer sangat problematik, sejak kehadiran CO2 menjadi
pertimbangan utama dalam kasus efek pemanasan global maka keberadaan CO2
saat ini mulai dipertimbangkan lagi. Selama proses pembakaran bahan bakar
biomasa gas CO2 yang dikeluarkan akan segera diikat kembali oleh tanaman
selama proses pertumbuhannya berlangsung. Hal ini dapat terjadi karena CO2
yang dihasilkan dari proses pembakaran biomasa adalah CO2 netral berbeda
dengan bahan bakar fosil. Selama proses pembakaran biomassa juga akan
menghasilkan gas metan
(CH4) yang merupakan komponen dasar dari gas alam. CH4 mempunyai
kontribusi yang besar terhadap efek pemanasan global, bahkan lebih kuat 21 kali
dari pada CO2. Keberadaan CH4 di atmosfer dapat mencapai jangka waktu 12
tahun sebelum akhirnya terdegradasi secara alami. Beberapa gas lainnya juga akan
dihasilkan dari reaksi oksidasi antara oksigen dengan komponen bahan bakar
seperi oksida-oksida
Universitas Sumatera Utaranitrogen, yaitu; NO, N2O, dan NO2. Pada beberapa
literatur menyebutkan bahwa jumlah oksida nitrogen diperoleh dari dua sumber,
yaitu; panas dan udara. Untuk mendapatkan proses pembakaran secara komplit
diperlukan sejumlah udara pembakaran yang cukup untuk mengoksidasi unsur-
unsur pembentuk biomassa. Jumlah kebutuhan udara untuk keperluan oksidasi
bahan bakar biomassa dapat ditentukan berdasarkan persentase kandungan unsur-
unsur pembentuknya. Komposisi unsur senyawa bahan bakar dapat diketahui
melalui analisis proksimasi (analisis pendekatan) dan analisis ultimasi (analisis
tuntas).
2.8. Macam-macam
Boiler pipa-api sendiri masih bisa diklasifikasikan menjadi beberapa tipe:
Boiler Haystack
Boiler ini merupakan boiler dengan desain paling sederhana. Hanya tersusun
atas sebuah tungku raksasa yang ditumpangi sebuah panci besar. Boiler yang
berbentuk seperti panci ini memang dahulunya terinspirasi oleh panci
memasak. Boiler yang dikembangkan di abad 18 ini hanya mampu bekerja di
tekanan maksimum 5 psi. Boiler yang saat ini sudah sangat jarang di temui ini
menjadi cikal bakal dikembangkannya berbagai desain boiler baru hingga
ditemukannya desain boiler pipa-api modern.
Centre-flue Boiler
12
Return-flue Boiler
Boiler return-flue menjadi pengembangan lebih lanjut dari tipe centre-flue. Jika
centre-flue menggunakan satu pipa aliran gas buang, maka pipa gas buang pada
boiler return-flue dibuat memiliki aliran balik berbentuk huruf U. Tujuan dari
desain ini adalah untuk lebih meningkatkan efisiensi boiler. Boiler yang
berkembang di awal abad 19 ini digunakan sebagai mesin lokomotif
menggantikan boiler centre-flue yang tidak terlalu efisien
13
Boiler Huber
Boiler Huber menjadi boiler pipa-api pertama yang lebih kompleks dari
beberapa jenis boiler sebelumnya. Boiler ini sudah tidak menggunakan satu
pipa besar sebagai saluran balik gas buang, namun sudah menggunakan
beberapa pipa kecil atau tube dengan tujuan untuk memaksimalkan
perpindahan panas dari gas buang ke air di dalam tanki. Bentuk dari saluran
gas buang setelah keluar dari ruang pembakaran juga memiliki desain lebih
baik. Desain tersebut membuat distribusi gas menjadi lebih maksimal ke semua
saluran pipa.
Boiler Cornish
Pengembangan desain boiler pipa-api yang lain adalah Boiler Cornish. Boiler
ini merupakan boiler horisontal dengan sistem natural draught (suppy udara)
sehingga membutuhkan bentuk cerobong asap yang tinggi untuk menjamin
pasokan oksigen cukup. Boiler ini dibuat dari sebuah tanki air besar dengan
ruang bakar yang tepat berada di tengah-tengahnya. Dengan diapit sebuah
bangunan batu-bata, sedemikian rupa sehingga aliran gas buang pembakaran
yang keluar dari ruang bakar di tengah-tengah tanki, akan mengalir balik
menyusuri pinggiran sisi luar tanki. Selanjutnya bangunan batu-bata akan
mengarahkan gas buang untuk menyusuri sebuah lorong di bawah tanki,
sebelum akhirnya melewati cerobong asap dan keluar ke atmosfer. Untuk lebih
jelasnya mari kita perhatikan gambar tampak samping, atas, dan depan boiler
Cornish ini.
14
Boiler Butterley
Boiler Lancashire
Boiler Cornish juga memiliki turunan desain boiler pipa-api yang lain bernama
Boiler Lancashire. Jika boiler Cornish hanya memiliki satu ruang bakar dan
sekaligus satu pipa-api besar di tengah-tengah tanki air, maka boiler Lancashire
memiliki dua ruang bakar yang sekaligus dua pipa-api di tengah-tengah tanki
air. Boiler yang dikembangkan oleh William Fairbairn di tahun 1844 ini
15
Boiler Lokomotif
Boiler Lokomotif menjadi boiler pipa-api pertama yang cukup kompleks.
Bahkan boiler ini masih sering kita jumpai hingga saat ini. Boiler yang diberi
nama sesuai dengan penggunaannya sebagai mesin penggerak kereta api ini
didesain untuk menghasilkan uap air kering (superheater). Uap air tersebut
akan langsung digunakan sebagai penggerak piston-torak pada mesin uap yang
didesain menyatu dengan sistem boiler Lokomotif. Boiler ini pun sudah
didesain memiliki banyak pipa-pipa api berukuran sedang yang lebih kecil dari
pipa-api pada Boiler Centre-Flue dan Return-Flue, sehingga akan memperbesar
transfer energi panas dari gas pembakaran ke air. Satu komponen penting dari
16
Boiler Scotch Marine memiliki efisiensi tinggi. Hal ini didapat karena desain
pipa api di dalam tanki air yang sangat banyak. Gas panas hasil pembakaran
17
keluar dari ruang bakar yang berada di tengah-tengah tanki air, menuju pipa-
pipa api yang ada di samping ruang bakar dengan arah aliran berlawanan.
Selanjutnya gas buang kembali mengalir ke pipa-pipa api di sisi atas dengan
arah aliran yang searah dengan arah pembakaran di ruang bakar. Singkat cerita
aliran gas pembakaran di dalam pipa-pipa api tersebut seakan membentuk
huruf S.
Boiler pipa-api dengan yang tersusun atas pipa-pipa api vertikal disebut
sebagai boiler pipa-api vertikal. Boiler tipe ini memiliki kelebihan desain dan
proses pembuatan yang tidak terlalu rumit. Ruang bakar berada di bawah tanki
air, dengan pipa-pipa untuk saluran gas buang yang tersusun vertikal di dalam
tanki air.
Boiler Horizontal Return Tubular mirip dengan boiler-boiler pipa api lain yang
telah kita bahas. Memiliki susunan pipa-pipa api mendatar. Yang sedikit
berbeda adalah desain penempatan ruang bakar yang tidak berada di dalam
tanki air, namun berada di bawah tanki. Pipa-pipa api yang ada di dalam tanki
hanya akan dilewati oleh gas buang panas hasil pembakaran bahan bakar di
ruang bakar tersebut.
Konstruksi ini gas asap melewati jalan yang lebih panjang sebelum
meninggalkan cerobong, sehingga dapat menaikkan effisiensi kalor, akan tetapi
tenaga yang dibutuhkan draft fan akan membesar akibat kerugian tekanan gas
asap.
Konstruksi empat laluan (pass)
Konstruksi ini merupakan unit yang mempunyai efisiensi yang lebih
tinggi, karena jalan asap menjadi lebih panjang, maka tenaga draft fanmenjadi
lebih besar pula. Agar gas asap lebih tinggi dibuat ukuran pipa – pipa untuk
pass – pass berikut yang lebih kecil
2.10. BahanBakar yang digunakan di alat boiler pipaapi
1. Solid Fuel (BahanBakarPadat)
Type boiler ini menggunakan bahan bakar padat seperti kayu, batubara, dengan
karakteristik seperti harga bahan bakar relative lebih murah dan lebih efesiensi
bila dibandingkan dengan boiler listrik.
Jenis ini memiliki bahan bakar dari fraksi minyak bumi, biasanya jenis minyak
solar yang sering digunakan sebagai bahan bakar Boiler. Dengan
karakteristikya itu memiliki bahan baku pembakaran yang lebih mahal, tetapi
memiliki nilai efesiensi yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang
lainnya.
Kekurangan: Memiliki harga bahan baku yang mahal serta memiliki kontruksi
yang mahal.
3. BahanBakar Gas (Gas Fuel)
21
Memiliiki jenis bahan bakar gas dengan karakteristik bahan baku yang lebih
murah dan nilai efesiensi lebih baik jika dibandingkan dengan jenis tipe bahan
bakar lain.
PrinsipKerja: Pembakaran yang terjadi akibat campuran dari bahan bakar gas
(LNG) dengan oksigen serta sumber panas.
Kelebihan: memiliki bahan bakar yang paling murah dan nilai efesiensi yang
lebih baik.
Kekurangan: Kontruksi yang mahal dan sumber bahan bakar yang
sulitdidapatkan, harus melalui jalur distribusi.
4. Electric
Sumber panas alat ini berasal dari listrik, dengan karakteristik bahan bakar
yang lebih murah akan tetapi memiliki tingkat efesiensi yang rendah.
Prinsip Kerja: Pemanas bersumber dari listrik yang menyuplai panas.
Kerugian
1. Tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar.
2. Jika dibandingkan dengan water tube, kapasitas steamnya relative kecil (13.5
TPH).
3. Tempat pembakarannya sulit dijangkau sehingga susah untuk dibersihkan,
diperbaiki , dan diperiksa kondisinya.
4. Banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju stack sehingga nilai
effisiensinya rendah.
BAB III
PENUTUP
Mesin pembakaran dalam adalah sebuah mesin yang sumber tenaganya berasal
dari pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran campuran
bahan bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup dalam mesin,
yang disebut ruang bakar (combustion chamber). Mesin pembakaran luar atau
sering disebut juga sebagai eksternal combustion engine (ECE), yaitu dimana
proses pembakarannya terjadi diluar mesin.
DAFTAR PUSTAKA