Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Bakar


Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubahmenjadi energi. Biasanya
bahan bakar mengandung energipanas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
Kebanyakanbahan bakar digunakan manusia melaluiproses pembakaran(reaksi redoks) dimana
bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara.
Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan
reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Berdasarkan wujudnya, bahan bakar
dibedakan menjadi bahan bakar cair,padat, dan gas.
   
2.2 Bahan Bakar Cair
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika dibandingkan
dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas. Bahan bakar cair seperti minyak
tungku/ furnace oil dan LSHS (low sulphur heavy stock) terutama digunakan dalam
penggunaan industri. Berbagai sifat bahan bakar cair :

2.2.1 Densitas
Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa bahan bakar terhadap volume
bahan bakar pada suhu acuan 15°C. Densitas diukur dengan suatu alat yang
disebut hydrometer. Pengetahuan mengenai densitas ini berguna untuk penghitungan
kuantitatif dan pengkajian kualitas penyalaan. Satuan densitas adalah kg/m3.

2.2.2 Viskositas
Viskositas suatu fluida merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran. Viskositas
tergantung pada suhu dan berkurang dengan naiknya suhu. Viskositas diukur dengan Stokes
atau Centistokes. Kadang-kadang viskositas juga diukur dalam Engler, Saybolt atau Redwood.
Tiap jenis minyak bakar memiliki hubungan suhu viskositas tersendiri. Pengukuran viskositas
dilakukan dengan suatu alat yang disebut Viskometer.
Viskositas merupakan sifat yang sangat penting dalam penyimpanan dan penggunaan
bahan bakar minyak. Viskositas mempengaruhi derajat pemanasan awal yang diperlukan
untuk handling, penyimpanan dan atomisasi yang memuaskan. Jika minyak terlalu
kental,maka akan menyulitkan dalam pemompaan, sulit untuk menyalakan burner, dan sulit
dialirkan. Atomisasi yang jelek akam mengakibatkan terjadinya pembentukan endapan karbon
pada ujung burner atau pada dinding-dinding. Oleh karena itu pemanasan awal penting untuk
atomisasi.

2.2.3 Specific Gravity
Didefinisikan sebagai perbandingan berat dari sejumlah volum minyak bakar terhadap
berat air untuk volum yang sama pada suhu tertentu. Densitas bahan bakar, relatif terhadap air,
disebut specific gravity. Specific gravity air ditentukan sama dengan 1. Karena specific
gravity adalah perbandingan, maka tidak memiliki satuan. Pengukuran specific
gravity biasanya dilakukan dengan hydrometer. Specific gravitydigunakan dalam
penghitungan yang melibatkan berat dan volum. Specific gravity untuk berbagai bahan bakar
minyak diberikan dalam tabel dibawah :

Tabel Specific gravity berbagai bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd.)
Bahan Bakar L.D.O Minyak Tungku/ L.S.H.S
Minyak (Minyak Diesel Furnace Oil (Low Sulphur
Ringan) Heavy Stock)
Specific Gravity 0,85 - 0,87 0,89 - 0,95 0,88 - 0,98

2.2.4 Titik Nyala


Titik nyala suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat
dipanaskan sehingga uap mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api. Titik
nyala untuk minyak tungku/ furnace oil adalah 66 °C.

2.2.5 Titik Tuang


Titik tuang suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar akan tertuang
atau mengalir bila didinginkan dibawah kondisi yang sudah ditentukan. Ini merupakan
indikasi yang sangat kasar untuk suhu terendah dimana bahan bakar minyak siap untuk
dipompakan.

2.2.6 Panas Jenis


Satuan panas jenis adalah kkal/kg°C. Besarnya bervariasi mulai dari 0,22 hingga 0,28
tergantung pada specific gravity minyak. Panas jenis menentukan berapa banyak steam atau
energi listrik yang digunakan untuk memanaskan minyak ke suhu yang dikehendaki. Minyak
ringan memiliki panas jenis yang rendah, sedangkan minyak yang lebih berat memiliki panas
jenis yang lebih tinggi.

2.2.7 Nilai Kalor


Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan., dan diukur sebagai
nilai kalor kotor/ gross calorific value atau nilai kalor netto/ nett calorific value. Perbedaannya
ditentukan oleh panas laten kondensasi dari uap air yang dihasilkan selama proses
pembakaran. Nilai kalor kotor/. gross calorific value (GCV) mengasumsikan seluruh uap yang
dihasilkan selama proses pembakaran sepenuhnya terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor
netto (NCV) mengasumsikan air yang keluar dengan produk pengembunan tidak seluruhnya
terembunkan. Bahan bakar harus dibandingkan berdasarkan nilai kalor netto. Nilai kalor
batubara bervariasi tergantung pada kadar abu, kadar air dan jenis batu baranya sementara
nilai kalor bahan bakar minyak lebih konsisten. GCV untuk beberapa jenis bahan bakar cair
yang umum digunakan terlihat dibawah ini :

Tabel Nilai kalor kotor (GCV) untuk beberapa bahan bakar minyak (diambil dari Thermax
India Ltd)
Bahan bakar minyak               Nilai Kalor kotor (GCV) (kKal/kg)
Minyak Tanah                         - 11.100
Minyak Diesel                         - 10.800
L.D.O                                      - 10.700
Minyak Tungku/Furnace          - 10.500
LSHS                                      - 10.600

2.2.8 Kadar Abu


Kadar abu erat kaitannya dengan bahan inorganik atau garam dalam bahan bakar
minyak. Kadar abu pada distilat bahan bakar diabaikan. Residu bahan bakar memiliki kadar
abu yang tinggi. Garam-garam tersebut mungkin dalam bentuk senyawa sodium, vanadium,
kalsium, magnesium, silikon, besi, alumunium, nikel, dll. Umumnya, kadar abu berada pada
kisaran 0,03 – 0,07 %. Abu yang berlebihan dalam bahan bakar cair dapat menyebabkan
pengendapan kotoran pada peralatan pembakaran. Abu memiliki pengaruh erosi pada
ujung burner, menyebabkan kerusakan pada refraktori pada suhu tinggi dapat meningkatkan
korosi suhu tinggi dan penyumbatan peralatan.

2.2.9 Kadar Air


Kadar air minyak tungku/furnace pada saat pemasokan umumnya sangat rendah sebab
produk disuling dalam kondisi panas. Batas maksimum 1% ditentukan sebagai standar. Air
dapat berada dalam bentuk bebas atau emulsi dan dapat menyebabkan kerusakan dibagian
dalam permukaan tungku selama pembakaran terutama jika mengandung garam terlarut. Air
juga dapat menyebabkan percikan nyala api di ujung burner, yang dapat mematikan nyala api,
menurunkan suhu nyala api atau memperlama penyalaan. Spesifikasi khusus bahan bakar
minyak terlihat pada tabel dibawah. 
Bahan Bakar Minyak
Karakteristik MinyakFurnac L.S.H.S L.D.O
e
Masa Jenis (g/cc pada 150C) 0,89 - 0,95 0,88 - 0,98 0,85 - 0,87
Titik Nyala (0C) 66 93 66
Titik Tuang (0C) 20 72 18
G.C.V. (kKal/kg) 10.500 10.600 10.700
Endapan, % Berat, Max. 0,25 0,25 0,1
Total Sulfur, % Berat, Max. Sampai 4,0 Sampai 0,5 Sampai 1,8
Kadar Air, % Vol. Max. 1,0 1,0 0,25
% Abu, Berat Max. 0,1 0,1 0,02

2.2.10 Sulfur
Jumlah sulfur dalam bahan bakar minyak sangat tergantung pada sumber minyak
mentah dan pada proses penyulingannya. Kandungan normal sulfur untuk residu bahan bakar
minyak (minyak furnace) berada pada 2 - 4 %.

Tabel Persentase sulfur untuk berbagai bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd.)
Bahan bakar minyak                           Persen sulfur
Minyak Tanah                                     0,05 – 0,2
Minyak Diesel                                     0,05 – 0,25
L.D.O                                                  0,5 – 1,8
Minyak Furnace                                      2,0 – 4,0
LSHS                                                  < 0,5
Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang terbentuk
selama dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara
dan economizer.

2.2.11 Residu Karbon


Residu karbon memberikan kecenderungan pengendapan residu padat karbon pada
permukaan panas, seperti burner atau injeksi nosel, bila kandungan yang mudah menguap.
Residu minyak mengandung residu karbon 1 persen atau lebih.

2.2.12 Penyimpanan Bahan Bakar Minyak


Akan sangat berbahaya bila menyimpan minyak bakar dalam tong. Cara yang lebih
baik adalah menyimpannya dalam tangki silinder, diatas maupun dibawah tanah. Minyak
bakar yang dikirim umumnya masih mengandung debu, air dan bahan pencemar lainnya.
Ukuran tangki penyimpan minyak bakar sangatlah penting. Perkiraan ukuran penyimpan yang
direkomendasikan sedikitnya untuk 10 hari konsumsi normal. Tangki penyimpan bahan bakar
untuk industri pada umumnya digunakan tangki mild steel  tegak yang diletakkan diatas tanah.
Untuk alasan keamanan dan lingkungan, perlu dibuat dinding disekitar tangki penyimpan
untuk menahan aliran bahan bakar jika terjadi kebocoran. Pengendapan sejumlah padatan dan
lumpur akan terjadi pada tangki dari waktu ke waktu, tangki harus dibersihkan secara berkala:
setiap tahun untuk bahan bakar berat dan setiap dua tahun untuk bahan bakar ringan. Pada saat
bahan bakar dialirkan dari kapal tanker ke tangki penyimpan, harus dijaga dari terjadinya
kebocoran-kebocoran pada sambungan, flens dan pipa-pipa. Bahan bakar minyak harus bebas
dari pencemar seperti debu, lumpur dan air sebelum diumpankan ke sistim pembakaran.
2.3 Berbagai Bahan Bakar Cair dan Pemanfaatan dalam Dunia Teknik
2.3.1 Bensin atau Gasolin atau Premium
Bensin disebut juga dengan kata lain Petrol atau Gasoline yaitu campuran berbagai
hidrokarbon yang diperoleh melalui proses destilasi/pengilangan dari minyak mentah (Crude
Oil). Kwalitet dari bensin dinyatakan dengan angka oktannya (Octane Number). Premium
adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning
tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya
adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor,
motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau
petrol. Gasolin dibuat menurut kebutuhan mesin, seperti avgas (aviation gasoline), premium
dan gasolin biasa, terdiri dari C4 sampai C12. Sifat yang terpenting pada gasolin adalah “angka
oktana”. Angka oktana adalah angka yang menyatakan besarnya kadar isooktana dalam
campurannya dengan normal heptana. Isooktana mempunyai angka oktana = 100, sedang -
normal heptana mempunyai angka oktana = 0. Makin tinggi angka oktana gasolin semakin
baik unjuk kerjanya.

2.3.2 Kerosen
Termasuk kerosen adalah:
 Bahan bakar turbin gas pada pesawat terbang.
 Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah tangga, bahan bakar kapal laut, dan
penerangan lampu kereta api di masa lalu.
Mutu kerosen tergantung pada sifatnya dalam uji lampu (lamp test) dan uji bakar, seperti
timbulnya asap dan kabut putih. Asap disebabkan oleh hidrokarbon aromatik sedang kabut
putih oleh disulfida.

2.3.3 Minyak Pelumas


Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak
dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin
yang dipakai pada mesin pembakaran dalam. Kegunaan minyak pelumas diantaranya
mencegah karat dan mengurangi gesekan.

2.3.4 Bahan Bakar Diesel


Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin diesel
atau “compression ignition engine”. Mutunya ditentukan oleh angka cetana. Makin tinggi
angka cetana, makin tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh bahan bakar diesel. Angka cetana
adalah besarnya kadar volume cetana dalam campurannya dengan metilnaphtalen. Cetan
murni mempunyai angka cetana = 100, sedang aromatik mempunyai angka cetana = 0. Unjuk
kerja adalah persentase rata-rata daya yang dapat diperoleh dari mesin dengan bahan bakar
tertentu dibandingkan dengan daya yang diperoleh dari bahan bakar yang mempunyai angka
cetana = 100.

2.3.5 Minyak Residu


Minyak residu biasa digunakan pada ketel uap, baik yang stasioner maupun yang
bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak residu dalam ketel uap akan lebih murah
dibanding batubara. Disamping itu, pemakaian minyak residu tidak menimbulkan masalah
abu. Akan tetapi pada ketel uap tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat menimbulkan korosi dan
kerusakan pada “superheater tube”. Pemakaian minyak residu kecuali dalam ketel uap antara
lain: Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam industri semen dan industri lain yang
mempunyai kaitan dengan semen, serta berbagai dapur dalam industri petroleum dan industri
kimia.

2.3.6 Biodiesel
Biodiesel dari Minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit dan jarak pagar. Digunakan
untuk pengganti solar. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-
alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar
dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi
ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak
seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel
(solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih
sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel
petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.

2.3.7 Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan
baku nabati.Bioetanol dari tanaman yang mengandung pati / gula, seperti sagu, singkong, tebu
dan sogum. Digunakan untuk pengganti bensin. Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia
dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme.
Proses pembuatan bioetanol dibedakan menjadi tiga berdasarkan bahan bakunya yaitu bahan
baku sumber gula, pati dan serat. Proses pembuatan bioetanol meliputi aspek fermentasi dan
destilasinya.

2.3.8 Biooil
Biooil dari minyak nabati (straight vagetable oil) dan Biomass melalui proses pirolisa.
Digunakan untuk pengganti minyak tanah.

2.3.9 Biogas
Biogas dari limbah cair dan limbah kotoran ternak. Digunakan untuk pengganti minyak
tanah. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.

2.4 Ciri-ciri bahan bakar cair

- Bensin (gasolin)
Pengertian : Campuran cairan yang berasal dari minyak bumi.
Penyusunnya : Hidrokarbon
Warna : Kuning bening (cairan)
Berat jenis : 0,71 – 0,77 (719,7 kg/m3)

- Kerosin (minyak tanah)


Pengertian : Keros Yunani: lilin, di Swiss sebagai minyak tanah.
Jarak lebur : -61 oC – (-26 oC)
Suhu pengapian : 220 oC
Suhu pembakaran : 600 oC

- Diesel
Pengertian : Produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar.
Nama lain : Solar
Diciptakan oleh : Rudolf Diesel
Digunakan untuk : mesin diesel.

2.5 Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh BPHMIGAS


2.5.1 Avgas ( Aviation Gasoline)
Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi
minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem
pembakaran dalam (internal combution), mesin piston dengan sistem pengapian. Performa
BBM ini ditentukan dengan nilai octane number antara nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai
100 . Nilai octane jenis Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.

2.5.2 Avtur (Aviation Turbine)
Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi
minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin
(external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh
karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada
suhu yang rendah.

2.5.3 Bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM
yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia
terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran
berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane
Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
 Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan
(dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan
bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain.
Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
 Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan
bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga
direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang
telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic
converters.
 Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar
performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk
kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan
bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan
untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan
teknologiElectronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI),
(VTI),Turbochargers dan catalytic converters.

2.5.4 Minyak Tanah (Kerosene)
Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki
titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun
sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating yang umumnya merupakan pemakaian
domestik (rumahan).

2.5.5 Minyak Solar (HSD)
Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih.
Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin
diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM), yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan
bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan
pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil,
High Speed Diesel. High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki
angka performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin
trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection
pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor
trasportasi dan mesin industri.
Minyak solar adalah fraksi minyak bumi dengan titik didih antara 270-350C. Minyak
Solar biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor
seperti bus, truk, kereta api dan traktor.

Minyak Solar biasanya digunakan sebagai :


 -Pada bahan bakar motor, diesel tipe besar (seperti Bus & Truk).
 -Memproduksi uap.
 -Mencairkan hasil peridustrian.
 -Membakar batu.
 -Mengerjakan panas dari logam.

2.5.6 Minyak Diesel (MDF)
Minyak diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk
cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat
diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil
disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).

2.5.7 Minyak Bakar (MFO)
Minyak bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu
yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan
minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk pembakaran langsung pada industri
besar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk steam power station dan beberapa penggunaan
yang dari segi ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak
jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO)

2.5.8 Biodiesel
Jenis Bahan Bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-petroleum
dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati atau hewan. Secara kimia, ia
merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam
lemak. Jenis Produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran
95 persen diesel petrolium dan mengandung 5 persenCPO yang telah dibentuk menjadi Fatty
Acid Methyl Ester (FAME).

2.5.9 Pertamina Dex
Pertamina Dex adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan
mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane
number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, jenis
BBM ini direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail
System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan
tenaga yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai