Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki potensi cadangan batubara yang berlimpah, menurut
data Kementrian ESDM tahun 2011, total batubara Indonesia diperkirakan
119,4 miliar ton, dimana 48%-nya terletak di Sumatera Selatan dengan 70%
deposit batubara tersebut adalah batubara muda atau berkualitas rendah.
Industri di Indonesia saat ini banyak yang memanfaatkan batubara sebagai
penghasil energi dikarenakan relatif lebih murah dibandingkan dengan minyak
bumi.
Dibalik alasan pemilihan batubara sebagai sumber energi pembangkit listrik,
masih ada beberapa kekurangan dari pemakaian batubara secara langsung. Salah
satunya ialah adanya ash, slagging, ataupun tar yang dapat menggangu dinding-
dinding boiler dan menurunkan efesiensi penghantar panas boiler, dan
tersumbatnya pipa akibat adanya partikel (Sianipar. C. L dkk, 2019). Bahkan
batubara juga banyak mengandung polutan yang berbahaya bagi lingkungan.
Batubara melepaskan gas (CO2, N2O, NOx, SOx, dan Hg) penyebab pemanasan
global dan polusi.
Gasifikasi batubara adalah suatu proses untuk mengkonversikan batubara
yang berwujud padat menjadi campuran gas yang memiliki nilai bakar (Triantoro,
A., 2013). Gasifikasi batubara akan menghasilkan gas producer berupa syntetic
gas (syngas) dengan komponen utamanya terdiri dari gas karbon monoksida
(CO), hydrogen (H2), karbondioksida (CO2) dan nitrogen (N2) dan rendah polutan.
Sehingga para pakar energi telah memusatkan perhatian terhadap pengembangan
gasifikasi batubara untuk memenuhi konsumsi energi masa mendatanag (Sutrisna,
I. P., 2007).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang muncul dapat
dirumuskan:
1. Bagaimana pengaruh jenis batubara terhadap syngas yang dihasilkan?
2. Berapa nilai kalor yang dihasilkan dari syngas?
3. Bagaimana kualitas syngas dari proses gasifikasi?

1.3 Tujuan Khusus Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh jenis batubara terhadap syngas yang dihasilkan?
2. Mengetahui nilai kalor yang dihasilkan dari syngas?
3. Mengetahui kualitas syngas dari proses gasifikasi?
2

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penulisan karya tulis penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat:
Membuka wawasan tentang gasifier batubara yang aman dan ramah
lingkungan sebagai salah satu energi alternatif yang baik.
2. Bagi industri:
Memberi informasi tentang pemanfaatan batubara jenis lignit sebagai bahan
bakar gas dengan hasil akhir gas syntesa.
3. Bagi akademisi:
Memberi informasi tentang pemanfaatan batubara lignit dan sub-bituminus
sebagai bahan bakar terbarukan berupa gas syntesa, rangka pengembangan
teknologi baru dengan pemanfaatan batubara bersih sebagai energi alternatif
yang ramah lingkungan.

1.5 Keutamaan Penelitian


Keutamaan penelitian ini adalah dapat memanfaatkan batubara sebagai
bahan bakar gas yang bisa menghasilkan energi baru terbarukan.

1.6 Temuan yang Ditargetkan


Pada penelitian ini temuan yang ditargetkan adalah didapatkan karakteristik
terbaik gas syntesa dari jenis batubara lignit.

1.7 Kontribusi Penelitian


Adapun kontribusi pada penelitian ini adalah dapat mengurangi emisi
carbon dan pemanfaatan batubara secara optimal.

1.8 Luaran Penelitian


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah terciptanya produk bahan
bakar gas yang ramah lingkungan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk dari batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, khususnya sisa-sisa
tumbuhan (gambut). Batubara juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Mutu dari setiap endapan
batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang
disebut sebagai “maturitas organic”. Batu bara kualitas rendah Low Rank Coal
(LRC) secara umum dalam praktek komersial adalah batu bara yang memiliki
kandungan panas yang rendah, yaitu kurang dari 5.100 kCal/kg, termasuk juga
3

peringkat batubara mulai dari lignit hingga sub-bituminus B yang memiliki


kandungan panas kurang dari 9.500 BTU/lb (<5.278 kCal/kg). Spesifikasi bahan
baku dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Karakteristik Minyak Jelantah (Iswanto Toto, 2015)
No Parameter Nilai
1 Total Moisture (%, Ar) 30,0
2 Calorific Value (CV)
Gross CV (kCal/kg, Ar) 4.550
(kCal/kg, Ad) 5.500
3 Proximate Analysis
Inherent Moisture (IM) (%, Ad) 150
Ash Content (%, Ad) 8,0
Volatile Matter (VM) (%, Ad) 39,0
Fixed Carbon (FC) (%, Ad) 38,0
4 Ultimate Analysis
Carbon (C) (%, Ad) 63,9
Hydrogen (H) (%, Ad) 5,2
Oxygen (O) (%, Ad) 28,5
Nitrogen (N) (%, Ad) 1,6
Sulfur (S) (%, Ad) 0,8

2.1.1 Kandungan Batubara


Setiap jenis batubara memiliki komposisi yang berbeda beda. Pengujian
kandungan batubara secara proximate dan ultimate dibutuhkan untuk
mengetahui karakter dan komposisi dari batubara.

Sumber: Boughman, 1987

Gambar 2.1 Nilai Analisa Proksimat Jenis Batubara


4

Sumber: ASTM Standard D 388-99

Gambar 2.2 Nilai Analisa Ultimat Jenis Batubara

2.2 Gasifikasi
Teknologi gasifikasi merupakan suatu bentuk peningkatan energi yang
terkandung di dalam batubara melalui suatu konversi dari fase padat menjadi fase
gas dengan menggunakan proses degradasi termal material-material organik pada
temperatur tinggi di dalam pembakaran yang tidak sempurna menggunakan udara
yang terbatas (20% - 40% udara stoikiometri) (Trifiananto, 2015).
Bahan bakar yang digunakan untuk proses gasifikasi menggunakan
material yang mengandung hidrokarbon seperti batubara dan biomassa.
Keseluruhan proses gasifikasi terjadi di dalam gasifier. Di dalam gasifier
inilah terjadi suatu proses pemanasan sampai temperatur reaksi tertentu dan
selanjutnya bahan bakar tersebut melalui proses pembakaran dengan bereaksi
terhadap oksigen untuk kemudian dihasilkan gas mampu bakar dan sisa hasil
pembakaran lainnya. Uap air dan karbon dioksida hasil pembakaran direduksi
menjadi gas yang dapat terbakar (flammable), yaitu karbon monoksida (CO),
hydrogen (H2) dan methan (CH4) yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik maupun kompor.

2.2.1 Gasifikasi Downdraf


Sebuah gasifier downdraft adalah reaktor di mana arah aliran udara dan
bahan baku sama-sama menuju bawah. Gas produk mengalir ke bawah
(memberikan nama downdraft) dan gas keluar dari bagian bawah gasifier.
Gasifikasi jenis ini menghasilkan tar yang lebih rendah dibandingkan jenis
updraft. Hal ini karena tar yang merupakan hasil pirolisis terbawa bersama gas
dan kemudian masuk ke daerah pembakaran (combustion) dan kemudian
gasifikasi yang memiliki temperatur lebih tinggi tinggi. Pada daerah gasifikasi dan
pembakaran inilah, tar kemudian akan terurai.

2.2.2 Gasifikasi Updraf


Gasifier tipe updraft adalah salah satu yang paling sederhana dan tertua dari
semua desain. Pada tipe ini, gasifying agent (udara, oksigen, atau uap)
5

dihembuskan ke atas, sementara bahan bakar bergerak ke bawah, dengan


demikian gas dan padatan dalam arah yang berlawanan. Gas produk keluar dari
bagian atas gasifier. Media gasifikasi (gasifying agent) memasuki reaktor melalui
grate atau distributor, di mana ia bertemu dengan abu panas. Abu turun melalui
grate yang sering dibuat bergerak (berputar atau reciprocating).

2.2.3 Gas Synthesa (Syngas)


Syngas dari gasifier masih mengandung berbagai senyawa pengotor,
seperti H2S, COS, dan CO2. Adanya senyawa-senyawa tersebut dapat
meningkatkan risiko korosi pada peralatan dan merusak katalis, termasuk
katalis dalam proses pembuatan pupuk. Oleh karena itu syngas perlu
dimurnikan terlebih dahulu. (Higman, C. dan Burgt, M., 2003). Karbonil sulfida
bukan merupakan gas asam, maka hidrolisis COS untuk membentuk H2S sering
dilakukan untuk pemurnian sulfur yang terkandung dalam COS. Tujuan
pengonversian COS menjadi H2S disebabkan adsorben yang digunakan untuk
proses desulfurisasi lebih selektif terhadap H2S daripada COS. Reaksi hidrolisis
terjadi di COS hydrolysis reactor (R-310) dengan suhu operasi 303°C dan
tekanan 29 bar dengan bantuan katalis chromia-alumina. (D.A. Bell,2011).

COS + H2O H2S + CO2

Tabel 2.2 Target kualitas produk syngas berdasarkan komponen penyusun

Komponen Konsentrasi (%mol)


CO 55,0
H2 40,0
CH4 3,0
CO2 0,05
N2 1,5
H2O 0,45
(Sumber : Iswanto,Toto, dkk 2015)
6

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Penelitian


Pada pembuatan bahan bakar syngas dengan jenis batubara lignite
menggunakan peralatan-peralatan seperti 1 unit kompor, neraca analitik, blower,
pompa, tangki penampungan, gas analyzer.

3.2 Tahap Penelitian


3.2.1 Pra-Penelitian
Tahap ini meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan.
3.2.2 Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini meliputi pengeringan (drying) untuk mengurangi kadar air
(moisture) yang terkandung di batubara, pirolisis atau dekomposisi termokimia
dari batubara, gasifikasi dimana zona utama untuk mendapatkan syngas, serta
oksidasi parsial untuk proses yang menghasilkan panas (eksoterm) yang
memanaskan lapisan karbon.
3.2.3 Pasca Penelitian
Tahap ini meliputi Analisa data yang telah dihasilkan, penyusunan laporan
dan seminar hasil penelitian.

3.3 Prosedur Penelitian

Batubara

Steam Unit Penyiapan Batubara Uap Air


(Inherent Moisture)

Tahap Analisa Proksimat & Ultimat

Oksigen Unit Gasifikasi Batubara Dry Slag

Unit Purifikasi Gas CO

Syngas

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


7

3.4 Luaran dan Indikator


Luaran dan indikator capaian dari penelitian ini adalah mendapatkan bahan
bakar gas terbarukan dan ramah lingkungan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksprerimental untuk
mengetahui gas hasil proses gasifikasi (syngas) dengan metode gasifikasi
Downdraft Single Gas Outlet berbahan baku batubara. Variasi dari jenis
batubara yang digunakan untuk mengetahui kondisi hasil syngas ( H2, CO dan
CH4) dan kalor yang dihasilkan oleh berbagai jenis batubara saat proses
produksi syngas, kemudian mengamati bagaimana proses distribusi
temperature yang terjadi di dalam reaktor selama operasi dari awal hingga
batubara habis, bagaimana karakteristik gas yang dihasilkan, bagaimana
profil api yang dihasilkan, lamanya waktu reaksi yang dibutuhkan dalam 1
kali reaksi, dan daya yang dihasilkan dari masing-masing syngas berbada
jenis batubara tersebut. Data-data yang dicatat berupa laju alir massa :
batubara, udara, syngas yang dilakukan untuk analisa energi, komposisi yang
terkandung di dalam syngas (%vol).
Tabel 3.1 Variasi Perlakuan Terhadap Sampel
Tahapan Proses Variabel Tetap Variabel Tidak Tetap
Proses Gasifikasi 1. Ukuran Batubara = 20 1. Jenis Batubara =
Mesh 5000,5500, 6000, dan
2. Air Fuel Ratio (% 6500
AFR) = 30

Karakterisasi Syngas 1. Ukuran Batubara = 20 1. Jenis Batubara =


Hasil Gasifikasi Mesh 5000,5500, 6000, dan
2. Air Fuel Ratio (% 6500
Bukaan Valve) = 100

3.6 Analisa dan Penafsiran Data


Syngas yang telah diambil menggunakan sampling valve lalu dilakukan
pengamatan proses gasifikasi selama proses dengan menggunakan alat GC standar
ASTM atau Gas Petroleum Analysis standart (GPA) untuk mengetahui komposisi
gas dan juga nilai kalor pada gas tersebut.

3.7 Kesimpulan
Kinerja kompor gasifikasi dipengaruhi oleh laju alir udara dan ukuran tipe
aliran udara. Kedua variable ini menentukan komposisi combustible gas yang
merupakan indicator baik buruknya komposisi gas produser hasil gasifikasi.
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

1.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang Diperlukan Rp. 2.050.000
2 Bahan Habis Pakai Rp. 4.305.000
3 Perjalanan Rp. 550.000
4 Lain-lain Rp. 2.800.000
Jumlah Rp.9.705.000

1.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan Person Penanggung-
No Kegiatan
1 2 3 4 Jawab
1 Studi Pustaka Ketua
2 Persiapan Alat dan Bahan Anggota 1
3 Proses Penelitian Anggota 1
4 Pengolahan Data Anggota 2
5 Analisa Hasil Ketua
6 Penyusunan Laporan Anggota 2
7 Presentasi Ilmiah Ketua
9

DAFTAR PUSTAKA

Baughman, G. L. 1978. Synthetic Fuels Data Handbook. Denver: Cameron


Engineers ASTM. 1999. Standard Classification of Coals by Rank. Philadelphia,
PA: American Society for Testing and Materials. ASTM Standard D 388-
99.
Higman, C. dan Burgt, M. 2003. Gasification. New York: Elsevier Science.
Iswanto, T., dkk. 2015. Desain pabrik synthetic gas (syngas) dari gasifikasi
batubara kualitas rendah sebagai pasokan gas PT. Pupuk Ssriwidjaja. Jurnal
Teknik ITS. 4 (2):145.
Sianipar, C. L., dkk. 2019. Analisis pengaruh kualitas batubara umpan terhadap
potensi slagging pada boiler circulating fluidized bed (cfb) di pltu
banjarsari 2 x 135 mw. Jurnal Pertambangan. 3 (1):36-43.
Sutrisna, I. P. dan Rahardjo, B. S. 2007. Rancangan dasar gasifier batubara
sirkulasi unggun mengambang untuk membangkitkan listrik 1 mw. Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia. 9 (2):53-54.
Trantoto, A., dkk. 2013. Pengaruh agen gasifikasi batubara terhadap produksi gas
yang dihasilkan oleh batubara peringkat rendah. Jurnal INFO TEKNIK. 14
(2):201-210.
Trifiananto, M. 2015. Karakterisasi Gasifikasi Batubara Tipe Updraft dengan
Variasi Equivalence Ratio. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.
Wibowo, W. A., dkk. 2014. Pengaruh laju alir udara dan tipe aliran udara
terhadap kinerja kompor gasifikasi tongkol jagung. Jurnal Teknik ITS. 13
(1):7-10.

Anda mungkin juga menyukai