Anda di halaman 1dari 3

Nama:M Naufal Firdaus

Kelas:XI IPA2
RESENSI NOVEL
Judul : Sang Pemimpi

Pengarang: Andrea Hirata

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun Terbit: 2006

-Sinopsis Novel
Novel berjudul Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini merupakan sekuel
kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel ini mengisahkan tentang tiga
orang pemuda yang berjuang meraih mimpi-mimpi dalam hidup mereka.
Ketiga pemuda tersebut adalah Ikal, Arai, and Jimbron. Novel ini
sesungguhnya menceritakan kisah hidup Ikal (tokoh utama dalam novel
Laskar Pelangi) sewaktu remaja yang duduk di bangku SMA. Akan tetapi
dalam novel ini secara khusus penulisnya menentukan tokoh-tokoh sentral
yang berbeda dari novel sebelumnya yang tokoh-tokohnya adalah 10 anak
Laskar Pelangi.

Mimpi-mimpi itu bermula dari sebuah desa kecil yang ada di pulau Belitong.
Ketika itu Ikal, Arai, dan Jimbron sedang belajar di dalam kelas yang
dibimbing oleh seorang guru bernama Julian Balia. Guru inilah yang
menumbuhkan bibit-bibit mimpi bagi Ikal, Arai, dan Jimbron untuk berani
bermimpi setinggi-tingginya. Ia berkata kepada anak-anak didiknya bahwa
manusia harus berani bermimpi. “Bermimpilah yang besar, maka Tuhan akan
memeluk mimpi-mimpumu!” begitu nasehat inspiratif yang dilontarkan
dengan penuh semangat oleh guru kesayangan ketiga remaja itu.

Mendengar nasehat inspiratif yang dilontarkan oleh guru mereka, maka


bibit-bibit mimpi dalam diri Ikal, Jimbron, dan Arai pun mulai tumbuh. Arai
memantik semangat kedua sahabatnya tersebut dengan kata-kata inspiratif
seperti yang telah dilontarkan oleh Pak Julian Balia. Arai bermimpi suatu
saat nanti ia akan berkeliling dunia dengan menjelajahi Eropa dan Afrika.
Ikal pun terkesima dengan mimpi yang ditularkan oleh Arai. Kemudian Arai
pun menjelaskan langkah-langkah yang harus mereka tapaki mulai saat ini
demi mimpi-mimpi tersebut. Pertama-tama mereka harus menyelesaikan
sekolah, melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, dan mencari beasiswa S-
2 di luar negeri. Mimpi Arai dan Ikal lantas tertuju pada universitas Sorbone
Paris yang juga akan menjadi tujuan mereka berikutnya. Ikal terpengaruh
oleh mimpi Arai dan berniat untuk mengikuti sahabatnya itu. Sementara
Jimbron masih menyembunyikan mimpi apa yang hendak ia kejar.

Langkah pertama pun dimulai. Upaya untuk terus bersekolah sampai lulus
SMA dilakukan oleh ketiga remaja itu dengan kerja keras dan air mata. Arai,
Jimbron, dan Ikal adalah anak-anak dari keluarga miskin yang mengharuskan
mereka untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan sekolah. Sepulang sekolah
ketiga sahabat itu bekerja serabutan di warung kopi dan tempat pelelangan
ikan. Tak jarang mereka menjadi kuli panggul di pelabuhan. Semua itu
mereka lakukan demi mimpi-mimpi yang sedang mereka kejar. Begitu
seterusnya hingga pada saat kelulusan SMA pun tiba.

Arai dan Ikal sudah memantapkan hati untuk melanjutkan tahapan


berikutnya demi meraih mimpi yang akan mereka kejar. Mereka berencana
untuk berlayar ke Jakarta dan mencari kerja sambilan sebagai batu loncatan
berkuliah di Universitas Indonesia. Ketika hendak berlayar dengan
menggunakan kapal tumpangan, perpisahan mengharukan antara Arai, ikal,
dan Jimbron tak terelakkan lagi. Jimbron memutuskan untuk tetap tinggal di
Belitong dan meneruskan mimpinya di tempat asalnya tersebut. Ia
memberikan dua buah tabungan berbentuk kuda kepada Arai dan Ikal
dengan mengatakan sesuatu hal yang sangat mengharukan. “kalian berdua
akan pergi ke Paris dengan menggunakan kudaku,” begitu kata Jimbron yang
disambut dengan peluk dan tangis Arai dan Ikal.

Perjuangan dalam meraih mimpi-mimpi itu pada akhirnya membuahkan


hasil. Beberapa tahun berlalu setelah Ikal lulus dari Universitas Indonesia
dan sekembalinya Arai dari Kalimantan, kedua sahabat itu dipertemukan
kembali di sebuah ruang wawancara penerima beasiswa S2 di Universitas
Sorebone. Akhirnya kuda pemberian Jimbron benar-benar membawa mereka
berdua pergi ke Paris. Petualangan Arai dan Ikal berikutnya membawa
mereka menjelajahi benua Eropa dan Afrika sebagaimana mimpi yang telah
mereka tetapkan beberapa tahun yang lalu.

-Kelebihan Novel
Keunggulan yang ada pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini
terletak pada penggunaan gaya bahasa kepenulisan yang khas seperti halnya
pada novel sebelumnya yakni Laskar Pelangi. Dalam novel ini juga
menyajikan tentang pesan moral yang sangat kuat yakni beranilah bermimpi
dan berjuang untuk meraihnya. Mimpi, harapan, kerja keras, dan doa yang
berjalan beriringan akan menemui hasil yang memuaskan. Dalam novel ini
banyak mencontohkan tokoh-tokoh inspiratif diantaranya adalah Arai yang
selalu menumbuhkan mimpi-mimpi, Ikal yang setia terhadap sahabatnya,
Jimbron yang penuh perhatian, Pak Julian Balia yang seorang guru inspiratif,
dan masih banyak lagi. Di dalam novel juga menyajikan bumbu-bumbu
nuansa kisah cinta yakni antara Arai dan Zakiah Nurmala serta Jimbron dan
Laksmi. Sementara Ikal masih saja berharap pada gadis Tionghoa pujaannya
yang bernama A Ling.

-Kekurangan
Kekurangan yang ada pada novel ini terletak pada konflik cerita yang tidak
terlalu tajam. Bisa dikatakan bahwa konflik yang terjadi dalam cerita adalah
ketika Ikal memutuskan untuk berhenti bermimpi di tengah-tengah cerita
karena berbagai alasan. Namun Arai berhasil menyadarkannya kembali dan
akhirnya Ikal kembali meneruskan mimpi-mimpinya. Selain itu pada alur
cerita tiap bab terkesan seolah sengaja mengaburkan waktu dengan
penataan sub bab judul yang tidak sistematis. Sehingga membuat pembaca
sedikit kebingungan setiap beralih sub bab dalam novel.

-Saran
Novel ini sangat baik dibaca oleh semua kalangan terutama pada segmentasi
remaja. Di dalam novel ini termuat nilai-nilai positif diantaranya ialah
pantang menyerah, gigih, berani menetapkan target, berani bermimpi,
mengajarkan tentang dedikasi, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai