DIARE
1. Pengertian
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2009).
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk
tinja yang encer atau cair (Suriadi dan Rita Yuliani, 2010).
elektrolit secara berlebihan karena frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi tinja encer atau
cair.
a. Anatomi
26 kaki) yang berjalan dari mulut, melalui esofagus lambung, dan usus
sampai anus.
1) Mulut
salivasi, menelan, kecap dan berkecap. Mulut dibatasi pada ke-2 sisi
dengan adanya rasa bahan yang manis. Lidah menempati kavum oris
dan melekat secara langsung pada epiglotis dalam laring. Tiga ruang
3) Gigi
Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa
kehidupan yang berbeda. Set pertama adalah gigi susu yang bersifat
sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama dan kedua.
4) Esofagus
5) Lambung
Usus halus dibagi ke dalam tiga bagian anatomik : bagian atas disebut
ampula vater. Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak di
7) Usus besar
Terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen trans-
versum yang memanjang dari abdomen kanan atas ke kiri dan segmen
desenden pada sisi kiri abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri
dari kolon sigmoid dan rektum berlanjut pada anus (Smeltzer, 2001).
dicerna.
mengeluarkan fraksi zat yang tidak terserap zat besi, kalsium dan
fospat yang ditelan. Absorbsi air, garam dan glukosa terjadi dalam
3. Etiologi
faktor :
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral
b. Faktor malabsorbsi
sukrosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi
laktosa.
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
4. Insiden
L, 2002).
5. Patofisiologi
diare.
intraseluler.
yang bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernafasan kuszmaull.
Pada anak – anak dengan gizi cukup/baik, hipoglikemia ini jarang terjadi.
Lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KKP.
d. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat, hal ini
disebabkan karena :
1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
e. Gangguan sirkulasi
meninggal.
6. Gambaran klinik
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul
diare. Tinja cair dan mungkin disertai darah dan lendir . Warna tinja lama
dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama
makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari
laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat
terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang
turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan
ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut
berdasarkan :
1) Dehidrasi ringan 0 – 2
2) Dehidrasi sedang 3 – 6
3) Dehidrasi berat 7 – 12
c. Gejala klinis
dalam waktu :
Pada anak – anak dengan ubun – ubun besar sudah menutup, nilai untuk ubun-
7. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
b. Renjatan hipovolemik.
d. Hipoglikemia.
enzim laktase.
g. Malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare jika lama atau kronik
b. Membiasakan anak buang air besar di jamban dan jamban harus selalu
e. Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan
f. Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang berjangkit penyakit diare
selain air harus yang bersih juga perlu dimasak mendidih lebih lama.
(Ngastiyah, 1997).
9. Penanganan
c. Pemberian obat-obatan.
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6
dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan
b) Cairan parenteral
MEP.
defekasi.
(sonde).
(b) Untuk anak umur 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg.
ml=20 tetes).
intragastrik.
(c) Untuk anak umur 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg.
= 20 tetes).
BB/menit ( 1 ml = 20 tetes).
(d) Untuk bayi yang baru lahir neonatus dengan BB : 2-3 kg.
BB/24 jam.
NaHCO3 1 ½ %)
Kecepatan :
ml = 20 tetes).
(g) Cairan untuk MEP sedang dan berat dengan diare dehidrasi
berat.
3–10 kg.
jam.
Kecepatan :
BB/menit (1 ml = 20 tetes).
2) Penanganan dietetik
Untuk anak di bawah satu tahun dan anak di atas satu tahun dengan
3) Pemberian obat-obatan
b) Obat antibiotik, diberikan bila perlu saja dan sudah ada penyakit
yang jelas.
1. Pengkajian data
pengkajian.
Data yang lazim ditemukan pada pengkajian klien dengan diare (Tucker,
a. Sering defekasi :
2) Mungkin mukoid.
e. Distensi abdomen.
h. Demam.
i. Peka rangsang.
j. Letargi meningkat.
k. Dehidrasi :
2) Mata cekung.
7) Oliguria.
l. Ketidakseimbangan elektrolit.
o. Asidosis metabolik.
p. Pemeriksaan penunjang
karbohidrat.
diagnosa keperawatan pada klien diare, baik aktual maupun potensial adalah
sebagai berikut :
diare.
usus.
perawatan di rumah.
sebagai berikut :
Intervensi :
3) Pantau tanda dan gejala dehidrasi seperti ; turgor kulit, warna kulit,
dehidrasi.
pesanan.
dehidrasi.
diare.
Intervensi :
perkembangan.
usus.
Intervensi :
menurun.
muntah.
dengan kriteria warna kulit daerah anal dan bokong sama dengan
Intervensi :
terjadinya lecet.
2) Bersihkan daerah perineal setiap kali selesai defekasi, bilas dengan air
mikroorganisme.
kepada klien.
perawatan di rumah.
Intervensi :
1) Ajarkan tehnik cuci tangan yang baik sebelum dan setelah mengganti
popok / pakaian.
rumah.
atau diare pada anak dan denyut nadi yang tidak teratur serta langsung
ketidakseimbangan cairan.
diet.
4. Pelaksanaan / implementasi
tidak tergesa-gesa, cermat dan teliti, agar menemukan reaksi klien sebagai
5. Evaluasi