Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESAREA

I. KONSEP DASAR MEDIS

A. DEFENISI

Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding uterus (Prawirohardjo Sarwono,

Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal, 2014)

Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, di mana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam

keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Wiknjosastro Hanifa, Ilmu

Bedah Kebidanan, 2012)

Sectio Caesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat

di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh

(intact), (Syafuddin Abdul Bari, Pelayanan kesehatan kesehatan Maternal dan

Neonatal, 2014)

Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding rahim. (Mansjoer Arif, Kapita selekta

Kedokteran 2015)

Sectio Caesarea adalah insisi melalui dinding abdomen dan uterus

untuk melahirkan janin, (Kamus Kedokteran, 2011)


B. KLASIFIKASI

1. Abdomen (Seksio Sesarea Abdominalis)

1) Seksio Sesarea Transperitonealis : Seksio Sesarea Klasik atau Korporal

dengan insisi memanjang pada korpus uteri dan Seksio Sesarea Ismika

atau profunda atau low servical dengan insisi pada segmen bawah

rahim.

2) Seksio Sesarea ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum

dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.

2. Vagina (Seksio Sesarea Vaginalis)

3. Menurut arah sayatan pada rahim, Seksio Sesarea dilakukan sebagai

berikut:

 Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kroning.

 Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr

 Sayatan huruf T (T-incision)

4. Seksio Sesarea Klasik (Korporal)

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri

kira-kira sepanjang 10 cm

5. Seksio Sesarea ismika (Propunda)

Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang – konkaf pada

segmen bawah rahim bawah rahim (low cervical transversal) kira-kira 10

cm.
C. INDIKASI

1. Indikasi Ibu

 Panggul sempit absolute

 Tumor jalan lahir

 Stenisis serviks / vagina

 Plasenta previa

 Disproporsi sefalopelvik

 Rupture uteri

2. Indikasi Janin

 Kelainan letak ( letak bokong, letak lintang )

 Gawat janin (Wiknjosastro Hanifa, Ilmu Bedah Kebidanan, 2000)

3. Indikasi lain

 Partus lama

 Partus tak maju

 Preeklamsia dan hipertensi

 Janin besar

D. KOMPLIKASI

1. Pada Ibu

a. Infeksi puerperium (Nifas)

 Komplikasi ringin, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam

masa nifas
 Komplikasi berat, seperti peritonitis sepsis dan sebagainya. Infeksi

post operatif terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala –

gejala infeksi intra pantum, atau ada factor-faktor yang merupakan

predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama) khususnya setelah

ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya.\

b. Pendarahan:

 Atonium Uteri : sumber perdarahan berasal dari implamasi plasenta

 Robekan jalan lahir : Rupture uteri,robekan serviks,robekan vagina dan

robekan perineum

 Gangguan pembekuan darah : kematian janin rahim melebihi 6 minggu

pada solutio plasenta dan emboli air ketuban

c. Komplikasi – komplikasi lain, seperti

 Luka kantung kemih

 Embolisme paru

2. Pada bayi

 Seperti dengan ibunya, nasib bayi yang dilahirkan dengan sectio

caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk

melakukan section caesarea (Wiknjosastro Hanifa, Ilmu Kebidanan,

2005)
E. INDIKASI

1. Janin sudah mati

2. Janin terlalu kecil untuk hidup di luar uterus

3. Syok, anemia berat

4. Kelainan kongenital janin terbukti cacat seperti hidrochepalus

(Wiknjosastro Hanifa,Ilmu Kebidanan,2000)

 Nasihat pada Ibu pasca operasi

1) Dianjurkan jangan hamil kurang lebih satu tahun, dengan memakai

kontrasepsi

2) Kehamilan berikutnya diawasi dengan antenatat yang teratur

3) Dianjurkan agar bersalin di Rumah Sakit

4) Kehamilan berikutnya adalah indikasi dilakukan sectio caesarea atau

tidak

 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan sectio

caesarea :

1) Sectio Caesarea elektif

a. Keuntungan : Waktu pembedahan dapat ditentukan oleh

dokter yang akan menolongnya dan segala persiapan dapat

dilakukan dengan baik

b. Kerugian : Karena persalinan belum mulai, segmen bawah uterus

belum terbentuk dengan baik sehingga menyulitksn pembedahan


dan lebih mudah terjadi atonia uteri dengan pendarahan karena

uterus belum berkontraksi.

2) Anestesi

a. Anestesi spinal aman buat janin, akan tetapi selalu ada

kemungkinan bahwa tekanan darah penderita menurun dengan

akibat yang buruk bagi Ibu dan janin

b. Anestesi local cara aman dilakukan berhubung dengan sikap

mental penderita

3) Transfusi darah

Umumnya pendarahan pada sectio caesarea lebih banyak

daripada persalinan pervagina di sebabkan oleh insisi pada uterus,

ketika pelepasan plasenta dan juga jika terjadi atomia uteri post

partum

4) Pemberian Antibiotika

Sesudah sectio caesarea antibiotika efektif dan pemberiannya

harus di anjurkan (Wiknjosastro Hanifa,Ilmu Kebidanan,2005)


H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. USG (menentukan pertumbuhan, kedudukan dan presentasi janin)

2. Darah (Hb dan golongan darah )

3. Urinalis (menetukan kadar albumin atau glukosa)

( Doenges, Rencana Keperawatan Maternal / Bayi, 2001)

I. PENATALAKSANAAN MEDIK

1. Cairan Dextose 5 – 10 %

2. Cairan RL

3. Analgetik misalnya pethiden 100 -150 mg / infuse, morfin 10 – 15 mg

/infuse

4. Antibiotik

5. Kemoterapi

6. Anti Inflamasi (obat roboransia )

7. Obat-obatan seperti plasil, periperal (perut kembung)

8. Transfusi pada klien yang anemis

(Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri Operatif dan Sosial 1999)


II. KONSEP DASR KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

1. Sirkulasi

Hipertensi, perdarahan vagina mungkin ada

2. Integritas Ego

- Dapat menunjukkan labilitas emosional, dari kegembiraan, sampai

ketakutan, marah, atau menarik diri.

- Klien/pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran

dalam pengalaman kelahiran.

- Mungkin mengeksperesikan ketidakmampuan untuk menghadapi

situasi baru.

3. Makanan/Cairan

Nyeri epigastrik, gangguan penglihatan, edema (tanda-tanda HKK),

abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.

4. Neurosensori

Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anesthesia spinal

epidural.

5. Nyeri/Ketidaknyamanan

- Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber mis trauma

bedah/insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/abdomen, efek-

efek anesthesia.

- Mulut mungkin kering.


- Persalinan lama, kegagalan induksi

- Nyeri tekan uterus mungkin ada

6. Keamanan

- Inkompatibilitas Rh yang berat

- Adaya komplikasi ibu seperti HKK, diabetes, penyakit ginjal atau

jantung, atau infeksi asenden, trauma abdomen prenatal

- Prolaps tali pusat, distress janin

- Ancaman kelahiran janin premature

- Presentasi bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil

- Ketuban telah pecah selama 24 jam atau lebih lama.

7. Seksualitas

- Disproporsi sefalopelvis (CVD)

- Kehamilan multiple atau gestasi (uterus sangat distensi)

- Melahirkan sesaria sebelumnya, bedah uterus atau serviks sebelumnya

- Tumor/neoplasma yang menghambat pelvis/jalan lahir

8. Penyuluhan / Pembelajaran

Kelahiran sesaria dapat atau mungkin tidak direncanakan,

mempengaruhi kesiapan dan pemahaman klien terhadap prosedur

9. Pemeriksaan Diagnostik

- Hitung darah lengkap, golongan darah (ABO) dan pencocokan silang,

tes coombshemoglobin, hematokrit (Hb/Ht): Mengkaji perubahan dari


kadar praoperasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada

pembedahan.

- Urinalisis; menentukan kadar albumin/glukosa

- Kultur : mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe II

- Pelvimetri : menentukan CPD

- Amniosintesis : mengkaji maturitas paru janin

- Ultrasonografi : melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan,

kedudukan dan presentasi janin

- Tes stress kontraksi atau tes nonstress ; mengkaji respon janin

terhadap gerakan/stress dari pola kontraksi uterus/pola abnormal

- Pemantauan elektronik kontinu : memastikan status janin/aktivitas

uterus

B DiIAGNOSA

1. Nyeri berhubungan dengan putusnya kontinuitas jaringan

2. Defisit perwatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisinya

4. Gangguan istrhat tidur berhubungan dengan nyeri

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan immobilisasi

6. Resiko infeksi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka

operasi
C INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


1 Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Manajemen Nyeri
selama 3x24 jam klien akan: Aktivitas keperawatan
 Tingkat kenyamanan 1. Observasi reaksi nonverbal dari
 Control nyeri ketidaknyamanan
 Tingkat nyeri 2. Lakukan pengkajian nyeri secara
Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi,

 Tidak ada gangguan tidur karasteristik,durasi,frekuensi,kualitas

 Tidak ada ekspresi menahan nyeri ,dan faktor presipitasi

dan ungkapan secara verbal 3. Observasi TTV

 Tidak ada gangguan konsentrasi 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis


(relaksasi napas dalam)
5. Kelola anti analgetik
2 Defisit Setelah diberikan tindakan keperawatan Self care assistance: ADLs
perawatan diri selama 3x24 jam, diharapkan klien: 1. Monitor kemampuan klien untuk
Self care: Activity of Daily Living perawatan diri yang mandiri
(ADLs) 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-
Kriteria hasil: alat bantu untuk kebersihan diri,
- Klien terbebas dari bau badan berpakaian, berhias, toileting dan
- Menyatakan kenyamanan terhadap makan
kemampuan untuk melakukan 3. Sediakan bantuan sampai klien
ADLs mampu secara utuh untuk melakukan
Dapat melakukan ADLs dengan self care
bantuan 4. memotivasi klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki
5. memotivasi untuk beraktivitas secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika klien
tidak mampu melakukannya
6. Berikan kebutuhan sehari-hari sesuai
kebutuhan
7. Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Penurunan kecemasan
selama 2x24 jam diharapkan: 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
1. pasien mencari informasi tentang meyakinkan
kesehatan 2. Jelaskan semua prosedur termasuk
2. pasien mampu menyesuaikan sensasi yang akan dirasakan
perubahan dalam status kesehatan 3. Berikan informasi faktual terkait
3. pasien menunjukkan kegembiraan. diagnosis, perawatan dan prognosis.
Kriteria hasil:
 pasien mampu menangani
ansietasnya
 pasien mampu mengungkapkan
dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
4 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Sleep enhancement
Istrahat tidur selama 3x24 jam gangguan pola tidur  Determinasi efek-efek medikasi
pasien teratasi dengan kriteria hasil: terhadap pola tidur
 Jumlah jam tidur dalam batas normal  Jelaskan pentingnya tidur adekuat
 Pola tidur ,kualitas dalam batas  Fasilitas untuk mempertahankan
normal aktivitas sebelum tidur
 Perasaan fresh sesudah tidur/istrahat  Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Mampu mengidentifikasi hal-hal  Kolaborasi pemberian obat tidur
yang meningkatkan tidur
5 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan  1kaji kemampuan klien dalam
aktivitas selama… intoleransi aktivitas dengan beraktivitas
kriteria hasil:  Dekatkan peralatan yang di
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik butuhkan klien
tanpa disertai peningkatan tekanan  beri dorongan untuk melakukan
darah aktivitas bertahap jika dapat
- Mampu melakukan aktivitas sehari- ditoleransi
hari secara mandiri
 bantu klien untuk memilih aktivitas
- Keseimbangan aktivitas dan istrahat
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik

 bantu pasien/ keluarga untuk


mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas.

6 Resiko infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan  Kontrol infeksi


selama 3x24 jam pasien tidak Aktivitas keperawatan:
mengalami infeksi, diharapkan klien 1. Lakukan cuci tangan sebelum dan
akan: sesudah kontak/merawat pasien
dengan menggunakan antiseptic
 sistem kekebalan tubuh
 Pengendalian infeksi
 kontrol infeksi
Aktivitas keperawatan:
 kontrol resiko
 Monitor adanya tanda dan gejala
kriteria hasil:
infeksi sistemik dan local
 tidak terjadi demam
 Ajarkan klien dan pengunjung teknik
 tidak ada tanda-tanda dan gejala
cara mencuci tangan yang benar
infeksi
 tidak terjadi peningkatan jumah sewaktu masuk dan meninggalkan
leukosit. ruangan.
 Ganti verban.

D IMPLEMENTASI

Implementasi atau tindakan keperawatan ialah melaksanakanintervensi

keperawatan, medokumentasikan asuhan keperawatan, memberikan laporan

secara verbal dan mempertahankan rencana asuhan. Dimana tindakan

keperawatan itu dapat dilaksanakan sebagian oleh klien sendiri, oleh perawat

mandiri atau mungkin dilakukan dengan kerja sama antara tim kesehatan

(Doenges,Rencana Perawatan Maternal dan Bayi, 2001)

E EVALUASI
Hasil atau proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elisabet J (2017), Buku Saku Patofisiologi, Buku Kedokteran, EGC , Jakarta
Dep . Kes, RI, (2013), Rencana Strategis Nasional Making Pragnancy Safer di

Indonesia 2001-2010, Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Doenges, M.E (2015), Rencana Perawatan Maternal dan Bayi, Edisi 2, Penerbit

Buku Kedokteran EGC , Jakarta

Http : / WWW . Yahoo Com

Mansjoer, Arif (2014), Kapita Selekta Kedokteran , Media Aesculapius akultas

Kedokteran UI, Jakarta

Manuaba, Ida Bagus, (2013), Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan KB, Cetakan 1, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Mochtar R, (1999), Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Buku

Kedokteran, EGC ,Jakarta

Nettina, Sandra M, (2002), Pedoman Praktek Keperawatan, Cetakan 1,Jakarta

Rayburn, William F, (2001), Obstetri dan Ginekologi, Cetakan 1, Penerbit Widya

Madika, Jakarta

Syafuddin A.B, (2012), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardja, Jakarta

Tucher et all, (2017), Standar Perawatan Pasien (Patient Care Standar), Edisi 4,

volume 2, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Diare Remsa
    LP Diare Remsa
    Dokumen29 halaman
    LP Diare Remsa
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP Hepatoma
    LP Hepatoma
    Dokumen13 halaman
    LP Hepatoma
    Farah Maimun
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Limfoma Maligna
    Limfoma Maligna
    Dokumen20 halaman
    Limfoma Maligna
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP CA Mandibula
    LP CA Mandibula
    Dokumen9 halaman
    LP CA Mandibula
    Li Liez
    100% (1)
  • Patway SC
    Patway SC
    Dokumen2 halaman
    Patway SC
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Powerpoint
    Powerpoint
    Dokumen16 halaman
    Powerpoint
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Askep Tetanus
    Askep Tetanus
    Dokumen7 halaman
    Askep Tetanus
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP Luka Bakar
    LP Luka Bakar
    Dokumen31 halaman
    LP Luka Bakar
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen21 halaman
    Anemia
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen17 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen16 halaman
    Anemia
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • L P SC Nikoo
    L P SC Nikoo
    Dokumen33 halaman
    L P SC Nikoo
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen21 halaman
    Anemia
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP Hepatom
    LP Hepatom
    Dokumen18 halaman
    LP Hepatom
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen21 halaman
    Anemia
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP Dispepsia
    LP Dispepsia
    Dokumen15 halaman
    LP Dispepsia
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CA Esofagus
    Laporan Pendahuluan CA Esofagus
    Dokumen15 halaman
    Laporan Pendahuluan CA Esofagus
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP Hepatom
    LP Hepatom
    Dokumen8 halaman
    LP Hepatom
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP DM
    LP DM
    Dokumen19 halaman
    LP DM
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP Hepatom
    LP Hepatom
    Dokumen8 halaman
    LP Hepatom
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • LP Hepatom
    LP Hepatom
    Dokumen8 halaman
    LP Hepatom
    Anonymous iT4RNOcvb
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak Dengan Meningitis
    Askep Anak Dengan Meningitis
    Dokumen5 halaman
    Askep Anak Dengan Meningitis
    Eliza Gazelle Zena
    Belum ada peringkat