Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Pendidikan Profesi Guru ........................................................................................... 4
B. Tujuan Pendidikan Profesi Guru ................................................................................................. 5
C. Landasan Pendidikan Profesi Guru ............................................................................................. 6
D. Kualifikasi Akademik Calon Pesera Didik Pendidikan Profesi Guru ......................................... 7
E. Kurikulum dan Beban Belajar Pendidikan Profesi Guru ............................................................ 7
F. Uji Kompetensi Pendidikan profesi Guru ................................................................................... 9
G. Manfaat Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) ............................................................... 9
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata
kuliah “Profesi Kependidikan”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Profesi Kependidikan di program
studi PGSD UNS Surakarta. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Drs. Hadi Mulyono selaku dosen pembimbing mata kuliah Profesi
Kepenndidikan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan.

Surakarta, 22 Mei 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Profesi merupakan pekerjaan, yang dapat terwujud sebagai jabatan
seseorang yang ia tekuni berdasarkan keahliannya melaui proses pembelajaran.
Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran
penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif
dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan
logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar.
Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan
yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan seseorang
yang ia tekuni berdasarkan keahliannya. Melihat latar belakang tersebut, maka pada
kesempatan ini kami akan memaparkan mengenai profesi guru beserta syarat-
syaratnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan Profesi Guru?
2. Bagaimana Tujuan Pendidikan Profesi Guru?
3. Bagaimana Landasan Pendidikan Profesi Guru ?
4. Bagaimana Kualifikasi Akademik Calon Pesera Didik Pendidikan Profesi Guru?
5. Bagaimana Kurikulum dan Beban Belajar Pendidikan Profesi Guru?
6. Apakah Manfaat Pendidikan Profesi Guru?
C. Tujuan
1. Mahasisswa dapat mengetahui Pengertian Pendidikan Profesi Guru
2. Mahasiswa dapat mengetahui Tujuan Pendidikan Profesi Guru
3. Mahasiswa dapat mengetahui Landasan Pendidikan Profesi Guru
4. Mahasiswa dapat mengetahui Kualisifikasi Akademik Calon Peserta Didik
Pendidikan Profesi Guru
5. Mahasiswa dapat mengetahui Manfaat Pendidikan Profesi Guru

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Profesi Guru

Pendidikan profesi guru (PPG) merupakan suatu program pendidikan yang


diberikan untuk para sarjana pendidikan atau diploma 4 yang berminat untuk menjadi
guru. Agar dapat menjadi guru yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan serta
standar nasional dalam masalah pendidikan dan untuk memperoleh sertifikat sebagai
pendidik, maka diwajibkan bagi para calon guru untuk melanjutkan studinya untuk
mendapatkan pelatihan dan pembimbingan lagi agar dapat menjadi guru yang
profesional.
Guru profesional adalah guru yang dalam melaksanakan tugasnya mampu
menunjukkan kemampuannya yang ditandai dengan penguasaan kompetensi
akademik kependidikan dan kompetensi substansi dan/atau bidang studi sesuai bidang
ilmunya. Calon guru harus disiapkan menjadi guru profesional melalui Pendidikan
Profesi Guru (PPG). Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan mahasiswa didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus.
Terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam segala aspek
kehidupan akibat dari gelombang globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi memunculkan serangkaian tantangan baru yang perlu disikapi dengan
cermat dan sistematis. Perubahan tersebut secara khusus berdampak terhadap
tuntutan akan kualitas pendidikan secara umum, dan kualitas pendidikan guru secara
khusus untuk menghasilkan guru yang profesional melalui Pendidikan Profesi
Guru(PPG).

Calon guru harus disiapkan menjadi guru profesional melalui pendidikan


profesi guru. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian
khusus. Dengan demikian, program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program
pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non-
Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka dapat
menjadi guru yang profesional sesuai dengan standar nasional pendidikan.[3]
Masih belum bisa dikatakan sebagai guru sebelum lulus dari PPG.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mewajibkan seluruh
guru untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Menurut Mendikbud
Mohammad Nuh, seorang sarjana pendidikan (S.Pd) masih belum bisa disebut sebagai
guru sebelum lulusdari PPG dan sertifikasi guru. Sehingga seluruh guru dengan gelar

4
S.Pd diwajibkan mengenyam kembali bangku kuliah melalui PPG sebelum menjadi
guru.
Sebelum mengikuti program PPG, calon peserta yang lolos seleksi harus
sudah memiliki ijazah pendidikan akademik yang relevan, dalam hal ini calon peserta
sudah menamatkan sarjana pendidikan. Bagi peserta yang belum memilikinya,
diwajibkan untuk mengikuti program matrikulasi. Matrikulasi diberlakukan hanya
untuk program PPG prajabatan. Matrikulasi adalah sejumlah matakuliah yang wajib
diikuti oleh peserta program PPG yang sudah dinyatakan lulus seleksi untuk
memenuhi kompetensi akademik bidang studi atau kompetensi akademik
kependidikan sebelum mengikuti program PPG.
Guru yang lulus PPG akan mendapatkan sertifikasi pendidik dan gelar “Gr”
yang disematkan di belakang nama lengkap guru bersangkutan. Hal itu diatur dalam
Permendikbud Nomor 87 tahun 2013 tentang program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan (PPG). Sertifikat pendidik dan gelar Gr ini diberikan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pelaksana program PPG.
Bahan ajar yang akan diberikan dalam PPG nanti akan lebih focus pada
praktek mengajar. Tujuannya untuk memperbaiki caramengajar guru yang ada di
Indonesia. Lama PPG pun akan disamakan dengan pendidikan profesi lainnya.

B. Tujuan Pendidikan Profesi Guru


1. Tujuan Umum
Tujuan umum PPG tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3,
yaitu menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilaksanakannya pendidikan profesi guru tercantum
dalam Permendiknas No 8 Tahun 2009 Pasal 2 yaitu untuk menghasilkan
calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan,
dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan
pembimbingan, pelatihan peserta didik, dan melakukan penelitian, serta
mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai dengan mengadakan pelatihan antara laiin :
a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku atau performance kerja. Hal ini
sangat diperlukan agar pendidik lebih mampu melaksanakan tugas-
tugasnya dan diharapkan berhasil dalam upaya pelaksanaan program kerja
organisasi atau lembaga.
b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promo ketenagaan untuk jabatan
yang lebih rumit dan sulit.
c. Pelatihan berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang
lebih tinggi.
Penguasaan dan kemampuan melaksanakan kompetensi secara prima
dalam arti efektif dan efesien, menempatkan profesi guru sebagai sebuah
profesi.Sehubungan dengan itu Djojonegoro (1998) menyatakan bahwa

5
profesionalisme dalam suatu jabatan ditentukan oleh tiga faktor penting.Ketiga
faktor tersebut dapat disajikan sebagai berikut :
1. Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan
keahlian atau spesialisa
2. Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan (keterampilan dan keahlian
khusus yang dikuasai).
3. Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus
yang dimilikinya

C. Landasan Pendidikan Profesi Guru


Dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru tentunya memiliki landasan yang
digunakan sebagai acuan yang mengatur keseluruhan bagian program tersebut.
Landasan tersebut adalah :
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Undang-undang tersebut terdapat beberapa pasal yang terkait dengan
penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan profesi guru, yaitu:
a) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi
sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani
dan rohani serta memiliki kemampuan untuk meujudkan
tujuan pendidikan nasional.
b) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang
terakreditasi.
c) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi
yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi.selanjutnya dikatakan pula bahwa:
1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
membina pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
2. Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat
berkewajiban dan mengembangkan tenaga
kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakannya.
3. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
membantu pembinaan dan pengembangan
tenaga kependidikan pada satuan pendidikan
formal yang diselenggarakan oleh masyarkat.
2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen mengenai
pendidikan profesi guru dinyatakan bahwa:
a) Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasamani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tunggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
dan ditetapkan oleh pemerintah.
c) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan dan
akuntabel.
d) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran
untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi

6
guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
D. Kualifikasi Akademik Calon Pesera Didik Pendidikan Profesi Guru
a. S1 Kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi yang akan
di tempuh.
b. S1 Kependidikan yang serumpun dengan program pendidikan profesi yang
akan di tempuh dengan menempuh materikulasi.
c. S1/DIV Non kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi
yang akan di tempuh dengan menempuh materikulasi mata kuliah akademik
kependidikan.
d. S1/DIV Non kependidikan serumpun dengan program pendidikan profesi yang
akan di tempuh dengan menempuh materikulasi.
e. S1 Psikologi untuk program PPG pada PAUD SD, dengan menempuh
materikulasi
E. Kurikulum dan Beban Belajar Pendidikan Profesi Guru
Sebagaimana dikemukakan pada landasan konseptual di depan dan yang
tertuang dalam Pasal 1 (13) PP No. 19/2005 tentang SNP, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pasal 9 PP No. 19/2005 tentang SNP
mengemukakan bahwa kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan sendiri untuk setiap program studi. Dengan demikian masing-masing
LPTK yang akan menyelenggarakan PPG dapat menyusun sendiri kurikulumnya ,
baik kurikulum PPG pasca S1/D-IV Non Kependidikan. Walaupun demikian LPTK
penyelenggara melakukan kerjasama dalam pengembangan kurikulum dengan
difasilitasi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Dengan kerjasama ini deharapkan
terwujudnya kurikulum PPG yang setara dalam menjaga mutu LPTK penyelenggara
dan akan memudahkan mahasiswa pindah dari satu PPG ke PPG lainnya serta
memudahkan dalam penilain jika terjadi mobilitas guru dari satu daerah ke daerah
lain.
Dalam menyusun kurikulum PPG perlu diperhatikan kompetensi guru
sebagaiman di maksud dalam pasal 10 UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen,
yakni kompetensi kepribadian, kompeten sisosial dan kompetensi profesionalyang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun demikian pengelompokkan kompetensi
ini tidak dapat dijadikan sebagai pengelompokkan mata kuliah, oleh karena itu
merupakan hasil akhir dari proses pendidikan, dan kompetensi-kompetensi itu dapat
tertampung dalam beberapa mata kuliah, misalnya mata kuliah Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia dan Bahasa Ingris dapat menampung
kompetensi kepribadian dan sosial. Dengan demikian dalam penyusun kurikulum
PPG kompetensi yang ingin di capai dapat disederhanakan menjadi kompetensi
akademik dan kompetensi professional.
Kompetensi akademik adalah seluruh bekal yang bersifat basis keilmuan dari
kegiatan mendidik yang akan di aplikasikan secara otentik dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan di lapangan.
Kompetensi profesional adalah seluruh kemampuan mengaplikasikan prinsip-
prinsip keilmuan dalam praktik nyata di sekolah yang memiliki stuktur, yang terdiri
atas orientasi, latiahan terbimbing, latihan mandiri, mengatasi masalah-masalah
belajar siswa dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan non mengajar yang terjadi di
sekolah.

7
Sebelum menetapkan kurikulum yang akan di berlakuakan untuk PPG, perlu
dianalisa terlebih dahulu apa saja kompetensi yang telah diperoleh mahasiswa lulusan
S-1 kependidikan dan S-1/D-IV non kependidikan. Analisis ini akan menentukan apa
saja kegiatan perkuliahan yang perlu ditambahnkan untuk kedua program tersebut.
Sebagai mana diketahui pada program PPG pasca S1 pendidikan diperuntukkan bagi
peserta didik yang sebelumnya berasal dari S1 kependidikan.
Sistem pembelajaran pada program PPG mencakup lokakarya pengembangan
perangkat pembelajaran dan program pengalaman lapangan yang diselenggarakan
dengan pemantauan langsung secara intensif oleh dosen pembimbing dan guru
pamong yang ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut, dinilai secara objektif dan
transparan. Praktek pengalaman lapangan program PPG dilaksanakan berorientasi
pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, serta melakukan
pembimbingan dan pelatihan.
Model kurikulum:
No Lulusan S-1 Kependidikan Lulusan S-1/D-IV Non
Kependidikan
1 Pengemasan materi bidang studi Pengemasan materi bidang
untuk pembelajaran bidang studi studi untuk pembelajaran
yang mendidik (Subject specific bidang studi yang mendidik
pedagogy) (subject specific pedagogy)
2 PPL Kependidikan PPL Kependidikan
*)lulusan S1/DIV Non Kependidikan dapat mengikuti PPG jika kompetensi akademik
kependidikan dan akademik bidang studi sama dengan S1 kependidikan.
Beban Belajar Program PPG
No Program PPG SKS
1 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk 18-20
lain yang sederajat bagi lulusan S-1 PGTK/PGPAUD
2 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan S-1 PGSD
3 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLBLB atau 16-40
bentuk lain yang sederajat bagi lulusan selain S-1/D IV kependidikan
PGTK dan PGPAUD
4 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan S-1/D IV kependidikan selain S-1
PGSD
5 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk
lain yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau
bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S-1 Psikologi
6 Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau
bentuk lain yang sederajat, dan pada satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat baik
lulusan S-1/D IV kependidikan maupun non kependidikan
Matrikulasi (Hanya bagi peserta PPG Pra jabatan) :
1. Lulusan S- 1 Kependidikan dan S- 1/ D- IV Non Kependidikan yang tidak sesuai
dengan program PPG yang akan diikuti, harus mengikuti program matrikulasi.
2. Matrikulasi adalah sejumlah matakuliah yang wajib diikuti oleh peserta program
PPG yang sudah dinyatakan lulus seleksi untuk peserta program PPG yang sudah

8
dinyatakan lulus seleksi untuk memenuhi kompetensi akademik bidang studi dan/
atau kompetensi akademik kependidikan sebelum mengikuti program PPG .
3. Matrikulasi diperuntukkan bagi calon peserta Program PPG Pra Jabatan yang
belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen
(berdasarkan standar kompetensi lulusan melalui tes penguasaan SKL)
4. Kurikulum matrikulasi adalah kurikulum S1 kependidikan (dapat berupa
matrikulasi matakuliah akademik kependidikan, maupun akademik bidang studi)

Keunggulan Pendidikan Profesi Guru :


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya
melegalkan sarjana non kependidikan untuk menjadi guru profesional. Ke depan
sarjana lulusan di luar FKIP (fakultas keguruan dan ilmu pendidikan) itu bersaing
dengan sarjana yang empat tahun mengenyam kuliah kependidikan. Kebijakan
membuka akses bagi sarjana non kependidikan untuk menjadi guru ini tertuang dalam
Permendikbud 87/2013 tentang Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG). Sarjana
dari fakultas non FKIP itu bebas mengajar mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga
SMA/sederajat.
Sarjana non kependidikan juga diwajibkan mengikuti saringan masuk PPG
selayaknya sarjana kependidikan. Meskipun aksesnya dibuka setara dengan lulusan
FKIP, sarjana non kependidikan wajib mengikuti dan lulus program matrikulasi dulu
sebelum menjalani PPG. Sedangkan untuk sarjana FKIP yang linier atau sesuai
dengan matapelajaran yang bakal diampu, tidak perlu mengikuti program matrikulasi
itu. Khusus untuk sarjana yang bakal mengajar di jenjang SMP dan SMA/sederajat,
tidak ada perlakukan berbeda bagi lulusan kependidikan maupun non kependidikan
ketika mengikuti PPG. Mereka diwajibkan untuk mengikuti PPG dengan bobot atau
beban belajar sebanyak 36 hingga 40 SKS. Menurut Sulistiyo sebagai Ketua Umum
Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Kemendikbud harus bisa
menanggung risiko jika membuka akses luas kepada sarjana non kependidikan untuk
menjadi guru profesional. Guru adalah profesi khusus, sehingga pendidikannya juga
khusus dalam waktu yang cukup.

F. Uji Kompetensi Pendidikan profesi Guru

o Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis ujian kinerja, ditempuh
setelah peserta lulus semua program PPG
o Ujian tulis di laksanakan oleh program studi/jurusan penyelenggara, sedangkan
ujian kinerja dilaksanakan oleh program studi/jurusan dengan melibatkan
organisasi profesi atau pihak eksternal yang professional dan relevan.
o Peserta yang lulus uji kompetensi yang memperoleh sertifikat pendidik bernomor
registrasi yang di keluarkan oleh PPG.

G. Manfaat Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)


Kegiatan Pendidikan Profesi guru (PPG) dapat memberikan manfaat sebagai
berikut yaitu:
1. Bagi guru dapat menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang proses
pendidikan dan proses pembelajaran disekolah
2. Dapat menciptakan guru profesional dibidangnya

9
3. Dapat meningkatkan kesejahteraan bagi guru
4. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner
sehingga dapat memahami keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan
pendidikan yang ada disekolah. Mempertajam daya nalar dalam penelaahan
perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada disekolah
5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sabagai
motivator, dinamisator dalam pembelajaran.
6. Bagi sekolah menemukan penyegaran serta ide baru dalam proses pembelajaran
baik sistem pengajarannya maupun tugas kependidikan, sehingga diharapkan
model pembelajaran akan menjadi lebih baik.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan di atas, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa Pendidikan guru adalah suatu system yang terpadu dalam
rangka system pendidikan nasional. Sebagai suatu sitem, pendidikan gru meliputi
sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berinterelasi satu sama lain, yabg
terdiri dari tujuan pendidikan guru, siswa, program, pendidikan guru, fasilitasdan
perlengkapan, evaluasi, umpan balik dan konteks sosial.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik guru yang memenuhi standar mutu
(memenuhi kualifikasi) yang dipersyaratkan.
Dengan adanya pelatihan profesi guru sangat menguntungkan bagi
guru, sekolah, dan masyarakat. Dengan tersedianya calon tenaga pendidik (guru),
yang memiliki kualitas yang bermutu dapat menumbuhkan motivasi masyarakat untuk
semakin percaya bahwa dunia pendidikan mampu memberikan pelayanan yang
cukup memuaskan. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih turut
aktif menggalakkan program wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://novitasari1431060.blogspot.com/2016/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

http://isnanur2015.blogspot.com/2015/04/pendidikan-profesi-guru-ppg.html

12

Anda mungkin juga menyukai