PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI
Reaksi saraf simpatis terhadap rasa takut atau nyeri tidak dapat
disembunyikan oleh pasien. Rasa takut dan nyeri mengaktifkan saraf simpatis untuk
Banyak dari perubahan ini yang disebabkan oleh suplai darah ke jaringan,
sebagian karena stimulasi eferen simpatis yang ke pembuluh darah dan sebagian
karena naiknya katekolamin dalam sirkulasi. Impuls adrenergik dari rasa takut
timbul di korteks serebri dan dapat ditekan dengan tidur atau dengan sedatif yang
mencegah kemampuan untuk menjadi takut bila ada penyebab takut yang sesuai.
Tanda akhir dari reaksi adrenergik terhadap rasa takut ialah meningkatnya detak
1
2. Memberi efek analgesia dan memudahkan induksi, misalnya: morfin,
skopolamin.
berdasar pada keadaan psikis dan fisiologis pasien yang ditetapkan setelah
- Umur pasien
- Berat badan
- Derajat kecemasan
2
- Riwayat reaksi terhadap obat premedikasi sebelumnya (bila pasien pernah
dianestesi sebelumnya)
antibiotik tertentu)
- Macamnya operasi (misalnya terencana, darurat pasien rawat inap atau rawat
jalan)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemberian obat yang aman harus berdasarkan the five ‘right’ principle
(Turkoski et al, 1999) yang mencakup 5 aspek, yaitu the right drug, right
dengan resep yang tertulis, karena banyak obat yang memiliki nama yang
sama. Tulisan tangan dokter yang meresepkan sebaiknya dapat dibaca, dan
menuliskan resep. Selain itu, dokter harus mengerti alasan mengapa suatu
2. The right dose. Dokter sebaiknya mengetahui dengan baik dosis rata-rata
atau dosis yang biasanya digunakan terhadap obat yang diresepkan, dan
jelas, dan diberikan dua tag nama, yang harus dicek setiap sebelum
pemberian obat.
4
4. The right route. Pemberian obat dapat diberikan secara oral, intravena,
kerjanya. Pemberian obat terkadang tidak sesuai dengan waktu kerja obat
yang diharapkan. Selain itu, waktu operasi juga sering berubah, sehingga
Amnesia
Golongan Benzodiazepin
Diazepam
benzodiazepin berada pada susunan saraf pusat (SSP) yang berefek sedikit
5
Dosis premedikasi diazepam adalah 0,2-0,5 mg/kgBB diberikan
secara oral. Dosis sedasi 0,04-0,2 mg/kgBB diberikan secara IV. Dosis
induksi diberikan 0,3-0,6 mg/kgBB secara IV (dapat dilihat pada tabel 1).
Onset kerja diazepam dalam waktu 15-30 menit dengan durasi kerja
Midazolam
memberikan efek sedasi maksimal jika diberikan dalam dosis yang besar
amnesia. Ini dua sampai tiga kali lebih poten daripada diazepam karena
secara IM. Dosis sedasi 0,01-0,1 mg/kgBB secara IV. Dosis induksi 0,1
0,4 mg/kgBB secara IV(dapat dilihat pada tabel 1). Onset kerja midazolam
dalam waktu 30-60 detik secara IV. Efek puncak 3-5 menit dan durasi
kerja selama 15-80 menit. Midazolam 0,5 mg/kgBB secara oral diberikan
yang cepat dengan dosis >0,15 mg/kgBB secara IV. Midazolam dosis 0,2
6
mg/kgBB secara IV dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan
Dosis
Obat Penggunaan Jalur
(mg/kgBB)
Lorazepam
golongan lainnya Masa kerjanya juga lebih lama dibanding yang lainnya.
7
Onset kerja lorazepam lebih lama daripada midazolam dan
Golongan Barbiturat
sedatifnya.6,7,8
Tiopental
Dosis sedasi 0,5-1,5 mg/kgBB secara IV. Onset kerja dalam waktu
30-45 detik dengan durasi kerja selama 5-10 menit secara IV (dapat dilihat
Methohexical
pada tabel 2). Onset kerjanya dalam waktu 5,6 menit dengan durasi kerja
Pentobarbital
dan IM. Dosis 3-5 mg/kgBB secara rektal pada anak (dapat dilihat pada
8
tabel 2). Onset kerja pentobarbital dalam waktu 20-60 menit secara oral
dan rektal, 10-20 menit secara IM, dan 5 menit secara IV. Dengan durasi
Konsentrasi Dosis
Obat Penggunaan Jalur
(%) (mg/kgBB)
Thiopental,
Sedasi IV 2,5 0,5-1,5
thiamylal
Methohexical Sedasi IV 1 0,2-0,4
Oral 5 2-42
Secobarbital, Premedikasi IM 2-42
Pentobarbital Rectal
3
suppository
1
IV, intravenous, IM, Intramuscular.
2
Maximum dose 15 mg.
3
Not recommended for children.
Dikutip dari:
Reves JG. Nonvolatile anesthetic agents. In:Morgan G.E, Mikhail M.S,
Murray M.J, eds. Clinical anesthesiology. New York: McGraw-Hill
Companies,Inc; 2006.p.179-204.
Opioid
Morfin
mg/kgBB secara IV (dapat dilihat pada tabel 3). Onset kerja morfin dalam
waktu 15-30 menit secara IM dan IV, mencapai puncak 45-90 menit
9
Morfin dapat digunakan sebagai analgetik, euforia, dan sedasi.
Fentanil
norfentanil, yang memiliki efek poten analgesik lebih kecil. Dosis fentanil
post operatif 0,5-1,5 µg/kgBB secara IV (dapat dilihat pada tabel 3). Onset
kerja fentanil dalam waktu 5 menit dengan durasi kerja selama 30 menit –
1 jam. 6,7
Sufentanil
dari sufentanil adalah 5-10 kali dari fentanil. Efek samping yang biasa
adalah 2-5 µg/kgBB secara IV. Dosis untuk anestesi intraoperatif 0,25-30
µg/kgBB secara IV (dapat dilihat pada tabel 3). Sufentanil memiliki onset
kerja dalam waktu 1-2 menit dengan durasi kerja selama 15 menit.6,7
10
Obat Penggunaan Jalur Dosis
Premedikasi IM 0,05-0,2 mg/kgBB
Anestesia intraoperatif IV 0,1-1 mg/kgBB
Morfin
IM 0,05-0,2 mg/kgBB
Analgesia postoperatif
IV 0,03-0,15 mg/kgBB
Anestesia intraoperatif IV 2 - 150 µg/kgBB
Fentanil
Analgesia postoperatif IV 0.5 - 1.5 µg/kgBB
Premedikasi IV 2-5 µg
Sufentanil
Anestesia intraoperatif IV 0.25 - 30 µg/kgBB
Di kutip dari:
Reves JG. Nonvolatile anesthetic agents. In:Morgan G.E, Mikhail M.S,
Murray M.J, eds. Clinical anesthesiology. New York: McGraw-Hill
Companies,Inc; 2006.p.179-204.
Antikolinergik
jalan napas atas. Walaupun juga memiliki efek sebagai vagolitik dan
Atropin
mg/kgBB hingga pada dosis dewasa yang umum sekitar 0,4-0,6 mg/kgBB
dosis IV. Onset kerja atropin dalam waktu 1 menit dengan durasi kerja
11
4. Mencegah Terjadinya Resiko Aspirasi Lambung dengan Mengurangi
Volume Cairan Lambung dan Menaikkan pH Cairan Lambung
Aspirasi dapat terjadi selama induksi, pada ruang operasi atau pada
12
Golongan ini memblok kemampuan histamin untuk menginduksi
sekresi asam gaster dengan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi. Oleh
Antagonisme dari reseptor histamin terjadi dalam cara yang selektif dan
kompetitif.6,8
Cimetidin
IV. Dosis 300 mg per oral (3-4 mg/kgBB) ini diberikan 1,5-2 jam sebelum
induksi anestesi. Cimetidin memiliki onset kerja dalam waktu 1-2 jam
lidokain. 6,8
Omeprazole
lambung dengan cara berikatan pada pompa proton sel parietal guna
orang dewasa 40 mg/24 jam (0,5-1 mg/kgBB) secara oral maupun IV. Pada
13
Efek sampingnya adalah sakit kepala, agitasi dan kebingungan
Ondansetron
ondansentron dalam waktu 1-1,5 jam secara oral dan 30-60 menit secara
terjadi alergi ini memiliki reaksi yang fatal. Obat anestesi yang biasa
reaksi alergi. Salah satu obat yang biasa digunakan untuk mencegah
dexamethason. 7,8
14
Dexamethason
dexamethason 0,25 mg/kgBB secara IV. Durasi kerja selama 36-72 jam.
Bronkospasme)
oleh stimulasi sensorik pada nervus laringeal superior pada saat intubasi
Lidokain
15
Dosis lidokain untuk mecegah terjadinya refleks yang tidak
diinginkan adalah 1-1,5 mg/kgBB secara IV. Onset kerja lidokain sangat
cepat dengan durasi kerja selama 60-180 menit. Maximum dosis tunggal
16
BAB III
KESIMPULAN
karena bermanfaat bagi pasien, operator dan ahli anestesi. Pre–operative visite
anestesi dan obat anestesi yang akan digunakan. Hal ini sangat penting untuk
dan memudahkan induksi serta mengurangi jumlah obat anestesi yang digunakan.
Ruang pulih sadar merupakan tempat dimana untuk observasi pasien setelah
dilakukan anestesi dan pembedahan. Hal ini bertujuan untuk menghindari bahaya
dari efek anestesi yang tidak diinginkan dan agar pasien dapat pulih dengan baik
17
DAFTAR PUSTAKA
18