Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

HIV PADA KEHAMILAN


Oleh
Aditya Wira Pradana, S.Ked | 18.710089
Definisi

• HIV/AIDS adalah suatu sindrom defisiensi imun yang ditandai oleh


adanya infeksi oportunistik dan atau keganasan yang tidak
disebabkan oleh defisiensi imun primer atau sekunder atau infeksi
kongenital melainkan oleh human immunodeficiency virus
Etiologi

• Penyebab dari virus ini adalah dari retrovirus golongan


retroviridae. HIV terdiri dari HIV-1 dan HIV-2, dimana HIV-1
merupakan golongan paling ganas.
• Secara morfologik, virus ini berbentuk bulat, terdiri dari bagian
inti (core) yang berbentuk silindris dan selubung (envelope) yang
berstruktur lipid bilayer yang membungkus bagian core, dimana
didalam core ini terdapat RNA virus ini. HIV memerlukan enzim
reverse transcriptase untuk merubah RNA menjadi DNA
Epidemiologi

• Pada tahun 2010 diperkirakan terdapat 57.000 ibu hamil terinfeksi


HIV di regional Asia Tenggara. Negara dengan high-burden
penularan infeksi HIV dari ibu ke anak seperti India, Thailand,
Myanmar dan Indonesia menunjukan estimasi insidens HIV diantara
ibu hamil cenderung tetap selama lima tahun terakhir. Jumlah
anak kurang dari 15 tahun yang terinfeksi HIV sebesar 87.000
dengan estimasi infeksi HIV baru sebesar 48.000
Patofisiologi

• infeksi HIV dimulai dengan penempelan virus pada limfosit-T.


dimana pada limfosit-T ini terdapat banyak CD4 yang berfungsi
sebagai reseptor. Setelah penempelan, terjadi diskontinuitas dari
membran sel limfosit-T sehingga seluruh komponen virus harus
masuk ke dalam sitoplasma sel limfosit-T, kecuali selubungnya.
Selanjutnya, RNA dari virus mengalami transkripsi menjadi seuntai
DNA dengan bantuan enzim reverse transcriptase.
• DNA yang terbentuk ini kemudian pindah dari sitoplasma ke dalam
inti sel limfosit-T dan menyisip ke dalam DNA sel pejamu dengan
bantuan enzim integrase, DNA ini disebut sebagai provirus.
Provirus yang terbentuk ini tinggal dalam keadaan laten atau
dalam keadaan replikasi yang sangat lambat, sampai kelak terjadi
suatu stimulasi yang dapat memicu dan mamacu terjadinya
replikasi dengan kecepatan tinggi.
Manifestasi Klinis

• 1. Gejala Konstitusi :
• Demam terus menerus >37,5°C
• Kehilangan berat badan 10% atau lebih
• Radang kelenjar getah bening yang meliputi 2 atau lebih kelenjar getah bening di
luar daerah inguinal
• Diare yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
• Berkeringat banyak pada malam hari yang terus menerus
• 2. Gejala Neurologis
• kelemahan otot
• kesulitan berbicara
• gangguan keseimbangan
• disorientasi
• halusinasi
• mudah lupa
• Psikosis
• koma (gejala radang otak)
• 3. Gejala infeksi oportunistik
• Pneumocystic carinii pneumonia (PCP), infeksi yang paling banyak yang disebabkan
protozoa yang masuk kedalam paru dan berkembang sangat pesat menjadi pneumonia,
gejala yang ditimbulkan batuk kering, demam dan sesak.
• Tuberkulosis , disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
• Toksoplasmosis , gejalanya berupa sakit kepala, demam, sampai kejang dan koma
• Infeksi mukokutan, seperti herpes simpleks, herpes zoster dan kandidiasi adalah yang
paling sering ditemukan.
Transmisi

• Angka penularan pada masa kehamilan berkisar sekitar 5 – 10%,


saat persalinan sekitar 10 – 20% dan saat menyusui sekitar 30 - 45%
bila disusui sampai 2 tahun.
• Pada kebanyakan wanita yang terinfeksi HIV, penularan tidak
dapat melalui plasenta. Umumnya darah ibu tidak bercampur
dengan darah bayi. Namun pada proses persalinan, terjadi kontak
antara darah ibu, maupun lendir ibu dan bayi, sehingga virus HIV
dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Semakin lama proses persalinan
berlangsung, kontak antara bayi dengan cairan tubuh ibu semakin
lama, resiko penularan semakin tinggi
Faktor yang dapat mempengaruhi infeksi HIV

1. Faktor Ibu
• Jumlah virus (viral load)
• Jumlah sel CD4
• Status gizi selama hamil
• Penyakit infeksi selama hamil
• Gangguan pada payudara
2. Faktor Bayi
• Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir
• Periode pemberian ASI
• Adanya luka di mulut bayi
3. Faktor Obstetrik
• Jenis Persalinan
• Lama Persalinan
• Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinan
• Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forseps
Penatalaksanaan

Antepartum Intrapartum Pasca Persalinan


Konseling Persalinan Pervaginam Pemberian ASI Ekslusif
Pemberian obat anti virus (Viral load <1000 kopi/ml pada ( dengan cara dihangatkan pada
minggu ke-36 kehamilan, dan suhu >66C)
dalam perawatan dan pengobatan)
Mencegah kehamilan dengan
Seksio Caesaria menggunakan alat kontrasepsi
(viral load >1000 kopi/ml atau viral
load tidak diketahui pada minggu
ke-36 kehamilan dan tidak dalam
perawatan ataupun pengobatan)
Pemberian Terapi Anti Retrovial Virus (ARV)

• Dosis tetap kombinasi dari Tenofovir DF (TDF) + Lamivudine (3TC)


+ Efavirenz (EFV) yang direkomendasikan sebagai lini pertama ART
pada wanita hamil dan menyusui adalah diberikan sekali sehari,
termasuk wanita hamil pada trimester pertama kehamilan dan
wanita usia reproduksi.
• Bayi dari ibu yang mendapatkan ART dan sedang menyusui harus
mendapatkan terapi profilaksis dengan Nevirapine (NVP) harian
selama enam minggu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai