Anda di halaman 1dari 22

Tasâmuh, Volume 13, No.

1, Desember 2015

KEPEMIMPINAN ISLAM
BERWAWASAN DUNIAWI DAN UKHRAWI

Hamdani Khairul Fikri


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram
Email: viviefikri@yahoo.com

Abstrak

Kepemimpinan merupakan suatu proses dalam mempengaruhi


orang lain, dan usaha untuk menyeru manusia berbuat kebaikan
dan melarang manusia berbuat keburukan.Dalamkonteks Islam,
kepemimpinan adalah perwujudan dari keimanan dan amal saleh.
Kepemimpinan tentu tidak bisa lepas dari seorang pemimpin,
karena pemimpin adalah seorang ahli dalam suatu organisasi
masyarakat yang diharapkan untuk menggunakan pengaruhnya
dalam melaksanakan visi dan misi suatuinstitusi.Temuan dalam
tulisan ini bahwa, sosok pemimpin yang paling ideal dimuka
bumi ini adalahRasulullah saw,karena dia selalu mengawali
dengan memimpin dirinya sendiri,memimpin tutur katanya
sehingga tidak pernah berbicara kecuali kata-kata benar, indah,
dan padat akan makna. Rasulullah juga memimpin nafsunya,
keinginannya, dan memimpin keluarganya dengan cara terbaik
karena Rasulullah senantiasa berpegang kepada aturan yang
telah ditetapkan oleh Allah sehingga dia mampu memimpin
umat dengan cara yang terbaik. Dalam Islam telah diatur
kriteria-kriteria bagi seorang pemimpin yakni; beriman,beramal
shaleh, memilki niat yang lurus, laki-laki, tidak meminta jabatan,
berpegang pada hukum Allah, memutuskan perkara dengan
adil, menasehati rakyat, tidak menerima hadiah, tegas, lemah
lembut, dan memilki sifat STAF (sidiq, tabliq, amanah, fatonah).
Pemimpin juga harus memiliki sikap keseimbangan antara dunia
dan akhirat dengan kriteria-kriteria yang disebutkan di atas
sebagai ciripemimpin yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an
dan As-Sunnah sebagai corak kepemimpinan yang berwawasan
duniawidan ukhrawi.

Kata Kunci: kepemimpinan Islam, duniawi, ukhrawi

Hamdani Khairul Fikri 23


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

Abstract

Leadership is a process to influence other people and effort to


call people to do goodness and forbid people to do badness. In
Islamic context, leadership is realization of faith and good deeds.
Leadership also cannot be separated from a leader because a
leader is an expert in social organization who is expected to use
his/her influence in doing vision and mission of an organization.
Finding of this paper is that the figure of the most ideal leader in
this world is the messenger (Rasullullah) SAW because he always
started to lead himself, to lead his words so he never spoke
anything but the truth, beautiful words, and full of meaning. The
messenger also leaded his lust, desire, family with the best way
because the messenger always adhered to the rules which were
established by Allah SWT so he could lead the community in the
best way. In Islam it has been set criteria for a leader, such as: faith,
good deeds, having sincere intention, male, do not ask position,
adhering to the law of Allah, judge justly, advising the people, do
not accept gifts, having firm and gentle character, and also having
STAF characters (truth, delivering messages/sermon, mandate,
and wise). The leader also should has balances between worlds
and hereafter based on the criteria mentioned above as criteria of
leader based on al-Qur’an and as-Sunnah and also as leadership
type with a wide perspective about the world and hereafter.

Keywords: leadership, Islam, world, hereafter

A. Pendahuluan
Dalam konteks sosial, manusia manusia selalalu membutuhkan
selalu membutuhkan satu sama lain, seorang pemimpin untuk dapat
karena manusia adalah mahluk men­sejahterakan masyarakat agar
sosial yang sesuai dengan kodrat selamat di dunia dan akhirat.Pe­
dan fitrahnya untuk berhubungan. mimpin adalah seseorang yang
Oleh karena itu, masing-masing diberi kedudukan tertentu dan
orang berusaha mencapai maksud dan bertindak sesuai dengan
dan keinginannya dengan jalan kedudukannya tersebut. Pemimpin
dan caranya masing-masing. Da­ juga adalah seorang ahli dalam
lam konteks hubungan sosial, organisasi yang diharapkan

24 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

meng­gunakan pengaruh dalam Dalam Islam, pemimpin terkadang


melaksana dan mencapai visi dan disebut imam tapi juga khalifah.
misi institusi yang dipimpinnya,agar Dalam shalat berjamaah, imam
mampu memberikan suatu per­ berarti orang yang didepan. Maka
ubahan kepada masyarakat.1 dari itu, alangkah baiknya penulis
Dalam konteks Islam, ke­ memberikan pe­ngertian imam.
pemimpinan merupakan usaha Secara harfiyah, imam berasal
menyeru manusia kepada amar dari kata amma, ya’ummu yang
makruf nahi mungkar, menyeru artinya menuju, menumpu dan
berbuat kebaikan dan melarang meneladani. Ini berarti seorang
manusia berbuat keburukan. Ke­ imam atau pemimpin harus
pemimpinan Islam adalah per­ selalu didepan guna memberi
wujudan dari keimanan dan amal keteladanan dalam segala bentuk
saleh. Oleh karena itu, seorang kebaikan. Disamping itu, pemimpin
pemimpin yang mementingkan juga disebut sebagai khalifah, yang
diri, kelompok, keluarga, berasal dari kata khalafa yang
kedudukannya dan hanya bertujuan berarti di belakang, karenanya
untuk ke­bendaan, penumpukan khalifah dinyatakan sebagai
harta, bukanlah kepemimpinan pengganti, karena memang
Islam yang sebenarnya meskipun pengganti itu dibelakang atau
pemimpin tersebut beragama Islam, datang sesudah yang digantikan.
berlabelkan Islam. Sebagaimana Kalau pemimpin itu disebut
dipahami, bahwa tidak semua khalifah, itu artinya ia harus bisa
orang layak, mampu atau berhak berada di belakang untuk menjadi
memimpin.2 pendorong diri dan orang yang
Kepemimpinan adalah bagi dia dipimpinnya untuk maju dalam
yang layak saja, karenasejumlah menjalani kehidupan yang baik
pendapat mengatakan bahwa dan benar sekaligus mengikuti
di­anggap telah melakukan kehendak dan arah yang dituju oleh
suatu pengkhianatan terhadap orang yang dipimpinnya kearah
agama apabila diangkat seorang kebenaran, sepertikepemimpinan
pemimpin yang tidak layak. Rasulullah. Kepemimpinan
Rasulullah merupakan contoh
terbaik dalam menghayati nilai-
1
Wahyu Wijaswanto, Kamus Besar
nilai kepemimpinan. Karena
Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka,
1999), 769. Rasulullahtelah meletakkan
2
Taufiq Rahman, Moralitas Pemimpin kepentingan umat Islam mengatasi
dalam Perspektif al-Qur’an(Bandung:
Pustaka Setia, 1999), 21.

Hamdani Khairul Fikri 25


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

segala kepentingan diri dan dunia? Berikut ini adalah cirri-ciri


keluarga.3 kepemimpinan yang dilakukan
Sifat-sifat kepemimpinan yang oleh Rasulullah.
dihayati dan ditonjolkan Rasulullah Pertama, sebelum memimpin
telah menjadi rujukan para orang lain, Rasulullah saw. selalu
pengikutnya di sepanjang zaman mengawali dengan memimpin
dan setiap generasi. Rasulullah dirinya sendiri. Beliau memimpin
telah memberikan gambaran matanya sehingga tidak melihat
yang sangat rinci bagaimana apa pun yang akan membusukkan
beliau bersikap sebagai seorang hatinya. Rasulullah memimpin
pemimpin; tidak pamer kemewahan tutur katanya sehingga tidak
dan tidak pula angkuh dengan pernah berbicara kecuali kata-
jabatan yang beliau sandang. kata benar, indah, dan padat akan
Sebaliknya Rasulullah senantiasa makna. Rasulullah juga memimpin
menampilkan sikap keramahannya nafsunya, keinginannya, dan
kepada umatnya, menyebarkan memimpin keluarganya dengan
salam, menyantuni yang kecil, cara terbaik sehingga dia mampu
menghormati yang tua, peduli memimpin umat dengan cara
pada sesama dan selalu tunduk dan dan hasil yang terbaik pula.
takut kepada Allah. Zat yang telah Sangat berbanding jauh dengan
memberikan tugas dan tanggung fenomena kepemimpinan saat
jawab ke pundaknya. Meskipun ini, karena kita selalu meng­
Beliau telah wafat ribuan tahun inginkan kedudukan, jabatan, dan
yang lalu, tetapi pengaruhnya tetap kepemimpinan,padahal, untuk
abadi hingga sekarang, tidak lapuk me­mimpin diri sendiri saja tidak
dimakan zaman dan tidak lekang sanggup. Itulah yang menyebabkan
dimakan usia. Kepemimpinan seorang pemimpin tersungkur
adalah pengaruh. Makin kuat menjadi hina. Tidak pernah ada
kepe­mimpinan seseorang, maka seorang pemimpin jatuh karena
akan semakin kuat pula penga­ orang lain,seseorang hanya jatuh
ruhnya. Begitu pula dengan karena dirinya sendiri.
Rasulullah. Lalu, pemimpin seperti Kedua, Rasulullah saw. memper­
apakah Rasulullah sehingga dapat lihatkan kepemimpinannya de­
memberikan pengaruh yang ngan tidak terlalu banyak
besar dalam peradaban sejarah menyuruh serta melarang. Dia
me­mim­pin dengan suri teladan
M. Dawam Rahardjo,Kepemimpinan
3
yang baik,kepemimpinannya
Perfektif Islam(Jakarta: Pustaka Al- diabadikan dalam al-Quran:
Kaustar, 2006), 362.

26 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

ٌ‫اللِ أُ ْس َوة‬َّ‫ول ه‬ِ ‫لَ َق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف َر ُس‬ apa-apa yang tiada kamu
kerjakan” (QS. ash-Shaf: 3)
َّ‫َحسنٌَة مِلَ ْن َكا َن يَرجو ه‬
‫اللَ َوالْيَ ْو َم‬ ُْ َ Ketiga, kepemimpinan Ra­
)21( ‫ريا‬ َّ‫آْال ِخر َو َذ َكر ه‬
ً ِ‫اللَ َكث‬ su­lullah tidak hanya meng­
َ َ gunakan akal dan fisik, tetapi dia
“Sesungguhnya telah ada memimpin dengan kalbunya. Hati
pada (diri) Rasulullah itu suri tidak akan pernah bisa disentuh
teladan yang baik bagimu kecuali dengan hati lagi. Dengan
(yaitu) bagi orang yang demikian, yang paling dibutuhkan
mengharap (rahmat) Allah dan oleh manusia adalah hati nurani,
(kedatangan) hari kiamat dan karena itulah yang tidak dimiliki
dia banyak menyebut Allah” oleh makhluk lain.
(QS. al-Ahzab: 21). Rasulullah menabur cinta
Dalam kehidupannya, Ra­ kepada sahabatnya sehingga setiap
sulullah saw, senantiasa melakukan orang bisa merasakan tatapannya
terlebih dahulu apa yang ia dengan penuh kasih sayang,
perintahkan kepada orang lain. tutur katanya yang rahmatan
Keteladanan ini sangat penting lil alaamiin, dan perilakunya
karena sehebat apa pun yang yang amat menawan. Seorang
kita katakan tidak akan berharga pemimpin yang hatinya hidup
kecuali kalau perbuatan kita akan selalu merindukan kebaikan,
seimbang dengan kata-kata. keselamatan, kebahagiaan bagi
Rasulullah tidak menyuruh orang yang dipimpinnya. Sabda Rasu­
lain sebelum menyuruh dirinya lullah saw yang artinya :
sendiri. Rasulullah tidak melarang “Sebaik-baik pemimpin kalian
sebelum melarang dirinya. Kata ialah yang kalian mencintainya
dan perbuatannya amat serasi dan dia mencintai kalian. Dia
sehingga setiap kata-kata diyakini mendoakan kebaikan kalian dan
kebenarannya. Efeknya, dakwah kalian mendoakannya kebaikan.
Beliau punya kekuatan ruhiah yang Sejelek-jelek pemimpin kalian
sangat dahsyat. Dalam al-Quran ialah yang kalian membencinya
Allah swt. berfirman: dan ia membenci kalian. Kalian
َّ‫َكب َم ْقتًا ِعنْ َد ه‬ mengutuknya dan ia mengutuk
‫اللِ أَ ْن تَ ُقولُوا َما اَل‬ َ ُ‫ر‬ kalian.”4
)3( ‫تَ ْف َعلُو َن‬
Imam Muslim Ibn al-Hajjaj al-
4
“Amat besar kebencian di sisi
Naysaburi, Shahih Muslim (Beirut Dar al-
Allah bahwa kamu mengatakan Kutub Ilmiyyah,1992),675.

Hamdani Khairul Fikri 27


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

Pemimpin yang baik adalah istimewa sehingga ia merasa


pemimpin yang bisa berkhidmat harus diistimewakan dan ia
dengan tulus dan menafkahkan sangat marah bila orang lain
jiwa raganya untuk kemaslahatan tidak mengistimewakan dirinya.
umat. Ia berkorban dengan Contoh lain, ketika Umar bin
mudah dan ringan karena merasa Abdul Aziz, seorang khalifah
itulah kehormatan menjadi yang cemerlang datang ke
pemimpin, bukan mengor­bankan sebuah pasar untuk mengetahui
orang lain. Pemimpin me­miliki langsung keadaan pasar, maka
kedudukan yang sangat penting, ia datang sendirian dengan
karenanya siapa saja yang penampilan biasa, bahkan
menjadi pemimpin tidak boleh dan sangat sederhana sehingga
jangan sampai menyalahgunakan ada yang menduga kalau ia
kepemimpinannya untuk hal-hal seorang kuli panggul, lalu orang
yang tidak benar. Karena itu, para itupun menyuruhnya untuk
pemimpin dan orang-orang yang membawakan barang yang
dipimpin harus memahamii hakikat tak mampu dibawanya. Umar
kepemimpinan dalam pandangan membawakan barang orang itu
Islam yang secara garis besar dengan maksud menolongnya,
dalam lima lingkup, yaitu: bukan untuk mendapatkan
1. Tanggung Jawab, Bukan upah. Namun ditengah jalan,
Keistimewaan. Ketika seseorang ada orang memanggilnya
diangkat atau ditunjuk untuk dengan panggilan yang mulia
memimpin suatu lembaga atau sehingga pemilik barang yang
institusi, maka ia sebenarnya tidak begitu memperhatikannya
mengemban tanggung menjadi memperhatikan siapa
jawab yang besar sebagai orang yang telah disuruhnya
seorang pemimpin yang harus membawa barangnya. Setelah
mampu mempertanggung­ ia tahu bahwa Umar sang
jawabkannya,. Bukan hanya khalifah yang disuruhnya,
dihadapan manusia tapi juga iapun meminta maaf, namun
dihadapan Allah Swt. Umar merasa hal itu bukanlah
suatu kesalahan. Karena
Oleh karena itu, jabatan dalam kepemimpinan itu tanggung
semua level atau tingkatan jawab atau amanah yang tidak
bukanlah suatu keistimewaan boleh disalahgunakan, maka
sehingga seorang pemimpin pertanggungjawaban menjadi
atau pejabat tidak boleh suatu kepastian, Rasulullah
merasa menjadi manusia yang Saw bersabda yang artinya:

28 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

“Setiap kamu adalah pemimpin juta untuk membeli pakaian


dan setiap kamu akan dimintai bagi para pejabat, padahal ia
pertanggungjawaban tentang sudah mampu membeli pakaian
kepemimpinan kamu”. (HR. dengan harga yang mahal
Bukhari dan Muslim).5 sekalipun dengan uangnya
2. Pengorbanan, bukan fasilitas sendiri sebelum ia menjadi
menjadi pemimpin atau pemimpin atau pejabat.
pejabat bukanlah untuk 3. Kerja Keras, Bukan Santai. Para
menik­mati kemewahan atau pemimpin mendapat tanggung
kesenangan hidup dengan jawab yang besar untuk meng­
berbagai fasilitas duniawi yang hadapi dan mengatasi berbagai
menyenangkan, tapi justru persoalan yang meng­hantui
ia harus mau berkorban dan masyarakat yang dipimpinnya
menunjukkan pengorbanan, untuk Selanjutnya mengarahkan
apalagi ketika masyarakat yang kehidupan masya­rakat untuk
dipimpinnya berada dalam bisa menjalani kehidupan yang
kondisi sulit dan sangat sulit. baik dan benar serta mencapai
Karenanya dalam suatu riwayat kemajuan dan kesejahteraan.
diceritakan bahwa Umar bin Untuk itu, para pemimpin
Abdul Aziz sebelum menjadi dituntut bekerja keras dengan
khalifah menghabiskan dana penuh kesungguhan dan
untuk membeli pakaian yang optimisme. Saat menghadapi
harganya 400 dirham, tapi krisis ekonomi, Khalifah Umar
ketika ia menjadi khalifah ia bin Khattab mem­bagikan
hanya membeli pakaian yang sembako (bahan pangan)
harganya 10 dirham, hal ini kepada rakyatnya. Meski­pun
ia lakukan karena kehidupan sore hari ia sudah menerima
yang sederhana tidak hanya laporan tentang pembagian
harus dihimbau, tapi harus yang merata, pada malam
dicontohkan langsung kepada hari, saat masyarakat sudah
masyarakatnya. Karena itu mulai tidur, Umar mengecek
menjadi terasa aneh bila dalam langsung dengan mendatangi
anggaran belanja negara atau lorong-lorong kam­pung,
propinsi dan tingkatan yang Umar mendapati masih
dibawahnya terdapat anggaran ada rakyatnya yang masak
dalam puluhan bahkan ratusan batu sekedar untuk memberi
harapan kepada anaknya yang
5
Imam Bukhari, Al-Lu’lu’ wal Marjan menangis karena lapar akan
(Kairo: Dar Al-Huffaz2001), 576. kemungkinan mendapatkan

Hamdani Khairul Fikri 29


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

makanan. Meski­pun malam dalam kehidupan kita, maka ini


sudah semakin larut, Umar adalah pengkhianat yang paling
pulang ke rumahnya dan besar, Rasulullah saw bersabda
ternyata ia memanggul yang artinya:
sendiri satu karung bahan “Khianat yang paling besar
makanan untuk diberikan adalah bila seorang penguasa
kepada rakyatnya yang belum memperdagangkan rakyatnya.”
memperolehnya. (HR. Thabrani).7
4. Kewenangan melayani, bukan 5. Keteladanan dan Kepeloporan,
sewenang-wenang. Pemimpin Bukan Pengekor. Dalam segala
ada­lah pelayan bagi orang bentuk kebaikan, seorang pe­
yang di­pimpinnya, karena mimpin seharusnya menjadi
itu menjadi pemimpin atau teladan dan pelopor, bukan
pejabat berarti mendapatkan malah menjadi pengekor
kewenangan yang besar yang tidak memiliki sikap
untuk bisa melayani masyar­ terhadap nilai-nilai kebenaran
akat dengan pelayanan yang dan kebaikan. Ketika seorang
lebih baik dari pemimpin pemimpin menyerukan
sebelumnya, Rasulullah saw kejujuran kepada rakyat
bersabda yang artinya: yang dipimpinnya, maka ia
“Pemimpin suatu kaum adalah telah menunjukkan kejujuran
pe­layan mereka.” (HR. Abu itu. Ketika ia menyerukan
Na’im)6 hidup sederhana dalam soal
Oleh karena itu, setiap materi, maka ia tunjukkan
pemimpin harus memiliki visi dan kesederhanaan bukan malah
misi pelayanan terhadap orang- kemewahan.
orang yang di­pimpinnya guna Masyarakat sangat menuntut
meningkatkan ke­sejahteraan hidup, adanya pemimpin yang bisa
ini berarti tidak ada keinginan menjadi pelopor dan teladan
sedikitpun untuk menzalimi dalam kebaikan dan kebenaran.
rakyatnya apalagi menjual rakyat, Sebagai seorang pemimpin,
berbicara atas nama rakyat atau Rasulullah Saw tunjukkan
kepentingan rakyat padahal keteladanan dan kepeloporan
sebenarnya untuk kepentingan dalam banyak peristiwa. Ketika
diri, keluarga atau golongannya. Rasulullah Saw membangun masjid
Bila pemimpin seperti ini terdapat
7
Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-
Mastholahil Hadits An- Nabawi, 98.
6
Nihayah , Jilid 9 Beirut Lebanon.

30 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

Nabawi di Madinah bersama para mampu mengikuti jejak Rasulullah.


sahabatnya, beliau tidak hanya Disini, penulis akan menjabarkan
menyuruh dan mengatur atau beberapa prinsip kepemimpinan
tunjuk sana tunjuk sini, tapi beliau dalam Islam sekaligus menyertakan
turun langsung mengerjakan hal- beberapa kriteria sebagai bahan
hal yang bersifat teknis sekalipun. evaluasi bagi para pemimpin.
Beliau membawa batu bata dari
tempatnya ke lokasi pembangunan B. Cermin Kepemimpinan Ra­
sehingga ketika para sahabat yang sulullah
lebih muda dari beliau sudah mulai Cermin kepemimpinan yang
lelah dan beristirahat, Rasul masih paling ideal di muka bumi ini adalah
terus saja membawanya meskipun kepemimpinan Nabi Muhammad.
ia juga nampak lelah. Karena Cermin kepemimpinan tersebut
itu seorang sahabat bermaksud memiliki beberapa prinsip.
mengambil batu yang dibawa oleh
Pertama, bertanggung jawab.
nabi agar ia yang membawanya,
Ra­sulullah senantiasa berpegang
tapi nabi justeru menyatakan:
kepada aturan yang telah
“kalau kamu mau membawa batu
ditetapkan oleh Allah. Segala
bata, disana masih banyak batu
sesuatu yang dia lakukan hanyalah
yang bisa engkau bawa, yang ini
karena Allah semata. Karena
biar tetap aku yang membawanya”.
tugas, pangkat, dan jabatan
Karenanya para sahabat tetap dan
tersebut datangnya dari Allah,
terus bersemangat dalam proses
maka kepada Allah pulalah kita
penyelesaian pembangunan
mempertanggungjawabkannya.
masjid Nabawi. 8
Tatkala suatu perintah dari Allah
Selanjutnya kriteria apa saja datang kepada Rasulullah,
yang dapat dgunakan untuk meng­ maka dia segera menjalankan
uji, dan sejauh mana kita mampu perintah tersebut sekaligus
meniru gaya kepemimpinan Ra­ menyampaikannya kepada seluruh
su­lullah? Setiap perubahan ke­ umat manusia. Inilah yang disebut
pemimpinan masyarakat selalu dengan bentuk pengabdian
men­dambakan seseorang yang seorang hamba yang paling
menjadi panutan yang paling tinggi. Dia tidak pernah menunda-
ideal.Oleh karena itu, kita masih nunda dalam urusan mengerjakan
perlu belajar untuk mengevaluasi perintah Allah. Tingkatan kedua
diri sudah sejauh manakah kita adalah mengerjakan perintah
Allah tersebut, tapi masih
8
Ibnu Katsir, Qashas Al- Anbiya’, diikuti oleh rasa ragu-ragu,dan
Beirut Lebanon.

Hamdani Khairul Fikri 31


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

Rasulullah terhindar dari dua sikap kemampuan yang ada pada diri
yang terakhir ini, karenatingkat kita? Bila kita merasa tak mampu,
kepatuhan seorang hamba itu akan maka berikanlah kesempatan
terlihat manakala ia mengerjakan kepada mereka yang lebih mampu
perintah Allah dengan hati yang untuk menjadi pemimpin itu.
gembira, dan kegembiraan itu Ketiga, senantiasa mencari
muncul dari dalam hatinya sendiri. dan berbagi ilmu. Rasulullah tidak
Oleh karena itu, kita harus bercita- pernah berhenti dan menyerah
cita dan berusaha untuk meraih dalam mencari dan menuntut ilmu.
tingkat kepatuhan kepada Allah Rasulullah mengajarkan kepada
dengan tingkat kapatuhan yang kita bahwa ilmu tersebut harus
paling tinggi seperti yang telah senantiasa dikejar dan dicari.
diraih oleh Rasulullah . Maka dari itu, agar kitamampu
Kedua, rendah hati. Para pe­ mengaplikasikan kriteria
mimpin saat ini cenderung memper­ kepemimpinan tersebut dalam
lihatkan perhatiannya terhadap konteks modern,adalah dengan
kekuasaan dan kakayaan dari menguasai ilmu pengetahuan, tek­
pada memperhatikan etika dan nologi dan informasi.9
moral, ilmu pengetahuan dan nilai- Oleh karena itu, untuk
nilai kemanusiaan, tak terkecuali menyikapi persoalan masyarakat
pemimpin Muslim, semuanya saat ini pemimpin harus paham
sama saja. Pada kenyataannya, dan mapan dalam ilmunya agar
banyak diantara pemimpin Muslim tidak gagap teknologi.Perlunya
yang angkuh, sombong dan tak menguasai ilmu pengetahuan,t
tahu diri. Sangat naif sekali bagi ekhnologidaninformasi tersebut
para pemimpin yang berpikir dikarenakan muncul beberapa
semacam ini. Rasulullah membuat perbedaan pandangan di tengah
standar kepemimpinan tersebut masyarakat baik secara individu,
berdasarkan kebutuhan, bukan kelompok, organisasi dan institusi.
berdasarkan pada hasrat atau Maka dari itu, perlu dialog yang
keinginan untuk meraih sebuah membangun untuk bisa saling
status, pangkat atau jabatan. Dari bertukar ilmu pengetahuan,
beberapa contoh diatas, kita dapat menumbuhkembangkan sikap
mengevaluasi gaya kepemimpinan
kita. Baik sebagai pemimpin di 9
Fuad Abdurahman, Kado Terindah
masyarakat atau pemimpin suatu Rasulullah: Biografi dan kisah-kisah
bangsa. Adakah kepemimpinan menakjubkan di Rumah Cinta Nabi
kita tersebut seimbang antara (Bandung: Ikhlas Media, Januari 2013M/
kemauan yang kita miliki dan Safar 1434H).

32 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

saling menghargai dari berbagai mengeluarkan suatu keputusan,


sudut pandang yang bervarisi, terlebih dahulu beliau mencari
karena dari hal tersebut mampu informasi yang lebih banyak
menentukan agenda kerja yang lagi. Keputusan dari Rasulullah
jelas serta bekerja sama secara baru akan keluar setelah beliau
sehat dalam rangka memahami merasa cukup dan memahami
risalah yang telah diembankan persoalan dan situasi yang
oleh Allah kepada Rasulullah. dihadapinya.Keinginan untuk mau
Memang sangat jarang sekali mendengarkan orang lain, dan
diantara kita yang mengklaim memahami apa yang didengar
memiliki ilmu pengetahuan tentang serta mengeluarkan keputusan ter­
Islam secara mendalam. Karena sebut sesuai dengan ketetapan al-
itu, alangkah indahnya bila kita Quran dan syari’ah, merupakan
mau berbagi ilmu dalam area kriteria yang telah diterapkan oleh
yang lebih spesifik lagi, misalnya Rasulullah dalam kehidupannya.
dalam perkara yang berkaitan Dan tanggap situasi tidak selamanya
langsung sesama manusia, seperti, berati memberikan solusi terhadap
bagaimana pendekatan seorang suatu persoalan pada saat itu juga.
Muslim dalam masalah transaski Akan tetapi, memberikan solusi
keuangan. Kriteria lain yang akan atau mengeluarkan keputusan
muncul adalah bagaimana kita setelah mengumpulkan beberapa
mendemonstrasikan Islam ketika informasi yang cukup terlebih
kita berhubungan dengan orang dahulu dengan lemah lembut.
lain. Entah itu dengan bawahan Karena sikap lemah lembut dan
atau atasan kita, klien kita, tetangga kehalusan budi pekerti serta
dan sebagainya. Barangkali salah komitmen untuk mengangkat
satu cara yang paling baik untuk harkat dan martabat manusia itu
berbagi ilmu tersebut adalah sangat penting.10
dengan mengekspresikannya Kelima, pokok ajaran Islam itu
melalui profesi kita masing- universal dan diakui bahkan oleh
masing, baik sebagai seorang kalangan non-Muslim sekalipun.
dokter maupun seorang peneliti. Dalam Islam, untuk menjadi seorang
Keempat, mau mendengarkan yang mampu mengendalikan roda
dan tanggap situasi.Kita lihat kehidupan masyarakat, haruslah
bagaimana Rasulullah bersikap berasal dari perasaan cinta dan
dalam mengambil sebuah kerinduan. Maka dari itu, kita akan
keputusan. Banyak orang yang tahu bahwa pemimpin yang efektif
datang kepada Rasulullah untuk
mengadu. Namun sebelum beliau 10
Ibid ., 78.

Hamdani Khairul Fikri 33


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

adalah bilamana masyarakat manusia. Menjadi seorang


sudah percaya dengan diri mereka pemimpin tidak hanya mengerti
sendiri. Oleh karena itu, Rasulullah tugas dan tanggung jawab saja,
adalah sososk pemimpin yang akan tetapi sebagai seorang
paling ideal.Pada saat yang sama, pemimpin juga dituntut untuk
Nabi juga adalah seorang pakar memberikan contoh yang layak
sosiologi, pemimpin perang, untuk ditiru oleh masyarakat.
pemimpin bertaraf internasional,
seorang menejer, kepala negara, C. Kriteria Pemimpin Menurut
ahli fisafat dan seorang visioner, Islam
hanya untuk menyebutkan Setiap manusia yang terlahir
beberapa keahlian yang dimiliki dimuka bumi ini adalah pemimpin,
Rasulullah, karenamelalui setidaknya ia adalah seorang
Rasulullah kita bisa melihat Islam pemimpin bagi dirinya sendiri.
adalah agama yang komprehensif. Bagus tidaknya seorang pemimpin
Dalam al-Qurân surah al-Ahzab pasti akan berimplikasi kepada
ayat 21 disebutkan: apa yang ia pimpin. Karena
itu, menjadi pemimpin adalah
ٌ‫اللِ أُ ْس َوة‬َّ‫ول ه‬ِ ‫لَ َق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف َر ُس‬ amanah yang harus dilaksanakan
َّ‫َحسنٌَة مِلَ ْن َكا َن يَرجو ه‬
‫اللَ َوالْيَ ْو َم‬ dan dijalankan dengan baik oleh
ُْ َ pemimpin, karena kelak Allah akan
)21( ‫ريا‬ َّ‫آْال ِخر َو َذ َكر ه‬
ً ِ‫اللَ َكث‬ َ َ meminta pertanggung jawaban
atas kepemimpinannya itu. Dalam
“Sesungguhnya pada diri Ra­ konteks Islam, aturan-aturan yang
sulullah itu ada suri teladan berkaitan dengan pemimpin yang
yang baik bagi orang yang baik telah diatur, diantaranya :
mengharapkanrahmat Allah,
dan kedatanganhari akhirat dan 1. Beriman dan Beramal Shaleh.
dia banyak menyebut Allah”. Seorang pemimpin adalah
Setiap orang memiliki tanggung orang yang beriman, bertaqwa,
jawab dalam hal kepemimpinan, selalu menjalankan perintah
seperti seorang ayah, guru, Allah dan rasulnya,karena
menejer, pimpinan organisasi, hal tersebut me­rupakan jalan
karyawan bahkan dalam setiap kebenaran yang membawa
pekerjaan yang kita lakukan. Islam kepada kehidupan yang damai,
adalah way of life yang tidak hanya tentram, dan bahagia dunia
terfokus pada persoalan ibadah maupun akhirat.
semata, tapi Islam juga berkaitan 2. Niat yang Lurus.
dengan semua urusan kehidupan

34 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

Niat yang lurus sangat


‫ُشو َز ُه َّن فَ ِع ُظو ُه َّن َوا ْه ُج ُرو ُه َّن يِف‬
ُ‫ن‬
penting untuk menjadi
seornag pemimpin, karena ‫اض ِربُو ُه َّن فَإِ ْن أَ َط ْعنَ ُك ْم‬
ْ ‫اج ِع َو‬
ِ ‫ض‬ َ َ‫مْال‬
“Sesungguhnya setiap amal َّ‫فَ اَل تَبغُوا َعلَيه َّن سب اًيل إ َّن ه‬
perbuatan tergantung pada ‫اللَ َكا َن‬ ِ ِ َ ِْ ْ
niatnya. Dan sesungguhnya
ً ِ‫َع ِليًّا َكب‬
)34( ‫ريا‬
setiap orang (akan dibalas)
sesuai dengan niatnya. “Kaum laki-laki itu adalah pe­
Barangsiapa yang hijrahnya mimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah dan Rasul-nya, karena Allah telah melebihkan
maka hijrahnya kepada Allah sebagian mereka (laki-laki) atas
dan Rasul-nya. Dan barangsiapa sebagian yang lain (perempuan),
yang hijrahnya karena urusan dan karena mereka (laki-laki)
dunia yang ingin digapainya telah menafkahkan sebagian
atau karena seorang wanita dari harta mereka. Sebab itu
yang ingin dinikahinya, maka maka wanita yang saleh ialah
hijrahnya sesuai dengan apa yang ta’at kepada Allah lagi
yang diniatkannya tersebut”. memelihara diri (maksudnya
Karena itu hendaklah menjadi tidak berlaku serong ataupun
seorang pemimpin hanya curang serta memelihara rahasia
karena mencari keridoan dan harta suaminya) ketika
Allah saja, dan sesungguhnya suaminya tidak ada, oleh karena
kepemimpinan atau jabatan Allah telah memelihara.“
adalah tanggung jawab dan “Tidak akan beruntung suatu
beban, bukan kesempatan dan kaum yang menyerahkan
kemuliaan. urusan (kepemimpinan) mereka
3. Laki-Laki. kepada seorang wanita.”(Hadits
Dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ Riwayat Al-Bukhari dari Hadits
(4) :34 telah diterangkan bahwa Abdur Rahman bin Abi Bakrah
laki laki adalah pemimpin dari dari ayahnya).11
kaum wanita : 4. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada
‫ال قَ َّوا ُمو َن َعلَى النِّ َسا ِء مِبَا فَ َّض َل‬
ُ ‫الر َج‬ِّ Abdurrahman bin Samurah
‫ض َومِبَا أَنْ َف ُقوا ِم ْن‬ َ َّ‫ه‬
َ ‫اللُ بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُه ْم َعلى بَ ْع‬
Radhiyallahu’anhu :
”Wahai Abdul Rahman bin
‫ات‬ٌ ‫َات َحا ِف َظ‬ ٌ ‫ات قَانِت‬ ُ َ‫ال‬ َّ َ‫أَ ْم َوالهِِ ْم ف‬
ِ‫الص ح‬ samurah! Janganlah kamu me­
‫اللتِي تخََافُو َن‬ َّ‫لِلْ َغيب مِبَا َح ِف َظ ه‬
َّ‫اللُ َو ا‬ ِْ 11
Shahih Bukhari, 567.

Hamdani Khairul Fikri 35


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

minta untuk menjadi pemim­ atau akan dijerusmuskan oleh


pin. Sesungguhnya jika kezhalimannya.” (Riwayat Bai­
kepemimpinan diberikan kepada haqi dari Abu Hurairah dalam
kamu karena permintaan, maka kitab Al-Kabir).13
kamu akan memikul tanggung 7. Menasehati rakyat. Rasulullah
jawab sendirian, dan jika bersabda :
kepemimpinan itu diberikan
kepada kamu bu­kan karena ”Tidaklah seorang pemimpin
permintaan, maka kamu akan yang memegang urusan
dibantu untuk menanggung­ kaum Muslimin lalu ia tidak
nya.” (Riwayat Bukhari dan bersungguh-sungguh dan tidak
Muslim).12 menasehati mereka, kecuali
pemimpin itu tidak akan
5. Berpegang pada Hukum masuk surga bersama mereka
Allah. Ini salah satu kewajiban (rakyatnya).”( HR. an-Nasa’i).
utama seorang pemimpin.
Allah berfirman : 8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberi­
َّ‫َوأَ ِن اح ُكم بَينَ ُهم مِبَا أَنْ َز َل ه‬
‫اللُ َو اَل‬ ْ ْ ْ ْ kan hadiah kepada seorang pe­
mimpin pasti mempunyai mak­
)49( ‫تَتَّبِ ْع أَ ْه َوا َء ُه ْم‬ sud tersembunyi, entah ingin
“Dan hendaklah kamu memutus­ mendekati atau mengambil
kan perkara diantara mereka hati.Oleh karena itu, hendaklah
menurut apa yang diturunkan seorang pemimpin menolak
Allah, dan janganlah kamu pemberian hadiah dari rakyat­
mengikuti hawa nafsu mereka.” nya. Rasulullah bersabda :
(QS, al-Maidah: 49). ”Pemberian hadiah kepada
6. Memutuskan Perkara Dengan pemimpin adalah pengkhia­na­
Adil.Rasulullah bersabda : tan.” (Riwayat Thabrani).14

”Tidaklah seorang pemimpin 9. Tegas


mempunyai perkara kecuali Tegas merupakan sikap seorang
ia akan datang dengannya pemimpin yang selalu di idam-
pada hari kiamat dengan idamkan oleh rakyatnya. Tegas
kondisi terikat, entah ia akan bukan berarti otoriter, tetapi
diselamatkan oleh keadilan, tegas yang dimaksud adalah

Al-Lolo Wal Marjaan Vol 1


12
Sunan Abu Dawud, 112.
13

ISBN:9660-740-67-6.Vol 2 ISBN:9660- Al-Mukhtarul al-Hadits An-Nabawi,


14

740-68-4. 36.

36 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

yang benar.Katakanlahbenar seorang pemimpin juga


kalau itu benar dan katakanlah tidak boleh menutup diri saat
salah kalau itu salah, dan diperlukan oleh rakyatnya
laksanakan aturan hukum yang karena Rasulullah bersabda :
sesuai dengan aturan Allah dan ”Tidaklah seorang pemimpin
rasulnya. atau pemerintah yang menutup
10. Lemah Lembut pintunya terhadap kebutuhan,
Sikap ini menjadi sangat urgen hajat, dan kemiskinan kecuali
seperti yang dicontohkan Rasu­ Allah akan menutup pintu-pintu
lullah dalam doa’nya: langit terhadap kebutuhan,
hajat, dan kemiskinannya.”
“Ya Allah, barangsiapa meng­ (Riwayat Imam Ahmad dan At-
urus satu perkara umatku Tirmidzi).
lalu ia mempersulitnya, maka
persulitlah ia, dan barang siapa 3. Amanah berarti dapat diper­
yang mengurus satu perkara caya. Rasulullah bersabda:
umatku lalu ia berlemah lembut ”Jika seorang pemimpin me­
kepada mereka, maka berlemah nyebarkan keraguan dalam
lembutlah kepadanya”.( HR. masyarakat, ia akan merusak
Dailami dari Ibnu Abbas). mereka.” (Riwayat Imam
Selain poin-poin di atas seorang Ahmad, Abu Dawud, dan Al-
pemimpin dapat dikatakan baik hakim).
bila ia memiliki sifat STAF. Yang 4. Fatonah ialah cerdas. Seorang
dimaksud STAF di sini adalah : Sidiq pemimpin tidak hanya perlu
(jujur), Tablig (menyampaikan), jujur, dapat dipercaya, dan
Amanah (dapat dipercaya), dan dapat menyampaikan tetapi
Fatonah (cerdas). juga cerdas. Karena jika seorang
1. Sidiq itu berarti jujur. pemimpin tidak cerdas maka
ia tidak dapat menyelesaikan
Bila seorang pemimpin itu masalah rakyatnya dan ia tidak
jujur maka tidak adalagi KPK dapat memajukan apa yang
karena tidak adalagi korupsi. dipimpinnya.
Yang terjadi adalah kejujuran
akanmembawa ketenangan. D. Kepemimpinan Berwawasan
2. Tablig adalah menyampaikan, Duniawi dan Ukhrawi
menyampaikan disini dapat Seorang Pemimpin yang me­
berupa informasi maupun yang mikirkan nasibnya didunia dan
lain. Selain menyampaikan, akhirat adalah seorang pemimpin

Hamdani Khairul Fikri 37


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

yang mampu mengubah corak Allah. “(QS. an-Nisa’: 138-


kepemimpinannya sesuai dengan 139).
tuntunan al-Qur’an dan As- Allah SWT, juga menjelaskan
Sunnah.Pemimpin negara adalah dalam Al-Qur’an, bahwa kita
faktor penting dalam kehidupan harus memilih pemimpin yang
bernegara. Jika pemimpin negara seiman dengan kita, dalam surah
itu jujur, baik, cerdas dan amanah, Al-Maidah ayat 51:
niscaya rakyatnya akan makmur.

َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬


Sebaliknya jika pemimpinnya
tidak jujur, korup, serta menzalimi
ِ ‫ين آ َمنُوا اَل تَت‬
‫َّخ ُذوا الْيَ ُهو َد‬
rakyatnya, niscaya rakyatnya ‫ض ُه ْم أَ ْولِيَا ُء‬
ُ ‫َّصا َرى أَ ْولِيَا َء بَ ْع‬ َ ‫َوالن‬
akan sengsara.Oleh karena itu,
Islam memberikan pedoman ‫يَتَ َوهَّلُ ْم ِمنْ ُك ْم فَإِنَّ ُه ِمنْ ُه ْم‬ ‫ض َو َم ْن‬
ٍ ‫بَ ْع‬
dalam memilih pemimpin yang
baik. Dalam al-Qur’an, Allah ‫ني‬
َ ِِ‫الظالم‬َّ ‫يَ ْه ِدي الْ َق ْو َم‬ ‫إِ َّن اهللَ اَل‬
memerintahkan ummat Islam untuk
memilih pemimpin yang baik dan )51(
beriman:
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu
‫ني بِأَ َّن هَلُ ْم َع َذابًا أَلِي ًما‬
َ ‫بَ ِّش ِر المُْنَا ِف ِق‬ menjadikan orang-orang Yahudi
َ ‫َّخ ُذو َن الْ َكا ِف ِر‬
‫ين‬ ِ ‫ين يَت‬ َ ‫) الَّ ِذ‬138( dan Nasrani sebagai pemim­
pin-pemimpinmu: sebagian
‫ني أَيَبْتَغُو َن‬َ ِ‫ون المُْ ْؤ ِمن‬ ِ ‫أَ ْولِيَا َء ِم ْن ُد‬ mereka adalah pe­mimpin
bagi sebagian yang lain.
ِ َ‫ِعنْ َد ُه ُم الْ ِع َّزةَ فَإِ َّن الْ ِع َّزةَ للِهَِّ م‬
‫جي ًعا‬ Barang­siapa diantara kamu
mengambil mereka sebagai pe­
)139( mimpin, maka sesungguhnya
“Kabarkanlah kepada orang- orang itu termasuk golongan
orang munafik bahwa mereka mereka. Sesungguhnya Allah ti­
akan mendapat siksaan yang dak memberi petunjuk kepada
pedih, (yaitu) orang-orang yang oarng-orang yang zalim.” (QS.
mengambil orang-orang kafir al-Maidah: 51).
menjadi teman-teman penolong Dalam surat at-Taubah ayat 23
dengan meninggalkan orang- juga dijelaskan:
orang mu’min.Apakah mereka
mencari kekuatan di sisi orang ِ ‫ين آ َمنُوا اَل تَت‬
‫َّخ ُذوا آبَا َء ُك ْم‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
kafir itu?Maka sesungguhnya
semua kekuatan kepunyaan ‫َحبُّوا الْ ُك ْف َر‬ ْ ‫َوإِ ْخ َوانَ ُك ْم أَ ْولِيَا َء إِ ِن‬
َ ‫است‬

38 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

‫ان َو َم ْن يَتَ َوهَّلُ ْم ِمنْ ُك ْم‬ ِ ْ‫َعلَى إ‬


ِ َ‫المي‬ ‫ِمنْ ُه ْم تُ َقا ًة َو حُيَ ِّذ ُر ُك ُم اهلل نَ ْف َس ُه َوإِ ىَل‬
)23( ‫الظ مِالُو َن‬ َّ ‫ك ُه ُم‬ َ ِ‫فَأُولَئ‬ )28( ‫ري‬ ُ ‫اهللِ مْالَ ِص‬
“Hai orang-orang yang ber­ Janganlah orang-orang muk­
iman! Janganlah kamu jadikan min mengambil orang-orang
bapak-bapak dan saudara- kafir menjadi wali dengan
saudaramu menjadi pemimpin- meninggal­kan orang-orang
pemimpinmu, jika mereka lebih muk­min. Barang siapa ber­
mengutamakan kekafiran atas buat demikian, niscaya lepas­
keimanan. Dan siapa di antara lah ia dari pertolongan
kamu menjadikan mereka men­ Allah, kecuali karena (siasat)
jadi pemimpin, maka mereka memelihara diri dari sesuatu
itulah orang-orang yang zalim” yang ditakuti dari mereka. dan
(QS. at-Taubah: 23). Allah memperingatkan kamu
terhadap diri (siksa)-Nya. dan
Surat an-Nisa’ ayat 144 juga
hanya kepada Allah kembali
dijelaskan :
(mu).
‫َّخ ُذوا‬ِ ‫ين آ َمنُوا اَل تَت‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬ Dalam Hadits Rasulullah yang
lain juga dijelaskan berikut:
ِ ‫ين أَ ْولِيَا َء ِم ْن ُد‬
َ ِ‫ون المُْ ْؤ ِمن‬
‫ني‬ َ ‫الْ َكا ِف ِر‬ Dari Abu Hurairah ra, ia berkata,
‫أَتُ ِري ُدو َن أَ ْن جَتْ َعلُوا لهلِ ِ َعلَيْ ُك ْم ُسلْ َطانًا‬ bahwasanya Rasulullah saw
bersabda: “Ada tujuh golongan
)144( ‫ُمبِينًا‬ manusia yang kelak akan
memperoleh naungan dari
“Hai orang-orang yang beriman! Allah pada hari yang tidak ada
Janganlah kamu mengambil lagi naungan kecuali naungan-
orang-orang kafir menjadi wali Nya.” (HR. Muslim).
(teman atau pelindung)” (QS.
Dari hadits ini golongan ter­
an-Nisa’:144)
sebut adalah:
Pemimpin yang sesuai dengan
1. Pemimpin yang adil.
al-Qur’an dijelaskan Allah dalam
surat Ali-Imran ayat 28: 2. Pemuda yang terus-menerus
hidup dalam beribadah kepada
‫ين أَ ْولِيَا َء‬
َ ‫َّخ ِذ المُْ ْؤ ِمنُو َن الْ َكا ِف ِر‬
ِ ‫اَل يَت‬ Allah.
3. Seorang yang hatinya tertambat
‫ك‬ َ ِ‫ني َو َم ْن يَ ْف َع ْل َذل‬ َ ِ‫ون المُْ ْؤ ِمن‬
ِ ‫ِم ْن ُد‬ di masjid-masjid.
‫س ِم َن اهللِ يِف َش ْي ٍء إِ اَّل أَ ْن تَتَّ ُقوا‬ َ ْ‫فَلَي‬

Hamdani Khairul Fikri 39


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

4. Dua orang yang bercinta- Keadilan yang diserukan al-


cintaan karena Allah, berkumpul Qur’an pada dasarnya mencakup
karena Allah dan berpisah pun keadilan di bidang ekonomi, sosial,
karena Allah. dan terlebih lagi, dalam bidang
5. Seorang pria yang diajak hukum. Seorang pemimpin yang
(berbuat serong) oleh seorang adil, indikasinya adalah selalu
wanita kaya dan cantik, lalu ia menegakkan supremasi hukum;
menjawab “sesungguhnya aku memandang dan memperlakukan
takut kepada Allah.” semua manusia sama di depan
hukum, tanpa pandang bulu. Hal
6. Seorang yang bersedekah inilah yang telah diperintahkan
dengan satu sedekah dengan al-Qur’an dan yang dicontohkan
amat rahasia, sampai-sampai oleh Rasulullah ketika bertekad
tangan kirinya tidak mengetahui untuk menegakkan hukum (dalam
apa yang diberikan oleh tangan konteks pencurian), walaupun
kanannya. pelakunya adalah putri beliau
7. Seorang yang selalu ingat sendiri, Fatimah, misalnya.
kepada Allah (dzikrullâh)
di waktu sendirian, hingga َ ‫ين آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِم‬
‫ني‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
meleleh­kan air matanya.
‫بِالْ ِق ْس ِط ُش َهدَا َء لهلِ ِ َولَ ْو َعلَى أَنْ ُف ِس ُك ْم‬
Dalam hadits Bukhari dan
Muslimjuga disebutkan: َ ِ‫أَ ِو الْ َوالِ َديْ ِن َو أْالَ ْق َرب‬
‫ني إِ ْن يَ ُك ْن َغنِيًّا‬
“Hai orang-orang yang beriman
hendaklah kamu Jadi orang- ‫ريا فَاهلل أَ ْو ىَل بِ ِه َما فَ اَل تَتَّبِ ُعوا‬ ً ‫أَ ْو فَ ِق‬
orang yang selalu menegakkan
‫هْالَ َوى أَ ْن تَ ْع ِدلُوا َوإِ ْن تَلْ ُووا أَ ْو‬
(kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. ‫ضوا فَإِ َّن اهللَ َكا َن مِبَا تَ ْع َملُو َن‬
ُ ‫تُ ْع ِر‬
dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu ً ِ‫َخب‬
)135( ‫ريا‬
kaum, mendorong kamu untuk
Berlaku tidak adil. Berlaku “Wahai orang-orang yang
adillah, karena adil itu lebih beriman, jadilah kamu orang
dekat kepada takwa.dan yang benar-benar menegakkan
bertakwalah kepada Allah, keadilan, menjadi saksi karena
Sesungguhnya Allah Maha Allah biarpun terhadap dirimu
mengetahui apa yang kamu sendiri atau bapak ibu dan kaum
kerjakan.” kerabatmu.Jika ia kaya atau
miskin, Allah lebih mengetahui

40 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

kemaslahatan keduanya”. (QS. ia kafir, dan tidak akan


an-Nisa: 135). melindungi negara yang dzalim
Dalam sebuah kesempatan, (tiran) walaupun ia muslim”.15
ketika seorang perempuan dari Dari Ma’qil ra. Berkata: saya
suku Makhzun dipotong tangan­ akan menceritakan kepada
nya lantaran mencuri, kemudian engkau hadist yang saya
keluarga perempuan itu meminta dengar dari Rasulullah saw. Dan
Usama bin Zaid supaya memohon saya telah mendengar beliau
kepada Rasulullah untuk mem­ bersabda: “seseorang yang
bebaskannya, Rasulullah pun telah ditugaskan Tuhan untuk
marah. Beliau bahkan meng­ memerintah rakyat (pejabat),
ngatkan bahwa, kehan­curan kalau ia tidak memimpin rakyat
masya­rakat sebelum kita disebab­ dengan jujur, niscaya dia tidak
kan oleh ketidakadilan dalam akan memperoleh bau surga”.
supremasi hukum seperti itu. (HR. Bukhari).
Dari Aisyah ra.bahwasanya Pilih pemimpin yang mau
Rasulullah saw. bersabda: mencegah dan memberantas
adakah patut engkau memin­ ke­­mung­karan seperti korupsi,
takan kebebasan dari satu nepotisme, manipulasi, di jelaskan
hukuman dari beberapa dalam hadist yang artinya :
hukuman (yang diwajibkan) “Barang siapa melihat kemung­
oleh Allah? Kemudian ia karan, maka hendaknya ia
berdiri lalu berkhutbah, dan merubah dengan tangannya,
berkata: ‘Hai para manusia! jika tidak mampu, maka
Sesungguhnya orang-orang hendaknya merubah dengan
sebelum kamu itu rusak/binasa lisannya, jika tidak mampu,
dikarenakan apabila orang- maka dengan hatinya.Dan
orang yang mulia diantara yang demikian itulah selemah-
mereka mencuri, mereka lemahnya iman”. (HR. Muslim)
bebaskan.Tetapi, apabila orang
yang lemah mencuri, mereka Pilih pemimpin yang bisa mem­
berikan kepadanya hukum’. persatukan ummat, bukan yang
(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, fanatik terhadap kelompoknya
Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, sendiri.Padahal Allah telah
Dariini, dan Ibnu Majah) menyata­kan dalam al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah akan


melindungi negara yang
Mutiara I Ali ibn Abi Thalib; Pilihlah
15
menegakkan keadilan walaupun Pemimpin Yang Jujur.

Hamdani Khairul Fikri 41


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

“Dan berjihadlah kamu pada Al Mukminin, Hamba-Hamba


jalan Allah dengan Jihad yang Allah.” 16
sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali- E. Penutup
kali tidak menjadikan untuk Kepemimpinan menjadi suatu
kamu dalam agama suatu yang menarik untuk diperbin­
kesempitan.(Ikutilah) agama cangkan, terlebih lagi dalam konteks
orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) Islam.Karenakepemimpinan
telah menamai kamu sekalian adalah perwujudan dari keimanan
orang-orang Muslim dari dan amal saleh.Oleh karena itu,
dahulu[993], dan (begitu pula) kepemimpinan tidak bisa lepas
dalam (Al Quran) ini, supaya dari seorang pemimpin, karena
Rasul itu menjadi saksi atas pemimpin adalah seorang ahli
dirimu dan supaya kamu semua dalam suatu organisasi yang
menjadi saksi atas segenap diharapkan untuk memberikan
manusia, Maka dirikanlah suatu perubahan dalam melak­
sembahyang, tunaikanlah sana­kan visi dan misi suatu
zakat dan berpeganglah kamu organisasi. Sosok pemimpin
pada tali Allah. Dia adalah yang palingideal dan mampu
Pelindungmu, Maka Dialah memberikan perubahan secara
Sebaik-baik pelindung dan mendunia adalahRasulullah saw,
sebaik- baik penolong”.(QS. Al karena dia selalu mengawali
Hajj : 78). kepemimpinannya dengan tutur
Dalam menafsirkan ayat di kata yang sopan sehingga iatidak
atas, Imam Ibnu Katsir menukil pernah berbicara kecuali kata-
satu hadits yang berbunyi : kata benar, indah, dan padat akan
makna. Dalam kepemimpinan
“Barangsiapa menyeru dengan
Rasulullah SAW juga senantiasa
seruan-seruan jahiliyah maka
berpegang kepada aturan yang
sesungguhnya dia menyeru
telah ditetapkan oleh Allah SWT
ke pintu jahanam.” Berkata
sehingga dia mampu memimpin
seseorang: “Ya Rasulullah,
umat dengan cara yang terbaik.
walaupun dia puasa dan shalat?”
Kepemimpinan dalam Islam
“Ya, walaupun dia puasa dan
juga telah diaturkriteria-kriteria
shalat, walaupun dia mengaku
yang harus dimiliki bagi seorang
Muslim. Maka menyerulah
pemimpin yakni; Beriman, Beramal
kalian dengan seruan yang
Allah telah memberikan nama
atas kalian, yaitu : Al Muslimin,
16
HR. Ahmad Jilid 4/130, 202 dan
Jilid 5/344.

42 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi


Tasâmuh, Volume 13, No. 1, Desember 2015

Shaleh, memilki niat yang Lurus, dan akhirat (duniawi dan ukhrawi)
laki-laki, tidak meminta Jabatan, agar mampu menciptakan
berpegang pada hukum Allah, perubahan sesuai dengan tuntunan
memutuskan Perkara dengan adil, al-Qur’an dan As-Sunnah.Karena
menasehati rakyat, tidak menerima pemimpin adalah faktor penting
hadiah, tegas, lemah lembut, dalam kehidupan bernegara. Jika
dan menanamkan sifat STAF pemimpin negara itu jujur, baik,
(sidiq, tabliq, amanah, fatonah). cerdas dan amanah, niscaya
Pemimpin juga harus memiliki rakyatnya akan makmur.
sikap keseimbangan antara dunia

Daftar Pustaka

al-Jauziyyah, Qayyim Ibnu, at- Hajar, Ibn, Al-Asqalani, al-Ishabah


Turuq al-Hukumiyyah fi al- fi Tamyiz as-Şahabah,Juz III,
Siyasah al-Syar’iyyaht. (Kairo, Dar NahdahMisr li at-Taba’,
1953) Kairo, t.th.
al-Khatib, Ajjaj, Muhammad Hazm, Ibn, al-Ihkam fushul al-
Ushul al-Hadits”Ulmuhu wa Ahkam,al-Matba’ah al-
Musthalahuh (Dar al-Fikr, ‘Ashimah, Kairo, t.th.
Beirut,1395)
Ibn as-Salah, Abu ‘Amr ‘Usman
Azami, Mustafa, M., Metodologi bin ‘Abdir Rahman.‘Ulum
Kritik Hadits, ter. A. Yamin al-Hadis (al-Maktabah al-
(Jakarta: Bulan Bintang, ‘Ilmiyyah, al-Madinah al-
1988) Munawwarah,1972)
Aziz, Abdul Al-Hamidi,al Idarah Isma’il, Syuhudi, M., kaedah
bi Dhamir, Frank Sibergh Al Kesahihan Sanad Hadis, Telaah
Tarikh al Islami Mawaqifwal Kritis dan Tinjauandengan
‘Ibar Pendekatan Ilmu Sejarah
Bothwell, Li8n. The Art of Leadership: (Jakarta: Bulan Bintang,
Skill- Building Techniques that 1988)
Produce Result (New York : Ismail, Syuhudi, M., Hadis Nabi
Prentice Hall Press1988) yang Tekstual dan Kontekstual:
Fakih, Aunur Rohim, dan lip Telaah Ma’anial-Hadits
Wijayanto. Kepemimpinan tentang Ajaran Islam yang
Islam (Yogyakarta : UII Press, Universal, Temporal dan
2001)

Hamdani Khairul Fikri 43


Tasâmuh Volume 13, No. 1, Desember 2015

Lokal (Jakarta: BulanBintang, (Surabaya: Risalah Gusti,


1994) 1995)
Ismail, Syuhudi, M., Metodologi Masyaruddin,Pemberontakan
Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Tasawuf: Kritik Ibnu Taimiyyah
Bulan Bintang, 1992) atas Rancang Bangun Tasawuf,
Izzudin ibn al-‘Asir Abu al- (Surabaya: JP Box dan STAIN
Hasan ‘Ali bin Muhammad Kudus Press, 2007)
al-Jazari,Usdu al-Gabah Mubarok, Muhammad, ad-Daulah
fiMa’rifah ShahabahJuz I, asy- ‘inda Ibn Taimiyyah, Dar al-
Sya’bu, Kairo, t.th. Fikr, Damaskus,t.th.
Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman bin Muhibbin, Hadits-Hadits Politik
Abu Bakar al-Suyuti,Tadrib (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
al-Rawi fi SyarhTaqrib al- 1996)
Nawawi, (Dar Ihya al-Sunnah Pulungan, Suyuti J., Prinsip-prinsip
al-Nabawiyah, Beirut, 1979) Dalam Piagam Madinah
Jamal al-Din Abual-Hajjaj Yusuf Ditinjau dari Pandangan
al-Mizzi, al-Kamil fi Asma’ al- al-Qur’an (Jakarta: Raja
Rijal,JuzXXV, (Muassasat al- Grafindo Persada, 1994)
Risalah, 1985) Rojak, Abdul, Jeje, Politik
Jindan, Ibrahim, Khalid Teori Kenegaraan, Pemikiran-
Politik Islam, Telaah pemikiran Al-Ghazalidan Ibnu
Kritis Ibnu Taimiyyah Taimiyyah (Surabaya: Bina
tentangPemerintahan Islam, Ilmu, 1999)
terj. Mufid, (Jakarta: PT Rineka Suryadilaga, Alfatih, M.,Ulumul
Cipta, 1994) Hadis (Yogyakarta: Penerbit
Khalid Ibrahim Jindan,Teori Teras, 2010)
Politik Islam, Telaah Kritis Taimiyah, Ibnu al-‘Alim al-Jari’,
Ibnu Taimiyah tentang Abdul Mun’im al- Hasyimi.
Pemerintahan Islam,

44 Kepemimpinan Islam Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi

Anda mungkin juga menyukai