Anda di halaman 1dari 62

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ASAKOTA

NOMOR : 828/0001 / PKM - ASAKOTA / I / 2016


TANGGAL : JANUARI 2016
TENTANG : PENUNJUKKAN PENYELENGGARA KEGIATAN UKM,
UKP DAN BAGIAN KETATAUSAHAAN

A UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN


Koordinator Usaha Kesehatan Perseorangan : dr. H. Amran Rahman Bakri
I - Koordinator Unit Rawat Jalan : drg. Elly Rosdalena
a. POLI UMUM
Koordinator : Suriyansyah
Anggota : 1 M. Aminullah, A.Md.Kep.
2 Misbah, A.Md.Kep.
3 Nursahidah, A.Md.Kep.
b. POLI ANAK
Koordinator : Kurniati, S.Kep.
Anggota : 1 Nurlaelah, A.Md.Kep.
2 Nurjannah, A.Md.Kep.
3 Sri Fani, A.Md.Kep.

c. POLI LANSIA
Koordinator : Mahdalena, A.Md.Kep
Anggota 1 Chaira Ummah, S.Kep.Ners.
2 Rahmatulhidayah, SST.
3 Lila Daniati, A.Md.Kep.
d. POLI PKPR
Koordinator : Nurhayati.
Anggota 1 Nurwahyuni, S.Kep.Ners.
2 Yeni Rahmawati, A.Md.Kep.
e. POLI JIWA
Kordinator : Misbah, A.Md.Kep.
1. Lila Daniati, A.Md.Kep.

f. POLI GIGI
Koordinator : drg. Elly Rosdalena
Anggota 1 Rita Rosari S.
2 Lina Kurniati, AMG.

g. POLI KIA / KB
Koordinator : Sri Rahayu, SST
Anggota 1 Hj. Juraidah, A.Md.Kep.
2 Sri Mulyati, A.Md. Keb.
3 Hawsyah, A.Md.Kep.
4 Nurhaedah.
5 Sri Windiarti, SST.
6 Kartini, SST.
7 Erna Juniar, A.Md.Keb.

h. POLI KLI NIK SANITASI


Koordinator : Miratunnisah, AMKL.
Anggota 1 Siti Hardinarti

i. POLI LANSIA
Koordinator : Mahdalena, A.Md.Kep.
Anggota 1 Chaira Ummah, S.Kep.Ners.
2 Rahmatul Hidayah, SST.
3 Ali Ahyar Ridha, S.Fis.

j. POLI GIZI UKP


Koordinator : Nurlaelah, AMG
Anggota 1 Nurnahari, AMG.

k. POLI IMUNISASI UKP


Koordinator : Ida Kusumawati
Anggota 1 Darmawansyah, A.Md.Kep.
2 Estiana Rahmawati, A.Md.Kep.
3 Rizal Sirqi
II Koordinator Rawat Inap : dr. Arif Budiman
a. UNIT GAWAT DARURAT
Koordinator : Nur Hidayah, S.Kep.Ners.
Anggota : 1. Yulianti Rahmanaih, a.Md.Kep.
2. Astri Puji Lestari, A.Md.Kep.
3. Edi Bahtiar, A.Md.Kep.
4. Wahyudin, S.Kep.
5. Andi Rahman, A.Md.Kep.
6. Taufikurrahman, A.Md.Kep.
7. Thoriqatul Haq, SST.
8. Tri Amalia.
b. UNIT RAWAT INAP
Koordinator : Nurwahidah, S.Kep.Ners.
Anggota : 1 Fauziah, S.Kep.Ners.
2. Elly Haryati, A.Md.Kep.
3. Purnamasari, S.Kep.Ners.
4. Suharti, S.Kep. Ners.
5. Nurwahidah, AMK.
6. Eni Asmariyani, AMK.
7. Dyah Ayu Kurniati, A.Md.Kep.
8. Ni Nengah Dewi Yanti
c. RUANG BERSALIN
Koordinator : Astuti, A.Md.Keb.
1. Yuyun Fadlun, A.Md.Keb.
2. Zulharahmiati, A.Md.Keb.
3. Fitri Priguna, SST.
4. Rohani, A.Md.Keb.

III Koordinator Upaya Penunjang : Nabillah, S.Farm. Apt.


a. APOTIK DAN GUDAN OBAT
Penanggung Jawab : - Yuli Astuti, S.Si. Apt.
- Isye Nurtawati, S.Farm. Apt.
Anggota : 1. Nabillah, S.Farm. Apt.
2. Yedi Muslih , S.Farm.
3. Rodiah Istiqomah
4. Maisah Yulianti

b. LABORATORIUM
Penanggung Jawab : Nurani
Anggota : 1. Nurtauhiddah, A.Md.AK.
2. Reny Kusuma Wardani, A.Md.AK.
3. Miftahul Jannah, A.Md.AK.
4. Ririn Apriani, A.Md.AK.

c. RADIOLOGI
Penangung Jawab : Ika Yuli Mantika, A.Md.Rad.
Anggota : 1. Mustasyar, A.Md.Rad.

d. Fisioterapi
Penanggung jawab : Ali Ahyar Ridha, S.Fis.
Anggota : 1. Evi Trisnawatai., A.Md.Fis.
B UPAYA KESEHATAN MASARAKAT
I UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL
Koordinator : Sri Windiarti, SST.
- UKM Kesehatan Keluarga
Penanggung Jawab : Hawsyah, A.Md.Keb.
a. KIA / KB
Penanggung Jawab : Sri Rahayu, SST.

b. Gizi UKM
Penanggung Jawab : Nurlaelah, AMG.

- UKM Esesensial P2P


Koordinator : Lina Kurniawati, A.Md.Kep.
a. Imunisasi
Penanggung jawab : Ida Kusumawati

b. TB Paru
Penanggung Jawab : - Lina Kurniawati , A.Md.Kep.
- Nurhidayati, A.Md.Kep.
c. ISPA DIARE
Penanggung Jawab : Kurniati, S.Kep.

d. Surveylance
Penanggung Jawab : Suriyansyah
Panca Anggraini, A.Md.Kep.
e. Malaria
Penanggung Jawab : Suriyansyah

f. Kusta
Penanggung Jawab : M. Aminullah, S.Kep.

- PROMKES dan KESLING


Koordinator : Miratunnisah, AMKL.
a. PROMKES
Penanggung Jawab : Kurniawati, SKM.

b. KESLING
Penanggung Jawab : Miratunnisah, AMKL.

II UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN


a. Usaha Kesehatan Sekolah
Penanggung Jawab : Nurlaelah, A.Md.Kep.

b. Perkesmas
Penanggung Jawab : Chaira Ummah, S.Kep.Ners.

c. Kesehatan Lansia
Penanggung Jawab : Mahdalena, A.Md.Kep.

d. POSBINDU/PTM
Penanggung Jawab : Panca Anggraini, A.Md.Kep.

e. Usaha Kesehatan Kerja


Penanggung Jawab : Lila Daniati, A.Md.Kep.

f. Usaha Kesehatan Gigi


Penanggung Jawab : Lina Kurniati, A.MKG.

g. Kesehatan Jiwa
Penanggung Jawab : Misbah, A.Md.Kep.

h. Toga / Batara
Penanggung Jawab : Yedi Muslih, S.Farm.

i. Program Kesehatan Peduli Remaja


Penanggung Jawab : Nurwahyuni, S.Kep.Ners.

j. Kesehatan Indra / Mata


Penanggung Jawab : Fikral Septian Wilantara , A.Md.Ro

k. Kesehatan Olahraga
Penanggung Jawab : M. Aminullah, S.Kep.
C. JARING DAN JEJARING PUSKESMAS
a. Polindes Jatiwangi
Penanggung Jawab : - Ary Retno Khatimah, A.md.keb.
- Yusdianah, A.Md.Keb.

b. Polindes Jatibaru
Penanggung Jawab : - Vivi Ega Satria, A.Md.Keb.
- Astati, A.Md.Keb.

c. Polindes Melayu
Penanggung Jawab : - Sitti Maysarah, SST.

d. Polindes Songgela
Penanggung Jawab : - Uswatun Hasanah, A.Md.Keb.

e. Pustu Jatibaru
Penanggung Jawab : - Zakaria Tera Kasipahu
- Hajar A.Md.Kep.
f Polindes Bonto
Penanggung Jawab : - Aisyah nRizki, A.Md.Keb.

g Polindes Kolo
Penanggung Jawab : - Fatimah, A.Md.Keb.

h Pustu Bonto
Penanggung Jawab : - Widartin, A.Md.Kep.

i Pustu Kolo
Penanggung Jawab : - Abdullah, SKM.
- Dewi Purwaningsih, A.Md.Kep.

j Puskesmas Keliling
Penanggung Jawab : - Taufikurrahman, A.Md.Kep.

D. TATA USAHA
a. INFORMASI DAN DATA PUSKESMAS
Penanggung Jawab : - Eriyati, SKM.
- Rahmatul Hidayah, SST. ( SP2TP )
b. KEUANGAN
Penanggung Jawab : Panca Anggraini,A.Md.Kep.
Bendahara DAU : Panca Anggraini,A.Md.Kep.
dan PAD

Bendahara BPJS : Fikral Septian Wilantara, A.Md.Ro.

Bendahara KJS : Ika Yuli Mantika, A.Md.Rad

Bendahara BOK : Nurlaelah, A.Md.Kep.

c. KEPEGAWAIAN
Penanggung Jawab : - Siti Kamrin
- Sri Miryatin, A.Md.

d. BENDAHARA BARANG
Penanggung Jawab : Mustasyar, A.Md.Rad.

e. LOKET
Penanggung Jawab : Amiruddin, A.Md.Pk.
Anggota : - Sri Suryadini, A.Md.Pk
- Evi Trisnawatai., A.Md.Fis.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal Mei 2016
Kepala UPT. Puskesmas Asakota

dr. H. Fathurrahman
Pembina /IV a
NIP. 19770319 200501 1 007
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ASAKOTA
NOMOR : 828/0001 / PKM - ASAKOTA / I / 2018
TANGGAL : 20 Januari 2018
TENTANG : PENUNJUKKAN PENYELENGGARA KEGIATAN UKM,
UKP DAN BAGIAN KETATAUSAHAAN

A UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN


Koordinator dr. Arif Budiman

a. Pelayanan Pemeriksaan Umum


Koordinator : dr. Arif Budiman

b. Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut


Koordinator : drg. Elly Rosdalena

c Pelayanan KIA - KB
Koordinator : Sri Mulyati, A.Md.Kep.

d Pelayanan Gawat Darurat


Koordinator : Nurhidayah, S.Kep.Ners.

e Pelayanan Gizi
Koordinator : Asri Fidiani, S.Gz.

f Pelayanan Rawat Inap


Koordinator : Nurwahidah, S.Kep.Ners.

g Pelayanan Persalinan
Koordinator : Sri Rahayu, SST.

B UPAYA PELAYANAN PENUNJANG


Koordinator : Wahyudin, S.Kep.MPH.
a Pelayanan Radiologi
Koordinator : Mustasyar, A.Md.Rad.

h Pelayanan Laboratorium
Koordinator : Nurani

i Pelayanan Kefarmasian
Koordinator : Yuli Astuti, S.Si. Apt.

C UPAYA KESEHATAN MASARAKAT


I UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DAN PERKESMAS
Koordinator : Ria Saraswati, S.Kep.MPH.
a. KIA / KB
Penanggung Jawab : Kartini, SST.

b. Gizi UKM
Penanggung Jawab : Nurnahari, AMG.

c P2P
Koordinator : Suriyansyah

d PROMKES
Penanggung Jawab : Kurniawati, SKM.
e KESEHATAN LINGKUNGAN
Penanggung Jawab : St. Hardinarti.

f Perkesmas
Penanggung Jawab : Chaira Ummah, S.Kep.Ners.

II UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN


Koordinator : dr. Nurfathanah.

a. Usaha Kesehatan Sekolah


Penanggung Jawab : Nurlaelah, A.Md.Kep.

c. Kesehatan Lansia
Penanggung Jawab : Mahdalena, A.Md.Kep.

d. POSBINDU/PTM
Penanggung Jawab : Panca Anggraini, A.Md.Kep.

e. Usaha Kesehatan Kerja


Penanggung Jawab : Lila Daniati, A.Md.Kep.

f. Usaha Kesehatan Gigi


Penanggung Jawab : Lina Kurniati, A.MKG.

g. Kesehatan Jiwa
Penanggung Jawab : Misbah, A.Md.Kep.

h. Toga / Batara
Penanggung Jawab : Rodiah Istiqomah.

i. Program Kesehatan Peduli Remaja


Penanggung Jawab : Nurwahyuni, S.Kep.Ners.

j. Kesehatan Indra / Mata


Penanggung Jawab : Rodiah Istiqomah, S.Kep.

k. Kesehatan Olahraga
Penanggung Jawab : M. Aminullah, S.Kep.

l
Kekerasan terhadap anak dan Perempuan
Penanggung Jawab : Yulianti Rahmanaih, A.Md.Kep.
D JARING DAN JEJARING PUSKESMAS
Koordinator : Kartini, SST.

a. Polindes Jatiwangi
Penanggung Jawab : - Ary Retno Khatimah, A.md.keb.

b. Polindes Jatibaru
Penanggung Jawab : - Vivi Ega Satria, A.Md.Keb.

c. Polindes Melayu
Penanggung Jawab : - Sitti Maysarah, SST.
d. Polindes Songgela
Penanggung Jawab : - Uswatun Hasanah, A.Md.Keb.

e. Pustu Jatibaru
Penanggung Jawab : - Zakaria Tera Kasipahu
C. TATA USAHA
a. INFORMASI DAN DATA PUSKESMAS
Penanggung Jawab : - Eriyati, SKM.
- Rahmatul Hidayah, SST. ( SP2TP )
b. KEUANGAN
Penanggung Jawab : Panca Anggraini,A.Md.Kep.

Bendahara DAU : Panca Anggraini,A.Md.Kep.


dan PAD

Bendahara BPJS : Fikral Septian Wilantara, A.Md.Ro.

Bendahara KJS : Ely Haryati, A.Md.Kep.

Bendahara BOK : Nurlaelah, A.Md.Kep.

c. KEPEGAWAIAN
Penanggung Jawab : - Wahyudin, S.Kep.,MPH.

d. BENDAHARA BARANG
Penanggung Jawab : - Andi Chandra Budi Utama , A.Md.Tem.

e. LOKET
Penanggung Jawab : Amiruddin, A.Md.Pk.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 Januari 2018
Kepala UPT. Puskesmas Asakota

dr. H. M. Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS ASAKOTA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS ASAKOTA


NOMOR : 828/0001 / PKM - ASAKOTA / I / 2018
TENTANG
PENUNJUKAN PETUGAS PENYELENGGARA KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT, UPAYA
KESEHATAN PERORANGAN DAN BAGIAN KETATAUSAHAAN PADA LINGKUP KERJA UPT. PUSKESMAS
ASAKOTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien serta
meningkatkan kinerja pegawai, maka perlu ditetapkan petugas yang bertanggung
jawab pada penyelenggaraan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya
Kesehatan Perorangan dan Petugas di bagian ketatausahaan .
b. berdasarkan pertimbangan sebagaiman yang dimaksud pada huruf a, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Asakota tentang petugas yang
bertugas yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan kegiatan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan dan Petugas di bagian
ketatausahaan .

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ;
3 Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2015 tentang Kementrian Kesehatan
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59 ) ;
4 Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
5 Permenkes No 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
6 Perwali No 161 Tahun 2017 Tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Puskesmas Tahun Anggaran 2017

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS ASAKOTA TENTANG PETUGAS
PENYELENGGARA KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYRAKAT, UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN, UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
DAN BAGIAN KETATAUSAHAAN
KESATU : Menempatkan nama nama petugas yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan
kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan dan Petugas di
bagian ketatausahaan sebagaimana lampiran keputusan ini.
KEDUA : Petugas yang telah ditunjuk, bertugas memberikan pelayanan dengan sebaik baiknya
kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung, bertanggung jawab
terhadap program yang telah di berikan sesuai dengan tupoksi dan SOP yang telah
dibuat dan mengkoordinasikan semua sistem pelayanan, pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan oleh Puskesmas atau Pemerintah.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 Januari 2018
Kepala UPT. Puskesmas Asakota

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
Tembusan disampaikan Kepada Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima di Raba;
2. Arsip.
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / V / 2018
TENTANG
PENUNJUKKAN PETUGAS PENYELENGGARA KEGIATAN PELAYANAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP DAN
PENUNJANG DI LINGKUP RSUD KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien serta
meningkatkan kinerja pegawai, maka perlu ditetapkan petugas yang bertanggung
jawab pada penyelenggaraan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya
Kesehatan Perorangan dan Petugas di bagian ketatausahaan .
b. berdasarkan pertimbangan sebagaiman yang dimaksud pada huruf a, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Asakota tentang petugas yang
bertugas yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan kegiatan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan dan Petugas di bagian
ketatausahaan .

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ;
3 Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2015 tentang Kementrian Kesehatan
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59 ) ;
4 Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
5 Permenkes No 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
6 Perwali No 161 Tahun 2017 Tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Puskesmas Tahun Anggaran 2017

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS ASAKOTA TENTANG PETUGAS
PENYELENGGARA KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYRAKAT, UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN, UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
DAN BAGIAN KETATAUSAHAAN
KESATU : Menempatkan nama nama petugas yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan
kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan dan Petugas di
bagian ketatausahaan sebagaimana lampiran keputusan ini.
KEDUA : Petugas yang telah ditunjuk, bertugas memberikan pelayanan dengan sebaik baiknya
kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung, bertanggung jawab
terhadap program yang telah di berikan sesuai dengan tupoksi dan SOP yang telah
dibuat dan mengkoordinasikan semua sistem pelayanan, pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan oleh Puskesmas atau Pemerintah.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Plh. Direktur RSUD Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
Tembusan disampaikan Kepada Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima di Raba;
2. Arsip.
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima
Izin Operasional No.63 / I / 2018
Email : rsud.kotabima@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima diperlukan kebijakan pelayanan yang berkualitas;
b. bahwa untuk mandapatkan pelayanan yang bekualitas tersebut di perlukan
penetapan kebijakan pelayanan di Rumah Sakit Umum daerah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman termasksud dalam a dan b maka
perlu di tetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1462/Menkes/SK/XII/2006 Tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
5 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6 Keputusan Menteri Kesehatan No 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis di Rumah Sakit
7 Peraturan Menteri Kesehatan No 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang
Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi
8 Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
9 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tantang Rekam Medis.
10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien
11 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan / Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit
12 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197
/ Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima tentang Kebijakan
Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima;
KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bima sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
ternyata diperlukan perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : 2O APRIL 2018
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

I : Jenis layanan medis yang di sediakan


1. Pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan rawat jalan umum dan gigi
3. Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan Kamar Operasi
5. Pelayanan Kamar Bersalin (VK)
6. Pelayanan Keterangan Medis
II : Jenis layanan keperawatan yang disediakan
1. Pelayanan keperawatan umum (nursing care)
2. Pelayanan keperawatan kebidanan dan maternitas (midwife care)
3. Pelayanan keperawatan anestesi
III : Jenis layanan penunjang medis yang disediakan adalah :
1. Pelayanan Laboratorium klinik
2. Pelayanan Radiologi
3. Pelayanan Farmasi
4. Pelayanan Konsultasi gizi
5. Pelayanan Fisioterapi
6. Pelayanan Ambulance
7. Pelayanan Kamar jenazah
8. Pelayanan Administrasi
IV : Pedoman Tatalaksana Pelayanan
1 Pelayanan Instalasi
a. Pelayanan Instalasi Unit Gawat Darurat dan Rawat Inap dilaksankan dalam 24 jam,
pelayanan Radiologi dan laboratorium dilaksanakan dalam 12 jam pelayanan
sedangkan pelayanan rawat jalan sesuai dengan jam kerja yang telah di tetapkan.
b. Selalu beroreantasi pada keselamatan pasien
c. Bekerja sesuai dengan standar profesi dan standar operasional yang berlaku sesuai
dengan etiket profesi dan etika Rumah Sakit yang berlaku
2 Skrining dan triase
a. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat
dilayani oleh RS.
b. Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan berdasar atas temuan pemeriksaan
hasil skrining
c. Triase dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan
fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imaging sebelumnya
d. Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triase
berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
e. Kebutuhan akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif diprioritaskan

berdasarkan kondisi pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap
3 Pelayanan Pasien
a. Pemberian pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan kepada semua pasien
dilaksanakan secara seragam.
b. Pemasangan dan pelepasan gelang diatur dalam prosedur yang telah ditetapkan
c. Pasien selalu di identifikasi sebelum pemberian obat , sebelum transfusi darah, atau
produk darah lainnya, sebelum pengambilan darah dan spesimen lainnya,untuk
pemeriksaan laboratorium klinis, sebelum tindakan radiologi dan serta sebelum
dilakukan tindakan.
4 Transfer / perpindahan dalam rumah sakit
Penerimaan atau perpindahan pasien ke dan dari unit pelayanan intensif atau
pelayanan khusus ditentukan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5 Transfer Keluar Rumah Sakit / Rujukan
a. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnostik / terapi / spesimen yang
tidak tersedia di Rumah Sakit dapat dilakukan rujukan ke Rumah Sakit lain, termasuk
juga bagi pasien yang memerlukan rujukan rawat inap yang diindikasikan karena
penyakitnya
b. Rujukan kerumah sakit ditujukan kepada individu secara spesifik dan fasilitas
pelayanan kesehatan dari mana pasien berasal.
c. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta
perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi.
d. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
e. Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien
f. Merujuk pasien adalah mengirim pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
atau fasilitas khusus yang tidak tersedia di Rumah Sakit Umum Kota Bima ke Rumah
Sakit Lain atau atas keinginan pasien / keluarga pasien.
g. Setiap pasien yang akan dirujuk harus dalam kondisi stabil, kriteria stabil disisni:
1)Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas.
2)Oksigenasi adekuat.
3)Tidak dalam keadaan syock.
4)Tidak kejang.
5)Imobilasi fraktur (bila ada).
h. Sebelum merujuk pasien, petugas yang berwenang wajib menghubungi RS tujuan
terlebih dahulu
i. Dokter yang sedang bertugas wajib mengisi lembar rujukan
j. Pasien dirujuk dengan menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima atau RS tujuan, lengkap dengan alat-alat penujang kehidupan yang dibutuhkan
ataupun menggunakan kendaraan sendiri
k. Pasien gawat darurat dirujuk dengan pendampingan dari perawat UGD agar dapt
memberikan pertolongan Bantuan Hidup Dasar jika diperlukan
l. Pasien yang tidak gawat darurat dapat dirujuk dengan menggunakan kendaraan
sendiri / ambulans tanpa pendamping.
m. Bila pasien dirujuk ke luar kota, maka pendamping (dokter/perawat) harus
mendapat surat tugas dari pimpinan rumah sakit dan setelah selesai wajib memberi
alporan kepada atasan yang memberi tugas
n. Pasien dapat dirujuk ke RS rekanan ataupun RS sesuai pilihan pasien /keluarga pasien

6 Penundaan Pelayanan
Pasien mendapatkan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan dan alternatif yang tersedia sesuai dengan kebutuhan klinik pasien.
7 Pemulangan Pasien
DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan
kesiapan pasien untuk dipulangkan
8 Kriteria pasien pulang:
a. Masalah utama yang berhubungan dengan penyakit pasien selesai.
b. Kondisi pasien stabil.
c. Permintaan pasien atau keluarga (dengan menandatangani surat pernyataan pulang
paksa).
d Pasien meninggal.
e. Diijinkan DPJP.
f. Telah menyelesaikan semua urusan administrasi.
9 Transportasi
Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku
berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
10 Hak Pasien Dan Keluarga
a. Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien.
b. Pelayanan melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan.
c. Pelayanan melindungi dari kekerasan fisik.
d. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan
perlindungan yang layak.
e Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan atau keluarga.
f. Rumah sakit membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan
didalam maupun diluar rumah sakit.
g. Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses
yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa
yang dipahami pasien.
h. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau
produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
11 Penolakan Pelayanan Dan Pengobatan
a. Rumah sakit memberitahukanhak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak
melanjutkan pengobatan.
b. Rumah sakit menghormati pasien dan keluarganya tentang keinginan dan pilihan
pasien untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan
bantuan hidup dasar (Do Not Resuscitate).
12 Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat
dan kasih sayang pada akhir kehidupannya.
13 Asesmen Pasien :
a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya
melalui suatu proses asesmen yang baku.
b. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang
berlaku dan sertifikasi dapat melakukan asesmen.
c. Asesmen awal medis di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat
dilaksanakan dalam waktu maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi
pasien atau kebijakan rumah sakit.
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih
dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
e. Asesmen awal keperawatan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat
dilaksanakan dalam waktu maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi
pasien atau kebijakan rumah sakit.
f. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap
atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
g. Asemen awal nyeri, gizi dan resiko jatuh harus seudah selesai dilakukan maksimal 5
menit sejak admisi pasien.
h. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum
tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat
medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
i. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan,

sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.
j. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien
(discharge).
k. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan
pengobatan untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk
merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.
l. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.
m.Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap adalah :
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Pemeriksaan penunjang
7)Diagnosa
8)Discharge Planning
n.Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan adalah:
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Diagnosa
14 Manajemen Obat
a. Semua obat-obat yang perlu diwaspadai dikelola dengan prosedur khusus yang telah
ditetapkan rumah sakit.
b. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di
area tersebut,bila diperkenankan kebijakan.
c. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas
dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict access).
d. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan,
produksi, penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan
pemantauan.
e. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/perbekalan
farmasi yang beredar di rumah sakit.
f. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah
sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat.
g. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
15 Manajemen Nutrisi
Pasien di skrining untuk status gizi
16 Manajemen Nyeri :
a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit dilakukan asesmen
mengenai nyeri.
b. Asesmen nyeri menggunakan :
1)Pasien dewasa : Numeric Pain Scale (NPS)
2)Pasien anak < 1 Tahun : Neonatal Infants Pain Scale (NIPS)
3)Pasien anak 1-3 Tahun : Face Legs Activity Cry Consolability Scale (FLACCS)
4)Pasien anak > 3 Tahun : Wong Baker Faces Rating Scale (WBFRS)
5)Pasien dewasa, anak dan bayi yang tidak sadar : Comfort Scale
17 Surgical Safety Checklist
a. Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus diberi penandaan di area operasi
dengan melibatkan pasien.
b. Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi,
tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur
“sebelum insisi / time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan
pembedahan.
18 Hand Hygiene
Semua staf harus mampu melakukan cuci tangan sesuai panduan yang berlaku
19 Risiko Jatuh
a. Semua pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima harus
dilakukan asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap
pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Semua pasien yang dianggap beresiko jatuh harus diterapkan langkah-langkah untuk
mengurangi risiko jatuh.
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
20 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) :
a. Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sepenuhnya hak pasien.
b. DPJP di ICU adalah dokter spesialis anestesi, kecuali permintaan pasien.
c. DPJP bertanggung jawab terhadap semua pelayanan kepada pasien.
d. DPJP wajib melengkapi berkas rekam medis pasien.
e. DPJP wajib memenuhi hak pasien.
f. DPJP pada kasus pasien operasi adalah dokter operator.
21 Komunikasi Efektif :
a. Komunikasi antar petugas kesehatan dilakukan dengan metode SBAR.
b. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
d. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut.
22 Millenium Development Goals (MDG’s).
Program MDG’s di Rumah Sakit Umum Kota Bima meliputi Program PONEK dan
Program TB DOT’s.
23 Manajemen Di Instalasi
a. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
c. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
d. Setiap bulan wajib membuat laporan.
24 Kalibrasi
Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
25 Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN SANKSI PADA APARATUR SIPIL NEGARA ( ASN ) LINGKUP RSUD KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan disiplin Aparatur Sipil Negara ( ASN ) lingkup RSUD Kota
Bima ;
b. bahwa untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, tepat dan cepat di Rumah Sakit Umum
daerah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman termasksud dalam a dan b maka perlu di
tetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima tentang Pemberian Sanksi atau
Hukuman bagi Aparatur Sipil Negara yang mendapatkan hukuman di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bima;
KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata
diperlukan perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : APRIL 2018
TENTANG : PEDOMAN PEMBERIAN SANKSI PADA APARATUR SIPIL NEGARA

N0 JENIS PELANGGARAN HUKUMAN KET


Terlambat masuk kerja atau pulang cepat Apabila sudah diberi
dikomulatifkan dan di konversi menjadi 7 Pemotongan Tunjangan Kinerja Sebesar 4
1 teguran dan ASN
1/2 jam ( tujuh setengah jam ) sama %
dengan satu hari tidak masuk kerja . yang bersangkutan
ASN yang tidak masuk kerja selama lima Pemotongan Tunjangan Kinerja Sebesar 4
2 hari berturut tanpa keterangan yang sah % sesuai hari tidak masuk dan pemberian masih melakukan
pada pimpinan tguran lisan oleh atasan kesalahan maka
ASN yang tidak masuk kerja selama 6 (
Pemotongan Tunjangan Kinerja Sebesar 4 akan di teruskan
enam ) sampai 10 ( sepuluh ) hari
3 % sesuai hari tidak masuk dan pemberian
berturut tanpa keterangan yang sah pada
teguran tertulis oleh atasan pada institusi yang
pimpinan
ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan berhak memberikan
4 Memberikan teguran Lisan
yang sah selama 5 ( lima ) hari kerja
ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan sanksi atau
5 Memberikan teguran tertulis
yang sah selama 6 ( Enam ) hari kerja hukuman dalam hal
ASN yang melanggar kode Etik profesi baik akan di berikan hukuman sesuai dengan
6
yang di sengaja atau tidak di sengaja kode etik masing masing profesi ini pihak BPKSDM

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PADA APARATUR SIPIL NEGARA ( ASN ) LINGKUP RSUD KOTA
BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan disiplin Aparatur Sipil Negara ( ASN ) lingkup RSUD Kota
Bima ;
b. bahwa untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, tepat dan cepat di Rumah Sakit Umum
daerah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman termasksud dalam a dan b maka perlu di
tetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4 Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima tentang Pemberian Penghargaan bagi
Aparatur Sipil Negara yang melaksanakan kewajibannya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima,
pemberian penghargaan ini di berikan dalam kurun waktu tiga ( 3 ) bulan sekali ;
KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang pemberian penghargaan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata

diperlukan perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : APRIL 2018
TENTANG : PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PADA APARATUR SIPIL NEGARA

N0 JENIS PRESTASI PENGHARGAAN KET


Kehadiran dan pulang tepat waktu sesuai Pemberian tunjangan kinerja daerah
1 sesuai dengan aturan yang telah di
jam kerja yang telah di tentukan tetapkan
Kehadiran dan pulang tepat waktu sesuai Pemberian rewoord oleh Rumah Sakit
2
jam kerja yang telah di tentukan sesuai dengan keentuan yang berlaku
Pegawai yang berprestasi dengan masa di usulkan untuk mengikuti penilaian
3 Nakes Teladan Tingkat Kota Maupun
kerja tertentu propinsi
Di Usulkan kepada Pemerintah Daerah
untuk diberikan Penghargaan Satya
4 Satya Lencana
Lencana Pada ASN sesuai dengan masa
kerja yang bersangkutan

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KOTA BIMA


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI RSUD KOTA BIMA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KOTA BIMA

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit mempunyai kewajiban memberi pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
b. Bahwa Rumah Sakit mempunyai kewajiban membuat, melaksanakan, dan
menjaga standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien;
c. Bahwa Rumah Sakit berkewajiban memastikan seluruh pegawai menerapkan
standar pelayanan pasien yang ada secara kosisten;
d. Bahwa dalam Upaya memastikan seluruh pegawai menerapkan standar
pelayanan pasien yang ada secara kosnsisten di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima, perlu adanya Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima
berupa Kode Etik Pegawai sebagai Pedoman Perilaku bagi Pegawai RSUD Kota
Bima dalam penyelenggaraan pelayanan berdasarkan standar pelayanan dan
kode etik ;
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, c dan d
perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4 Permenpan No. 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan Publik

MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG KODE ETIK PEGAWAI RSUD
KOTA BIMA ;
KEDUA : Kode Etik Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima sebagaimana
tercantum dalam Lampiran keputusan ini ;
KETIGA : Direktur Rumah Sakit berpartisipasi dalam perencanaan,monitoring, dan
pengawasan pelaksanaan Kode Etik Pegawai RSUD Kota Bima;
KEEMPAT : Pelaksanaan Kode Etik Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima wajib
dilaksanakan oleh Seluruh Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima. ;
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya . ;

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : 2O APRIL 2018
TENTANG : KODE ETIK PEGAWAI RSUD KOTA BIMA

KODE ETIK PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA


1 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Melaksanakan Tugasnya dengan Menjunjung Btinggi
dan mematuhi sumpah jabatan dan sumpah pegawai, serta melaksanakan tugas sesuai
dengan kewenangan
2 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Melaksanakan Tugasnya Secara Profesional dengan
Mengutamakan keluhuran budi dan keunggulan kualitas, menggunakan kemampuan
secara arif dan bijaksana, Jujur, Bertanggung Jawab, dan berintegritas tinggi serta bebas
dari Korupsi , Kolusi dan Nepotisme
3 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Melaksanakan Tugasnya Tanpa Diskriminasi, dengan
Mewujudkan kesetaraan perlakuan, menghargai hak asasi manusia dan peduli pada
masyarakat dan lingkungan
4 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin,
5 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa
tekanan
6 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundang undangan, kode etik profesi dan standar pelayanan yang berlaku
7 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima dalam Melaksanakan Tugasnya berhak mendapatkan
kesempatan untuk pengembangan kompetensi
8 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
9 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Menjaga agar tidak terjadi Komplik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
10 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Menjaga Kerahasiaan yang menyangkut kerahasiaan
pasien dan kebijakan Negara.
11 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak yang lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
12 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Tidak menyalah gunakan informasi intern terkait tugas,
status dan jabatan untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
13 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima dalam Melaksanakan Tugasnya tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, standar pelayanan serta kode etik dan pedoman
perilaku pegawai RSUD Kota Bima dapat diberikan Sanksi sesuai dengan ketentuan
yang ada
14 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima dalam Melaksanakan Tugasnya dapat diberikan
penghargaan sesuai dengan prestasi dan dedikasi kerja pada RSUD Kota Bima
15 : Setiap Pegawai RSUD Kota Bima Memegang teguh kode etik dan selalu menjaga citra
dan nama baik RSUD Kota Bima

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KOTA BIMA


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PEDOMAAN PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL NEGARA DI
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

Berdasarkan Peraturan Walikota Bima Nomor 107 tahun 2016 tentang Pakian Dinas Pegawai Negeri Sipil
Dilingkungan Pemerintahan Kota Bima dan dalam rangka meningkatkan disiplin, wibawa dan motifasi kerja serta
untuk menunjukkan indentitas Aparatur Sipil Negara ( ASN ) guna meningkatkan citra aparatur dalam pemberian
pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima. Ketentuan penggunaan pakaian dinas di atur sebagai berikut :

A. : Pakaian Dinas Harian ( PDH )


a. Senin
1. Struktural : Kheki
2. Medis : Jas Putih - Kheki
3. Paramedis : Putih - putih
Untuk Wanita Kerudungnya Warna Putih
4. Paramedis Non Perawatan : Kheki
5. Fungsional Umum / admin : Kheki

b. Selasa
1. Struktural : Kheki
2. Medis : Jas Putih - Kheki
3. Paramedis : Putih - putih
Untuk Wanita Kerudungnya Warna Hijau Tosca
4. Paramedis Non Perawatan : Kheki
5. Fungsional Umum / admin : Kheki

c. Rabu
1. Struktural : Baju Putih dan Celana Atau Rok Hitam kain untuk wanita
kerudung hitam
2. Medis : Jas Putih / Baju Putih dan Celana atau rok Hitam untuk
wanita kerudung hitam
3. Paramedis : Putih - putih
Untuk Wanita Kerudungnya Warna peach
4. Paramedis Non Perawatan : Baju Putih dan Celana Atau Rok Hitam kain untuk wanita
kerudung hitam
5. Fungsional Umum / admin : Baju Putih dan Celana Atau Rok Hitam kain untuk wanita
kerudung hitam
d. Kamis : Baju tenun seragam , untuk wanita kerudungnya merah
e. Jumat : Pakaian Muslim atau batik celana / rok hitam kain
f. Sabtu : Pakaian olahraga

B : Pakaian Korpri dipakai setiap hari senin minggu pertama setiap bulannya
C : Penggunaan Atribut sesuai aturan seperti Penggunaan papan Nama , tanda pengenal dan PIN yang
sudah menjadi kesepakatan bersama
D : Untuk tenaga medis dan paramedis yang shift sore dan malam baju yang digunakan adalah seragam
putih putih dengan kerudung yang sudah di sepakati
E : Pakaian seragam ruangan digunakan pada saat jaga malam
F : Sepatu fantovel warna hitam atau gelap , tidak di perbolehkan menggunakan sandal .

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata diperlukan perbaikan
maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PELAKSANA KEGIATAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima
diperlukan kebijakan pelayanan yang berkualitas;
b. bahwa untuk mandapatkan pelayanan yang bekualitas tersebut di perlukan penetapan
kebijakan pelayanan di Rumah Sakit Umum daerah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman termasksud dalam a dan b maka perlu di
tetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1462/Menkes/SK/XII/2006 Tentang Petunjuk Teknis
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
5 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
6 Keputusan Menteri Kesehatan No 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis di Rumah Sakit
7 Peraturan Menteri Kesehatan No 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang Penyelenggaraan
Praktik Dokter dan Dokter Gigi
8 Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
9 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tantang
Rekam Medis.
10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien
11 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008
Tentang Pedoman Penyelenggaraan / Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit
12 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197
/ Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima tentang Pelaksana Kegiatan
Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima;
KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata

diperlukan perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : 2O APRIL 2018
TENTANG PELAKSANA KEGIATAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
:

NO NAMA JABATAN PANGKAT / GOL


1 dr. Hidayat Kepala Instalasi Gawat Darurat Penata / III c
2 dr. Arif Budiman Kepala Instalasi Rawat Jalan Penata Tk. I / III d
3 Nurwahiddah, S.Kep., Ners. Kepala Instalasi Rawat Inap Penata / III c
5 Yuli Astuti, S. Farm. Apt. Kepala Instalasi Farmasi Pembina / IV a
6 Mustasyar, SST. Kepala Instalasi Radiologi Penata Muda / III a
7 Nurani Kepala Instalasi Laboratorium Penata Tk. I / III d
8 Andi Chandra Utama, A. Md.Tem Kepala IPRS Penata Muda Tk. I / III b
9 Nurnahari, AMG Kepala Instalasi Gizi Penata / III a
10 Amiruddin, A.Md. Pk. Kepala Rekam Medik Penata Muda / III a
11 M. Aminullah, S.Kep. Kepala Instalasi Bedah Sentral Penata Muda Tk. I / III b
12 Siti Hardinarti Kepala PKMRS Penata Tk. I / III d

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
c. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan
peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi.
d. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
e. Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien
f. Merujuk pasien adalah mengirim pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas
khusus yang tidak tersedia di Rumah Sakit Umum Kota Bima ke Rumah Sakit Lain atau atas
keinginan pasien / keluarga pasien.
g. Setiap pasien yang akan dirujuk harus dalam kondisi stabil, kriteria stabil disisni:
1)Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas.
2)Oksigenasi adekuat.
3)Tidak dalam keadaan syock.
4)Tidak kejang.
5)Imobilasi fraktur (bila ada).
h. Sebelum merujuk pasien, petugas yang berwenang wajib menghubungi RS tujuan terlebih dahulu

i. Dokter yang sedang bertugas wajib mengisi lembar rujukan


j. Pasien dirujuk dengan menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima atau
RS tujuan, lengkap dengan alat-alat penujang kehidupan yang dibutuhkan ataupun menggunakan
kendaraan sendiri
k. Pasien gawat darurat dirujuk dengan pendampingan dari perawat UGD agar dapt memberikan
pertolongan Bantuan Hidup Dasar jika diperlukan
l. Pasien yang tidak gawat darurat dapat dirujuk dengan menggunakan kendaraan sendiri /
ambulans tanpa pendamping.
m. Bila pasien dirujuk ke luar kota, maka pendamping (dokter/perawat) harus mendapat surat tugas
dari pimpinan rumah sakit dan setelah selesai wajib memberi alporan kepada atasan yang
memberi tugas
n. Pasien dapat dirujuk ke RS rekanan ataupun RS sesuai pilihan pasien /keluarga pasien

6 Penundaan Pelayanan
Pasien mendapatkan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan dan
alternatif yang tersedia sesuai dengan kebutuhan klinik pasien.
7 Pemulangan Pasien
DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien
untuk dipulangkan
8 Kriteria pasien pulang:
a. Masalah utama yang berhubungan dengan penyakit pasien selesai.
b. Kondisi pasien stabil.
c. Permintaan pasien atau keluarga (dengan menandatangani surat pernyataan pulang paksa).

d Pasien meninggal.
e. Diijinkan DPJP.
f. Telah menyelesaikan semua urusan administrasi.
9 Transportasi
Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan
dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
10 Hak Pasien Dan Keluarga
a. Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien.
b. Pelayanan melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan.
c. Pelayanan melindungi dari kekerasan fisik.
d. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan
yang layak.
e Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan atau keluarga.
f. Rumah sakit membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan didalam
maupun diluar rumah sakit.
g. Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang
ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami
pasien.
h. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan
tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
11 Penolakan Pelayanan Dan Pengobatan
a. Rumah sakit memberitahukanhak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan.
b. Rumah sakit menghormati pasien dan keluarganya tentang keinginan dan pilihan pasien untuk
menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar (Do Not
Resuscitate).
12 Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih
sayang pada akhir kehidupannya.
13 Asesmen Pasien :
a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui
suatu proses asesmen yang baku.
b. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan
sertifikasi dapat melakukan asesmen.
c. Asesmen awal medis di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan dalam

waktu maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini/cepat
sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
e. Asesmen awal keperawatan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan
dalam waktu maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah
sakit.
f. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih cepat
sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
g. Asemen awal nyeri, gizi dan resiko jatuh harus seudah selesai dilakukan maksimal 5 menit sejak
admisi pasien.
h. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada
rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui
dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
i. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan, sejak

asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.
j. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (discharge).

k. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan
untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau
untuk pemulangan pasien.
l. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.
m.Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap adalah :
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Pemeriksaan penunjang
7)Diagnosa
8)Discharge Planning
n.Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan adalah:
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Diagnosa
14 Manajemen Obat
a. Semua obat-obat yang perlu diwaspadai dikelola dengan prosedur khusus yang telah ditetapkan
rumah sakit.
b. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis
dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut,bila
diperkenankan kebijakan.
c. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan
dengan cara yang membatasi akses (restrict access).
d. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi,

penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan.


e. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/perbekalan farmasi yang
beredar di rumah sakit.
f. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
g. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
15 Manajemen Nutrisi
Pasien di skrining untuk status gizi
16 Manajemen Nyeri :
a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit dilakukan asesmen mengenai nyeri.

b. Asesmen nyeri menggunakan :


1)Pasien dewasa : Numeric Pain Scale (NPS)
2)Pasien anak < 1 Tahun : Neonatal Infants Pain Scale (NIPS)
3)Pasien anak 1-3 Tahun : Face Legs Activity Cry Consolability Scale (FLACCS)
4)Pasien anak > 3 Tahun : Wong Baker Faces Rating Scale (WBFRS)
5)Pasien dewasa, anak dan bayi yang tidak sadar : Comfort Scale
17 Surgical Safety Checklist
a. Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus diberi penandaan di area operasi dengan
melibatkan pasien.
b. Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur,
dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan
fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur “sebelum

insisi / time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan.


18 Hand Hygiene
Semua staf harus mampu melakukan cuci tangan sesuai panduan yang berlaku
19 Risiko Jatuh
a. Semua pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima harus dilakukan
asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Semua pasien yang dianggap beresiko jatuh harus diterapkan langkah-langkah untuk mengurangi
risiko jatuh.
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh
maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
20 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) :
a. Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sepenuhnya hak pasien.
b. DPJP di ICU adalah dokter spesialis anestesi, kecuali permintaan pasien.
c. DPJP bertanggung jawab terhadap semua pelayanan kepada pasien.
d. DPJP wajib melengkapi berkas rekam medis pasien.
e. DPJP wajib memenuhi hak pasien.
f. DPJP pada kasus pasien operasi adalah dokter operator.
21 Komunikasi Efektif :
a. Komunikasi antar petugas kesehatan dilakukan dengan metode SBAR.
b. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
d. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut.
22 Millenium Development Goals (MDG’s).
Program MDG’s di Rumah Sakit Umum Kota Bima meliputi Program PONEK dan Program TB DOT’s.

23 Manajemen Di Instalasi
a. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
c. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan
sekali.
d. Setiap bulan wajib membuat laporan.
24 Kalibrasi
Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
25 Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja)

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PETUGAS MEDIS PELAKSANA KEGIATAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima
diperlukan kebijakan pelayanan yang berkualitas;
b. bahwa untuk mandapatkan pelayanan yang bekualitas tersebut di perlukan penetapan
kebijakan pelayanan di Rumah Sakit Umum daerah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman termasksud dalam a dan b maka perlu di
tetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1462/Menkes/SK/XII/2006 Tentang Petunjuk Teknis
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
5 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
6 Keputusan Menteri Kesehatan No 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis di Rumah Sakit
7 Peraturan Menteri Kesehatan No 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang Penyelenggaraan
Praktik Dokter dan Dokter Gigi
8 Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
9 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien
10 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008
Tentang Pedoman Penyelenggaraan / Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima tentang Petugas Medis Pelaksana
Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima;
KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bima sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata
diperlukan perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : 2O APRIL 2018
PETUGAS MEDIS PELAKSANA KEGIATAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TENTANG
: KOTA BIMA

NO NAMA JABATAN PANGKAT / GOL


1 dr. Sri Yati, M.Sc., S.PA. Kepala SMF Anak Penata / III c
2 dr. Rizal Syarifuddin, S.PPd. Kepala SMF Penyakit Dalam Penata / III c
3 dr. Arif Budiman Kepala Instalasi Rawat Jalan Penata Muda TK. I / III d
5 dr. Hidayat Kepala Instalasi Gawat Darurat Penata / III c
6 dr. Fitri Kurniasuci Kepala Caesmix Penata / III c
7 dr. Andi Fadila Ariani Malaka Dokter Poli Dalam Penata Muda Tk. I / III b
8 dr. Rhima Syahdatul Ainy Dokter Poli Bedah
9 dr. Miftah Nafi'urizki Dokter Jaga UGD
10 dr. Sumiyati Dokter Jaga UGD
11 dr. Budi Ratna Aryani Dokter Jaga UGD
12 dr. Abdul Jabar Yusuf Dokter Jaga UGD
13 dr. St. Hajar Putri Dwiyanti Dokter Poli Umum

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
c. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan
peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi.
d. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
e. Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien
f. Merujuk pasien adalah mengirim pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas
khusus yang tidak tersedia di Rumah Sakit Umum Kota Bima ke Rumah Sakit Lain atau atas
keinginan pasien / keluarga pasien.
g. Setiap pasien yang akan dirujuk harus dalam kondisi stabil, kriteria stabil disisni:
1)Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas.
2)Oksigenasi adekuat.
3)Tidak dalam keadaan syock.
4)Tidak kejang.
5)Imobilasi fraktur (bila ada).
h. Sebelum merujuk pasien, petugas yang berwenang wajib menghubungi RS tujuan terlebih dahulu

i. Dokter yang sedang bertugas wajib mengisi lembar rujukan


j. Pasien dirujuk dengan menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima atau
RS tujuan, lengkap dengan alat-alat penujang kehidupan yang dibutuhkan ataupun menggunakan
kendaraan sendiri
k. Pasien gawat darurat dirujuk dengan pendampingan dari perawat UGD agar dapt memberikan
pertolongan Bantuan Hidup Dasar jika diperlukan
l. Pasien yang tidak gawat darurat dapat dirujuk dengan menggunakan kendaraan sendiri /
ambulans tanpa pendamping.
m. Bila pasien dirujuk ke luar kota, maka pendamping (dokter/perawat) harus mendapat surat tugas
dari pimpinan rumah sakit dan setelah selesai wajib memberi alporan kepada atasan yang
memberi tugas
n. Pasien dapat dirujuk ke RS rekanan ataupun RS sesuai pilihan pasien /keluarga pasien

6 Penundaan Pelayanan
Pasien mendapatkan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan dan
alternatif yang tersedia sesuai dengan kebutuhan klinik pasien.
7 Pemulangan Pasien
DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien
untuk dipulangkan
8 Kriteria pasien pulang:
a. Masalah utama yang berhubungan dengan penyakit pasien selesai.
b. Kondisi pasien stabil.
c. Permintaan pasien atau keluarga (dengan menandatangani surat pernyataan pulang paksa).

d Pasien meninggal.
e. Diijinkan DPJP.
f. Telah menyelesaikan semua urusan administrasi.
9 Transportasi
Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan
dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
10 Hak Pasien Dan Keluarga
a. Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien.
b. Pelayanan melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan.
c. Pelayanan melindungi dari kekerasan fisik.
d. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan
yang layak.
e Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan atau keluarga.
f. Rumah sakit membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan didalam
maupun diluar rumah sakit.
g. Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang
ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami
pasien.
h. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan
tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
11 Penolakan Pelayanan Dan Pengobatan
a. Rumah sakit memberitahukanhak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan.
b. Rumah sakit menghormati pasien dan keluarganya tentang keinginan dan pilihan pasien untuk
menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar (Do Not
Resuscitate).
12 Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih
sayang pada akhir kehidupannya.
13 Asesmen Pasien :
a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui
suatu proses asesmen yang baku.
b. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan
sertifikasi dapat melakukan asesmen.
c. Asesmen awal medis di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan dalam

waktu maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini/cepat
sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
e. Asesmen awal keperawatan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan
dalam waktu maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah
sakit.
f. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih cepat
sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
g. Asemen awal nyeri, gizi dan resiko jatuh harus seudah selesai dilakukan maksimal 5 menit sejak
admisi pasien.
h. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada
rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui
dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
i. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan, sejak
asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.
j. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (discharge).

k. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan
untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau
untuk pemulangan pasien.
l. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.
m.Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap adalah :
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Pemeriksaan penunjang
7)Diagnosa
8)Discharge Planning
n.Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan adalah:
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Diagnosa
14 Manajemen Obat
a. Semua obat-obat yang perlu diwaspadai dikelola dengan prosedur khusus yang telah ditetapkan
rumah sakit.
b. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis
dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut,bila
diperkenankan kebijakan.
c. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan
dengan cara yang membatasi akses (restrict access).
d. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi,

penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan.


e. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/perbekalan farmasi yang
beredar di rumah sakit.
f. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
g. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
15 Manajemen Nutrisi
Pasien di skrining untuk status gizi
16 Manajemen Nyeri :
a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit dilakukan asesmen mengenai nyeri.

b. Asesmen nyeri menggunakan :


1)Pasien dewasa : Numeric Pain Scale (NPS)
2)Pasien anak < 1 Tahun : Neonatal Infants Pain Scale (NIPS)
3)Pasien anak 1-3 Tahun : Face Legs Activity Cry Consolability Scale (FLACCS)
4)Pasien anak > 3 Tahun : Wong Baker Faces Rating Scale (WBFRS)
5)Pasien dewasa, anak dan bayi yang tidak sadar : Comfort Scale
17 Surgical Safety Checklist
a. Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus diberi penandaan di area operasi dengan
melibatkan pasien.
b. Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur,
dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan
fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur “sebelum

insisi / time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan.


18 Hand Hygiene
Semua staf harus mampu melakukan cuci tangan sesuai panduan yang berlaku
19 Risiko Jatuh
a. Semua pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima harus dilakukan
asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Semua pasien yang dianggap beresiko jatuh harus diterapkan langkah-langkah untuk mengurangi
risiko jatuh.
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh
maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
20 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) :
a. Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sepenuhnya hak pasien.
b. DPJP di ICU adalah dokter spesialis anestesi, kecuali permintaan pasien.
c. DPJP bertanggung jawab terhadap semua pelayanan kepada pasien.
d. DPJP wajib melengkapi berkas rekam medis pasien.
e. DPJP wajib memenuhi hak pasien.
f. DPJP pada kasus pasien operasi adalah dokter operator.
21 Komunikasi Efektif :
a. Komunikasi antar petugas kesehatan dilakukan dengan metode SBAR.
b. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
d. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut.
22 Millenium Development Goals (MDG’s).
Program MDG’s di Rumah Sakit Umum Kota Bima meliputi Program PONEK dan Program TB DOT’s.

23 Manajemen Di Instalasi
a. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
c. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan
sekali.
d. Setiap bulan wajib membuat laporan.
24 Kalibrasi
Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
25 Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja)

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PELAKSANA KEGIATAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima diperlukan kebijakan
pelayanan yang berkualitas;
b. bahwa untuk mandapatkan pelayanan yang bekualitas tersebut di perlukan penetapan kebijakan
pelayanan di Rumah Sakit Umum daerah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman termasksud dalam a dan b maka perlu di tetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1462/Menkes/SK/XII/2006 Tentang Petunjuk Teknis Promosi
4
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
5
Rumah Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan No 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf
6
Medis di Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan No 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter
7
dan Dokter Gigi
8 Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tantang Rekam
9
Medis.
10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Pedoman


11
Penyelenggaraan / Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197
12 / Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima tentang Pelaksana Kegiatan Pelayanan Kesehatan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima;
KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata diperlukan
perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : 2O APRIL 2018
TENTANG PELAKSANA KEGIATAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
:

A. INSTALASI GAWAT DARURAT


NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
1 Nurhidayah, S.Kep.Ners . Penata / III c Koordinator
2 Nurwahyuni, S.Kep.Ns. Penata / III c Perawat Pelaksana
3 Yulianti Rahmaniah, A. Md.Kep. Penata Muda Tk. I / III b Perawat Pelaksana
4 Astri Puji Lestari, A.Md. Kep. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana
5 Taufikurrahman, AMK. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana
6 Ni Nengah Dewi Yanti Pengatur Tk. I / II d Perawat Pelaksana
7 Rizal Sirqi Pengatur / II c Perawat Pelaksana
8 Tri Amalaia Pengatur Muda / II a Perawat Pelaksana

B RAWAT INAP
NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
1 Nurwahidah, S.Kep.Ns. Penata / III c Koordinator
2 Elly Haryati, A.Md.Kep. Penata / III c Tenaga Paramedis
3 Suharti, S.Kep. Ns . Penata / III c Tenaga Paramedis
5 Purnamasari, S.Kep. Ns. Penata / III c Tenaga Paramedis
6 Nurhidayati, AMK. Penata Muda Tk. I / III b Tenaga Paramedis
7 Eni Asmariani., A.Md.Kep. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
8 Andi Rahman, A.Md. Kep. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
9 Estiana Rahmawati, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
10 Rodiah Istiqomah, S.Kep.Ns. Pengatur / II c Tenaga Paramedis
11 Fuziah, S.Kep.Ns. Penata / III c Tenaga Paramedis

C RUANG BERSALIN
NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
1 Sri Rahayu, SST. Pembina/ IV a Koordinator
2 Yuyun Fadlun, A.Md.Keb. Penata / III c Bidan Pelaksana
3 Rohani, A.Md.Keb. Penata / III c Bidan Pelaksana
5 Erna Juniar, A.Md.Keb. Penata / III c Bidan Pelaksana
6 Wardatul Jannah, A.Md.Keb. Penata Muda Tk. I / III b Bidan Pelaksana
7 Sri Windiarti, SST. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana
8 Astuti, A.Md.Keb. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana
9 Mardiaturrahma, A.Md.Keb. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana

D RAWAT JALAN
NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
a. Poli Kandungan
1 Sri Mulyati, A.Md.Keb. Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Hawsyah Penata Tk. I / III d Bidan Pelaksana
3 Nurhaedah Penata Tk. I / III d Bidan Pelaksana
b. Poli bedah
1 Suriyansyah Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Misbah, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana
c. Poli Gigi
1 drg. Elly Rosdalena Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Rita Rosari S. Penata Muda Tk. I / III b Perawat Gigi Pelaksana
3 Lina Kurniati, A.MKG Penata Muda / III a Perawat Gigi Pelaksana
d. Poli Anak
1 Nurjanah, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Koordinator
2 Kurniati, S.Kep. Penata Muda Tk. I / III b Perawat Pelaksana
3 Sri Fani, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana
e. Poli Dalam
1 Mahdalena, A.Md.Kep. Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Chaira Ummah, S.Kep. Ns Penata Tk. I / III d Perawat Pelaksana
3 Lina Kurniawati, A.Md.Kep. Penata Tk. I / III d Perawat Pelaksana
4 Lila Daniati, A.Md.Kep. Pengatur Tk. I / II d Perawat Pelaksana
f. Poli Umum
1 Nurhayati Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Yeni Rahmawati, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana

E INSTALASI FARMASI
1 Yuli Astuti, S.Si, Apt. Pembina / IV a Koordinator
2 Isye Nurtawati, S.Farm, Apt. Penata Tk. I / III d Penanggung Jawab Gudang Obat
3 Nabillah, S.Farm. Apt. Penata Tk. I / III d Penanggung jawab Unit Rawat Inap
4 Yedi Muslih, S.Farm. Apt. Penata Muda Tk. I / III b Penanggung Jawab Unit Rawat Jalan
5 Maisah Yulianti Pengatur Muda Petugas Gudang Obat

F INSTALASI LABORATORIUM
1 Nuraini Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Ririn Apriani, A.Md.AK. Penata Muda / III a PLK Pelaksana
3 Nurtauhiddah, A.Md.AK. Pengatur Tk. I / II d PLK Pelaksana

G INSTALASI RADIOLOGI
1 Mustasyar, SST. Penata Muda / III a Koordinator
2 Ika Yuli Mantika, A.Md.Rad. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana
3 Abdul Fuad Penata Muda Tk. I / III b Radiografer Pelaksana
4 Nurhilal Fahria, A.Md.Rad Penata Muda Tk. I / III b Radiografer Pelaksana

H INSTALASI REKAM MEDIK


1 Sri Suryadini Penata Muda / III a Koordinator
2 Sri Miryatin Pengatur Tk. I / II d Perekam Medis pelaksana
3 Siti Kamrin Penata Muda Tk. I / III b Prakarya

I INSTALASI CAESMIX
1 Amiruddin, A.Md.Pk. Penata Muda / III a Koordinator
2 Eriyati, SKM. Pembina / IVa Verifikator
3 Rahmatul Hidayah, SST Penata Muda / III a SIRS
4 Fikral Septian Wilantara , A.Md.RO. Pengatur / II c Costing
5 Panca Anggraini, A.Md.Kep. Pengatur / II c Bendahara

J INSTALASI IPRS
1 Andi Chandra Budi Utama, A.Md.Tem Penata Muda Tk. I / III b Koordinator

K INSTALASI GIZI
1 Asri Fidiani, S.Gz. Penata / III c Koordinator
2 Nurnahari, AMG. Pengatur Tk. I / II d Nutrisionis pelaksana

L INSTALASI FISIOTERAPI
1 Ali Ahyar Ridha, S.Fis. Penata Muda / III a Koordinator
2 Evi Trisnawati, A.Md.Fis. Penata Muda / III a Fisioterapi pelaksana

M INSTALASI BEDAH SENTRAL


1 Thoriqatul, SST Pembina / IV a Koordinator
2 M. Aminullah, S.Kep. Penata Muda Tk. I / III b Perawat Pelaksana

N INSTALASI PKRS
1 Siti Hardinarti Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Lili Suryati, AMKL. Pengatur / II c Sanitarian Pelaksana
3 Agus Salim Arsyad, SKM. Penata Muda Tk. I / III b Penyuluh Kesehatan
O TATA USAHA
1 Nur Innayah, A.Md.Kep. Penata / III c Ka. Tata Usaha
2 Ria saraswati, S.Kep.MPH. Penata / III c Bidang Pelayanan Publik
3 Wahyudin, S.Kep.MPH. Penata Muda Tk .I / III b Bidang Informai dan Kepegawaian
4 Edison, SOS. Penata Muda / III a Staff
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. M.Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
c. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan peralatan apa
yang dibutuhkan selama transportasi.
d. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
e. Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien
f. Merujuk pasien adalah mengirim pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas khusus
yang tidak tersedia di Rumah Sakit Umum Kota Bima ke Rumah Sakit Lain atau atas keinginan pasien /
keluarga pasien.
g. Setiap pasien yang akan dirujuk harus dalam kondisi stabil, kriteria stabil disisni:
1)Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas.
2)Oksigenasi adekuat.
3)Tidak dalam keadaan syock.
4)Tidak kejang.
5)Imobilasi fraktur (bila ada).
h. Sebelum merujuk pasien, petugas yang berwenang wajib menghubungi RS tujuan terlebih dahulu

i. Dokter yang sedang bertugas wajib mengisi lembar rujukan


j. Pasien dirujuk dengan menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima atau RS tujuan,

lengkap dengan alat-alat penujang kehidupan yang dibutuhkan ataupun menggunakan kendaraan sendiri
k. Pasien gawat darurat dirujuk dengan pendampingan dari perawat UGD agar dapt memberikan pertolongan
Bantuan Hidup Dasar jika diperlukan
l. Pasien yang tidak gawat darurat dapat dirujuk dengan menggunakan kendaraan sendiri / ambulans tanpa
pendamping.
m. Bila pasien dirujuk ke luar kota, maka pendamping (dokter/perawat) harus mendapat surat tugas dari

pimpinan rumah sakit dan setelah selesai wajib memberi alporan kepada atasan yang memberi tugas
n. Pasien dapat dirujuk ke RS rekanan ataupun RS sesuai pilihan pasien /keluarga pasien

6 Penundaan Pelayanan
Pasien mendapatkan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan dan alternatif yang
tersedia sesuai dengan kebutuhan klinik pasien.
7 Pemulangan Pasien
DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk
dipulangkan
8 Kriteria pasien pulang:
a. Masalah utama yang berhubungan dengan penyakit pasien selesai.
b. Kondisi pasien stabil.
c. Permintaan pasien atau keluarga (dengan menandatangani surat pernyataan pulang paksa).

d Pasien meninggal.
e. Diijinkan DPJP.
f. Telah menyelesaikan semua urusan administrasi.
9 Transportasi
Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan
pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
10 Hak Pasien Dan Keluarga
a. Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien.
b. Pelayanan melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan.
c. Pelayanan melindungi dari kekerasan fisik.
d. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.

e Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan atau keluarga.
f. Rumah sakit membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan didalam maupun diluar
rumah sakit.
g. Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah

sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
h. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan
serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
11 Penolakan Pelayanan Dan Pengobatan
a. Rumah sakit memberitahukanhak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.

b. Rumah sakit menghormati pasien dan keluarganya tentang keinginan dan pilihan pasien untuk menolak

pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar (Do Not Resuscitate).
12 Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang pada
akhir kehidupannya.
13 Asesmen Pasien :
a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses
asesmen yang baku.
b. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan sertifikasi
dapat melakukan asesmen.
c. Asesmen awal medis di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan dalam waktu

maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai
kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
e. Asesmen awal keperawatan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan dalam waktu

maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
f. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih cepat sesuai
kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
g. Asemen awal nyeri, gizi dan resiko jatuh harus seudah selesai dilakukan maksimal 5 menit sejak admisi pasien.

h. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di
rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah
diulangi.
i. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan, sejak asesmen dicatat

dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.


j. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (discharge).

k. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan untuk
menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan
pasien.
l. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.
m.Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap adalah :
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Pemeriksaan penunjang
7)Diagnosa
8)Discharge Planning
n.Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan adalah:
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Diagnosa
14 Manajemen Obat
a. Semua obat-obat yang perlu diwaspadai dikelola dengan prosedur khusus yang telah ditetapkan rumah sakit.

b. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan

diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut,bila diperkenankan kebijakan.
c. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara
yang membatasi akses (restrict access).
d. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan,

distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan.


e. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/perbekalan farmasi yang beredar di
rumah sakit.
f. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik
yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
g. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
15 Manajemen Nutrisi
Pasien di skrining untuk status gizi
16 Manajemen Nyeri :
a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit dilakukan asesmen mengenai nyeri.

b. Asesmen nyeri menggunakan :


1)Pasien dewasa : Numeric Pain Scale (NPS)
2)Pasien anak < 1 Tahun : Neonatal Infants Pain Scale (NIPS)
3)Pasien anak 1-3 Tahun : Face Legs Activity Cry Consolability Scale (FLACCS)
4)Pasien anak > 3 Tahun : Wong Baker Faces Rating Scale (WBFRS)
5)Pasien dewasa, anak dan bayi yang tidak sadar : Comfort Scale
17 Surgical Safety Checklist
a. Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus diberi penandaan di area operasi dengan melibatkan pasien.

b. Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-

pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur “sebelum insisi / time-

out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan.


18 Hand Hygiene
Semua staf harus mampu melakukan cuci tangan sesuai panduan yang berlaku
19 Risiko Jatuh
a. Semua pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima harus dilakukan asesmen awal
risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan.
b. Semua pasien yang dianggap beresiko jatuh harus diterapkan langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuh.

c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun
dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
20 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) :
a. Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sepenuhnya hak pasien.
b. DPJP di ICU adalah dokter spesialis anestesi, kecuali permintaan pasien.
c. DPJP bertanggung jawab terhadap semua pelayanan kepada pasien.
d. DPJP wajib melengkapi berkas rekam medis pasien.
e. DPJP wajib memenuhi hak pasien.
f. DPJP pada kasus pasien operasi adalah dokter operator.
21 Komunikasi Efektif :
a. Komunikasi antar petugas kesehatan dilakukan dengan metode SBAR.
b. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
d. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
22 Millenium Development Goals (MDG’s).
Program MDG’s di Rumah Sakit Umum Kota Bima meliputi Program PONEK dan Program TB DOT’s.

23 Manajemen Di Instalasi
a. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
c. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali.

d. Setiap bulan wajib membuat laporan.


24 Kalibrasi
Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

25 Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
TIM CAESEMIX DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima diperlukan kebijakan
pelayanan yang berkualitas;
b. bahwa untuk mandapatkan pelayanan yang bekualitas tersebut di perlukan penetapan kebijakan
pelayanan di Rumah Sakit Umum daerah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman termasksud dalam a dan b maka perlu di tetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4 Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tantang Rekam
5
Medis.
6 Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2014 tentang Sistem Indonesian Case Base Groups ( INA-CBGs)

MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima tentang Tim Caesemix di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bima;
KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata diperlukan
perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : 2O APRIL 2018
TENTANG PELAKSANA KEGIATAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
:

A. INSTALASI GAWAT DARURAT


NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
1 Nurhidayah, S.Kep.Ners . Penata / III c Koordinator
2 Nurwahyuni, S.Kep.Ns. Penata / III c Perawat Pelaksana
3 Yulianti Rahmaniah, A. Md.Kep. Penata Muda Tk. I / III b Tenaga Paramedis
4 Astri Puji Lestari, A.Md. Kep. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
5 Taufikurrahman, AMK. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
6 Ni Nengah Dewi Yanti Pengatur Tk. I / II d Tenaga Paramedis
7 Tri Amalaia Pengatur Muda / II a Tenaga Paramedis

B RAWAT INAP
NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
1 Nurwahidah, S.Kep.Ns. Penata / III c Koordinator
2 Elly Haryati, A.Md.Kep. Penata / III c Tenaga Paramedis
3 Suharti, S.Kep. Ns . Penata / III c Tenaga Paramedis
5 Purnamasari, S.Kep. Ns. Penata / III c Tenaga Paramedis
6 Nurhidayati, AMK. Penata Muda Tk. I / III b Tenaga Paramedis
7 Eni Asmariani., A.Md.Kep. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
8 Andi Rahman, A.Md. Kep. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
9 Estiana Rahmawati, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Tenaga Paramedis
10 Rodiah Istiqomah, S.Kep.Ns. Pengatur / II c Tenaga Paramedis
11 Fuziah, S.Kep.Ns. Penata / III c Tenaga Paramedis

C RUANG BERSALIN
NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
1 Sri Rahayu, SST. Pembina/ IV a Koordinator
2 Yuyun Fadlun, A.Md.Keb. Penata / III c Bidan Pelaksana
3 Rohani, A.Md.Keb. Penata / III c Bidan Pelaksana
5 Erna Juniar, A.Md.Keb. Penata / III c Bidan Pelaksana
6 Wardatul Jannah, A.Md.Keb. Penata Muda Tk. I / III b Bidan Pelaksana
7 Sri Windiarti, SST. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana
8 Astuti, A.Md.Keb. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana
9 Mardiaturrahma, A.Md.Keb. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana

D RAWAT JALAN
NO NAMA PETUGAS PANGKAT / GOL KETERANGAN
a. Poli Kandungan
1 Sri Mulyati, A.Md.Keb. Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Hawsyah Penata Tk. I / III d Bidan Pelaksana
3 Nurhaedah Penata Tk. I / III d Bidan Pelaksana
b. Poli bedah
1 Suriyansyah Penata Tk. I / III d Koordinator
2 Misbah, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana
c. Poli Gigi
1 drg. Elly Rosdalena Penata Tk. I / III d Koordinator
Rita Rosari S. Penata Muda Tk. I / III b Perawat Gigi Pelaksana
Lina Kurniati, A.MKG Penata Muda / III a Perawat Gigi Pelaksana
d. Poli Anak
1 Nurjanah, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Koordinator
Kurniati, S.Kep. Penata Muda Tk. I / III b Perawat Pelaksana
Sri Fani, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana
e. Poli Dalam
Mahdalena, A.Md.Kep. Penata Tk. I / III d Koordinator
Chaira Ummah, S.Kep. Ns Penata Tk. I / III d Perawat Pelaksana
Lina Kurniawati, A.Md.Kep. Penata Tk. I / III d Perawat Pelaksana
Lila Daniati, A.Md.Kep. Pengatur Tk. I / II d Perawat Pelaksana
f. Poli Umum
Nurhayati Penata Tk. I / III d Koordinator
Yeni Rahmawati, A.Md.Kep. Penata Muda / III a Perawat Pelaksana

E INSTALASI FARMASI
Yuli Astuti, S.Si, Apt. Pembina / IV a Koordinator
Isye Nurtawati, S.Farm, Apt. Penata Tk. I / III d Penanggung Jawab Gudang Obat
Nabillah, S.Farm. Apt. Penata Tk. I / III d Penanggung jawab Unit Rawat Inap
Yedi Muslih, S.Farm. Apt. Penata Muda Tk. I / III b Penanggung Jawab Unit Rawat Jalan
Maisah Yulianti Pengatur Muda Petugas Gudang Obat

F INSTALASI LABORATORIUM
Nuraini Penata Tk. I / III d Koordinator
Ririn Apriani, A.Md.AK. Penata Muda / III a PLK Pelaksana
Nurtauhiddah, A.Md.AK. Pengatur Tk. I / II d PLK Pelaksana

G INSTALASI RADIOLOGI
Mustasyar, SST. Penata Muda / III a Koordinator
Ika Yuli Mantika, A.Md.Rad. Penata Muda / III a Bidan Pelaksana
Abdul Fuad Penata Muda Tk. I / III b Radiografer Pelaksana
Nurhilal Fahria, A.Md.Rad Penata Muda Tk. I / III b Radiografer Pelaksana

H INSTALASI REKAM MEDIK


Sri Suryadini Penata Muda / III a Koordinator
Sri Miryatin Pengatur Tk. I / II d Perekam Medis pelaksana
Siti Kamrin Penata Muda Tk. I / III b Prakarya
Rizal Sirqi Pengatur / II c Perawat Pelaksana

I INSTALASI CAESMIX
Amiruddin, A.Md.Pk. Penata Muda / III a Koordinator
Eriyati, SKM. Pembina / IVa Verifikator
Rahmatul Hidayah, SST Penata Muda / III a SIRS
Fikral Septian Wilantara , A.Md.RO. Pengatur / II c Costing

J INSTALASI IPRS
Andi Chandra Budi Utama, A.Md.Tem Penata Muda Tk. I / III b Koordinator

K INSTALASI GIZI
Asri Fidiani, S.Gz. Penata / III c Koordinator
Nurnahari, AMG. Pengatur Tk. I / II d Nutrisionis pelaksana

L INSTALASI FISIOTERAPI
Ali Ahyar Ridha, S.Fis. Penata Muda / III a Koordinator
Evi Trisnawati, A.Md.Fis. Penata Muda / III a Fisioterapi pelaksana

M INSTALASI BEDAH SENTRAL


Thoriqatul, SST Pembina / IV a Koordinator
M. Aminullah, S.Kep. Penata Muda Tk. I / III b Perawat Pelaksana

N INSTALASI PKRS
Siti Hardinarti Penata Tk. I / III d Koordinator
Lili Suryati, AMKL. Pengatur / II c Sanitarian Pelaksana
Agus Salim Arsyad, SKM. Penata Muda Tk. I / III b Penyuluh Kesehatan
O TATA USAHA
Nur Innayah, A.Md.Kep. Penata / III c Koordinator
Ria saraswati, S.Kep.MPH. Penata / III c
Wahyudin, S.Kep.MPH. Penata Muda / III a
Panca Anggraini, A.Md.Kep. Pengatur / II c
Edison, SOS. Penata Muda / III a
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. M.Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
c. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan peralatan apa
yang dibutuhkan selama transportasi.
d. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
e. Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien
f. Merujuk pasien adalah mengirim pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas khusus
yang tidak tersedia di Rumah Sakit Umum Kota Bima ke Rumah Sakit Lain atau atas keinginan pasien /
keluarga pasien.
g. Setiap pasien yang akan dirujuk harus dalam kondisi stabil, kriteria stabil disisni:
1)Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas.
2)Oksigenasi adekuat.
3)Tidak dalam keadaan syock.
4)Tidak kejang.
5)Imobilasi fraktur (bila ada).
h. Sebelum merujuk pasien, petugas yang berwenang wajib menghubungi RS tujuan terlebih dahulu

i. Dokter yang sedang bertugas wajib mengisi lembar rujukan


j. Pasien dirujuk dengan menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima atau RS tujuan,

lengkap dengan alat-alat penujang kehidupan yang dibutuhkan ataupun menggunakan kendaraan sendiri
k. Pasien gawat darurat dirujuk dengan pendampingan dari perawat UGD agar dapt memberikan pertolongan
Bantuan Hidup Dasar jika diperlukan
l. Pasien yang tidak gawat darurat dapat dirujuk dengan menggunakan kendaraan sendiri / ambulans tanpa
pendamping.
m. Bila pasien dirujuk ke luar kota, maka pendamping (dokter/perawat) harus mendapat surat tugas dari

pimpinan rumah sakit dan setelah selesai wajib memberi alporan kepada atasan yang memberi tugas
n. Pasien dapat dirujuk ke RS rekanan ataupun RS sesuai pilihan pasien /keluarga pasien

6 Penundaan Pelayanan
Pasien mendapatkan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan dan alternatif yang
tersedia sesuai dengan kebutuhan klinik pasien.
7 Pemulangan Pasien
DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk
dipulangkan
8 Kriteria pasien pulang:
a. Masalah utama yang berhubungan dengan penyakit pasien selesai.
b. Kondisi pasien stabil.
c. Permintaan pasien atau keluarga (dengan menandatangani surat pernyataan pulang paksa).

d Pasien meninggal.
e. Diijinkan DPJP.
f. Telah menyelesaikan semua urusan administrasi.
9 Transportasi
Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan
pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
10 Hak Pasien Dan Keluarga
a. Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien.
b. Pelayanan melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan.
c. Pelayanan melindungi dari kekerasan fisik.
d. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.

e Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan atau keluarga.
f. Rumah sakit membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan didalam maupun diluar
rumah sakit.
g. Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah

sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
h. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan
serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
11 Penolakan Pelayanan Dan Pengobatan
a. Rumah sakit memberitahukanhak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.

b. Rumah sakit menghormati pasien dan keluarganya tentang keinginan dan pilihan pasien untuk menolak

pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar (Do Not Resuscitate).
12 Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang pada
akhir kehidupannya.
13 Asesmen Pasien :
a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses
asesmen yang baku.
b. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan sertifikasi
dapat melakukan asesmen.
c. Asesmen awal medis di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan dalam waktu

maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai
kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
e. Asesmen awal keperawatan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan dalam waktu

maksimal 3 jam atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
f. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih cepat sesuai
kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
g. Asemen awal nyeri, gizi dan resiko jatuh harus seudah selesai dilakukan maksimal 5 menit sejak admisi pasien.

h. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di
rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah
diulangi.
i. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan, sejak asesmen dicatat

dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.


j. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (discharge).

k. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan untuk
menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan
pasien.
l. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.
m.Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap adalah :
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Pemeriksaan penunjang
7)Diagnosa
8)Discharge Planning
n.Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan adalah:
1)Keluhan utama
2)Riwayat penyakit
3)Riwayat penggunaan obat
4)Riwayat penyakit keluarga
5)Pemeriksaan fisik
6)Diagnosa
14 Manajemen Obat
a. Semua obat-obat yang perlu diwaspadai dikelola dengan prosedur khusus yang telah ditetapkan rumah sakit.

b. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan

diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut,bila diperkenankan kebijakan.
c. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara
yang membatasi akses (restrict access).
d. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan,

distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan.


e. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/perbekalan farmasi yang beredar di
rumah sakit.
f. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik
yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
g. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
15 Manajemen Nutrisi
Pasien di skrining untuk status gizi
16 Manajemen Nyeri :
a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit dilakukan asesmen mengenai nyeri.

b. Asesmen nyeri menggunakan :


1)Pasien dewasa : Numeric Pain Scale (NPS)
2)Pasien anak < 1 Tahun : Neonatal Infants Pain Scale (NIPS)
3)Pasien anak 1-3 Tahun : Face Legs Activity Cry Consolability Scale (FLACCS)
4)Pasien anak > 3 Tahun : Wong Baker Faces Rating Scale (WBFRS)
5)Pasien dewasa, anak dan bayi yang tidak sadar : Comfort Scale
17 Surgical Safety Checklist
a. Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus diberi penandaan di area operasi dengan melibatkan pasien.

b. Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-

pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur “sebelum insisi / time-

out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan.


18 Hand Hygiene
Semua staf harus mampu melakukan cuci tangan sesuai panduan yang berlaku
19 Risiko Jatuh
a. Semua pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima harus dilakukan asesmen awal
risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan.
b. Semua pasien yang dianggap beresiko jatuh harus diterapkan langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuh.

c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun
dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
20 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) :
a. Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sepenuhnya hak pasien.
b. DPJP di ICU adalah dokter spesialis anestesi, kecuali permintaan pasien.
c. DPJP bertanggung jawab terhadap semua pelayanan kepada pasien.
d. DPJP wajib melengkapi berkas rekam medis pasien.
e. DPJP wajib memenuhi hak pasien.
f. DPJP pada kasus pasien operasi adalah dokter operator.
21 Komunikasi Efektif :
a. Komunikasi antar petugas kesehatan dilakukan dengan metode SBAR.
b. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
d. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
22 Millenium Development Goals (MDG’s).
Program MDG’s di Rumah Sakit Umum Kota Bima meliputi Program PONEK dan Program TB DOT’s.

23 Manajemen Di Instalasi
a. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
c. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali.

d. Setiap bulan wajib membuat laporan.


24 Kalibrasi
Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

25 Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Plh. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KOTA BIMA


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PENETAPAN JAM PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

Berdasarkan Keutusan Walikota Bima Nomor 01 tahun 2012 tentang Jam Kerja Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan
Pemerintahan Kota Bima dan dalam rangka meningkatkan disiplin, wibawa dan motifasi kerja serta guna
meningkatkan citra aparatur dalam pemberian pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima. Ketentuan Jam
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima di atur sebagai berikut :

a. Hari Senin - Kamis : Jam 08.00 - 12. 30


b. Hari Jum'at : Jam 08.00 - 10.30
c. Hari Sabtu : Jam 08.00 - 11.30

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata diperlukan perbaikan
maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
JLN. Datuk Dibanta Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018
TENTANG
PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI RSUD KOTA BIMA

Menimbang : a. bahwa pelayanan/ asuhan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan
bagian integral yang tidak dapat di pisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan di
Rumah Sakit;
b. bahwa pelayanan / asuhan keperawatan sebagai salah satu factor penentu baik buruknya Rumah Sakit
oleh karena itu kualitas pelayanan / asuhan keperawatan perlu dipertahankan serta di tingkatkan
seoptimal mungkin.
c. bahwa untuk mencapai butir kedua tersebut di atas, standar asuhan keperawatan sangat di perlukan dan
berfungsi sebagai pedoman serta tolak ukur mutu pelayanan keperawatan yang di berikan;
d. bahwa sehubungan dengan dengan hal tersebut di atas diperlukan keputusan direktur tentang di
berlakukannya standar asuhan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima.

Mengingat : 1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2 Undang - undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
4
Rumah Sakit;
5 Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2013 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
6 Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2017 tentang Izun dan Penyelenggaraan Praktik Bidan .

MEMUTUSKAN / MENETAPKAN
PERTAMA : Memberlakukan surat keputusan direktur Nomor : 828/ / RSUD KOTA / IV / 2018 tentang
pemberlakuan standar asuhan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima sebagai
pedoman pelaksanaan asuhan keperawatan dan kebidanan.;
KEDUA : Menugaskan kepala bagian Keperawatan sebagai yang bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi dan
pemahaman serta terlaksananya dokumen sebagaimana tersebut butir pertama kepada petugas terkait;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata diperlukan
perbaikan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bima
Pada Tanggal 20 April 2018
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima

dr. H. .Natsir
Pembina /IV a
NIP. 19760711 200501 1 008
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
NOMOR : 828/ / RSUD KOTA / IV/ 2018
TANGGAL : 2O APRIL 2018
TENTANG STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
:

Anda mungkin juga menyukai